TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM ( STUDI ANALISIS KITAB USHULU AT-TARBIYAH AL-ISLAMIYAH WA ASALIBUHA FI AL-BAITI WA AL-MADRASATI WA AL-MUJTAMA’I OLEH ABDURRAHMAN AN-NAHLAWI RELEVANSINYA TERHADAP TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM KONTEMPORER) - STAIN Kudus Repository

BAB IV STUDI ANALISIS TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT ABDURRAHMAN AN-NAHLAWI DALAM KITAB USHULU AT- TARBIYAH AL-ISLAMIYAH WA ASALIBUHA FI AL-BAITI WA AL- MADRASATI WA AL-MUJTAMA’I RELEVANSINYA TERHADAP TUJUAN PENDIDIKAN KONTEMPORER A. Biografi Abdurrahman An-Nahlawi 1. Riwayat Hidup Abdurrahman An-Nahlawi mempunyai nama lengkap Abdurrahman Abdul karim Utsman Muhammad Al-Arqaswasi An-Nahlawi. Beliau

  dilahirkan di sebuah daerah bernama Nahlawa kota Madinah, Saudi Arabia, pada tanggal 7 Safar 1396 H / 1876 M. Abdul Karim Utsman adalah nama ayahnya yang mendidik dan membesarkannya. Ayahnya adalah seorang yang taat ibadah dan taat beragama Islam sehingga selalu memperhatikan

  1 pendidikan anak-anaknya.

  Dengan latar belakang kondisi keluarga yang Islami, tidak heran jika Abdurrahman An-Nahlawi sejak kecil telah mendapat didikan dan bimbingan dari keluarganya dengan Islami dan berpengalaman serta menghargai ilmu pengetahuan baik agama maupun umum.

  Pemilihan Abdurrahman An-Nahlawi sebagai tokoh yang diangkat dalam tulisan ini didasarkan atas kriteria tokoh yang dikemukakan oleh Furchan dan Maimun, yaitu : pertama, berhasil di bidangnya; kedua, mempunyai karya-karya monumental; ketiga, mempunyai pengaruh pada

  2 masyarakat; dan keempat, ketokohannya diakui oleh masyarakat.

  Beliau pernah menjadi pengajar di Universitas Islam Imam Muhammad Ibnu Su’ud di Riyadh, Saudi Arabia, tentang pendidikan Islam. 1 Nur Muhammad Abdullah M, Studi Komparasi Konsep Pendidikan Islam Dalam

  

Keluarga Menurut Abdurrahman An-Nahlawi dan Abdullah Nashih ‘ulwan , Skripsi UIN Sunan

Kalijaga, Yogyakarta, 2003, hlm. 24

  Pemikiran-pemikirannya tentang pendidikan Islam terlihat dari karya karyanya yang banyak memancarkan fanatismenya terhadap Islam sehingga dituangkannya dalam teori-teori pendidikannya yang didasarkan pada Al- Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW yang dikenal dengan metode Qur’ani dan Nabawi. Berikut adalah karya-karya beliau : Ushuulu At-Tarbiyah Al-

  Islamiyyah Wa Asalibuha Fi Al-Baiti Wa Al-Madrasati Wa Al-Mujtama’i, Tarbiyah Wa Thuruqut Tadris , al Kulliyat Wal Ma’ahid al Ilmiyyah, A’lama Tarbiyah Fi Tarikhil Islam, Al-Imam Ad- Dahabi Dirasatun

  3 Maudu’iyatun Tahliliyatun Tarbiyatun.

  Mengenai aktifitasnya, Abdurrahman An-Nahlawi dalam bidang keilmuan, beliau banyak menulis tentang ilmu-ilmu yang berkaitan dengan pendidikan, khususnya dalam pendidikan Islam. Beliau selalu menjunjung tinggi dan mengutamakan pendidikan Islam dan berusaha menjauhkan dari budaya dan falsafah barat (teori pendidikan Barat). Kenyataan itu terungkap dalam sebuah muqaddimah yang beliau berpendapat “Tampaknya gejala memberikan kebebasan yang berlebihan dan memanjakan merupakan akibat utama yang menyingkap tabir keberlebihan pendidikan modern dalam memberikan perhatian kepada anak anak, gejala ini lahir dengan jelas di Amerika di negara yang mengagung-agungkan demokrasi liberal keluarga

  4 dan pemerintahan”.

  Aktivitas dan keterlibatan Abdurrahman An-Nahlawi dalam organisasi pendidikan dan pengajaran menunjukkan bahwa ia berhasil mengembangkan bidang keahliannya, sekaligus bukti pengakuan masyarakat atas ketokohannya. Abdurrahman An-Nahlawi juga memiliki karya-karya yang umumnya menjadi salah satu rujukan utama bagi penulis maupun peneliti pendidikan Islam. Hal ini menunjukkan bahwa Abdurrahman An-

  3 http://lailazahrul.blogspot.com/2014/08/pemikiran-pendidikan-nahlawi.html. diakses pada hari Senin tanggal 04 April 2016 pukul 17.00 WIB 4 Abdurrahman An Nahlawi, Prinsip-prinsip Dan Metoda Pendidikan Islam Dalam

  Nahlawi adalah tokoh yang memiliki pengaruh cukup kuat, khususnya di kalangan masyarakat pendidikan Islam.

2. Karya-Karya Abdurrahman An-Nahlawi

  Beliau juga melanjutkan dan menekuni ilmu-ilmu umum seperti filsafat dan psikologi. Hal ini terlihat dalam karya-karyanya yang tampak membandingkan antara peradaban Barat dan Timur terutama masalah pendidikan yang didasarkan pada filsafat dan dalam mengidekan teori-teori beliau menggunakan pendekatan psikologis. Beberapa karya-karya

  5 Abdurrahman An-Nahlawi yang dapat dijumpai, antara lain:

  a. Ushuulu At-Tarbiyah Al-Islamiyyah Wa Asalibuha Fi Al-Baiti Wa Al- Madrasati Wa Al-Mujtama’i , Darul Fikr, Damsyik.

  Kitab ini selesai ditulis pada 9 Dzulhijjah 1398 H atau sekitar tahun 1977 M dan diterbitkan oleh Dar Al-Fikr Al-Muasyir Bairut Libanon, cetakan pertama pada tahun 1979 dan cetakan kedua pada tahun 1983. Karya An-Nahlawi ini telah diterbitkan dalam edisi Indonesia dengan judul Prinsip-Prinsip Dan Metoda Pendidikan Islam Dalam Keluarga,

  Sekolah, Dan Masyarakat oleh penerbit Diponegoro pada tahun 1989.

  Dan Pendidikan Islam dalam keluarga, sekolah dan masyarakat oleh penerbit GIP, Jakarta pada tahun 1995.

  Lewat buku ini Abdurrahman An-Nahlawi mencoba berfikir dalam-dalam perbandingan ciri khas, tujuan, sistem, dan metode yang dimiliki pendidikan Islam dengan yang dimiliki pendidikan Barat. Penyusunan buku ini dilatar belakangi karena sistem pendidikan dunia yang didasarkan atas asas idealis dan ideologis yang menyimpang dari fitrah yang lurus serta logika yang sehat yang biasa dipakai di dunia Barat.

  b. Karya An-Nahlawi yang lain yang ditulis bersama-sama dengan Abdul Karim Utsman, dan Muhammad Khair Arqaswasi adalah; Tarbiyah Wa

  Thuruqut Tadris , al Kulliyat Wal Ma’ahid al Ilmiyyah, Riyadh, 1392 H buku ini merupakan kumpulan artikel-artikel yang membahas masalah pendidikan dan metode-metode pengajaran. Dalam buku ini, Abdurrahman An-Nahlawi dkk, mengkritik sistem pendidikan modern serta menjelaskan dampaknya terhadap dunia Islam khususnya negaranya sendiri.

  c. Karya-karya Abdurrahman An-Nahlawi yang lain yang belum diterbitkan dalam edisi Indonesia ant ara lain : Ilmu Nafs (Psikologi), Fakultas Syari’ah, Riyadh; A’lama Tarbiyah Fi Tarikhil Islam, Al-Imam Ad- Dahabi Dirasatun Maudu’iyatun Tahliliyatun Tarbiyatun , Dar al Fikr.

B. Data Penelitian 1. Tujuan Pendidikan Islam

  Tujuan pendidikan Islam merupakan cita-cita ideal yang mengandung nilai Islami terhadap proses kependidikan diarahkan. Rumusan tujuan pendidikan merupakan pencerminan dari idealitas penyusunnya, baik institusional maupun individual. Oleh karena itu, nilai-nilai apakah yang dicita-citakan oleh penyusun dari tujuan itu akan mewarnai corak kepribadian manusia hasil proses kependidikan.

  Secara umum, rumusan tujuan pendidikan adalah membawa anak didik ke arah tingkat kedewasaan. Dewasa disini berarti dewasa jasmani dan dewasa rohani. Dewasa jasmani adalah apabila jasmaninya sudah cukup besar dan umumnya sudah cukup. Adapun dewasa rohani adalah apabila sudah dapat bertanggung jawab sendiri, tidak lagi membutuhkan

  6

  pertolongan dari pendidiknya. Jadi betul-betul sudah dapat berdiri sendiri.” “Orang dewasa adalah orang yang sudah mengetahui dan memiliki nilai-nilai hidup, norma-norma kesusilaan, keindahan, keagamaan, kebenaran dan sebagainya dan hidup sesuai dengan nilai-nilai dan norma-

  7

  norma itu.” Dalam rumusan tersebut jelas bahwa arah yang hendak dituju dalam mengembangkan anak didik adalah kedewasaan, yaitu mampu menentukan diri sendiri, bertanggungjawab sendiri serta sanggup mengenal dan berbuat menurut kesusilaan.

  Namun dalam merumuskan tujuan pendidikan Islam, bukan hanya tingkat kedewasaan saja yang ditekankan, tetapi ada beberapa hal yang perlu

  8

  diperhatikan yaitu:

  a. Tujuan dan tugas manusia dimuka bumi, baik secara vertikal maupun horisontal.

  b. Sifat-sifat dasar masyarakat c. Tuntutan masyarakat dan dinamika peradaban kemanusiaan.

  9

  d. Dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam, yaitu: 1) Dimensi yang mengandung nilai yang meningkatkan kesejahteraan hidup manusia di dunia.

  2) Dimensi yang mengandung nilai yang mendorong manusia berusaha keras untuk meraih kehidupan di akhirat yang membahagiakan. 3) Dimensi yang mengandung nilai yang dapat (mengintegrasikan) memadukan antara kepentingan hidup duniawi dan akhirawi.

  Berdasarkan batasan diatas, para ahli pendidikan (Muslim) telah memberikan definisi tentang tujuan pendidikan Islam, di mana rumusan atau definisi yang satu berbeda dari definisi yang lain. Meskipun demikian, pada hakikatnya rumusan dari tujuan pendidikan Islam adalah sama, mungkin hanya redaksi dan penekanannya saja yang berbeda.

  Abdul Fattah Jalal mengemukakan tujuan umum pendidikan Islam

  10

  adalah menjadikan manusia sebagai abdi atau hamba Allah SWT. Hal ini 7 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, CV. Remaja Karya,

  Bandung, 2009, hlm. 23 8 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam; Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis,

  sesuai dengan tujuan manusia yang telah digariskan oleh Allah, sebagaimana firman Allah SWT:

  ( : ) ٥٦ ﺕ ﺎﻳﺭﺬﻟﺍ ﻥﻭﺪﺒﻌﻴﻟ ﱠﻻﺍ ﺲﻧﺎﹾﻟﺍﻭ ﻦﹺﺠﹾﻟﺍ ﺖﹾﻘﹶﻠﺧ ﺎﻣﻭ

  Artinya :“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali supaya

  11 mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat; 56).

  Dengan demikian Allah telah menciptakan seluruh manusia untuk beribadah kepadanya. Maka tujuan umum pendidikan Islam adalah mempersiapkan manusia yang abid yang menghambakan dirinya kepada Allah, lebih lanjut lagi Abdul Fattah Jalal mengatakan bahwa ibadah disini adalah jalan hidup yang mencakup seluruh aspek kehidupan serta segala yang dilakukan manusia berupa perkataan, perbuatan, perasaan bahkan

  12 bagian apapun dari perilakunya dalam rangka taqwa kepada Allah SWT.

  Hasan Langgulung juga menjelaskan bahwa tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan Islam dapat diringkaskan dalam dua tujuan pokok yaitu pembentukan insan yang saleh dan beriman kepada Allah dan agama- Nya, dan pembentukan masyarakat yang saleh yang mengiukuti petunjuk

  13 agama Islam dalam segala urusannya.

  Quraish Shihab menjelaskan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah membina manusia secara pribadi dan kelompok sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah SWT dan Khalifah-Nya, guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan Allah SWT

  

14

yaitu untuk bertaqwa kepada-Nya.

  Moh Roqib juga menjelaskan bahwa tujuan pendidikan Islam bertitik tolak dari tujuan ajaran Islam itu sendiri, yaitu membentuk manusia yang berkepribadian muslim yang bertakwa dalam rangka melaksanakan tugas 10 Abdul Fattah Jalal, Azas-Azas Pendidikan Islam, Terj. Herry Noer Ali, CV Diponegoro,

  Bandung, 1998, hlm. 119 11 Departement Agama R.I , Al-Qur’an dan Terjemahan, Pelita III, Jakarta, 1979, hlm.. 12 862 13 Abdul Fattah Jalal, Op .Cit., hlm. 124 Hasan Langgulung, Pendidikan Islam Menghadapi Abad Ke 21, Pustaka Al Husna,

  kekholifahan dan peribadatan kepada Allah untuk mencapai kebahagiaan

  15 hidup di dunia dan akhirat.

  M. Arifin menjabarkan tujuan pendidikan yang bersasaran pada tiga dimensi hubungan manusia selaku “Khalifah” dimuka bumi yaitu sebagai

  16

  berikut:

  a. Menanamkan sikap hubungan yang seimbang dan selaras dengan Tuhannya.

  b. Membentuk sikap hubungan yang harmonis, selaras, dan seimbang dengan masyarakatnya.

  c. Mengembangkan kemampuannya untuk menggali, mengelola dan memanfaatkan kekayaan alam ciptaan Allah bagi kepentingan kesejahteraan hidupnya, dan hidup sesamanya serta bagi kepentingan

  ubudiahnya kepada Allah, dengan dilandasi sikap hubungan yang harmonis pula.

  Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam yang ingin dicapai oleh Al-Qur’an adalah membina manusia guna mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan Khalifah-Nya. Manusia yang dibina adalah makhluk-makhluk yang memiliki unsur-unsur material (jasmani) dan immaterial (akal dan jiwa). Pembinaan akalnya menghasilkan ilmu. Pembinaan jiwanya menghasilkan kesucian dan etika, sedangkan pembinaan jasmaninya menghasilkan ketrampilan. Dengan penggabungan unsur-unsur tersebut terciptalah makhluk dwi dimensi dalam satu keseimbangan, dunia dan akhirat, ilmu dan iman.

  Muhammad Athiyah Al-Abrasyi dalam kajiannya tentang pendidikan Islam telah menyimpulkan lima tujuan umum pendidikan Islam,

  17

  yaitu:

  a. Membentuk akhlak mulia 15 Moh Roqib, Ilmu Pendidikan Islam; Pengembangan Pendidikan Integratif di sekolah,

  LKis, Yogyakarta, 2009, hlm. 27 keluarga, dan Masyarakat, 16 Muzayyin. Arifin, Op. Cit., hlm. 121

  b. Mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat

  c. Persiapan untuk mencari rizki dan memelihara segi kemanfaatannya

  d. Menumbuhkan semangat ilmiah dikalangan peserta didik e. Mempersiapkan tenaga profesional yang terampil.

  Menurut Ali Al-Jumbulati dan Abdul Futuh At-Tuwaanisi menyimpulkan tujuan pendidikan Islam kepada dua macam tujuan yang

  18

  prinsipil yaitu: a. Tujuan Keagamaan.

  Yang dimaksud dengan tujuan keagamaan ini adalah bahwa setiap pribadi muslim beramal untuk akhirat atas petunjuk dan ilham keagamaan yang benar, yang tumbuh dan dikembangkan dari ajaran- ajaran Islam yang bersih dan suci. Tujuan keagamaan mempertemukan diri pribadi terhadap Tuhannya melalui kitab-kitab suci yang menjelaskan tentang hak dan kewajiban, sunat dan yang fardhu bagi seorang mukallaf.

  b. Tujuan Keduniaan.

  Tujuan ini seperti yang dinyatakan dalam tujuan pendidikan modern saat ini yang diarahkan kepada pekerjaan yang berguna (pragmatis), atau untuk mempersiapkan anak menghadapi kehidupan masa depan.

  Abd al-Rahman Shaleh Abd Allah dalam bukunya, Educational

  Theory a Qur’anic Outlook, menyatakan tujuan pendidikan Islam dapat

  19

  diklasifikasikan menjadi empat dimensi yaitu:

  a. Tujuan pendidikan jasmani (al-ahdaf al-jismiyah) Mempersiapkan diri manusia sebagai pengemban tugas khalifah di bumi, melalui keterampilan-keterampilan fisik.Ini berpijak pada pendapat Imam Nawawi yang menafsirkan “al-qawy”sebagai kekuatan iman yang 18 ditopang oleh kekuatan fisik.

  Ali Al-Jumbulati dan Abdul Futuh At-Tuwaanisi, Perbandingan Pendidikan Islam, Terj. HM. Arifin, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 1994, hlm. 37-38. b. Tujuan pendidikan rohani (al-ahdaf al-ruhaniyah) Meningkatkan jiwa dari kesetiaan yang hanya kepada Allah SWT, semata dan melaksanakan moralitas islami yang diteladani oleh Nabi SAW dengan berdasarkan pada cita-cita ideal dalam Al-Qur’an.Indikasi pendidikan rohani adalah tidak bermuka dua, berupaya memurnikan dan menyucikan diri manusia secara individual dari sikap negatif. Inilah yang disebut dengan tazkiyah (purification) dan hikmah (wisdom) c. Tujuan pendidikan akal (al-ahdaf al-aqliyah)

  Pengarahan inteligensi untuk menemukan kebenaran dan sebab-sebabnya dengan telaah tanda-tanda kekuasaan Allah dan menemukan pesan-pesan ayat-ayat-Nya yang berimplikasi kepada peningkatan iman kepada Sang pencipta. Tahapan akal ini adalah: 1) Pencapaian kebenaran ilmiah (ilm al-yaqin) 2) Pencapaian kebenaran empiris (ain al-yaqin) 3) Pencapaian kebenaran metaempiris atau mungkin lebih tepatnya sebagai kebenaran filosofis (haqq al-yaqin) d. Tujuan pendidikan sosial (al-ahdaf al-ijtimaiyah)

  Tujuan pendidikan sosial adalah pembentukan kepribadian yang utuh yang menjadi bagian dari komunitas sosial.Identitas individu di sini tercermin sebagai “al-nas” yang hidup pada masyarakat yang plural (majemuk).

  Al-Buthi sebagaimana dikutip Asnelly Ilyas menyebutkan tujuan

  20

  pendidikan Islam sebagai berikut:

  a. Mencapai keridhaan Allah, menjauhkan murka dan siksaan-Nya, dan melaksanakan pengabdian yang tulus ikhlas kepadanya. Tujuan ini dianggap induk dari segala tujuan Pendidikan Islam.

  b. Membina akhlak masyarakat berdasarkan agama yang diturunkan untuk membimbing masyarakat ke arah yang diridhai-Nya. c. Memupuk rasa cinta tanah air pada diri manusia berdasarkan agama yang diturunkan kepadanya.

  d. Mewujudkan ketenteraman di dalam jiwa dan akidah yang dalam, penyerahan dan kepatuhan yang ikhlas kepada Allah.

  e. Memelihara kesusastraan Arab sebagai bahasa Al-qur’an dan sebagai wadah kebudayaan dan unsur-unsur kebudayaan Islam yang menonjol dan menyadarkan masyarakat kepada Islam yang sebenarnya, serta menunjukkan hakikat agama atas keberhasilan dan kecemerlangannya.

  f. Meneguhkan perpaduan tanah air dan menyatukan barisan melalui usaha menghilangkan perselisihan, bergabung dan bekerja sama dalam rangka prinsip-prinsip Islam yang terkandung dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.

  Sedangkan tujuan Pendidikan Islam menurut Al-Ghazali, yaitu:

  21

  a. Tujuan mempelajari ilmu pengetahuan semata-mata untuk ilmu pengetahuan itu saja.

  b. Tujuan utama pendidikan adalah pembentukan akhlak.

  c. Tujuan pendidikan adalah untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

  Berdasarkan rumusan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam bertujuan mencapai pertumbuhan kepribadian manusia yang menyeluruh secara seimbang melalui latihan jiwa, intelek, perasa dan indra yang mampu memadukan fungsi iman, ilmu, dan amal secara integral bagi terbinanya kehidupan yang harmonis, baik dunia maupun akhirat. Jadi nilai- nilai yang hendak diwujudkan oleh pendidikan Islam adalah berdimensi transcendental melampaui wawasan hidup di dunia sampai akhirat dengan meletakkan cita-cita yang mengandung dimensi nilai duniawi sebagai sasarannya. Kehidupan di dunia merupakan sawah ladang yang harus dikelola sebaik-baiknya untuk dimanfaatkan sebagai sarana mencapai kebahagiaan hidup di akhirat nanti.

2. Konsep Tujuan Pendidikan Islam Menurut Abdurrahman An-Nahlawi

  Dalam Kitab Ushulu At-Tarbiyah Al-Islamiyah Wa Asalibuha Fi Al-Baiti Wa Al-Madrasati Wa Al-Mujtama’i

  Sebelum memaparkan konsep tujuan pendidikan Islam menurut Abdurrahman An-Nahlawi, peneliti merasa penting juga menjelaskan pemikiran Abdurrahman An-Nahlawi mengenai makna tujuan, urgensi menentukan tujuan, pengertian pendidikan, tujuan pendidikan Islam, dan korelasi tujuan pendidikan Islam dengan perkembangan jasmani, akal, sosial dan pencarian rezeki.

a. Makna Tujuan

  Memperbincangkan tentang makna tujuan pendidikan, maka haruslah kita sebutkan dan terangkan walaupun dengan ringkas, tentang hubungan antara tujuan dan berbagai istilah lain yang serupa atau berdekatan atau berlainan maknanya. Istilah-istilah tersebut di antaranya seperti sasaran, maksud, hasil dan motivasi. Dalam hal ini Abdurrahman An-Nahlawi membedakan antara makna hasil, tujuan dan motivasi di dalam kitab Ushulu At-Tarbiyah Al-Islamiyah Wa Asalibuha Fi Al-Baiti

  Wa Al-Madrasati Wa Al-Mujtama’i halaman 105-106 sebagai berikut:

ﺀﺍﻮﺳ ﻦﺋﺎﻜﻟﺍ ﺎﻬﻴﻟﺇ ﻞﺻﻮﺗﻭ ، ﻙﻮﻠﺴﻟﺍ ﻦﻋ ﺖﻘﺜﺒﻧﺍ ﱵﻟﺍ ﺔﻠﺼﶈﺍ ﻲﻫ ﺔﺠﻴﺘﻨﻟﺍ

.

  ﺎﻬﻌﻀﻳﻭ ﻥﺎﺴﻧﻹﺍ ﺎﻫﺭﻮﺼﺘﻳ ﱵﻟﺍ ﺔﻳﺎﻐﻟﺍ ﻮﻫ ﻑﺪﳍﺍﻭ ﻪﻘﻘﲢ ﱂ ﻭﺃ ﻑﺪﳍﺍ ﺖﻘﻘﺣ .

  ﻭﺃ ﻱﻮﻀﻌﻟﺍ ﺽﺮﶈﺍ ﻮﻫ ﻊﻓﺍﺪﻟﺍﻭ ﺎﻬﻘﻴﻘﲢ ﻞﺟﺃ ﻦﻣ ﻪﻛﻮﻠﺳ ﻢﻈﻨﻳﻭ ﻪﻴﻨ ﻴﻋ ﺐﺼﻧ ﺲﻔﻨﻟﺍ ﰲ ﻪﻴﻠﻋ ﺔﺜﻋﺎﺒﻟﺍ ﻱﻮﻘﻟﺍ ﻱﺬﻐﻳ ﻭﺃ ﻙﻮﻠ ﺴﻟﺍ ﻰﻠﻋ ﺚﻌﺒﻳ ﻱﺬﻟﺍ ﻲﺴﻔﻨﻟﺍ ﺎﻬﻛﺭﺩﺃ ﺀﺍﻮﺳ ﻦﺋﺎﻜﻟﺍ ﻥﺎﻴﻛ ﻢ ﺔﻳﻮﻴﺣ ﺔﻳﺎﻏ ﻖﻘﳛ ﱴﺣ ﺎﻬﻄﺸﻨﻳﻭ ﺎﻬﻛﺮﳛﻭ ﻢﺴﳉﺍﻭ

  ٢٢ .

  ﻪﺣﻭﺭ ﻭﺃ ﻪﻠﻘﻌﺑ ﺎﻬﻛﺭﺪﻳ ﱂ ﻭﺃ Artinya:”Hasil adalah apa yang dicapai oleh manusia dan lahir dari tingkah laku, baik sudah merealisasikan tujuan maupun belum. Tujuan adalah apa yang dicanangkan oleh manusia, diletakkannya sebagai pusat perhatian, dan demi merealisasikannyalah dia menata tingkah lakunya. Sedangkan Motivasi adalah penggerak, baik fisik atau psikis

  yang membangkitkan seseorang untuk berbuat, atau memberikan santapan kepada kekuatan pembangkit perbuatan itu di dalam jiwa dan tubuh. Motivasi itu menggerakkannya hingga dapat merealisasikan tujuan utama yang penting bagi eksistensi manusia, baik dia mengetahui

  23 tujuan itu dengan akal dan ruhnya atau tidak”.

  Uraian di atas, menunjukkan bahwa Abdurrahman An-Nahlawi membedakan antara pengertian hasil, tujuan dan motivasi. Namun, ketiganya saling berkaitan.

b. Urgensi Menentukan Tujuan

  Suatu usaha atau tindakan yang tidak mempunyai tujuan tidaklah mempunyai arti apa-apa. Tanpa adanya pandangan ke depan kepada tujuan, penyelewengan akan banyak terjadi, demikian pula kegiatan- kegiatan yang tidak efisien. Oleh karena itu, Abdurrahman An-Nahlawi memberikan ilustrasi atau gambaran betapa pentingnya menentukan dan membatasi tujuan di dalam kitab Ushulu At-Tarbiyah Al-Islamiyah Wa

  Asalibuha Fi Al-Baiti Wa Al-Madrasati Wa Al-Mujtama’i pada halaman

  106 sebagai berikut:

  

ﲑﺴﳌﺍ ﺍﺬﳍ ﺐﺒﺳ ﻱﺃ ﻥﺎﻴﺑ ﻥﻭﺩ ﲔﻌﻣ ﻖﻳﺮﻃ ﰲ ﻲﺸﳝ ﻥﺃ ﻥﺎﺴﻧﺇ ﺮﻣﺃ ﻮﻟ

ﻩﺩﻭﺍﺮﻟﻭ ﺎﻔﻴﻌﺿ ﻪﻋﺎﻓﺪﻧﺍ ﻥﺎﻜﻟﻭ ،ﺍﺩﺩﺮﺘﻣ ﺭﺎﺴﻟ ﻩﲑﻏ ﻥﻭﺩ ﻖﻳﺮﻄﻟﺍ ﺍﺬﻫ ﺭﺎﻴﺘﺧﺍ ﻭﺃ : .

  ﻖﻳﺮﻄﻟﺍ ﺍﺬﻫ ﻚﻠﺳﺍ ﻯﺮﺧﺃ ﺓﺮﻣ ﻥﺎﺴﻧﻹﺍ ﺍﺬﳍ ﻞﻴﻗ ﻮﻟ ﻦﻜﻟﻭ ﺲﻋﺎﻘﺘﻟﺍﻭ ﻝﺅﺎﺴﺘﻟﺍ ﺀﺍﺪﻐﻠﻟ ﻦﻳﺪﻓﺍﻮﻟﺍ ﻊﻴﲨ ﻥﻮﻋﺪﻳ ﻡﺍﺮﻛ ﺏﺎﺤﺻﺃ ﻪﻟ ، ﻼﻴﲨ ﺎﻧﺎﺘﺴﺑ ﻩﺮﺧﺁ ﰲ ﺪﺠﺘﺴﻓ ﺍﺪﻌﺘﺴﻣ ﺎﻌﺋﺎﺟ ﻥﺎﺴﻧﻹﺍ ﺍﺬﻫ ﻥﺎﻛﻭ ، ﺕﻻﻼﺸﻟﺍﻭ ﻲﻗﺍﻮﺴﻟﺍ ﻑﺎﻔﺿ ﻰﻠﻋ ﻢﻫﺪﻨﻋ ﻞﻗﺄﺑﻭ ﻡﺰﻋﻭ ﺓﻮﻘﺑ ﻖﻳﺮﻄﻟﺍ ﻊﻄﻘﻟﻭ ﺎﺒﻏﺍﺭ ﺲﻔﻨﻟﺍ ﺡﺎﺗﺮﻣ ، ﺍﺭﻭﺮﺴﻣ ﻊﻓﺪﻧﻻ ﻡﺎﻌﻄﻠﻟ

  ﺡﺎﺠﻨﻟﺍ ﻰﻠﻋ ﺪﻋﺎﺴﻳﻭ ﺯﺎﳒﻹﺍ ﱃﺇ ﻊﻓﺪﻳﻭ ﻁﺎﺸﻨﻟﺍ ﻪﺟﻮﻳ ﻑﺪﳍﺎﻓ ، ﺪﻬﺟﻭ ﺖﻗﻭ ٢٤ .

  Artinya: “Jika manusia diperintah untuk berjalan di jalur tertentu, tanpa penjelasan mengapa dia harus memilih jalan itu, niscaya dia akan 23 berjalan dengan ragu-ragu, bertolak dengan lemah, serta akan bertanya- Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam Di Rumah, Sekolah, Dan Masyarakat,

  tanya lalu mundur ke belakang. Tetapi, jika dikatakan sekali lagi kepada orang ini,“ berjalanlah di jalan ini, di ujung jalan nanti anda akan menemukan sebuah kebun yang indah, milik orang-orang dermawan yang suka mengundang orang-orang yang datang untuk makan bersama mereka di tepian air terjun dan air mancur” sedangkan orang ini tengah lapar dan siap untuk makan,niscaya dia akan segera pergi dengan gembira dan senang hati, dan akan memotong jalan dengan tubuh yang tegar dan penuh kegigihan, serta dalam waktu yang relativ singkat. Jelaslah bahwa tujuan memang mengarahkan aktivitas, mendorong

  25 untuk bekerja, dan membantu mencapai keberhasilan”.

  Dari ilustrasi di atas dapat disimpulkan bahwa penentuan tujuan itu akan membentuk sasaran menjadi sasaran imperative sehingga melahirkan perilaku berkesadaran.

c. Definisi Pendidikan

  Istilah pendidikan dalam konteks Islam pada umumnya mengacu kepada term al-tarbiyah, al-ta’dib, dan al-ta’lim. Dari ketiga istilah tersbut term yang paling populer digunakan dalam praktek pendidikan Islam ialah term al-tarbiyah. Istilah al-tarbiyah pun juga digunakan oleh Abdurrahman An-Nahlawi dalam mendefinisikan pendidikan, hal ini terlihat pada kitab Ushulu At-Tarbiyah Al-Islamiyah Wa Asalibuha Fi Al-

  Baiti Wa Al-Madrasati Wa Al-Mujtama’i halaman 12 sebagai berikut:

ﺔﻳﻮﻐﻟ ﻻﻮﺻﺃ ﺔﻴﺑﺮﺘﻟﺍ ﺔﻤﻠﻜﻟ ﺎﻧﺪﺟﻭ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟﺍ ﺔﻐﻠﻟﺍ ﻢﺟﺎﻌﻣ ﱃﺇ ﺎﻨﻌﺟﺭ ﺍﺫﺇ

  : ﺔﺛﻼﺛ

  : 

  ﴿ ﱃﺎﻌﺗ ﻪﻟﻮﻗ ﻝﺰﻧ ﲎﻌﳌﺍ ﺍﺬﻫ ﰱﻭ ، ﺎﳕﻭ ﺩﺍﺯ ﲎﻌﲟ ﻮﺑﺮﻳ ﺎﺑﺭ ﻝﻭﻷﺍ ﻞﺻﻷﺍ               

  ( : )       

  ٣٩ ﻡﻭﺮﻟﺍ ﴾ .

  : ﻝﻮﻗ ﻪﻴﻠﻋﻭ ﻉﺮﻋﺮﺗﻭ ﺄﺸﻧ ﺎﻫﺎﻨﻌﻣﻭ ﻰﻔﳜ ﻲﻔﺧ ﻥﺯﻭ ﻰﻠﻋ ﰉﺮﻳ ﰊﺭ ﱐﺎﺜﻟﺍ ﻞﺻﻷﺍ

  : ﺖﻴﻣﺭ ﺎﻭ ﱄﱰﻣ ﺔﻜﲟ ﱐﺈﻓ ﲏﻋ ﻼﺋﺎﺳ ﻚﻳ ﻦﻤﻓ ﰊﺍﺮﻋﻷﺍ ﻦﺑﺇ

  : ، ﻪﺳﺎﺳﻭ ، ﻩﺮﻣﺃ ﱃﻮﺗﻭ ، ﻪﺤﻠﺻﺃ ﲎﻌﲟ ﺪﳝ ﺪﻣ ﻥﺯﻮﺑ ﺏﺮﻳ ﺏﺭ ﺚﻟﺎﺜﻟﺍ ﻞﺻﻷﺍ

  ٢٦ .

  ﻩﺎﻋﺭﻭ ، ﻪﻴﻠﻋ ﻡﺎﻗﻭ Artinya: “Jika kita merujuk kamus bahasa Arab, kita akan menemukan tiga akar kata untuk istilah pendidikan. Pertama, raba yarbu yang artinya “bertambah dan berkembang”. Hal ini senada dengan firman Allah berikut ini:               

  : )         

  ٣٩ ﻡﻭﺮﻟﺍ (

  “Dan sesuatu Riba (tambahan) yang kamu berikan agar Dia bertambah pada harta manusia, Maka Riba itu tidak menambah pada sisi Allah. dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-

orang yang melipat gandakan (pahalanya)”. (QS. Ar-Ruum: 39)

Kedua, rabiya yarba yang dibandingkan dengan khafiya yakhfa arti yang terkandung adalah tumbuh dan berkembang. Ungkapan tersebut digunakan dalam puisi Ibnu Al-‘Arabi: “barang siapa yang bertanya tentang aku, sesungguhnya tempat tinggalku di Mekah dan di sanalah aku tumbuh besar”. Ketiga, rabba yarubbu yang dibandingkan dengan madda yamuddu dan berarti memperbaiki, mengurusi kepentingan,

  27 mengatur, menjaga, dan memperhatikan”.

  Dari ketiga asal kata ini, Abdurrahman An-Nahlawi, mengutip dari Abdurrahman Al-Bani, yang menyimpulkan bahwa pendidikan

  (tarbiyah) terdiri atas empat unsur, yaitu: pertama, menjaga dan

  memelihara fitrah anak menjelang baligh. Kedua, mengembangkan seluruh potensi dan kesiapan yang bermacam macam. Ketiga, mengarahkan seluruh fitrah dan potensi ini menuju kepada kebaikan dan kesempurnaan yang layak baginya. Keempat, proses ini dilaksanakan secara bertahap.

26 Abdurrahman An-Nahlawi, Op.Cit, hlm. 12

d. Tujuan Pendidikan Islam

  Dalam merumuskan tujuan pendidikan Islam, Abdurrahman An- Nahlawi berorientasi pada tujuan dan tugas manusia di muka bumi, baik secara horizontal maupun vertikal. Hal ini dapat dilihat pada kitab

  Ushulu At-Tarbiyah Al-Islamiyah Wa Asalibuha Fi Al-Baiti Wa Al- Madrasati Wa Al-Mujtama’i halaman 107-108 sebagai berikut:

ﺎﻬﺴﺳﺃ ﷲﺍ ﻊﺿﻭ ﺪﻗﻭ ، ﺔﻓﺩﺎﻫ ﺔﻴﻋﺍﻭ ﺔﻴﺑﺮﺗ ﺔﻴﻣﻼﺳﻹﺍ ﺔﻴﺑﺮﺘﻟﺍ ﺖﻧﺎﻛ ﺎﳌﻭ

. ﺎﻬﻓﺪﻫ ﲔﺒﻳ ﻥﺃ ﺎﻬﻴﻓ ﺚﺣﺎﺒﻟﺍ ﻰﻠﻋ ﺎﻣﺍﺰﻟ ﻥﺎﻛ ﺮﺸﺒﻟﺍ ﻊﻴﻤﳉ ﺔﻌﻳﺮﺸﻟﺍ ﻩﺬﻫ ﰱ ﺎﻬﺒﻴﻟﺎﺳﺃ ﻥﺎﻴﺒﺑ ﺡﻭﺮﺸﻟﺍ ﻞﺒﻗ ، ﺮﺸﺒﻟﺍ ﻊﻴﻤﳉ ﷲﺍ ﻪﻨﻴﻋ ﻱﺬﻟﺍ ﻞﻣﺎﺸﻟﺍ ﻲﻣﺎﺴﻟﺍ

  .

  ﺲﺳﺃ ﻰﻠﻋ ﺓﺮﻈ ﻧ ﺎﻨﻴﻘﻟﺃ ﻮﻟﻭ ﺐﻴﻟﺎﺳﻷﺍ ﲔﻌﻳ ﻱﺬﻟﺍ ﻮﻫ ﻑﺪﳍﺍ ﻥ ﻷ ﺎﻬﺼﺋﺎﺼﺧﻭ ٢٨ .

  ﺓﺎﻴﳊﺍ ﻑﺍﺪﻫﻷﻭ ﺓﺎﻴﳊﺍﻭ ﻥﻮﻜﻠﻟ ﻡﻼﺳﻹ ﺍ ﺭﻮﺼﺗﻭ ﺔﻴﻣﻼﺳﻹﺍ ﺔﻴﺑﺮﺘﻟﺍ Artinya:”Karena pendidikan Islam merupakan pendidikan yang berkesadaran dan bertujuan, dan Allah telah meletakkan asas-asasnya bagi seluruh manusia di dalam syariat ini. Oleh sebab itu, sudah semestinya pengkaji pendidikan ini lebih dahulu menjelaskan tujuannya yang luhur dan luas, yang telah ditetapkan oleh Allah bagi seluruh manusia, sebelum mulai menerangkan metode dan beberapa ciri khasnya, karena tujuanlah yang menentukan metode.Untuk mengetahui tujuan pendidikan Islam, ada baiknya penyusun singgung kembali asas- asas pendidikan Islam dan pandangan Islam tentang alam, kehidupan

  29 dan tujuan hidup”.

  

ﻥﻮﻜﻴﻟ ﺽﺭﻷﺍ ﻰﻠﻋ ﻥﺎﺴﻧﻹﺍ ﺪﺟﻭﺃﻭ ، ﲔﻌﻣ ﻑﺪﳍ ﻥﻮﻜﻟﺍ ﻖﻠﺧ ﷲﺍ ﻥﺃ

، ﺽﺭﻷﺍﻭ ﺕﺍﻮﻤﺴﻟﺍ ﰱ ﺎﻣ ﻪﻟ ﺮﺨﺳﻭ ، ﻪﻳﺪ ﻱﺪﺘﻬﻳﻭ ، ﷲﺍ ﺔﻋﺎ ﻃ ﻖﻘﳛ ﺔﻔﻴﻠﺧ ﺎﻣ ﻞﻛ ﻞﻣﺄﺘﻳ ﻥﺃ ﻪﻨﻣ ﺐﻠﻃﻭ ، ﺎﳍ ﺎﻘﻘﳏ ﻥﺎﺴﻧﻹﺍ ﺓﺎﻴﳊ ﺎﻣﺩﺎﺧ ﻪﻠﻛ ﻚﻟﺫ ﻞﻌﺠﻓ ، ﻪﺘﺒﳏﻭ ﷲﺍ ﺔﻋﺎﻃ ﱃﺇ ﻚﻟﺫ ﻪﻌﻓﺪﻴﻓ ، ﷲﺍ ﺔﻤﻈﻋ ﻰﻠﻋ ﻪﺑ ﻝﺪﺘﺴﻴﻟ ﻥﻮﻜﻟﺍ ﰲ

  ﱃﺇ ﻪﻠﺳﺭ ﻞ ﺳﺭﺃﻭ ، ﺮﺸﻟﺍﻭ ﲑﺨﻠﻟ ﺍﺪﻌﺘﺴﻣ ﻪﻠﻌﺟﻭ ، ﻪﺗﺎﺟﺎﻨﻣﻭ ﻩﺮﻣﺍﻭﻷ ﻉﻮﻀﳊﺍﻭ ٣٠ . 28

  ﻩﺪﻴﺣﻮﺗﻭ ﻪﺗﺩﺎﺒﻋ ﱃﺇ ﻢﻫﻭﺪﻬﻴﺑ ﺮﺸﺒﻟﺍ 29 Abdurrahman An-Nahlawi, Op.Cit, hlm. 107 Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam Di Rumah, Sekolah, Dan Masyarakat,

  Artinya:”Allah menciptakan alam semesta ini dengan tujuan tertentu. Dia mengadakan manusia di muka bumi untuk menjadi khalifah yang akan melaksanakan ketaatan kepada Allah dan mengambil petunjuk-Nya, dan menundukkan apa yang ada di langit dan bumi untuk mengabdi kepada kepentingan hidup manusia dan merealisasikan hidup itu.

  Kemudian Allah meminta kepada manusia supaya merenungkan segala yang ada di dalam alam, agar dengan demikian dia dapat membuktikan keagungan Allah, sehingga yang demikian itu dapat mendorongnya untuk menaati dan mencintai Allah, serta tunduk kepada segala perintah- Nya dan bermunajat kepada-Nya. Allah menjadikan manusia sebagai makhluk yang mempunyai ksiapan untuk berbuat kebaikan maupun kejahatan, dan mengutus para Rasul-Nya kepada umat manusia agar membimbing mereka untuk beribadah kepada-Nya dan mentauhidkan-

31 Nya”.

  

ﺩﻭﺪﳏ ﺖﻗﻭ ﰲ ﻲﻬﺘﻨﻳ ﻼﺟ ﺃ ﺎﻴﻧﺪﻟﺍ ﺓﺎﻴﳊﺍ ﻩﺬﳍﻭ ﻥﻮﻜﻟﺍ ﺍﺬﳍ ﻞﻌﺟ ﷲﺍ ﻥﺃﻭ

.

  ﺍﺪﻳﺪﺟ ﺎﻘﻠﺧ ﻥﺎﺴﻧﻹﺍ ﷲﺍ ﻖﻠﳜ ﰒ ، ﺎﻴﻧﺪﻟﺍ ﺓﺎﻴﳊﺍ ﲎﻔﺗﻭ ﻥﻮﻜﻟﺍ ﲎﻔﻳ ﰒ ﷲﺍ ﺪﻨﻋ ﻱﺬﻟﺍ ﺀﻲﺴﳌﺍ ﻱﺯﺎﺠﻴﻟﻭ ﻢﳍﺎﻤﻋﺃ ﻰﻠﻋ ﺱﺎﻨﻟﺍ ﺐﺳﺎﺤﻴﻟ ، ﺍﺪﻳﺪﺟ ﺎﻧﻮﻛ ﻖﻠﳜﻭ ، ﷲﺎﺑ ﻦﻣﺁ ﻱﺬﻟﺍ ﻦﺴﶈﺍﻭ ، ﻢﺋﺍﺪﻟﺍ ﻢﻴﺤﳉﺎﺑ ﻪﺘﻌﻳﺮﺷﻭ ﻪﻠﺳﺭﻭ ﷲﺍ ﺔﻤﻌﻨﺑ ﺮﻔﻛ

  ٣٢ .

  ﻱﺪﺑﻷﺍ ﻢﻴﻘﳌﺍ ﻢﻴﻌﻨﻟﺎﺑ ﻪﺑﺎﺘﻛﻭ ﻪﻟﻮﺳﺭ ﻊﺒﺗﺍﻭ ﻪﺘﻤﻌﻧ ﻰﻠﻋ ﻩﺮﻜﺷﻭ Artinya:”Allah telah menetapkan ajal bagi alam dan kehidupan duniawi ini yang berakhir pada waktu yang telah ditentukan di sisi-Nya. Kemudian alam dan kehidupan duniawi itu musnah. Setelah itu Allah menciptakan manusia dalam keadaan baru dan alam yang baru, agar Allah menghisab segala amal mereka; membalas orang yang berbuat kejahatan dan kufur kepad nikmat Allah, para Rasul dan syari’at-Nya dengan neraka abadi; dan membalas orang yang berbuat kebaikan, beriman kepad Allah, mensyukuri nikmat-Nya dan mengikuti Rasul serta

  33 kitab-Nya dengan surga yang abadi”.

  

ﺩﻮﺟﻮﻟ ﻲﺳﺎﺳ ﻷﺍ ﻑﺪﳍﺍ ﻥﺃ ﺢﻀﺘﻳ ﻥﻮﻜﻟﺍ ﱃﺇ ﺔﻴﻣﻼﺳﻹﺍ ﺓﺮﻈﻨﻟﺍ ﻩﺬﻫ ﻦﻣ

ﺎﻫﺮﻤ ﻌﻴﻟ ﺽﺭﻷﺍ ﰲ ﺔﻓﻼﳋﺍﻭ ، ﻪﻟ ﻉﻮﻀﳋﺍﻭ ﷲﺍ ﺓﺩﺎﺒﻋ ﻮﻫ ، ﻥﻮﻜﻟﺍ ﰲ ﻥﺎﺴﻧﻹﺍ : . 31 ﱃﺎﻌﺗ ﻪﻟﻮﻗ ﰲ ﻑﺪﳍﺍ ﺍﺬ ﻥﺁﺮﻘﻟﺍ ﺡﺮﺻ ﺪﻗﻭ ﻪﺘﻋﺎﻃﻭ ﷲﺍ ﺔﻌﻳﺮﺷ ﻖﻴﻘﺤﺘﺑ

  Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam Di Rumah, Sekolah, Dan Masyarakat, Terj. Shihabuddin, Op.Cit, hlm. 116-117 32 Abdurrahman An-Nahlawi, Op.Cit, hlm. 107

  ٣٤ . ( : )

  ٥٦ ﺕ ﺎﻳﺭﺬﻟ ﺍ ﴾ ﻥ ﻭﺪﺒﻌﻴﻟ ﱠﻻﹺﺇ ﺲﻧِﻹﺍﻭ ﻦﹺﺠﹾﻟﺍ ﺖﹾﻘﹶﻠﺧ ﺎﻣﻭ ﴿ Artinya:”Dai pandamgan Islam tentang ala mini, tampaklah dengan jelas, bahwa tujuan asasi dari adanya manusia di dalam alam ini adalah beribadah dan tunduk kepada Allah, serta menjadi khalifah di muka bumi untuk memakmurkannya dengan melaksanakan syari’at dan menaati Allah. Allah SWT telah menjelaskan tujuan ini di dalam firman- Nya :

  ( : ) ٥٦ ﺕ ﺎﻳﺭﺬﻟ ﺍ ﴾ ﻥﻭﺪﺒﻌﻴﻟ ﱠﻻﹺﺇ ﺲﻧِﻹﺍﻭ ﻦﹺﺠﹾﻟﺍ ﺖﹾﻘﹶﻠﺧ ﺎﻣﻭ ﴿

  Artinya: ”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

  35 mereka menyembah-Ku.” (Adz-Dzariyat: 56)

  

ﺎﳍ ﻥﻮﻜﺗ ﻥﺍ ﺐﳚ ﻪﺘﻴﺑﺮﺗ ﻥﺈﻓ ، ﺓﺎﻴﳊﺍ ﰲ ﻥﺎﺴﻧﻹﺍ ﺔﻤﻬﻣ ﻩﺬﻫ ﺖﻧﺎﻛ ﺍﺫﺇﻭ

) :

  ﺱﺎﺳﺃ ﻰﻠﻋ ﻪﻔﻃﺍﻮﻋﻭ ، ﻪﻛﻮﻠﺳ ﻢﻴﻈﻨﺗﻭ ﻥﺎﺴﻧﻹﺍ ﺮﻜﻓ ﺔﻴﻤﻨﺗ ﻲﻫ ﻑﺪﳍﺍ ﺲﻔﻧ » . (

  ﻖﻴﻘﲢ ﻲﻫ ﺔﻴﻣﻼﺳﻹﺍ ﺔﻴﺑﺮﺘﻠﻟ ﺔﻴﺋﺎﻬﻨﻟﺍ ﺔﻳﺎﻐﻟﺍ ﻥﻮﻜﺗ ﻚﻟﺬﺑﻭ ﻲﻣ ﻼﺳﻹﺍ ﻦﻳﺪﻟﺍ ٣٦

  « ﺔﻴﻋﺎﻤﺘﺟﻹﺍﻭ ﺔﻳﺩﺮﻔﻟﺍ ﻥﺎﺴﻧﻹﺍﺓﺎﻴﺣ ﰲ ﷲ ﺔﻳﺩﺩﻮﺒﻌﻟﺍ

  Artinya:”Jika ini tujuan hidup manusia, maka pendidikannya pun harus mempunyai tujuan yang sama, yaitu mengembangkan pikiran manusia dan mengatur tingkah laku serta perasaannya berdasarkan Islam. Dengan demikian, tujuan akhir pendidikan Islam adalah merealisasikan ubudiyah kepada Allah di dalam kehidupan manusia, baik individu

  37 maupun masyarakat”.

  Uraian di atas, menunjukkan bahwa tujuan pendidikan, khususnya pendidikan Islam adalah sesuai dengan tujuan hidup manusia di muka bumi yaitu semata-mata untuk beribadah kepada Allah, sebab pendidikan hanyalah suatu alat yang digunakan oleh manusia untuk memelihara kelanjutan hidupnya (survival), baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat.

  34 35 Abdurrahman An-Nahlawi, Op.Cit, hlm. 107-108 Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam Di Rumah, Sekolah, Dan Masyarakat, Terj. Shihabuddin, Op.Cit, hlm. 117 36 Abdurrahman An-Nahlawi, Op.Cit, hlm. 108

e. Korelasi Tujuan Pendidikan Islam Dengan Perkembangan Jasmani, Akal, Sosial, Dan Pencarian Rezeki

  Kita tahu bahwa perkembangan, baik perkembangan jasmani, akal, maupun sosial serta pencarian rezeki tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia dan pendidikan. Bahkan sebagian ahli filsafat dan pendidikan kontemporer menganggap semua hal tersebut sebagai tujuan inti pendidikan. Begitu pula Abdurrahman An-Nahlawi, dia tidak menafikan terhadap perkembangan jasmani, akal, sosial serta pencarian rezeki dalam merealisasikan tujuan pendidikan Islam, hal ini bisa dilihat pada halaman 115-124 dalam kitab Ushulu At-Tarbiyah Al-Islamiyah Wa

  Asalibuha Fi Al-Baiti Wa Al-Madrasati Wa Al-Mujtama’i sebagai

  berikut:

  

ﺕﱪﺘﻋﺍ ، ﻲﻌﻴﺒﻄﻟﺍ ﻪﻌﺿﻮﻣ ﰲ ﺀﻲﺷ ﻞﻛ ﻊﻀﺗ ﱵﻟﺍ ﺔﻴﻣﻼﺳﻹﺍ ﺔﻴﺑﺮﺘﻟﺍﻭ

)

  ﻪﺘﻋﺎﻃﻭ ﷲ ﺔﻳﺩﻮﺒﻌﻟﺍ ﻮﻫﻭ ، ﻰﻠﻋﻷﺍ ﺎﻬﻠﺜﻣ ﻖﻴﻘﺤﺘﻟ ﺔﻠﻴﺳﻭ ﻪﺒﻧﺍﻮﺟ ﻊﻴﻤﲜ ﻮﻤﻨﻟﺍ (

  ﻡﻼﺳ ﻹﺎﻓ ﺔﻴﻋﺎﻤﺘﺟﻹﺍﻭ ﺔﻳﺩﺮﻔﻟﺍ ﺓﺎﻴﳊﺍ ﻥﻭﺆﺷ ﻊﻴﲨ ﰲ ﻪﺘﻌﻳﺮﺷﻭ ﻪﺘﻟﺍﺪﻋ ﻖﻴﻘﲢﻭ ﻮﻤﻨﻟﺍ ﺔﻳﺎﻋﺭ ﻞﻤﺘﺸﺗ ﺔﻴﻣﻼﺳﻹﺍ ﺔﻴﺑﺮﺘﻟﺍ ﻥﺃ ﻱﺃ ، ﻪﻟﺎﻜﺷﺃ ﻞﻜﺑ ﻮﻤﻨ ﻟﺍ ﻰﻠﻋ ﺾﳛ :

  ، ﺔﻴﻗﻭﺬﻟﺍﻭ ، ﺔﻴﻋﺎﻤﺘﺟﻹﺍﻭ ، ﺔﻴﻘﻠﳋﺍﻭ ، ﺔﻴﻠﻘﻌﻟﺍﻭ ، ﺔﻴﻤﺴﳉﺍ ﻪﺒﻧﺍﻮﺟ ﻞﻛ ﻦﻣ .

  ﻦﻜﻟﻭ ﻰﲰﻷﺍ ﺎﻬﻓﺪﻫ ﻖﻴﻘﲢ ﻮﳓ ﻮﻤﻨﻟﺍ ﺍﺬﻫ ﻪﻴﺟﻮﺗ ﻊﻣ ، ﺔﻴﻧﺍﺪﺟﻮﻟﺍﻭ ، ﺔﻴﺣﻭﺮﻟﺍﻭ ٣٨ .

  ﺡﺎﻀﻳﺇﻭ ﻂﺑﺭ ﱃﺇ ﺝﺎﺘﳛ ﻚﻟﺫ Artinya:”Pendidikan Islam yang meletakkan segala sesuatu pada tempatnya yang alami, memandang perkembangan dengan segala aspeknya sebagai alat untuk mencapai tujuannya yang paling tinggi, yaitu beribadah dan taat kepada Allah, serta melaksanakan keadilan dan syari’at-Nya dalam seluruh urusan kehidupan individu dan masyarakat. Islam sangat memperhatikan perkembangan dengan segala bentuknya, yakni bahwa pendidikan Islam mengandung pemeliharaan perkembangan dari segala aspekya fisik, intelektual, budi pekerti, sosial, estetis, psikis, dan instintif sambil mengarahkan perkembangan ini kepada pencapaian tujuan tertinggi. Tetapi pencapaian ini memerlukan

  39 38 pembatasan dan penjelasan”.

  Abdurrahman An-Nahlawi, Op.Cit, hlm. 115

  : .

  ﻲﻤﺴﳉﺍ ﻮﻤﻨﻟﺍﻭ ﺔﻴﻣﻼﺳﻹﺍ ﺔﻴﺑﺮﺘﻟﺍ ﺃ :

  ﺪﻬﺟ ﱃﺇ ﺝﺎﺘﲢ ﻪﻴﻟﺇ ﺓﻮﻋﺪﻟﺍﻭ ﻪﺗﺩﺎﺒﻋﻭ ﷲﺍ ﺔﻋﺎﻃ ﻥﺃ ﻪﻴﻓ ﻚﺷﻻ ﺎﳑ "

  ﲑﺧ ﻱﻮﻘﻟﺍ ﻦﻣﺆﳌﺍ ﻒﻳﺮﺸﻟﺍ ﺚﻳﺪﳊﺍ ﰲ ﺀﺎﺟ ﻚﻟﺬﻟﻭ ، ﺔﻳﺪﺴﺟ ﺕﺎﻗﺎﻃﻭ : "

  ﻕﺎﳊﺇﻭ ﺲﻔﻨﻟﺍ ﻞﺘﻗﻭ ﺭﺎﺤﺘﻧﻹﺍ ﻥﺃﻭ ﻒﻴﻌﻀﻟﺍ ﻦﻣﺆﳌﺍ ﻦﻣ ﷲﺍ ﱃﺇ ﺐﺣﺃﻭ ﺎﻴﻧﺪﻟﺍ ﰲ ﻉﺮﺸﻟﺍ ﺎﻬﻴﻠﻋ ﺐﻗﺎﻌﻳ ﱵﻟﺍ ﺔﻣﺮﶈﺍ ﺭﻮﻣﻷﺍ ﻦﻣ ، ﻢﺴﳉﺎﺑ ﻯﺫﺃ ﻱﺃ :

  ﺾﻌﺒﻟ ﻪﻴﺟﻮﺗﻭ ﻂﻴﺸﻨﺗ ﺎﻬﻴﻓ ، ﺞﳊﺍﻭ ﻡﺎﻴﺼﻟﺍﻭ ﺓﻼﺼﻟﺍ ﻦﻣ ﹰﻼﻛ ﻥﺃﻭ ﺓﺮﺧﻵﺍﻭ :

  ﻩﺀﺎﺴﻛﻭ ﻪﻣﺎﻌﻃﺇﻭ ﻞﻔﻄﻟﺍ ﺔﻟﺎﻋﺇﻭ ﻊﻴﺿﺮﻟﺍ ﺔﻳﺬﻐﺗ ﻥﺃﻭ ﻪﺗﺰﻬﺟﺃﻭ ﻢﺴﳉﺍ ﺕﺎﻗﺎﻃ ٤٠ .

  ﻞﺋﺎﻌﻟﺍ ﺪﻘﻓ ﻥﺇ ﺔﻟﻭﺪﻟﺍ ﻭﺃ ﻪﻨﻋ ﺐﺋﺎﻨﻟﺍ ﻭﺃ ﺏﻷﺍ ﺎ ﻒﻠﻜﻳ ﱵﻟﺍ ﺭﻮﻣﻷﺍ ﻦﻣ 1)

  

Pendidikan Islam dan Konsep Perkembangan Jasmani

Artinya: Tidak diragukan, bahwa ketaatan, ibadah, dan dakwah di jalan Allah, membutuhkan usaha keras dan kekuatan fisik. Di dalam Hadits syarif disebutkan:”Orang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah”.

  Tidak diragukan pula, bahwa bunuh diri, membunuh orang dan melukai tubuh, termasuk perkara yang diharamkan dan diberikan balasannya oleh syara’ di dunia dan di akhirat; Shalat, puasa serta haji mengandung hal-hal yang mengaktifkan dan mengarahkan sebagian daya dan organ tubuh; islam juga memperhatikan kesejahteraan umatnya seperti perkara ; menyusui, mencukupi serta memberi makan dan pakaian kepada anak, termasuk perkara yang dibebankan kepada orang tua, atau wakilnya, atau kepada Negara

  41 jika keluarga tidak ada.

  

، ﻢﺴﳉﺍ ﻱﻮﻘﺗ ﱵﻟﺍ ﺭﻮﻣﻷﺍ ﺾﻌﺑ ﻰﻠﻋ ﺾﺣ ﻡﻼﺳﻹﺍ ﻥﺇ ﰒ

ﺔﺳﺭﺎﻤﲟ ﺵﺎﺒﺣﻸﻟ ﻝﻮﺳﺮﻟﺍ ﺢﲰﻭ ﺔﺣﺎﺒﺴﻟﺍ ﱃﺇ ﺏﺪﻧﻭ ﺔﻴﺳﻭﺮﻔﻟﺍﻭ ﻲﻣﺮﻟﺎﻛ ﺓﺪﻴﺴﻟﺍﻭ ﻮﻫ ﺎﻬﻴﻠﻋ ﺝﺮﻔﺘﻳﻭ ﻪﺗﺮﺠﺣ ﻦﻣ ﻞﻄﻳ ﻥﺎﻛﻭ ،ﺏﺍﺮﳊﺎﺑ ﻢﺎﻌﻟﺃ ( ) . ﻚﻟﺫ ﰲ ﻪﻣﻮﻗ ﻞﻄﺑ ﺔﻧﺎﻛﺭ ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ ﻝﻮﺳﺮﻟﺍ ﻉﺭﺎﺻﻭ ﺔﺸﺋﺎﻋ

40 Abdurrahman An-Nahlawi, Op.Cit, hlm. 116

  ﺓﺪﻴﺴﻟﺍ ﻖﺑﺎﺳﻭ ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ ﻝﻮﺳﺮﻟﺍ ﻪﻋﺮﺼﻓ ﺖﻗﻮﻟﺍ ﰲ ﺔﺸﺋﺎﻋ ﻱﺮﳉﺍ .

  ٤٢ Artinya:”Kemudian Islam menganjurkan perkara yang menguatkan fisik seperti memanah, menunggang kuda dan berenang. Rasulullah Saw pernah memperkenankan orang-orang Habasyah untuk bermain lembing, bahkan beliau dan Aisyah mengintai permainan itu.Rasulullah Saw pernah mengajak Rakanah, pahlawan kaumnya pada masa itu untuk bergulat, dan beliau mampu mengalahkannya.

Selain itu, beliau juga pernah berlomba lari dengan Aisyah”.

  43 Dari gambaran di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan

  Islam pun memperhatikan masalah pengembangan fisik dan pelatihan anggota tubuh yang diarahkan untuk kebaikan manusia dan masyarakat.

  ﺏ . ﻲﻠﻘﻌﻟﺍ ﻮﻤﻨﻟﺍﻭ ﺔﻴﻣﻼﺳﻹﺍ ﺔﻴﺑﺮﺘﻟﺍ

  : ﻮﻫﻭ ﻰﲰﻷﺍ ﺎﻬﻓﺪﻫ ﻖﻴﻘﲢ ﻞﻴﺒﺳ ﰲ ﺔﻴﻣﻼﺳﻹﺍ ﺔﻴﺑﺮﺘﻟﺍ ﻥﺃ ﻆﺣﻼﻧ ، ﻪﻟ ﻉﻮﻀﳋﺍﻭ ﷲﺎﺑ ﻥﺎﳝﻹﺍ ﻥﻮﻜﻟﺍ ﱃﺇ ﻥﺎﺴﻧﻹﺍ ﺮﻈﻧ ﺎﻤﻠﻛ ﻪﺘﻤﻈﻋ ﺮﻛﺬﺗﻭ

  ﻪﺴﻔﻧ ﱃﺇ ﻭﺃ :

  ﻞﻣﺄﺘﻟﺍﻭ ﻉﺎﻨﺘﻗﻹﺍﻭ ﻥﺎﻫﱪﻟﺍ ﰲ ﻪﻘﺣ ﺔﺳﺭﺎﳑ ﱃﺇ ﻞﻘﻌﻟﺍ ﻮﻋﺪﺗ

ﺮﺨﺳ ﺎﻣ ﻡﺍﺪﺨﺘﺳﺍ ﱃﺇ ﻩﻮﻋﺪﺗ ﺎﻤﻛ ، ﺔﻴﻘﻄﻨﳌﺍ ﺞﺠﳊﺍ ﻡﺍﺪﺨﺘﺳﺍﻭ ﺔﻈﺣﻼﳌﺍﻭ

Dokumen yang terkait

PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA PERSPEKTIF TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM

0 0 18

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB AT-TAHLIYAH WA AT-TARGHIB FI AT-TARBIYAH WA AT-TAHDIB KARYA SAYYID MUHAMMAD SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar

3 21 87

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - PENDIDIKAN KARAKTER (TELAAH KITAB AT-TARBIYAH WA AL-ADĀB ASY-SYAR’IYYAH KARYA ABDURRAHMĀN AFANDI ISMĀ’IL DAN RELEVANSINYA DENGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 2013) - STAIN Kudus Repository

0 0 7

PENDIDIKAN KARAKTER (TELAAH KITAB AT-TARBIYAH WA AL-ADĀB ASY-SYAR’IYYAH KARYA ABDURRAHMĀN AFANDI ISMĀ’IL DAN RELEVANSINYA DENGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 2013) - STAIN Kudus Repository

2 12 25

PENDIDIKAN KARAKTER (TELAAH KITAB AT-TARBIYAH WA AL-ADĀB ASY-SYAR’IYYAH KARYA ABDURRAHMĀN AFANDI ISMĀ’IL DAN RELEVANSINYA DENGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 2013) - STAIN Kudus Repository

0 0 86

KONSEP ETIKA PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM (TELAAH PEMIKIRAN IMAM NAWAWI DALAM KITAB AT-TIBYAN FI ADABI HAMALATIL QUR’AN) - STAIN Kudus Repository

0 0 27

PEMIKIRAN IBN JAMA’AH TENTANG PEDOMAN ETIKA PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM (KAJIAN TERHADAP KITAB TADZKIRAT AL-SAMI’ WA AL-MUTAKALLIM FI ADAB AL-‘ALIM WA AL-MUTA’ALLIM) - STAIN Kudus Repository

0 0 103

KOMPETENSI GURU MENURUT KH. HASYIM ASY’ARI DALAM KITAB ADAB AL-‘ALIM WA AL- MUTA’ALLIM - STAIN Kudus Repository

0 1 90

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM ( STUDI ANALISIS KITAB USHULU AT-TARBIYAH AL-ISLAMIYAH WA ASALIBUHA FI AL-BAITI WA AL-MADRASATI WA AL-MUJTAMA’I OLEH ABDURRAHMAN AN-NAHLAWI RELEVANSINYA TERHADAP TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM

0 0 8

TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM ( STUDI ANALISIS KITAB USHULU AT-TARBIYAH AL-ISLAMIYAH WA ASALIBUHA FI AL-BAITI WA AL-MADRASATI WA AL-MUJTAMA’I OLEH ABDURRAHMAN AN-NAHLAWI RELEVANSINYA TERHADAP TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM KONTEMPORER) - STAIN Kudus Repository

0 1 19