Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
PERBEDAAN KECEMASAN DALAM PENYUSUNAN
SKRIPSI ANTARA MAHASISWA YANG BEKERJA
PARUH WAKTU DAN MAHASISWA YANG TIDAK
BEKERJA PARUH WAKTU
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
Eka Sri Wahyuni
NIM: 00 9114 025
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
Kumulai dengan cepat Namun kuakhiri dengan sangat lambat Aku sempat terjatuh.. Terjerembab.. Terperosok dalam kekelaman Aku berusaha tuk bangkit Kadang aku juga berusaha untuk menyerah Sekarang semua tlah kulalui Rencana hari depan tlah menanti tuk kuhadapi Semua karena tercurahnya
Cinta.. Perhatian.. Kesabaran.. Perjuangan.. & DOA..
Sahabat.. Keluarga.. Kekasih.. & Tuhanku..
Tak pernah lelah menyemangati Tak pernah pudar kasihiku Setia menemaniku ......................
Sampai pada akhirnya.
Eka (Maret, 2007)
Pernyataan Keaslian Data
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis initidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang dituliskan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.Yogyakarta, 26 Maret 2007 Penulis Eka Sri Wahyuni
ABSTRAK
Perbedaan Kecemasan dalam Penyusunan Skripsi antara Mahasiswa yang
Bekerja Paruh Waktu dan Mahasiswa yang Tidak Bekerja Paruh Waktu
Eka Sri Wahyuni (2007)
Fakultas Psikologi, Jurusan Psikologi, Program Studi Psikologi,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perbedaan Kecemasan dalamPenyusunan Skripsi antara Mahasiswa yang Bekerja Paruh Waktu dan Mahasiswa
yang Tidak Bekerja Paruh Waktu. Hipotesis yang diajukan adalah ada perbedaan
kecemasan dalam penyusunan skripsi antara mahasiswa yang bekerja paruh waktu
dan mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu.Subjek dalam penilitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi yang bekerja paruh waktu dan yang tidak bekerja paruh waktu yang sedang menyusun skripsi. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
skala. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Kecemasan dalam
Penyusunan Skripsi yang disusun oleh peneliti.
Dari data statistik item dan reliabilitas pada Skala Kecemasan, dari 60 item
diperoleh 54 item yang dinyatakan lolos seleksi dengan koefisien reliabilitas alpha
sebesar 0,939. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kecemasan dalam
penyusunan skripsi antara mahasiswa yang bekerja paruh waktu dan mahasiswa
yang tidak bekerja paruh waktu digunakan analisis Independent Sample t-test.
Dari analisis data penelitian, diperoleh koefisien korelasi sebesar 1,984 dengan
taraf signifikansi (p) sebesar 1,976 (p > 0.05). Hasil ini menunjukkan bahwa ada
perbedaan kecemasan dalam penyusunan skripsi antara mahasiswa yang bekerja
paruh waktu dan mahasiswa yang tidak bekerja paruh. Hal tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima.
ABSTRACT
The Difference of Anxiety in Composing Thesis between Part-timer
University Students and Non Part-timer University Students
Eka Sri Wahyuni (2007)
Faculty of Psychology, Department of Psychology,
Study Program Psychology
Sanata Dharma University of Yogyakarta
The aim of this research was to recognize the difference of anxiety in
composing thesis between Part-timer University Students and Non Part-timer
University Students. The hypothesis was there is a difference of anxiety in
composing thesis between Part-timer University Students and Non Part-timer
University Students.Subjects involved in this research are university students that working as
part-timer and university students that not working at all while composing their
thesis. Method of data collecting used was a scale of anxiety in composing thesis
that was designed by researcher.From statistical data and reliability of the anxiety scale, there was 54 items
from 60 items that passed of selection with 0.939 of Alpha Reliability coefficient
values. Independent Sample t-test used as technical data analyst to recognize
whether if there is a difference of anxiety in composing thesis between Part-timer
University Students and Non Part-timer University Students or not.The result of technical data analyst showed 1.984 coefficient of correlation
values with 1.976 of level of significance values (p > 0.05). The result revealed
that there is a difference of anxiety in composing thesis between Part-timer
University Students and Non Part-timer University Students.KATA PENGANTAR
Syukur kepada Allah Bapa di surgga, karena kasih dan karuniaNya skripsi
ini dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun dan dibuat untuk memenuhi salah satu
syarat meraih gelar Sarjana Psikologi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.Dalam proses penyusunannya dari awal hingga akhirnya selesai, telah
melibatkan banyak pribadi yang memberikan kritik, saran serta dukungan yang
tulus. Oleh karena itu pada lembaran khusus ini penulis ingin mengungkapkan
rasa terima kasih kepada:1. My Father in Heaven, Mother Mary, and Holy Spirit. Kasih dan penyertaanMu tidak berkesudahan, tak pernah tertidur. Sekalipun berulang kali aku terjatuh, pertolonganMu tak pernah terlambat. Saat aku kembali bangkit dan berjuang, Kau penuhi janjiMu, rencanaMu selalu indah pada waktuMu. Thank you so much, Lord.
2. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Sylvia Carolina, S.Psi, M. Si. Selaku Kepala Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi.
Terima kasih atas bimbingannya selama proses penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Tanti Arini, S. Psi, M. Si. Selaku dosen penguji.
6. Bapak C. Wijoyo Adinugroho, S. Psi. selaku dosen penguji.
7. My Lovely Mom. Terima kasih, Mami, kekuatan hati dan kesabaranmu
menghadapi anak tertua dan terbandel terutama doa-doamu lah yang akhirnya membuatku mampu menghadapi segalanya dengan tegar. I love you, Mom.
8. Papi. Walau perananmu tidaklah banyak dan nyata dalam hidupku, tapi
keberadaanmu-lah yang membuatku berada di dunia ini.
9. My sister, Dyah, and my little brother, Eric. Thanks yaa sudah sabar dan
mendukung cicik kalian yang bawel ini. Love you, sis & bro.
10. Teddy S. H, S.E. you are my love, finally.... this is the end of my journey
in college, but this is the beginning for our new life. Thanks a lot for your support, your pray, your patient, your love and care, and so many time when you have to deal with my bad mood during the time I used to finished all of this. I love you so much, my dear.
11. My Bestfriends, Linda, Tania, Nifita, Linggar, Ferrianna, Eva, Lukex,
titi Robert, Echie, ncik Daniel, ko Agung. Persahabatan kita diwarnai dengan banyak tawa, air mata, omelan, debat, sharing dan banyak hal telah terjadi diantara kita. Dukungan kalian sangat berarti untukku. Thanks a lot, guys, for being my bestfriends.
12. Rekan sekerja di Joker.net, karyawan-karyawanku di Batik Manunggal PGS Solo, teman-teman ψ’00, rekan se-pelayanan di PD Mother of Carmel, PD Rhema, para panitia Youth Camp Nasional di Pertapaan Karmel Tumpang-Malang 2001-2006, dan banyak lagi teman baik yang tidak mungkin dituliskan satu per satu. Terima kasih banyak atas setiap dukungan, doa, dan perhatian kalian. Tuhan beserta kalian selalu.
13. Seluruh Dosen pengajar, Staf Administrasi, dan Karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
DAFTAR ISI
Halaman Halaman Judul.................................................................................................. i
Halaman Persetujuan Pembimbing................................................................... ii
Halaman Pengesahan........................................................................................ iii
Halaman Persembahan...................................................................................... iv
Pernyataan Keaslian Data................................................................................. v
Abstrak.............................................................................................................. vi
Abstract............................................................................................................. vii
Kata Pengantar.................................................................................................. viii
Daftar Isi........................................................................................................... xi
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah........................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian............................................................................ 3 D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 4BAB II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 5
A. Kecemasan...................................................................................... 51. Definisi Kecemasan............................................................... 5
2. Jenis-jenis Kecemasan........................................................... 7
3. Komponen Kecemasan.......................................................... 8
4. Fungsi Kecemasan................................................................. 10
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan.................... 10
B. Mahasiswa...................................................................................... 11
1. Definisi Mahasiswa............................................................... 11
2. Tugas Perkembangan Mahasiswa.......................................... 12
C. Penyusunan Skripsi......................................................................... 12
D. Kecemasan Mahasiswa dalam Penyusunan Skripsi....................... 13
E. Pekerjaan Paruh Waktu................................................................... 14
1. Definisi Pekerjaan Paruh Waktu............................................ 14
2. Karakteristik Pekerjaan Paruh Waktu.................................... 14
F. Mahasiswa yang Bekerja Paruh Waktu dan Mahasiswa yang Tidak Bekerja Paruh Waktu ....................................................................................................
14
1. Mahasiswa yang Bekerja Paruh Waktu................................. 14
2. Mahasiswa yang Tidak Bekerja Paruh Waktu....................... 15
G. Perbedaan Kecemasan dalam Penyusunan Skripsi pada
Mahasiswa yang Bekerja Paruh Waktu dan yang tidak Bekerja
Paruh Waktu ....................................................................................................15 H. Hipotesis ....................................................................................................
17
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN........................................................ 18
A. Jenis Penelitian............................................................................... 18 B. Identifikasi Variabel....................................................................... 18 C. Definisi Opersional......................................................................... 19 D. Subjek Penelitian............................................................................ 20 E. Prosedur Penelitian......................................................................... 20 F. Alat Pengumpulan Data dan Pengujian Instrumen Penelitian....... 211. Alat Pengumpulan Data......................................................... 21
2. Pengujian Instrumen Penelitian............................................. 23
3. Hasil Uji Coba Alat Ukur...................................................... 25
G. Metode Analisis Data..................................................................... 27
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................... 28
A. Persiapan Penelitian........................................................................ 281. Seleksi Item........................................................................ 29
2. Validitas.............................................................................. 30
3. Reliabilitas.......................................................................... 30
B. Analisis Data................................................................................... 30
1. Deskripsi Subjek................................................................. 30
2. Uji Asumsi.......................................................................... 32
a. Uji Normalitas..................................................... 32
b. Uji Homogenitas.................................................. 33
3. Uji Hipotesis....................................................................... 34
a. Total Score........................................................... 34
b. Hasil Uji Independent Sample t-test per Aspek... 35
C. Keterbatasan Penelitian.................................................................. 38
D. Pembahasan.................................................................................... 38
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 42
A. Kesimpulan..................................................................................... 42 B. Saran............................................................................................... 44DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 46
LAMPIRAN I. Skala Item II. Validitas dan Reliabilitas III. Analisis Persentase IV. Normalitas V. Homogenitas VI. Independent Sample t-test VII. Data Jawaban Responden VIII. WawancaraBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di kota Yogyakarta tersedia berbagai macam pekerjaan paruh waktu. Pekerjaan paruh waktu yang tersedia antara lain sebagai operator warung
internet (warnet), sales promotion girls/boys untuk berbagai macam produk, karyawan counter handphone/butik/café, anggota multi level marketing, berbagai macam pekerjaan paruh waktu lainnya. Sumber daya manusia terbanyak yang tersedia di kota Yogyakarta sebagai pekerja paruh waktu adalah mahasiswa dan mahasiswi.
Dari wawancara yang dilakukan oleh penulis, reponden mengungkapkan alasan-alasan mengapa mereka melakukan pekerjaan paruh waktu (wawancara lampiran 8). Alasan-alasan mahasiswa melakukan pekerjaan paruh waktu adalah untuk memperoleh uang tambahan karena keadaan keluarga yang kurang mampu, mencari pengalaman kerja, menambah relasi, menabung untuk kesiapan modal kerja setelah lulus kuliah, dan juga untuk sekedar mengisi waktu luang dengan kegiatan yang positif.
Sebagian dari mahasiswa yang bekerja paruh waktu adalah mahasiswa yang sedang menyusun skripsi (dan telah menyelesaikan mata kuliah teori).
Mahasiswa yang sedang menyusun skripsi memiliki waktu luang yang lebih banyak dibandingkan mahasiswa yang masih mengambil kuliah teori. Waktu luang yang lebih banyak memungkinkan mahasiswa untuk bekerja paruh
waktu. Mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu adalah mahasiswa yang
tidak melakukan kegiatan yang dapat menyita waktu, tenaga dan konsentrasi
sehingga dapat berkonsentrasi penuh dalam menyusun skripsi.Mahasiswa yang menyusun skripsi akan mengalami berbagai macam
hambatan dalam menyusun skripsi. Hambatan-hambatan yang dialami
mahasiswa dalam menyusun skripsi antara lain kesulitan dalam menentukan
tema, kesulitan dalam mencari data atau buku-buku referensi, kesulitan
mengungkapkan gagasan dalam bentuk tulisan, tekanan dari orang tua agar
cepat lulus kuliah, kurangnya komunikasi dan kerjasama yang baik dengan
dosen pembimbing, kurangnya pertemuan dengan rekan kuliah se-program
studi sehingga jika mengalami kesulitan dalam penyusunan skripsi tidak
mendapat saran dan kritik yang diperlukan.Mahasiswa yang bekerja paruh waktu memiliki hambatan tambahan
dalam penyusunan skripsi dengan diperlukannya pembagian waktu yang baik
antara menyusun skripsi dengan bekerja, tenaga yang cenderung terkuras
karena pekerjaan sehingga mahasiswa mengalami kelelahan fisik dan tidak
dapat berkonsentrasi menyusun skripsi, dan adanya hasil nyata yang langsung
diperoleh dengan bekerja dalam bentuk gaji, sehingga membuat mahasiswa
lebih senang pergi bekerja daripada pergi ke kampus untuk keperluan
penyusunan skripsinya. Hambatan yang dialami oleh mahasiswa pekerja
paruh waktu menimbulkan perasaan khawatir, takut, bingung, dan bimbang.
Perasaan takut, bingung, dan khawatir karena hambatan-hambatan yang dihadapi mahasiswa pekerja paruh waktu dalam penyusunan skripsi memunculkan kecemasan dalam diri individu (Freud, 1959).
Kecemasan dalam penyusunan skripsi dihadapi oleh mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu dan yang bekerja paruh waktu. Adanya perbedaan hambatan dalam penyusunan skripsi yang dialami oleh mahasiswa yang bekerja paruh waktu dan yang tidak bekerja paruh waktu memungkinkan adanya perbedaan kecemasan. Penelitian ini untuk melihat apakah ada perbedaan kecemasan dalam penyusunan skripsi pada mahasiswa yang bekerja paruh waktu dan yang tidak bekerja paruh waktu.
B. Rumusan Masalah Apakah ada perbedaan kecemasan dalam penyusunan skripsi pada mahasiswa yang bekerja paruh waktu dan mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu.
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah melihat ada tidaknya perbedaan kecemasan dalam penyusunan skripsi pada mahasiswa yang bekerja paruh waktu dan mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis Memberikan sumbangan bagi tinjauan ilmu psikologi terutama pada
psikologi pendidikan dalam penelitian yang mengemukakan mengenai
perbedaan kecemasan yang dialami mahasiswa yang bekerja paruh waktu dan
yang tidak bekerja paruh waktu.2. Manfaat Praktis Memberikan masukan atau bahan pertimbangan bagi mahasiswa yang sedang menyusun skripsi dan ingin melakukan pekerjaan paruh waktu.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan
1. Definisi Kecemasan
Freud menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu keadaan tegangan; ia merupakan suatu dorongan seperti lapar dan seks, hanya saja ia tidak timbul dari kondisi-kondisi jaringan di dalam tubuh melainkan aslinya ditimbulkan oleh sebab-sebab dari luar (dalam Supratiknya, 1993).
Lazarus (1976) menyatakan bahwa kecemasan adalah reaksi individu terhadap masalah yang dihadapi dan ditandai dengan adanya kegelisahan, kebingungan, ketakutan dan kekhawatiran. Kecemasan ini juga merupakan pengalaman yang samar-samar yang disertai dengan perasaan tidak berdaya dan tidak menentu, sehingga dirasakan sangat mengganggu.
Menurut Kasschau (1995) kecemasan pada umumnya adalah ketakutan akan sesuatu yang akan terjadi disertai perasaan yang tidak jelas akan adanya suatu bahaya. Kecemasan ini kadang menjadikan panik, gelisah, gugup, gemetar dan sakit kepala. Berbeda dengan takut yang merupakan reaksi nyata akan sesuatu yang tampak, sedangkan kecemasan merupakan reaksi yang tidak jelas akan adanya suatu imajinasi akan bahaya.
Prawirohusodo (1988) mengatakan bahwa kecemasan adalah
pengalaman emosi yang tidak menyenangkan yang datang dari dalam,
bersifat meningkat, menggelisahkan dan menakutkan yang dihubungkan
dengan suatu ancaman bahaya yang tidak jelas.Hurlock (1979) mengatakan individu yang mengalami kecemasan
ditandai dengan adanya rasa khawatir, gelisah dan perasaan akan terjadi
sesuatu hal yang kurang menyenangkan yang diikuti perasaan tidak
mampu menghadapi tantangan, kurang percaya diri sendiri dan tidak dapat
menemukan penyelesaian terhadap masalahnya.Johston mengatakan kecemasan adalah suatu perasaan yang tidak
menyenangkan yang merupakan perpaduan antara rasa takut, bingung,
khawatir, dan bimbang yang muncul karena adanya kondisi yang dirasa
mengancam akan terjadi sesuatu yang tidak dikehendaki, atau reaksi dari
perasaan kecewa, ketidakpuasan, dan rasa tidak aman (Johston, 1971).Freud menyatakan kecemasan (anxiety) adalah keadaan tegangan
yang merupakan suatu dorongan seperti lapar dan seks. Hanya saja ia
tidak timbul dari kondisi-kondisi jaringan di dalam tubuh melainkan
aslinya ditimbulkan oleh sebab-sebab dari luar. Kecemasan didapat dari
ketidakmampuan ego untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan seseorang
lewat transaksi dengan objek-objek dari dunia luar, maka timbul tekanan- tekanan, ketegangan-ketegangan. (dalam Supratiknya, 1993) Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa definisi dari
kecemasan adalah perasaan yang tidak menyenangkan yang muncul karena adanya kondisi yang dirasa mengancam atau akan mengakibatkan bahaya yang tidak jelas sehingga membuat individu merasa takut, gelisah, tidak percaya diri dan merasa tidak mampu menghadapi tantangan.
2. Jenis-jenis Kecemasan
Menurut Freud (dalam Supratiknya, 1993) kecemasan dibagi menjadi 3 jenis, yaitu: a. Kecemasan Realitas, Kecemasan yang pokok adalah kecemasan realitas atau rasa takut akan bahaya bahaya nyata dunia luar. Seperti rasa takut tidak dapat lulus dan memperoleh gelar sarjana hingga sulit menemukan pekerjaan yang layak. Kedua tipe kecemasan lain berasal dari kecemasan realitas ini.
b. Kecemasan Neurotik, Kecemasan neurotik adalah rasa takut jangan-jangan insting- insting akan tidak dapat dikendalikan, hingga menyebabkan sang pribadi berbuat sesuatu yang bisa membuatnya dihukum. Kecemasan neurotik mempunyai dasar dalam kenyataan, sebab dunia sebagaimana orangtua dan berbagai otoritas lain akan menghukum anak bila ia melakukan tindakan-tindakan impulsive.
c. Kecemasan Moral Kecemasan moral adalah rasa takut terhadap suara hati. Orang- orang yang super egonya berkembang dengan baik cenderung merasa bersalah jika mereka melakukan atau bahkan berpikir untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan norma moral dimana mereka telah dibesarkan dan diajarkan sejak kecil. Kecemasan moral juga mempunyai dasar dalam kecemasan realitas.
3. Komponen Kecemasan
Reaksi kecemasan yang kuat melalui simptom-simptom yang ada dalam diri individu memberi 3 komponen penting dalam kecemasan (Bucklew, 1980) a. Komponen Psikologis.
Kecemasan yang berwujud sebagai gejala-gejala kecemasan seperti tegang, sulit konsentrasi, sedih, rasa takut, rendah diri, hilang kepercayaan diri, bingung, kuatir, mudah marah, gembira sekali atau gelisah, respon sangat mengejutkan, gugup, kewaspadaan yang berlebihan, memandang diri sangat sensitif, merasa tidak berdaya, ingin melarikan diri, menghindari situasi, mudah lupa dengan apa yang dipelajari dan apa yang sedang dikerjakannya dan perasaan tidak menentu.
b. Komponen Fisiologis.
Kecemasan dapat berwujud gejala-gejala fisik, seperti jantung berdebar, gemetar, keringat dingin, perasaan tidak teratur, ujung-ujung jari terasa dingin, perut mual, ingin muntah, pusing, mudah lelah, tegangan otot, sakit kepala, nafas terengah-engah atau sesak nafas, mulut kering, kegerahan atau kedinginan, sering buang air kecil, sukar menelan, tidur terganggu dan pencernaan tidak teratur.
c. Komponen Sosial.
Kecemasan yang dihasilkan atau disebabkan oleh adanya suatu keadaan tertentu yang tercipta dari evaluasi interpersonal terhadap suatu situasi tertentu dalm masyarakat baik secara nyata ataupun imajiner yang terwujud adanya objek, situasi, hasil dan sebagainya yang mengancam harga diri atau nilai-nilai seseorang.
Breakwall (dalam Mopangga, 2005) menekankan bahwa
kecemasan terbagi ke dalam macam-macam simptom-simptom psikologis,
diantaranya: suasana hati seperti mudah marah, perasaan sangat tegang,
dan lain-lain; pikiran, seperti rasa khawatir, sukar berkonsentrasi, pikiran
kosong, membesarkan ancaman, memandang diri sebagai sangat sendiri,
dan merasa tak berdaya; motivasi, seperti rasa ketergantungan yang tinggi;
perilaku, seperti ingin melarikan diri dari situasi yang tidak
menyenangkan, kurang berani dalam mengambil resiko, hilangnya minat
terhadap kehidupan, selalu tegang atau kurang rasa santai,mudah panic,
gugup, dan lain-lain.Dengan adanya berbagai macam symptom psikologis tersebut, maka komponen kecemasan dapat dibagi menjadi 4, yaitu:
a. Komponen kognitif : kesulitan konsentrasi, mudah lupa, pikiran kacau, rasa khawatir, kebingungan. b. Komponen Afektif : mudah tersinggung, perasaan gelisah yang berlebihan, kurang percaya diri, merasa tidak sanggup menyelesaikan masalah.
c. Komponen perilaku : seperti ingin melarikan diri dari situasi yang tidak menyenangkan, hilangnya minat terhadap kehidupan, selalu tegang, kurang santai.
d. Komponen fisiologis : keluar keringat dingin, gangguan tidur, gemetar.
4. Fungsi Kecemasan Freud menyatakan fungsi kecemasan adalah memperingatkan sang pribadi akan adanya bahaya. Ia juga merupakan isyarat bagi ego bahwa kalau tidak dilakukan tindakan-tindakan yang tepat, maka bahaya itu akan meningkat sampai ego dikalahkan. Apabila timbul kecemasan ia akan memotivasikan sang pribadi untuk melakukan sesuatu (dalam Supratiknya, 1993).
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Kecemasan muncul karena adanya kondisi yang dianggap mengancam. Proses timbulnya kecemasan menurut Burn (dalam
Ambarwati, 2002) adalah sebagai berikut:
a. Individu mengalami berbagai peristiwa, baik yang positif maupun yang negatif dalam hidupnya.
b. Dengan serangkaian pemikiran, individu menafsirkan peristiwa- peristiwa yang dialaminya sehingga terjadi dialog yang bersifat internal.
c. Berdasarkan proses berpikir tersebut timbullah berbagai perasaan individu yang diantaranya adalah perasaan cemas.
Menurut Tjandrarini (dalam Ambarwati, 2002) ada 3 kondisi minimal yang mengakibatkan seseorang mengalami kecemasan.
a. Adanya objek, situasi, hasil, gagasan, dan sebagainya yang mengancam harga diri atau nilai-nilai seseorang.
b. Kebutuhan untuk menanggulangi situasi dengan cara mempertahankan konsep diri atau nilai-nilai.
c. Keragu-raguan apakah dapat menangani situasi dengan kecemasan.
B. Mahasiswa
1. Definisi Mahasiswa
Mahasiswa adalah status seorang pelajar yang berada pada jenjang pendidikan diploma dan strata dalam rangka memperoleh gelar kesarjanaan. Mahasiswa memilih program studi sesuai dengan minat atau bakat yang dimiliki di universitas pilihan. Usia mahasiswa umumnya berkisar antara 18-30 tahun. Seorang mahasiswa berada dalam masa perkembangan dewasa dini yang memiliki tugas perkembangan.
2. Tugas Perkembangan Mahasiswa
Mahasiswa berada pada masa perkembangan dewasa dini yang memiliki salah satu tugas perkembangan yaitu memenuhi harapan masyarakat untuk bekerja sesuai dengan bidang studi yang ditempuh atau memperoleh gaji yang layak untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari (Hurlock, 1979). Masa dewasa dini juga disebut sebagai masa pengaturan karena banyak orang muda mencoba berbagai pekerjaan untuk menentukan mana yang paling sesuai untuk memenuhi kebutuhan mereka atau yang akan memberi kepuasan yang lebih permanen. Kompensasi hasil kerja berupa uang gaji juga merupakan minat utama pada masa dewasa dini. Keberhasilan dalam studi sangat mempengaruhi pekerjaan, maka dari itu mahasiswa harus menyelesaikan kuliah sampai tuntas. Tugas akhir mahasiswa adalah menyusun skripsi. Keberhasilan mahasiswa pada akhirnya ditentukan lulus tidaknya membuat skripsi.
C. Penyusunan Skripsi
Skripsi sebagai tugas akhir yang harus disusun oleh mahasiswa dalam rangka memperoleh gelar sarjana adalah syarat pada sebagian besar universitas atau perguruan tinggi di Indonesia. Langkah-langkah yang dilalui setiap mahasiswa dalam penyusunan skripsi adalah sebagai berikut:
1. Menentukan tema atau judul
2. Mengajukan judul penulisan skripsi
3. Menyusun skripsi dimulai dari latar belakang, landasan teori, dan metodologi penelitian.
4. Melakukan bimbingan skripsi bersama dengan dosen pembimbing skripsi yang telah ditentukan oleh fakultas.
5. Melakukan penelitian atau pengambilan data.
6. Merumuskan hasil penelitian, serta membiuat kesimpulan dan saran.
Dalam penyusunan skripsi, mahasiswa mengalami berbagai macam hambatan. Hambatan-hambatan yang dialami antara lain seperti kesulitan menentukan tema, kesulitan dalam mengungkapkan gagasan dalam bentuk tulisan, kurangnya kerjasama antara mahasiswa dengan dosen pembimbing skripsi, dan adanya tekanan dari keluarga agar mahasiswa segera menyelesaikan kuliahnya.
D. Kecemasan Mahasiswa dalam Penyusunan Skripsi
Adanya berbagai macam hambatan yang dialami mahasiswa dalam menyusun skripsi menimbulkan rasa takut tidak dapat menyelesaikan skripsi, khawatir akan mengecewakan orang tua, cemas akan mengalami kesulitan mencari pekerjaan jika tidak menyelesaikan kuliah, merasa tidak mampu menulis skripsi. Rasa takut, khawatir, cemas, merasa tidak mampu menimbulkan kecemasan dalam diri mahasiswa.
E. Pekerjaan Paruh Waktu
1. Definisi Pekerjaan Paruh Waktu Berdasarkan observasi di lapangan diperoleh kesimpulan bahwa pekerjaan paruh waktu merupakan pekerjaan sampingan yang jam kerjanya dapat disesuaikan dengan kebutuhan pekerjanya.
2. Karakteristik Pekerjaan Paruh Waktu Karakteristik dari pekerjaan paruh waktu yang diperoleh dari observasi adalah: a. jam kerja antara 3-6 jam sehari
b. pembagian kerja berdasarkan shift yang sudah ditentukan oleh pemilik usaha sebelumnya c. pemilihan shift kerja dilakukan bersama dengan pekerja paruh waktu lainnya disesuaikan dengan waktu yang dimiliki oleh masing-masing pekerja paruh waktu.
d. Gaji yang diterima berdasarkan jumlah shift kerja yang diambil atau berdasarkan jam kerjanya.
F. Mahasiswa yang Bekerja Paruh Waktu dan Mahasiswa yang tidak
Bekerja Paruh Waktu1. Mahasiswa yang Bekerja Paruh Waktu
Mahasiswa yang bekerja paruh waktu adalah mahasiswa yang masih kuliah sambil melakukan pekerjaan sampingan untuk berbagai macam alasan.
2. Mahasiswa yang tidak Bekerja Paruh Waktu
Mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu adalah mahasiswa yang hanya berkonsentrasi pada kuliahnya tanpa melakukan kegiatan yang memberikan kompensasi berupa gaji, yang dapat menguras tenaga dan pikiran
G. Perbedaan Kecemasan dalam penyusunan Skripsi antara Mahasiwa yang
Bekerja Paruh Waktu dan Mahasiswa yang tidak Bekerja Paruh Waktu
Dalam tugas perkembangannya (Hurlock, 1979) seorang mahasiswa harus menyelesaikan studinya sebelum melakukan tugas perkembangan selanjutnya yaitu memiliki pekerjaan. Tugas akhir yang harus ditempuh oleh mahasiswa adalah penyusunan skripsi. Dalam penyusunan skripsi mahasiswa menghadapi berbagai macam hambatan dan tekanan yang berasal dari dalam dan luar dirinya. Hambatan yang dialami mahasiswa dan proses penyusunan skripsinya dapat menimbulkan kecemasan dalam diri mahasiswa yang tampak dengan munculnya rasa takut, gelisah, tidak percaya diri, merasa tidak mampu menyelesaikan skripsi. Mahasiswa yang bekerja paruh waktu memiliki tambahan hambatan dalam penyusunan skripsi karena mahasiswa dituntut untuk dapat membagi waktu dan tenaga antara penyusunan skripsi dengan pekerjaan. Sedangkan mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu dalam artian tidak melakukan pekerjaan atau kegiatan yang menguras tenaga maupun waktu dapat berkonsentrasi pada penyusunan skripsinya, dalam penyusunan
skripsinya juga mengalami berbagai macam hambatan yang menimbulkan
kecemasan.Mahasiswa memiliki reaksi yang berbeda-beda dalam menghadapi
kecemasannya. Ditilik dari komponen kognitif, mahasiswa mengalami sulit
konsentrasi, mudah lupa, pikiran kacau, dan bingung. Dari komponen afektif,
mahasiswa menjadi mudah tersinggung saat ditanya mengenai perkembangan
penulisan skripsinya, merasa tidak mampu menyelesaikan, tidak percaya diri
saat berhadapan dengan teman-teman yang sudah menyelesaikan kuliahnya.
Kemudian muncul pula perilaku membentak jika ditanya kapan akan lulus,
menangis, bahkan tidak mau lagi melanjutkan penulisan skripsinya, menunda-
nunda penulisan skripsi, dan mengalihkan perhatian pada kegiatan lain.
Kecemasan yang dialami oleh mahasiswa yang sedang menyusun skripsi juga
tampak dari adanya gejala-gejala fisiologis yang dialami seperti pusing, mual,
sulit tidur, keringat dingin, jantung berdebar-debar, sakit perut dan gangguan
pencernaan.Dengan bertambahnya hambatan pada mahasiswa yang bekerja paruh
waktu dapat menimbulkan perbedaan kecemasan dalam penyusunan skripsi
antara mahasiswa yang bekerja paruh waktu dan mahasiswa yang tidak
bekerja paruh waktu.H. Hipotesis
Berdasarkan uraian-uraian di atas penulis mengajukan hipotesis
sebagai berikut : Ada perbedaan kecemasan dalam penyusunan skripsi antara
mahasiswa yang bekerja paruh waktu dan mahasiswa yang tidak bekerja paruh
waktu.BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis penelitian Penelitian ini merupakan penelitian komparatif dengan metode kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode Komparatif yang bertujuan untuk
menyelidiki sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variabel pada satu atau lebih variabel.
Penelitian ini disebut penelitian komparatif karena penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kecemasan penyusunan skripsi antara mahasiswa yang bekerja paruh waktu dan mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu.
B. Identifikasi Variabel
Variabel penelitian adalah suatu atribut/sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan dicari kesimpulannya.
Ada 2 variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Variabel tergantung : kecemasan dalam penyusunan skripsi
2. Variabel bebas : status bekerja yang terdiri dari:
a. bekerja paruh waktu b. tidak bekerja paruh waktu.
C. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu arti dari bentuk konstruk atau
variabel dengan cara menetapkan kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan
yang perlu untuk mengukur konstruk atau variabel tersebut sehingga dapat
dikatakan bahwa definisi operasional merupakan spesifikasi kegiatan peneliti
dalam mengukur suatu variabel atau memanipulasikannya (Kerlinger, 2000).1. Kecemasan dalam penyusunan skripsi Komponen kecemasan yang akan diukur adalah komponen kognitif (tegang, sulit berkonsentrasi, sedih, takut, rendah diri, dan sebagainya), komponen fisiologis (gemetar, berdebar-debar,keringat dingin, pusing, mual, dan sebagainya), komponen perilaku (menangis, membentak, menghindar), dan komponen afektif (mudah marah dengan orang lain, mudah tersinggung).
Kecemasan dalam penyusunan skripsi akan diukur menggunakan skala yang disusun peneliti. Semakin tinggi skor menunjukkan mahasiswa tersebut makin cemas. Makin rendah skor
menunjukkan mahasiswa tersebut kurang mengalami kecemasan.
2. Status bekerja paruh waktu dan tidak bekerja paruh waktu Untuk mengetahui seorang mahasiswa bekerja paruh waktu atau tidak bekerja paruh waktu diperoleh melalui informasi data yang harus diisi oleh mahasiswa pada angket skala kecemasan. Mahasiswa yang bekerja paruh waktu adalah mahasiswa yang selain menyusun skripsi juga melakukan pekerjaan sampingan atau paruh waktu, dan bukan pekerjaan tetap. Mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu berarti tidak melakukan kegiatan lain yang dapat menguras tenaga, pikiran, dan waktu setiap harinya selain penulisan skripsi.
D. Subjek Penelitian Subjek dalam penilitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi di kota Yogyakarta yang sedang menyusun skripsi yang melakukan pekerjaan paruh waktu dan yang tidak bekerja paruh waktu. Jumlah subjek yang digunakan dalam try-out sejumlah 60 mahasiswa dari berbagai universitas di kota Yogyakarta dan dalam penelitian menggunakan 150 mahasiswa dari berbagai universitas di kota Yogyakarta.
E. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Membuat skala kecemasan dengan metode rating yang dijumlahkan (summated rating method) untuk diujicobakan pada kelompok uji coba yang memiliki karakteristik sama dengan kelompok subjek sesungguhnya.
2. Mengujicoba skala untuk memperoleh kesahihan butir dan reliabilitas skala untuk mendapatkan butir yang sahih dan skala yang reliabel.
3. Menentukan subjek penelitian sesuai kriteria, kemudian mengukur tingkat kecemasan dengan cara mengisi skala yang telah diuji kesahihan dan keandalannya.
4. Menganalisis data yang masuk.
5. Membuat kesimpulan.
F. Alat Pengumpulan Data dan Pengujian Instrumen Penelitian
1. Alat Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini sepenuhnya menggunakan skala. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kecemasan yang disusun dengan metode rating yang dijumlahkan (summated rating method) yakni metode skala pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respon subjek sebagai dasar penentuan nilai skala (Azwar, 2000). Skala ini berisi pernyataan mengenai objek sikap untuk mengungkap sikap pro atau kontra, positif atau negatif, setuju-tidak setuju terhadap suatu objek sosial.
Selanjutnya subjek diminta untuk menjawab butir-butir pernyataan yang dirumuskan secara favourable dan unfavourable tentang suatu variabel. Jawaban dalam setiap skala dinyatakan dalam 4 kategori yang dinodifikasi tanpa jawaban ragu-ragu. Hal tersebut dilakukan penulis dengan alasan bahwa dengan adanya kategori jawaban ragu-ragu bisa mempunyai arti ganda (belum dapat memutuskan jawaban atau netral), dan menimbulkan kecenderungan untuk menjawab di tengah (central tendency
effect) terutama bagi subjek yang tidak yakin pada jawaban yang pasti.
Butir-butir mengacu pada definisi opersional: yaitu suatu respon emosional, reaksi atas adanya berbagai situasi atau keadaan yang tidak
menyenangkan yang dirasa mengancam dan akan terjadi, serta membuat
individu mengalami berbagai macam tekanan dalam penyusunan skripsi.Dalam penelitian ini kecemasan diukur dengan menggunakan skala
kecemasan dan tingkat kecemasan diukur dengan mengkategorisasikan
memakai cara kategorisasi jenjang. Skor total yang diperoleh menunjukkan
tinggi rendahnya kecemasan. Semakin tinggi skor semakin tinggi
kecemasan dan semakin rendah skor semakin rendah pula kecemasannya.Kecemasan akan diungkap dengan menggunakan metode rating yang
dijumlahkan atau dikenal dengan skala Likert. Metode ini menggunakan
respon subjek penelitian sebagai dasar penentuan skalanya. Skala Likert