OVERVIEW THE RISK FACTORS OF LOW BIRTH WEIGHT BABY IN PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL DISTRICT HOSPITAL IN 2009
OVERVIEW THE RISK FACTORS OF LOW BIRTH WEIGHT BABY IN PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL DISTRICT HOSPITAL IN 2009
, Asri Hidayat
Kata Kunci : Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
risk factors of LBW in Panembahan Senopati Bantul District Hospital in 2009, including : maternal age, birth spacing, anemia, gestational age, hypertension, parity, education level, multiple pregnancy, premature rupture, and socio-economic. For midwives in Panembahan Senopati Bantul District Hospital in 2009, it wise to handle cases of birth mothers who have babies with low birth weight risk by giving intensive attention to the mothers who had ANC, so that risk factors can be prevented or treated early.
The results of research showed
onducted in Juli 2010, the number of samples to determine the sample of 238 samples.
was descriptive non analytic with retrospective approach. C
by looking at patients medical record data. This research design
aimed to get discription of the risk factors of LBW. This study uses secondary data that is
Panembahan Senopati Bantul District Hospital in 2009. More spesifically, this research is
2 Abstract: The purpose of this research is aimed to determine the risk factors of LBW in
PENDAHULUAN
Salah satu kebijakan pembangunan nasional diarahkan pada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Suatu negara dikatakan sejahtera apabila memiliki SDM yang berkualitas dan derajat kesehatan yang tinggi. Hasil kesepakatan dari International
Fika Aulia
Statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang.
Salah satu penyebab Angka Kesakitan dan Angka Kematian Bayi adalah BBLR. Prevalensi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia.
Data yang bersumber dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2008, menyebutkan bahwa Angka Kematian Bayi sejak tahun 2000 sampai dengan tahun 2007 cenderung menurun, namun meningkat pada tahun 2008 yaitu 13,23 per 1000 kelahiran hidup. (Dinkes Bantul, 2009).
Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia adalah 28 per 1000 kelahiran hidup, ini merupakan angka kematian tertinggi di Asean.
2 Dosen STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta
1 Mahasiswa DIV Bidan Pendidik STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta
yaitu Millenium Development Goals (MDGs) serta hasil konferensi wanita tahun 1995 di Beijing terdapat delapan tujuan utama dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dua diantara tujuan tersebut yaitu mengurangi angka kematian bayi dan meningkatkan kesehatan ibu (MDGs, 2004).
Conference for Population and Development di Kairo tahun 1994
1 Prevalensi kematian bayi di Indonesia terbanyak disebabkan oleh BBLR sekitar (29%), asphyxia (27%), tetanus (10%) masalah dalam pemberian makanan (10%), gangguan haematologi (6%), infeksi (5%) dan lain-lain (13%) (Lawn et
al ., 2001). Prevalensi BBLR di DIY
adalah 17,2 %,(Dinkes Prop.DIY, 2007). Sedangkan prevalensi terbesar BBLR di Bantul pada tahun 2008 sebesar 632 kasus. (Dinkes Bantul, 2009).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan mengambil data sekunder di RSUD Panembahan Senopati Bantul dari bulan Januari 2009 sampai dengan Mei 2009 tercatat sebanyak 174 kasus BBLR (23,70%) dari 734 persalinan dengan bayi lahir hidup (Rekam Medik RSUD Panembahan Senopati Bantul, 2009).
Bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya akan memiliki resiko kesakitan dan kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan, gangguan perkembangan anak, dan rentan terhadap infeksi. Beberapa penyakit yang berhubungan dengan BBLR adalah sindrom aspirasi mekoneum, hipoglikemia, hiperbilirubinemia, dan hipotermi.
Faktor presdiposisi BBLR antara lain jarak kelahiran sebelumnya, anemia, kelainan uterus, penyakit hipertensi, umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, usia kehamilan kurang/ prematuritas, paritas, kehamilan ganda, hidramnion, ketuban pecah dini (KPD), keadaan sosial ekonomi yang rendah, kebiasaan merokok dan meminum alkohol, serta faktor lainnya yang tidak diketahui (Prawirohardjo, 2005).
Untuk menurunkan angka kejadian BBLR secara nasional, pemerintah menerapkan program pemeriksakan ibu hamil (ANC) paling sedikit 4 kali memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan secara rutin, hal ini bertujuan deteksi dini ibu hamil yang mempunyai resiko untuk melahirkan BBLR. Sehingga tindakan preventif dan kuratif dapat dilakukan sedini mungkin untuk mengatasi masalah tersebut. Sedangkan pelaksanaan ANC di Kabupaten Bantul telah menerapkan standar ANC ideal yang disebut 7T. Tujuan dari ANC 7T ini adalah untuk lebih memantau kondisi ibu hamil dan dapat lebih intensif dalam mendeteksi kehamilan berisiko sehingga dapat mendapatkan penanganan yang adekuat. (Dinkes Kab. Bantul: 2008, 13).
Pemerintah bekerja sama dengan puskesmas dan tenaga kesehatan juga mencanangkan pengelolaan kehamilan yang optimal dan dengan cara yang kompleks serta menggunakan alat-alat yang canggih, sehingga beberapa gangguan yang berhubungan dengan prematuritas dapat diobati dan gejala sisa yang mungkin diderita dikemudian hari dapat dicegah atau dikurangi. Sehingga dengan memperpanjang kehidupan janin dalam rahim merupakan salah satu cara terbaik agar bayi dapat tumbuh dan berkembang secara optimal (Asril, 2004).
Gerakan Sayang Ibu merupakan penjabaran “Safe
Motherhood ” dengan landasan pokok
mengikutsertakan aktivitas masyarakat, menjabarkan konsep kesehatan umum mencakup upaya promotif dan preventif di tengah
primary health care di tengah
masyarakat salah satunya pelaksanaan keluarga berencana.
Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Panembahan Senopati Bantul yang terletak di Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo No.14 Bantul. RSUD Panembahan Senopati merupakan salah satu pusat rujukan kasus- kasus kegawatan obstetri dan ginekologi, selain itu RSUD Panembahan Senopati salah satu pusat rujukan bayi bermasalah yang selalu mengupayakan pelayanan dan
Setelah dilakukan penelitian terdapat beberapa Catatan Rekam Medik RSUD Panembahan Senopati yang kurang lengkap, sehingga jumlah sampel yang didapatkan adalah sebanyak 238 sampel.
Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah yang lahir hidup di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2009 yaitu sebesar 279 ibu bersalin.
Tempat penelitian di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Waktu penelitian bulan Januari-Desember 2010.
non analitik , dengan metode pendekatan waktu retrospektif.
Jenis penelitian study survey
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran fator-faktor risiko kejadian BBLR di RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2009.
Masih tingginya angka PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL, mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang Gambaran faktor-faktor risiko kejadian BBLR di RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2009.
Sebagai tenaga kesehatan, bidan memiliki tanggung jawab untuk melakukan pengawasan kehamilan. Salah satu cara untuk memantau kehamilan adalah menggunakan Buku Kesehatan Ibu Anak (KIA). Dari buku KIA dapat dilakukan deteksi dini terhadap kemungkinan akan terjadinya BBLR, sehingga bidan/tenaga kesehatn dapat menurunkan angka kejadian BBLR yang saat ini masih cukup tinggi.
Peran serta dalam masyarakat sangat penting, hal ini terwujud pada kepedulian masyarakat untuk mengetahui lebih banyak tentang BBLR, baik dari penyebab, risiko, maupun cara perawatan dari BBLR. Kepedulian ini tentunya suatu hal yang sangat membantu terutama bagi BBLR di masa depan baik dalam pertumbuhan maupun perkembangannya. (Amirudin, 2007)
(Dinkes Kab. Bantul, 2008: 1).
Hal ini dikenal dengan program DB4MK (Desa Bebas 4 Masalah Kesehatan), yaitu bebas AKI, AKB, Gizi buruk, dan Demam berdarah.
Pemerintah Kabupaten Bantul juga berinisiatif memberikan penghargaan kepada desa yang dapat mengatasi masalah utama kesehatan di masing-masing wilayah kerjanya.
Program Perencanaan Pemantauan dan Pencegahan Komplikasi/P4k Merupakan salah satu program kesehatan yang ditawarkan Departemen Kesehatan untuk pemberdayaan masyarakat dalam penurunan angka kematian ibu dan bayi.
METODE PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
m d k i m e d d p d P m r a k R S m t D r d
Paritas, emeli, KPD,
dar ren
< > Su Pa
seba mel besa bagi mer kela sebe dapatkan h sponden ad ngan median
. Berdasark u bersalin d bagian besa rsalin denga hun yaitu s 4.79%). sar respond sisi yang nyak terda
BLR. Hal ini ak hanya di ia ibu bersa dapat fakto lahiran, anem pertensi, ndidikan, Ge onomi.
rak kelahira
Jumlah pros ri kelahiran ndah ditampi Tabel 1.
Jarak Kel RSUD P
Ban
Jarak Kelahiran < 2 tahun > 2 tahun
Jumlah umber : Data anembahan Sen
Dalam pe anyak 100 ahirkan ana ar merupak i ibu. Seba rupakan ibu ahiran lebih esar 71 samp hasil rata- dalah 26,4 n: 25 tahun d kan faktor r dapat diketa ar sampel a an usia anta sebanyak 17
Meskipun en telah be aman, nam apat angka i terjadi kar ipengaruhi o alin, akan te or lain sep mia, umur
an
23. ibu seb ber tah (74 bes pos ban BB tida usi terd kel hip pen eko
sentase jarak n berat ba ilkan dalam
Distribusi F lahiran Resp anembahan ntul Tahun 2
Frekuens
29
71 100 a Rekam M nopati Bantul T
enelitian ini 0 kasus ak ke 2-5 da kan kelahira agian besar u yang mem h dari 2 ta pel (71%). rata usia 40 tahun, dan modus: risiko usia hui bahwa adalah ibu ra 20 - 35 78 sampel sebagian erada pada mun masih kejadian rena BBLR oleh faktor etapi masih
perti jarak
kehamilan, tingkat , dan sosial k kelahiran adan lahir tabel 1.
Frekuensi ponden di Senopati
009
si %
29
71 100 Medik RSUD Tahun 2009
Jar
en un %). ng an us an n, did res den
U
h prosentase erat badan dalam Gam
k d
G R B
m y S m > ( s menangangi dengan per kanguru), incubator, da menciptakan efektif deng dan anemne dengan dete pada keham ditangani bid
Namun Panembahan merupakan rujukan, se adalah pas kebetulan ti RSUD Pane Sehingga ma memiliki fa terdeteksi da Distribusi f risiko BBLR dan tabel seb
Usia Ibu Be
Jumlah kelahiran b ditampilkan
Gambar 1 Responden Di Bantul Tahun 20
Seba melahirkan yaitu sebesa Sedangkan melahirkan >35 tahun a (25.21%). statistik berd
75% <20 tah
20 tahu
i BBLR rawatan lek perawatan an upaya pro n Antenatal gan menggu esis yang l eksi dini a milan dengan dan dan dok karena n Senopa salah satu ehingga seb sien dari idak melaku embahan Sen asih terdapa aktor risiko an tertangan frekuensi fa
R disajikan d bagai beriku
ersalin
Distribusi F RSUD Panem 009
sia ati
agian besar pada usia ar 178 kasu respond pada usia < adalah seban
Berdasark dasarkan usi
hun dan >35 ta un – 35 tahun
diantarany kat (metod n intens omotif seper l Care yan unakan USG lebih intens danya resik
BBLR, yan kter obsgyn. a RSUD ati Bantu
Rumah Sak bagian besa luar yan ukan ANC d nopati Bantu at pasien yan
BBLR tida ni secara din aktor- fakto dalam gamba ut : e usia ibu da lahir renda mbar 1
rekuensi Us mbahan Senopa
r responde 20-30 tahu us (74.79% den yan
<20 tahun da nyak 60 kasu kan hitunga ia responden
25% ahun
ya de sif rti ng
G sif ko ng
D ul kit ar ng di ul. ng ak ni. or ar ari ah
ditemukan ibu yang an sebagian an pertama responden miliki jarak ahun yaitu b d k ja a k y k sa ja y se p te ti k ri k k b < d se k p B fa m (m ta d W h 2 m te m Y d m se m u
Berdasa berdasarkan didapatkan kelahiran ad arak kelahira dalah jarak k
%) arkan pad dapat diketa ar sampel a gan tidak m anyak 136 angkan pada nemia adala
Berdasa iko anemia bagian besa rsalin deng emia seba
7.14%), seda engalami an 2 sampel (4 ta tersebut d isih antara emia dan yan ngat kecil, 4,28%). Hal tu masal endapatkan erupakan s naga kesehat
Upaya dan adala emberikan p pada ibu ha salnya den enangani emberikan mperhensif,
57% Anemia
engan men
istribusi Freku di RSUD ul Tahun 2009
nunjukkan fa ponden dala anyak 10 n responde anemia seb
42,86%). B dapat kita li ibu yang m ng tidak ane yaitu 34 l ini merupa lah yang perhatian s suatu evalu an khususny yang dapat ah denga perhatian yan amil pada s ngan mende faktor
ambar 2 men dar Hb. Resp emia seba
KIE sehingga
43 Tidak Ane
nsukseskan
uensi Anemia Panembahan
9
aktor risiko am kategori 02 orang en dalam banyak 136 da faktor ahui bahwa adalah ibu mengalami 6 sampel a ibu yang ah sebesar
Berdasarkan ihat bahwa mengalami emia adalah responden akan salah g perlu serius dan uasi bagi ya bidan. t dilakukan an lebih ng intensif saat ANC, eteksi dan risiko, yang tidak lagi
2.86%) dan tegori tidak ang (57,14%
nemia Gambar 2. D Responden Senopati Bantu
Hasil p kelahiran dik yang memp kurang dari ampel (29% arak kelahir yaitu 71 sa ebagian besa pada jarak ke etapi angka inggi. Hal karena masi isiko lain ya kejadian BBL
BBLR masi t disebabka faktor-fakto mempengaruh yang diacu rusnya lebi rak kelahira penelitian in adian BBL pada jara
Berdasa kejadian BB banyak terja <2tahun, nam didapatkan b ebagian be kelahiran penelitian did BBLR tidak aktor saja melainkan multifaktor) ahun yang didukung ole
Walaupun ja hanya deng 29%, tetapi memberikan erjadinya meningkatkan
Yang dapat dengan memb mengenai jar ehingga menentukan untuk hamil arkan hitun jarak hasil rata alah 2,6 tah an 2 tahun d kelahiran 1 t penelitian me ketahui bahw punyai jara 2 tahun
%) dan respo ran lebih d ampel (71% ar responden elahiran yan kejadian B ini dapat h terdapat ang dapat m LR. arkan teori BLR sehar adi pada jar mun dari p bahwa keja esar terjadi >2tahun. dapatkan ba terjadi han yang m dari ban
. Pada jarak g mengala eh faktor ri arak kelahi gan prosent i jarak k kontribus
BBLR y n angka ke dilakukan berikan peny rak kelahiran seseorang kapan wakt l lagi. Ha ngan statisti kelahiran a-rata jara hun, median dan modusny tahun. engenai jara wa responde ak kelahira sebanyak 2 onden denga dari 2 tahu
%). Meskipu n telah berad ng aman, aka
Dari has ahwa kejadia nya dari sat mempengaruh nyak fakto k kelahiran > ami BBL isiko lainny iran <2tahu tase sebesa kelahiran in si terhada yang dapa ematian bay bidan adala yuluhan/ KI n yang aman g dapa tu yang tepa al ini dapa
Ga kad ane (42 kat ora risi seb ber ane (57 me 102 dat sel ane san (14 sat me me ten bid me kep mi me me kom akukan de gram KB.
a.
ik n, ak n: ya ak en an
29 an un un da an ih an or hi u, ih an ni
R ak sil an tu hi or
>2 R a. un ar ni ap at yi. ah
IE n, at at at dila prog
An
% emia d F v k m m s a a h B t m s l (
1 U S P
Respon anembahan S
83%
Berdasar rdasarkan
Berdasar sponden mipara seb dangkan res dikit adal banyak 5 (2,
Sumber : Dat anembahan Sen
4) Grande ultipara(>4) Jumlah
Paritas rimipara (1) ultipara ( 2-
mlah prosent lahiran BBL bel 3 berikut: abel 3. Distri
ibusi Frekuens SUD Panembah
ritas
2.27%). Se ng mengala banyak 41 re
Berdasa bagian besar ng tidak m itu sebesa
mbar 3 Distri sponden di RS ntul Tahun 200
Secara stribusi frek sponden d mbar3.
pertensi
lengkap kuensi hiper dapat dilih
09
Pa
si Hipertensi han Senopati
abel 3, adalah (57,98%), ang paling demultipara an statistik responden,
2,10 100 ik RSUD Tahun 2009
% 57,98 39,92
UD ntul Tahun
7.23%) dari kan dalam ensi Paritas
gambar 3, hir dari ibu hipertensi, responden responden nsi adalah
p hasil rtensi pada hat pada
arkan pada r BBLR lah mengalami ar 197 edangkan ami hiperten esponden (17 tase paritas d
17%
rkan ta terbanyak anyak 138 sponden ya lah grand 10%). rkan hitunga paritas
5 238 a Rekam Medi nopati Bantul T
95
Frekuensi 138
Senopati Ban 2009
LR ditampilk : ibusi Frekue nden di RSU
res pri sed sed seb ber
Pr Mu mu
risik Resp keha 155 palin keha (3,7 dalam cara
Tabel di a ko usia ponden terba amilan 37-42 orang (6 ng sedikit amilan >42 m 8%). pengkonsu engkonsumsi uk masa ke adar akan rgizi. seling gizi bagi ibu nting diberi apat dipen i ibu yang ama pada t uhan zat giz penuhi m at pertumb apat menye an berat l
Data Rekam Senopati Bantul
74 155 9 238
Frekuensi
Tahun 2009
istribusi Frek milan Respon embahan Sen
Operatif Obs milan
Jumlah Sumber : D Panembahan S
5,13%) dan adalah d minggu seba umsian table i Fe/ vitamin ehamilan da pentingny kehamila u hamil jug ikan, karen garuhi ole kurang saa trimester II zi ibu ham maka aka buhan jani ebabkan bay lahir rendah
Umur Kehamilan <37 minggu 37-42 minggu >42 minggu
RSUD Pane
Tabel 2. Di Keham
Umur Keham
Kons mengenai g sangat pen anemia da asupan gizi hamil teruta Bila kebutu tidak dip menghamba sehingga da lahir denga (Obstetri O 1998).
Fe, tidak me vitamin unt kurang sa makanan ber
atas menunj kehamilan anyak adalah 2 minggu ya
stetri Sosia
Ta Pa
or n. ia ak en ia ng
Jum kel tab
Pa
seb yan yai (82 yan seb
Gam Res Ban
dis res gam
Hip
UD
kuensi Umur nden di nopati Bantu
r ul
al,
II. mil an in yi h.
ukkan fakto responden h dengan usi aitu sebanya n responde dengan usi anyak 9 oran et n- an ya an ga na eh at
3,78 100 Medik RSU l Tahun 2009
% 31,09 65,13
9
Hipertensi didapatkan hasil rata-rata paritas responden adalah 1,75 dan mediannya adalah paritas 1, sedangkan modusnya adalah paritas
1. Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh data bahwa sebagian besar sampel adalah ibu yang bersalin dengan Umur kehamilan 37- 42 minggu yaitu sebanyak 159 sampel (65, 13%) . Sedangkan ibu yang bersalin dengan umur kehamilan <37 minggu 74 sampel (31,09 %), dan yang melahirkan dengan umur kehamilan >42 minggu adalah 9 sampel(3,78%).
Dari data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar sampel telah melahirkan pada umur kehamilan cukup bulan 37-42 minggu, namun angka kejadian BBLR masih tetap tinggi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Warkany dkk (2007) yang menyebutkan bahwa angka normal untuk berat badan bayi, panjang badan bayi, dan lingkar kepala merupakan kriteria untuk menetukan terhambatnya pertumbuhan bayi. Sekitar 1/3 dari bayi yang lahir dengan BBLR merupakan janin yang matur (37-42minggu) dan kecilnya ukuran janin dapat disebabkan karena kurangnya nutrisi dari ibu (insufisiensi plasenta).
Berdasarkan penelitian Warkany tersebut, dapat dikatakan bahwa berat badan lahir bayi tidak hanya ditentukan oleh lamanya kehamilan tetapi juga oleh kecepatan pertumbuhan janin apakah janin sudah mendapat nutrisi yang memadai.(http:/www.seputarinforma sikeperawatan.blogspot.tutorial.com)
Masih tingginya BBLR pada umur kehamilan 37-42 minggu di Tahun 2009 tidak hanya disebabkan oleh faktor umur kehamilan, tetapi juga disebabkan oleh faktor risiko BBLR yang lain, misalnya jika dilihat dari faktor risiko hipertesi.
Berdasarkan data, dapat diperoleh fakta bahwa dari 41 responden yang mengalami hipertensi, 33 responden (80,5%) merupakan responden yang mempunyai umur kehamilan 37-42 minggu.
Alasan lain yang menyebabkan masih tingginya BBLR pada umur kehamilan 37-42 minggu adalah sebagian besar ibu yang bersalin di RSUD Panembahan Senopati Bantul merupakan ibu bersalin dengan umur kehamilan antara 37-42 minggu, sehingga bukan berarti umur kehamilan 37-42 minggu merupakan faktor utama penyebab kelahiran BBLR.
Responden dengan umur kehamilan <37 minggu, justru memiliki prosentase yang lebih kecil dibandingkan dengan responden yang memiliki umur kehamilan 37- 42 minggu. Padahal umur kehamilan <37 merupakan umur kehamilan yang dapat menyebabkan kejadian BBLR seperti pendapat yang dikemukakan oleh Dr. Setyadewi lusyati, Sp.A Bagian Neonatologi dan ‘Long Term Follow Up Clinic’ RSAB Harapan Kita Jakarta, yang menyebutan bahwa bayi dengan umur kehamilan kurang bulan lebih berisiko memiliki berat lahir rendah dan kualitas perkembangan yang kurang baik.
Sedangkan responden yang melahirkan dengan umur kehamilan >42 minggu adalah sebanyak 9 responden (3,78%). Ini merupakan prosentase yang kecil dan sejalan dengan pendapat (Cunningham, bayi yang di b ilahirkan pad da minggu k ke Karena tingka K at pendidika an ibu yang 42 memilik 4 i kemungkin nan tiga ka ali re endah akan b berbeda deng gan tingkat lebih besar l untuk lahir r diatas 400
00 pe endidikan ib bu yang tin nggi dalam g gram dar ripada me ereka yan ng ha al perbedaan n akses dal am rangka d dilahirkan a antara mingg gu ke 40 da an mendapatkan m pengetahua an. Hal ini 41.
4 se esuai deng gan pendap pat yang di ikemukakan oleh N Notoatmojo
Tin ngkat Pendi idikan ibu (2 2005), tingka at pengetahu uan sangat Dalam p penelitian in ni tingkat be erhubungan dengan p pendidikan.
pendidikan ibu yang me elahirkan Se emakin tingg gi pendidika an semakin BBLR disaj jikan dalam gambar 4 mudah m menerima serta mengembangk m kan pengeta ahuan dan
SD SMP SMA A/SMK PT
tek knologi, sehingga semakin
5% 5%
meningkatkan m n produkti fitas dan
22%
ke esejahteraan keluarga. . Namun de emikian ting gkat pendid dikan tidak
68% menjamin m tingkat pe t engetahuan se eseorang.
Gemelli G
Da alam peneliti ian ini distrib busi
Gambar 4. Di istribusi Frekue ensi Tingkat
fre kuensi respo onden yang m melahirkan
pendidikan R esponden di R RSUD
bay yi BBLR den ngan keham milan ganda
Panembahan Senopati Bantu ul Tahun 2009
dis sajikan dalam m tabel 4 : Beradasarkan B n gambar d di
Tabel 4. Dis stribusi Frek kuensi atas, respo onden terba anyak adala ah K Kehamilangan nda ibu yang b erpendidikan n SMA/SMK K
Jenis Frekuen nsi %
sebanyak 1 161 respond den (67.65% %),
Kehamilan n
sedangkan responden yang palin ng
Kehamilan n
sedikit adalah ibu yan ng
tunggal 214 89,92
berpendidik kan PT yaitu u sebanyak 1
12 Kehamilan n sampel (5,0 04%).
Ganda 24 10,80
B Berdasarkan hitunga an
Jumlah 238 100
statistik berdasarka an tingka at
Sum mber : Data a Rekam M Medik RSUD
pendidikan responden n, didapatka an
Pan nembahan Se enopati Bantul Tahun 2009
hasil rata-r rata tingkat t pendidika an responden adalah h SMA A.
Berdasa arkan ta abel 4 Berdasarka an karakter istik tingka at res sponden terbanyak adalah pendidikan , mayorita s responde en res sponden den gan kehamil lan tunggal berpendidik kan lulus SMA/ SMK K yai itu sebany yak 214 (89.92%). yaitu 161 responden n (67.65% %),
Sed dangkan jen nis kehamila an Gemelli sedangkan responden yang palin ng ada alah sebanya ak 23 sampe l (10.80%) sedikit ada alah respon nden denga an
Berdasa arkan hasil penelitian pendidikan PT se ebanyak
1 ini dapat dike etahui bahw a sebagian (5,04%). Hal ini dapa at bes sar sampel l adalah responden mempengar ruhi penge etahuan ib bu den ngan keham milan tung ggal yaitu
12 S k 2 d s r g d B r t k p m ( k p d W d d ( m t y k
K k k r s r s
, baik fakto pun D relatif kec kan faktor r dalam m n BBLR, y ang dikemuk 01), Surasm sastro (200 bahwa fak redisposisi matur adala
sial Ekonom
Dalam dapatkan da nis pembiaya
RSUD P antul. Jenis p ng melahirk lam tabel 5 b
Tabel 5. Jenis Pem di RSUD
Ban
Sosial Ekonomi Umum JPKM
Jumlah mber : Data
sar respond PD yaitu 2 an respond
PD adalah se %). an BBLR y nden yan tuban pecah yaitu 20 ini dapat terj faktor risiko pengaruhi b BBLR m ng disebab
mi
7,82%), hal i anya faktor- bih memp BLR, sebab jadian yan nyak faktor ktor janin.
peneliti ata pasien aan selama
Panembahan pembiayaan kan BBLR berikut :
Distribusi F mbiayaan Re Panembahan ntul Tahun 2
Frekuensi
73 165 238 a Rekam M
den tidak 09 sampel den yang ebanyak 29 ang terjadi ng tidak dini masih 09 sampel jadi karena o lain yang terjadinya merupakan bkan oleh or ibu dan prosentase cil, namun risiko yang menyebakan yang sesuai kakan oleh mi (2003),
05) yang ktor yang terjadinya ah ketuban ian ini mengenai perawatan
Senopati responden R disajikan
Frekuensi esponden n Senopati 009
% 30,67 69,33
Meskip jadian KPD PD merupak rpengaruh gka kejadian ngan teori y anuaba (200 n Winkjos enyebutkan erupakan pr lahiran prem cah dini.
Kejadia da respon engalami ket kup tinggi
d Sedangkan kehamilan g 24 sampel (1
KPD. Seb dak mengalam 09 sampel ( ang mengalam sampel (12,18
Berd disebutkan seharusnya l responden gemelli, nam didapatkan BBLR seba responden tunggal. H kejadian BB pengaruh d melainkan (multifaktor kejadian ge prosentaseny dengan Walaupun j dalam pe ditemukan (10,8%), na memberikan terjadinya B yang dapat kematian ba
Ketuban Pe Gambar di RSUD
Gamb karakteristik kejadian K responden tid sebanyak 20 responden ya sebanyak 29 s
Berd dilakukan, responde gemelli adal
10,08%). dasarkan diatas, keja lebih banyak dengan mun dari p hasil bahw agian besar dengan
Hal ini ter BLR tidak t dari satu terdapat ba
). Disampin emelli jauh ya jika kehamilan jumlah keja enelitian sejumlah 2 amun keham n kontribu
BBLR dan t meningka ayi.
ecah Dini (K
5 Distribusi Fr D Panembahan ar 5 responden
dasarkan pen didapatkan en denga lah sebanya teori yan adian BBL k terjadi pad kehamila penelitian in wa kejadia terjadi pad kehamila rjadi karen terjadi karen faktor saj anyak fakto ng itu angk lebih kec dibandingka tungga adian gemel ini hany 24 responde milan gemel usi terhada prematurita atkan angk
bagian bes engalami KP 7,82%) da engalami KP mpel (12,18%
KPD) rekuensi KPD Senopati Bantu menunjukka berdasarka agian besa mi KPD yait
(87,82%) da mi KPD adala 8%)
nelitian yan hasil bahw an ak ng
R da an ni an da an na na
a, or ka cil an al. lli ya en lli ap as ka
ul an an ar tu an ah
ng wa seb me (87 me sam pad me cuk (87 ada leb BB kej ban fak kej KP ber ang den Ma dan me me kel pec
So
did jen di Ba yan dal
Sum
100 edik RSUD Pembiayaan selama perawatan di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2009 didapatkan data sebagian besar responden adalah menggunakan jenis pembiayaan JPKM yaitu sebesar 165 sampel (69,33%). Hal ini menunjukkan masih tingginya penduduk yang masih memiliki tingkat pendapatan yang tergolong rendah. Semakin tinggi sosial ekonomi maka akan menambah tingkat pengetahuan.
Dalam penelitian ini didapatkan hasil 165 sampel (69,33%) menggunakan jenis pembiayaan JPKM, sehingga faktor sosial ekonomi diduga sangat berpengaruh. Karena pada umunya seseorang dengan keadaan sosial ekonomi rendah seperti diuraikan di atas, tidak akan terlepas dari kemiskinan. Disamping itu keadaan sosial ekonomi yang rendah juga akan megakibatkan gizi ibu dan perilaku pemanfaatan pelayanan kesehatan yang jelek.
Faktor risiko lain yang dapat mempengaruhi kejadian BBLR adalah kepatuhan ANC, hidramnion, dan paparan asap rokok. Faktor ini tidak terdapat pada rekam medik pasien di RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2009, sehingga tidak dapat diteliti oleh penulis. Padahal bisa jadi ketiga faktor tersebut merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap kejadian BBLR.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Sebagian besar ibu yang melahirkan BBLR di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun pembiayaan JPKM yaitu sebanyak
165 sampel (69,33%).
Sebagian besar Paritas ibu yang melahirkan BBLR di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2009 adalah primipara sebanyak 138 sampel (57,98%).
Jumlah ibu bersalin dengan anemia yang melahirkan bayi BBLR di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2009 adalah sebanyak 102 kasus (42,86%).
Urutan faktor-faktor risiko kejadian BBLR dari prosentase yang lebih dominan ke prosentase yang kurang dominan adalah faktor sosial ekonomi yang dilihat dari jenis pembiayaan JPKM, Paritas Primipara dan Grandemultipara, Anemia, Umur Kehamilan Preterm <37minggu, Jarak Kehamilan <2tahun, Pendidikan SD dan SMP, Umur Ibu <20/ >35tahun, Hipertensi/ Pre eklamsi, Ketuban Pecah Dini, dan Gemelli
Saran
Bagi Bidan di RSUD Panembahan Senopati Bantul Hendaknya lebih meningkatkan upaya kemampuannya terutama dalam pengawasan ANC, sehingga ibu yang memiliki faktor risiko melahirkan bayi dengan BBLR dapat terdeteksi dan tertangani dengan tepat. Dan diharapkan bidan lebih disiplin dalam hal pendokumentasian asuhan pasien secara banar dan lengkap.
Bagi Petugas Bagian Rekam Medik di RSUD Panembahan Senopati Bantul, hendaknya lebih meningkatkan kinerja dan kedisiplinan dalam hal pendokumentasian, sehingga dapat lebih berguna bagi kepentingan hukum dan pengetahuan. Bagi peneliti berikutnya, hendaknya melakukan penelitian dengan menggali faktor yang mempengaruhi kejadian BBLR, mengembangkan penelitian yang sudah ada dengan penelitian diskriptif analitik.
Amirudin, Bayi Berat Lahir Rendah( BBLR) di kota Kendari tahun 2007
Depkes RI. 2007. Menkes
Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC.
EGC, Jakarta. Manuaba, IBG. 1998. Ilmu
Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB ,
Manuaba, I.B., 2007, Kapita Selekta
Selekta Kedokteran. Jilid I, Edisi Ketiga, Jakarta. Media Aescu
Agustus 2010 Mansjoer. K, dkk. 1999. Kapita
Penurunan Angka Kematian Ibu Belum Sesuai Target MDGs .( http://www.antara.co m ) diakses tanggal : 31
tanggal 1 April 2010 Haryono, http://library.usu.ac.id/ ., diakses tanggal : 31 Agustus 2010 LKBN Antara (2007). WHO:
http://info.gexcess.com , diakses
Resiko Tinggi. Jakarta : EGC. Gexces, Prematur Dalam Kehamilan,
Dinkes Kab, Bantul: Yogyakarta. Ester, Monica. 2003. Perawatan Bayi
Saku DB4MK Plus TBC ,
Dinkes. Kab. Bantul, 2008, Buku
Canangkan Stiker Perencanaan dan Pencegahan Komplikasi. ( http://www.litba ng.com ) 10 Januari 2010.
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar .Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
(2002) Effect of the Interpregnancy Interval After an Abortion on Maternal and Perinatal Health In Latin Amerika. International
Bertrand, JT., Rinehart, W., Compton, AW., and Rigby, HM. (2002) Population Reports, L. Population
Information Programs Center for Communication Program,
The Jonhns Hopkins Bloomberg School of Public Heatlh. Pp 1-23
Bobak., Lowdermik., Jensen., 2004,
Keperawatan Maternitas , EGC, Jakarta.
Conde-Agudelo, A., Belizan, J.M., Breman, R., Brockman, S.C., and Rosas Bermudez, A.
(http:/www.Ridwamamirudin .Wordpress.com/2007/06/05) 10 Januari 2010.
Departemen Kesehatan, Jakarta Depkes RI.2005. Pelatihan Mitra Riset, Ketuban Pecah Dini, WHO (2005) Birth sapcing-report
Cunningham dan Mac Donald, 2006,
Obstetri Williams , Edisi 18, EGC,
Jakarta Danis, 2004, Kamus Istilah
Kedokteran , Gitamedia pres, Jakarta.
Depkes, 2001, Rencana Strategis
Nasional, MPS Indonesia ,
Journal of Gynecology and Obstetri , 89, pp. 534-540.
http://www.mitrariset.com/20 from a WHO Technical 09/04 , diakses tanggal 31 Consultation . Genewa,
Agustus 2010 Switzerland: Departement of Mochtar, Rustam., 1998, Sinopsis Making Pregnancy Safer
Obstetri (Obstetri Operatif (MPS), Departement of Obstetri Sosial). Edisi 2, Reproductive Health and
EGC, Jakarta. Research Notoatmojo. S, 2005, Metodelogi (RHR). www.who.int/reprodu
Penelitian Kesehatan ctive-health/publications. 1
Masyarakat, Rineka Cipta, April 2010Jakarta. Wiknjosastro, H., 2006, Ilmu Prawirohardjo S., 2005, Perawatan Kebidanan , Edisi Ketiga,
Kesehatan Maternal dan Yayasan Bina Pustaka Neonatal , Yayasan Bina Sarwono Prawirohardjo,
Pustaka, Jakarta. Jakarta. Republika, Berat Badan Kurang Zikzik, http://www.pustaka-
Risiko Pada Kehamilan zikzik.co.cc/2009/10/bblr-02. , Kembar Error! Hyperlink diakses tanggal : 31 Agustus 2010 reference not valid.
Saifudin, A. B. 2002. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Material dan Neonatal. Edisi ke I, Cetakan ketiga. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sarwono, 2007, Buku Acuhan
Neonatal dan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,. YBPSP, Jakarta.
Sugiyono, 2006, Statistik Untuk Penelitian , Alfabeta, Bandung. Syafei, C., 2009, Program Stikerisasi
vs Penurunan KIA, Available
from URL:
http://www.waspada.co.id , ,
Diakses 1 April 2010 Unisula, Faktor Risiko Persalinan dengan Ketuban Pecah Dini,
http://unissula.ac.id , diakses
tanggal : 31 Agustus 2010 Varney,H., Kriebs, J. M., Gegor, C. I., 2002, Buku Saku Bidan, Jakarta, EGC.