REPRESENTASI JIHAD DALAM LIRIK LAGU PURGATORY - DOWNFALL : THE BATTLE OF UHUD (Analisis semiotika Roland Barthes) - FISIP Untirta Repository

REPRESENTASI JIHAD DALAM LIRIK LAGU
PURGATORY - DOWNFALL : THE BATTLE
OF UHUD
(Analisis semiotika Roland Barthes)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada
Konsentrasi Hubungan Masyarakat Program Studi Imu Komunikasi

Oleh :
Revandhika Maulana
NIM 6662121606

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLIITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG
2017

esungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka
apabila kamu telah selesai (dari satu urusan), kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh (urusan yang lain)

Q.S Al-Insyirah ayat 6-7

Skripsi ini, penulis persembahkan untuk mereka yang selalu memarahi untuk kebaikan.
Yang senyumnya selalu membawa kesejukan. Yang tawanya selalu membawa
kebahagiaan. Ini adalah sebuah kebahagiaan kecil yang tidak mampu membalas
kebahagiaan kalian selama ini. Pak Saepul Nufus dan Ibu Herliyati.

ABSTRAK
Revandhika Maulana. NIM 6662121606/2016. Skripsi. Representasi Jihad
Dalam Lirik Lagu Purgatory – Downfall : The Battle Of Uhud (Analisis
Semiotika Roland Barthes). Program Studi Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik. 2016. Dr. Rd. Nia Kania, M.Si.Andin Nesia M.IKom
Penelitian ini didasari pada stigma negatif akan esensi makna jihad dalam perilaku
kehidupan sosial. Saat ini pemaknaan jihad masih dipandang oleh sebagian orang
sebagai bentuk kekerasan yang harus melibatkan peperangan. Metode penelitian
yang digunakan adalah kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jihad
direpresentasikan dalam lirik lagu. Lagu merupakan media komunikasi massa.
Lagu Downfall : The Battle Of Uhud membahas tentang kisah perang Uhud yang
dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW. Penelitian ini menggunakan analisis
semiotika Roland Brthes yang menegaskan bahwa dalam tanda terdapat tiga unsur

yaitu denotasi, konotasi dan mitos. Unit analisisnya yaitu dipilih beberapa bagian
lagu pilihan yang dianggap merepresentasikan makna jihad. Selanjutnya bagian
tersebut dianalisis dengan menggunakan peta tanda milik Roland Barthes yaitu
penanda, petanda, tanda denotasi, penanda konotasi, petanda konotasi dan tanda
konotasi. Serta tahap selanjutnya adalah mencari makna mitos. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa representasi jihad dalam lirik lagu Downfall: The Battle Of
Uhud disimbolkan melalui setiap bagian lirik lagu. Jihad lebih luas dai sebatas
peperangan, namun bagaimana seseorang mampu bersungguh-sungguh dalam
beribadah, mampu menahan diri dari godaan setan dan mampu istiqomah taat
kepada perkataan dan perilaku Nabi Muhammad SAW.
Kata kunci : Representasi. Jihad, Lirik lagu, Semiotika. Purgatory.

ABSTRACT
Revandhika Maulana. NIM 6662121606/2016. Thesis. Jihad Representation In
Lyrics Purgatory - Downfall: The Battle Of Uhud (Roland Barthes Semiotics
Analysis). Course of study science Communication. The Faculty of Social
Science and Political Science. University Sultan Ageng Tirtayasa. 2016. Dr. Rd.
Nia Kania, M.Si. Andin Nesia, M.I.Kom
This research is based on a negative stigma to be the essence of the meaning of
jihad in the social life. Currently the meaning of jihad is still seen by some form of

violence that involve warfare. The method used is qualitative. Research aims to
determine jihad represented in the lyrics. Downfall: The Battle Of Uhud about the
story of the battle of Uhud, leading by the Prophet Muhammad. This research
uses a semiotic analysis of Roland Barthes which confirms that there are three
elements in the sign of denotation, connotation and myth. The unit of analysis is
selected parts of songs that are considered to represent the meaning of jihad. The
scene is analyzed based on Roland Barthes map of signs namely markers,
markers, signs denotation, connotation markers, markers and signs connotation
and connotation. And the next is to find the meaning of the myth. This study
concluded that the representation of jihad in the lyrics Downfall: The Battle Of
Uhud symbolized through every part of the song lyrics. Jihad is far then war, but
one is able to earnest to prayed, refrain from the temptation of Satan and capable
istiqomah to obey the words and behavior of the Prophet Muhammad.
Keywords: Representation. Jihad, lyrics, Semiotic. P

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “REPRESNTASI JIHAD DALAM LIRIK LAGU DOWNFALL: THE

BATTLE OF UHUD - PURGATORY (Analisis Semiotika Roland Barthes)”
dengan baik.
Banyak pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini baik
secara moril maupun spiritual maka dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, Dzat yang maha agung dengan segala kuasanya
2. Prof. Dr. H. Soleh Hidayat, M.Pd. sebagai Rektor Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa sebagai pemangku kebijakan di lingkungan kampus.
3. Dr. H. Agus Sjafari, M.Si.
pemangku

kepentingan

sebagai Dekan FISIP Untirta sebagai

keilmuan

khususnya

pasa


jurusan

Ilmu

Komunikasi.
4. Ibu Dr. Rahmi Winangsih, S.Sos., M.Si selaku Ketua Jurusan Program
Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Pak Darwis Sagita. M.IKom selaku Sekertaris Jurusan Program Studi Ilmu
Komunikasi Fakultas Sosial Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
6. Ibu Mia Dwiana, S.Sos, M.I.Kom sebagai dosen oembimbing akademik
terima kasih atas bimbingan dan bantuannya selama ini, terima kasih bu!

i

7. Ibu Dr. Rd. Nia Kania Kurniawati, S.IP., M.Si selaku dosen pembimbing
I yang selalu membantu penulis agar terus bisa melanjutkan skripsi ini
tepat waktu. I got it, Mrs.

8. Ibu Andin Nesia, S.IK, M.Ikom selaku Dosen Pembimbing II sekaligus
mata kuliah Sempro yang telah banyak memberikan masukan dan
berdiskusi terkait skripsi ini.
9. Orang tua penulis, Bapak Saepul Nufus dan Ibu Herliyati yang selalu
memberikan dorongan, semangat, doa dan motivasinya kepada penulis
selama ini. Serta adik penulis Rifki dan Ragil yang sudah menghilangkan
flashdisk penulis yang berisi file skripsi.
10. Band Purgatory atas informasi yang peneliti gunakan untuk membuat
penelitian ini. Terutama Kak Al dan Kak Bounty, sukses untuk
kedepannya semoga bisa berdiskusi dilain waktu.
11. Kak Umi, selaku manager dari Purgatory terima kasih atas keramahannya
selama ini, tidak mempersulit dan senantiasa memberi dorongan semangat,
makasih kak!
12. Seluruh teman-teman Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2012, khusunya
teman-teman kelas B

konsentrasi Public Relations atas kebersamaan

selama penyelesaian skripsi ini.
13. Keluarga Cemiri, Irma, Jo, Bayu, Hari, Abdul, Erlin, Deni, Arya, Rijon,

Ijong, Emil yang sudah berjuang bersama-sama. Kita bergerak, hanya
perlahan. #pertemanansehat #jangankasihkendor
14. Crew 98.1 Harmony FM Serang, Bang Tiky, Mas Bian, @pikiranfajar,
Hagy kalian Roarbyasah!!

ii

15. Bagi FoSMaI FISIP yang telah menambah keimanan penulis sehingga
tetap dapat istiqomah dalam iman keislaman terutama penguatan tentang
jihad. Khususnya untuk Bang Hendrik atas bimbingan spritualnya.
#GilaLuNdrik
16. Untuk HESquad yang menjadi penyemangan, Icang, Helmi, Gori, Ambon,
Ime, Om Uyung atas diskusinya.
17. Tak lupa dan utama, seorang perempuan yang sedang dalam masa
pertumbuhan, yang selalu mendesak dan mengintrogasi penulis soal
skripsi walaupun dirinya belum memulai skripsi -___18. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun akan
menyempurnakan penulisan skripsi ini serta bermanfaat bagi penulis, pembaca
dan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.


Serang, Januari 2017

Penulis

iii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISINALITAS
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA MUTIARA DAN PERSEMBAHAN
ABSTRAK
ABSTRACT

KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... viii

BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 9
1.3 Identifikasi Masalah .......................................................................... 9
1.4 Tujuan Penelitian .............................................................................. 9
1.5 Manfaat Penelitian............................................................................. 9
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 11
2.1 Komunikasi Massa ............................................................................ 11
2.2 Lagu .................................................................................................. 13
2.2.1 Lagu Sebagai Penyampai Pesan ............................................... 14
2.3 Lirik .................................................................................................. 15
2.4 Jihad ................................................................................................. 16

iv

2.5 Representasi ..................................................................................... 22
2.6 Semiotika ......................................................................................... 23
2.7 Semiotika Roland Barthes ................................................................ 24

2.8 Kerangka Berpikir ............................................................................ 34
2.9 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 36
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 41
3.1 Metode Penelitian ............................................................................ 41
3.2 Paradigma Penelitian ........................................................................ 42
3.3 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 42
3.4 Instrumen Penelitian ......................................................................... 46
3.5 Analisis Data .................................................................................... 46
3.6 Jadwal Penelitian .............................................................................. 48
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................ 49
4.1 Objek dan Subjek Penelitian ............................................................. 49
4.1.1 Biografi Purgatory ................................................................... 49
4.1.2 Gambaran Album Beauty Lies Beneath ................................... 51
4.4 Analisis Representasi Jihad dalam Lirik lagu
Puragtory – Downfall : The Battle Of Uhud ...................................... 53
4.3 Pembahasan ...................................................................................... 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 83
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 83
5.2 Saran ................................................................................................ 85
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 87

DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

v

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 38
Tabel 3.1 Tabel 4 Bagian Lirik Lagu ............................................................ 45
Tabel 4.1 Baris 1 ........................................................................................... 53
Tabel 4.2 Penerapan Peta Tanda Barthes pada Baris 1 ................................... 53
Tabel 4.3 Penggolongan Makna Tanda.......................................................... 53
Tabel 4.4 Baris 2 ........................................................................................... 59
Table 4.5 Penerapan Peta Tanda Barthes pada Baris 2 ................................... 59
Tabel 4.6 Penggolongan Makna Tanda.......................................................... 59
Tabel 4.7 Baris 17 ......................................................................................... 65
Tabel 4.8 Penerapan Makna Tanda................................................................ 65
Tabel 4.9 Penggolongan Makna Tanda pada Baris 17 ................................... 65
Tabel 4.10 Baris 20 ....................................................................................... 72
Tabel 4.11 Penerapan Peta Tanda Barthes pada Baris 20 ............................... 72
Tabel 4.12 Penggolongan Makna Tanda ........................................................ 72

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Tanda Roland Barthes ........................................................ 27
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir ........................................................... 36
Gambar 3.1 Signifikansi Dua Tahap Roland Barthes ..................................... 47
Gambar 4.1 Logo Band Purgatory ................................................................. 49
Gambar 4.2 Cover AlbumBeauty Lies Beneath ............................................. 50

vii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Absensi Bimbingan Skripsi
2. Absensi Menghadiri Sidang Skripsi
3. Lirik Lagu Downfall: The Battle Of Uhud
4. Transkrip Wawancara
5. Daftar Riwayat Hidup

viii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Perkembangan musik metal di Indonesia dimulai pada tahun 1988, ketika
sekumpulan anak muda Jakarta berkumpul dan membuat komunitas metal di
daerah Bulungan, Jakarta. Konser Sepultura (1992) dan Metallica (1993) di
Jakarta memberi kontribusi besar bagi komunitas musik metal Indonesia. Hal ini
ditandai dengan banyaknya band metal yang mulai merilis album mereka seperti
Rotor dengan “Self Tittled” pada tahun 1992 dan Suckerhead dengan “The Sucker
Head” pada tahun 1995 dibawah lebel Blackboard1.
Purgatory adalah band beraliran Islamic Death Metal yang berdiri pada 1992
silam. Mereka kerap menggunakan topeng dalam setiap aksi panggungnya.
Selama karirnya band tersebut telah membuat 3 album rekaman Ambang
Kepunahan (1999), 7:172 (2003) dan Beauty Lies Beneath (2006).
Purgatory membuat isi syair lagu dengan nuansa Islam dan tidak sedikit
orang-orang yang menyukai musik sehingga mereka menyebut band mereka
dengan aliran metal religi. Hal ini dikarenakan lirik lagu mereka yang berisi
pesan-pesan Islami2. Tidak hanya bermusik, pada kehidupan sehari-hari Purgatory
juga mengadakan pengajian rutin di kediaman Bounty (bass) di Kembangan

1

Bambang Sugiharto, Rieza Dienaputra, Ujung Berung Rebels : Panceg Dina Galur, (Bandung :
Minorsbook, 2013), hlm.13
2
Ferry Prasetyo, Band Metal Bukan Band Sesat. http//:hiburan.kompasiana.com/musik/2012/09/05/bandmetal-bukan-band-sesat-490444.html, diakses pada tanggal 15 Januari 2016

1

2

Larangan, Jaksel, atau di kediaman Aminuddin Al Muqoddas (drum) yang akrab
dipanggil Al di Jombang, Ciputat, Tangerang 3.
Album terbaru mereka yang berjudul Beauty Lies Beneath dirilis pada tahun
2006 silam berisikan 11 lagu. Tema pokok album ini tentang penyakit hati
manusia dan akibatnya. Salah satu lagu yang terdapat dalam album tersebut
adalah Downfall : The Battle Of Uhud . Lirik lagu tersebut menceritakan tentang
kisah kekalahan yang diterima oleh pasukan kaum Nabi Muhammad SAW karena
keserakahan mereka terhadap harta dunia dalam perang Uhud. Salah satu
penggalan lirik lagunya adalah sebagai berikut :
We fight, when you violate your oaths after your covenant
Our faith, in the name of GOD we will never retreat
(Kami perangi kalian di saat kalian melanggar perjanjian yang sudah ada
Keyakinan kami, demi ALLAH kami tak akan mundur)
Penggalan lirik diatas menggambarkan tekad kaum muslimin dalam
melakukan peperangan yang merupakan bagian dari jihad kepada Allah SWT. Hal
tersebut sesuai dalam kutipan Al-Qur‟an Surat At- Taubah ayat 73.
“ Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang
munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka
adalah Jahannam.dan itu adalah tempat kembali yang seburukburuknya”4

Urgensi dari jihad menjadi penting bagi Islam sebagai pemangku utama ajaran
tersebut. Terjadi kesalahpahaman dalam memahami istilah jihad. Jihad biasanya
hanya dipahami dalam arti perjuangan fisik atau perlawanan bersenjata. Ini
3
Chaerul Akhmad, Mereka Mengajar Ngaji,
http//:www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islamnusantara/12/11/06/md225f-mereka-mnegajar-ngaji-1, diakses pada 21 Februari 2016
4
Departemen Agama, Al-Qura‟n dan Terjemahannya, (Jakarta: Bumirestu, 1990)

3

mungkin terjadi karena kata itu sering terucapkan pada saat-saat perjuangan fisik
atau perang, tetapi harus diketahui pula bahwa masih ada jihad yang lebih besar
daripada pertempuran fisik, sebagaimana sabda Rasulullah Saw. ketika beliau
baru saja kembali dari medan pertempuran “kita kembali dari jihad terkecil
menuju jihad terbesar, yakni jihad melawan hawa nafsu”. 5
Masyarakat saat ini memandang jihad sebagai aktifitas yang sarat akan
kekerasan. Di Indonesia, istilah jihad mencuat setelah terjadinya tragedi Bom Bali
I. Tragedi tersebut memakan banyak korban jiwa yang rata-rata adalah warga
Negara asing yang sedang menikmati liburan di Bali. Imam Samudra yang
merupakan pelaku dari kasus tersebut mengungkapkan bahwa alasan mereka
adalah untuk jihad dan memerangi kaum kafir. Atas kejadian tersebut dunia
Internasional tidak hanya menyoroti stabilitas keamanan Indonesia khususnya
Pulau Bali tapi juga bagaimana Islam yang damai tapi menjelma menjadi ajaran
yang membenarkan kekerasan dalam berbuat baik.
Dalam Islam jihad tidak selalu dengan berperang. Berperang adalah salah satu
bagian dari jihad namun jihad tidak harus dengan berperang. Hal ini terkandung
dalam Al-Qura‟n surat At-Taubah ayat 41 yang artinya adalah sebagai berikut :
“Berangkatlah kamu baik dengan rasa ringan maupun rasa berat,
dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu dijalan Allah. Yang
demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”6

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa jihadpun bisa dilakukan dengan harta
dan jiwa. Hal ini merujuk pada infaq dan sedekah yang bisa kita lakukan dijalan
Allah. Hal ini belum banyak diketahui oleh masyarakat sehingga pandangan
5
6

M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur‟an, (Bandung: Mizan Media Utama, 2000), hlm. 121.
Departemen Agama, Al-Qura‟n dan Terjemahannya, (Jakarta: Bumirestu, 1990)

4

masyarakat tentang jihad terbatas pada aktifitas fisik yang menggunakan
kekerasan seperti perang atau bom bunuh diri. Jihad juga dapat diartikan sebagai
perjuangan untuk menyebarkan nilai Islam kepada masyarakat. Salah satu caranya
adalah dengan berdakwah dengan menggunakan musik.
Musik termasuk salah satu media komunikasi audio.Salah satu tujuan dari
musik adalah untuk media berkomunikasi7. Tidak banyak orang yang
menyanyikan sebuah lagu hanya untuk menyenangkan diri sendiri, kebanyakan
orang menyanyikan sebuah lagu karena ingin didengar oleh orang lain. Melalui
musik musisi ingin menjelaskan, menghibur, mengungkapkan pengalaman kepada
orang lain. Musik adalah sarana bagi musisi untuk mengungkapkan pesan yang
dikehendaki, seperti kata-kata yang merupakan sarana bagi penulis lagu untuk
mengungkap apa yang diinginkan.
Menurut

paradigma

Lasswell,

komunikasi

memiliki 5

unsur

yaitu

komunikator, pesan, media, komunikan dan efek8. Pesan adalah seperangkat
lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator. Lambang yang dimaksud
disini adalah bahasa, isyarat, gambar, warna, dan sebagainya yang secara
langsung menterjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan.
Bahasa yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah jelas, karena
hanya bahasalah yang mampu menterjemahkan pikiran seseorang kepada orang
lain9.

7

Syafiq Muhammad, Enksiklopedia Musik Klasik, (Yogyakarta : Adicita Karya Nusa, 2003), hlm.203
Naniek Afrilia framanik, Komunikasi Persuasif, (Serang : Kocipta publishing, 2012), hlm. 18
9
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikas Teori dan Praktek, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1998),
hlm.18
8

5

Istilah media merupakan bentuk jamak dari medium, artinya perantara. Dalam
komunikasi, penggunaan medium merupakan alat perantara yang digunakan untuk
menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan. Berdasarkan orang
yang dijangkau, media dapat diklasifikasikan kedalam media personal dan media
massa10.
Musik termasuk salah satu media komunikasi audio. Salah satu tujuan dari
musik adalah untuk media berkomunikasi11. Tidak banyak orang yang
menyanyikan sebuah lagu hanya untuk menyenangkan diri sendiri, kebanyakan
orang menyanyikan sebuah lagu karena ingin didengar oleh orang lain. Melalui
musik musisi ingin menjelaskan, menghibur, mengungkapkan pengalaman kepada
orang lain. Musik adalah sarana bagi musisi untuk mengungkapkan pesan yang
dikehendaki, seperti kata-kata yang merupakan sarana bagi penulis lagu untuk
mengungkap apa yang diinginkan.
Musik sebagaimana dapat disimpulkan dari pendapat Soerjono Soekanto 12
bahwa “Musik berkaitan erat dengan setting sosial kemasyarakatan dan gejala
khas akibat interaksi sosial dimana lirik lagu menjadi penunjang dalam musik
tersebut dalam menjembatani isu-isu sosial yang terjadi”.
Dalam sebuah lagu, terdapat lirik yang menjadi pelengkapnya. Lirik
merupakan isi dari sebuah lagu. Selain nada dan suara, lirik memberikan kekhasan
pada sebuah lagu sehingga lagu tersebut dapat memiliki makna. Menurut Sylado13
lagu bisa juga merupakan aransemen musik yang bisa ditambah lirik (teks) yang

10

Ahmad Sihabudin, Rahmi Winangsih, Komunikasi Antar Manusia, (Serang : Pustaka Getok Tular, 2012),
hlm. 55
11
Syafiq Muhammad, Enksiklopedia Musik Klasik, (Yogyakarta : Adicita Karya Nusa, 2003), hlm.203
12
Fury Ayunindya, Lagu Sebagai Media Penyampai Pesan, http//:edukasi.komasiana.com/2013/03/11/lagusebagai-media-penyampai-pesan-541624.html, diakses 12 Januari 2016
13

Remi Syaldo, Menuju Apresiasi Musik. (Bandung: Angkasa, 1983), hlm. 32

6

lirik tersebut mengungkapkan perasaan dan pikiran penciptanya dengan cara-cara
tertentu yang berlaku umum. Jadi, antara lagu dengan lirik berkaitan dengan
bidang bahasa.
Lagu yang terbentuk dari hubungan antara unsur musik dengan unsur syair
atau lirik lagu merupakan salah satu bentuk komunikasi massa. Pada kondisi ini,
lagu sekaligus merupakan media penyampaian pesan oleh komunikator kepada
komunikan dalam jumlah yang besar melalui media massa. Pesan dapat memiliki
berbagai macam bentuk, baik lisan maupun tulisan. Lirik lagu memiliki bentuk
pesan berupa tulisan kata-kata dan kalimat yang dapat digunakan untuk
menciptakan suasana dan gambaran imajinasi tertentu kepada pendengarnya
sehingga dapat pula menciptakan makna-makna yang beragam.
Lagu merupakan bagian dari media massa. Pesan yang disampaikan pada lagu
berbentuk lirik lagu . Media massa meneruskan pengetahuan serta nilai-nilai dari
generasi terdahulu 14. Fungsi media massa adalah menyiarkan informasi (to
inform), mendidik (educate), dan menghibur (entertaint)15.
Jika merujuk pada fungsi media tersebut, maka karya lagu dengan lirik lagu
sebagai pesannya diharapkan memberikan pengetahuan yang bisa menambah
khasanah keilmuan bagi pendengar sehingga memberikan inspirasi yang bisa
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya, entah itu menjadi lebih ceria,
termotivasi menjadi lebih baik dalam banyak hal dan lainnya. Terlepas dari
idiologi, faham, pengetahuan yang coba dituangkan dalam sebuah lagu, dan ketika
lagu tersebut tidak mampu menciptakan perubahan mindset ataupun sikap yang
14

Alex sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis

Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 31.
15

Onong Uchyana, Dinamika Komunikasi,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 54.

7

selaras dengan pesan yang disampaikannya terhadap penikmat lagu, maka lagu
tersebut bisa dikatakan gagal.
Lirik lagu dalam musik diibaratkan seperti bahasa, dapat menjadi sarana atau
media komunikasi untuk mencerminkan realitas sosial yang beredar dalam
masyarakat. Lirik lagu dapat pula sebagai sarana untuk sosialisasi dan pelestarian
terhadap suatu sikap atau nilai. Oleh karena itu, ketika sebuah lirik lagu diaransir
dan diperdengarkan kepada khalayak juga mempunyai tanggung jawab yang besar
atas tersebar luasnya sebuah keyakinan, nilai-nilai, bahkan prasangka tertentu16.
Lirik lagu memiliki kesamaan puisi, oleh karena itu dapat dianalisis dengan
menggunakan metode yang sama yaitu semiotika. Semiotika, atau dalam istilah
Barthes, Semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaaan
(humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak
hanya

membawa

informasi,

dalam

hal

mana

objek

tersebut

hendak

berkomunikasi, tetapi juga mengkonstotusi sistem terstruktur dari tanda 17.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sebuah lagu dapat
merepresentasikan realitas sosial dengan menggunakan lirik sebagai pesannya.
Lebih dari itu, lagu juga mampu menjadi media propaganda bagi sebagian orang
untuk mengajak, mengarahkan, dan mengintimidasi hal tertentu kepada khalayak
ramai. Pesan propaganda tersebut dapat dilihat dari lirik lagunya yang
merepresentasikan sesuatu.

16

Agasatya Rama Listya, Musik Rock : Suatu Refleksi Teologis. (Salatiga : Fakultas Teologis Universitas
Kristen Satya Wacana Press, 1999), hlm. 5
17
Alex sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 15

8

Representasi adalah proses merekam ide, pengetahuan atau pesan dalam
beberapa cara fisik 18. Representasi dapat didefinisikan lebih jelasnya sebagai
penggunaan tanda (gambar, bunyi, dan lain-lain) untuk menghubungkan,
menggambarkan, memotret, atau mereproduksi sesuatu yang dilihat, diindera,
dibayangkan, atau dirasakan dalam bentuk fisik tertentu19. Dengan kata lain,
setiap orang dapat merepresentasikan sesuatu berdasarkan pengetahuannya.
Dengan demikian, bukanlah hal yang mudah untuk menciptakan keterwakilan
secara tepat akan arti representasi yang sesungguhnya. Hal ini dikarenakan tingkat
pengetahuan seseorang berbeda-beda. Perbedaan ini membuat hasil representasi
seseorang akan berbeda dengan seseorang lainnya.
Ketika mempertimbangkan sebuah lagu, akan menjadi jelas bahwa tanda
linguistik, suara dan jenis tanda lain mengenai bagaimana cerita itu
direpresentasikan tidaklah sesederhana mendenotasikan sesuatu hal, tetapi juga
menciptakan tingkat konotasi yang dilampirkan pada tanda. Barthes menyebut
fenomena ini “membawa tanda dan konotasinya untuk membagi pesan tertentu
sebagai penciptaan mitos20”.
Dalam membuat lirik lagu terkait dengan bahasa, dan bahasa terkait dengan
sastra. Karena kata-kata (lirik lagu) yang dibuat oleh pencipta lagu tidak semua
dapat dimengerti oleh khalayak, karena itulah memerlukan suatu penelitian
tentang isi lirik lagu tersebut. Pengertian dari sastra ialah “struktur tanda-tanda
yang bermakna, tanpa memperhatikan sistem tanda-tanda, dan maknanya, serta
18

Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi Penelitian Skripsi Komunikasi,

(Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011), hlm. 122.
19

Marcel Danesi, Pesan, Tanda dan Makna. Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi.

Yogyakarta: Jalasutra, 2010), hlm. 208.
20

Jonathan Bignell, Media Semiotics: An Introduction, Manchester University Press, (Manchester
and New York, 1997), hlm. 16.

9

konvensi tanda, struktur karya sastra (atau karya sastra) tidak dapat dimengerti
secara optimal”21
Karena lirik lagu merupakan rekaman dari berbagai peristiwa dan diwujudkan
dalam sistem tanda bahasa 22, hal tersebut dinilai mampu menyembunyikan makna
sebenarnya dalam tata bahasa yang mampu merepresentasikan makna tersebut.
secara tidak langsung pembaca lirik lagu atau khalayak yang mendengarkan lagu
tersebut akan terbawa pada pesan atau propaganda yang dilakukan oleh penulis
lirik lagu.
Dengan karakteristik yang dimiliki oleh lagu tersebut, penulis memiliki
ketertarikan untuk menganalisis lebih jauh terkait keterwakilan Jihad yang
terkandung dalam lirik lagu milik Purgatory – Downfall : The Battle Of Uhud
dengan judul penelitian yaitu “REPRESENTASI JIHAD DALAM LIRIK LAGU
PURGATORY – DOWNFALL : THE BATTLE OF UHUD (Analisis Semiotika
Roland Barthes)
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalahnya adalah “Bagaimana representasi jihad dalam lirik lagu
Purgatory – Downfall : The Battle Of Uhud

dengan menggunakan Analisis

Semiotika Model Roland Barthes?”.
1.3 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa
masalah penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana makna denotasi jihad dalam lirik lagu Purgatory – Downfall : The
Battle Of Uhud ?
21

Alex Sobur, Psikologi Umum, (Jakarta: PT Pustaka Setia, 2003), hlm. 143
Zaimar. Okke K.S. Semiotik dan Penerapannya Dalam Karya Sastra. (Jakarta: Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hlm. 24
22

10

2. Bagaimana makna konotasi jihad dalam lirik lagu Purgatory – Downfall : The
Battle Of Uhud ?
3. Bagaimana makna mitos jihad dalam lirik lagu Purgatory – Downfall : The
Battle Of Uhud ?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Bagaimana makna denotasi jihad dalam lirik lagu Purgatory – Downfall : The
Battle Of Uhud
2

Bagaimana makna konotasi jihad dalam lirik lagu Purgatory – Downfall : The
Battle Of Uhud

3

Bagaimana makna mitos jihad dalam lirik lagu Purgatory – Downfall : The
Battle Of Uhud

3.1 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah
keilmuan analisis semiotika dalam teks bagi mahasiswa. Serta
menambah wawasan keilmuan tentang praktik jihad dalam kehidupan.
1.5.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini akan mengubah stigma masyarakat terhadap
komunitas musik underground yang kerap dipandang anarkis dan jauh
dari norma ketuhanan. Penelitian ini memberikan gambaran terhadap
sisi lain komuitas musik undergorund yang tidak selalu memiliki sisi
negatif namun mampu memberikan pesan yang bermakna dalam lirik
lagunya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI

2.1 Komunikasi Massa
Komunikasi sebagai suatu proses dengan mana suatu pesan dipindahkan atau
dioperkan (lewat suatu saluran) dari suatu sumber kepada penerima dengan
maksud mengubah perilaku, perubahan dalam pengetahuan, sikap dan atau
perilaku overt lainnya. Sekurang-kurangnya didapati empat unsur utama dalam
model komunikasi yaitu sumber (the source), pesan (the message), saluran (the
channel) dan penerima (the receiver)23.
Komunikasi massa diadopsi dari istilah Bahasa Inggris, mass communication
sebagai kependekan dari mass media communication (komunikasi massa).
Artinya, komunikasi menggunakan media massa atau komunikasi yang mass
mediated24. Komunikasi massa pada dasarnya merupakan suatu bentuk komunikasi
dengan melibatkan khalayak yang luas yang biasanya menggunakan tekhnologi
media massa25.

Menurut Nurudin, komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa
serta pesan yang dihasilkan, pembaca/pendengar/penonton yang akan coba
diraihnya, dan efek terhadap mereka26. Sedangkan menurut Defleur dan Dennis
komunikator-komunikatornya menggunakan media untuk menyebarkan pesanpesan secara luas, dan secara terus menerus menciptakan makna-makna yang
23

Pawito, dan C Sardjono. Teori-Teori Komunikasi, Buku Pegangan Kuliah Fisipol Komunikasi Massa S1
Semester IV, (Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 1994).
24
Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Grasindo 2000)hlm.69
25
Pawito, Penelitian Kualitatif Komunikasi, (Yogyakarta : LKIS 2007) hlm.16
26
Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa,(Jakarta : Rajagrafindo Perkasa 2007)hlm.2

11

12

diharapkan dapat mempengaruhi khalayak-khalayak yang besar dan berbeda-beda
dengan melalui berbagai cara 27.
Ahli komunikasi lainnya, Joseph A. DeVito merumuskan definisi komunikai
massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang pengertian massa, serta
tentang media yang dipergunakannya. Ia mengemukakan definisinya dalam dua
item, yakni pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada
massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa
khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang menonton televisi,
Tetapi ini berati bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk
didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh
pemancar-pemancar yang audio dan/visual. Komunikasi massa barang kali akan
lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televisi, radio
siaran, surat kabar, majalah dan film28.
Dari beberapa pengertian tersebut, penulis memahami bahwa komunikasi
massa adalah proses penyampaian pesan dari seorang komunikator melaui media
massa kepada khalayak yang besar dan berbeda akan menimbulkan efek yang
diharapkan oleh komunikator.
Dibalik semua fungsi media (massa) yang tampaknya sudah komunikatif
tersebut, sesungguhnya terdapat fungsi internal yang disadari maupun tidak telah
“serba menentukan” pemikiran, persepsi, opini dan bahkan perilaku orang. Hal ini
menjadi mungkin tatkala media dipandang sebagai penyampai imaji. Imaji ini

27

Riswandi. Ilmu Komunikasi. (Jakarta : Graha Ilmu. 2009). hlm 103
Elvinaro Ardianto, dan Lukiati Komala, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media), hlm. 6.
28

13

tidaklah terbatas pada sesuatu yang konkret-visual (kasat mata), melainkan juga
sesuatu yang “tampak” dan hadir pada batin29.
2.2 Lagu
Jamalus berpendapat bahwa musik adalah karya seni berbentuk lagu atau
komposisi musik yang mengungkapkan pikiran atau perasaan penciptanya melalui
unsur-unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur lagu dan
ekspresi sebagai satu kesatuan. Sedangkan musik menurut kamus besar bahasa
Indonesia adalah nada atau suara yang disusun dengan sedemekian rupa sehingga
mengandung irama, lagu dan keharmonisan (terutama yang menggunakan alat-alat
yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu) 30.
Menurut Djohan31, musik merupakan perilaku sosial yang kompleks dan
universal yang didalamnya memuat sebuah ungkapan pikiran manusia, gagasan,
dan ide-ide dari otak yang mengandung sebuah sinyal pesan yang signifikan.
Pesan atau ide yang disampaikan melalui musik atau lagu biasanya memiliki
keterkaitan dengan konteks historis. Muatan lagu tidak hanya sebuah gagasan
untuk menghibur, tetapi memiliki pesan-pesan moral atau idealisme dan sekaligus
memiliki kekuatan ekonomis.
Secara harfiah, lagu merupakan gabungan seni nada atau suara dalam urutan,
kombinasi, dan hubungan temproral (biasanya diiringi dengan alat musik) untuk
menghasilkan gubahan musik yang memiliki kesatuan dan kesinambungan
(mengandung irama), dan ragam nada atau suarayang berirama disebut lagu 32.
29

Elvinaro Ardianto, dan Lukiati Komala, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media), hlm. 18.
30
Departemen Pendidikan Nasional. KamusBesar Bahasa Indonesia. (Jakarta : Balai Pustaka. 2002), hlm.226
31
Djohan, Psikologi Kegelapan, (Yogyakarta : Buku Baik, 2003),hlm.7-8
32
W.J.S. Poerwadarminta. KamusUmum Bahasa Indonesia, Cet. 4. (Jakarta: P.N. BalaiPustaka, 1966),
hlm.550

14

Ada beberapa tingkatan musik, tingkan seni musik kita sendiri, ada tiga
dimensi yaitu :
a. Musik klasik, yaitu musik yang diubah dan dimainkan oleh kalangan
prfesional terlatih, yang awalnya ada dilingkungan kaum bangsawan dan
religious.
b. Musik tradisional, yaitu musik yang bersama dimiliki oleh seluruh populasi.
c. Musik popular, yaitu musik yang dibawakan oleh kaum professional dan
disebar melalui media elektronik (radio, televisi, album rekaman, film) dan
dikonsumsi oleh masyarakat.
Penulis memahami bahwa lagu merupakan kesatuan nada atau bunyi yang
dihasilkan oleh satu atau beberapa alat musik yang dilengkapi dengan lirik
bertujuan

untuk

menghibur

atau

mengkomunikasikan

pesan

kepada

pendengarnya.
Lagu menjadi cerminan keadaan social di masayarakat. Hal ini terlihat dari
fenimena apa yang yang sedang ramai di masayarakat pasti tidak lama setelah itu
muncul lagu yang bertemakan seperti itu. Lagu juga bisa menjadi kritik sosial.
Sebagai contoh adalah lagu yang diciptakan oleh Iwan Fals yang sebagain besar
liriknya adalah kritik sosial kepada pemerintah dan cerminan keadaan masyarakat.
2.2.1 Lagu Sebagai Proses Penyampaian Pesan
Pesan merupakan apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada
penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan atau non
verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau maksud dari sumber
(komunikator). Musik dalam hal ini lirik lagu terjadi pertukaran ide,
gagasan antara pencipta lagu dengan audiens sebagai penikmat musik.

15

Pencipta lagu menyampaikan isi pikiran dibenaknya berupa lirik agar
audiens mampu menerima pesan didalamnya. Disinilah terjadi proses
komunikasi melalui lambang berupa teks lirik lagu antara pencipta dan
audiens. Melalui lirik lagu manusia diajak untuk menginterpretasikan
melalui otak yang menyimpan pengalaman dan pengetahuan, serta
mengolahnya sebagai landasan dasar dalam mencerna keindahan lirik lagu.
Dengan kata lain lirik lagu mampu menimbulkan banyak persepsi yang
sangat dipengaruhi oleh tingkat kepahaman seseorang yang berasal dari
pengalaman hidup yang dimiliki serta aspek lingkungan disebut lagu33.
2.3 Lirik
Musisi dalam menciptakan sebuah lirik biasanya berdasarkan hasil
pengamatan. Lirik lagu biasanya merupakan ungkapan penyair terhadap sesuatu
yang dirasakannya. Lirik adalah sebuah tema atau alur dalam sebuah lagu.
Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia, lirik adalah karya seni (puisi)
yang berisikan curhatan perasaan pribadi, susunan kata sebuah nyanyian 34.
Lirik memiliki peranan besar dalam mengkomunikasikan pemikiran para
musisi. Melalui lirik mereka, musisi menyuarakan idenya secara konotatif dan
denotatif. Di beberapa negara yang menganut kebebasan berekspresi, ide musisi
kerap dianggap tabu dan kontroversial. Beberapa musisi berpendapat bahwa
mereka menyampaikan kenyataan yang benar-benar terjadi di tengah masyarakat.
Terlepas dari argumen tersebut sebagian masyarakat tetap tidak percaya dan
menganggap hal ini adalah sesuatu yang dilebih-lebihkan dan untuk mendapatkan

33

Agasatya Rama Listya, Musik Rock : Suatu Refleksi Teologis. (Salatiga : Fakultas Teologis, Universitas
Kristen Satya Wacana, 1999), hlm. 25
34
Departemen Pendidikan Nasional. KamusBesar Bahasa Indonesia. (Jakarta : Balai Pustaka. 2002),hlm.678

16

popularitas. Perbedaan interpretasi bisa saja terjadi. Hal ini disebabkan setiap
orang memiliki perbedaan latar belakang pengetahuan.
Tema dalam setiap lirik lagu juga berbeda. Pada umumnya lagu kritik sosial
mengambil tema tentang korupsi, kemiskinan, ketidakadilan, tekanan ekonomi,
kerusakan lingkungan atau globalisasi. Walaupun kritik sering menjadi sebuah
persoalan, namun musisi dengan kemampuan kreatifnya mampu menjadikan kritik
sebagai alat kontrol dalam masyarakat. Karena bagi mereka, kehidupan
merupakan suatu lahan untuk menemukan ide atau gagasan dalam menciptakan
sebuah karya.
Lirik lagu biasanya menggunakan bahasa sastrawi untuk memperindah lirik
atau syair yang dibuat. Penggunaan bahasa dalam lirik lagu bergantung pada
sejauh mana pembuat lirik berkreasi. Lirik lagu menggunakan bahasa untuk
menyampaikan maksud atau tujuan dari si penyanyi kepada si pendengar. Lirik
adalah teks atau kata-kata dalam lagu35.Dalam setiap lirik pasti memiliki makna
yang terkandung di dalamnya. Dalam beberapa lirik penggunaan bahasa dapat
menyembunyikan makna dari lirik tersebut.
2.4 Jihad
Semenjak serangan 11/9 di Amerika, citra ummat islam yang damai seakan
hilang. Jihad bukan semata-mata perjuangan fisik. Jihad juga berarti perjuangan
pikiran dan perjuangan mengalahkan nafsu. Direktur Jenderal Bimbingan
Masyarakat Islam Kementerian Agama, Nasaruddin Umar, mengatakan definisi
seperti itu berasal dari padanan kata jihad dalam bahasa Arab. Jihad, terangnya
berasal dari kata jahada yang berarti bersungguh-sungguh. Kemudian berubah

35

Soeharto, M. J,Kamus Musik, (Jakarta : Grasindo,1992) hlm.18

17

menjadi beberapa kata di antaranya jihad, ijtihad, dan mujahadah. Yang pertama
berarti perjuangan fisik, kedua berarti perjuangan pemikiran, dan ketiga adalah
perjuangan memerangi hawa nafsu. Jihad yang dipahami adalah sinergi dari
seluruhnya36.
Jihad merupakan tulang punggung dan kubah Islam. Kedudukan orang-orang
yang berjihad amatlah tinggi di akhirat kelak. Begitu pula di dunia mereka mulia
di dunia dan akhirat. Rasulullah SAW adalah orang yang paling tinggi derajatnya
dalam jihad. Beliau telah berjihad dengan segala bentuk dan macamnya. Beliau
berjihad di jalan Allah dengan sebenar-benarnya jihad, baik dengan hati, lisan dan
pedang37.
Secara Umum, Islam mengenal empat Manhaz yang memiliki pandangannya
masing-masing akan makna jihad yaitu 38 :
a. Hanafi
Dalam Fathul Qodir, juz 5/187, Ibnu Hummam mengatakan bahwa yang
dimaksud Al Jihad adalah mengajak orang kafir kedalam pelukan Dienul Haq
dan memeranginya jika menolak. Al Jihad berarti mengatakan dalam kitabnya
Al Badaa‟i, juz 9/4299 bahwa Al Jihad berarti mengerahkan baik dengan diri,
harta, maupun lisan.
b. Maliki
Makna jihad diperuntukkan kepada orang-orang muslim yang memerangi
orang-orang kafir yang tidak terikat dalam perjanjian (damai) demi
menegakkan ajaran Allah SWT. Jihad juga berarti datangnya orang Islam
36

Artikel, Mari Meluruskan Makna Jihad http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islamnusantara/
10/07/17/125038-mari-meluruskan-makna-jihad edisi Sabtu, 17 Juli 2010, diakses 18 Februari 2016, pkl
23.01.
37
Yusuf Qardhawi, Fiqih Jihad, (PT. Mirzan Pustaka: Jakarta, 2010), hlm. 78
38
Shaheed Abdullah Azzam. Jihad Adab dan Hukumnya, (Jakarta: Gema Insani Press, 1993), hlm.11-12

18

kepada orang kafir untuk mengajak mereka memeluk Dienullah, atau
masuknya orang Islam ke daerah kafir untuk tujuan serupa.
c.

Syafi‟ie
Al Baajuti mengatakan Al Jihad adalah berperang di jalan Allah. Selain itu,
Ibnu Hajar dalam Fathul Baari, juz 2/6 juga mengatakan bahwa ditinjau dari
hukum syara‟, jihad mengerahkan segenap kemampuan untuk memerangi
orang kafir.

d.

Hambali
Jihad artinya memerangi orang-orang kafir. Jihad juga berarti perang dan
mengarahkan segenap kemampuan untuk menegakkan kalimat Allah.

Bentuk jihad dalam islam
Secara Umum, seperti yang tertulis dalam literatur, Islam mengenalbeberapa
bentuk jihad yaitu 39:
a.

Jihad alan-nafsi, yaitu berjuang melawan hawa nafsu.

b.

Jihad bil-lisan, yaitu berjihad dengan lidah.

c.

Jihad bil-qalam, yaitu berjihad dengan pena.

d.

Jihad bit-tarbiyah, yaitu berjihad dengan pendidikan, dengan cara
menyebarkan nilai-nilai Islam dalam masyarakat.

e.

Jihad fi sabilillah, yaitu berjuang dijalan Allah.
Berikut ini adalah tingkatan jihad menurut Ibn Al-Qayyim40

a.

Jihad terhadap hawa nafsu, terdapat empat tingkatan jihad melawanhawa
nafsu:

39

Tim Penyusun Pusaka Azet Jakarta, Leksikon Islam, (Jakarta: PT Penerbit Pustazet Pustaka,1998), hlm. 286

Arief B. Iskandar, “Mendefinisikan Kembali Makna Jihad,” al-Wa`ie no. 65 Tahun VI, edisi 1-31 Januari
2006, hlm 31.
40

19

1. Melakukan jihad terhadap diri untuk mempelajari kebaikan, petunjuk, dan
agama yang benar.
2. Berjihad terhadap diri untuk mengamalkan ilmu yang sudah didapat.
3. Berjihad terhadap diri untuk mendakwahkan dan mengajarkan ilmu
kepada orang-orangyang belum mengetahuinya.
4. Berjihad dengan kesabaran ketika mengalami kesulitan dan siksaan dari
makhluk dalam berdakwah di jalan Allah dan menanggung semuanya
dengan hanya mengharapkan ridha Allah.
b.

Jihad melawan setan, terdapat dua tingkatan jihad dalam melawan setan:
1. Berjihad melawan setan dengan membuang segala kebimbangan dan
keraguan dalam keimanan seorang hamba yang diberikan olehnya.
2. Berjihad melawan setan dengan menangkis keimanan berbuat kerusakan
dan memenuhi syahwat yang diberikan olehnya.

c.

Jihad memerangi kaum kafir dan kaum munafik, terdapat empat tingkatan
dalam jihad melawan kaum kafir dan kaum munafik:
1.

Jihad dengan hati
Yang dimaksudkan dengan jihad dengan hati ialah karena tidak berdaya
untuk memerangi kesesatan, kebatilan dan kemungkaran itu dengan tangan
dan lidahnya disebabkan karena merasa yakin akan menerima mudarat
kerananya.

2.

Jihad dengan lisan
Jihad dengan lisan yaitu, melawan musuh Islam dengan lisan atau tulisan
untuk menundukkan mereka. Karena diantara musuh-musuh Islam itu ada

20

yang mau tunduk dengan hujjah dan ancaman non senjata, sehingga
mereka cukup ditakut-takuti tanpa kekerasan fisik.
3. Jihad dengan harta
Jihad dengan harta adalah sebagai senjata lahir kepada semua jenis jihad.
4. Jihad dengan jiwa (nafs)
Jihad dengan jiwa adalah berperang dijalan Allah demi membela
kebenaran yang hakiki, kebenaran sejati yang bukan berdasarkan
pemikiran dan hawa nafsu manusia semata.
d.

Jihad melawan kezaliman dan kefasikan, terdapat tiga tingkatan jihad
melawan kezaliman dan kefasikan :
1. Jihad terhadap pelaku kezaliman
2. Jihad terhadap pelaku bid‟ah
3. Jihad terhadap pelaku kemungkaran
Dilakukan

dengan

kekuatan

jika

memiliki

kemampuan

untuk

melakukannya. Jika tidak, beralihlah dengan menggunakan lisan (dakwah). Jika
masih tidak mampu, berjihadlah dengan hati.
Ulama fikih membagi jihad menjadi tiga bentuk, yaitu berjihad memerangi
musuh secara nyata, berjihad melawan setan, dan berjihad terhadap diri sendiri.
Lebih lanjut, Ibnu Qayyim juga menguraikan bahwa jika dilihat dari
pelaksanaannya, jihad dapat dibagi menjadi tiga, yaitu41 :
a. Jihad Mutlaq
Jihad dalam rangka perang melawan musuh di medan pertempuran. Jihad ini
mempunyai persyaratan tertentu, diantaranya perang tersebut harus bersifat
41

Ibnu Qayyim, dalam Ensiklopedi Islam Jilid 2, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994), hlm. 315-

317

21

defensif, untuk menghilangkan fitnah, menciptakan perdamaian, dan
mewujudkan kebaikan dan keadilan. Perang juga tidak dibenarkan bila
digunakan untuk memaksakan ajaran Islam kepada orang yang bukan Islam,
untuk tujuan perbudakan, penjajahan dan perampasan harta kekayaan. Juga
tidak dibenarkan membunuh orang-orang yang tidak terlibat dalam
peperangan tersebut, seperti wanita, anak kecil, dan orang-orang tua.
Orang yang berjihad dalam pengertian perang ini adalah mereka yang Islam,
akil baligh, laki-laki, tidak cacat, merdeka, dan mempunyai biaya yang cukup
untuk pergi perang dan untuk keluarga yang ditinggalkan.
b. Jihad Hujjah
Jihad yang dilakukan dalam berhadapan dengan pemeluk agama lain dengan
menggunakan argumentasi yang kuat. Ibnu Taimiyah menyebut jihad ini
sebagai jihad bi al-‘ilm wa al-Bayan ataujihad bi al-lisan (jihad dengan lisan),
yaitu jihad yang memerlukan kemampuan ilmiah yang bersumberkan dari AlQur‟an dan sunnah serta ijtihad.
c. Jihad „Amm
Jihad mencakup segala aspek kehidupan, baik yang bersifat moral maupun
yang bersifat material, terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain di
tengah-tengah masyarakat. Jihad ini juga bersifat berkesinambungan, tanpa
dibatasi oleh ruang dan waktu, dan bisa dilakukan terhadap musuh yang nyata,
setan atau hawa nafsu. Pengertian musuh yang nyata di sini, disamping
perang, juga berarti semua tantangan yang dihadapi umat Islam seperti
kemiskinan,

kebodohan,

dan

keterbelakangan.

Jihad

terhadap

setan

mengandung pengertian berkuasa untuk menghilangkan hal-hal yang negatif

22

yang membahayakan umat manusia. Sedangkan jihad terhadap hawa nafsu
adalah sikap pengendalian diri agar cara tindak, jiwa, dan komunikasi dengan
orang lain tidak menyimpang dari ketentuan Islam.
Dari beberapa pengertian jihad diatas, jihad dengan lagu termasuk kedalam
jihad dnegan lisan. Hal ini dikarenakan lagu termasuk bahasa lisan. Jihad dengan
lisan bisa juga diartikan dengan berceramah, memberikan khutbah dan
memberikan nasihat.
2.5 Representasi
Representasi adalah proses merekam ide, pengetahuan atau pesan dalam
beberapa cara fisik 42. Representasi secara definisi lain adalah segala aktivitas yang
membentuk ilmu pengetahuan yang dimungkinkan kapasitas otak untuk dilakukan
oleh semua manusia43.Representasi dapat didefinisikan lebis jelasnya sebagai
penggunaan tanda (gambar, bunyi, dan lain-lain) untuk menghubungkan,
menggambarkan, memotret, atau mereproduksi sesuatu yang dilihat, diindera,
dibayangkan, atau dirasakan dalam bentuk fisik tertentu44.
Ada dua proses representasi. Pertama, representasi mental yaitu konsep
tentang sesuatu yang ada di kepala masing-masing (peta konseptual), representasi
mental masih merupakan suatu yang abstrak. Konsep abstrak yang ada dalam
kepala

42

harus diterjemahkan dalam

bahasa

yang

lazim,

supaya

dapat

Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi Penelitian Skripsi
Komunikasi, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011), hlm.122.
43
Marcel Danesi. Pesan, Tanda dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori
Komunikasi, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), hlm.24.
44
John Hartley, Communication,Cultural and Media Studies: Konsep Kunci, (Yogyakarta:
Jalasutra, 2010), hlm.265

23

menghubungkan konsep dan ide-ide tentang sesuatu dengan tanda dari simbol
tertentu45.
Kedua, representasi dapat didefinisikan lebih jelasnya sebagai penggunaan
tanda (gambar, bunyi, dan lain-lain) untuk menghubungkan, menggambarkan,
memotret atau memproduksi sesuatu yang dilihat, diindera, dibayangkan. Dengan,
atau dirasakan dalam benda fisik tertentu. Dengan kata lain, proses menaruh X
dan Y secara berbarengan itu sendiri. Men