ANALISA RISIKO KREDIT MODAL KERJA DITINJAU DARI SUKU BUNGA DAN JENIS JAMINAN KREDIT

  

ANALISA RISIKO KREDIT MODAL KERJA DITINJAU DARI

SUKU BUNGA DAN JENIS JAMINAN KREDIT

  Studi Kasus pada PT. BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

  Program Studi Akuntansi Oleh :

  Lucia Hermawati NIM: 052114028

  

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

ANALISA RISIKO KREDIT MODAL KERJA DITINJAU DARI

SUKU BUNGA DAN JENIS JAMINAN KREDIT

  Studi Kasus pada PT. BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

  Program Studi Akuntansi Oleh :

  Lucia Hermawati NIM: 052114028

  

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  “Belajarlah bagaimana mengendalikan segala sesuatu yang berada di bawah kendali Anda. Lupakan apa yang berada di luar kendali Anda”

  (Vincent P. Collins)

  “Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil, namun berusahalah untuk menjadi manusia yang berguna”

  (Albert Einstein)

  Skripsi ini penulis persembahkan kepada: Bapak & ibu, Mas Titus, Mbak Susie, Mas Budi, Mbak Etik, Bowo, Lexa, Ciela dan Aurel, Lius dan teman-temanku yang lain. Thanks for everything .

  

ABSTRAK

ANALISA RISIKO KREDIT MODAL KERJA DITINJAU DARI

SUKU BUNGA DAN JENIS JAMINAN KREDIT

  Studi Kasus pada PT. BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem Lucia Hermawati NIM: 052114028

  Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  2009 Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan risiko kredit antara kredit modal kerja dengan suku bunga 19.2% per tahun dan kredit modal kerja dengan suku bunga 22.8% per tahun dan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan risiko kredit antara kredit modal kerja dengan jaminan tanah dan kredit modal kerja dengan jaminan kendaraan. Risiko kredit tidak dapat dihindari akan tetapi risiko kredit dapat diminimalkan melalui kebijakan kredit. Kebijakan kredit dibatasi pada suku bunga dan jenis jaminan kredit. Penelitian ini termasuk jenis penelitian studi kasus yang dilaksanakan di PT. BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah Mann-Whitney U-Test yang merupakan salah satu bentuk lain dari

  

Independent-Sample T Test dengan prasyarat yang lebih longgar. Kelonggaran

  tersebut adalah data yang digunakan tidak memerlukan asumsi terdistribusi normal. Uji ini digunakan untuk menetapkan apakah nilai variabel tertentu berbeda di antara dua kelompok. Hasil penelitian dengan menggunakan taraf nyata (level significance) 5% menunjukkan terdapat perbedaan nilai rata–rata risiko kredit yang signifikan antara kredit modal kerja dengan suku bunga 19.2% per tahun dan suku bunga 22.8% per tahun, terbukti dari besarnya nilai probabilitas = 0.041. Oleh karena 0.041 < 0.05, maka H ditolak sehingga menerima H . Sedangkan untuk jenis a. jaminan, hasil penelitian dengan menggunakan taraf nyata (level significance) 5% menunjukkan terdapat perbedaan nilai rata–rata risiko kredit yang signifikan antara kredit modal kerja dengan jaminan tanah dan jaminan kendaraan, terbukti dari besarnya nilai probabilitas = 0.034. Oleh karena 0.034 < 0.05, maka H ditolak sehingga menerima H Jadi tinggi rendahnya tingkat risiko kredit a. berkaitan dengan besarnya suku bunga yang dibebankan kepada masing-masing debitur dan jenis jaminan yang diserahkan oleh masing-masing debitur.

  

ABSTRACT

WORKING CAPITAL CREDIT RISK ANALYSIS AS SEEN FROM

INTEREST RATE AND KIND OF CREDIT COLLATERAL

  Case Study in PT. BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem Lucia Hermawati NIM: 052114028

  Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  2009 The aims of the research were to know whether there was difference in credit risk between working capital credit with interest rate 19.2% per year and working capital credit with interest rate 22.8% per year and to know whether there was difference in credit risk between working capital credit with land collateral and working capital credit with car collateral. Credit risk could not be avoided but it could be minimized through credit policy. The research type was case study that was done in PT. BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem. The techniques was Mann-Witney U-Test, another form of Independent Sample T-Test with looser requirement. The loose one was that the data used did not need to be normal assumption-distributed. The test was used to settle on, was certain variable value different between two groups. The result using significance level 5% showed that there was significantly difference average value of credit risk between working capital credit with interest rate 19.2% per year and interest rate 22.8% per year, proved from probability value was 0.041. Because of 0.041 < 0.05, so H was rejected and H was

  a

  accepted. Where as for kind of collateral, the result using significance level 5% showed that there was significantly difference average value of credit risk between working capital credit with land collateral and car collateral, proved from probability value was 0.034. Because of 0.034 < 0.05, so H was rejected and H

  a

  was accepted. So the high or low of credit risk level related to how much interest rate that was charged to each debtor and kind of collateral that was submitted by each debtor.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih, rahmat dan bimbing-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Dalam penyelesaian skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

  a. Rama Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

  b. Drs. YP. Supardiono, M.Si.,Akt.,QIA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

  c. Drs. Yusef Widyakarsana, M.Si.,Akt.,QIA selaku Ketua Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

  d. Firma Sulistiyowati, S.E.,M.Si.,QIA selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  e. Drs. L. Bambang Harnoto, M.Si dan A. Diksa Kuntara, S.E., MFA., QIA atas masukan-masukan yang sangat bermanfaat dalam penyelesaian f.

  Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah banyak membantu penulis selama menyelesaikan kuliah.

  g.

  Tribowo, S.E.,M.M dan Purwanto, S.E., selaku direksi PT. BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem yang telah berkenan memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

  h.

  PD. Bayu Broto W, AMD dan segenap Karyawan PT. BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem yang telah banyak membantu penulis dalam memperoleh data yang diperlukan. i. Bapak dan ibu terkasih yang tidak pernah menyerah dalam berjuang dan selalu peduli terhadap masa depan putra-putrinya melalui pendidikan, mendoakan dan memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. j. Saudara-saudaraku terkasih (Mas Titus, Mbak Susie, Mas Budi, Mbak

  Etik, Bowo, Mbak Yohana, dll), keponakan-keponakanku terkasih (Lexa, Ciela dan Aurel) dan calon keponakanku yang masih di “dalam” sana kalian menjadi semangat dan motivasiku. k. Teman-teman angkatan 2005, Vtea, Jo, Rio, Yudha, Kiki, Chuse (karla) atas kebersamaan dan kekonyolan kita yang ternyata teramat manis untuk dikenang. Untuk Lius terima kasih atas waktu dan dukungannya. Tuhan sangat bijak sehingga menciptakan kamu tanpa harga karena kalau Dia memberikan harga atas dirimu aku tidak akan pernah bisa membayarnya.

  Gizi (thanks ya giz atas waktu dan masukannya), Pakdhe Agus (suwun ya sudah bangun bagi untuk bantu aku prepare....) l.

  Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam skripsi ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

  Yogyakarta, 31 Oktober 2009 Penulis

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH…… iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ........................................... v HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................... vi ABSTRAK .................................................................................................... vii ABSTRACT.................................................................................................. viii KATA PENGANTAR .................................................................................. ix DAFTAR ISI................................................................................................. xii DAFTAR TABEL......................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi

  BAB I: PENDAHULUAN ...................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1 B. Rumusan Masalah ................................................................. 4 C. Batasan Masalah ................................................................... 4 D. Tujuan Penelitian .................................................................. 5 E. Manfaat Penelitian ................................................................ 5 F. Sistematika Penulisan ........................................................... 6

  BAB II: LANDASAN TEORI .................................................................. 8 A. Tinjauan tentang Bank .......................................................... 8 B. Tinjauan tentang Kredit......................................................... 9 C. Tinjauan tentang Risiko Kredit ............................................. 14 D. Tinjauan tentang Suku Bunga ............................................... 17 E. Tinjauan tentang Jaminan Kredit .......................................... 20 BAB III: METODE PENELITIAN............................................................ 22 A. Jenis Penelitian...................................................................... 22 B. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian .............................. 22 C. Subyek Penelitian dan Obyek Penelitian .............................. 22 D. Populasi dan Sampel ............................................................. 23 E. Teknik Pengambilan Sampel................................................. 24 F. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 24 G. Sumber Data.......................................................................... 25 H. Data yang Diperlukan ........................................................... 25 I. Perumusan Variabel Penelitian ............................................. 26 J. Teknik Analisa Data.............................................................. 27 BAB IV: GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN.................................... 34 A. Sejarah Berdirinya Perusahaan ............................................. 34 B. Tujuan Perusahaan ................................................................ 36 C. Struktur Organisasi ............................................................... 37 D. Wewenang dan Tanggung Jawab Masing-masing Bagian.... 38 E. Personalia Perusahaan........................................................... 46

  BAB V: ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................ 51 A. Deskripsi Data....................................................................... 51 B. Analisis dan Pembahasan...................................................... 53 BAB VI: PENUTUP................................................................................... 63 A. Kesimpulan ........................................................................... 63 B. Keterbatasan dalam Penelitian .............................................. 64 C. Saran...................................................................................... 64 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 66 LAMPIRAN.................................................................................................. 68

  

DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel 1 Contoh Tabel Risiko Kredit Berdasarkan

  Suku Bunga 19,2% per Tahun ........................................................ 27 Tabel 2 Contoh Tabel Risiko Kredit Berdasarkan

  Suku Bunga 22.8% per Tahun ........................................................ 28 Tabel 3 Contoh Tabel Risiko Kredit Berdasarkan Jaminan Tanah.............. 31 Tabel 4 Contoh Tabel Risiko Kredit Berdasarkan Jaminan Kendaraan ...... 31 Tabel 5 Tests of Normality untuk Risiko Kredit Modal Kerja Ditinjau dari Suku Bunga Kredit .................................................................. 54 Tabel 6 Test Statistics Hasil Mann-Whitney U-Test untuk

  Risiko Kredit ModalKerja Ditinjau dari Suku Bunga Kredit ......... 56 Tabel 7 Tests of Normality untuk

  Risiko Kredit Modal Kerja Ditinjau dari Jenis Jaminan Kredit...... 59 Tabel 8 Test Statistics Hasil Mann-Whitney U-Test untuk

  Risiko Kredit Ditinjau dari Jenis Jaminan Kredit ........................... 61

  

DAFTAR GAMBAR

  Halaman Gambar 1: Struktur Organisasi PT. BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem.......... 37

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu dihadapkan dengan masalah

  pemenuhan kebutuhan, baik kebutuhan untuk keperluan konsumsi, investasi atau keperluan usaha. Menurut Suyatno (2007), kebutuhan manusia yang beraneka ragam sesuai dengan harkatnya selalu meningkat, sedangkan kemampuan untuk mencapai sesuatu yang diinginkannya itu terbatas, oleh sebab itu manusia dalam upaya mencapai sesuatu yang diinginkan itu membutuhkan bantuan dari pihak lain.

  Untuk keperluan usaha, para pengusaha membutuhkan permodalan untuk meningkatkan daya guna suatu barang. Sumber modal dapat berasal dari dalam perusahaan itu sendiri dan dari pihak lain, yang diberikan dalam bentuk pinjaman. Berkembangnya suatu usaha diiringi dengan meningkatnya kebutuhan modal usaha, tetapi seringkali kebutuhan modal usaha itu tidak dapat dipenuhi sendiri. Oleh sebab itu, para pengusaha membutuhkan tambahan modal dari sumber modal yang lain, salah satunya adalah bank. Bank merupakan suatu lembaga yang bergerak di bidang pelayanan jasa, yang salah satu kegiatannya ialah menerima atau mengumpulkan dana dari pihak ketiga dalam berbagai bentuk, pihak ketiga dalam hal ini adalah masyarakat, kemudian dana tersebut disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk

  2 Jenis bank yang ada di Indonesia adalah Bank Umum dan Bank

  Perkreditan Rakyat (BPR). Tentang pengertian Bank Umum dan BPR, UU No. 10 tahun 1998 menyatakan bahwa:

  Bank Umum merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran. Yang membedakan antara prinsip syariah dengan prinsip konvensional ialah prinsip syariah berdasarkan bagi hasil sedangkan prinsip konvensional berdasarkan bunga. BPR memiliki beberapa kelebihan, diantaranya BPR dapat menjangkau lokasi-lokasi yang tidak tersentuh oleh bank-bank besar serta memberikan kemudahan dalam proses dan jaminan kredit. BPR juga turut berperan dalam pemerataan perekonomian dengan menciptakan mekanisme pemanfaatan uang yang tidak produktif menjadi lebih produktif melalui pemberian kredit. Hal ini terutama dapat dirasakan oleh masyarakat kalangan menengah kebawah. BPR juga berperan dalam pengembangan sektor industri dengan memberikan kredit modal kerja. Semakin berkembangnya sektor industri ini, maka akan memperluas lapangan pekerjaan, dengan demikian secara tidak langsung turut membantu dalam peyerapan tenaga kerja.

  Kegiatan kredit melibatkan dua pihak, yaitu pihak yang berkelebihan dana

  

(surplus unit) dan pihak yang membutuhkan dana (deficit unit). Bila terjadi

  persetujuan kredit, maka pihak yang kelebihan dana akan memberikan dana

  3 mengembalikan dana tersebut pada waktu yang sudah ditentukan, pada masa yang akan datang. Menurut Suyatno (2007), jenis-jenis kredit yang diberikan oleh bank kepada masyarakat dapat dilihat dari sudut tujuan, jangka waktu, jaminan dan dari sudut penggunaannya.

  Kredit diberikan kepada nasabah yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan oleh pihak bank. Sebelum memberikan persetujuan kredit, pihak bank harus melakukan analisa kredit terlebih dahulu secara hati-hati dan teliti. Dalam melakukan analisa kredit, bank berpedoman pada prinsip 5C atau 6C, yang meliputi: Character, Capital, Capacity, Condition of Economy,

  Colllateral dan Constrains (Dendawijaya, 2001).

  Setiap kali bank memberikan kredit kepada debitur selalu ada risiko yang mungkin terjadi, risiko yang mungkin terjadi ini disebut risiko kredit. Menurut Siamat (1993), pengertian risiko kredit merupakan suatu risiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan atau dijadwalkan. Kegagalan nasabah untuk mengembalikan pinjaman secara tepat waktu akan mempengaruhi kegiatan bank. Kegagalan ini mengakibatkan tidak lancarnya lalulintas perputaran uang. Risiko kredit tidak bisa dihindari tetapi dapat diminimalkan. Sebagai upaya untuk meminimalkan risiko kredit yang mungkin terjadi, pihak bank perlu membuat kebijakan–kebijakan yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam membuat keputusan pemberian kredit.

  4 Namun pada kenyataannya, meskipun pihak bank telah membuat serangkaian kebijakan-kebijakan kredit dan melakukan analisa kredit, tetapi masih ada debitur yang akhirnya terlambat dalam melakukan pembayaran kredit. Hal ini disebabkan karena risiko kredit hanya dapat diminimalkan dan tidak bisa dihindari. Berdasarkan hal-hal tersebut penulis tertarik untuk melihat apakah ada perbedaan risiko kredit yang diakibatkan oleh adanya kebijakan-kebijakan kredit yang dibuat oleh bank, khususnya untuk kredit modal kerja. Kebijakan kredit yang dimaksud disini adalah mengenai suku bunga kredit, dan jenis jaminan kredit..

  B. Rumusan Masalah

  1. Apakah ada perbedaan risiko kredit antara kredit modal kerja dengan suku bunga 19,2% per tahun dan kredit modal kerja dengan suku bunga 22,8% per tahun ?

  2. Apakah ada perbedaan risiko kredit antara kredit modal kerja dengan jaminan tanah dan kredit modal kerja dengan jaminan kendaraan ?

  C. Batasan Masalah

  Dalam penelitian ini penulis secara lebih spesifik membatasi masalah pada hal-hal sebagai berikut:

  1. Data debitur yang diteliti adalah data debitur yang masih menanggung kredit dan data debitur yang sudah tidak menanggung kredit pada tahun

  5 2006 - 2007, dan membayar angsuran tidak tepat pada waktu yang sudah ditentukan atau terlambat dalam membayar angsuran kredit.

  2. Suku bunga kredit pada tingkat suku bunga 19,2% per tahun dan 22,8% per tahun yang ditentukan dengan sistem bunga tetap (flat rate).

  3. Jenis jaminan kredit berbentuk tanah atau kendaraan.

  D. Tujuan Penelitian

  1 Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan risiko kredit antara kredit modal kerja dengan suku bunga 19,2% per tahun dan kredit modal kerja dengan suku bunga 22,8% per tahun.

  2 Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan risiko kredit antara kredit modal kerja dengan jaminan tanah dan kredit modal kerja dengan jaminan kendaraan.

  E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis.

  Dalam penelitian ini penulis dapat menerapkan teori yang sudah diterima dalam perkuliahan kedalam kondisi yang sebenarnya.

  2. Bagi BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem.

  Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk melihat sejauh mana perbedaan risiko kredit modal kerja yang diakibatkan oleh kebijakan kredit yang berbeda dan selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

  6

  3. Universitas Sanata Dharma.

  Hasil penelitian ini dapat menambah koleksi pustaka bagi Universitas Sanata Dharma, dan dapat dijadikan salah satu acuan bagi peneliti selanjutnya.

F. Sistematika Penulisan

  BAB I. : PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

  BAB II. : LANDASAN TEORI Bab ini berisi uraian teoritis yang berasal dari studi pustaka. Uraian ini yang nantinya dapat dijadikan landasan berpikir bagi penulis dalam mengolah data yang diperoleh, dan menganalisa data tersebut untuk mendapatkan pemecahan atas permasalahan yang diajukan. BAB

  III. : METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai jenis penelitian, tempat penelitian dan waktu penelitian, subyek penelitian dan obyek penelitian, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, jenis data, data yang diperlukan, perumusan variabel penelitian dan teknik analisa data.

  7

  BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai sejarah berdirinya perusahaan dan perkembangannya, bidang usaha, tujuan yang ingin dicapai, struktur organisasi perusahaan, wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian, personalia perusahaan dan produk dan prosedur pemberian kredit BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem.

  BAB V : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang hasil penelitian dan analisa data yang diperoleh dari BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem dengan menggunakan metode dan teknik yang sudah diuraikan dalam metode penelitian serta pembahasannya.

  BAB

  VI : PENUTUP Dengan melihat hasil penelitian, pada bab ini akan diuraikan kesimpulan, keterbatasan dan saran-saran dari penulis untuk memperbaiki kekurangan yang ada, yang diharapkan berguna bagi pihak BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem.

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan tentang Bank

  1. Pengertian Bank Kata bank tidak asing lagi ditelinga masyarakat, bahkan dalam masyarakat kalangan bawah. Masyarakat selalu mengaitkan bank dengan uang, hal ini disebabkan masyarakat secara umum mengenal bank sebagai tempat menyimpanan uang. Menurut Santoso (1994), bank adalah suatu industri yang bergerak dibidang kepercayaan, yang dalam hal ini sebagai media perantara keuangan (financial intermediary) antara debitur dan kreditur dana.

  Menurut UU No.10 Tahun 1998, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

  2. Penggolongan Bank Menurut UU No. 10 Tahun 1998 pasal 5, berdasarkan jenisnya bank dapat digolongkan menjadi dua, yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Tentang pengertian Bank Umum dan BPR, UU No. 10 tahun 1998 menyatakan bahwa:

  9 kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran.

B. Tinjauan tentang Kredit

  1. Pengertian Kredit Sebagian besar masyarakat sudah mengenal kata kredit. Secara sederhana masyarakat memaknai kata kredit sebagai pinjaman kepada pihak lain. Menurut Suyatno (2007), istilah kredit berasal dari bahasa Yunani (credere) yang berarti kepercayaan (truth atau faith). Oleh karena itu dasar dari kredit ialah kepercayaan. Seseorang atau badan yang memberikan kredit percaya bahwa penerima kredit pada masa yang akan datang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan, yang dapat berupa barang, uang, atau jasa. Menurut UU Perbankan No. 10 tahun 1998, pengertian kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

  2. Unsur–unsur Kredit Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga kredit didasarkan pada kepercayaan, sehingga dengan demikian pemberian kredit merupakan pemberian kepercayaan. Pemberi kredit akan mengabulkan permohonan

  10 mengembalikan pinjaman beserta bunganya secara tepat waktu, sesuai dengan perjanjian yang disepakati. Menurut Suyatno (2007), unsur-unsur yang terdapat dalam kredit adalah: a. Kepercayaan.

  Keyakinan dari Si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikan baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa, akan benar-benar diterima kembali dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang.

  b. Waktu.

  Merupakan suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang.

  c. Degree of Risk.

  Merupakan suatu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai suatu akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima di kemudian hari.

  d. Prestasi.

  Prestasi atau obyek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga dapat berbentuk barang atau jasa. Karena kehidupan ekonomi modern sekarang ini didasarkan pada uang, maka transaksi kredit yang menyangkut uanglah yang sering dijumpai dalam praktik perkreditan.

  11

  3. Fungsi Kredit Dalam kehiduan perekonomian yang modern, bank memegang peranan yang sangat penting. Hal ini disebabkan karena salah satu usaha yang dijalankan oleh bank adalah memberikan bantuan permodalan, yaitu berupa kredit. Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan antara lain sebagai berikut (Suyatno, 2007): a Meningkatkan daya guna uang.

  Para pemilik uang/modal dapat meminjamkan uangnya secara langsung kepada para pengusaha untuk meningkatkan produksi atau meningkatkan usahanya, atau menyimpan uangnya di bank sebagai pinjaman kepada perusahaan untuk meningkatkan usahanya.

  b. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.

  Kredit perbankan yang ditarik secara tunai dapat meningkatkan peredaran uang kartal, sehingga arus lalu-lintas uang akan berkembang pula.

  c. Meningkatkan daya guna dan peredaran barang.

  Dengan mendapat kredit, para pengusaha dapat memproses bahan baku menjadi barang jadi, sehingga daya gunanya meningkat.

  d. Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi.

  Dalam keadaan ekonomi yang kurang sehat, kebijakan diarahkan kepada usaha antara lain : (1) Pengendalian inflasi (2)

  Peningkatan ekspor

  12 e.

  Meningkatkan kegairahan berusaha Seringkali keinginan seseorang untuk meningkatkan usahanya dibatasi oleh kemampuan dibidang permodalan, oleh sebab itu bantuan kredit yang diberikan oleh bank dapat menjadi solusi untuk memecahkan masalah ini.

  f.

  Meningkatkan pemerataan pendapatan.

  Dengan bantuan kredit dari bank, para pengusaha dapat memperluas usahanya dan mendirikan proyek-proyek baru, dengan demikian dapat menyerap tenaga kerja sehingga pemerataan pendapatan akan meningkat pula.

  g. Meningkatkan hubungan internasional.

  Bank-bank besar di luar negeri yang memiliki jaringan usaha, dapat memberikan bantuan dalam bentuk kredit kepada perusahaan dalam negeri. Bantuan kredit ini dapat mempererat hubungan ekonomi antar negara dan meningkatkan hubungan internasional.

  4. Jenis Kredit.

  Jenis-jenis kredit yang diberikan oleh bank kepada masyarakat dapat dilihat dari berbagai sudut, yaitu sebagai berikut (Suyatno, 2007): a. Kredit dilihat dari sudut tujuannya.

  (1) Kredit Konsumtif Kredit untuk memperoleh atau membeli barang–barang dan kebutuhan lain yang bersifat konsumtif.

  13 (2)

  Kredit Produktif Kredit yang diberikan untuk melancarkan jalannya proses produksi, misalnya untuk modal usaha.

  (3) Kredit Perdagangan Kredit untuk membeli barang yang kemudian untuk dijual lagi.

  b. Kredit dilihat dari sudut jangka waktunya.

  (1) Kredit Jangka Pendek (Short Term Loan) Kredit yang berjangka waktu maksimum dari satu tahun.

  (2) Kredit Jangka Menengah (Medium Term Loan) Kredit yang berjangka waktu antara satu sampai tiga tahun.

  (3) Kredit Jangka Panjang (Long Term Loan) Kredit yang berjangka waktu lebih dari tiga tahun.

  c. Kredit dilihat dari sudut jaminannya.

  (1) Kredit Tanpa Jaminan (Unsecured Loan) (2) Kredit dengan Jaminan (Secured Loan): jaminan barang, jaminan pribadi, dan jaminan efek.

  d. Kredit dilihat dari sudut penggunaanya (1) Kredit Eksploitasi atau Modal Kerja.

  Kredit berjangka waktu pendek yang diberikan oleh suatu bank kepada perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal kerja perusahaan sehingga dapat berjalan dengan lancar.

  14 (2) Kredit Investasi

  Kredit jangka menengah atau jangka panjang yang diberikan oleh bank kepada perusahaan untuk melakukan investasi atau penanaman modal.

C. Tinjauan tentang Risiko Kredit

  Dalam pemberian kredit, bank menyadari adanya risiko kredit yang mungkin terjadi dikemudian hari, yang bisa mempengaruhi lalulintas perputaran uang dan kegiatan bank. Bank harus melakukan usaha-usaha untuk meminimalkan risiko kredit yang mungkin terjadi ini. Tentang risiko kredit, Siamat (1993) menyatakan sebagai berikut:

  Risiko kredit atau sering pula disebut dengan default risk merupakan suatu risiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan atau dijadwalkan. Risiko kredit dapat dihitung dengan rumus:

  Jumlah angsuran x Hari Keterlambatan x (Bunga : 12) Risiko Kredit =

  360 (Sumber: Samosir, 2003) Menurut Sinungan (1993), Apabila suatu risiko bertambah tinggi maka bertambah tinggi pula tingkat suku bunga yang dikenakan, demikian sebaliknya, bertambah rendah risiko kredit akan bertambah rendah pula bunga

  15 yang dikenakan. Kemungkinan terjadinya risiko kredit ini pasti ada, hal ini disebabkan oleh dua faktor sebagai berikut (Kasmir, 2008):

  1. Dari pihak perbankan

  a. Analis kredit kurang teliti, sehingga apa yang sebenarnya bisa terjadi tidak diprediksi sebelumnya.

  b. Analis kredit tidak bersikap obyektif, dan terjadi praktik kolusi yang dilakukan antara analis dan debitur.

  c. Pihak bank mengharapkan keuntungan yang besar tanpa memperhatikan pedoman kredit, misalnya dengan menetapkan suku bunga kredit yang terlalu tinggi, jangka waktu kredit yang panjang, dan keloggaran dalam penilaian agunan kredit yang disertakan.

  2. Dari pihak debitur Dilihat dari pihak debitur, risiko kredit dapat terjadi karena dua hal yaitu:

  a. Adanya unsur kesengajaan: dalam hal ini, debitur secara sengaja untuk tidak bermaksud membayar kejibannya. Dapat dikatakan tidak adanya unsur kemauan untuk membayar.

  b. Adanya unsur tidak sengaja: dalam hal ini, sebenarnya debitur ingin melunasi hutangnya, akan tetapi debitur tidak mempunyai kemampuan untuk membayar. Biasanya diakibatkan karena hal-hal yang di luar kendali perusahaan, misalnya usaha debitur mengalami musibah kebakaran, bencana alam atau debitur mengalami kebangkrutan karena dampak dari perubahan keadaan perekonomian.

  16 Sebelum memberikan persetujuan kredit, bank harus melakukan analisa kredit. Analisa kredit ini dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip 5C atau 6C. Menurut Dendawijaya (2001), analisa kredit dengan prinsip 6C dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Character (C-1) Analisa mengenai watak atau karakter nasabah yang mempengaruhi integritas calon debitur, dimana integritas ini sangat mempengaruhi

  willingness to pay atau kemauan untuk membayar kembali nasabah atas kredit yang telah dinikmati.

  2. Capital (C-2) Penilaian ini berhubungan dengan nilai modal yang dimiliki oleh calon nasabah guna membiayai proyek yang akan dijalankan, karena pembiyaan suatu proyek yang akan dijalankan tidak seluruhnya dari bank.

  3. Capacity (C-3) Penilaian terhadap calon nasabah kredit dalam hal kemampuan memenuhi kewaiban yang telah disepakati dalam perjanjian pinjaman atau akad kredit, yakni melunasi pokok pinjaman disertai bunga sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat yang diperjanjikan.

  4. Condition of economy (C-4) Faktor–faktor bisnis yang berada dilingkungan sekitar lokasi proyek akan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap ciri/corak bisnis atau proyek yang akan dibangun, baik proyek baru maupun proyek perluasan.

  17

5. Collateral (C-5)

  Berdasarkan ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, setiap pemberian kredit oleh bank harus disertai jaminan/agunan yang memadai, kecuali untuk proyek pemerintah. Collateral/agunan kredit merupakan salah satu syarat kredit yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum permohonan kredit disetujui.

  6. Constraints (C-6) Merupakan faktor hambatan atau rintangan berupa faktor–faktor sosial psikologis yang ada pada suatu daerah atau wilayah tertentu yang menyebabkan suatu proyek tidak dapat dilaksanakan.

D. Tinjauan tentang Suku Bunga

  Pemberian kredit umumnya disertai dengan bunga kredit yang harus dibayarkan oleh pihak debitur. Bunga adalah penambahan, perkembangan, peningkatan dan pembesaran yang diterima pemberi pinjaman dari peminjam dari jumlah pinjaman pokok sebagai imbalan karena menangguhkan atau berpisah dari sebagian modalnya selama periode waktu tertentu. Penentuan suku bunga kredit untuk setiap jenis bank berbeda-beda. Perbedaan ini diakibatkan oleh berbagai faktor, secara umum penentuan bunga kredit yang membedakan antara kredit dengan kredit lainnya adalah:

  1 Jangka Waktu Kredit Jangka waktu kredit pada umumnya merupakan cerminan dari risiko kredit

  18 tinggi pada kredit jangka panjang dibandingkan dengan kredit jangka pendek

2 Kualitas Jaminan Kredit

  Jaminan kredit merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam memberikan pertimbangan mengenai berapa besarnya bunga yang akan dibebankan kepada seseorang nasabah/ debitur. Tentang kualitas jaminan kredit, Suyatno (2007) menyatakan sebagai berikut: Bila nasabah memberikan jaminan kredit yang mempunyai kualitas yang tinggi yaitu mudah dicairkan, nilainya tidak mengalami penurunan, sangat mudah diperjualbelikan, berarti risiko atas kredit yang diberikan bank rendah. Dengan demikian bank juga akan membebankan bunga kredit yang rendah.

  3 Reputasi Perusahaan Pada umumnya perusahaan-perusahaan penerima kredit dapat dibedakan dalam kelompok besar yaitu: a. Perusahaan besar (Join Venture)

  b. Perusahaan milik negara (BUMN)

  c. Perusahaan menengah (Whole sale, perdagangan Impor dan Ekspor)

  d. Perusahaan-perusahaan kecil (Pengusaha perorangan) Kualitas dan reputasi dari keempat jenis perusahaan tersebut berbeda, yang tercermin dari credit rating perusahaan tersebut. Perusahaan dengan credit

  rating sangat baik dinilai bank mempunyai tingkat risiko yang rendah.

  19 kurang baik mempunyai tingkat risiko yang sangat tinggi. Sebaliknya kepada perusahaan yang mempunyai reputasi dengan credit rating kurang baik akan membebankan bunga kredit yang lebih tinggi.

  4 Hubungan Baik Yang dimaksud dengan hubungan baik disini adalah seberapa jauh perusahaan telah mengadakan hubungan (transaksi) dengan bank, bagaimana catatan dari hubungan tersebut.

  5 Jaminan Pihak Ketiga Adanya jaminan pihak ketiga yang cukup bonafit dari segi penilaian bank akan mempengaruhi penentuan bunga kredit yang dibebankan bank. Selain itu, jaminan pihak ketiga yang cukup

  bonafit dari segi penilaian bank akan mempengaruhi penentuan

  harga kredit yang dibebankan oleh bank Besarnya bunga yang akan dibebankan kepada masing-masing debitur sangat bervariasi. Menurut Suyatno (2007), cara perhitungan bunga kredit dapat dibedakan sebagai berikut:

  1. Sliding Rate Pembebanan bunga terhadap nilai pokok pinjaman akan semakin menurun dari bulan ke bulan, sesuai dengan menurunnya pokok pinjaman sebagai akibat pembayaran cicilan pokok pinjaman.

  2. Flat Rate Pembebanan bunga terhadap nilai pokok pinjaman akan tetap pada setiap bulannya, walau pokok pinjaman menurun sebagai akhibat adanya

  20

3. Floating Rate

  Pembebanan bunga yang besarnya tidak ditetapkan untuk suatu jangka waktu, namun diambangkan sesuai dengan perkembangan tingkat bunga yang ada di pasar uang.

E. Tinjauan tentang Jaminan Kredit

  Setiap melakukan pengajuan kredit, calon nasabah harus menyerahkan sejumlah jaminan. Nilai jaminan tersebut harus cukup untuk menjamin fasilitas kredit yang diterima debitur. Secara umum jaminan kredit diartikan sebagai penyerahan kekayaan atau pernyataan kesanggupan seseorang untuk menanggung pembayaran kembali suatu hutang (Suyatno, 2007). Barang-barang yang telah diterima bank harus dikuasai atau diikat secara yuridis dengan suatu perjanjian kredit, baik dibawah tangan maupun dengan akta notaris. Kegunaan jaminan adalah untuk (Suyatno, 2007) :

  1. Memberikan hak dan kekuasaan pada bank untuk mendapatkan pelunasan dengan barang-barang jaminan tersebut bila nasabah melakukan cidera janji, yaitu tidak membayar kembali hutangnya pada waktu yang sudah di tentukan

  2. Menjamin agar nasabah berperan serta dalam transaksi untuk membiayai usahanya, sehingga kemungkinan untuk meninggalkan usahanya atau proyeknya dengan merugikan diri sendiri atau perusahaannya, dapat dicegah atau diminimalkan.

  21

  3. Memberi dorongan kepada debitur untuk memenuhi perjanjian kredit, khususnya mengenai pembayaran kembali sesuai dengan syarat–syarat yang telah disetujui agar ia tidak kehilangan kekayaan yang telah dijaminkan kepada bank.

  Pada prinsipnya pemberian kredit harus disertai dengan jaminan, jaminan tersebut dapat berupa benda atau perorangan. Kredit dengan jaminan memiliki risiko yang lebih kecil apabila dibandingkan dengan kredit tanpa jaminan. Pada kredit tanpa jaminan, apabila kreditur mengalami suatu masalah dan akhirnya tidak dapat melunasi pinjamannya, maka pihak bank akan mengalami kesulitan dalam menutupi kerugian atas kredit yang disalurkan. Sebaliknya, pada kredit dengan jaminan pihak bank akan lebih mudah untuk mengatasi masalah tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah studi kasus. Studi kasus

  merupakan penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subyek yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan (Indriantoro, 2002). Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis selanjutnya ditarik kesimpulan.

  Kesimpulan yang diambil hanya berlaku bagi BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem.

  B. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di PT. BPR Bhakti Daya Ekonomi, Jl.

  Kaliurang Km 17 Pakem, Yogyakarta pada bulan Juli 2009 sampai dengan bulan Agustus 2009.

  C. Subyek Penelitian dan Obyek Penelitian

  1. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang dapat memberikan informasi yang berhubungan dengan penelitian yaitu Staf bagian Kredit UMKM dan HRD.

  23

  2. Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah data-data atau dokumen yang berhubungan dengan kebijakan kredit bank itu sendiri. Data-data atau dokumen yang dimaksud adalah data-data mengenai risiko kredit modal kerja debitur, tingkat suku bunga kredit dan jenis jaminan kredit modal kerja.

D. Populasi dan Sampel

  Populasi adalah keseluruhan dari obyek yang akan diteliti (Boedijoewono, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah data dari semua debitur yang membayar angsuran tidak sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan atau terlambat membayar angsuran kredit modal kerja pada tahun 2006-2007. Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti (Boedijoewono, 2007). Sampel dalam penelitian ini adalah:

  1. Data dari semua debitur yang membayar angsuran tidak sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan atau terlambat membayar angsuran kredit modal kerja pada tahun 2006-2007, dengan suku bunga 19.2% per tahun atau suku bunga 22.8% per tahun.

  2. Data dari sebagian debitur yang membayar angsuran tidak sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan atau terlambat membayar angsuran kredit modal kerja pada tahun 2006-2007, dengan jenis jaminan kredit berupa tanah atau kendaraan.

  24

  E. Teknik Pengambilan Sampel.

  Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2007). Yang menjadi pertimbangan bagi penulis dalam pengambilan sampel ini adalah pada tingkat suku bunga 19.2% per tahun dan 22.8% per tahun menunjukkan jumlah debitur yang terbanyak yang tidak tepat waktu dalam membayar angsuran kredit modal kerja pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2007. Sedangkan pengambilan sampel untuk risiko kredit modal kerja ditinjau dari jenis jaminan menggunakan teknik simple random sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak tanpa melihat strata yang ada dalam populasi.

  F. Teknik Pengumpulan Data.

  Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.

  Teknik Wawancara Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab secara lisan kepada KaBag Kredit UMKM dan HRD untuk memperoleh informasi mengenai kebijaksanaan kredit modal kerja yang dijalankan khususnya tentang suku bunga kredit, jenis jaminan kredit dan praktik kredit yang dijalankan, dan semua informasi yang berhubungan dengan BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem.

2. Dokumentasi

  Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan melihat berkas, catatan, dan dokumen lain yang dimiliki oleh BPR Bhakti Daya

  25

G. Sumber Data

  Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer.

  Peneliti mendapatkan data secara langsung dari sumber data asli. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dengan cara melakukan wawancara dengan KaBag Kredit UMKM dan HRD BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem.

2. Data Sekunder.

  Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder diperoleh dengan cara melihat dokumen atau catatan yang dimiliki oleh BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem.

H. Data yang Diperlukan.

  1. Sejarah dan gambaran umum BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem.

  2. Data mengenai kebijakan kredit yang diterapkan (suku bunga dan jenis jaminan kredit)

  3. Data mengenai jenis kredit yang diberikan.

  4 Data mengenai kredit, debitur dan keterlambatan pembayaran.

  26

I. Perumusan Variabel Penelitian 1. Perumusan Variabel.

  Variabel-variabel yang akan diperiksa dalam penelitian ini adalah :

  a. Kebijakan kredit yang diterapkan di BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem, dalam hal ini mengenai : (1) Suku bunga kredit, yaitu pada tingkat suku bunga 19,2% per tahun dan 22,8% per tahun.

  (2) Jenis Jaminan kredit, yaitu jenis jaminan tanah dan kendaraan.

  b. Risiko kredit yang berkaitan dengan masing–masing kebijakan yang diterapkan.

  Agar tidak terjadi perbedaan interpretasi, maka dijelaskan mengenai apa yang dimaksud dalam variabel-variabel di atas. Suku Bunga Kredit adalah prosentase imbalan yang akan diterima bank karena telah meminjamkan sejumlah uang kepada nasabah. Tingkat suku bunga ini yang menentukan adalah pihak bank dan setiap nasabah yang akan meminjam uang di bank tersebut telah menyetujui besarnya bunga yang akan mereka bayar. Jaminan Kredit adalah benda yang dijadikan tanggungan apabila debitur ingkar janji atau melakukan wanprestasi atau tidak melunasi hutangnya kepada bank. Apabila debitur ingkar janji maka benda tersebut menjadi milik bank yang bersangkutan.

  Risiko kredit adalah suatu risiko akibat kegagalan atau ketidak mampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima

  27 dari bank beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan atau dijadwalkan.

  Kredit (Rp) Angsuran (Rp)

  X

  ∑X A A

  2.

  (Rp) 1.

  Keterlambatan (Hari) Risiko Kredit

  Jangka Waktu (Bulan) Jumlah hari

  Suku Bunga (%) Besar