BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu - M. NURUL HUDA BAB II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

  Penelitian yang pernah dilakukan Sriwidodo tahun 2005 yang berjudul Analisis

  Keseimbangan Kota Semarang. Penelitian Suply-Demand angkutan Taksi

  dimaksudkan untuk menganalisis keseimbangan supply-demand,dan diharapkan dapat memberikan gambaran yang akurat tentang kebutuhan angkutan taksi bagi masyarakat dan perusahaan taksi dalam menyediakan jumlah kendaraan yang optimal ditinjau dari tingkat okupansi perjalananya serta kriterian total biaya minimum.

  Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan data primer dan sekunder maka disimpulkan:

  1. Perusahaan di kota Semarang menerapkan kebijakan jam operasi minimum 18 jam/hari dan maksimum 24 jam/hari, dengan rata-rata panjang perjalanan terdekat 239,40 km/hari dan terjauh 248,20 km/hari, serta jarak tempuh per trip minimum 16,40 kali/hari dan maksimum 20,36 kali/hari. Adapun tingkat okupansi perjalanan rata-rata 53,6%.

  2. Permintaan pelayanan taksi berdasarkan jumlah panggilan telepon selama peiode 1 tahun sebanyak 872,903 panggilan, adapun yang terlayani sebanyak 634,579 panggilan (72,7%) dan yang tidak terlayani 238,579 panggian (27,3%).

  3. Berdasarkan simulasi, titik equilibriumdapat tercapai dalam kondisi minimum sebesar Rp. 58.085,- dengan jumlah armada taksi optimal sebanyak 1.000 unit.

  2.2. Definisi Transportrasi

  Transportrasi adalah suatu sistem yang terdiri dari prasarana/sarana dan sistem pelayanan yang memungkinkan adanya pergerakan keseluruh wilayah sedemikian sehingga:

  • terakomodasi mobilitas penduduk
  • dimungkinkan adanya pergerakan barang
  • dimungkinkannya akses kesemua wilayah ( Tamin, 1997)

  2.3. Kebutuhan Manusia Terhadap Transportrasi 1. Kegiatan transportrasi dapat dilakukan dari beberapa sudut pandang.

  a. Sosial, Masyarakat yang membutuhkan,menggunakan,mengelola transportrasi dan juga melakukan pergerakan.

  b. Fisik, Transportrasi membutuhkan ruang bagi pergerakannya dan guna lahan untuk jaringan jalan.

  c. Ekonomi, Pembangunan prasarana transportrasi suatu daerah dapat dipastikan akan dapat mempengaruhi perekonmian daerah yang bertransportrasi, sedang pembangunan itu sendiri didasarkan atas potensi yang ada didaerah tersebut ( LPM ITB, 1996).

2.3.1. Ciri Kebutuhan Transportrasi

  Kebutuhan akan transportrasi bersifat sangat kualitatif dan mempunyai ciri yang berbeda-beda sebagai fungsi dari waktu, frekuensi, jenis kargo yang diangkut, dan lain-lain. Pelayanan transportrasi yang tidak sesuai kebutuhan akan pergerakan menyebabkan sistem transportrasi tersebut tidak berguna (mubazir). Ciri ini membuat analisis dan peramalan kebutuhan akan pergerakan menjadi semakin sulit.

  Kebutuhan akan pergerakan bersifat sebagai kebutuhan turunan. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut.Seperti kita ketahui, pergerakan terjadi karena adanya proses pemenuhan kebutuhan. Pemenuhan kebutuhan merupakan kegiatan yang biasanya harus dilakukan setiap hari, misalnya pemenuhan kebutuhan akan pekerjaan, pendidikan, kesehatan, dan olahraga. Kita sebenarnya tidak perlu bergerak kalau semua kebutuhan tersebut tersedia di tempat kita berada (tempat tinggal).

  Dengan demikian, fasilitas sosial, fasiitas hiburan, pusat perbelanjaan, dan perkantoran yang merupakan tempat pemenuhan kebutuhan harian harus tersebar secara merata dalam suatu daerah perkotaan sehingga jarak dari perumahan ke berbagai lokasi tersebut menjadi lebih pendek. Semakin jauh kita bergerak, semakin tinggi peluang kita memberikan kotribusi terhadap kemacetan di kota tersebut.

  Dalam melakukan pergerakan untuk memnuhi kebutuhan tersebut, kita mempunya dua pilihan, yaitu bergerak dengan moda transportrasi atau tanpa moda transportrasi ( berjalan kaki). Pergerakan tanpa moda transportrasi biasanyaberjarak (1- 2 km), sedangkan pergerakan dengan moda transportrasi berjarak sedang atau jauh.

  Jenis moda transportrasi yang digunakan juga sangat beragam, seperti modil pribadi, taksi, bus , kereta api, sepeda motor, pesawat terbang, dan kapal laut. Apapun moda transportrasinya, moda tersebut tidak akan pernah dapat bergerak kalau kita tidak mempersiapkan tempat mereka bergerak seperti jalan raya, jalan rel, Bandar udara, dan pelabuhan laut yang bisa disebut sistem prasarana transportrasi .

2.4. Permintaan Atas Jasa Transportrasi

  Transportrasi manusia / barang biasanya bukanlah merupakan tujuan akhir, tetapi hal itu untuk dilakukan untuk mencapai tujuan lain, oleh karena itu permintaan atas jasa transprotrasi disebut sebagai permintaan turunan (devided demand) yang timbul akibat adanya permintaan akan komoditi/ jasa lain. Pada dasarnya permintaan atas jasa transportrasi diturunkan dari: 1. kebutuhan seseorang untuk berjalan dari suatu lokasi ke lokasi lainnya untuk melakukan suatu kegiatan ( misalnya bekerja, berbelanja , dll) 2. permintaan akan angkutan penumpang agar teredia ditempat yang diinginkan. Dalam hal ini angkutan penupang, karakter turunan dari kebutuhan dicerminkan pada fakta dimana perjalanan diadakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu, seperti pergi bekerja, membeli makanan ke toko serba ada dan sebagainya.Jadi, faktor penting yang mempengaruhi jumlah perjalanan ketempat tertentu adalah jenis-jenis kegiatan yang dapat dilakukan ketempat tersebut, tatu dengan kata lain, tingkat percapaian tujuan perjalanan ditempat itu.Biaya untuk mencapai tujuan tadi dari tempat asal penumpang juga penting. Karakteristik alat transportrasi yang tersedia dari tempat asal seseorang ke tempat tujuannya merupakan faktor utama dalam menentukan moda (cara) dan rute yang ditempuh ( Morlok, 2005).

2.5. Sistem Transportrasi Perkotaan

  Pada dasarnya terdiri dari sistem angkutan penumpang dan sistem angkutan barang, sistem angkutan barang sendiri bias diklasifikasikan menurut penggunaan dan cara pengoprasiannya, yaitu angkutan dinas, angkutan pribadi, dan angkutan umum ( Vuchic, 1981). Ditinjau dari segi penggunannya angkutan umum di bedakan menjadi dua (2) sistem pemakaian:

  1. Sistem penggunaan bersama Yaitu kendaraan dioperasikan oleh operator dengan rute tertentu. Sistem ini dekena dengan sistem transit sytem, meliputi: a. Para transit, pada pengoperasiannya tidak ada jadwal yang pasti dan kendaraan bisa berhenti di sepanjang rutenya ( contoh: angkot/mikrolet, taksi, becak)

  b. Mass Transit, pada pengoperasiannya ada tempat pemberhentian tertentu dan ada jadwal yang pasti (contoh: bus kota, kereta api, kapal laut, pesawat terbang)

  2. Sistem sewa Yaitu kendaraan dioperasikan oleh operator atau penyewa, dalam hal ini rute dan jadwalnya tidak tentu. Sistem ini disebut demand responsive system, karena penggunaannya tergantung pada permintaan.

2.6. Angkutan Taksi

  Taksi merupakan salah satu jenis layanan transport yang mempunyai karakter pelayanan khusus, dan merupakan perpaduan antara kendaran pribadi dan angkutan umum (Levinson & Wean, 1982). Taksi bisa melayani kesemua tepat di daerah urban dan dapat di panggil melalui telepon serta memberikan pelayanan secara pribadi, sehingga taksi cenderung merupakan kendaraan pribadi daripada kendaran umum.

2.6.1. Kelebihan Angkutan Taksi

  Beberapa kelebihan angkutan taksi dibandingkan moda yang lain (Levinson &

  Wean, 1982) adalah sebagai berikut :

  1. Pengoperasian taksi berdasarkan permintaan penumpang, dan mampu melayani kesemua tempat di daerah urban.

  2. Pelayanan pemesanan dapat dilakukan lewat telepon.

  3. Pelayanan taksi bersifat dari pintu ke pintu ( door to door) 4. Mudah di dapat setiap saat karena waktu pengopersiannya yang hamper 24 jam.

  5. Lebih nyaman dan bersifat pribadi 6. Sangat tempat untuk hal-hal yang bersifat darurat , misalnya harus ke rumah sakit.

  7. Lebih cepat bagi pengguna jasa yang ke buru waktu.

2.6.2. Penggunaan Jasa Taksi Penggunaan jasa taksi sangat bervariasi jika dilihat dari sisi sosial ekonominya.

  Secara garis besar (Levinson & Wean, 1982), pengguna jasa taksi dapat di golongkan menjadi:

  1. Mereka yang tidak punya pilihan lain kecuali taksi, misal orang tua, orang yang cacat fisik dan lain-lain.

  2. Orang yang naik taksi karena menginginkan servis yang baik.

  Penggunaan taksi di negara maju mencakup semua lapisan masyarakat dengan tingkat pendapatan bermacam-macam. Taksi di Indonesia merupakan jenis angkutan umumyang relatif mahal dibandingkan angkutan umum lainya, sehingga penumpangnya masih digolongkan ekonomi menengah ke atas.

2.6.3. Pelayanan Taksi

  Tujuan penggunaan angkutan taksi sangat bervariasi yakni, kerja, belanja, keperluan sosial atau keluarga, ke sekolah dan sebagainya. Menurut Ofyzar Z.

  Tamin (1997), ada tiga (3) cara untuk memperoleh pelayanan taksi, antara lain:

  1. Pesana lewat telepon, taksi yang beroperasi dilengkapi dengan alat komunikasi dan setiap saat dipantau oleh kantornya, sehingga kalu ada pemeseanan lewat telepon, segera biasa disampaikan kepada pengemudi taksi yang sedang beroperasi dan pegemudi taksi yang kosong menjawab panggilang dari kantor , dan segera menuju ke lokasi pemesanan tersebut.

  2. Pada kota-kota besar, calon penumpang memanggil taksi dengan cara memanggil taksi yang lewat jalur khusus di sisi tempat berjalan (trotoar).

  3. Beberapa kota lain membuat pangkalan taksi, untuk mengurangi kesemrawutan lalu lintas karena armada taski hampir sepanjang jam bergerak untuk mencari penumpang. Pangkalan taksi ini biasa di bandara, stasiun, kereta api, terminal, pelabuhan, rumah sakit, pusat perbelanjaan, hotel dan tempat-tempat strategis.

  Sistem ini merepotkan bagi pengguna jasa taksi yang dating dari luar kota yang belum tau pangkalan-pangkalan taksi sedangkan mereka memerlukan angkutan taksi.

  Menurut Black (1995) ketiga cara tersebut tidak efisien, karena sebagaian besar dari perjalanan taksi adalah kosong (tanpa penumpang). Perusahaan taksi yang dihubungi lewat telpon akan berkomunikasi dengan sopir taksi yang kosong yang dekat dengan lokasi penelpon dan segera menuju ke tempat penelpon. Masalahnya adalah waktu kedatangan taksi, karena belum tentu ada taksi kosong berada di dekat lokasi penelpon, lebih-lebih bila calon penumpang berada di pinggir kota ( misalnya di wangon), maka waktu tunggunya agak lama. Tetapi bila konsumen berada di pusat kota maka mendapatkanya cukup melambai taksi kosong yang lewat di lokai tersebut.

  Taksi merupakan angkutan transportrasi yang penggunaannya memakai sistem sewa dan rute pengoperasiannya berdasarkan permintaan dari penumpang.Tidak seperti angkutan umum lainnya yang merupakan angkutan umum massal dan memiliki rute yang pasti, dengan melalui rute asal dan tujuan terminal tertentu, jumlah penumpangnya cukup banyak dan ongkosnya telah ditetapkan. Penentuan ongkos taksi beradasarkan jarak operasionalnya ( argometer ), meskipun ada yang melakukan negosiasi antar penumpang dan pengemudi, tanpa menggunakan argmeter.

  Berdasarkan organda Kabupaten Banyumas 23 Mei 2008 , penetapan tarif angkutan taksi adalah :

  1. Buka pintu/flag fall/km pertama Rp. 5.000,-

  2. Pulsa berikutnya Rp. 275,- /100 meter

  3. Uang tunggu sebesar Rp. 15.000,- / jam Uang tunggu terhitung awal buka pintu, sampai 3 Km ukuran jarak maksimal tarif Rp. 15.000,- kemudian berlaku pulsa argo.

2.6.4. Karakteristik Operasi Taksi

  Pengoperasian taksi berdasarkan permintaan penumpang , sehingga pelayanannya lebih tinggi pada daerah-daerah yang tingkat permintaannya tinggi pula, seperti bandara, terminal, stasiun kereta api, pelabuhan, rumah sakit, pusat perbelanjaan, hotel dan lain-lain. Pada dareah lain dapat di jumpai beberapa taksi yang beroperasi dengan cara berkeliling, terutama jam sibuk untuk mencari penumpang.

  Untuk mengoptimalkan operasinya, operator memanfaatkan jasa telekomunikasi berupa pelayanan pemesanan melalui via telpon, dan kemudian melalui radio amatir yang tersedia di dalam taksi dapat diketahu kebutuhan taksi di dareah-daerah tertentu.

  Penumpang yang ada di dalam taksi hanya terdiri dari penumpang yang mempunyai satu tujuan tertentu, sehingga penumpang dapat memilih rute yang dikehendaki sesuai dengan kondisi lalu lintas dan kepentingan tertentu. Adapun karakteristi pelayanan taksi bersifat dari pintu ke pinti (door to door )

  2.7. Trayek

  Pengoprasian kendaraan umum ditata dalam suatu jaringan peayanan yang terdiri dari trayek dan rute serta simpul-simpul berupa sejumlah pemberhentian disepanjang lintasan

  Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa angkutan orang yang mempunyai asal tujuan tetap maupun tidak terjadwal. Titik berat trayek adalah pada asal dan tujuan , sedangkan lintasan menunjuk pada ruas jalan yang dilalui kendaraan umum yang melayani trayek bersangkutan, lintasan adalah rute. Jadi satu rayek dapat menawarkan lebih dari satu rute ( Waparni dalam Juanita, 2006).

  2.8. Lintasan Pelayanan

  Suatu trayek dapat memiliki lebih darisatu kemungkinan lintasan tergantung dari jaringan prasarana atau jalan yang menghubungkan asal tujuan trayek tersebut. Hal ini mengandung arti bahwa beban lalu lintas dapat dibagi beberapa lintasan. Apabila lintasan hanya satu, maka semua laulintas menjadi beban lintasan tunggal tersebut.Pada kenyataan hampir selalu didapati lebih dari satu kemungkinan lintasan yang menghubungkan zona yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan lintasan sangat penting artinya dalam menyusun jaringan trayek untuk mencapai keseimbangan atau mempertemukan sediaan peayanan ( dalam hal ini kapasitas jaringan jauh) dengan atau tuntutan pelayanan angkutan umum ( Waparni Dalam Juanita, 2006).

2.9. Biaya operasional kendaraan

  Biaya operasi kendaraan adalah biaya yang dikeluarkan operator dalam menjalankan usaha angkutan taksi memenuhi fungsinya. Untuk memperoleh laba yang cukup, pengusaha angkutan taksi perlu menekan biaya operasi serendah mungkin dan meningkatkan penjualan jasa angkutan sebesar mungkin, artinya memperoleh penumpang sebanyak mungkin selama angkutan itu beroperasi jam kerja.

  Komponen biaya operasi kendaraan dibagi dalam 2 kelompok utama ( LPM

  ITB, 1997 ) yaitu :

  1. Biaya tetap (fixed cost) Yaitu biaya yang tidak berubah ( tetap ) walaupun terjadi perubahan pada produksi jasa sampai ketingkat tertentu, biaya tetap terdiri dari : a. Biaya penyusutan

  Adalah biaya turunnya suatu harga atau nilai dari sebuah benda karena pemakaian dan kerusakan benda itu ( Kuiper, dalam Juanita 2006 ) Untuk memperoleh nilai penyusutan pertahunnya digunakan rumus (

  LPM ITB, 1997 )

  i

  A = S ……………………. ……………(2.2) n 1

  

  ( 1 i ) 

  Dengan : A = biaya penyusutan setiap tahun S = selisih harga kendaraan baru ( nilai sekarang ) dengan kendaraan bekas i = suku bunga n = jangka waktu penyusutan

  Dengan residu 20 % dari harga kendaraan

  b. Biaya perijinan dan administrasi Untuk menghitung biaya perijinan dalam usaha jasa angkutan ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan ukuran dan tahun kendaraan. Biaya ini terdiri dari Surat Tanda Nomor Kendaraan ( STNK). Ijin trayek, pemeriksaan kendaraan ( KIR) dan organda.

  c. Biaya overhead Yaitu biaya untuk pengelolaan, bengkel dan sarana penunjang lainnya.

  d. Biaya pelumas Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pergantian minyak pelumas seperti oli mesin, minyak rem, minyak kopling, dan minyak garden.

  e. Biaya penggunaan ban Yaitu biaya yang digunakan untuk penggunaan ban. Jangka waktu penggunaan ban pada umumnya dihitung berdasarkan jarak tempuh kendaran dalam kilometer, walaupun ada yang dengan menghitung bulang atau penggunaan kendaraan. Beberapa factor yang mempengaruhi usia penggunaan ban diantaranya: cuaca, kondisi permukaan jalan, kualitas jalan, kondisi kendaraan dan cara mengemudikan kendaraan.

  f. Biaya suku cadang Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pergantian suku cadang dihitung berdasarkan jarak tempuh kendaraan dalam kilometer, walaupun ada yang dengan menghitung bulan. g. Biaya perawatan Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan dan perbaikan kendaran.

  2. Biaya tidak tetap (variable cost) Yaitu biaya yang dapat berubah apabila terjadi perubahan pada volume produksi jasa. Biaya tetap terdiri dari : a. Biaya pemakaian BBM

  Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pemakaian BBM. Pemakian BBM biasanya dihitung berdasarkan jumlah kilometer per liter. Beberapa factor yang mempengaruhi pemakaian BBM diantaranya : cuaca, kondisi permukaan jalan, kecepatan kendaraan, kondisi kendaraan, ukuran kendaraan dan cara mengemudikan kendaraan.

  a. Biaya restribusi Biaya restribusi dikeluarkan jika kendaraan dioperasikan dan besarnya telah ditetapkan oleh pemerintah daerah. Pemungutan restribusi dilakukan setiap memasuki terminal.

2.10. Pengertian supply-demand taksi

  Konsumen selaku pengguna, melakukan perjalanan yang diadakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu, seperti pergi bekerja, membeli makanan ke toko serba ada dan sebagainya. Jumlah taksi yang dibutuhkan penumpang dalam melakukan perjalanan tersebut disebut demand. Sedangkan penyedia sarana (operator) sebagai pengelola angkutan taksi, senantiasa menyediakan dan menawarkan perjalanan yang diinginkan ke tempat tujuan disebut supply.

2.11. Penawaran Taksi

  Dalam penawaran jasa transportrasi sangat dipengaruhi aspek non-monetary, misalnya pada waktu perjalanan yang sampai sekarang ekuivalen nilai harganya belum dapat ditentukan secara memuaskan, karena masing-masing orang berbeda dalam menilai waktu sesuai dengan tingkat kepentingan dan penghasilannya. Sebagai contoh adalah seorang pengusaha menilai waktu yang terbuang itu sangat berharga karena dapat digunakan untuk bekerja dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Adapun bagi seorang yang tidak bekerja, waktu yang terbuang itu hampir tidak ada nilanya atau nilainya lebih rendah dari orang yang bekarja.

  Waktu penundaan ( delay ) dan parker juga berpengaruh terhadap penawaran transportrasi. Menurut Edward K. Morolok ( 1995), bahwa aspek dari fungsi penawaran transportrasi yang perlu diperhatikan adalah :

  1. Teknologi yang dipakai mempengaruhi system transportrasi dalam hal biaya, kapasitas dan kecepatan, sehingga akan menentukan tingkat pelayanan, misalnya frekuaensi, keamanan dan kenyamanan. Kemajuan teknologi akan menggeser grafik penawaran ke kanan, artinya dengan harga akan lebih banyak barang yang ditawarkan dan dapat menekan biaya produksi. Seperti gambar 2.2. berikut :

Gambar 2.1. Pergeseran Penawaran

  Sumber : Edward K. Morlok

  2. Perilaku operator menetukan strategi operasi , yang berhubungan dengan kinerja . ciri-ciri penawaran dari system yang terjadwal dipengaruhi oleh strategi perluasan kapasitas dalam menghadapi segala permintaan yang meningkat.

  3. Prilaku operator dipengaruhi oleh lingkungan kelembagaan yang membatasi kebijakaan harga, akibat pengaruh struktur pasar, karena penetuan harga dalam pasar yang monopolistik berbeda dengan pasar yang kompetitif.

  Faktor-faktor yang mempengaruhin penyediaan angkutan ( transport suplly) secara skematis dapat dilihat gambar 2.3. sebagai berikut : Lingkup Kelembagaan :

  Pemerintah

   Swasta  Tingkat

  Teknologi Pemenuhan Biaya :

  Biaya tetap

   Biaya variabel

   Perilaku Operator Kemampuan Teknologi : dan Penyedia Biaya operasi, Kapasitas kecepatan, dll.

  Struktur Biaya Biaya Pemakai

  Tingkat Pelayanan : Frekuensi, Keamanan, Kenyamanan, dll.

  Perilaku Pemakai Penyedia Transportrasi

Gambar 2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyediaan transportrasi

  Sumber : Tjokroadiredjo, 1990

  2.12. Okupansi perjalanan taksi

  Okupansi merupakan perbandingan prosentase antara panjang perjalanan taksi isi penumpang dengan total panjang taksi berpenumpang maupun taksi kosong (Ofyar Z. Tamin, 1997).

  Permintaan dan penawaran khususnya jasa transportrasi taksi, sering kali diberbagai tempat. Disuatu tempat ada calon penumpang yang menunggu taksi, dan pada saat yang sama ditempat berbeda banyak taksi kosong mencari penumpang. Dengan demikian untuk memberikan pelayanan kepada calon penumpang, jumlah penwaran harus lebih besar dari permintaan atau jumlah taksi yang tersedia lebih besar dari kebutuhan.

  2.13. Interaksi supply-demand

  Kondisi dan dan struktur pasar tertentu dapat digambarkan melalui sebuah model yang memuat fungsi penawaran maupun permintaan sesuai gambar 2.4. berikut :

Gambar 2.3. Kondisi Keseimbangan (Eqilibrium) Supply-Demand

  Sumber : LPM-ITB, 1997 Pada harga tertentu, misalnya P Pada harga tertentu, misalnya P Pada harga tertentu, misalnya P ( Gambar 2.2), sejumlah Q ( Gambar 2.2), sejumlah Q ( Gambar 2.2), sejumlah Q tersedia dengan tersedia dengan tersedia dengan

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  besarnya permintaan dengan Q2, terhadap permintaan lebih ( Q besarnya permintaan dengan Q2, terhadap permintaan lebih ( Q besarnya permintaan dengan Q2, terhadap permintaan lebih ( Q

  2 2 -Q -Q -Q 1 ). Fungsi ). Fungsi ). Fungsi

  2

  1

  1

  permintaan menunjukan bahwa hanya sebagaian konsumen yang bersedia membayar permintaan menunjukan bahwa hanya sebagaian konsumen yang bersedia membayar permintaan menunjukan bahwa hanya sebagaian konsumen yang bersedia membayar lebih tinggi. Jika harga naik maka permintaan berkurang hingga penawaran bertambah. lebih tinggi. Jika harga naik maka permintaan berkurang hingga penawaran bertambah. lebih tinggi. Jika harga naik maka permintaan berkurang hingga penawaran bertambah.

  Proses ini berlaku hingga dicapai suatu keseimbangan pada P Proses ini berlaku hingga dicapai suatu keseimbangan pada P Proses ini berlaku hingga dicapai suatu keseimbangan pada P

  3 3 , dan Q , dan Q , dan Q

  3

  3

  3 3 merupakan merupakan merupakan

  jumlah yang diminta dan berpengaruh terhadap permintaan ( demand) dan factor yang jumlah yang diminta dan berpengaruh terhadap permintaan ( demand) dan factor yang jumlah yang diminta dan berpengaruh terhadap permintaan ( demand) dan factor yang menentukan jumlah dari penawaran ( supply) menghasilakan jumlah yang sama secara menentukan jumlah dari penawaran ( supply) menghasilakan jumlah yang sama secara menentukan jumlah dari penawaran ( supply) menghasilakan jumlah yang sama secara statis atau berkonvergensi terhadap kesamaan secara dinamis. Gambar 2.3 statis atau berkonvergensi terhadap kesamaan secara dinamis. Gambar 2.3 statis atau berkonvergensi terhadap kesamaan secara dinamis. Gambar 2.3 menggambarkan ilustrasi mengenai perubahan keseimbangan ke arah konvergensi. menggambarkan ilustrasi mengenai perubahan keseimbangan ke arah konvergensi. menggambarkan ilustrasi mengenai perubahan keseimbangan ke arah konvergensi.

Gambar 2.4. Proses Keseimbang Gambar 2.4. Proses Keseimbang Gambar 2.4. Proses Keseimbang

  Sumber : LPM-ITB, 1997 Sumber : LPM-ITB, 1997 Sumber : LPM-ITB, 1997 Kondisi keseimbangan akan selalu mengalami perubahan tertentu. Perubahan Kondisi keseimbangan akan selalu mengalami perubahan tertentu. Perubahan Kondisi keseimbangan akan selalu mengalami perubahan tertentu. Perubahan

  

supply-demand akibat perubahan harga terjadi pada masing-masing kurva. Timbulnya supply-demand akibat perubahan harga terjadi pada masing-masing kurva. Timbulnya supply-demand akibat perubahan harga terjadi pada masing-masing kurva. Timbulnya

  teknologi baru mengubah yang struktur , karena sebagaian barang/jasa yang teknologi baru mengubah yang struktur , karena sebagaian barang/jasa yang teknologi baru mengubah yang struktur , karena sebagaian barang/jasa yang ditawarkan atau diminta konsumen pada harga-harga yang sama. Misalnya posisi ditawarkan atau diminta konsumen pada harga-harga yang sama. Misalnya posisi ditawarkan atau diminta konsumen pada harga-harga yang sama. Misalnya posisi semula keseimbangan E semula keseimbangan E semula keseimbangan E dengan harga P dengan harga P dengan harga P permintaan Q permintaan Q permintaan Q . Akibat teknologi baru . Akibat teknologi baru . Akibat teknologi baru

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  pengusaha bersedia lebih banyak menwarkan barang/jasa pada harga yang sama dan pengusaha bersedia lebih banyak menwarkan barang/jasa pada harga yang sama dan pengusaha bersedia lebih banyak menwarkan barang/jasa pada harga yang sama dan terjadilah kelebihan supply atas demand, sehingga harga turun dan menyebabkan tercapainya equilibrium baru menjadi E

  2 , pada harga yang lebih rendah (P 1 ), denga

  jumlah barang/jasa yang diminta (Q t ) lebih besar dari Q

  1 . Proses menjadi equilibrium

  karena kondisi kurva supply-demand dapatconvergen yang secara teoritis dapat juga terjadi perubahan keseimbangan yang divergen.

Gambar 2.6. dan gambar 2.7. memberikan ilustrasi mengenai perubahan keseimbangan akibat perubahan parameter tertentu. Gambar 2.6. menunjukan

  1

  perubahan yang terjadi terhadap kurva permintaan darin D menjadi D , akibat naiknya tingkat pendapatan masyarakat. Kenaikan permintaan akibat pendapatan ini dialami oleh kelompok konsumen yang sebelumnya tidak menikmati barang/jasa yang ditawarkan karena kemampuan membayarnya dibawah harga yang ditawarkan.

  Sedangkan gambar 2.7. menggambarkan pengaruh perbaikan system transportrasi

  1

  terhadap kurva penyediaan. Pengaruh yang terjadi berupa turunya kurva S menjadi S yang berarti turunya tingkat harga, dan pengaruh naiknya kurva D yang berarti naiknya tingkat permintaan.

Gambar 2.5. Pengaruh kenaikan pendapatan masyarakat

  Sumber : LPM-LTB, 1997

Gambar 2.6. Pengaruh perbaikan system transportrasi

  Sumber : LPM-LTB, 1997 Interaksi permintaan dan penawaran yang merupakan pemodelan bentuk- bentuk pasar dipengaruhi hal-hal berikut :

  1. Tujuan produsen dalam memaksimalkan keuntungan dengan mengurangi/menambah biaya produksi, tetapi hal tersebut tidak mencukupi untuk bisa menentukan besarnya hasil produksi, pendapatan atau keuntungan jika harga yang terjadi di pasar akibat besarnya permintaan tidak diketahui besarnya.

  2. Bila konsumen berusaha memaksimalkan utilitasnya dalam bentuk kepuasan, kesenangan dan kemakmuran, maka konsumen dihadapakan pada pilihan yang bisa memberikan utilitas tersebut seperti travel cost dan travel time. Konsumen juga mempunyai minat yang berdasarkan pada sifat barang yang menimbulkan nilai utilitas sifat barang yang tersedia.