ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMECAHAN SOAL CERITA MATERI KESEBANGUNAN DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TAWANGASARI TAHUN AJARAN 2016/2017 - UNS Institutional Repository

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai kemampuan berpikir kritis siswa

  dalam pemecahan masalah matematika berbentuk soal cerita pada materi keseba- ngunan ditinjau dari gaya kognitif siswa kelas IX G SMP Negeri 2 Tawangsari di- peroleh simpulan sebagai berikut.

  Siswa strongly field dependent memiliki kemampuan berpikir kritis inter-

  

pretation kurang sempurna dalam membaca dan mengeksplorasi, belum memiliki

  kemampuan berpikir kritis analysis dalam memilih strategi, belum memiliki ke- mampuan berpikir kritis inference dalam menyelesaikan masalah, serta belum me- miliki kemampuan berpikir kritis evaluation, analysis, dan inference dalam me- ninjau kembali dan mendiskusikan. Adapun deskripsi kemampuan berpikir kritis siswa strongly field dependent diuraikan sebagai berikut.

1. Pada tahap membaca, siswa menentukan informasi yang diketahui dan dita- nyakan pada soal pemecahan masalah yang diberikan dengan tepat.

  2. Pada tahap mengeksplorasi, siswa belum menyajikan permasalahan yang dibe- rikan dalam bentuk gambar dengan benar dikarenakan pengetahuan awal sis- wa terkait konsep kesebangunan dan garis tinggi yang masih kurang.

  3. Pada tahap memilih strategi, siswa menyebutkan rumus kesebangunan meski- pun belum tepat pada soal yang menyiratkan penggunaan konsep kesebangu- nan untuk menyelesaikannya dan belum menyebutkan rumus kesebangunan pada soal yang tidak secara langsung menyiratkan penggunaan konsep keseba- ngunan untuk menyelesaikannya. Pada tahap ini, siswa belum mampu mene- mukan langkah pemecahan yang tepat sebagai strategi untuk menyelesaikan soal karena tidak dapat mengidentifikasi hubungan antara informasi yang di- ketahui dengan konsep yang dipakai sebagai strategi pemecahan.

  4. Pada tahap menyelesaikan masalah, siswa menjalankan langkah-langkah yang ditemukan tetapi tidak dapat menyelesaikan soal pemecahan masalah secara dak mampu menarik simpulan yang logis pada hasil pekerjaannya. Namun, siswa mampu menyelesaikan soal rutin sederhana dan tidak diubah konteks- nya dari soal pemecahan masalah yang diberikan.

  5. Pada tahap meninjau kembali dan mendiskusikan, siswa tidak memeriksa ke- benaran hasil pekerjaannya karena tidak mampu menyelesaikan masalah yang diberikan dengan tepat sehingga siswa tidak dapat mengerjakan dengan cara lain untuk menyelesaikan soal.

  Siswa slightly field dependent memiliki kemampuan berpikir kritis inter-

  

pretation kurang sempurna dalam membaca dan mengeksplorasi, belum memiliki

  kemampuan berpikir kritis analysis dalam memilih strategi, belum memiliki ke- mampuan berpikir kritis inference dalam menyelesaikan masalah, serta belum me- miliki kemampuan berpikir kritis evaluation, analysis, dan inference dalam me- ninjau kembali dan mendiskusikan. Adapun deskripsi kemampuan berpikir kritis siswa slightly field dependent diuraikan sebagai berikut.

1. Pada tahap membaca, siswa memahami masalah dengan menentukan informa- si yang diketahui dan ditanyakan pada soal pemecahan masalah dengan tepat.

  2. Pada tahap mengeksplorasi, siswa belum menggambarkan kondisi masalah yang diberikan dengan benar karena terdapat kesalahan pada gambar yang di- buat. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan awal pada konsep keseba- ngunan dan garis tinggi.

  3. Pada tahap memilih strategi, siswa keliru menyebutkan rumus kesebangunan pada soal yang seara langsung maupun tidak langsung menyiratkan pengguna- an konsep kesebangunan untuk menyelesaikannya. Pada tahap ini, siswa juga belum mampu menemukan langkah pemecahan dikarenakan tidak dapat me- ngidentifikasi hubungan antara informasi yang diketahui dengan pengetahuan dan konsep yang dimiliki sebagai strategi penyelesaian.

  4. Pada tahap menyelesaikan masalah, siswa telah menjalankan langkah pemeca- han yang dituliskan tetapi tidak dapat menyelesaikan soal pemecahan masalah secara tuntas. Siswa tidak menemukan solusi akhir sehingga tidak mampu me- narik simpulan logis sesuai yang ditanyakan soal pada hasil pekerjaannya. Na- mun, siswa mampu menyelesaikan soal rutin bentuk sederhana dan tidak di- ubah konteksnya dari soal pemecahan masalah yang diberikan

  5. Pada tahap meninjau kembali dan mendiskusikan, siswa tidak memeriksa ke- benaran jawabannya karena tidak mampu menyelesaikan soal pemecahan ma- salah yang diberikan dengan tuntas sehingga siswa tidak dapat menyelesaikan soal-soal tersebut dengan cara lain.

  Siswa slightly field independent memiliki kemampuan berpikir kritis inter-

  

pretation dalam membaca dan mengeksplorasi, memiliki kemampuan berpikir kri-

  tis analysis dalam memilih strategi, memiliki kemampuan berpikir kritis inference dalam menyelesaikan masalah, tetapi belum memiliki kemampuan berpikir kritis

  

evaluation , analysis, dan inference dalam meninjau kembali dan mendiskusikan.

  Adapun deskripsi kemampuan berpikir kritis siswa slightly field independent di- uraikan sebagai berikut.

1. Pada tahap membaca, siswa dapat menentukan informasi yang diketahui dan ditanyakan pada soal pemecahan masalah yang diberikan dengan tepat.

  2. Pada tahap mengeksplorasi, siswa mampu menggambarkan kondisi masalah pada soal dengan lengkap dan benar. Gambar yang dibuat merupakan inter- pretasi dari masalah yang akan digunakan hingga akhir penyelesaian.

  3. Pada tahap memilih strategi, siswa menyebutkan rumus-rumus dengan tepat yang akan digunakan untuk menyelesaikan soal pemecahan masalah. Pada ta- hap ini, siswa juga mampu menemukan langkah pemecahan sebagai strategi penyelesaian dengan sistematis dan tepat.

  4. Pada tahap menyelesaikan masalah, siswa menjalankan langkah yang ditemu- kan dan mampu menyelesaikan soal pemecahan masalah yang diberikan de- ngan tepat. Siswa mampu menemukan solusi akhir dengan benar sehingga da- pat menarik simpulan secara logis pada hasil pekerjaannya sesuai yang dita- nyakan soal.

  5. Pada tahap meninjau kembali dan mendiskusikan, siswa meyakini kebenaran jawaban yang diperoleh pada soal pemecahan masalah tanpa melakukan pe- meriksaan ulang terhadap hasil pekerjaannya dan belum mampu menemukan

  B.

  

Implikasi

  Berdasarkan hasil penelitian mengenai kemampuan berpikir kritis siswa kelas IX G SMP Negeri 2 Tawangsari dalam pemecahan masalah matematika ber- bentuk soal cerita pada materi kesebangunan ditinjau dari gaya kognitf dapat di- kemukakan implikasi teoritis dan implikasi praktis sebagai berikut:

  1. Implikasi Teoritis

  Secara teoritis dapat diungkapkan bahwa penelitian ini mendeskripsi- kan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika berbentuk soal cerita materi kesebangunan bagi siswa dengan kategori gaya kognitif strongly field dependent, slightly field dependent, dan slightly field in-

  dependent . Siswa strongly field dependent dan slightly field dependent hanya

  sampai pada tahap mengeksplorasi dengan menggambarkan kondisi permasa- lahan tetapi kurang tepat dan belum menemukan langkah pemecahan masalah sehingga tidak memperoleh solusi, dan siswa slightly field independent mam- pu menemukan langkah pemecahan masalah dengan tepat sehingga mempero- leh solusi akhir namun tidak memeriksa kebenaran jawaban ataupun tidak me- nyelesaikannya dengan cara lain. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sis- wa dengan gaya kognitif yang berbeda memiliki kemampuan berpikir kritis yang berbeda pula dalam memecahkan masalah. Hal ini dapat dijadikan dasar pengembangan penelitian selanjutnya pada materi pembelajaran matematika yang berbeda atau pada jenjang pendidikan yang berbeda pula. Selain itu, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengadakan upaya bersama antar guru, siswa, dan pihak lain agar siswa memiliki kemampuan berpikir kritis dalam pemecahan masalah yang lebih baik dan optimal sesuai dengan gaya kognitif yang dimiliki.

  2. Implikasi Praktis

  Hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar yaitu dengan mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa dalam memecahkan masalah sehingga guru dapat mengetahui keberhasilan dan ke- sulitan siswa dalam menyelesaikan soal berbentuk pemecahan masalah. Hasil siswa strongly field dependent, slightly field dependent, dan slightly field in-

  dependent . Berdasarkan hal tersebut, secara praktis guru dapat merancang

  model pembelajaran dan menentukan metode tepat yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam penyelesaian masalah sehingga dapat diperoleh hasil belajar siswa yang optimal dalam pembelajaran matematika.

C. Saran

  Berdasarkan simpulan dan implikasi dari penelitian ini, peneliti mengemu- kakan beberapa saran sebagai berikut.

1. Bagi Guru Matematika a.

  Dalam membuat rancangan pembelajaran yang bertujuan untuk mening- katkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah teruta- ma pada materi kesebangunan, sebaiknya guru lebih menekankan proses memahami masalah sehingga siswa dapat menggunakan informasi yang terdapat pada soal untuk membuat rencana penyelesaian masalah serta memberikan tambahan latihan soal yang diubah konteksnya dari soal ben- tuk sederhana dan lebih bervariasi supaya siswa tidak cenderung mengha- fal prosedur penyelesaian masalah yang diberikan guru, khususnya pada siswa gaya kognitif strongly field dependent dan slightly field dependent.

  b.

  Siswa strongly field dependent dan slightly field dependent diketahui be- lum menggambarkan kondisi permasalahan yang diberikan dengan benar dikarenakan pengetahuan awal siswa terkait beberapa konsep yang kurang, untuk itu sebaiknya guru selalu memberikan pre-test sebelum pembelaja- ran dimulai sehingga dapat diketahui sejauh mana konsep awal yang dimi- liki siswa.

  c.

  Pada hasil penelitian ini diketahui bahwa siswa slightly field independent meyakini kebenaran jawaban tanpa melakukan pemeriksaan ulang dan ti- dak menentukan cara lain dalam penyelesaian soal pemecahan masalah yang diberikan, untuk itu sebaiknya guru membiasakan siswa untuk meng- evaluasi hasil pekerjaan yang diperoleh dan mendorong siswa agar dapat menemukan cara lain dalam penyelesaian soal sehingga dapat membuat rencana dan mengerjakan kembali soal dengan cara yang berbeda.

  d.

  Dalam pembelajaran, sebaiknya guru selalu melibatkan siswa untuk berpi- kir kritis, memberikan tugas-tugas yang berisi soal berpikir kritis, meman- tau kemampuan berpikir kritis siswa dengan memberikan tes kemampuan berpikir kritis sehingga siswa terbekali dengan kemampuan berpikir kritis.

2. Bagi Peneliti Lain

  Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa kemampuan berpikir kritis dalam pemecahan masalah siswa dengan gaya kognitif strongly field de-

  pendent dan slightly field dependent mampu memahami masalah tetapi ke-

  cenderungannya masih lemah untuk menggambarkan kondisi permasalahan yang diberikan dan membuat rencana penyelesaian soal sehingga tidak dapat menyelesaikan soal dengan tepat yang berakibat tidak mampu menarik simpu- lan logis dan tidak dapat memeriksa kebenaran dari hasil pekerjaannya, untuk itu peneliti lain dapat melakukan penelitian mengenai peningkatan kemampu- an berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (GENERATIVE LEARNING) DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA

5 17 85

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP KELAS VII DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF DALAM MATERI SEGIEMPAT

32 118 304

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SESUAI DENGAN GAYA KOGNITIF PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 20122013

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN - KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI GARIS DAN SUDUT DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER KELAS VII MTS. ASSYAFI'IYAH GONDANG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 14

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PENYELESAIAN SOAL OPEN-ENDED MATERI STATISTIKA PADA KELAS IX SMP

0 0 8

PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF MATERI KUBUS DAN BALOK

0 2 7

View of PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF DAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

0 1 11

PROFIL BERPIKIR KREATIF SISWA SMP KARUNA DIPA PALU DALAM PEMECAHAN MASALAH ALJABAR DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF

0 1 14

ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI ARITMATIKA SOSIAL DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA - Repository Universitas Islam Majapahit

0 0 23

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMECAHAN SOAL CERITA MATERI KESEBANGUNAN DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TAWANGASARI TAHUN AJARAN 20162017

0 1 24