BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dismenore - Wahyu Nita Hartati BAB II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dismenore Kata menstruasi berasal dari istilah latin, yaitu mensis yang artinya

  bulan. Dalam bahasa inggris menses berarti periode haid. Jadi menstrulasi adalah suatu proses keluarnya darah dari lubang vagina yang akan terjadi setiap bulan. Menstruasi terjadi akibat kurangnya sel telur yang tidak dibuahi sel sperma serta bercampur dengan terkelupasnya selaput rahim dan darah.

  Menstruasi adalah siklus kompleks yang diatur oleh hormon- hormon. Sejak memasuki masa pubertas, hormon yang ada dalam tubuh anak perempuan telah mencukupi untuk memulai mengalirkan darah menstruasi tersebut. Hal ini sebagai pertanda bahwa anak tersebut sudah memasuki tahap kematangan oragan seksual dalam tubuhnya, sehingga sudah dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

  Dalam menstruasi pertama ini disebut dengan Menarche, biasanya akan terjadi pada usia sekitar 10 tahun. Pada umunya, sebelum memasuki masa menarche atau sekitar 5 bulan sebelumnya, seorang perempuan akan mengalami keputihan. Jenis keputihan ini tidak berbahaya karena sel-sel dalam dinding vagina menghasilkan asam laktat, yang selanjutnya akan mengeluarkan kuman-kuman jahat. Keputihan ini berwarna keputih- putihan atau kekuningan tapi tidak berbau. Setiap perempuan tidaklah selalu sama siklus menstrulasinya. Siklus menstruasi adalah suatu rangkaian peristiwa, sejak mulainya satu menstruasi ke menstruasi bulan

  6 berikutnya, dapat terjadi setiap 26-30 hari, bahkan kemungkinan ada yang sampai 40 hari. Siklus ini tidak dapat dikendalikan oleh siapapun. Seorang perempuan dapat meramalkan kapan menstruasi datang, tapi tidak secara umum. Seperti diketahui seseorang dalam setiap bulannya tidaklah sama, bisa terlambat atau agak cepat. Semuanya normal, masa menstruasi seseorang pada umunya terjadi sekitar 4-7 hari.

  Banyak perempuan yang pada waktu menjelang atau selama menstruasi, mengalami kekakuan atau kejang di bagian bawah perut.

  Kejadian tersebut disebut premenstrual syndrome atau dismenore. Rasanya sangat tidak menyenangkan, seperti mudah marah, gampang tersinggung, mual, berat badan naik, perut kembung, punggung terasa nyeri, sakit kepala, ingin makan yang pedas-pedas atau asam, timbulnya jerawat, tegang, lesu, dan depresi (Dianawati, Ajen 2013 )

  Banyak wanita yang mengalami ketidaknyamanan pada awitan menstruasi salah satunya adalah dismenore, tetapi tingkat ketidaknyamanan dismenore jauh lebih tinggi dengan nyeri yang sering kali dirasakan dipunggung bawah menjalar kebawah hingga kebagian atas tungkai (Andrew, Gilly 2009 ). Dismenore merupakan nyeri hebat menjelang atau selama menstruasi sehingga memaksa penderita untuk beristirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya sehari-hari untu beberapa jam atau hari.

  Dismenore merupakan nyeri selama atau segera sebelum menstruasi menjadi salah satu masalah ginekologi yang paling umum terjadi pada wanita dari segala usia (Lowdermilk, 2010). Ada dua tipe nyeri haid yaitu dismenore primer terjadi pada 6-12 bulan setelah menarche, disebabkan tingginya kadar prostaglandin (PGs) yang direlease dari secretory endometrium sehingga menimbulkan kontraksi uterus yang menyakitkan. Dismenore sekunder merupakan nyeri menstruasi yang disebabkan oleh patologi pada pelvik atau uterus, dapat terjadi setiap waktu setelah menarche (Bajrai, etal 2010).

  Dismenore sangat berdampak pada remaja usia sekolah karena menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari. Jika seorang remaja mengalami dismenore, aktivitas belajar mereka disekolah terganggu dan tak jarang hal ini membuat mereka tidak masuk sekolah. Selain itu kualitas hidup remaja menurun. Seorang remaja siswi yang mengalami dismenore tidak dapat berkonsentrasi belajar dan motivasi belajar akan menurun karena dismenore yang dirasakan pada saat proses belajar (Ningsih, 2011). Dismenore pada remaja harus dapat ditangani dengan tindakan yang tepat untuk menghindari dampak negatif yang timbul.

  Dampak dari dismenore muncul dalam bentuk rasa tidak nyaman ringan dan letih yang bersamaan dengan rasa nyeri juga dijumpai rasa mual, muntah, sakit kepala, diare dan sebagainya. Sehingga memaksa wanita yang mengalami dismenore untuk istirahat dan meninggalkan aktivitasnya atau cara hidupnya untuk beberapa jam atau hari (Hanifa winkjosastro, 2005 )

B. Nyeri

  1. Pengertian Nyeri adalah sensasi individual. Dimana sensasi ini tidak dapat disamakan satu dengan yang lain karena sifatnya beragam setiap individu. Nyeri dapat diartikan sebagai satu sensasi ketidaknyamanan akhirnya akan mengganggu aktivitas sehari-hari, psikis dan lain-lain (Asmadi, 2008). Kontrol nyeri tetap merupakan problem signifikan pada pelayanan kesehatan diseluruh dunia. Penanganan nyeri yang efektif tergantung pada pemeriksaan dan penilaian nyeri yang seksama baik berdasarkan informasi subjektif maupun obyektif.penggunaan mnemonik PQRST juga akan membantu mengumpulkan informasi vital yang berkaitan proses nyeri. Mnemonik PQRS untuk evaluasi nyeri yaitu P=paliatif atau penyebab nyeri, Q=Quality atau kualitas nyeri, R= region atau daerah atau lokasi penyebaran nyeri, S=subyektif deskritif oleh pasien mengenai tingkat nyerinya, T= Temporal atau periode yang berkaitan dengan nyeri. Tingkat nyeri dapat mengunakan interpretasi Numeric Rating Scale (NRS). Yang digunakan sebagai pengganti alat mendeskripsi kata, dengan menggunakan skala 1-10.

  Kontrol nyeri tetap merupakan problem signifikan pada pelayanan kesehatan diseluruh dunia. Penanganan nyeri yang paling efektif tergantung pada pemeriksaan dan penilaian nyeri yang seksama berdasarkan informasi subjektif dan objektif. Anamnesis pasien nyeri sebaiknya menggunakan kombinasi pertanyaan terbuka dan tertutup untuk memperoleh informasi masalah klien. Selain itu, perhatikan juga faktor-faktor seperti tempat wawancara, sikap yang suportif dan tidak menghakimi, tanda-tanda verbal dan nonverbal, dan meluangkan waktu yang cukup dan Penggunaan mnemonik PQRST (ProvokatiQuality Region Severity Time). (Yudiyanta, 2015)

  Pada remaja yang mengalami nyeri menstruasi sedang dengan lama dismenore 2 hari. Akibat dari adanya perbedaan lama dismenore pada setiap individu maka semakin bijaksana dan banyak pengalaman yang telah dijumpai dan dikerjakan untuk mengurangi nyeri. Selain itu intensitas nyeri yang berbeda-beda pada responden bisa terjadi karena aktivitas, keletihan serta rasa cemas. Menurut Andrews, Gilly (2010), perubahan yang terjadi pada remaja putri adalah kram perut yang menjalar punggung ke kaki, biasanya disertai gejala gastroitestinal dan gejala neurologis, seperti emosi yang labil. Toleransi nyeri pada setiap responden berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh pengalaman nyeri masa lalu.

  Ansietas sering kali meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat menimbulkan suatu perasaan ansietas. Indiviidu yang memiliki emosional yang sehat biasanya lebih mampu mentoleransi nyeri tingkat sedang hingga berat dari pada individu yang memiliki emosional yang kurang stabil. Nyeri yang tidak kunjung hilang sering kali menyebabkan psikologis dan gangguan kepribadian. Keletihan juga mempengaruhi nyeri. Persepsi nyeri akan meningkat jika individu keletihan. Rasa keletihan menyebabkan sensasi nyeri semaik intensif dan menurunkan kemampuan koping. Nyeri sering berkurang setelah individu mengalami mengalami suatu periode tidur yang lelap dibandingkan pada saat kelelahan.

  2. Patofisiologi Saat fase luteal, korpus luteum berdegenarasi karena tidak terjadi pembuahan dan implatasi, maka kadar estrogen dan progesteron di sirkulasi akan menurun drastis.

  Penurunan kadar progesteron mengakibatkan labilisasi membran lisosom, sehingga muda pecah dan melepaskan enzim fosfilipase, fosfilipase akan menghidrolisis senyawa fosfolipid yang ada dimembran sel endometrium dan menghasilkan asam arakhidonat.

  Asam arakhidonat akan disiklasi menjadi prostaglandin F2A dan Prostaglandin E2. Prostaglandin yang dihasilkan akan menginduksi terjadi kontraksi miometrium vasokontriksi pembuluh darah. Karena kontraksi dari uterus yang berkepanjangan menyebabkan aliran darah ke uterus akan menurun. Sehingga uterus mengalami iskemik, kemudian akan terjadi dismenore. Nyeri tersebut dapat menyebar ke daerah perut bawah, pola nyeri sama tiap siklus.

  3. Pathway Enzim Fosfolipid A

  2 Enzim cyclo-oksigenase-2

  ( Prawirohardjo,2010) Fosfolipid

  Asam arakhidonat PGF

  2 

  Kontraksi miometrium vasokontriksi pembuluh darah

  Primer Nyeri kram perut bawah Pola nyeri sama tiap siklus

  Iskemik uterus

  Dismenore

  PGE

  

2

Melebarkan pembuluh darah (Vasodilatasi) Kompres Air Hangat

C. Kompres hangat

  Kompres hangat berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah menstimulasi kekakuan. Selain itu kompres hangat juga berfungsi menghilangkan sensasi sakit. Kompres hangat merupakan salah satu cara penanganan nyeri yang mudah dilakukan oleh sendiri maupun keluarga.

  Kompres hangat tidak memerlukan biaya yang besar. Efek hangat dari kompres dapat menyebabkan vasodilatasi pada pembuluh darah yang nantinya akan meningkatkan aliran darah ke jaringan.

  Pemberian kompres hangat merupakan salah satu tindakan mandiri. Efek hangat dari kompres dapat menyebabkan vasodilatasi pada pembuluh darah yang nantinya meningkatkan aliran darah ke jaringan. Penyaluran zat asam dan makanan ke sel-sel diperbesar dan pembuangan dari zat-zat diperbaiki yang dapat mengurangi rasa nyeri haid yang disebabkan endometrium kurang (Natali, 2013).Kompres air hangat adalah alternatif sederhana bagi penderita dismenore, panas yang diberikan selama pengompresan akan memberikan efek bagi rahim yakni melunakan ketegangan otot dinding rahim akibat kontraksi disritmik dan melebarkan pembuluh darah yang menyempit atau vasodilatasi pembuluh darah sehingga oksigen akan mudah bersirkulasi. Kompres air hangat dengan menggunakan botol kompres yang telah diisi air hangat dan dikompreskan selama 20 menit merupakan suatu terapi sederhana penghantar hangat yang bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri spasme, dan iskemia (Arovah, 2010).

  Kompres air hangat menggunakan botol kompres yang telah diisi air hangat dan dikompreskan selama 20 menit (Arovah, 2010). Kompres hangat dilakukan dengan buli-buli berisi air panas 46C yang dibungkus kain akan mengoptimalkan proses konduksi, dimana terjadi pemindahan panas dari buli-buli ke dalam tubuh sehingga akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan akan terjadi penurunan ketegangan otot sehingga nyeri dismenore yang dirasakan akan berkurang atau hilang. Kompres hangat mudah dilakukan, ekonomis, terjangkau dan lebih efektif. Dengan prosedur pertama-tama memepersiapkan alat, mencuci tangan, lakukan pemasangan terlebih dahulu pada buli-buli panas dengan cara: mengisi buli-buli dengan air panas (46C) dan kencangkan penutupnya(jika menggunakan botol, isi botol ai panas dan penutupnya) kemudian botol dipasang dengan sarung, letakkan buli-buli dibagian bawah perut yang nyeri (nyeri bagian bawah), berikan buli-buli 20 menit, kaji secara teratur kondisi klien untuk mengetahui kelainan yang timbul akibat pemberian kompres dengan buli-buli panas seperti kebocoran, kemerahan dan sebagainya, dapat diulang jika merasa nyaman saat diberikan buli-buli panas, kemudian membereskan alat-alat bila sudah selesai, cuci tangan.

  Untuk penatalaksanaan nyeri yang lebih baik menggunakan kompres hangat dan telah banyak digunakan untuk mengurangi berbagai nyeri. Manajemen nyeri non famakologis, kompres hangat yaitu dimana kompres hangat dapat meredakan iskemia dan menurunkan kontraksi uterus dan melancarkan pembuluh darah sehingga dapat meredakan nyeri dengan mengurangi ketegangan dan meningkatkan perasaan sejahtera meningkatkan aliran menstruasi dan meredakan kongesti pelvis (Bopak, 2005)

  Adapun prinsip kerja kompres hangat dengan mempergunakan buli-buli panas yang dibungkus kain yaitu secara konduksi dimana terjadi pemindahan panas dari buli-buli ke dalam tubuh sehingga akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah sehingga akan terjadi penurunan ketegangan otot, sehingga nyeri haid yang dirasakan berkurang atau hilang (Perry & Potter, 2005) D.

Keperawatan Keluarga

  Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang bergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Friedman, 2010).

  Keluarga adalah dua atu lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan, dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang berinteraksi satu dengan yang lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Ali, 2010).

  Menurut Duval dalam (Harmoko, 2012) konsep keluarga merupakan sekumpulan orang yang duhubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap anggota. Keluarga merupakan aspek terpenting dalam unit terkecil dalam masyarakat, penerima asuhan, kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga saling berhubungan, menempati posisi antara individu dan masyarakat.

  Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan . Jadi disimpulkan bahwa definisi dari keluarga merupakan orang yang terikat oleh ikatan perkawinan, darah serta adopsi dan tinggal dalam satu rumah.

  a. Fungsi Keluarga Menurut Marilyn M. Friedman (2010) fungsi keluarga dibagi menjadi 5 yaitu:

  1. Fungsi Afektif adalah Menfasilitasi stabilitasi kepribadian orang dewasa, memenuhi kebutuhan psikologis anggota keluarganya.

  2. Fungsi Sosialisasi adalah Menfasilitasi sosialisasi primer anakk yang bertujuan menjadikan anak sebagai anggota masyarkat yang produktif serta memberikan status pada angggota keluarga.

  3. Fungsi Reproduksi adalah Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa generasi dan untuk keberlangsungan hidup masyarakat.

  4. Fungsi Ekonomi adalah Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya.

  5. Fungsi Perawatan Kesehatan adalah Menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakaian, tempat tinggal, perawatan kesehatan (Marilyn M.Friedman, 2010)

  b. Struktur Keluarga Struktur keluarga oleh Friedman digambarkan sebagai berikut:

  1. Struktur Komunikasi Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan secara jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik sesuai dan hierarki kekuatan. Komunikasi keluarga bagi pengirim yakni mengemukakan pesen secara jelas dan berkualitas, serta meminta, dan menerima balik, dan valid.

  Komunikasi dalam komunikasi dikatakan tidak berfungsi apabila tertutup, adanya isu atau berita negatif, tidak berfokus pada satu hal, dan selalu mengulang isu dan pendapat sendiri. Komunikasi keluarga bagi pengirim bersifat asumsi, ekspresi, perasaan tidak jelas, judgemental ekspresi, dan komununikasi tidak sesuai. Penerima pesan gagal mendengar, diskualisifikasi, ofensif (bersifat negatif), terjadi miskomunikasi, dan kurang atau tidak valid. Karakteristik pemberi pesan yaitu Yakin dalam mengemukakan suatu pendapat, Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas dan Selalu menerima dan meminta timbal balik. Karakteristik pendengar yaitu Siap mendengarkan, Memberikan umpan balik dan Melakukan validasi.

  2. Struktur Peran Struktur Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa bersifat formal atau informal. Posisi/status adalah posisi individu dalam masyarakat misal status sebagai istri/suami.

  3. Struktur Kekuatan Struktur Keluarga adalah kemampuan dari individu untuk mengontrol, mempengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain. Hakk (legimate power), ditiru (deferent power), keahlian (exper power), hadiah (reward power), paksa (coercive power), dan efektif power.

  4. Struktur Nilai dan Norma Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota keluarga dalkamk budaya tertentu. Sedangkan norma adalah pola perilaku yang diterima pada lingkungan sosial tertentu, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar keluarga.

  a. Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar atau tidak dapat mempersatukan anggota keluarga.

  b. Norma, pola perilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga. c. Budaya kumpulan daripada perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah (Harmoko 2012)

  c. Tahap perkembangan keluarga

  1. Tahap pertama pasangan baru atau keluarga baru (beginning family) Keluarga baru dimulai pada saat masing-masing individu, yaitu suami dan istri membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga melalui keluarga masing- masing , secara psikologi keluarga tersebut membentuk keluarga baru. Suami istri yang membentuk keluarga baru tersebut perlu mempersiapkan kehidupan yang baru karena keduanya membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi sehai- hari. Masing-masing pasangan menghadapi perpisahan dengan keluarga orang tua dan mulai membina hubungan baru dengan keluarga dan kelompok sosial pasangan masing-masing.

  Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya. Misalnya kebiasaan makan, tidur, bangun pagi, beerja, dan sebagainya. Hal ini yang perlu diputuskan adalah kapan waktu yang tepat untuk mempunyai anak dan berapa jumlah anak yang diharapkan.

  Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah Membina hubungan intim dan kepuasan bersama, Menetapkan tujuan bersama, Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, dan kelompok sosial, Merencanakan anak (KB), Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan mempersiapkan diri untuk menjadi orang tua.

  2. Tahap kedua keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing family) Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan (2.5 tahun). Kehamilan dan kelahiran bayi perlu disiapkan oleh pasangan suami istri melalui beberapa tugas perkembangan yang penting. Kelahiran bayi pertama memberi perubahan yang besar dalam keluarga, sehingga pasangan harus beradaptasi denga perannya untuk memenuhi kebutuhan bayi. Suami merasa belum siap menjadi ayah atau sebaliknya.

  Tugas perkembangan pada masa ini antara lain Persiapan menjadi orang tua, Membagi peran dan tanggung jawab, Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah yang menyenangkan, Mempersiapkan biaya atau dana child bearing, Menfasilitasi role learning anggota keluarga, Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita, Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.

  3. Tahap ketiga keluarga dengan anak pra sekolah (Families with preschool)

  Tahap ini dimulai saat kelahiran anak usia 2,5 tahun dan berusia saat anak 5 tahun. Pada tahap ini orang tua beradaptasi terhadap kebutuhan-kebutuhan dan minat dari anak prasekolah dalam mengingatkan pertumbuhannya. Kehidupan keluarga pada tahap ini sangat sibuk dan anak sangat bergantung pada orang tua. Kedua orang tua harus mengatur waktunya sedemikian rupa, sehingga kebutuhan anak, suami/ istri dan pekerjaan (punya waktu/paruh waktu) dapat terpenuhi. Orang tua menjadi arsitek keluarga dalam merancang dan mencanangkan perkembangan keluarga agar kehidupan perkawinan tetap utuh dan langgeng dengan cara menguatkan kerja sama antara suami/istri. Orang tua mempunyai peran untuk menstimulasi perkembangan individual anak, khususnya kemandirian anak agar tugas perkembangan anak pada fase ini tercapai.

  Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti: kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman, Membantu anak untuk bersosialisasi, Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus terpenuhi, Mempertahankan hubungan yang sehat, baik didalam maupun diluar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar), Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap paling repot), Pembagian tanggung jawab anggota keluarga, dan Kegiatan dan waktu untu stimulasi dan kembang anak.

  4. Tahap keempat keluarga dengan anak usia sekolah (Families with children) Tahap ini dimulai pada saat anak yang tertua memasuki sekolah pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun.

  Pada fase ini keluarga mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktifitas disekolah, masing-masing anak memiliki aktifitas dan minat sendiri sedemikian pula orang tua yang mempunyai akifitas berbeda dengan anak. Pada tahap ini keluarga (orang tua) perlu belajar terpisah dengan anak, memberi kesempatan pada anak untuk bersosialisasi, baik aktifitas disekolah maupun diluar sekolah. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah Memberikan perhatian tentang kegiatan sosial anak, pendidikan dan semangat belajar, Tetap mempertahankan hubungan yang harmonis dalam perkawinan, Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual, Menyediakan aktifitas untuk anak, dan Menyesuaikan pada aktifitas komunitas dengan mengikutsertakan anak.

  5. Tahap kelima keluarga dengan remaja (Families with teenagers) Tahap ini dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai pada usia 19-20 tahun. Tujuannya keluarga melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa.

  Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab mengingat remaja yang sudah bertambah dan meningkat otonominya, Mempertahankan hubungan intim dengan keluarga, Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua, hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan, Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.

  Keluarga merupakan lingungan terpenting bagi remaja. Sebelum remaja mengenal lingkungan masyarakat secara luas, lingkungan keluarga merupakan tempat remaja berinteraksi sosial dengan keluarga. Remaja akan merasa aman jika hubungan antara keluarga rukun. Masa remaja merupakan fase yang rawan karena tidak stabilnya psikologisnya. Tentu saja keluarga memiliki peran untuk bimbingan anaknya yang sedang berada di masa remaja. Fungsi keluarga untuk anak usia remaja adalah keluarga harus memenuhi kebutuhan primer, sekunder, dan tersier yang diperlukan remaja, keluarga perlu memberikan bimbingan terkait nilai-nilai normatif pada remaja, memberikan pencerahan pengalaman hidup yang nornal, sehingga remaja remaja dapat mengetahui bagaimana cara menyikapi sikap pada usia remaja. keluarga yang mempunayai anggota keluarga tahap remaja harus memberikan perhatian yang lebih terhadap anaknya.

  Keluarga harus menempatkan diri sebagai sahabat, karena remaja menganggap sahabat adalah segalanya bagi remaja sehingga kadang-kadang mereka melawan orang tua.

  Menstruasi dapat terasa membingungkan bagi para remaja, seperti perubahan-perubahan lain saat menjelang menstruasi dan saat menstruasi.Keluarga bisa memulainya dengan memberikan penjelasan bahwa proses menstruasi akan baik- baik saja, meskipun tidak nyaman diawalnya. Pada kondisi tertentu saat remaja sulit membicarakannya bersama keluarga.

  Sehingga jadikan suasana menjadi lebih santai terlebih dahulu dan tidak terlalu terkesan serius. Keluarga memosisikan sebagai teman akan membuat remaja lebih nyaman dan mudah memahami penjelasan dari keluarga.

  6. Tahap keenam keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (Launcing center families)

  Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini bergantung pada banyaknya anak dalam keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua. Tujuan utama pada tahap ini adalah mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap berperan dalam melepas anaknya untuk hidup sendiri. Keluarga mempersiapkan anaknya yang tertua untuk membentuk keluarga sendiri dan tetap membantu anak terakhir untuk lebih mandiri. Saat semua anak meninggalkan rumah, pasangan perlu menata ulang dan membina hubungan suami/istri seperti pada fase awal. Orang tua akan merasa kehilangan peran dalam merawat anak dan merasa kosong karena anak-anak sudah tidak serumah lagi. Guna mengatasi keadaan ini orang tua perlu melakukan aktifitas kerja, meninggalkan peran sebagai pasangan dan tetap memelihara hubungan dengan anak.

  Tahap perkembangan keluarga pada tahap ini adalah Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar, Mempertahankan keintiman pasangan, Mempersiapkan untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anak, Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga, Berperan sebagai suami istri, kakek, nenek dan Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-anaknya.

  7. Tahap ketujuh keluarga usia pertengahan (middle age families) Tahapan ini dimulai saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada tahap ini semua anak meninggalkan rumah, maka pasangan berfokus untuk mempertahankan kesehatan dengan berbagai aktifitas.

  Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain adalah Mempertahankan kesehatan, Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam arti mengolah minat sosial dan waktu santai, Memulihkan hubungan antara generasi muda dengan generasi tua, Keakraban dengan pasangan, Memelihara hubungan/ pasangan kontak dengan anak dan keluarga, dan Persiapan masa tua atau pensiun dengan meningkatkan keakraban pasangan

  8. Tahap kedelapan keluarga usia lanjut Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut salah satu pasangan meninggal. Proses tua lanjut dan pensiun merupakan realitas yang tidak dapat dihindari karena berbagai proses stressor dan kehilangan yang harus dialami keluarga. Stresor tersebut adala berkurangnya pendapatan, kehilangan pekerjaan serta perasaan menurunnya produktifitas dan fungsi kesehatan.

  Tugas perkembangan pada tahap ini adalah Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan, Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik, dan pendapatan, Mempertahankan keakraban suami istri saling merawat, Mempertahankan hubungan anak dan sosial masyarakat, Melakukan life review, Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian (Harmoko, 2012)