NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB AT-TAHLIYAH WA AT-TARGHIB FI AT-TARBIYAH WA AT-TAHDIB KARYA SAYYID MUHAMMAD SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar

  

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER

DALAM KITAB AT-TAHLIYAH WA AT-TARGHIB

FI AT-TARBIYAH WA AT-TAHDIB

  

KARYA SAYYID MUHAMMAD

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

  

Oleh:

AFIF ZAINAL MUSTOHFIRIN

NIM: 11112 041

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTASTARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA TAHUN 2017

  

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER

DALAM KITAB AT-TAHLIYAH WA AT-TARGHIB

FI AT-TARBIYAH WA AT-TAHDIB

  

KARYA SAYYID MUHAMMAD

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

  

Oleh:

AFIF ZAINAL MUSTOHFIRIN

NIM: 11112 041

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTASTARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA TAHUN 2017

  

MOTTO

اَم ََبَهَو

  َهللا َِل َ ئِرْم َ ةَبِه

  ََلَضْفَا َْنِم َِهِلْقَع ََو

  َْنِم َِهِبَدَأ

“Tidak ada pemberian Allah kepada seseorang yang

keutamaannya melebihi akal dan akhlaknya.

  ”

(Sayyid Muhammad)

  

PERSEMBAHAN

Skripsi yang sederhana ini penulis persembahkan kepada: Ayah-ibu yang bersusah payah memperjuangkan, mendidik,

menjaga serta yang senantiasa memberikan kasih sayang dan do’anya

sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan saat ini .

  Seluruh dosen IAIN Salatiga, khususnya bapak Muh. Hafidz

M.Ag yang telah memberikan pengarahannya hingga titik akhir

pembuatan skripsi ini.

  Seluruh teman-teman angkatan 2012 semoga kesuksesan bersama kalian.

  Teman-teman Ponpes Miftahul ‘Ulum dan PonpesSunan giri,

bersama kalian menjalani ngaji, hafalan, sorogan, canda, tawa,

berjuang, dan masih banyak hal lainnya yang terlalu panjang untuk

diungkap yang akan menjadi kenangan yang tidak akan terlupakan.

KATA PENGANTAR

  

ميحرلاَنحمرلاَللاَمسب

  Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swtatas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, meskipun dalam wujud yang sederhana dan jauh dari sempurna. Sholawat dan salam AllahSwt, semoga senantiasa terlimpahkan kepada Sang Penyempurna akhlak manusia dan yang selalu kuucap namamu sebagai bentuk kerinduan yang tak ada hentinya.

  Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Ilmu dan Keguruan (FTIK).

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. Selaku Kepala Jurusan Pendidikan Agama Islam.

  4. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. Selaku pembimbing akademik.

  5. Bapak Muh Hafidz, M.Ag. Selaku pembimbing skripsi yang telah membimbing dalam penulisan skripsi ini.

  6. Bapak/ibu dosen dan seluruh karyawan IAIN yang telah memberikan pelayanan kepada penulis.

  7. Bapak ibukku serta seluruh keluarga yang dengan penuh kasih sayang dan penuh kesabaran meluruskan diri ini untuk menjadi insan kamil.

  8. Almukarom romo KH. Maslikhuddin Yazid, Almukarrom romo KH Muslimin Al-

  Asy’ary, Almukarrom romo K. Sa’dullah, Asatidz dan dewan pengurus Ponpes Sunan Giri yang menuntun dan memberikan pengarahan kepada penulis.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu kelancaran penulisan skripsi ini.

  Atas jasa- jasa dan kebaikan beliau di atas, penulis berdo’a semoga Allah Swt menerima amalnya dan memberikan balasan yang lebih baik.

  Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, semua itu karena keterbatasan penulis. Tiada kalimat yang pantas penulis ucapkan kecuali kalimat

  نيملاعلا ّبر لله دمحلا. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik di dunia maupun di akhirat.

  Salatiga, 31 maret 2017 Penulis

  Afif Zainal Mustohfirin

  

ABSTRAK

  Zainal Mustohfirin, Afif. 2017. Nilai-nilai Pendidikan Karakter Dalam Kitab at-

  Tahliyah wa at-Targhib Fi at-Tarbiyah Wa at-Tahdib Karya Sayyid Muhammad. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah

  dan Ilmu KeguruanInstitut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Muh. Hafidz, M.Ag,

  Kata kunci: Nilai-nilai Pendidikan Karakter, Kitab at-Tahliyah wa at-Targhib Fi at-Tarbiyah Wa at-Tahdib .

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan karakter pada Kitab Kitab at-Tahliyah wa at-Targhib Fi at-Tarbiyah Wa at-Tahdib Karya Sayyid Muhammad. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1) Apa nilai-nilai pendidikan karakter pada Kitab Kitab at-Tahliyah wa at-

  

Targhib Fi at-Tarbiyah Wa at-Tahdib ? (2) Bagaimana relevansi nilai-nilai

  pendidikan karakter pada Kitab Kitab at-Tahliyah wa at-Targhib Fi at-Tarbiyah

  Wa at-Tahdib pada dunia pendidikan karakter di Indonesia?

  Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (library

  

research ). Sumber data primer adalah Kitab Kitab at-Tahliyah wa at-Targhib Fi

at-Tarbiyah Wa at-Tahdib , sumber sekundernya diambil dari buku-buku lain,

  jurnal, artikel dan lain sebagainya yang bersangkutan dan relevan dengan penelitian. Adapun teknis analisis data menggunakan metode deskriptif analitis dan content analysis.

  Temuan penelitian ini, menunjukkan bahwa Kitab Kitab at-Tahliyah wa

  

at-Targhib Fi at-Tarbiyah Wa at-Tahdib relevan di dalam dunia pendidikan

  Islam. Nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung didalamnya antara lain, nilai

  muru’ah, haya, sulukul insan, shidiq, musyawarah, ukhuwah,haya, husnul

  . Nilai-nilai pendidikan karakter tersebut relevan dengan

  khuluq, hubbul wathan pendidikan karakter di Indonesia.

  

DAFTAR ISI

  Halaman SAMPUL ................................................................................................... i LOGO IAIN ............................................................................................... ii JUDUL ..................................................................................................... iii NOTA PEMBIMBING .............................................................................. iv PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................. vi MOTTO ..................................................................................................... vii PERSEMBAHAN ...................................................................................... viii KATA PENGANTAR ............................................................................... i ABSTRAK ................................................................................................. xi DAFTAR ISI .............................................................................................. xii

  BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................. 5 C. Tujuan Penelilitian ............................................................. 5 D. Kegunaan Penelitian........................................................... 6 E. Metode Penelitian............................................................... 6 F. Kajian Pustaka .................................................................... 9 G. Penegasan Istilah ................................................................ 10 H. Sistematika Penulisan ........................................................ 13

  BAB II. BIOGRAFI NASKAH A. Biografi Sayyid Muhammad .............................................. 15 B. Pendidikan Sayyid Muhammad ......................................... 18 C. Murid-murid dan Karya Sayyid Muhammad ..................... 19 D. Karakteristik Kitab at-Tahliyah wa at-Targhib fi at- Tarbiyah wa at-Tahdib .......................................................

  22 BAB III. DESKRIPSI PEMIKIRAN A.

  Gambaran Umum Kitab At-Tahliyatu Wa At-Targib Fi At-Tarbiyati Wa At-Tahdib Karya Sayyid Muhammad .......

  21 B. Isi Kitab At-Tahliyatu Wa At-Targib Fi At-Tarbiyati Wa At-Tahdib Karya Sayyid Muhammad .................................

  26 BAB IV. PEMBAHASAN A.

  Nilai pendidikan karakter dalam kitab At-Tahliyatu Wa At- Targîb Fi At-Tarbiyati Wa At-Tahdîb ................................

  47 B. Relevansi nilai pendidikan karakter dalam kitab At-

  Tahliyatu Wa At-Targîb Fi At-Tarbiyati Wa At-Tahdîb dengan pendidikan karakter di Indonesia ..........................

  62 BAB IV. PENUTUP A.

  Kesimpulan .......................................................................... 65 B. Saran .................................................................................... 66

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan pendidikan merupakan hal penting bagi proses peningkatan

  kemampuan dan daya saing suatu bangsa di mata dunia. Keterbatasan pendidikan seringkali menjadi hambatandalam proses pembangunan masyarakat. Sebaliknya dengan tingginya kualitas pendidikan suatu negara, maka proses pembangunan masyarakatnya akan berjalan cepat dan signifikan.

  Pendidikan merupakan upaya untuk mengembangkan ranah kognitif, efektif, dan psikomotorik. Muara ranah kognitif adalah tumbuh dan berkembangnya kecerdasan dan kemampuan intelektual akademik, ranah efektif bermuara pada terbentuknya karakter kepribadian, dan ranah psikomotorik akan bermuara pada keterampilan vokasional dan perilaku (Damayanti, 2014: 9).

  Selain itu, pendidikan juga merupakan salah satu sarana penting dalam usaha pengembangan sumber daya manusia dan penanaman nilai-nilai kemanusiaan, yang pada gilirannya akan menciptakan suasana dan tatanan kehidupan masyarakat yang beradab dan berperadaban (Al-Attas,2003:23).

  Pendidikan adalah wadah untuk menciptakan manusia yang berkualitas. Proses pengembangan kemampuan manusia dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik hendaknya berjalan dengan seimbang. Namun, pada kenyataannya pendidikan di Indonesia masih jauh dari kata seimbang. Karena gaya pendidikan dan pembelajaran yang cenderung formalistik dan hanya mementingkan capaian akademik semata (Zuchdi, dkk., 2013:2). Namun dalam pengembangan tiga aspek tersebut tidak memberikan pendidikan yang memadahi untuk pembentukan karakter yang baik atau biasa disebut akhlak yang mulia.

  Beranjak dari itu, bangsa yang berwatak mulia, cerdas dan bermartabat akan menentukan peradaban bangsa tersebut. Bangsa Indonsia sejak dulunya terkenal bangsa yang taat beragama, ramah, suka bergotong royong, dan musyawarah untuk mufakat (Damayanti,2014:5). Namun jika pendidikan hanya berpedoman pada tiga aspek tersebut maka pembentukan karakter pada peserta didik akan dipandang sebelah mata. hal paling penting dalam kehidupan bermasyarakat bukan hanya kemampuan akademik saja, namun pembentukan karakter juga penting bahkan menjadi tolak ukur dari setiap individu dalam masyarakat.

  Dengan demikian, pendidikan karakter amatlah penting untuk membangun suatu bangsa yang besar, beradab, dan berperadaban. Ir.

  Soekarno menegaskan: “Bangsa ini harus dibangun dengan mendahulukan pembangunan karakter (character building) karena character building inilah yang akan menjadi bangsa yang besar, maju, dan jaya, serta bermartabat.

  Kalau character building ini tidak dilakukan, maka bangsa Indonesia akan me njadi bangsa kuli.” (Hariyanto, 2013:1-2).

  Pendidikan karakter dalam agama Islam sangat ditekankan oleh Nabi Muhammad SAW. Nabi diutus Allah SWT untuk meluruskan Akhlak manusia sebagi khalifah di bumi. Sesuai dengan Al- Qur’an Q.S Al-Ahzab ayat 21 yang berbunyi:

  

َََللاََرَكَذَوََرِخلأاََمْوَ يْلاَوََللاَاْوهجْرَ يََناَكَْنَمِلٌَةَنَسَحٌَةَوْسهأَِللاَ ِلْوهسَرَ ِفَِْمهكَلََناَكَْدَقَل

) 12 َ: بازحلأا َ( ا رِثَك

  Artinya;

  “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan

yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.”

  َ للا َِللا َِبَأ اََّنَِّا ََلاَق َِهْيَلَع

  َ هتْثِعهب ىّلَص َههْنَع َهللا َْنَع ََمَِّتَهِلأ ََمَّلَسَو َهلْوهسَر ََيِضَرََةَرْ يَرهه ) سابع بأ نع َ دحمأ هاور َ(

  َِقَلاْخَلأا ََمِراَكَم

  Artinya:

  “Dari Abu Hurairah, Rasulluallh berkata, ‘Sesungguhnya aku

diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.’”(diriwayatkan oleh

Ahmad dari Abaas).

  Dari ayat Al- Qur’an dan juga hadits di atas, dapat diketahui bahwa pendidikan akhlak dalam agama Islam bertumpu kepada Nabi Muhammad

  SAW sebagai suri tauladan yang baik(uswatun hasanah). Karena Nabi adalah makhluk yang paling sempurna(ikhsanul kamil). Pada dasarnya pendidikan karakter dalam agama Islam adalah mewujudkan akhlak mulia Nabi Muhammad kedalam diri setiap peserta didik. Namun realita yang ada bahwa kemerosotan akhlak kini semakin memprihatinkan. Maka diperlukan pemebanahan dalam pendidikan karakter.

  Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal 1 UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlakmulia. Ini berarti bahwa pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas,namun juga berkepribadian atau berkarakter, dengan harapan agar nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh dan berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa dan agama.

  Pendidikan karakter merupakan upaya untuk membantu perkembangan jiwa anak-anak baik lahir maupun batin, dari sifat kodratinya menuju ke arah peradaban yang manusiawi dan lebih baik (Mulyasa, 2014: 1). Pendidikan karakter dapat dilaksanakan melalui berbagai aspek pembelajaran, baik dari pengajaran yang dilakukan pengajar, berinteraksi dengan lingkungan, dari media seperti mengambil nilai pendidikan yang didapat dari film, novel, kitab dan lain-lain.Keberhasilan pendidikan karakter tidak hanya ditentukan oleh besarnya peranan pendidikan dalam memberikan pengajaran atau bimbingan tetapi juga ditentukan oleh lingkungan sosial dalam memberikan situasi yang kondusif dalam pengembangan karakter. Nilai-nilai tersebut tidak hanya cukup disampaikan dan konseptual, tetapi juga dibutuhkan latihan terus menerus dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (Damayanti,2014:10). Beranjak dari latar belakang di atas, penulis tertarik melakukan penelitian terhadap nilai-nilai pendidikan karakter yang termuat dalam kitab At-Tahliyah. Dalam penelitian ini penulis menyajikan dengan judul Nilai-nilai Pendidikan Karakter yang Terkandung Dalam Kitab

  

At-Tahliyah wa at-Targhib fi at-Tarbiyah wa at-Tahdib Karya Sayyid

Muhammad.

  B. Rumusan Masalah 1.

  Apa nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam Kitab At-

  Tahliyah wa at-Targhib fi at-Tarbiyah wa at-Tahdib Karya Sayyid

  Muhammad? 2. Bagaimana relevansi pendidikan karakter yang terkandung dalam Kitab

  at-Tahliyah wa at-Targhib fi at-Tarbiyah wa at-Tahdib Karya Sayyid

  Muhammad terhadap pendidikan karakter di Indonesia? C.

   Tujuan Penelitian 1.

  Mengetahui nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam Kitab

  at-Tahliyah wa at-Targhib fi at-Tarbiyah wa at-Tahdib

  Karya Sayyid Muhammad.

  2. Mengetahui relevansi nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam Kitab at-Tahliyah wa at-Targhib fi at-Tarbiyah wa at-Tahdib Karya Sayyid Muhammad terhadap pendidikan karakter di Indonesia.

  D. Kegunaan Penelitian 1.

  Kegunaan teoretis a.

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi keilmuan tentang nilai-nilai pendidikan karakter di Indonesia.

  b.

  Dapat digunakan penelitian lebih lanjut secara filosofis dalam membahas nilai-nilai pendidikan karakter yang lebih radikal, rasional, dan sistematis.

2. Kegunaan praktis a.

  Dapat digunakan oleh praktisi pendidikan Islam seperti dosen, guru, peserta didik dan lain-lain seperti lembaga atau instutusi pendidikan dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran pendidikan karakter dan semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.

  b.

  Dapat menumbuhkan semangat bagi para pendidik untuk menciptakan strategi baru dalam pembelajaran guna membentuk karakter peserta didik.

E. Metode Penelitian 1.

  Jenis penelitian Ditinjau dari obyeknya, penelitian ini adalah penelitian kepustakaan

  (library research) karena data-data yang diperlukan untuk menyusun karya ini diperoleh dari kajian pustaka. Sutrisno (1989:9) berpendapat, library

  research adalah penelitian dengan cara mengadakan studi secara teliti

  literatur-literatur yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang dibahas. Kegiatan mendalami, mencermati, menelaah dan mengidentifikasi itulah yang biasanya dikenal dengan menkaji bahan pustaka atau haya disingkat dengan kajian pustaka atau telaah pustaka (literature review).

  Penelitian ini juga dapat dikatakan penelitian kualitatif, menurut Sukmadinata (2008: 60), penelitian kualitatif adalah suatu pnelitian yang bertujuan untuk mendiskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.

  2. Sumber data.

  Dalam penelitian ini, data didapat dari dua sumber data yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.

  a.

  Sumber data primer Sumber data primer mencakup data-dta pokok yang dijadikan obyek kajian yang mnyangkut dengan penelitian ini. Sumber utama dalam penelitian ini yaitu dari kitab at-Tahliyah wa at-Targhib fi at-Tarbiyah

  wa at-Tahdib Karya Sayyid Muhammad b.

  Sumber data sekunder Sumber data sekunder dari berbagai sumber bacaan yang mendukung penelitian ini baik dari majalah, novel, kitab-kitab yang lain, jurnal dan lain-lain yang berhubungan dengan pendidikan karakter.

  3. Metode pengumpulan data.

  Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam kajian ini, penulis menggunakan kajian kepustakaan(library research). Adapun langkah yang dilakukan adalah : a.

  Membaca buku ataupun data yang didapat dari sumber data primer dan sekunder.

  b.

  Mengkaji serta Memahami isi atau pmbahasan yang terdapat dalam sumber tersebut. c.

  Menganalisis kemudian menklasifikasi untuk dimasukan sesuai dengan kajian yang dikerjakan.

4. Teknik analisa data

  Dalam setiap kajian tentulah ada bagian yang membahas tentang metode pengumpulan data, namun sebelum membahas tentang analisis data alangkah lebih baiknya kita awali dengan pembahasan tahapan analisis. Analisis adalah tahap kegiatan yang tidak dapat diwakilkan pada orang lain, tetapi harus dilakukan oleh peneliti sendiri karena hal ini menyangkut validitas hasil penelitian, kualifikasi intelektualitas dan kompetensi peneliti (Yunus, 2010: 239).

  Analisa ini menggunakan teknik analisa deskriptif dan juga teknik analisa kajian isi. Metode analisis deskriptif adalah usaha mengumpulkan suatu data dan menyususun suatu data dari bentuk yang umum, kemudian dilakukan analisis terhadap data itu. Moleong menambahkan bahwa data yang dikumpulkan berupa kata-kata dan gambar, bukan berupa angka- angka. sedangkan teknik analisa kajian isi dapat disebut juga dengan

  content analyses¸ analisis ini digunakan untuk memahami isi dan makna

  dalam berbagai penelitian. Weber menambahkan, kajian isi merupakan metodologi penelitian yang dimanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan yang shohih dari sebuah buku atau dokumen ( Moleong, 2010:220).

F. Kajian Pustaka

  Berdasarkan dengan penelusuran penulis, penulis menemukan penelitian sebelumnya yang mengkaji Kitab at-Tahliyah wa at-Targhib fi at-

  Tarbiyah wa at-Tahdib dan juga penelitian lain yang berhubungan dengan

  penelitian penulis, sebagai berikut : 1.

   Konsep Etika pergaulan yang baik Menurut Sayyid Muhammad dalam Kitab at-Tahliyah wa at-Targhib fi at-Tarbiyah wa at-Tahdib Karya Sayyid Muhammad . Dalam penelitian yang ditulis oleh Nurul Aini

  mahasiswi STAIN Kudus ini menkaji tentang bagaimana etika bergaul yang baik dalam hebungan hablu min an-naas dan juga hablu min Allah.

  2. Skripsi yang berjudul hadits hadits tawasul (studi tentang pemikiran Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki). Di dalam karya tulis ini berisikan

  tentang bagaimana konsep bertawasul kepada Allah SWT, dan hadits- hadits tetang bertawasul. Dalam karya tulis ini sama menkaji tentang pemikiran Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki, namun pembahasan lebih pada cara bertawasul kepada Allah SWT.

3. Konsep Muraqabah al Sayyid Abdullah bin Alwi al Haddad dalam kitab

  Risalatun al Muawanah . Penelitian yang dilakukan Puji Wastuti

  mahasiswi IAIN Salatiga angkatan tahun 2010. Menkaji pemikiran tetang muraqabah dan cara penerapan dalam kehidupan sehari-hari dalam kitab

  Risalatun al Muawanah .

  Dari penulisan karya ilmiah di atas yang telah ditemukan, dengan ini penulis lebih mengkrucutkan pembahasan tetang pemikiran Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki yang dituang kan dalam kitab at-Tahliyah wa

  at-Targhib fi at-Tarbiyah wa at-Tahdib yaitu kepada nilai nilai pendidikan karakter yang dapat diambil dalam kitab tersebut .

G. Penegasan Istilah 1.

  Nilai Pendidikan Karakter Dalam kamus bahasa Indonesia masa kini nilai diartikan harga, bobot, tingkatannya. Dalam kamus pendidikan umum nilai dapat diartikan harga, kualitas, pada tingkatan atau dapat diartikan sesuatu yang dianggap berharga dan menjadi tujuan yang hendak dicapai. Dalam kamus pendidikan umum juga disebutkan nilai pembentuk, nilai praktis dan nilai religious. Nilai pembentuk ialah nilai usaha pendidikan yang dapat mempertinggi pengetahuan, kemampuan prestasi, dan pembentukan watak. Nilai praktis ialah nilai yang dianggap bermanfaat dan berguna bagi kehidupan sehari-hari. Sedangkan nilai religious ialah sesuatu yang dianggap bermanfaat ditinjau dari perspektif keagamaan (Sastrapradja, 1978: 339).

  Dalam Encyclopedia Britanica dalam (Sarjono, 2005:136) disebutkan nilai adalah sesuatu yang menentukan atau suatu kualitas obyek yang melibatkan suatu jenis atau apresiasi atau minat.

  Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, ahlak atau budipekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain. Dengan demikian karakter adalah nilai-nilai yang unik- baik yang terpatri dalam diri dan terejawentahkan dalam perilaku. Menurut Syarbaini (2011:211) karakter adalah sistem daya juang (daya dorong, daya gerak, dan daya hidup) yang berisikan tata kebijakan akhlak dan moral yang terpatri dalam diri manusia.

  Karakter didefinisikan berbeda oleh Robert Marine karakter adalah gabungan yang samar-samar antara sikap, perilaku bawaan, dan kemampuan yang membangun pribadi seseorang (S Hariyanto, 2013:42). Menurut Patimah (2011: 56)

  “Pendidikan karakter secara terintegrasi di dalam proses pembelajaran adalah pengenalan nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai- nilai ke dalam tingkah laku peserta didik seharihari melalui proses pembelajaran baik yang berlangsung di dalam maupundi luar kelas pada semua mata pelajaran.”

  Pendidikan karakter menurut Ratna Megawangi adalah sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mengaplikasikan hal tersebut dalam kehidupan sehari-harinya, sehingga mereka dapat memberikan sumbangsih yang positif kepada lingkungan sekitarnya.

  Nilai-nilai pendidikan karakter itu merupakan nilai yang dapat membantu interaksi bersama orang lain secara lebih baik, nilai tesebut mencakup berbagai bidang kehidupan, seperti hubungan dengan sesama (orang lain, keluarga), diri sendiri (learning to be), hidup bernegara, lingkungan , dan Tuhan (Muslih, 2011: 67). Setiap individu yang hidup bermasyarakat pasti melakukan interaksi dengan lingkungan. Dengan interaksi tersebut akan terbentuk lingkungan yang diinginkan yang lebih baik. Maka dari itu sangatlah penting untuk menanamkan nilai karakter yang baik pada setiap individu, guna untuk membentuk lingkungan yang aman, tentram, dan sejahtera.

2. Kitab at-Tahliyah wa at-Targhib fi at-Tarbiyah wa at-TahdibSayyid Muhammad.

  Kitab takhliyah ini adalah salah satu kitab karangan Sayyid Muhammad. Kitab ini sering dijumpai dalam pembelajaran kitab pada umumnya digunakan dalam pondok yang berbasis salaf. Dalam kitab ini mengkaji tatakerama seorang yang menuntut ilmu, memperbaiki akhlak, berhubungan dengan makhluk (hablu min an-naas).

  Dalam muqaddimah kitab ini Sayyid Muhammad menekankan pada pendidikan akhlak, kitab ini digunakan sebagai salah satu sumber pengajaran akhlak pada sesorang bertujuan untuk memperbaiki akhlak (khusnul khuluq).Kitab ini menjelaskan mengenai manusia dalam kehidupannya tidak bisa terlepas dari hidup bersosial dan perlunya hidup bermasyarakat.

  Kitab at-Tahliyah wa at-Targhib fi at-Tarbiyah wa at-Tahdib merupakan kitab padat dengan pembentukan pendidikan karakter yang harus dimiliki dalam diri seseorang karena kitab ini membahas beberapa bagian materi yang menuntun pada karakter yang baik. Bahasan- bahasannya dalam kitab ini menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan juga syair yang dibuat pengarang sehingga ada nuansa seni dalam bahasa kitab didalamnya. Kitab ini bersifat umum, yaitu umtuk siapa saja, singkatnya, untuk kaum muslim baik usia anak-anak yang masih dalambelajar maupun guru dan orang tua yang ingin menagajarkan kitab ini kepada anak-anaknya agar mempunyai karakter sejak dini.

  Untuk menghindari kerancauan dalam penelitian ini dngan penelitian yang lain yang sudah ada, penulis mengangkat judul pendidikan karakter dalam Kitab at-Tahliyah wa at-Targhib fi at-Tarbiyah wa at- Tahdib Karya Sayyid Muhammad.

H. Sistematika Penulisan

  Dalam penulisan penelitian ini, peneliti menyusun sistematika penulisan dalam per bab sesuai dengan hasil penulisan, sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, dalam bab ini beisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, kegunaan penelitian, kajian pustaka,penegasan istilah, sistematika penelitian.

  Bab II Biografi Pengarang, berisi tentang riwayat hidup pengarang, kitab karangan tokoh, . Bab III Deskripsi Pemikiran. Bab IV Pembahasan, berisi signifikasi pemikiran, relevansi pemikiran tokoh dengan pendidikan karakter di Indonesia. Bab V Penutup, berisi kesimpulan dan saran.

BAB II BIOGRAFI NASKAH A. Biografi Sayyid Muhammad As-Sayyid Muhammad bin Alawi al- Maliki adalah seorang tokoh

  ulama Ahlussunnah Wal Jama’ah kaliber Internasional. Beliau merupakan warisan keluarga al- Maliki al- Hasani di Makkah. Sayyid Muhammad adalah keturunan Rasulullah SAW melalui cucu baginda Rasulullah al- Imam Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra. Ketuunan al-Imam Hasan termasuk keturunan yang langka dan jarang, sedangkan keturunan terbanyak adalah keturunan yang bersambung kepada al-Imam Husein seperti kebanyakan para habaib di Tanah Air(Mauladdawilah,2013:280). Sayyid Muhammad adalah As-Syeikh Al Imam Al’Allamah, muhadits al Hijaz, salah satu keturunan Rasulullah SAW As Sayyid Muhammad bin As Sayyid Alawi bin Abbas bin Abdul Azis al Maliki al Makki al Hasani. Bersambung terus nasab mulia ini sampai kepada Sayyidina Idris al Azhari bin Idris al Akbar bin Abdullah al Kamil bin al Hasan al Mutsanna bin al Hasan as Sibth bin al Imam Ali bin Abi Thalib suami As Sayyidah Fatimah az Zahra putri Baginda Rasulullah Muhammad Saw.

  Sayyid Muhammad menyebutkan syair untuk menjelaskan keluarga beliau yang artinya: Sayyid (keluarga Rasulullah) yang ‘alim, itulah ayah dan kakekku. Begitulah dan begitulah seterusnya, hingga bersambung pada manusia terpilih (Rasulullah SAW). Beliau dilahirkan di kota yang mulia, Makkah al Mukarramah pada tahun 1367 H sekitar 1947 M tepatnya dikawasan Babus Salam tempat kediaman ayahnya. Ayah beliau adalah sosok tokoh yang populer dari sekian banyak ulama yan mengajar di halaqah Masjidil Haram. As-sayyid Alawi Al Maliki telah mengajar di Masjidil Haram lebih dari 40 tahun lamanya, dari tahun 1347-1391 H. As- Sayyid Muhammad Al Maliki hidup sedari kecil dalam lingkungan ilmu dan ibadah, keluarga yang sholeh dan penuh keberkahan telah mengarungi kehidupan.

  Sehingga beliau berkembang dalam perjalanan hidup yang baik diatas jalan para salaf-salafnya dengan tuntunan dan bimbingan langsung dari ayahnya (Ba’alawi,2009:03).

  Sayyid Muhammad yang biasa dipanggil Abuya Maliki oleh para murid dan pencintanya yang menyapanya. Abuya merupakan kata sapaan yang menunjukkan kedekatan hubungan antara anak dan ayah. Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki merupakan sosok ulama yang memiliki kedekatan hubungan emosional dikalangan umat Islam di Indonesia.

  Muridnaya berdatangan dari berbagai penjuru dunia, namun kebanyakan mereka berasal dari Indonesia (mauladdawilah,2013:279). Hal demikian juga dikaenakan ayah abuya yaitu Sayyid Alwi bin Abbas Al-Maliki, seorang alim ulama terkenal dan ternama di kota Makkah dan salah satu guru dari ulama- ulama sepuh di Indonesia, seperti Hadratus Syaikh K.H. Hasyim Asy'ari, KH. Abdullah Faqih Langitan, KH. Maimun Zubair dan lain-lain. Selama menjalankan tugas da’wah, Sayyid Alwi bin Abbas Almaiki selalu membawa kedua putranya Muhammad dan Abbas. Mereka berdua selalu mendampinginya kemana saja ia pergi dan berceramah baik di Makkah atau di luar kota Makkah. Adapun yang meneruskan perjalanan dakwah setelah wafat beliau adalah Sayyid Muhammad bin Alwi Almaliki dan Sayyid Abbas selalu berurusan dengan kemaslahatan kehidupan ayahnya.

  Sayyid Muhammmad merupakan pendidik Ahlus Sunnah wal Jama'ah, seorang ‘alim kontemporer dalam ilmu hadits, ‘alim mufassir (penafsir) Q ur’an, Fiqh, doktrin (‘aqidah), tasawwuf, dan biografi Nabawi (sirah). Sayyid Muhammad al-Makki merupakan seorang 'alim yang mewarisi pekerjaan dakwah ayahanda, membina para santri dari berbagai daerah dan negara di dunia Islam di Makkah al-Mukarromah.

  Setelah sekian lama Sayyid Muhammad mengabdikan dirinya untuk berdakwah dan mendidik muid-muridnya dengan penuh tanggung jawab dan keikhlasan, beliau di panggil Allah SWT berpulang ke Rahmat-Nya pada fajar hari Jumat tanggal 15 Ramadhan 1425 Hijriyah yang bertepatan dengan tanggal 29 Oktober 2004 Masehi di rumah kediaman beliau jalan Al Maliki distrik Rushaifah setelah sebelumnya sempat dirujuk kerumah sakit al-

  Rafi’ di Makkah karena sakit yang datang tiba- tiba (Ba’alawi, 2003:99).

  Dalam situs resmi PCNU jombang dituliskan sebelum menghembuskan nafas terakhir Sayyid Muhammad masih menunaikan shalat subuh di kediamannya. Jenazah almarhum dimakamkan di pemakaman Ma’la di Mekkah, berdekatan dengan makam Sayidatina Khadijah, istri pertama Rasulullah SAW. Harian Arab Saudi Okaz sengaja mentengahkan tiga halaman suratkabarnya untuk memuat kegiatan, aktivitas, dan biografi almarhum.Umat Islam sangat kehilangan tokoh dan ulama besar yang masih keturunan Rasulullah dari garis keturunan Sayyidna Hasan bin Ali atau Fathimatuz Zahra. As Sayyid muhammad Meninggalkan tujuh putra dan beberapa putri. Putra-putra beliau adalah, Sayyid Abdul Wahhab, Sayyid Ahmad. Sayyid Abdullah, Sayyid Alawi, Sayyid Ali, Sayyid Hasan dan Sayyid Husein. Dari putra-putra beliau, kini yang menjadi khalifah (pengganti) untuk melanjutkan jejak sang ayahanda sebagai pemangku ribath (pondok pesantren) adalah putra beliau yang bernama sayyid Ahmad lulusan Universitas ummul Qura Makkah (Ba’alawi, 2003:117).

B. Pendidikan Sayyid Muhammad

  Pendidikan pertama beliau adalah Madrasah Al-Falah, Makkah, dimana ayah beliau Sayyid Alawi bin Abbas al Maliki sebagai guru agama di sekolah tersebut yang juga merangkap sebagai pengajar di halaqah di Haram Makki yang tempatnya sangat masyhur dekat Bab As-salam. Kecerdasan Sayyid Mahammad Alawi sudah ketara mulai masih kecil. Sudah dapat menghafal al-

  Qur’an ketika masih berusia 7 tahun dan sudah menghafal kitab hadits al-Muwaththa karya Imam Malik saat beliau berumur 15 tahun. Dan pada saat beliau berumur 25 tahun, beliau meraih gelar doktor ilmu hadits dengan predikat mumtaz (excellent) di bawah bimbingan ulama besar Mesir, Prof. Dr. Muhammad Abu Zahrah. Rihlah ilmiyyah beliau cukup panjang dan luas di bawah bimbingan ulama-ulama shalihin yang amilin. Usia ke-26, Sayyid Muhammad di kukuhkan sebagai guru besar ilmu hadits pada Universitas Ummul Qura, Makkah, Arab Saudi. Dan pada tanggal

  2 Shafar 1421/ 6 Mei 2000 beliau di anugrahi gelar ustadziyyah atau professor dari Universitas al-Azhar asy-Syarif Kairo Mesir. Beliau kemudian melakukan perjalanan dalam rangka mengejar studi Hadits ke Afrika Utara, Timur Tengah, Turki, Yaman, dan juga anak benua Indo-Pakistan, dan memperoleh sertifikasi mengajar (ijazah) dan sanad dari Imam Habib Ahmad Mashhur al Haddad, Syaikh Hasanayn Makhluf, Ghumari bersaudara dari Marokko, Syekh Dya’uddin Qadiri di Madinah, Maulana Zakariyya Kandihlawi, dan banyak lainnya.

C. Murid-murid dan Karya-karya Sayyid Muhammad

  Sayid Muhammad Al Maliki mendirikan tidak kurang 30 buah pesantren dan sekolah di Asia Tenggara. Karangannya mencapai puluhan kitab mengenai usuluddin, syariah, fikih dan sejarah Nabi Muhammad. Ratusan murid yang menimpa pendidikan di pesantrennya, biaya makan dan pemondokan ditanggungnya.

  Menurut Habib Abdurahman A. Basurrah, wakil sekjen Rabithah Alawiyah yang lama mukim di Arab Saudi, di Indonesia di antara murid- murid Al-Maliki banyak yang menjadi ulama terkenal dan pendiri dari berbagai pesantren. Murid-muridnya itu antara lain Habib Abdulkadir Alhadad, pengurus Al-Hawi di Condet, Jakarta Timur; Habib Hud Baqir Alatas pimpinan majelis taklim As-Shalafiah, Habib Saleh bin Muhammad Alhabsji; Habib Naqib Bin Syechbubakar yang memimpin majelis taklim di Bekasi; Novel Abdullah Alkaff yang membuka pesantren di Parangkuda, Sukabumi. Di antara ulama Betawi lainnya yang pernah menimba ilmu di Makkah adalah KH. Abdurahman Nawi, yang kini memiliki tiga buah madrasah atau pesantren masing-masing di Tebet, Jakarta Timur, dan dua di Depok. Masih belasan pesantren dan madrasah di Indonesia yang pendirinya adalah alumni dari Al-Maliki. Seperti KH. Ihya Ulumuddin yang memiliki pesantren di Batu, Malang. Demikian pula Pesantren Riyadul Solihin di Ketapang (Probolinggo), dan Pondok Pesantren Genggong, juga di Probolinggo.

  Muhsin Bin Ali Hamid Ba’alawi dalam bukunya dituliskan disamping tugas beliau sebagai da’i, pengajar, pembimbing, dosen, penceramah dan segala bentuk kegiatan yang bermanfaat untuk agama, beliau adalah seorang pujangga besar dan penulis yang produktif dan unggul. Diantara beberapa kitab-kitab karya Sayyid Muhammad dalam berbagai disiplin ilmu antara lain:

  1. Dalam Ilmu Aqidah.

  a.

  Mafahim Yajibu an Tusahhah.

  b.

   Manhajus As-salaf Fi Fahmin An-Nusus Wat-Tathbiq c. Qul Hazdihi Sabili.

  2. Dalam Ilmu Hadits.

  a.

  Anwarul Masalik Ila Riwayati Muwath-thai Malik.

  b.

  Tahqiq Muwath-thai-Malik – riwayat Imam Ibn Qosim. c.

  At Thali’us Sa’id fi Mukahtashar Asanid d.

  Al ‘Uqudul Lu’luiyyah bil Asanid ‘Ulwiyyah 3. Dalam Ilmu Sirah Nabawiyyah: a.

  Muhammad (Sallallahu Alaihi Wasallam) al-Insanul Kamil.

  b.

  Tarikh Hawadits wal Ahwal an Nabawiyyah.

  c.

  Al Busyra fi Manaqib As Sayyidah Khadijah Al Kubra d.

  Haulal Ihtifal bi zikra Maulid Nabi An Nabawi Asy Syarif 4. Dalam Ilmu Usul Fiqih.

  a.

  Al Qawa'idul Asasiyatu fi Ushulil Fiqh.

  b.

   Syarah Mandzumat al-Waraqat fi Usul al-Fiqh.

  5. Dalam Ilmu Fiqh: a.

   Al-Risalah al-Islamiyyah Kamaluha wa Khuluduha wa 'Alamiyyatuha b.

  Shawariq al-Anwar min Ad'iyat al-Sadah al-Akhyar.

  c.

  Al-Mukhtar min Kalam al-Akhyar.

  6. Dalam bidang haji dan sejarah kota Makkah.

  a.

  Al Hajju, Fadhail Wa Ahkam b.

   Fi Rihab Baitillah Al Haram c. Labbaika Allahumma labbaik 7.

  Lain-lain: a.

   at-Tahliyath Wa At- Targîb Fi At-Tarbiyah Wa At-Tahdîb b. Al-Mustashriqun Bayn al-Insaf wa al-'Asabiyyah (Kajian Berkaitan Orientalis).

  c.

   Nazrat al-Islam ila al-Riyadah (Sukan dalam Islam).

  d.

   Al-Qudwah al-Hasanah fi Manhaj al-Da'wah ila Allah (Teknik Dawah).

  D.

  

Karakteristik Kitab at-Tahliyah wa at-Targhib fi at-Tarbiyah wa at-

Tahdib

  Karakteristik yaitu ciri-ciri yang menonjol dari Kitab at-Tahliyah wa at-Targhib fi at-Tarbiyah wa at-Tahdibyang tentunya karakterstik tersebut dapat membedakan dengan karakteristik kitab yang lainnya. Perbedaan tersebut paling tidak dapat dilihat dari unsur-unsur yang dapat membangun jiwa dan juga isi dari kitab yang peneliti kaji.

  Kitab at-Tahliyah wa at-Targhib fi at-Tarbiyah wa at-Tahdib merupakan kitab yang berisikan beberapa bab, pada setiap babnya terdapat beberapa subab didalamnya. Sepeti pada romawi pertama dan kedua yang mana saling berkaitan, bab pertama mengenai pergaulan manusia dengan orang yang lebih tinggi, setingkat dan lebih rendah. Dimana didalamnya hanya menjelaskan mengenai manusia dalam kehidupannya tidak bisa terlepas dari hidup bersosial dan perlunya hidup bermasyarakat, sedangkan mengenai orang-orang yang kita pergauli dijelaskan dalam bab selanjutnya beserta macam-macam tingkatan orang baik dalam tingkatan yang disebutkan dalam bab pertama, siapa mereka, bagaimana harus bersikap dan kenapa harus memperlakukan mereka demikian akan dijelaskan dalam bab dua. Bab tiga sampai bab delapan menjelaskan yang perlu ada dalam diri seseorang mengenai: Kesopanan dan pergaulan yang baik, Memelihara kesehatan badan, Makanan, waktu makan dan tujuannya, pakaian, model dan tujuannya, rumah sebagai tempat tinggal dan tujuannya, serta senam dan olahraga. Dalam bab sepuluh sampai dua belas menjelaskan mengenai beberapa sarana yang dapat memperbaiki kondisi perekonomian, tata cara mengunjungi teman, tata cara menjenguk orang sakit dan ta’ziyah, walimah atau pesta, sehingga dalam beberapa bab ini dapat memahami mengenai tatacara dalam kehidupan bermasyarakat.

  Kitab ini sangat padat dengan pembentukan pendidikan karakter yang harus dimilki dalam diri seseorang karena kitab ini membahas beberapa bagian materi yang menuntun pada karakter yang baik. Ketika membaca kitab ini yang penuh dengan nilai-nilai yang baik diharapkan akan adanya nilai yang tertanam dalam diri selain itu juga dapat mengetahui nilai yang diperlukan dalam bermasyarakat dan menjalin hubungan dengan sosialnya.

  Ketika mengkaji kitab ini dapat di rasakan keadaan sosial dan kehidupan sehari-hari perlu diperhatikan agar dalam kehidupan sosial berjalan dengan damai dan tentram juga dapat menjadi pedoman bagaimana seseorang berprilaku dalam masyarakat.

  Kosa kata dalam kitab ini menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan juga syair yang dibuat pengarang sehingga ada nuansa seni dalam bahasa kitab didalamnya. Kitab ini bersifat umum, yaitu untuk siapa saja, singkatnya, untuk kaum muslim baik usia anak-anak yang masih dalam belajar maupun guru dan orang tua yang ingin menagajarkan kitab ini kepada anak-anaknya agar mempunyai karakter sejak dini. Bahasan dalam kitab ini secara umum adalah berkaitan watak dan sifat naluriah dan pembahasan-pembahasan mengenai menghargai manusia, berempati terhadap sesama dan juga menumbuhkan pondasi sikap yang diperbolehkan dan tidak dalam ajaran Islam yang telah disandarkan pada Al-

  Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad SAW.

  

BAB III

DESKRIPSI PEMIKIRAN A.

Gambaran Umum Kitab At-Tahliyatu Wa At-Targib Fi At-Tarbiyati Wa

At-Tahdib Karya Sayyid Muhammad. Dalam pengantar kitab At-Tahliyah Wa At-Targîb Fi At-Tarbiyah Wa At-Tahdib telah disebutkan mengenai tujuan adanya kitab At-Tahliyah Wa At- Targîb Fi At-Tarbiyah Wa At-Tahib adalah suatu hal yang pasti dan jelas

  bahwa memandang pendidikan generasi muda menurut berbagai fasilitas dan sarana yang dapat mengantar mereka pada keselamatan jasmani, pemeliharaan dan pertumbuhan serta terjaminnya segala sarana yang dapat melahirkan orang yang berpendidikan, dengan membiasakan generasi muda untuk berfikir secara teliti, sehingga dapat membedakan antara perkara yang bermanfaat dan yang membahayakan, antara yang baik dan jelek.

  Dengan demikian sehingga dapat membatasi kecenderungan dan keinginannnya. Agar dapat mengendalikan kecenderungan dan kemauannya itu harus dengan memperbaiki tigkah laku, kebiasaan dan keinginan- keinginan hatinya. Sehingga akan menjadi oarang yang bebas dan teguh pendiriannya, terdidik mentalnya, baik budi pekertinya, mencintai kebenaran dan kejujuran, tulus dalam pengabdiaanya, tekun dalam bekerja, disiplin dalam ucapan dan perbuatannya, jika demikian dia adalah orang yang berguna bagi dirinya sendiri dan untuk umatnya.

Dokumen yang terkait

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar

0 1 126

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL ANAK-ANAK ANGIN KARYA BAYU ADI PERSADA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 144

NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL AWAM KARYA SAYID AHMAD AL – MARZUKI SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 2 112

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM (ANALISIS KITAB I’DHOTUN NASYIIN KARANGAN SYEIKH MUSTHAFA AL-GHALAYAINI) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 4 123

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 138

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB MAKARIMUL AL-AKHLAQ KARYA SYEIKH MUHAMMAD BIN SHALIH AL-UTSAIMIN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 2 111

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULASHAH NURUL YAQIN KARYA MUHAMMAD KHUDHARI BEK SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

2 5 115

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA KITAB TA’LIM AL-MUTA’ALIM KARYA AL-ZARNUJI SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 2 104

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB WASHOYA AL ABA’ LIL ABNAA’ KARYA MUHAMMAD SYAKIR AL-ISKANDARI SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 2 102

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERKANDUNG DALAM NOVEL ANAK RANTAU KARYA AHMAD FUADI SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 8 123