MANAJEMEN PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI KAWASAN STADION MAULANA YUSUF KOTA SERANG

  

MANAJEMEN PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI

KAWASAN STADION MAULANA YUSUF KOTA SERANG

SKRIPSI

  Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Publik

  

Oleh:

Riri Agnestri

6661131315

  

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG

2018

  Pahlawan yang setia itu berkorban, bukan buat dikenal namanya, tetapi semata-mata untuk membela

cita-cita. Mohammad Hatta

  Skripsi ini saya persembahkan ,,,, Untuk orangtua, keluarga dan orang-orang tersayang yang telah banyak membantu dan memberi dukungannya selalu

  

ABSTRAK

Riri Agnestri. NIM. 6661131315. Skripsi. Manajemen Penataan Pedagang

Kaki Lima Di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang. Program Studi

Ilmu Administrasi Publik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing I: Dr. Suwaib Amirudin, M.Si dan

Pembimbing II: Dr. Agus Sjafari, M.Si

  Penelitian ini membahas mengenai Manajemen Penataan Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang. Manajemen penataan PKL di Kota Serang sangat penting dilakukan untuk mengatasi permasalahan PKL yang berada di Kota Serang. Pemerintah Kota Serang mengeluarkan Perda No 4 tahun 2014 Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota Serang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Manajemen Penataan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang. Penelitian ini menggunakan teori fungsi manajemen Luther Gullick dalam Handayaningrat (1990:24) yang terdiri dari tujuh indikator yaitu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan pegawai, pembinaan kerja, pengkoordinasian, pelaporan dan anggaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pemilihan informan dilakukan dengan menggunakan teknik purposive. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, studi kepustakaan dan dokumentasi.

  Kemudian untuk uji keabsahaan yaitu dengan cara triangulasi yaitu triangulasi sumber dan membercheck. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam melakukan Manajemen Penataan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang dapat dikatakan belum berjalan optimal, karena tidak adanya perencanaan yang khusus, lemahnya koordinasi, penyusunan pegawai yang kurang baik, tidak adanya pembinaan kerja, tidak adanya anggaran, serta lemahnya pengawasan. Rekomendasi yang diberikan oleh peneliti adalah menyediakan lahan baru yang strategis, melakukan koordinasi lebih baik lagi dengan dinas terkait, meningkatkan kualitas pegawai, memberikan pelatihan kerja maupun sosialisasi, dan meningkatkan kualitas pengawasan .

  Kata Kunci: Fungsi Manajemen, Manajemen, Pedagang Kaki lima

  

ABSTRACT

Riri Agnestri. NIM.6661131315. SKRIPSI. Management Arrangement of the

Street Vendor at Maulana Yusuf Stadion Area Serang City. Prorgram Study Of

Public Administrasion. Faculty of Sultan Ageng Tirtayasa. Adviser I: Dr.

Suwaib Amirudin, M.Si and Adviser II: Dr. Agus Sjafari, M.Si

This research is explained about management arrangement of the street vendor at

Maulana Yusuf Stadion Area Serang City. management arrangement of the street

vendor at Area Serang City very important to do to overcome the problem of

street vendor who are in Serang City. the city government attacked regulation

number 4 of 2014 about arrangement and empowering street vendor. The aim of

this study is to know about management arrangement of the street vendor at

Maulana Yusuf Stadion Area Serang City. This research is referred to the theory

of organization by Luther Gullick (Handayaningrat (1990:24)) that consist of

planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting, and budgeting.

Descriptive research method with qualitative approach has been applied as a

research method of this study. Purposonal sampling is used in this research for

the selection of informant related to the phenomenon of interest. Data collecting

techniques of this research include observation, interview, document, and record.

Then, validity examination is done by triangulation that is the triangulation of

source and member check. The results show that management functions of the

street vendor at Maulana Yusuf Stadion Area Serang City are not optimal

because there is no specific planning, lack of coordination,poor staffing, there is

no directing, doesent of budget and weak supervision. The researcher suggests

that the government must provide a new strategic area, have a better coordination

with the related stakeholder, improve quality of staff, give a training or

socialization, and improve the quality of supervision.

  Keywords: Management function, management, street vendor

KATA PENGANTAR

  Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu, Alhamdulillah, puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini yang berjudul Manajemen Penataan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Stadion

  

Maulana Yusuf Kota Serang. Proposal penelitian skripsi ini dibuat sebagai salah

  satu syarat tugas akhir Studi Strata Satu (S1) untuk mendapat gelar kesarjanaan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan dan kesempurnaan pada penyusunan proposal penelitian ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu dalam memberikan motivasi dan masukan untuk menambah wawasan terkait bidang yang diteliti oleh penulis.

  Oleh sebab itu, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

  1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan Pembimbing Skripsi II.

  3. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  4. Bapak Iman Mukhroman, S.Sos, M.Si., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  5. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si., Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 6. Ibu Listyaningsih, M.Si., Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  7. Bapak Riswanda, Ph.D Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  8. Bapak Dr. Suwaib Amirudin, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah memberikan waktu, tenaga, arahan dan motivasi dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.

  9. Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang tidak bisa Saya sebutkan satu persatu, yang telah membekali ilmu selama perkuliahan dan membantu dalam memberikan informasi selama proses perkuliahan.

  10. Kepala Bidang Penataan Perdagang Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koprasi Kota Serang yang telah memberikan data dalam melakukan penelitian ini

  11. Kepala Bidang Trantip Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang yang telah memberikan izin peneliti untuk melakukan penelitian dan memberikan data dalam penelitian ini.

  12. Pedagang Kaki Lima di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang yang telah memberikan informasi kepada peneliti

  13. Kedua orang tuaku tercinta yaitu Ayahanda Madsoleh Ahyadi, M,Pd dan Ibunda Titin Artati yang telah menjadi motivator terbesar selama perjalanan hidupku. Terimakasih atas segala doa, bimbingan, kasih sayang, penyemangat, perhatian, dukungan serta motivasi yang tidak ada henti- hentinya yang selalu diberikan untukku.

  14. Kepada kakak dan adik tercinta Fickry Rusyana dan Frissa Aghitsna yang memberikan warna dalam hidup dan memberikan semangat serta motivasi.

  15. Kepada seluruh saudara-saudaraku yang telah mendoakan, memberi semangat dan motivasi.

  16. Kepada Para sahabatku Winda Lestari, Ayu Indah Lestari, Ineu Febriani, yang selalu ada disaat suka maupun duka, yang telah memberikan dukungan serta keceriaan dan kebahagiaan.

  17. Sahabat seperjuanganku yang menjadi partner dalam memperoleh Gelar S1 yang selalu ada dari semester awal sampai sekarang yaitu Asti Apriliyanti Putri 18. Teman-teman seperjuangan Angkatan 2013, khususnya kelas B Administrasi Publik yang telah menjadi warna tersendiri selama menjalani perkuliahan.

  19. Sahabat KKM Kependudukan 12 yang juga memberikan pengalaman hidup serta motivasi dan semangat kepada peneliti

  20. Serta semua pihak yang terlibat dalam membantu penulis untuk memberikan arahan, bimbingan, semangat, dan doa yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

  Penulis menyadari bahwa sebagai manusia yang tak luput dari kesempurnaan yang tentunya memiliki keterbatasan yang terdapat kekurangan dalam penyusunannya. Oleh sebab itu, penulis meminta maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam proposal penelitian ini. Penulis mengharapkan segala masukan baik kritik maupun saran dari pembaca yang dapat membangun demi penyempurnaan skripsi ini.

  Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu, Serang, Juli 2018

  Penulis Riri Agnestri

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PERSETUJUAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

DAFTAR TABEL........................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ..............................................................

  1 1.2 Identifikasi Masalah ....................................................................

  16 1.3 Pembatasan Masalah ...................................................................

  16 1.4 Rumusan Masalah .......................................................................

  17 1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................

  17 1.6 Manfaat Penelitian ......................................................................

  17 1.7 Sistematika Penulisan..................................................................

  18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN

  ASUMSI DASAR 2.1 Landasan Teori ............................................................................

  23 2.1.1 Definisi Manajemen ...........................................................

  24

  2.1.1.1 Konsep Manajemen .............................................

  24 2.1.1.2 Asas-asas Manajemen .........................................

  26 2.1.1.3 Macam-macam Manajemen ...............................

  30 2.1.1.4 Fungsi-Fungsi Manajemen ..................................

  31 2.1.1.5 Tujuan Manajemen ..............................................

  52 2.1.2 Pedagang Kaki Lima ..........................................................

  52 2.1.2.1 Karakteristik Pedagang Kaki Lima .....................

  53 2.1.2.2 Ciri-ciri Pedagang Kaki Lima .............................

  55

  2.1.2.3 Faktor-faktor Penyebab Orang Orang Berdagang Kaki Lima ........................................

  56 2.1.3 Penataan Pedagang Kaki Lima ..........................................

  56

  2.1.4 Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima ...................................................................................

  59 2.2 Penelitian Terdahulu ...................................................................

  61 2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian ...................................................

  63 2.4 Asumsi Dasar ..............................................................................

  66 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ............................................

  67 3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian ................................................

  68 3.3 Lokasi Penelitian .........................................................................

  68 3.4 Instrumen Penelitian....................................................................

  68 3.5 Informan Penelitian .....................................................................

  69

  3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ................................

  71 3.6.1 Teknik Pengumpulan Data ................................................

  71 3.6.2 Teknik Analisis Data .........................................................

  78 3.7 Uji Keabsahan Data ...................................................................

  80 3.8 Jadwal Penelitian ........................................................................

  82 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian .........................................................

  83 4.1.1 Profil Kota Serang ............................................................

  83 4.1.1.1 Keadaan Geografis Kota Serang .........................

  84 4.1.1.2 Slogan Kota Serang Madani ................................

  85 4.1.1.3 Visi Misi Kota Serang .........................................

  86

  4.1.2 Profil Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang ....................................

  87

  4.1.2.1 Visi Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang ............

  89

  4.1.2.2 Misi Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang ............

  91

  4.1.2.3 Sasaran Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang ..................................................................

  92 4.1.3 Profil Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang ...............

  93

  4.1.3.1 Visi dan Misi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang ..................................................................

  95

  4.1.4 Gambaran Umum Wilayah Stadion Maulana Yusuf Kota Serang ...............................................................................

  96 4.2 Deskripsi Data ............................................................................

  96 4.2.1 Deskripsi Informan Penelitian ...........................................

  99

  4.3 Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................... 102

  4.3.1 Gambaran Umum Pedagang Kaki Lima (PKL) di Stadion Maulana Yusup Kota Serang ............................. 102

  4.3.2 Planning (Perencanaan) .................................................. 113

  4.3.3 Organizing (Pengorganisasian) ....................................... 119

  4.3.4 Staffing (Penyusunan Pegawai) ....................................... 125

  4.3.5 Directing (Pembinaan Kerja) .......................................... 131

  4.3.6 Coordinating (Pengkoordinasian) ................................... 134

  4.3.7 Reporting (Pelaporan) ..................................................... 139

  4.4.8 Budgeting (Penganggaran). ........................................... 144

  4.4 Pembahasan ................................................................................ 151

  4.4.1 Gambaran Umum Stadion Maulana Yusuf Kota Serang 152

  BAB V PENUTUP

  5.1 Kesimpulan ................................................................................. 162

  5.2 Saran ........................................................................................... 164

  

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 166

LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

  Halaman

Tabel 1.1 Pedagang Kaki Lima di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang ............................................................................................

  9 Tabel 2.1 Fungsi-fungsi Manajemen Menurut Para Ahli ..............................

  32 Tabel 3.1 Daftar Informan .............................................................................

  70 Tabel 3.2 Pedoman Wawancara ....................................................................

  73 Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ...........................................................................

  82 Tabel 4.1 Informan Penelitian ....................................................................... 100

Tabel 4.2 Pedagang Kaki Lima yang berada di Kawasan Stadion Maulana

  Yusuf Kota Serang ........................................................................ 111

Tabel 4.3 Formasi Anggota Satpol PP Kota Serang .................................... 129Tabel 4.4 Jumlah Pegawai Pada Dinas Perdagangan, Industri dan

  Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang dan Satpol PP Kota Serang.............................................................................. 130

  

DAFTAR GAMBAR

  Halaman Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................

  65 Gambar 3.1 Analisis Data Menurut Miles dan Huberman ...........................

  79 Gambar 4.1 Susunan Organisasi Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang..................

  88 Gambar 4.2 Struktur Bidang-bidang yang terlibat dalam pengelolaan PKL di Kota Serang .................................................................. 122

Gambar 4.3 Gambar Surat Perintah Tugas Satuan Polisi Pamong Praja

  Kota Serang .............................................................................. 123

Gambar 4.4 Struktur Organisasi Dinas Perdagangan, Industri dan

  Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang.................. 126

Gambar 4.5 Surat Permohonan Tenaga Bantuan ......................................... 136Gambar 4.6 Proses Pengawasan yang dilakukan oleh Satpol PP Kota

  Serang ....................................................................................... 140

Gambar 4.7 Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran 2017 di Dinas

  Perdagangan, Industri dan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang ............................................................ 146

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Dalam rangka otonomi daerah berdasarkan Undang-undang no. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dimana kewenangan cenderung dimiliki oleh kabupaten/kota, harapan dan tuntutan masyarakat tentang keadilan dalam penyelenggaraan kehidupan ekonomi, politik, sosial, budaya, penegakan hukum dan penghargaan atas hak asasi manusia tidak bisa ditawar-tawar. Dalam rangka menampung aspirasi masyarakat, maka otonomi daerah merupakan salah satu upaya starategis yang memerlukan pemikiran yang matang, mendasar, berdimensi jauh kedepan.

  Untuk dapat melaksanakan otonomi daerah diperlukan perubahan dalam penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia, dari sentralisasi pemerintahan bergeser ke arah desentralisasi dengan pemberian otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab. Dengan pengembangan pembangunan daerah, diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera. Akan tetapi dalam pelaksanaan pembangunan, pemerintah daerah juga harus memperhatikan keteraturan dan ketertiban daerahnya agar tecipta kondisi yang nyaman bagi seluruh masyarakat.

  Selama beberapa tahun kebelakang, pemerintah sedikit demi sedikit menjawab kebutuhan masyarakat, dengan memberikan lapangan pekerjaan dan memberikan informasi tentang kegiatan berwirausaha dalam meningkatkan perekonomian. Terbukti perekonomian di daerah sedikit lebih meningkat dengan adanya lapangan pekerjaan yang bertambah dan penyuluhan wirausaha yang diterapkan oleh pelaku usaha rumahan. Dengan bertumbuhnya perekonomian di Indonesia diharapkan bisa menekan jumlah kemiskinan dan bisa meningkatkan kegiatan perekonomian masyarakat menjadi lebih baik lagi. Dalam kenyataanya, pertumbuhan ekonomi ini bermanfaat hampir di seluruh kota di indonesia, tidak terkecuali di kota Serang.

  Kota Serang sebagai ibu kota dari Provinsi Banten, sekaligus menjadi kota penyanggah Ibukota Indonesia yaitu Jakarta, Kota Serang tepat berada di wilayah yang strategis juga memiliki sumber daya alam yang berlimpah dari berbagai bidang, seperti hasil industri, pertanian, sumber daya air, dan sumber daya manusianya. Pembentukan Kota Serang sebagai hasil dari pemekaran Kabupaten Serang yang diresmikan pada 02 November 2007 melalui Undang-undnag Nomor 32 tahun 2007 tentang pembentukan Kota Serang merupakan salah satu implementasi dari otonomi daerah. Kota Serang memiliki potensi daerah yang sangat besar, dilihat dari aspek sumber daya alam dan kewilayahannya. Dengan letaknya yang startegis dampak positif yang diterima oleh masyarakat Kota Serang dalam pertumbuhan ekonomi Banten ialah industri perdagangan di Kota Serang.

  Pedagang Kaki Lima (PKL) adalah pedagang yang menjual barang dagangannya di pinggir jalan atau tempat umum. Usaha pedagang tersebut dilaksanakan pada tempat-tempat yang dianggap strategis dalam suasana yang informal. Bahkan PKL, secara nyata mampu memberikan pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat yang berpenghasilan rendah, sehingga dapat tercipta suatu kondisi pemerataan hasil-hasil pembangunan. Pedagang Kaki Lima juga tidak bersifat tetap, atau berpindah-pindah lokasi berjualannya dan kebanyakan dari mereka menggunakan tempat berjualannya bukan milik mereka sendiri.

  Kehadiran PKL merupakan salah satu faktor yang menimbulkan persoalan, baik dalam masalah ketertiban, lalu lintas, keamanan, maupun kebersihan di setiap daerah termasuk juga di Kota Serang. Berbagai permasalahan terkait dengan PKL banyak bermunculan yang ternyata merugikan masyarakat dan juga pemerintah daerah sendiri seperti rasa tidak nyaman karena keberadaan PKL yang tidak pada tempatnya sehingga mengganggu kegiatan masyarakat sehari-hari. Selain itu ada juga PKL yang mendirikan bangunan tempat usahanya secara permanen yang sekaligus digunakan untuk tempat tinggal, hal ini juga bisa mendatangkan kesulitan bagi pemerintah daerah dalam menghadapi sikap dan kemauan para PKL ketika suatu saat akan ditata. PKL ini timbul akibat tidak tersedianya lapangan pekerjaan bagi rakyat kecil yang tidak memiliki kemampuan untuk mencari pekerjaan demi mendapatkan pendapatan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

  Jenis dagangan yang biasa dijual oleh pedagang kaki lima ini ialah, makanan yang tidak dan belum diproses, termasuk di dalamnya makanan mentah, seperti daging, buah-buahan dan sayuran, kemudian makanan yang siap saji, seperti nasi dan lauk pauk dan minuman, adapula pedagang yang menjual barang bukan makanan mulai dari tekstil sampai obat-obatan, kemudian jasa, yang terdiri dari beragam aktivitas misalnya tukang potong rambut, pembuatan plat nomor kendaraan, dsb. Sedangkan bentuk sarana perdagangan yang digunakan pedagang kaki lima dapat dikelompokkan, yaitu Gerobak/kereta dorong, yang biasanya digunakan oleh pedagang yang berjualan makanan, minuman, atau rokok, kemudian pikulan/keranjang, bentuk saranan ini digunakan oleh pedagang keliling atau semi permanen. Bentuk ini dimaksudkan agar barang dagangan mudah dibawa atau berpindah tempat. Lalu warung semi permanen, yaitu berupa gerobak/kereta dorong yang diatur sedemikian rupa secara berderet dan dilengkapi dengan meja dan kursi. Kios, bentuk sarana ini menggunakan papan-papan yang diatur sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah bilik, yang mana pedagang tersebut juga tinggal di dalamnya. Dan gelaran/alas, pedagang menggunakan alas tikar, kain atau sejenisnya untuk menjajakan dagangannya.

  Mayoritas pedagang kaki lima hanya terdiri dari satu orang tenaga kerja. Keberadaan pedagang kaki lima itu sendiri merupakan salah satu bentuk usaha sektor informal, sebagai alternatif mendapatkan lapangan pekerjaan bagi kaum urban. Lapangan pekerjaan yang semakin sempit dan sulit ikut mendukung semakin banyaknya masyarakat yang membuka pekerjaan sebagai pedagang kaki lima. Semakin menjamurnya pedagang kaki lima disetiap daerah mengakibatkan kurangnya penataan pada lingkungan di Kota, termasuk di Kota Serang ini.

  Dengan adanya perudang-undangan mengenai pemeliharaan Pedagang Kaki Lima (PKL), maka pemerintah Kota Serang menggelarkan Peraturan Daerah no. 4 Tahun 2014 Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota Serang. Pemerintah Kota Serang bertujuan untuk memberdayakan para Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kota Serang dan menciptakan tata kota yang bersih dan tertib karena Pedagang Kaki Lima (PKL) adalah pelaku usaha sektor informal dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat Kota Serang, dengan dinas terkait yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan PKL yaitu Disperindagkop Kota Serang yang menaungi atau memberdayakan pelaku bidang usaha mikro, kecil dan menengah yang memiliki peranan yang cukup besar dalam pengembangan ekonomi lokal khusunya Serang, termasuk PKL, Satpol PP Kota Serang. Satpol PP adalah perangkat Pemerintah Daerah dengan tugas pokok menegakan Peratran Daerah (Perda), menyelenggarakan ketertiban umum dan ketentaraman masyarakat sebagai pelaksana tugas desentralisasi, dengan cara mengurus dan membina PKL untuk berjualan sesuai dengan peraturan yang telah di tetapkan. yang bertugas menertibkan dan menata tempat usahanya PKL.

  Melakukan penataan pedagang kaki lima dengan merelokasi dari satu . kawasan ke kawasan lain yang telah disediakan oleh pemerintah Tindakan ini adalah sebagai wujud nyata dari permasalahan ini pemerintah daerah Kota Serang memberikan solusi alternatif kepada para pedagang kaki lima agar mau direlokasi ke tempat yang semestinya sesuai dalam Perda Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima. Pedagang kaki lima yang dianggap sah, adalah pedagang kaki lima yang menempati lahan yang mendapat per setujuan dari “yang berwenang”. Pengertian yang berwenang ini bermacam- macam, mulai dari perorangan sebagai pemilik lahan, sampai tingkat pengurus RT, RW, aparat kelurahan, kecamatan sampai tingkat Pemerintah Kota (Pemkot) Kota Serang. Dalam menata pedagang kaki lima diperlukan adanya pendekatan yang persuasif dan dialog langsung yang berkesinambungan agar diperoleh informasi yang berguna dalam penyusunan kebijakan. Dengan melibatkan pedagang kaki lima dalam penyusunan kebijakan tersebut maka akan terbuka kesadaran para pedagang kaki lima untuk bersedia ditata dan ditertibkan karena kebijakan tersebut bersumber dari para pedagang kaki lima sendiri.

  Sesuai dengan isi dari Peraturan Daerah No. 4 Tahun 2014 Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima pada BAB III Pasal 4 Tentang Penataan dan Pemberdayaan PKL menjelaskan bahwa yang dimaksud penataan PKL meliputi pendataan PKL yang dilakukan berdasarkan identitas PKL, lokasi PKL, jenis tempat usaha, bidang usaha, modal usaha dan volume penjualan.

  Pendaftaran PKL yang dilakukan oleh SKPD yang membidangi perdagangan Bersama dengan camat. Penempatan dan pemindahan PKL dilakukan setelah PKL mendapat Tanda Daftar Usaha (TDU) adalah surat yang dikeluarkan oleh pejabat yang ditunjuk sebagai tanda bukti pendaftaran usaha PKL sekaligus sebagai alat kendali untuk pemberdayaan dan pengembangan usaha PKL dilokasi yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota.

  Sedangkan yang dimaksud dengan pemberdayaan PKL adalah peningkatan kemampuan usaha, fasilitas akses permodalan, fasilitas bantuan sarana dagang, penguatan kelembagaan, fasilitas peningkatan produksi, pengolahan dan pengembangan jaringan dan promosi, pembinaan bimbingan teknis.

  Faktor pendukung dari berjalannya kebijakan adalah dari dua hal, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor utama internal meliputi kebijakan yang akan diimplementasikan dan faktor-faktor pendukungnya, seperti dari dinas yang bertanggung jawab atas kebijakan tentang penataan dan pemberdayaan PKL di Kota Serang. Sementara itu faktor eksternal meliputi kondisi lingkungan dan pihak-pihak terkait, seperti para PKL dan pengguna jalan raya di Kota Serang.

  Dalam kaitannya dengan pelaksanaan otonomi daerah.

  Kehadiran Pedang kaki Lima (PKL) merupakan salah satu faktor yang menimbulkan persoalan, baik dalam masalah ketertiban, lalu lintas, keamanan, maupun kebersihan disetiap daerah di Provinsi Banten. Karena sifat dari PKL ini keberadaanya ber pindah-pindah. Di Kota Serang sendiri masalah PKL ini merupakan masalah serius yang sedang di hadapi pemerintah Kota. Karena kenapa, selain Kota Serang adalah Ibukota Provinsi Banten, Kota serang juga menginstruksikan bahwa kawasan yang tidak di peruntukan berjualan itu harus bebas dari PKL seperti Jalan Trotoar, Alun-alun dan lain-lain termasuk juga di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang. di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang merupakan salah satu stadion yang berada di kota serang.

  Kota serang sendiri derdapat dua stadion sepak bola yakni yang bertempat di taman kopasus dan satunya lagi di ciceri. Kedua stadion tersebut merupakan Homebase dari Klub sepak bola Serang yakni Perserang dan selebihnya di gunakan untuk kepentingan pemerintah maupun umum. Ini yang menjadi alasan peneliti untuk mengambil lokasi penelitian mengenai Manajemen Pengelolaan Pedagang Kaki Lima di Kota Serang itu di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang. Menarik untuk di teliti karena pemerintah Kota Serang itu tidak membenarkan bahwa Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang itu sebagai lapak berjualan pedagang kaki lima.

  Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang merupakan prasarana olahraga utama, karena keberadaannya yang dapat berfungsi sebagai pusat kegiatan olahraga, artinya dapat dilaksanakan beberapa kegiatan olahraga pada satu area. Dalam pengertian kompleks stadion merupakan bangunan utama tempat berlangsungnya kegiatan olahraga terbuka seperti atletik, sepakbola, dan lainnya. Artinya, Kawasan Stadion Maulana Yusuf diperuntukan untuk kegiatan berolah raga, namun hal ini tidak sama dengan apa yang dilihat oleh peneliti dilapangan.

  Peneliti melihat dilapangan banyaknya Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan pada Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang. Banyaknya pedagang kaki lima yang berjualan pada Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang mengakibatkan kemacetan dan Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang terlihat kumuh karena keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang tersebar pada Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang menimbulkan banyaknya sampah, sehingga Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang tidak terjaga kebersihannya.

  Pedagang kaki lima di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang ini ialah pindahan dari Alun-alun Kota Serang sejak tahun 2016, para pedagang kaki lima yang seharusnya di pindahkakan ke daerah Kepandean malah dipindahkan ke Stadion Maulana Yusuf Kota Serang alasannya karena Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang awalnya kebingungan, bagaimana caraya untuk merelokasikan PKL yang berada di Alun- alun. jadi inisiatif pertama untuk memindahkan PKL tersebut yaitu mengarahkan PKL pindah ke stadion karena para pedagang beralsan bahwa di kawasaan kepandenan lokasinya kurang strategis. Mereka awalya tidak mengir jumlah PKL akan terus bertambah sebanyak itu. Dan sebenarnya Stadion Maulana Yusuf Kota Serang berfungsi sebagai pusat kegiatan berolah raga bukan tempat untuk PKL berjualan.

Tabel 1.1 Pedagang Kaki Lima di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang

  8 Pedagang Mainan

  14 Pedagang Sepatu

  5

  13 Pedagang Angkringan

  1

  12 Pedagang Peralatan Alat Tulis

  14

  11 Pedagang Minuman

  3

  10 Pedagang Peralatan Memancing

  2

  9 Odong-odong

  19

  1

  

No Jenis Usaha Jumlah

  7 Pedagang Kosmetik

  8

  6 Pedagang Peralatan Rumah Tangga

  35

  5 Pedagang Makanan

  8

  4 Pedagang Sendal

  25

  3 Pedagang Aksesoris

  84

  2 Pedagang Pakaian

  8

  1 Pedagang Tas

  3

  15 Pedagang Parfum

  2

  16 Pedagang Kerudung

  3

  17 Pedagang Handuk

  3

  18 Pedagang Kaos Kaki

  2

  19 Pedagang Perabotan

  5

  20 Pedagang Aksesoris Motor

  1

  21 Warkop

  9 241

  (Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koprasi Kota Serang,2016) Dari tabel diatas menunjukan bahwa jumlah PKL di Kawasan Stadion

  Maulana Yusuf Kota Serang berjumlah 241 pedagang yang terdaftar, pedagang terbanyak adalah pedagang pakain berjumlah 84 pedagang, selain itu ada juga pedagang makanan berjumlah 35 pedagang, serta pedagang aksesoris berjumlah 25 pedagang. Dan didalam tabel di atas menjelaskan pedagang yang berjumlah lebih sedikit yaitu pedagang kosmetik, pedagang alat tulis dan pedagang aksesoris motor berjumlah 1 pedagang. Data yang diambil ini di lakukan dengan cara mendata satu per satu ke tiap kios-kios yang berada di stadiona maulana Yusuf Kota serang. Jadi, kemungkinan bertahnya jumlah pedagang di setiap harinya sangat besar.

  Dalam hal ini diperlukan peran pemerintah yang serius untuk menangani hal ini. Setelah dijalankannya Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima, para pedagang kaki lima enggan untuk meninggalkan tempat berjualan yang bukan semestinya. Padahal Disperindagkop telah berkoordinasi dengan Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP) Kota Serang melakukan penggusuran untuk menertibkan para Pedagang Kaki Lima yang masih berjualan di Kawasan Satdion Maulana Yusuf Kota Serang. Dalam upaya penggusuran sebenarnya merupakan kejadian yang sudah lama dilakukan pemerintah Kota Serang. Karena Disperindagkop beranggapan bahwa Stadion Maulana Yusuf Kota Serang itu bukan tempat yang di sediakan oleh Disperindagkop untuk berjualan seperti Kawasan Pasar lama, Kawasan Royal, dan Kapandean. Jadi, secara kewenangan wilayah kawasan stadion bukan termasuk dalam peta pengelolaan dari Disperindagkop. Namun, peran yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Serang dan pihak yang terlibat dalam pengelolaan PKL di Kota serang masih kurang optimal pasalnya masih banyak pedagang yang masih menempati lokasinya di kawasan stadion maulana yusuf kota serang meskipun pemerintah sudah berusaha untuk mengrelokasinya.

  Penggusuran yang dilakukan oleh Satpol PP tidak menimbulkan efek jera bagi para pedagang kaki lima di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang, sebab mereka masih kembali melakukan aktivitas berdagang di tempat sebelumnya, setelah beberapa hari digusur. Pasalnya mereka tidak mau pindah berjualan karena mereka merasa bahwa tempat yang direlokasikan pemerintah membuat pendapatan mereka menurun, karena lokasi yang kurang strategis, kemudian adanya kebiasaan masyarakat yang lebih memilih membeli di tempat yang memang mudah ditemui, yang menyebabkan para pedagang enggan meninggalkan tempat mereka berjualan sebelumnya. Selain itu para Pedagang Kaki Lima pun cukup sulit untuk diajak berkerja sama agar mau direlokasi, sehingga upaya pemerintah daerah dan Satpol PP menertibkan para Pedagang kaki lima tidak berjalan sesuai dengan rencana.

  Upaya-upaya pemerintah dalam mengatasi masalah PKL sangat penting, selain itu juga dengan adanya upaya pemerintah Kota Serang dalam mewujudkan nilai keindahan di Kota Serang bisa menumbuhkan nilai perekonomian masyarakat sekaligus bisa menggali potensi dagang jika para PKL dikelola dengan baik. Penataan PKL adalah salah satu solusi sebagai penyelesaian masalah sosial anatar kepentingan PKL dan publik

  Sebenarnya dalam pemberlakuan berdagang telah diberlakukan „Sistem Buka

  Tutup‟, yang dimaksudkan sistem ini ialah aturan waktu bagi aktivitas Pedagang Kaki Lima agar dapat terlihat indah di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang . Sistem ini hanya diperbolehkan beroperasi mulai pukul 16.00 WIB. Bila ada Pedagang Kaki Lima yang melanggar maka di dalam Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Pasar 28 No.2 Tentang Ketentuan Pidana sudah tertera jelas bahwa bagi pedagang kaki lima akan dikenakan sanksi berupa pencabutan Tanda Daftar Usaha (TDU) Pedagang Kaki Lima yang dilakukan oleh Satpol PP Kota Serang, dan sanksi beratnya adalah mendapat kurungan 2 bulan atau denda Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah).

  Selain itu juga, terdapat surat pemberitahuan yang di berikan kepada pedagang yang akan di relokasi yang di berikan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang. Yakni surat pemberitahuan 7 hari pembongkaran, maksudnya apabila surat ini diberikan kepada pedagang untuk membongkar tempat dagangannya maka dalam jangka waktu paling lambat 7 hari harus sudah di bongkar. Apabila dalam jangka waktu tersebut kondisi tempat berjualan masih ada maka tempat tersebut akan di bongkar paksa oleh petugas satpol PP dan barangnya di amankan. Selain itu, ada surat pemberitahuaan pembongkaran yang 3 hari dan 2 hari, kasusnya pun sama apabila pedagang tidak membongkar tempat berjualannya dalam jangka waktu yang di tentukan maka tempatnya akan di bongkar paksa.

  Berdasarkan observasi awal peneliti dan wawancara pendahuluan, di temukan beberapa masalah dan kendala-kendala yang terkait dengan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang. Pertama, masih banyaknya PKL yang belum Terdata, Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang peneliti mendapatkan data PKL yang terdaftar sebanyak 241 pedagang, namun kenyataannya dilapangan peneliti menemukan lebih banyak dari data yang ada. Sedangkan di Peraturan Daerah Nomo 4 Tahun 2014 Bab VIII Pasal 24 Tentang Larangan PKL Yaitu setiap orang dilarang melakukan kegiatan usaha PKL tanpa izin dulu.Terlebih lagi di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang tidak terdapat titik resmi untuk dijadikan lokasi berjualan PKL. Namun pada tahun 2016 Dinas Pemuda Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan Kota Serang membuat titik lokasi untuk pedagang kaki lima yang lokasinya sebelah Timur Stadion. Namun itu tidak bisa menampung jumlah PKL yang berada di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang. Selain itu juga tidak ada tanda yang membedakan antara Pedagang Kaki Lima yang tidak terdata dengan pedagang kaki lima yang terdata. (berdasarkan hasil observasi peneliti di lapangan, Rabu 8 Mei 2017 Pukul 19.00 WIB di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang dan data dari Disperindagkop Kota Serang, Rabu 8 Mei 2017 Pukul 10.00 WIB di Kantor Disperindagkop Kota Serang).

  Kedua, kurangnya pengawasan dan pengendalian dari Satpol PP Kota

  Serang dalam menertibkan PKL yang masih berjualan pada pagi sampai siang hari pada Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang, berdasarkan hasil penjelasan dari Disperindagkop Kota Serang bahwasannya PKL tersebut tidak diperbolehkan berjualan pada siang hari dan hanya di perbolehkan berjualan sore sampai malam hari, itu tersebut diawasi langsung oleh Satpol PP Kota Serang atas perintah dari Disperindagkop Kota Serang. Faktanya, dilapangan masih banyak PKL yang berjulan pada siang hari, terlebih lagi pengawasan yang dilakukan oleh Satpol PP Kota Serang itu tidak aktif, hanya hari-hari tertentu saja. (berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu PKL di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang Ibu Lia, Rabu 8 Mei 2017 Pukul 20.00 WIB di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang).

  Ketiga, kurangnya ketegasan Satpol PP Kota Serang dalam memberikan

  sanksi terhadap pedagang kaki lima yang masih berjualan pada pagi dan siang hari, padahal Disperindagkop Kota Serang sudah mengeluarkan larangan bahwa Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang tidak diperolehkan berjualan pada pagi sampai siang hari dan hanya diperbolehkan beroperasi mulai pukul 16.00 WIB dan pada saat stadion itu akan diberlangsungkan acara resmi yang digelar di

  Kota Serang memberikan ijin kepada para PKL untuk berjualan di Stadion Maulana Yusuf Kota Serang pada malam hari saja. Namun faktanya dilapangan masih banyak yang berjualan di pagi dan siang hari. Tidak adanya tindakan yang tegas dari Satpol PP Kota Serang yang mengawasi langsung kondisi di Stadion Maulana Yusuf Kota Serang. (berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu PKL di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang, Rabu 8 Mei 2017 Pukul 20.00 WIB di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang).

  Keempat, adanya pungutan liar oleh oknum keamanan dan kebersihan,

  berdasarkan hasil wawancara dengn Kepala UPTD Pasar Disperindagkop Kota Serang menyatakan bahwa dinas tidak memungut uang sewa kepada PKL sepeserpun. Namun hal tersebut berbeda dengan fakta dilapangan didapati dari hasil wawancara dengan 3 PKL, dari hasil wawancara dengan ketiga PKL didapati pungutan liar sebesar Rp. 8000/hari dengan rincian, sewa tempat Rp. 5000, kebersihaan Rp. 2000, dan kebersihan Rp. 1000, ketiga pugutan tersebut tidak memiliki karcis resmi, sedangkan pungutan Rp. 1000 menggunakan karcis, Yang mengatasnamakan kodim maupun dinas terkait , karna keterbiasaan sejak dulu diikuti sampai sekarang. (berdasarkan hasil observasi peneliti di lapangan dan wawancara dengan PKL, 10 April 2018 pukul 19.00 WIB di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang).

  Dengan permasalahan-permasalahan yang ditemukan pada observasi awal, berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti tertarik untuk membuat penelitian yang berjudul

  “Manajemen Penataan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang ”.

1.2 Identifikasi Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti mengidentifikasikan masalah antara lain sebagai berikut :