Pelaksanaan Akad Ijarah Untuk Dana Talangan Umroh - Test Repository

  LAPORAN HASIL PENELITIAN Pelaksanaan Akad Ijarah Untuk Dana Talangan Umroh (Studi kasus di BMT

  Tumang Cabang Tumang) Disusun Oleh:

  RATNA DWIASTUTI 214-13-012

  FAKULTAS SYARIAH JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH

  INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA Lamp : 4 (empat) eksemplar Hal : Pengajuan Naskah Skripsi Kepada Yth.

  Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga Di Salatiga

  Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Disampaikan dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Ratna Dwiastuti NIM : 21413012 Judul : PELAKSANAAN AKAD IJARAH UNTUK DANA

  TALANGAN UMROH (Studi Kasus di BMT Tumang Cabang Tumang)

  dapat diajukan kepada Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga untuk diujikan dalam sidang munaqasyah. Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.

  Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Salatiga, 28 Agustus 2017 Pembimbing

  Drs. Machfudz, M.Ag Jl. Tentara Pelajar No. 02 Telp (0298) 323706, 323433 Salatiga Website: www.iainsalatiga.ac.id E-mail

PENGESAHAN

  

Skripsi Berjudul

PELAKSANAAN AKAD IJARAH UNTUK DANA TALANGAN UMROH

(Studi Kasus di BMT Tumang Cabang Tumang)

  Oleh: Ratna Dwiastuti NIM: 21413012 telah dipertahankan di depan sidang munaqasyah skripsi Fakultas Syari

  ’ah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada hari Senin tanggal 25 September 2017 dan telah dinyatakan memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam hukum Islam (SH).

  Dewan Sidang Munaqasyah Ketua Sidang : Dr. Siti Zumrotun, M.Ag Sekertaris Sidang : Drs. Machfudz, M.Ag Penguji I : H. M. Yusuf Khummaini, M.H Penguji II : Farkhani, S.H., S.H.I., M.H

  Salatiga, 25 September 2017 Dekan Fakultas Syariah Dr. Siti Zumrotun. M.Ag. Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Ratna Dwiastuti NIM : 21413012 Jurusan

  : Hukum Ekonomi Syari’ah Fakultas

  : Syari’ah Judul Skripsi : PELAKSANAAN AKAD IJARAH UNTUK DANA

  TALANGAN UMROH (Studi Kasus di BMT Tumang Cabang Tumang)

  Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 28 Agustus 2017 Yang menyatakan Ratna Dwiastuti NIM: 21413012

  

MOTTO

“ Do not put off doing a job because nobody knows whether we

can meet tomorrow or not”

Jangan menunda-nunda untuk melakukan sesuatu pekerjaan karena tidak ada

yang tahu apakah kita dapat bertemu hari esok atau tidak

  Kerjakanlah Wujudkanlah Raihlah cita-citamu Dengan memulainya Dari bekerja Bukan hanya Menjadi beban Didalam impianmu Dan...

  Jadilah diri sendiri dan jangan menjadi orang lain walaupun dia terlihat lebih baik dari kita

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini dipersembahkan untuk: 1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak (Yusuf Budianto), Ibu (Ani Widihastuti).

  Sebagai motivator terbesar dalam hidupku yang tak mengenal lelah dan mendoakan aku serta menyayangiku, terima kasih atas semua pengorbanan, keringat dan kesabaran mengantarkanku sampai kini.

  2. Almamaterku

  3. Keluarga besar, Mbah Kakung (Nur Amin) dan Mbah Uti (Sudarti) yang tiada pernah berhenti berdoa setiap saat untuk kelancaran pembuatan skripsiku dan ujianku.

  4. Bapak Mahfudz,M.Ag yang senantiasa membimbingku dalam pembuatan skripsi ini.

  5. Para sahabat terbaikku yang selalu mendukung dan memotivasiku tiada henti, Anida Kumalasari, Nurul Azizah, Diana Wulansari, Ilham Indrawan, Feri Firdaus.

  6. Muhammad Chairuddin Anhar, satu-satunya saudara kandung yang ku punya, walaupun tidak ada ucapan yang keluar tetapi aku yakin pasti didalam batinmu selalu mendoakanku selalu.

  Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan karuninnya-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai strata satu Hukum Ekonomi Syariah. Penulis menyadari tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, mulai dari masa perkuliahan sampai dalam penyusunannya. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada : 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag selaku Dekan Fakultas Syar’iah IAIN Salatiga.

  3. Ibu Evi Ariyani, SH., MH, selaku Ketua Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah IAIN Salatiga.

  4. Ibu Dr. Siti Zumrotun, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan bimbingan dan pengarahan untuk selalu melakukan yang terbaik.

  5. Ibu Lutfiana Zahriani, S. H., M.H. selaku Kepala Lab. Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga.

  6. Bapak Drs. Mahfudz, M.Ag. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta dukungannya untuk mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini.

  7. Pihak BMT Tumang Cabang Tumang yang telah membantu, kepada Ibu Diyah Sayekti Widi Mastuti,S.E yang telah berkenan menjawab pertanyaan-

  8. Keluarga tercinta Ibuk ,bapak, saudara yang tak henti-hentinya selalu mendoakan dan memberikan semangat.

  9. Kepada semua Narasumber yang berkenan memberikan informasi.

  10. Terimakasih kepada teman-teman tercinta Diana, Anida, Nurul, Ilham, Feri, Umi, Avi, Yuliana serta teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih banyak untuk pertemanannya selama ini dan sukses selalu untuk kalian semua.

  11. Seluruh jajaran Akademi Institut Agama Islam Negeri Salatiga Fakultas Syariah yang tidak bisa penulis sebutkan semuannya terimakasih banyak telah banyak membantu penyusunan skripsi ini.

  12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah memberikan Konstribusi dan dukungan yang cukup besar sehingga penulis dapat menjalani perkuliahan dari awal hingga akhir di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih dari yang mereka berikan dan senantiasa mendapatkan

  maghfiroh , dilingkupi rahmat dan cita-Nya. Amin.

  Akhir kata penulis berharap semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Penlis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak kekurangan dan kelemahan baik dari segi materi ataupun skripsi. Sehingga saran, dan kritik serta perbaikan yang membangun dari pembaca akan penulis terima dengan kerendahan hati. Semoga

  

ABSTRAK

Dwiastuti,Ratna (2017). Pelaksanaan Akad Ijarah Untuk Dana Talangan

  

Umroh (Studi Kasus di BMT Tumang Cabang Tumang). Fakultas Syariah Institut

  Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Drs. Mahfudz, M. Ag

  Kata Kunci : Pelaksanaan Akad Ijarah Untuk Dana Talangan Umroh

  Secara umum, pertumbuhan ekonomi Islam yang ditandai dengan hadirnya bank syariah, asuransi syariah, lembaga keuangan syariah dan kegiatan-kegiatan ekonomi Islam lainnya telah menunjukkan perkembangan yang cukup baik, yang artinya membawa angin segar bagi kebangkitan ekonomi Islam di Indonesia. Seperti halnya dengan kegiatan umroh sudah tidak asing lagi jika kita mendengar dana talangan umroh. BMT Tumang merupakan salah satu lembaga yang menggunakan Akad Ijarah untuk melakukan kegiatan dana talangan Umroh. Pembiayaan ini merupakan pembiayaan yang menggunakan Fee Based Service (Service atau Ujrah). Fasilitas ini merupakan bentuk pembiayaan multijasa yang berlandaskan pada imbalan atau jasa/fee (ujrah) dengan menggunakan akad Ijarah atau akad Kafalah, atau gabungan dari keduanya.

  Penelitian ini mengacu pada pokok permasalahan Bagaimana Pelaksanaan Akad Ijarah Untuk Dana Talangan Umroh yang dilakukan BMT Tumang Cabang Tumang. Dan Bagaimana Tinjauan Hukum Islam terhadap pelaksanaan Akad Ijarah pada dana talangan Umroh di BMT Tumang Cabang Tumang Penelitian ini menggunakan metode library research dan field research.

  Penelitian melalui penelitian pustaka (library research) adalah penelitian yang dilakukan dengan menelaah berbagai macam literature, referensi-referensi, serta buku-buku yang berhubungan dengan pembahasan ini. Sedangkan penelitian lapangan (field research) adalah penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung kelapangan untuk melihat serta mengambil data-data secara langsung.

  Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, pelaksanaan dana talangan umroh di BMT Tumang sudah diketahui pelaksanaannya, namun masih dalam prosentase sedikit. Adapun pelaksanaannya dengan cara nasabah datang ke BMT Tumang mengisi formulir pengajukan dana talangan umroh dan melakukan kesepakatan mengenai ujroh antra BMT Tumang dengan nasabah. Jika nasabah tersebut sepakat kemudian nasabah memberikan uang muka sebesar Rp 5.000.000,-. Setelah itu pihak BMT memproses keperluan umroh. Pelaksanaan umroh sendiri akan dilakukan ketika nasabah sudah melunasi pembiayaan uang muka tersebut. Jika ditinjau dalam hukum Islam, akad yang digunakan dalam produk ini kurang sesuai karena seharusnya produk dana talangan umroh ini menggunakan akad al Qardl. Sedangkan dari prinsip muamalat yang digunakan dalam pelaksanaan produk ini antara pihak BMT Tumang dengan nasabah terdapat kesepakatan antara kedua belah pihak. Hal ini dibuktikan dengan adanya kesepakatan dalam menentukan jumlah besaran ujroh yang terdapat dalam akad ijarah. Kemudian jika nasabah tersebut menyepakati (sukarela) dengan biaya yang ditawarkan oleh pihak BMT Tumang berarti sudah sesuai prinsip muamalat, yang

DAFTAR ISI

  

COVER .................................................................................................... i

NOTA PEMBIMBING ........................................................................... ii

PENGESAHAN ....................................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................. iv

MOTTO ................................................................................................... v

PERSEMBAHAN .................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ............................................................................. vii

ABSTRAK ............................................................................................... ix

DAFTAR ISI ............................................................................................ x

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................. 5 D. Penegasan Istilah ........................................................................... 6 E. Telaah Pustaka .............................................................................. 7 F. Metode Penelitian .......................................................................... 9 G. Tekhnik Pengumpulan Data ........................................................... 11 H. Sistematika Penulisan .................................................................... 13 BAB II KERANGKA TEORITIK A. Pengertian Akad Ijarah

  1. Pengertian Akad ...................................................................... 15

  2. Rukun dan Syarat Akad........................................................... 15

  3. Tujuan Akad ............................................................................ 18

  4. Macam-macam Akad .............................................................. 19

  B. Akad Ijarah

  1. Pengertian Akad Ijarah ............................................................ 20

  a.

  Landasan Al Qur’an ......................................................... 23

  b. Landasan Sunnah ............................................................. 26 c.

Ijma’ ................................................................................. 27

  d. Fatwa DSN-MUI No.09/DSN-MUI/IV/2000 .................. 28

  3. Rukun dan Syarat Akad Ijarah

  a. Rukun Akad Ijarah ........................................................... 28

  b. Syarat sahnya Akad Ijarah ............................................... 31

  C. Pembiayaan Modal Kerja Ijarah..................................................... 36

  D. Pembatalan dan Berakhirnya Akad Ijarah...................................... 38

  BAB III GAMBARAN UMUM BMT TUMANG CABANG TUMANG A. Latar Belakang Pendirian BMT Tumang ....................................... 39 B. Identitas Lembaga .......................................................................... 42 C. Kelengkapan Lembaga ................................................................... 43 D. Visi dan Misi .................................................................................. 44 E. Struktur Organisasi......................................................................... 46 F. Tugas dan Tanggungjawab ............................................................ 47 G. Produk-produk BMT Tumang........................................................ 53 H. Mekanisme Pelaksanaan Akad Ijarah ............................................ 55 I. Pelaksanaan Akad Ijarah ................................................................ 58

BAB IV PELAKSANAAN AKAD IJARAH UNTUK DANA TALANGAN

UMROH DI BMT TUMANG CABANG TUMANG A. Analisis Pelaksanaan Akad Ijarah untuk Dana Talangan Umroh

  di BMT Tumang Cabang Tumang ................................................. 60

  B. Analisis Pelaksanaan Akad Ijarah untuk Dana Talangan Umroh Berdasarkan Hukum Islam ............................................................. 63

  BAB V PENUTUP

  

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 76

LAMPIRAN-LAMPIRAN

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab tidak mungkin lepas dari kehidupan masyarakat. Aristoteles menyebut sebagai “zoon politikon” ialah makhluk yang selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Manusia sebagai makhluk Allah adalah makhluk sosial yang memerlukan hidup bermasyarakat. Sebagai makhluk sosial mengharuskan manusia untuk selalu berhubungan dan saling membantu antar manusia yang satu dengan yang lain guna memenuhi hajad hidupnya, tanpa itu semua mustahil manusia dapat memenuhi dan bertahan hidup. Wujud dari hubungan dan saling membantu, biasanya terlaksana dalam beragam aktifitas yang dilakukan sehari-hari.

  Secara umum, pertumbuhan ekonomi islam yang ditandai dengan hadirnya asuransi syariah, lembaga keuangan syariah dan kegiatan- kegiatan ekonomi Islam lainnya telah menunjukkan perkembangan yang cukup baik, yang artinya membawa angin segar bagi kebangkitan ekonomi Islam di Indonesia.

  Salah satu lembaga keuangan syariah adalah Baitul Mal wat Tamwil (BMT). BMT terdiri dari dua istilah, yaitu baitul mal dan baitul tamwil.

  Baitul Mal lebih mengarah pada usaha pengumpulan dana dan penyaluran komersial. Dengan demikian BMT merupakan lembaga pendukung ekonomi masyarakat kecil yang berlandaskan pada syariah. (Heri Sudarsono,2003:84)

  Dalam rangka untuk memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat, BMT sebagai lembaga keuangan yang berdasarkan prinsip syari’ah Islam, hendaknya benar-benar dioperasikan sesuai dengan yang dikehendaki oleh syari’ah sehingga semua produk yang ditawarkan dan dihasilkan BMT dapat membawa kesejahteraan masyarakat secara lahir dan batin.

  BMT Tumang didirikan karena banyak permasalahan masyarakat tingkat bawah disekitarnya yang tidak terakses oleh bank, disamping itu sebagian masyarakat menantikan suatu sistem lembaga keuangan yang seha t dan terpercaya melalui sistem lembaga keuangan syari’ah yang berdasar pada Al Qur’an dan Hadis. Selain itu juga, hadirnya BMT sebagai alternatif bagi yang menginginkan hartanya tidak ingin tercampuri riba.

  Dalam kegiatan lembaga keuangan syari’ah, khususnya tentang konsep penyaluran dana (funding) dan konsep jasa (fee based income), penyalur-penyalur dana dari lembaga keuangan dilakukan melalui konsep yang berbeda dengan perbankan konvensional. Berbagai jenis jaminan dan alternatif jaminan dana yang terda pat pada lembaga keuangan syari’ah dapat disalurkan kembali oleh lembaga keuangan ke masyarakat dengan menggunakan 4 (empat) prinsip pokok yaitu, Prinsip jual beli yang meliputi Mudharabah dan Musyarakah, Prinsip sewa (Ijarah) yang meliputi ijarah murni dan ijarah wal iqtina, dan yang terakhir Qardh (pinjam meminjam tanpa imbalan). (Irma Devita Purnamasari,2014:23)

  Akad Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Akad Ijarah disebut juga dengan akad Kafalah yang bisa juga diartikan sebagai jaminan atau garansi yang diberikan oleh bank syari’ah kepada debiturnya agar dia dapat memenuhi kewajiban kepada pihak ketiga sebagai pemberi pinjaman.

  (Irma Devita Purnamasari,2014:26)

Salah satu Lembaga Keuangan Syari’ah yang menggunakan akad ijarah untuk transaksi pembiayaan adalah BMT (Baitul Mal wat Tamwil)

  di Tumang. BMT ini menggunakan Akad Ijarah untuk melakukan kegiatan dana talangan Umroh. Pembiayaan ini merupakan pembiayaan yang menggunakan Fee Based Service (Service atau Ujrah). Fasilitas ini merupakan bentuk pembiayaan multijasa yang berlandaskan pada imbalan atau jasa/fee (ujrah) dengan menggunakan akad Ijarah atau akad Kafalah, atau gabungan dari keduanya.

  Bentuk pembiayaan multijasa tersebut antara lain:

  1. Hawalah, merupakan konsep yang digunakan untuk pelaksanaan take over pembiayaan (factoring).

  2. Rahn (gadai), penguasaan barang milik peminjam sebagai jaminan

  3. Letter of credit (L/C) impor syariah, merupakan surat pernyataan yang diterbitkan oleh bank syariah, yang menyatakan kesanggupan importir untuk membayar barang yang diimpornya dari eksportir.

  4. Bank garansi syariah dengan prinsip kafalah, yaitu jaminan atau garansi yang diberikan oleh bank syariah kepada debiturnya agar dia dapat memenuhi kewajiban kepada pihak ketiga sebagai pemberi pinjaman. (Irma Devita Purnamasari,2014:26) Disamping pengertian ijarah dalam konteks sewa-menyewa, ijarah ini sendiri juga mengandung pengertian “ujrah” atau uang jasa atau kadang disebut juga fee. Ijarah dalam pengertian ini diberikan juga kepada seseorang atas jasa yang telah dilakukannya. Contohnya begini, Arif adalah seorang biro perjalanan haji, dalam musim haji yang akan datang ini Arif harus membayar uang muka hotel, catering, pesawat yang akan digunakan oleh calon jamaah haji. Berhubung tidak semua jamaah membayar ONH secara penuh dimuka, sedangkan biaya-biaya perjalanan haji sudah harus dibayarkan, maka Arif membutuhkan “dana talangan” untuk menutupi kekurangan pembayaran dimaksud. Suatu lembaga keuangan syari’ah yang bersedia memberikan dana talangan kepada Arif menggunakan skema modal kerja Ijarah. Jad i lembaga keuangan syari’ah akan menalangi terlebih dahulu kekurangan uang muka untuk hotel, tiket pesawat dan catering untuk calon para jamaah haji. Atas pemberian dana talangan tersebut lembaga keuangan syari’ah berhak atas Ujrah

  Pada BMT Tumang Cabang Tumang ini juga melaksanakan kegiatan seperti uraian diatas, tetapi pada BMT ini menggunakan jenis kegiatan untuk dana talangan umrah yang bekerja sama dengan PBMT Travel di Jakarta.

  Dari latar belakang diatas, peneliti tertarik guna melakukan penelitian secara langsung mengenai bagaimana pelaksanaan Akad Ijarah untuk dana talangan Umroh di BMT Tumang Cabang Tumang. Apakah pelaksanaan akad Ijarah tersebut sudah sesuai dengan prinsip-prinsip Islam yang diajarkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya?. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis mengambil judul: “Pelaksanaan Akad Ijarah untuk Dana Talangan Umroh Studi Kasus di BMT Tumang Cabang Tumang”.

  B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan beberapa pokok masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana pelaksanaan Akad Ijarah untuk dana talangan Umroh di BMT Tumang Cabang Tumang?

  2. Bagaimana Tinjauan Hukum Islam terhadap pelaksanaan Akad Ijarah pada dana talangan Umroh di BMT Tumang Cabang Tumang? C. Tujuan penelitian dan kegunaan penelitian

  Tujuan penelitian skripsi adalah sebagai berikut:

  a. Untuk mendiskripsikan mekanisme Pelaksanaan Akad Ijarah terhadap dana talangan Umroh di BMT Tumang Cabang Tumang.

  b. Untuk mendiskripsikan pandangan Hukum Islam mengenai masalah ini.

  2. Kegunaan penelitian Adapun kegunaan penelitian antara lain:

  a. Sebagai sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang ekonomi syariah, khusunya akad yang berhubungan dengan pemberian dana talangan Umroh.

  b. Untuk memperluas penyusun sendiri dalam masalah hukum terutama mengenai hukum ekonomi syariah dan jenis akad dalam pelaksanaannya.

  c. Sebagai upaya untuk memberikan gambaran tentang bagaimana melaksanakan akad mengenai dana talangan Umroh.

  D. Penegasan Istilah Agar lebih memperjelas maksud dari judul tersebut dan untuk menghindari penafsiran keliru dalam memahami tulisan ini, maka penulis mengemukakan Penegasan Istilah sebagai berikut:

  1. Umroh adalah salah satu kegiatan ibadah dalam agama islam. Hampir beberapa ritual ibadah di kota suci Makkah, khususnya di Masjidil

Haram. Pada istilah teknis syariah, umroh berarti melaksanakan tawaf di Ka’bah dan sa’i antara Shofa dan Marwah, setelah memakai ihram

  yang diambil dari miqat. Sering disebut juga haji kecil.

  2. Baitul Mal adalah Institusi khusus yang menangani harta yang diterima negara dan dan mengalokasikannya bagi kaum muslim yang berhak menerimanya. (Heri Sudarsono,2003:17)

  3. Baitul Mal Wattamwil adalah lembaga keuangan mikro yang mendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan syariah. (Heri Sudarsono:17)

  4. Akad Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. (Irma Devita Purnamasari,2014:26)

  5. Dana Talangan adalah dana yang disediakan oleh Bank Indonesia yang digunakan untuk melakukan pembayaran terlebih dahulu kepada kreditur bank dan akan menjadi hutang atau utang bank tersebut kepada Bank Indonesia. diakses pada tanggal 27 September 2017)

  E. Telaah Pustaka Mengenai permasalahan tentang praktik-praktik pembiayaan (akad) membahas, baik dalam bentuk buki-buku maupun skripsi. Akan tetapi, setiap peneliti memiliki pembahasan yang berbeda-beda. Pembahasan mengenai pelaksanaan akad Ijarah yang berupa buku hanya bersifat Umum saja.

  Adapun tulisan yang berbentuk skripsi yakni, skripsi yang ditulis oleh Adi Molyono dengan judul Pandangan Hukum Islam Terhadap Implementasi Akad Murabahah ( studi kasus pada PT.BPRS Barokah dana Sejahtera kota Yogyakarta) tahun 2016. Pembahasan dalam skripsi ini mengenasi permasalahan tentang implementasi dalam pelaksanaan akad Murabahah. Dalam hal ini pihak bank harus memberi tahu kepada nasabah mengenai modal yang telah dikeluarkan oleh bank serta besarnya keuntungan yang diinginkan.(Adi Molyono,2016:40)

  Kemudian dalam skripsi yang ditulis oleh Amalia dengan judul Tinjauan Hukum Islam Terhadap Realisasi Akad Murabahah (studi kasus di KJKS BMT Binamas Purworejo) tahun 2008. Pembahasan dalam sskripsi ini mengenai Mudharabah yang dilakukan oleh KJKS BMT Binamas dengan cara pesanan dan analisis terhadap akadnya jika tidak diterimanya suatu barang yang telah dipesan pada akad Murabahah.(Amalia,2008:60)

  Dari pemaparan penyusun di atas tentang penelusuran terhadap karya yang sudah terdahulu adalah belum ada yang membahas tentang pelaksanaan Akad Ijarah pada dana Talangan Umroh. Pada awal menalangi kekurangan dana Umroh terlebih dahulu kemudian akan dicicil oleh nasabah dengan sistem angsuran. Tetapi pada setiap angsuran terdapat penambahan biaya yang sebelumnya belum dijelaskan pada saat perjanjian. Bagaimana hukum islam mengatur tentang pelaksanaan Akad Ijarah dalam masalah ini.

  F. Metode penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif tentang mekanisme pelaksanaan Akad Ijarah pada dana talangan Umroh sehingga data yang akan diperoleh melalui studi kasus yang terjadi di BMT Tumang Cabang Tumang. Peneliti menggunakan metode penelitian sebagai berikut:

  1. Jenis penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan (kualitatif) yaitu melakukan penelitian secara langsung dengan melakukan pendekatan narasumber pada kasus Pelaksanaan Akad Ijarah pada dana talangan Umroh di BMT Tumang Cabang Tumang.

  2. Sifat Penelitian Sebagaimana tergambar dalam judul penelitian ini, maka sifat penelitian adalah eksploratif, yaitu penelitian ini mencoba untuk menjelaskan “apa adanya” tentang suatu variabel, gejala atau keadaan.

  Bukan dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu terhadap mengeksplorasikan permasalahan yang ada serta data yang ada kemudian menganalisis menurut pandangan hukum Islam.

  3. Kehadiran Peneliti Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan instrumen atau alat penelitian yang aktif dalam mengumpulkan data- data di lapangan. Sedangkan instrumen pengumpulan data yang lain selain peneliti adalah dokumen-dokumen yang menunjang keabsahan hasil peneliti serta alat-alat bantu lain yang dapat mendukung terlaksananya penelitian, seperti kamera dan alat perekam. Oleh karena itu kehadiran peneliti di lokasi penelitian sangat menunjang keberhasilan suatu penelitian, alat bantu memahami masalah yang ada, serta dengan informan menjadi lebih dekat sehingga informasi yang didapat menjadi lebih jelas. Maka kehadiran peneliti menjadi sumber data yang mutlak.

  4. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat penelitian tersebut akan dilakukan.

  Penelitian mengenai pelaksanaan akad Ijarah ini tepatnya dilakukan di BMT Tumang Cabang Tumang. Peneliti lebih melakukan penelitian di BMT Tumang Cabang Tumang untuk mendapatkan informasi secara jelas tentang tahap-tahap/mekanisme pelaksanaan Akad Ijarah yang dilakukan.

  5. Sumber Data

  Sumber data primer adalah sumber data yang langsung didapatkan dari lapangan atau tempat penelitian. Seperti hasil wawancara dengan narasumber, dan atau langsung ikut berperan dalam masalah yang diteliti. Jadi sumber data primer yang didapat dari penelitian ini adalah wawancara langsung dengan pimpinan BMT Tumang Cabang Tumang dan wawancara dengan marketing BMT Tumang Cabang Tumang serta wawancara dengan pihak nasabah yang melakukan akad ijarah tersebut.

  b. Sumber data sekunder Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari berbagai bacaan atau hasil penelitian sebelumnya yang bertema sama. Jadi sumber data lain yang bisa mendukung penelitian ini adalah dengan telaah pustaka seperti buku-buku, jurnal ataupun hasil penelitian sebelumnya yang meneliti hal serupa.

  6. Prosedur Pengumpulan Data

  a. Wawancara Dengan metode ini dapat diperoleh data tentang pelaksaan Akad Ijarah, teknik ini ditujukan kepada pimpinan BMT Tumang Cabang Tumang dan ulama yang dalam bidangnya.

  b. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data yang mendapatkan data berupa foto atau dokumen yang terkait tentang bagaimana Akad Ijarah berlangsung.

  c. Observasi Metode observasi adalah cara pengumpulan data dengan cara mengamati langsung obyek yang diteliti.

  7. Analisis Data Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan analisislah data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. (Nazir,1988:405)

  Karena banyaknya jenis data yang diperoleh maka penulis perlu mengelompokkan data-data yang diperoleh. Mulai dari catatan lapangan, foto-foto serta hasil pengamatan.

  Penelitian ini menggunakan metode wawancara untuk menggali data yang dianalisis secara kualitatif. Setelah semua data terkumpul maka peneliti akan menganalisa semua data dengan menggunakan metode deskripsi analisis, yaitu teknik menggambarkan seluruh aspek penelitian yang ada, sehingga bisa mendapatkan gambaran antara yang seharusnya dan senyatanya yang terjadi di masyarakat.

  8. Tahap-tahap Penelitian

  a. Tahap sebelum lapangan, yaitu hal-hal yang dilakukan sebelum melakukan penelitian seperti pembuatan proposal penelitian, mengajukan surat ijin penelitian, menetapkan fokus penelitian dan sebagainya yang harus dipenuhi sebelum melakukan penelitian.

  b. Tahap pekerjaan lapangan, yaitu mengumpulkan data melalui pengamatan pada nasabah, melakukan wawancara dengan nasabah.

  c. Tahap analisa data, apabila semua data telah terkumpul maka tahap selanjutnya adalah menganalisis data-data tersebut dan menggambarkan hasil penelitian sehingga bisa memberi arti pada obyek yang diteliti.

  d. Tahap penulisan laporan, yaitu apabila semua data telah terkumpul dan telah dianalisis serta dikonsultasikan kepada dosen pembimbing maka yang dilakukan peneliti selanjutnya adalah menulis hasil penelitian tersebut sesuai dengan pedoman penulisan yang telah ditentukan.

  G. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan dalam pembahasan dan pemahaman yang lebih lanjut dan jelas dalam membaca penelitian ini, maka disusunlah sistematika penulisan penelitian ini sebagai berikut:

  Bab I Pendahuluan; Bab ini berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Telaah Pustaka, Metode Penelitian, Jenis Penelitian, Sifat Penelitian, Kehadiran Peneliti, Lokasi Penelitian, Sumber Data, Prosedur Pengumpulan Data, Analisis Data, Tahap-tahap Penelitian dan Sistematika Pembahasan.

  Bab II Gambaran Umum tentang Akad Ijarah; bab ini berisi Pengertian Akad Ijarah, Dasar hukum Akad Ijarah, Rukun dan Syarat Akad Ijarah, Pembiayaan Modal Kerja Ijarah dan Pembatalan dan Berakhirnya Akad Ijarah. Bab III Gambaran Umum BMT Tumang Cabang Tumang; bab ini berisi Latar Belakang Pendirian, Struktur Organisasi BMT Tumang Cabang Tumang, Produk-produk BMT Tumang Cabang Tumang, Mekanisme Pelaksanaan Akad Ijarah untuk Dana Talangan Umroh dan Pelaksanaan Akad Ijarah Untuk Dana Talangan Umroh.

  Bab IV Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Akad Ijarah Pada Dana Talangan Umroh di BMT Tumang Cabang Tumang; bab ini berisi Analisis Penentuan Pembayaran pada Akad Ijarah yang Berlangsung di BMT Tumang pada Pelaksanaan Dana Talangan Umroh Menurut Pandangan Hukum Islam.

  Bab V Penutup; bab ini berisi Kesimpulan dan Saran.

  BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG AKAD IJARAH A. Pengertian Akad Ijarah

  1. Pengertian Akad Akad secara etimologi berarti perikatan, perjanjian. Sedangkan secara terminologi, pengertian akad adalah suatu perikatan yang ditetapkan dengan ijab qabul berdasarkan ketentuan syara’ yang menimbulkan akibat hukum terhadap obyeknya. (Burhanuddin Susanto,2008:223)

  Akad merupakan perjanjian diantara dua pihak yang sudah teridentifikasikan secara detail dan jelas, dimana masing-masing pihak berkewajiban untuk memenuhinya. Jika salah satu pihak melanggar maka akan terkena sanksi sesuai dengan kesepakatan yang sudah ditentukan dalam akad. Sedangkan menurut Musthafa Az-arka akad merupakan ikatan secara hukum yang dilakukan oleh dua atau beberapa pihak yang sama-sama berkeinginan mengikatkan dirinya. (Fetria Eka Yudiana,2014:9)

  2. Rukun dan Syarat Akad Perbuatan akad merupakan suatu perikatan yang ditetapkan melalui ijab dan qabul berdasarkan prinsip syariat yang menimbulkan akibat hukum terhadap obyeknya. Dalam menjalankan suatu perikatan sebelum para aqid menjalankan suatu perikatan, pemahaman tentang rukun dan syarat merupakan hal yang penting.

  a. Rukun akad Keberadaan rukun merupakan suatu unsur yang menentukan terjadinya perbuatan (akad). Dari kalangan fuqaha terdapat beberapa pendapat berkenaan dengan rukun akad. Namun menurut pendapat jumhur, rukun-rukun akad terbagi menjadi:

  1) Al Aqid

  Merupakan subyek hukum yang menjalankan akad. Pengertian subyek hukum berarti perbuatan manusia yang dituntut oleh Allah berdasarkan ketentuan hukum syara’.

  Subyek hukum adalah sesuatu perbuatan yang menurut hukum dapat memiliki hak dan kewajiban.

  2) Sighat Al-Aqd

  Pernyataan Ijab dan Qabul (sighat) bertujuan untuk menunjukkan terjadinya akad. Ijab ialah pernyataan pertama yang disampaikan oleh salah satu pihak yang mencerminkan kesungguhan untuk mengadakan perikatan. Sedangkan Qabul adalah pernyataan oleh pihak lain setelah ijab yang mencerminkan persetujuan atau kesepakatan terhadap akad.

  (Burhanuddin Susanto,2008:228)

  3) Mahallul ‘aqd

  Mahallul ‘aqd merupakan obyek suatu perikatan. Sesuatu yang dapat dijadikan obyek dalam akad ialah dapat berupa benda dan atau manfaat.

  b. Syarat Akad 1) Terjadinya Akad (

In’iqad)

  Berupa ketentuan umum berupa persyaratan yang terdapat dalam rukun-rukun akad.

  2) Keabsahan Akad (Shahih) Merupakan persyaratan yang ditetapkan oleh syara untuk menentukan ada tidaknya akibah hukum yang ditimbulkan akad. 3) Pelaksanaan Akad (Nafadz)

  Untuk menjalankan akad ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, diantaranya kepemilikan sempurna dan kecakapan untuk melakukan perbuatan hukum. Pengertian kepemilikan dalam konteks ini adalah kepemilikan sempurna dari seseorang terhadap barang atau manfaat yang dijadikan obyek akad. Sedangkan kecakapan adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan akad, baik secara langsung maupun perwakilan.

  4) Kepastian Hukum (Luzum)

  Akad lazim adalah akad yang telah mempunyai kepastian hukum, sehingga tidak ada hak memilih (khiyar) untuk meneruskan atau membatalkan (fasakh). (Syamsul Anwar,2010:95)

  3. Tujuan Akad Kaidah umum dalam ajaran Islam menentukan bahwa setiap orang yang melakukan perbuatan dalam keadaan sehat dan bebas menentukan pilihan (tidak dipaksa) pasti mempunyai tujuan tertentu yang mendorong melakukan perbuatan. Oleh karena itu, tujuan akad memperoleh tempat penting untuk menentukan apakah suatu akad dipandang sah atau tidak, dipandang halal atau haram.

Yang dimaksud tujuan akad adalah maksud utama disyariatkan akad. Tujuan akad ini harus benar dan sesuai dengan ketentuan syara’

  Tujuan akad dipandang sah dan mempunyai akibat-akibat hukum diperlukan adanya syarat tujuan sebagai berikut: a. Tujuan akad tidak merupakan kewajiban yang telah ada atas pihak-pihak yang bersangkutan tanpa akad yang diadakan, tujuan hendaknya baru ada pada saat akad diadakan.

  b. Tujuan harus berlangsung adanya hingga berakhirnya pelaksanaan akad.

  c.

  Tujuan akad harus dibenarkan oleh syara’.

  Berdasarkan pada pernyataan syarat tujuan akad yang tertera di erat kaitannya dengan berbagai bentuk aktifitas yang dilakukan contohnya dalam hal jual beli tujuannya untuk memindahkan hak milik penjual kepada pembeli.

  Tujuan akad adalah mewujudkan akibat hukum yang pokok dari akad. Misalnya: a. Tujuan akad jual beli adalah memindahkan hak milik atas barang dengan imbalan.

  b. Tujuan akad sewa-menyewa adalah memindahkan milik atas manfaat barang yang disewa kepada penyewa dengan imbalan.

  c. Tujuan akad hibah adalah memindahkan milik atas barang tanpa imbalan (secara Cuma-Cuma).

  d. Tujuan akad pinjam pakai adalah memindahkan milik atas manfaat benda yang dipinjam kepada peminjam tanpa imbalan.

  e. Tujuan akad gadai adalah menjamin dan memperkuat pembayaran utang melalui penahanan barang.

  f. Tujuan akad nikah adalah menghalalkan hubungan seksual antara lelaki dengan wanita dan membentuk rumah tangga guna hidup bersama sebagai suami istri. (Syamsul Anwar,2010:218)

  4. Macam-macam Akad 1)

  Akad Tabarru’ merupakan akad yang diniatkan untuk beramal kebaikan guna mengharapkan pahala dari Allah semata.

  2) Akad Tijarah merupakan akad yang bertujuan mendapatkan keuntungan berdasarkan rukun dan syarat yang telah ditetapkan oleh hukum syara’.

  B. Akad Ijarah

  1. Pengertian Ijarah Secara bahasa ijarah digunakan sebagai nama bagi al-ajru ( ) yang berarti “imbalan terhadap suatu pekerjaan” (

  ) dan “pahala” ( ). Asal katanya adalah: dan jamaknya adalah . Wahbah al-Zuhaily menjelaskan ijarah menurut bahasa yaitu: yang berarti jual beli manfaat. Al-Ijarah merupakan salah satu bentuk kegiatan muamalah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, seperti sewa menyewa, kontrak atau menjual jasa kepada orang lain seperti menjadi buruh kuli dan lain sebagainya.

  Menurut Sayyid Sabiq ijarah adalah: Artinya: ”Ijarah di ambil dari kata “Ajrun” yaitu pergantian maka

  dari itu pahala juga dinamakan upah ”.

  Kemudian Abi Yahya Zakaria juga mengemukakan : Artinya :

  “Ijarah secara bahasa disebut upah”

  Secara terminologi pengertian ijarah adalah sebagaimana yang dikemukakan oleh para ulama di bawah ini:

  Artinya:

  “Akad atas suatu manfaat yang diketahui kebolehannya dengan serah terima dan ganti yang diketahui manfaat kebolehannya”.

  Berdasarkan defenisi di atas maka secara etimologi ijarah adalah imbalan atas pekerjaan atau manfaat sesuatu.

  b. Menurut Ulama Hanafiyah: Artinya: ”Akad terhadap suatu manfaat dengan adanya ganti”.

  c. Menurut Ulama Malikiyyah: Artinya:

  ”Ijarah adalah menjadikan milik suatu kemanfaatan yang mubah dalam waktu tertentu”.

  d. Menurut Sayyid Sabiq Artinya:

  ”Ijarah secara Syara’ ialah akad terhadap suatu manfaat dengan adanya ganti”.

  Dari beberapa pendapat ulama dan mazhab diatas tidak ditemukan perbedaan yang mendasar tentang defenisi ijarah, tetapi dapat dipahami ada yang mempertegas dan memperjelas tentang pengambilan manfaat terhadap benda atau jasa sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan dan adanya imbalan atau upah serta tanpa adanya pemindahan kepemilikan.

  Kalau diperhatikan secara mendalam defenisi yang dikemukakan oleh para ulama mazhab di atas maka dapat dipahami bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam ijarah antara lain:

  a. Adanya suatu akad persetujuan antara kedua bela pihak yang ditandai dengan adanya ijab dan kabul b. Adanya imbalan tertentu

  c. Mengambil manfaat, misalnya mengupah seseorang buruh untuk bekerja.

  Al Ijarah atau sewa menyewa menurut pengertian hukum Islam diartikan sebagai suatu akad untuk mengambil manfaat dengan jalan penggantian.(Sayid Sabiq,13,1988:15)

  Pembiayaan dalam bentuk Ijarah yaitu pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang tersebut. (Ahmad Dahlan,2012:180)

  Dari pengertian di atas terlihat bahwa yang dimaksud dengan sewa menyewa itu adalah pengambilan manfaat suatu benda, jadi dalam hal ini bendanya tidak berkurang sama sekali, dengan perkataan lain dengan terjadinya peristiwa sewa menyewa, yang berpindah hanyalah manfaat dari benda yang disewakan tersebut, dalam hal ini dapat berupa manfaat barang seperti kendaraan, rumah dan manfaat karya seperti pemusik, bahkan juga dapat berupa karya pribadi seperti kendaraan.

  Dalam istilah hukum islam orang-orang yang menyewakan disebut

  “Musta’jir”, benda yang disewakan diistilahkan dengan “Ma’jur” dan uang sewa atau imbalan atas pemakaian manfaat barang tersebut disebut dengan “Ajaran atau Ujrah”.

  Sewa-menyewa sebagaimana perjanjian yang lainnya, adalah merupakan perjanjian yang bersifat konsensual, yang berarti menyangkut persetujuan seluruh anggota yang terlibat, perjanjian ini mempunyai kekuatan hukum yaitu pada saat sewa-menyewa berlangsung, dan apabila akad sudah berlangsung, maka pihak yang menyewakan (Mu’ajjir) berkewajiban untuk menyerahkan barang (Ma’jur) kepada pihak penyewa (Musta’jir), dan dengan diserahkannya manfaat barang/benda maka pihak penyewa berkewajiban pula untuk menyerahkan uang sewanya (Ujrah).

  2. Dasar Hukum Akad Ijarah Para ulama fiqh mengatakan yang menjadi dasar kebolehan akad ijarah adalah al Qur’an, sunnah, dan Ijma’.

  a.

  Landasan Al Qur’an Surat Al-Thalaq ayat 6 Artinya:

  “Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (istri-istri yang sudah ditalak) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak) mu

  

baik; dan jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain

boleh menyusukan (anak itu) untuknya”.

  Dari ayat di atas menjelaskan bahwa apabila orang tua menyuruh orang lain untuk menyusukan anak mereka,maka sebaiknya diberikan upah kepada orang yang menyusukan anak itu.

  Kemudian dalam surat Al Baqarah ayat 233: Artinya:

  “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama

dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan

penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian

kepada para ibu dengan cara yang makruf. Seseorang tidak

dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah

seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan juga

seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban

demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun)

dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak

ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan

oleh orang lain, maka tidak dosa bagimu apabila kamu

memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah

kepada Allah dan Ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa

yang kamu kerjakan”.