Validitas dan rentabilitas butir soal ``ujian sekolah Bahasa Indonesia`` tahun ajaran 2005/2006 buatan FR. Suwaryanto guru Bunda Hati Kudus [BHK], Jakarta Barat untuk SD kelas VI BHK - USD Repository
VALIDITAS DAN RELIABILITAS BUTIR SOAL “UJIAN SEKOLAH BAHASA
INDONESIA” TAHUN AJARAN 2005/2006 BUATAN FR. SUWARYANTO, GURU
BUNDA HATI KUDUS (BHK), JAKARTA BARAT
UNTUK SD KELAS VI BHK
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Disusun oleh:
Veronica Fanny Wijayanti021224055
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Pencobaan membuat sebagian orang jatuh,
tetapi sebagian orang lagi menggunakannya
sebagai tangga menuju keberhasilan.
(F anny)
Skripsi ini kupersembahkan unt uk: ? Tuhan Jesus Kristus, Bunda Maria, dan Santa Veronica;
PERNYATAAN DAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya
atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebut dalam kutipan dan daftar pustaka,
sebagaimana layaknya karya ilmiah.
ABSTRAK
Wijayanti, Veronica Fanny. 2007. Validitas dan Reliabilitas Butir Soal “Ujian Sekolah
Bahasa Indonesia” Tahun Ajaran 2005/2006 Buatan Fr. Suwaryanto, Guru Bunda Hati Kudus (BHK), Jakarta Barat untuk SD Kelas VI (BHK) . Skripsi. Yogyakarta: PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma.
Fokus dari penelitian ini adalah validitas dan relabilitas butir soal ujian sekolah
Bahasa Indonesia tahun ajaran 2005/2006 buatan Fr. Suwaryanto, Guru BHK, Jakarta Barat
untuk SD kelas VI BHK. Adapun rumusan masalah yang akan dipecahkan ada empat.
Keempat rumusan itu adalah (1) seberapa tinggi tingkat validitas butir soal, (2) seberapa
tinggi tingkat reliabilitas butir soal, (3) seberapa tinggi tingkat kesulitan butir soal, (4)
seberapa tinggi daya pembeda butir soal ujian sekolah Bahasa Indonesia tersebut.Jenis penelitian ini adalah penelitian deskripsi. Hal yang dideskripsikan adalah
tingkat validitas, tingkat reliabilitas, tingkat kesulitan, daya pembeda butir soal. Populasi dari
penelitian ini berupa hasil pekerjaan ujian sekolah Bahasa Indonesia buatan Fr. Suwaryanto,
Guru Bunda Hati Kudus, Jakarta Barat untuk siswa SD Kelas VI BHK tahun ajaran
2005/2006. Pengumpulan data diambil dari hasil pekerjaan siswa sebanyak 120 responden.
Responden diambil dengan menggunakan sampel acak menurut hasil pekerjaan ujian sekolah
berdasarkan data nomor presensi siswa SD kelas VI BHK, Jakarta Barat tahun ajaran
2005/2006.Hasil analisis validitas butir soal ujian sekolah untuk kelompok soal pilihan ganda
mempunyai koefisien korelasi antara 0-0,10, untuk kelompok soal isian singkat mempunyai
korelasi antara 0,27-0,35, dan untuk kelompok soal esai mempunyai koefisien korelasi antara
0,49-0,82. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat validitas butir soal ujian sekolah Bahasa
Indonesia yang disusun berkualifikasi rendah. Khusus kelompok soal esai pada ujian sekolah
tersebut berkualifikasi tinggi.Hasil analisis reliabilitas butir soal ujian sekolah untuk kelompok soal pilihan ganda
mempunyai koefisien reliabilitas antara -1-0,15, untuk kelompok soal isian singkat
mempunyai koefisien reliabilitas antara 0,88-0,99, dan untuk kelompok soal esai mempunyai
koefisien korelasi antara 0,49-0,95. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat reliabilitas butir soal
ujian sekolah Bahasa Indonesia yang disusun berkualifikasi tinggi. Khusus kelompok soal
berikutnya. Pertama, soal tes yang memiliki validitas butir soal dan reliabilitas butir soal yang
sangat rendah, tingkat kesulitan soal yang terlalu mudah, dan tingkat daya beda soal yang
tidak baik kiranya soal tes perlu ditinjau kembali. Kedua, diharapkan guru bahasa Indonesia
dalam menyusun tes perlu memperhatikan ciri-ciri tes yang baik . Ketiga, perlu adanya
penelitian lanjutan tentang evaluasi khususnya soal-soal bahasa Indonesia, baik bersifat soal
tes formatif maupun soal tes sumatif.
ABSTRACT
Wijayanti, Veronica Fanny. 2007. Validity and Reliability of “Indonesian Language
Examination” Constructed by Fr. Suwaryanto, A Teacher of Bunda Hati Kudus (BHK) Elementary School. Thesis. Yogyakarta: PBSID, FKIP, Sanata Dharma University.
This research focuses on item validity and reliability of Indonesian Language test
constructed by Fr. Suwaryanto, a teacher at BHK, Jakarta Barat, Elementary School. There
are four formulated problems; they are (1) measuring the degree of test item validity, (2)
measuring the degree of test item reliability, (3) measuring the degree of test item difficulty,
(4) measuring the degree of test item discrimination.This research belongs to descriptive research. It describes the degree of item validity,
item reliability, item difficulty, and item discrimination. The population of the research was
the Indonesian Language test in the academic year of 2005/2006 by Fr. Suwaryanto, a teacher
at BHK, Jakarta Barat for the sixth grade of BHK elementary school. The data was collected
from 120 students as respondents. Those respondents were randomly selected based on the
students of year six BHK elementary school’s presence list.The finding on item validity analysis for multiple choice cluster shows the that
correlation coefficient ranges between 0 and 0,10, while the correlation coefficient for short
answer cluster ranges between 0,27 and 0,35, and the correlation coefficient for
essay/composition cluster ranges between 0,49 and 0,82. It shows that the degree of validity
of the Indonesian Language test item is considered to be poor in quality. However,
essay/composition cluster is particularly good in quality.The finding on item reliability analysis for multiple choice cluster shows that the
reliability coefficient ranges between -1 and 0,15, while the correlation coefficient for short
answer cluster ranges between 0,88 and 0,99, and the correlation coefficient for
essay/composition cluster ranges between 0,45 and 0,95. It shows that the degree of reliability
of the Bahasa Indonesia test item is considered to be good in quality. However, multiple
choice cluster is poor in quality.The finding on item difficulty analysis for multiple choice cluster ranges between 0,33
and 1,00, for the short answer cluster ranges between 0,40 and 0,50,and 0,17 and 0,33 for
essay/composition cluster. It represents that the degree for item difficulty of the test is poor in
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kasih yang
selalu memberikan berkatNya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini sampai selesai.Berbagai kendala yang mewarnai proses penelitian dan penulisan skripsi
ini dapat teratasi tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.
Seandainya terdapat banyak kekurangan dalam penulisan ini, terjadi karena
kelelahan dan kelalaian penulis. Untuk kasih yang telah diberikan, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:1. Kepala sekolah, wakil kepala sekolah, para guru (khususnya Bpk. Fr.
Suwaryanto), siswa kelas VI SD BHK, Jakarta Barat yang telah memberikan bantuan, masukkan, dan kerjasama selama penulis mengadakan penelitian di Sekolah SD BHK, Jakarta Barat;
2. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta;
3. Bapak Ag. Hardi Prasetyo, S.Pd, M.A., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Seni, Unversitas Sanata Dharma, Yogyakarta;
4. Drs. J. Prapta Diharja, S.J., M.Hum., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta;5. Dr. A.M. Slamet Soewandi, M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi ini.
Terima kasih sudah membimbing saya selama proses penyelesaian skripsi ini
8. Segenap dosen dan seluruh staf Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra
Indonesia, dan Daerah Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Terima kasihatas segala ilmu yang sudah diberikan kepada saya selama belajar di PBSID;
9. Keluarga Jakarta (Bapak Fransiscus Asisi Wijiyono, Ibu Yovita Endang
Krismintari, Adik Yogi, dan Adik Yoga). Terima kasih telah membimbing, memberikan semangat, dan membantu fasilitas yang dibutuhkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;
10. Keluarga Bener 166a (Bulek Wasiyati, Om Markus, Windy, Winda, dan
Wisnu). Terima kasih sudah mendukung saya dalam penyelesaian studi selama di Yogyakarta baik jasmani maupun rohani.
11. Mbah Boro, dan Mbah Magelang. Terima kasih atas doa dan restunya selama
saya studi di Yogyakarta;
12. Orang yang saya cintai (Ignatius Totok Fiantoro). Terima kasih atas cinta dan
kesabaran dalam memberikan semanga t hingga skripsi ini selesai;
13. Sahabat-sahabatku (Irin, Vina, Dwi ‘Pend. Sejarah’, Maya (AMP YKPN),
Yani, Ida, Desi ‘PBSID02’, Sani ‘Akper Panti Rapih’, Toni ‘UGM’, Imeth ‘IKOM USD’, Ako ‘UAJY’, dan Rani). Terima kasih atas kesetiaan kalian menjadi curahan dan rintihan selama penyelesaian skripsi ini;
14. Rekan-rekan PBSID angkatan 2002 dan rekan-rekan kos Narlim. Terima kasih
atas pertemanan yang sudah diberikan kepada saya selama studi di Yogyakarta; dan15. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ........................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... v
ABSTRAK .................................................................................................... vi
ABSTRACT .................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................... 5
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 33
3.1 Jenis Penelitian ........................................................................ 33
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian .............................................. 33
3.3 Instrumen Penelitian ............................................................... 35
3.4 Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 35
3.5 Teknik Analisis Data ............................................................... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 42
4.1 Deskripsi Data ......................................................................... 42
4.2 Hasil Penelitian ....................................................................... 43
4.3 Pembahasan ............................................................................. 54
BAB V PENUTUP .................................................................................... 58
5.1 Kesimpulan ............................................................................. 58
5.2 Saran-saran .............................................................................. 64
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 65
LAMPIRAN ................................................................................................. 67
DAFTAR TABEL
1. Tabel 4.1 Hasil Analisis Validitas Butir Soal Ujian Bahasa Indonesia .. 44
2. Tabel 4.2 Kategori Hasil Analisis Validitas Butir Soal Ujian Bahasa Indonesia ................................................................................................. 46
3. Tabel 4.3 Hasil Analisis Reliabilitas Butir Soal Ujian Bahasa Indonesia 47
4. Tabel 4.4 Klasifikasi Indeks Kesukaran .................................................. 49
5. Tabel 4.5 Hasil Analisis Tingkat Kesulitan Butir Soal Ujian Bahasa Indonesia ................................................................................................. 49
6. Tabel 4.6 Klasifikasi Indeks Daya Beda Soal ......................................... 52
7. Tabel 4.7 Hasil Analisis Daya Beda Butir Soal Ujian Bahasa Indonesia 52
8. Tabel 4.8 Kesimpulan Penilaian Soal Ujian Bahasa Indonesia Buatan guru Kelas VI SD Bunda Hati Kudus yang Disusun Fr. Suwaryanto
di Jakarta Barat ........................................................................................ 55
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 Surat-surat ............................................................................ 68
2. Lampiran 2 Kurikulum 2004 untuk SD kelas VI .................................... 69
3. Lampiran 3 Soal Bahasa Indonesia 2005/2006 ........................................ 70
4. Lampiran 4 Kunci Jawaban Ujian Sekolah Bahasa Indonesia 2005/2006 71
5. Lampiran 5 Hasil Pekerjaan Siswa........................................................... 72
6. Lampiran 6 Data Skor Mentah Siswa Kelas VI SD BHK, Jakarta Barat. 73
7. Lampiran 7 Hasil Analisis Data Validitas Butir Soal, Reliabilitas Butir soal, Tingkat Kesulitan Butir Soal, Daya Beda Butir Soal untuk Soal
Pilihan Ganda … …………………………………………………….. 74
8. Lampiran 8 Hasil Analisis Data Validitas Butir Soal, Reliabilitas Butir soal, Tingkat Kesulitan Butir Soal, Daya Beda Butir Soal untuk Soal
Isian Singkat ............................................................................................. 75
9. Lampiran 9 Hasil Analisis Data Validitas Butir Soal, Reliabilitas Butir
soal, Tingkat Kesulitan Butir Soal, Daya Beda Butir Soal untuk Soal Esai 76
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan nasional merupakan pendidikan yang berdasarkan Pancasila
dan UUD’45 yang berakar pada nilai- nilai agama, kebudayaan nasional, dan
tanggap terhadap perubahan zaman. Menurut UU Republik Indonesia No.20 tahun
2003 pasal 1 tentang sistem pendidikan nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Depdiknas, 2003: 4).
Dengan demikian, pendidikan ditekankan pada kemampuan yang harus dimiliki
oleh siswa yang berupa kompetensi dasar serta sesuai dengan tuj uan pendidikan
nasional, yaitu terampil, cakap, mandiri, berakhlak, kreatif, takwa, dan
berkewarganegaraan.Pendidikan merupakan penunjang kehidupan dalam kegiatan belajar yang
harus dapat membekali peserta didik melalui kecakapan hidup yang sesuai dengan
lingkungan sekitar dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2003: 4). Dalam
2 Dengan adanya perubahan gejala belajar di atas, peneliti meneliti evaluasi
terhadap prestasi siswa yang diperoleh. Guru sekolah dasar yang memegang setiap
mata pelajaran di kelas harus mengadakan evaluasi terhadap hasil belajar siswa
dengan menggunakan suatu alat evaluasi. Alat evaluasi itu biasanya merupakan
suatu tes yang disusun oleh guru itu sendiri. Tes itu menuntut siswa untuk
menghasilkan prestasi-prestasi tertentu. Berdasarkan prestasi-prestasi itulah guru
akan mengetahui apakah hasil belajar yang diharapkan sudah tercapai (Winkel,
1986: 103). Seorang pengampu suatu mata pelajaran harus dapat membuat soal tes
guna mengukur prestasi belajar peserta didiknya di sekolah. Dengan demikian
fungsi tes dapat dikatakan untuk mengukur keberhasilan belajar siswa dan
sekaligus dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan guru dalam mengajar
suatu mata pelajaran.Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang sangat penting guna menilai
keberhasilan pembelajaran. Evaluasi pendidikan diadakan untuk mengumpulkan
bukti atau informasi sehubungan dengan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
dalam program pendidikan (Akhadiah, 1988: 3). Menurut Bloom via Sabarti
Akhadiah (1988: 3), evaluasi lebih menekankan perubahan yang terjadi pada
3
berupa skor-skor siswa (Tuckman, 1975 via Nurgiyantoro, 2001: 5). Pendukung
kegiatan evaluasi yang kedua adalah penilaian. Penilaian pada hakikatnya suatu
proses pengumpulan dan penggunaan informasi yang diperlukan sebagai dasar
pembuatan keputusan tentang program pendidikan (Cronbach, 1963 via
Nurgiyantoro, 2001: 7).Pendukung kegiatan evaluasi yang ketiga adalah penggunaan tes.
Penggunaan tes merupakan suatu alat pengukuran yang dipergunakan di kelas
untuk memperoleh informasi data peserta didik dan sebagai alat pengukuran untuk
tercapainya suatu tujuan pendidikan (Nurgiyantoro, 2001: 6). Dengan demikian,
pengukuran, penilaian, dan penggunaan tes merupakan satu kesatuan yang
dipergunakan dalam mengukur pencapaian tujuan pend idikan di sekolah.Seorang siswa yang pandai, tidak dengan mudah dibedakan dari siswa
lainnya, hanya dengan melihat kemampuan anak tersebut. Kita tidak dapat melihat
siswa pandai atau siswa bodoh karena kepandaian itu tidak dapat disaksikan dari
luar. Kita dapat mengukur kepandaian melalui gejala yang tampak atau memancar
dari kepandaiannya. Salah satu contoh adalah anak yang pandai biasanya dapat
menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru (Arikunto, 1999: 9).4 Salah satu pencapaian nilai dalam dunia pendidikan diperoleh melalui tes
yang diselenggarakan, baik dari pihak sekolah maupun pemerintah. Pihak sekolah
SD Bunda Hati Kudus Jakarta mengadakan ujian sekolah yang langsung disusun
oleh guru kelas yang bersangkutan. Wujud dari tes itu adalah Soal “Ujian Sekolah
Bahasa Indonesia” tahun ajaran 2005/2006 buatan Fr. Suwaryanto, Guru Bunda
Hati Kudus (BHK), Jakarta Barat untuk SD BHK kelas VI.Sebuah alat tes yang baik harus memiliki ciri-ciri tes yang baik, yaitu
memiliki tingkat validitas tes dan reliabilitas tes. Validitas tes menunjuk pada
pengertian apakah suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur
(Nurgiyantoro, 2001: 102). Tes yang valid dapat membedakan siswa yang
berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Tes yang valid
juga mempunyai kesejajaran tujuan dengan materi pembelajaran yang diajarkan.Kesahihan tes juga mampu mengukur secara konsistensi sesuatu yang
akan diukur dari waktu ke waktu (Nurgiyantoro, 2001: 118). Tinggi rendahnya
tingkat validitas tes dan reliabilitas tes sangat berguna untuk menentukan langkah
selanjutnya, yaitu menentukan perlu atau tidaknya suatu tes dilakukan perbaikan
dalam penyusunan soal.5
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, peneliti menentukan empat rumusan masalah yang akan diteliti. Rumusan masalah itu sebagai berikut.
1. Seberapa tinggi tingkat validitas butir soal bahasa Indonesia dalam soal “Ujian
Sekolah Bahasa Indonesia ” buatan Fr. Suwaryanto, Guru BHK, Jakarta Barat tahun ajaran 2005/2006 untuk SD BHK kelas VI?
2. Seberapa tinggi tingkat reliabilitas butir soal bahasa Indonesia dalam soal
“Ujian Sekolah Bahasa Indonesia” buatan Fr. Suwaryanto, Guru BHK, Jakarta Barat tahun ajaran 2005/2006 untuk SD BHK kelas VI?
3. Seberapa tinggi tingkat kesulitan butir soal bahasa Indonesia dalam soal
“Ujian Sekolah Bahasa Indonesia” buatan Fr. Suwaryanto, Guru BHK, Jakarta Barat tahun ajaran 2005/2006 untuk SD BHK kelas VI?
4. Seberapa tinggi daya pembeda butir soal bahasa Indonesia dalam soal “Ujian
Sekolah Bahasa Indonesia” buatan Fr. Suwaryanto, Guru BHK, Jakarta Barat tahun ajaran 2005/2006 untuk SD BHK kelas VI?1.3 Tujuan Penelitian
6
2. mendeskripsikan tingkat reliabilitas butir soal bahasa Indonesia dalam soal
“Ujian Sekolah Bahasa Indonesia” buatan Fr. Suwaryanto, Guru BHK, JakartaBarat tahun ajaran 2005/2006 untuk SD BHK kelas VI;
3. mendeskripsikan tingkat kesulitan soal bahasa Indonesia dalam soal “Ujian
Sekolah Bahasa Indonesia” buatan Fr. Suwaryanto, Guru BHK, Jakarta Barat tahun ajaran 2005/2006 untuk SD BHK kelas VI; dan
4. mendeskripsikan daya pembeda butir soal bahasa Indonesia dalam soal “Ujian
Sekolah Bahasa Indonesia” buatan Fr. Suwaryanto, Guru BHK, Jakarta Barat tahun ajaran 2005/2006 untuk SD BHK kelas VI.1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat. Manfaat itu sebagai berikut.
1. Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada guru Bahasa Indonesia dalam membuat soal ujian harus sesuai dengan tingkat validitas dan tingkat reliabilitas tes bahasa Indonesia sehingga proses pembelajaran dapat
7
3. Penulis Buku Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi penulis buku teks dalam mengembangkan sebuah buku soal bahasa Indonesia yang harus memenuhi syarat penyusunan soal tes yang baik;
4. Peneliti lain Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada peneliti lain yang berminat untuk melanjutkan penelitian validitas dan reliabilitas butir soal dalam mengembangkan latihan soal tes bahasa Indonesia ; dan
5. Siswa Hasil penelitian ini dapat memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik guna memperbaiki prestasi belajarnya di sekolah.
1.5 Rumusan Variabel dan Batasan Istilah
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah validitas butir soal dan
reliabilitas butir soal bahasa Indonesia dalam soal “Ujian Sekolah Bahasa
Indonesia” buatan Fr. Suwaryanto, Guru BHK, Jakarta Barat tahun ajaran
8
tingkat kesulitan soal “Ujian Sekolah Bahasa Indonesia” buatan Fr. Suwaryanto,
Guru BHK, Jakarta Barat tahun ajaran 2005/2006 untuk SD BHK kelas VI, (4)
daya pembeda butir soal bahasa Indonesia dalam soal “Ujian Sekolah Bahasa
Indone sia” buatan Fr. Suwaryanto, Guru BHK, Jakarta Barat tahun ajaran
2005/2006 untuk SD BHK kelas VI.Istilah yang perlu dibatasi pengertiannya adalah (1) tes, (2) tes buatan
guru, (3) tes kebahasaan, (4) soal tes bahasa Indonesia, (5) validitas butir soal, (6)
reliabilitas butir soal, (7) tingkat kesulitan butir soal, (8) daya pembeda butir soal.
Pengertian kedelapan istilah itu sebagai berikut.1. Tes Tes adalah suatu cara untuk melakukan penilaian yang berbentuk tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa untuk mendapatkan data tentang nilai prestasi yang diperoleh siswa tersebut yang dapat dibandingkan dengan yang dicapai kawan-kawannya atau nilai standar yang ditetapkan (Nurkancana dan Sumartana, 1983: 25 via Nurgiyantoro, 2001: 58). Untuk melakukan kegiatan tes diperlukan suatu perangkat tugas, pertanyaan, atau latihan. Perangkat tugas inilah yang kemudian dikenal sebagai alat tes atau instrumen tes.
9 buatan guru, guru mampu menyusun soal tes sesuai dengan kompetensi yang terdapat dalam kurikulum.
3. Tes Kebahasaan Tes kebahasaan adalah alat yang dipakai untuk mengukur kemampuan siswa dalam menguasai bahasa yang dipelajari. Dari pengertian di atas, tes kebahasaan mengharapkan guru untuk memperoleh informasi tentang seberapa banyak dan seberapa mendalam kemampuan yang dimiliki seorang siswa dalam bidang pengajaran bahasa (Djiwandono, 1996: 1).
4. Soal Tes Bahasa Indonesia Soal tes bahasa Indonesia yang dimaksud adalah soal “Ujian Sekolah Bahasa Indonesia” buatan Fr. Suwaryanto, Guru BHK, Jakarta Barat tahun ajaran 2005/2006 untuk SD BHK kelas VI.
5. Validitas Butir Soal Validitas butir soal adalah kesejajaran antara skor item dengan skor total (Arikunto,1999: 76). Dengan kata lain, sebuah butir soal memiliki validitas yang tinggi apabila skor pada soal memiliki kesejajaran dengan skor total (Nurgiyantoro, 2001: 116).
10 (2) jawaban siswa terhadap butir-butir tes secara relatif tetap, dan (3) hasil tes diperiksa oleh siapa pun juga akan menghasilkan skor yang kurang lebih sama.
7. Tingkat Kesulitan Butir Soal Tingkat kesulitan butir soal adalah salah satu ciri tes yang menunjukkan seberapa sulit atau mudahnya butir-butir tes atau tes secara keseluruhan yang dapat diungkapkan secara umum (Djiwandono, 1996: 140).
Tingkat kesulitan terhadap tes secara keseluruhan, dapat tergolong sukar, sedang, dan mudah. Oller (1979: 247) via Nurgiyantoro (2001: 138) mengemukakan bahwa suatu butir soal dinyatakan layak jika indeks tingkat kesulitannya berkisar antara 0,15 sampai dengan 0,85. Indeks yang di luar itu berarti butir soal terlalu mudah atau terlalu sulit, maka soal perlu direvisi atau diganti.
8. Daya Pembeda Butir Soal Daya pembeda butir soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 1999: 211). Menurut Burhan Nurgiyantoro
11
1.6 Sistematika Penyajian
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
1.5 Rumusan Variabel dan Batasan Istilah
1.6 Sistematika Penyajian
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian yang Relevan
2.2 Kerangka Teori
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3 Instrumen Penelitian
3.4 Teknik Pengumpulan Data
12
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpula n
5.2 Saran-saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
13
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian yang Terdahulu
Sejauh yang peneliti ketahui, ada dua peneliti terdahulu mengenai evaluasi
pengajaran Bahasa Indonesia, yaitu (1) Veronica Rini Herawati (1994), dan (2)
Lidia Widi Astuti (2004). Berikut ringkasan hasil penelitiannya.
2.1.1 Veronica Rini Herawati (1994) meneliti implementasi pendekatan
komunikatif dalam pengajaran bahasa terhadap evaluasi sumatif bahasa Indonesia semester gasal tahun ajaran 1992/1993 SLTP DIYMetode yang dipergunakan adalah metode deskriptif, yaitu dengan mendeskripsikan data yang berkaitan dengan implementasi pendekatan komunikatif dalam evaluasi sumatif pengajaran bahasa Indonesia semester gasal 1992/1993. Hasil dari analisis yang diperoleh adalah bahwa besarnya komponen kompetensi komunikatif yang diukur dalam evaluasi tidak sama. Kompetensi gramatikal merupakan kompetensi yang paling besar diukur, kemudian kompetensi wacana, dan sosiolinguistik (Herawati, 1994: 121).
14 (item), tingkat reliabilitas soal, tingkat kesulitan butir soal, dan daya pembeda soal. Hasil dari penelitian tersebut, yaitu pertama, tngkatan kognitif terkategori dalam tiga tingkatan, yaitu tingkatan ingatan sebesar 36.7%, tingkatan pemahaman sebesar 55.8%, dan tingkatan aplikasi sebesar 7.5%. Hasil analisis validitas isi dari aspek kebahasaan dan keterampilan berbahasa dibedakan menjadi 6 aspek, yaitu aspek kosa kata 65.8%, tata bahasa 34.2%, menyimak 0%, membaca 33.3%, menulis 66.7%, dan berbicara 0% (Astuti, 2004: 59). analisis validitas isi yang ditinjau berdasarkan tujuan kurikulum dan materi pembelajaran untuk caturwulan 3, menemukan dua puluh dua tujuan pembelajaran. Ada sembilan butir tujuan pembelajaran yang termuat di dalam butir soal yang disusun sedangkan tiga belas tujuan pembelajaran yang lain tidak termuat.
Ketiga belas soal tersebut berkaitan dengan kompetensi berbicara.
Hasil penelitiannya yang kedua, bahwa buku Latihan Soal-Soal Turi untuk SD kelas I ditinjau dari validitas butir soal secara keseluruhan layak untuk diteskan dan dapat digunakan sebagai buku latihan untuk siswa SD kelas I. Hasil penelitiannya yang ketiga, bahwa buku Latihan
15 sedangkan hasil analisis butir soal yang ditinjau dari tingkat kesukarannya pada Latihan Soal-Soal Turi perlu diganti atau ditinjau ulang.
Dari kedua penelitian mengenai evaluasi pengajaran bahasa Indonesia
yang telah diringkas di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian tentang
validitas dan reliabilitas soal bahasa Indonesia buatan guru. Peneliti meneliti
tentang validitas dan reliabilitas butir soal bahasa Indonesia dalam soal “Ujian
Sekolah Bahasa Indonesia” buatan Fr. Suwaryanto, Guru BHK, Jakarta Barat
tahun ajaran 2005/2006 untuk SD BHK kelas VI. Sumber data diperoleh dari tes
ujian yang telah dikerjakan siswa. Penelitian ini belum pernah dilakukan karena
tes buatan guru masih jarang dianalisis taraf kesahihan (validitas) dan
keterpercayaan (reliabilitas) (Nurgiyantoro, 2001: 61).2.2 Kerangka Teori
2.2.1 Tes Bahasa
2.2.1.1 Pengertian Tes Bahasa Menurut Burhan Nurgiyantoro (2001: 162), tes bahasa merupakan alat
yang dipakai untuk mengukur kemampuan siswa terhadap penguasaan bahasa
16
mendalam kemampuan yang dimiliki seorang siswa dalam bidang pengajaran
bahasa.2.2.1.2 Jenis Tes Bahasa Dalam evaluasi pengajaran khususnya bahasa Indonesia, ada empat jenis
tes yang dapat dipergunakan (Nurgiyantoro, 2001: 169-188). Jenis tes bahasa
yang pertama bersifat diskrit, yang kedua integratif, yang ketiga pragmatik, dan
yang keempat komunikatif.Tes yang hanya menekankan atau menyangkut satu aspek kebahasaan pada
satu waktu disebut tes diskrit (Oller, 1979: 37 via Nurgiyantoro, 2001: 169).
Setiap satu butir soal hanya dimaksudkan untuk mengukur satu aspek kebahasaan,
misalnya kalimat, frasa, dan kata.Tes integratif adalah suatu tes kebahasaan yang berusaha mengukur
beberapa aspek kebahasaan atau keterampilan berbahasa pada satu waktu
(Nurgiyantoro, 2001: 173). Dengan demikian, tes bahasa yang integratif akan
lebih baik jika tiap butir soal tes bahasa disesuaikan dengan konteks pemakaian
bahasa secara wajar yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari- hari.17
komunikatif yang menekankan pada kemampuan siswa untuk berkomunikasi
dengan bahasa dalam situasi tertentu.Tes komunikatif adalah tes yang lebih menekankan pada kompetensi
gramatikal, kompetensi sosiolingual, dan kompetensi kontekstual (Nurgiyantoro,
2001: 187). Tes bahasa harus kontekstual, yang artinya harus berada dalam situasi
pemakaian yang sesungguhnya, wajar, dan berada dalam konteks tertentu
(Nurgiyantoro, 2001: 188).2.2.1.3 Ciri Tes Bahasa yang Baik Suatu tes yang baik harus memenuhi syarat penyusunan atau penggunaan tes (Djiwandono, 1996: 90-105):
a. tes bahasa yang baik harus memiliki validitas;
b. tes bahasa memberikan hasil yang tetap (ajeg) apabila diteskan berkali-kali;
c. tes bahasa memiliki kepraktisan. Artinya bahwa tes bahasa mudah dikerjakan
oleh siswa dengan dilengkapi petunjuk-petunjuk yang jelas; dand. pelaksanaan tes bahasa tidak membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tenaga
yang banyak, dan waktu yang lama.18
sesama pengajar, (5) bentuk akhir tes bahasa. Di samping kelima langkah di atas,
komponen lain yang dapat mendukung dalam penyusunan tes yang dibuat guru
adalah petunjuk tes, komposisi butir soal, lembar jawaban tes, kunci jawaban tes
dan pedoman penilaian (Arikunto, 1999: 151).2.2.2 Tes Bahasa Buatan Guru
2.2.2.1 Pengertian Tes Bahasa Buatan Guru Tes bahasa buatan guru adalah tes bahasa yang dibuat dan dikembangkan
oleh guru sendiri (Djiwandono, 1996: 23). Tes bahasa buatan guru biasanya
disusun dan disiapkan dengan cara dan prosedur seperlunya saja, tanpa
memperhatikan ciri-ciri tes yang baik, seperti validitas, dan reliabilitas
(Nurgiyantoro, 2001: 61). Agar penentuan tingkat kemajuan belajar siswa itu
dapat dibuat setepat mungkin, dibutuhkan tes bahasa yang perlu dilakukan lebih
dari satu kali (Nurgiyantoro, 2001: 61). Hal ini dilakukan agar taraf
keterpercayaan tes buatan guru tidak dikatakan rendah.Menurut Burhan Nurgiyantoro (2001: 61), tes buatan guru adalah tes yang
dibuat oleh guru itu sendiri guna mengukur tingkat keberhasilan siswa mencapai
19
2.2.2.2 Kegunaan dan Kelemahan Tes Bahasa Buatan Guru Menurut Burhan Nurgiyantoro (2001: 62), ada 3 kegunaan tes bahasa
buatan guru: (1) untuk menentukan seberapa baik siswa telah mengusai bahan
pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu; (2) untuk menentukan apakah
sesuatu tujuan telah sesuai dengan kompetensi kurikulum; dan (3) untuk
memperoleh suatu nilai.Di samping memiliki kegunaan, tes buatan guru juga memiliki berbagai
kelemahan yang sering terjadi dalam membuat tes tersebut. Kelemahan tersebut
(Nurgiyantoro, 2001: 61) antara lain:a. tes bahasa bua tan guru memiliki validitas dan reliabilitas tes yang rendah;
b. tes buatan guru jarang diujicobakan dan pemakaiannya terbatas pada satu
sekolah; c. tes buatan guru hanya dikembangkan oleh guru yang bersangkutan; dan
d. penyusunan butir-butir soal tes bahasa buatan guru hanya berdasarkan pada
tujuan (khusus) dan deskripsi bahan yang telah diajarkan.2.2.3 Validitas
20
dengan tujuan penyelenggaraan tesnya (validitas hasil tes) (Nurgiyantoro, 2001:
103).Taraf validitas dinyatakan dalam suatu koefisien, yang disebut koefisien
validitas ( r ) dan dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara -1,00 sampai
XY
dengan 1,00. Untuk memberi arti terhadap koefisien validitas dapat dibandingkan
dengan koefisien korelasi dalam tabel statistik yang telah ditetapkan. Koefisien
korelasi dapat diinterpretasikan sebagai berikut (Masidjo, 1995: 243).Koefisien Korelasi Kualifikasi 0,91-1,00 Sangat tinggi 0,71-0,90 Tinggi 0,41-0,70 Cukup 0,21-0,40 Rendah Neg-0,20 Sangat rendah
2.2.3.2 Jenis Validitas Kesahihan tes dapat dibedakan berdasarkan analisis rasional
(pertimbangan logis) dan berdasarkan data empirik. Berdasarkan analisis rasional,
21
validitas yang harus terpenuhi dalam alat tes, khususnya alat tes yang disusun oleh
guru untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa (Nurgiyantoro, 2001:
103).Validitas konstruk sering berkaitan dengan validitas isi karena kedua
validitas tersebut sama-sama mendasarkan diri pada analisis rasional. Maksudnya
adalah penentuan tingkat validitas konstruk hampir sama dengan validitas isi,
yaitu berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun (Nurgiyantoro, 2001: 104). Sebuah
tes dikatakan memiliki va liditas konstruk apabila butir-butir soal tes mengukur
setiap aspek berpikir sesuai dengan kompetensi dasar yang tersaji dalam
kurikulum. Artinya bahwa butir-butir soal diidentifikasi dengan tujuan tertentu
yang dimaksudkan untuk mengungkapkan tingkatan aspek kognitif tertentu. Pada
umumnya kesahihan konstruk dipergunakan untuk mempertimbangkan tingkat
validitas yang berhubungan dengan masalah sikap, minat, motivasi, nilai- nilai,
dan kecenderungan-kecenderungan.Jenis validitas berikutnya adalah validitas sejalan. Validitas sejalan
menunjuk pada pengertian apakah tingkat kemampuan siswa pada suatu bidang
yang diteskan sesuai dengan skor bidang lain yang mempunyai persamaan
22
karena validitas ramalan menunjuk pada pengertian apakah tes yang diuji
mempunyai kemampuan untuk meramalkan prestasi belajar yang dicapai
kemudian (Nurgiyantoro, 2001: 106). Untuk menguji validitas ramalan dapat
dilakukan dengan cara dikorelasikan hasil tes yang pertama diujikan dengan hasil
prestasi yang akan dicapai kemudian. Dari hasil kedua tes tersebut akan diketahui
tinggi rendahnya koefisien korelasi validitas ramalan (Nurgiyantoro, 2001: 107).Jenis-jenis validitas yang dikemukakan di atas merupakan validitas soal
secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan analisis butir soal, di samping
validitas soal secara umum, validitas butir soal atau validitas tiap item juga perlu
diketahui. Validitas butir soal adalah kesejajaran antara skor item dengan skor
total (Arikunto,1999: 76). Dengan kata lain, sebuah butir soal memiliki validitas
yang tinggi apabila skor pada soal memiliki kesejajaran dengan skor total
(Nurgiyantoro, 2001: 116). Penelitian ini membatasi penelitian pada validitas
butir soal. Dipilihnya validitas butir soal karena validitas ini dapat mengukur
kesejajaran tes yang disusun guru, apakah tes tersebut memiliki validitas tinggi
atau validitas rendah.23 Rumus tersebut digunakan isi tes secara keseluruhan sesuai dengan tujuan dan
bahan pengajaran tanpa memperhitungkan masing- masing butir tes secara sendiri.
Berikut kedua rumus tersebut.
Rumus korelasi point biserial (Arikunto, 1999: 79): M M
− p t p
λ = pbi
S q t
Keterangan: λ = koefisien korelasi point biserial pbi
M = rata-rata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari p validitasnya
M rata-rata skor total t =
S standar deviasi dari skor total = t p = proporsi siswa yang menjawab betul
P = Proporsi jawaban benar Jumlah seluruh siswa q = proporsi siswa yang menjawa salah
24 Rumus korelasi product moment angka kasar (Nurgiyantoro, 2001: 113):
N
XY
X Y Σ − Σ Σ
( )( ) r xy =
2
2
2
2 N