Ekonomi Moneter Islam Analisis Jurnal 3

1

EFISIENSI RELATIF SISTEM MONETER BEBAS BUNGA: BEBERAPA BUKTI
EMPIRIS
Dianalisa dari:
THE RELATIVE EFFICIENCY OF INTEREST-FREE MONETARY SYSTEM: SOME
EMPIRICIAL EVIDENCE

Ali F. Darrat
Oleh:
Ummu Khuzdaifah (E20151005)
Maliva Farah N.H

(E20151007)

Fitri Febrianti

(E20151012)

Tutik Indana Zulfa (E20151016)
Fajar Sahroni


(E20151037)

Nur Kamila

(E20151040)

Anisatun Jamila

(E20151042)

A. Paradigma Positivisme
Setelah membaca, memahami dan menganalisa terhadap artikel The relative
efficiency of interest-free monetary system: some empiricial evidence yang ditulis oleh
Ali F. Darrat,penulis menemukan kesamaan dengan paradigma positivism. Sebelum
melangkah lebih jauh,alangkah lebih baiknya memahami terlebih dahulu apa yang
disebut dengan paradigm. Denzin & Lincoln (1994:105) mendefinisikan paradigm
sebagai:”Basic belief system or worldview that guides the investigator,not only in
choiches of method but in ontologically and epistemologically fundamental ways.”
Pengertian tersebut mengandung makna paradigm adalah sistem keyakinan dasar atau

Page | 1

2

cara memandang dunia secara metodis,ontologis dan epistimologis. Secar singkat, Denzin
& Lincoln ( 1994:107) mendefinisikan “paradigm as basic belief system based on
ontological,epistemological, and methodological assumption.” Paradigm merupakan
sistem keyakinan dasar berdasarkan asumsi ontologis,epistimologis, dan metodologi.
Denzin & Lincoln (1994:107) menyatakan : “ A paradigm may be viewed as a set of
basic beliefs (or methaphysics) that deals with ultimates or first principle.” Suatu
paradigma dapat dipandang sebagai seperangkat kepercayaan dasar (atau yang berada
dibalik fisik yaitu metafisik) yang bersifat pokok atau prinsip utama. Sedangkan Guba
(1990:18) menyatakan suatu paradigma dapat dicirikan oleh respon terhadap tiga
pertanyaan mendasar yaitu pertanyaan ontologi,epitimologi dan metodologi. Sedangakn
positivisme

merupakan

satu


bentuk

pemahaman

yang

bertujuan

untuk

mengkonfirmasi,merevisi atau memperluas teori yang sudah ada.
Paradigma positivisme menurut beberapa pendapat yaitu komunikasi merupakan
sebuah proses linier atau proses sebab akibat yang mencerminkan upaya pengirim pesan
untuk mengubah pengetahuan penerima pesan yang pasif (Ardianto, 2009). Jadi,
paradigma Positivisme ini memandang proses komunikasi ditentukan oleh pengirim
(source-oriented). Berhasil atau tidaknya sebuah proses komunikasi bergantung pada
upaya yang dilakukan oleh pengirim dalam mengemas pesan, menarik perhatian
penerima ataupun mempelajari sifat dan karakteristik penerima untuk menentukan
strategi penyampaian pesan.
Positivisme merupakan suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu-ilmu alam

(empiris) sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak spekuliasi
dari suatu filosofis atau metafisik. Dapat pula dikatakan positivisme ialah “aliran
yang bependirian bahwa filsafat itu hendaknya semata-mata mengenai dan berpangkal
pada peristiwa-peristiwa positif” Jadi, dapat dikatakan titik tolak pemikirannya, apa
yang telah diketahui adalah yang faktual dan positif, sehingga metafisika ditolaknya,
karena positif adalah dalam artian segala gejala dan segala yang tampak seperti apa
adanya, sebatas pengalaman-pengalaman objektif bukannya metafisika yang merupakan
ilmu pengetahuan yg berhubungan dengan hal-hal yg nonfisik atau tidak kelihatan. Aliran
ini menurut Atang Abdul Hakim mirip dengan aliran empirisme, namun tidak menyetujui
pendapat John Locke yang masih mengakui pentingnya jiwa dalam mengolah apa yang
Page | 2

3

ditangkap indra. Bagi positivisme hakikat sesuatu adalah benar-benar pengalaman indra,
tidak ada campur tangan yang bersifat batiniahJadi, Positivisme adalah suatu aliran
filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang benar
dan menolak aktivitas yang berkenaan dengan metafisik. Positivisme tidak mengenal
adanya spekulasi, semua harus didasarkan pada data empiris.Karena aliran ini lahir
sebagai penyeimbang pertentangan yang terjadi antara aliran empirisme dan aliran

rasionalisme. Aliran positivisme ini lahir berusaha menyempurnakan aliran empirisme
dan rasionalisme, dengan cara memasukkan perlunya eksperimen dan ukuran-ukuran.
Berangkat dari ilustrasi paradigma positivisme diatas, penulis melihat bahwa
dalam artikel ini selalu berdasar pada fakta atau kenyataan yang ada hal ini sesuai dengan
pandangan paradigm positivisme yaitu sesuatu yang bisa dijadikan sumber penelitian atau
pengetahuan adalah fakta atau kenyataan yang ada.Dalam artikel ini penulis tidak
mengemukakan sumber sumber data yang bersifat metafisik. Data data keuangan dan
ekonomi iran dan Pakistan ataupun data data yang lain pada sekitar tahun 1960-1999 dan
selebihnya menjadi sumber informasi yang digunakan dalam artikel ini.
Begitu juga dengan akibat atau dampak dari diterapkannya sistem perbankan
bebas bunga pada ekonomi makro dan pengaruhnya terhadap kecepatan aliran uang di
kedua Negara yang menerapkan sistem yang bebas bunga ( Iran dan Pakistan) dapat
dipahami berkaitan atau bersesuaian dengan paradigma positvisme yaitu merupakan
sebuah proses linier atau proses sebab akibat yang mencerminkan upaya pengirim pesan
untuk mengubah pengetahuan penerima pesan yang pasif.
B. Jenis Riset Ex Post Facto
Jenis riset yang dikembangkan oleh Ali F. Darrat, dalam tulisan artikel the
relative efficiency of interest-free monetary system: some empiricial evidence menurut
hemat penulis jenis penelitian ini adalah jenis penelitian ex post facto. Penelitian expost
facto berdasarkan arti katanya, yaitu “dari apa dikerjakan setelah kenyataan”, maka

penelitian ini disebut sebagai penelitian sesudah kejadian.Oleh karena itu, penelitian ini
hanya dapat dilakukan ketika suatu peristiwa yang didalamnya terdapat komponen
variabel bebas dan variabel terikat telah terjadi.

Page | 3

4

Penelitian expost facto sering disebut juga sebagai penelitian kasual komparatif,
karena penelitian tersebut berusaha mencari informasi tentang hubungan sebab akibat
dari suatu peristiwa.Menurut Kerlinger (Emzir, 2013: 119) penelitian kausal komparatif
atau expost facto adalah penyelidikan empiris yang sistematis di mana ilmuan tidak
mengendalikan variabel bebas secara langsung karena eksistensi dari variabel tersebut
telah

terjadi,

atau

karena


variabel

tersebut

pada

dasarnya

tidak

dapat

dimanipulasi.Kesimpulan tentang adanya hubungan diantara variabel tersebut dibuat
berdasarkan perbedaan yang mengiringi variabel bebas dan variabel terikat, tanpa
intervensi langsung.
Penelitian expost facto menurut Sukardi (2013:165) merupakan penelitian dimana
vaiabel-variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel
terikat dalam suatu penelitian. Pada penelitian ini keterikatan antar variabel bebas dengan
variabel bebas maupun antar variabel bebas dengan variabel terikat telah terjadi secra

alami dan peneliti dengan setting tersebut ingin melacak kembali jika dimungkinkan apa
yang menjadi faktor penyebabnya. Menurut Polit dan Back (2008:194) expost facto
berasal dari bahasa Latin yang berarti “After the Fact” dan mengamati hubungan dari
suatu kejadian yang terjadi secara alami tanpa adanya intervensi dari peneliti. Tujuan dari
penelitian expost facto sama dengan penelitian eksperimental yaitu keduanya memahami
hubungan antar variabel. Sebuah perbedaan penting antara dua tipe ini ini adalah ketika
pelaksanaan penelitian expos facto yaitu “ lebih sulit dibanding hubungan kausal karena
disana tidak terdapat kontrol manipulasi dari variabel bebas karena variabelnya telah
terjadi dan pengujian variabel bebasnya setelah terjadi suatu kejadian”.
Penelitian expost facto disamakan dengan penelitian eksperimen yang juga
menarik kesimpulan tentang hubungan sebab-akibat.Pada penelitian eksperimen peneliti
dapat melakukan perlakuan atau intervensi terhadap variabel bebas yang dapat
berpengaruh terhadap variabel terikatnya.Namun, pada penelitian ex post facto
kesimpulan ditarik tanpa adanya intervensi langsung peneliti terhadap variabel bebas
maupun variabel yang menyertainya.
a. Tujuan Penelitian Expost Facto
Page | 4

5


Penelitian expost facto disamakan dengan penelitian eksperimen karena keduanya
memiliki tujuan yang sama, yaitu mencari hubungan sebab akibat dari beberapa variabel.
Menurut Subali (2010:4) Penelitian expos facto merupakan penelitian dengan cara
mencari penyebab atas akibat yang sekarang terjadi atau mencari akibat lanjut dari
peristiwa yang telah terjadi.
Sebagian ahli membagi penelitian expost facto menjadi dua jenis, yaitu penelitian
korelasional dan penelitian kausal komparatif (Sukardi, 2013: 165). Sebagian ahli yang
lain membedakan antara penelitian expost facto dengan penelitian korelasional dan
menyamakan penelitian e post facto dengan penelitian kausal komparatif.
Sebenarnya antara penelitian korelasional dengan penelitian expost facto memiliki
kesamaan, diamana masing-masing penelitian dilakukan setelah suatu peristiwa terjadi
(non eksperimental) dan masing-masing penelitian tidak dilakukan perlakuan atau
intervensi terhadap variabel bebasnya. Namun demikian, keduanya memiliki perbedaaan
yaitu: a. dalam penelitian korelasional, peneliti tidak mengidentifikasi atau membedakan
antara variabel bebas dengan variabel terikat, dan b. dalam penelitian expost facto,
peneliti berusaha mengidentifikasi hubungan sebab akibat antara variabel bebas dengan
variabel terikatnya (Sukardi, 2013: 172)
b. Prinsip-Prinsip Penelitian Ex Post Facto
1. Dilakukan setelah suatu peristiwa terjadi
Penelitian expost facto secara umum dilakukan setelah suatu peristiwa yang

memiliki dugaan hubungan sebab-akibat telah terjadi.Setelah suatu peristiwa terjadi
peneliti dapat menetapkan variabel terikat sebagai akibat untuk dicari dugaan
penyebabnya sebagai variabel bebas, atau sebaliknya peneliti menetapkan penyebab
sebagai variabel bebasnya terlebih dahulu kemudian melihat akibat yang ditimbulkan
sebagai variabel terikat yang mungkin terjadi.Menurut Subali (2011:2) disebut expost
facto karena faktanya diduga telah berubah akibat adanya peristiwa yang telah dialami
oleh sekelompok mahluk hidup.Peristiwa itu merupakan suatu ekhibisi berupa perubahan/
perbedaan kondisi, yang diduga telah mempengaruhi subjek yang bersangkutan sehingga
akhirnya menjadi berbeda dengan keadaan semula.Akan tetapi ada pengecualian pada
penelitian ex post facto menggunakan desain prospective studies.Pada desain penelitian
ini, akibat dari suatu peristiwa belum terjadi, dan penelitian ini berusaha mencari dampak
Page | 5

6

yang mungkin terjadi dari kegiatan yang dilakukan oleh subjek penelitian yang telah
ditentukan oleh peneliti sebelumnya.
2. Tidak ada manipulasi atau intervensi terhadap variabel bebas
Penelitian ex post facto dilakukan setelah suatu peristiwa terjadi yang diduga
peristiwa tersebut menjadi sebab terjadinya perubahan, sehingga peneliti tidak dapat

melakukan manipulasi atau mengintervensi terjadinya peristiwa tersebut.Pada penelitian
ex post facto desain retrospective study pengambilan data dilakukan dengan tinjauan
kebelakang dari kejadian-kejadianya yang telah terjadi.Pada desain prospective study
peneliti terlebih dahulu melakukan pengamatan dalam beberapa waktu untuk melihat
perubahan yang terjadi dari kejadian tertentu. Dalam penelitian eksperimental peneliti
dapat membentuk kelompok secara random (acak) dan memanipulasi suatu variabel,
yaitu dapat menentukan “siapa” yang akan mendapatkan “apa”, dan “apa” yang akan
menjadi variabel bebas. Menurut Gay (Emzir, 2013: 122) dalam penelitian expost facto
kelompok telah terbentuk sebelumnya dan perbedaan telah terjadi pada variabel bebas.
Dengan kata lain, pada penelitian expost facto, dalam suatu peristiwa, perbedaan antara
kelompok-kelompok (variabel bebas) tidak dibentuk atau disebabkan oleh peneliti.
Dari penjelasan diatas dapat kita analisis bahwa dalam artikel the relative
efficiency yang ditulis oleh Ali F. Darrat memanglah sesuai dengan jenis riset ini karena
hal yang di analisis dalam artikel ini adalah suatu kejadian yang mana berlaku syarat atau
ketentuan bahwa suatu kejadian bisa terjadi apabila kejadian yang lain sudah terjadi.
Dalam hal ini kami mengaitkan dengan masalah yang di bahas yakni manfaat dari
pemberlakuan kebijakan perbankan bebas bunga di iran dan Pakistan baru akan diketahui
ketika kebijakan tersebut telah di terapkan. Dalam artikel ini data data yang digunakan
adalah data data yang empiris yakni berupa data perekonomian kedua Negara yakni iran
dan Pakistan. Dalam hal ini ilmuwan yang meneliti tidak dapat melakukan manipulasi
karena data data yang digunakan adalah data empiris dan berkaitan dengan hal yang
sudah terjadi jadi sifatnya pasti.
Dari penjelasan diatas dapat kita analisis bahwa dalam artikel the relative
efficiency off interest-free monetary system yang ditulis oleh Ali F. Darrat memanglah
sesuai dengan jenis riset ini karena hal yang di analisis dalam artikel ini adalah suatu
kejadian yang mana berlaku syarat atau ketentuan bahwa suatu kejadian bisa terjadi
Page | 6

7

apabila kejadian yang lain sudah terjadi. Dalam hal ini kami mengaitkan dengan masalah
yang di bahas yakni manfaat dari pemberlakuan kebijakan perbankan bebas bunga di iran
dan Pakistan baru akan diketahui ketika kebijakan tersebut telah di terapkan.
Dalam artikel ini data data yang digunakan adalah data data yang empiris yakni
berupa data perekonomian kedua Negara yakni iran dan Pakistan. Dalam hal ini ilmuwan
yang meneliti tidak dapat melakukan manipulasi karena data data yang digunakan adalah
data empiris dan berkaitan dengan hal yang sudah terjadi jadi sifatnya pasti.
Menurut Subali (2010:4) Penelitian expos facto merupakan penelitian dengan cara
mencari penyebab atas akibat yang sekarang terjadi atau mencari akibat lanjut dari
peristiwa yang telah terjadi. Sesuai dengan pendapat diatas bahwa penelitian ex post facto
merupakan penelitian dengan cara mencari akibat lanjut dari peristiwa yang telah
terjadi,dalam hal ini artikel the efficiency off interest –free monetary system meneliti
tentang manfaat dan akibat diterapkannya sistem perbankan bebas bunga di iran dan
Pakistan. Data data yang digunakan adalah data data yang empiris yakni data ekonomi
Iran dan Pakistan tahun 1960-1999. Dalam hal ini akibat yang ditimbulkan dari
penerapan perbankan bebas bunga nyatanya tidak menghambat sistem perekonomian di
kedua Negara. Dari data yang diteliti,penerapan sistem perbankan bebas bunga
memberikan beberapa manfaat atau dampak yang positif bagi perekonomian kedua
Negara diantaranya yakni terjadi peningkatan rata rata PDB perkapita riil di iran yang
meningkat lebih dari 10% pada periode setelah penerapan sistem perbankan bebas bunga
tepatnya selama periode 1984-1999. Walaupun dalam beberapa tahun terjadi penurunan
standar deviasi yang cukup besar tetapi penulis menilai ada faktor faktor lain yang
mempengaruhi penurunan tersebut,diantaranya perang yang terjadi di iran (September
1980 sampai Juli 1988) dan itu juga termasuk penghancuran ekonomi yang terus selama
bertahun-tahun sesudahnya.
C. Metode kuantitatif
Menurut sugiono (2008) metode kuantitatif adalah pendekatan ilmiah yang
memandang suatu realitas itu dapat diklasifikasikan, konkrit, teramati, dan terukur,
hubungan variabelnya bersifat sebab akibat dimana data penelitiannya berupa angkaangka dan analisisnya menggunakan statistik
Page | 7

8

Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagianbagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya.Tujuan penelitian kuantitatif adalah
mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau
hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang
sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang
fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan
kuantitatif.
Penelitian kuantitatif banyak dipergunakan baik dalam ilmu-ilmu alam maupun
ilmu-ilmu sosial, dari fisika dan biologi hingga sosiologi dan jurnalisme. Pendekatan ini
juga digunakan sebagai cara untuk meneliti berbagai aspek dari pendidikan. Istilah
penelitian kuantitatif sering dipergunakan dalam ilmu-ilmu sosial untuk membedakannya
dengan penelitian kualitatif.
Penelitian kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik
objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang
diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi
dan persentase tanggapan mereka. Sebagai contoh: 240 orang, 79% dari populasi sampel,
mengatakan bahwa mereka lebih percaya pada diri mereka pribadi masa depan mereka
dari setahun yang lalu hingga hari ini. Menurut ketentuan ukuran sampel statistik yang
berlaku, maka 79% dari penemuan dapat diproyeksikan ke seluruh populasi dari sampel
yang telah dipilih.pengambilan data ini adalah disebut sebagai survei kuantitatif atau
penelitian kuantitatif.
Ukuran sampel untuk survei oleh statistik dihitung dengan menggunakan rumusan
untuk menentukan seberapa besar ukuran sampel yang diperlukan dari suatu populasi
untuk mencapai hasil dengan tingkat akurasi yang dapat diterima.pada umumnya, para
peneliti mencari ukuran sampel yang akan menghasilkan temuan dengan minimal 95%
tingkat keyakinan (yang berarti bahwa jika Anda survei diulang 100 kali, 95 kali dari
seratus, Anda akan mendapatkan respon yang sama) dan plus / minus 5 persentase poin
margin dari kesalahan. Banyak survei sampel dirancang untuk menghasilkan margin yang
lebih kecil dari kesalahan.
Beberapa survei dengan melalui pertanyaan tertulis dan tes, kriteria yang sesuai
untuk memilih metode dan teknologi untuk mengumpulkan informasi dari berbagai
Page | 8

9

macam responden survei, survei dan administrasi statistik analisis dan pelaporan semua
layanan yang diberikan oleh pengantar komunikasi. Namun, oleh karena sifat teknisnya
metode pilihan pada survei atau penelitian oleh karena sifat teknis, maka topik yang lain
tidak tercakup dalam cakupan ini.
Metode penelitian kuantitatif di artikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif
atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah di tetapkan.
Metode kuantitatif digunakan apabila masalah sudah jelas, peneliti ingin
mendapatkan informasi yang jelas, peneliti ingin mendapatkan informasi yag luas dari
suatu populasi, ingin mengetahui pengaruh perlakuan, ingin menguji hipotesis penelitian,
ingin mendapatkan data yang akurat, dan ingin menguji validitas pengetahuan, teori, dan
produk tertentu.
Kompetensi peneliti kuantitatif yaitu memiliki wawasan yang luas dan mendalam,
menggunakan teori yang tepat,memberikan interprestasi terhadap data, membuat laporan
secara sistematis, dan membuat abstraksi hasil penelitian. Metode dipilih sesuai dengan
tujuan penelitian, setiap peneliti perlu mengidentifikasi apakah data yang dimiliki
menenuhi asumsi dasar yang harus dipenuhi setiap teknik, tahapan awal adalah
melakukan seleksi (screening) data, yakni mengenali perilaku data, ada atau tidaknya
data, dan deskripsi secara statistik dari data yang dimiliki. Format penelitian kuantitatif
dalam ilmu sosial tergantung pada permasalahan dan tujuan penelitian itu sendiri. Ada
dua format penelitian kuantitatif berdasarkan paradigma dominan dalam metodologi
penelitian kuantitatif yaitu format deskriptif dan format eksplanasi.
Metode penelitian kuantitatif adalah metode yang lebih menekankan pada aspek
pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial. Untuk dapat melakukan
pengukuran, setiap fenomena sosial dijabarkan kedalam beberapa komponen masalah
Berangkat dari berbagai penjelasan tentang metode penelitian kuantitatif di atas, maka
penulis menyatakan bahwa jurnal The relative efficiency of interest-free monetary
system:some empirical evidence didalamnya terdapat beberapa hal yang cara
penelitiannya menggunakan penelitian kuantitatif, yaitu Menurut data statistik yang
Page | 9

10

diterbitkan oleh Dana Moneter Internasional (International Financial Statistik, CDROM), rata-rata PDB per kapita riil di Iran adalah 2.502 riyal selama periode perbankan
bebas bunga (1960-1983). Selanjutnya, kapita PDB per kapita sebenarnya meningkat
lebih dari 10% mencapai 2.767 riyal selama periode 1984-1999. Perhatikan bahwa
peningkatan ekonomi di iran ini dikaitkan dengan kurang variabilitas dalam PDB per
kapita riil, dimana yang standar deviasi jatuh dari 1.257 riyal pada periode pertama,
hanya 414 riyal di periode kedua. Perlu dicatat bahwa peningkatan kinerja ekonomi pada
ekonomi Iran memang mengesankan mengingat fakta bahwa periode ini meliputi tahun
dahsyat dari Iran / Perang Irak (September 1980 sampai Juli 1988) dan itu juga termasuk
penghancuran ekonomi yang terus selama bertahun-tahun sesudahnya. Data pada
Pakistan melukis gambar yang sama untuk GDP sebenarnya per kapita,yang lebih dari
dua kali lipat dari 6.655 rupee selama periode perbankan bebas bunga dari 1960-1978,
untuk 12.656 rupee untuk periode kedua 1979-1999. Seperti halnya di Iran, ini
peningkatan luar biasa dalam PDB per kapita riil di Pakistan tidak memperburuk
stabilitas ekonomi.standar deviasi dari GDP per kapita riil pada dasarnya tetap tidak
berubah dalam dua periode (2041 rupee pada periode pertama dibandingkan dengan 2092
rupee di kedua).Oleh karena itu, sisi nyata dari kedua negara tampaknya telah meningkat
secara signifikan dalam pasca periode perbankan bebas bunga. Mengamati bahwa angkaangka di atas adalah secara riil dan, dengan demikian,menghindari bias inflasi ke atas
selama periode pemeriksaan. Hal ini penting karena kedua negara yang terganggu dengan
tingkat inflasi yang relatif tinggi, terutama dalam dua dekade terakhir
(Untuk Iran, tingkat inflasi 8 dan 20% pada periode perbankan sebelum dan
sesudah basis bebas bunga, masing-masing; dan untuk Pakistan, tingkat inflasi 7 dan 8%
selama dua periode). Selain tren GDP per kapita riil, ekonom biasanya melihat dari hal
yang berkaitan dengan tingkat ketidakpastian pada masa depan kesejahteraan ekonomi.
Sebuah ukuran umum ketidakpastian ekonomi adalah variabilitas (Standar deviasi) dari
pertumbuhan PDB riil.Di sini, sekali lagi, perekonomian Iran dan Pakistan menunjukkan
beberapa perbaikan selama periode sejak diperkenalkannya perbankan bebas bunga.
Secara khusus, standar-deviasi pertumbuhan PDB riil di Iran turun dari 13% di
periode 1960-1983 dan kurang dari 10% untuk periode 1984-1999. Data Pakistan
menunjukkan pola yang sama dari ketidakpastian ekonomi. Standar deviasi dari
Page | 10

11

pertumbuhan PDB riil di Pakistan hanya 2,5% di periode terakhir dari 1979-1999,
dibandingkan dengan 4% untuk 4 periode sebelumnya.Selain variabilitas pertumbuhan
PDB riil, ekonom seperti Friedman (1984) dan Mehra (1989) menggunakan variabilitas
pertumbuhan uang (ketidakpastian keuangan) untuk mewakili keseluruhan ketidakpastian
ekonomi. Mengikuti pendekatan itu, saya mencapai kesimpulan yang sama. Standar
deviasi dari tingkat pertumbuhan basis moneter (cadangan uang) di Iran pada periode
sebelum melembagakan perbankan bebas bunga adalah 18,5%, dibandingkan dengan
hanya 8% untuk periode sesudahnya.
Pemeriksaan data historis untuk iran (juga di sebut dari IFS, CD-ROM)
mennunjukkan bahwa perputaran uang berbasis bunga (VQ) memiliki perubahan
dramatis selama satu tahun. Secara khusus VQ meningkat menjadi 24.03 di tahun 1960
dan turun menjadi 3.07 di tahun 1989.Mungkin lebih kritis dilihat dari sudut pandang
kebijakan, dari tahun ke tahun perubahan VQ di Iran sama-sam dramatis dengan standar
deviasi 5.09. Fluktuasi besar yang serupa merupakan ciri perputaran uang berbasis bunga
di Pakista dari 21.11 di tahun 1961, VQ di pakistan turun menjadi 4.83 pada tahun 1996,
dengan standar deviasi 3.72.
Sebenarnya statistik untuk kecepatan uang dalam bunga saham (VM)
menggunakan perilaku yang lebih halus. Dalam kasus di Iran, kisaran fluktuas VMi lebih
sempit, mula dari 9.23 di tahun 1961 turun menjadi 2.89 di tahun 1985, dengan standar
deviasi hanya 1.73 (dibandingkan dengan 5.09 untuk VQ). Perputaran uang bebas bunga
di Pakistan juga menunjukkan pola yang halus dibandingkan berbasis bunga selama
periode penelitian. Bahkan VM di Pakistan sangat dekat untuk menjadi konstan,
bervariasi hanya antara 4.34 di tahun 1975 untuk puncak, 2.71 pada tahun 1972 untuk
palung, hanya dengan 0.32 untuk standar deviasi (dibandingkan dengan 3.72 untuk VQ).
Metrik lain untuk menilai sejauh mana variabilitas adalah koefisien variasi, yang
mengukur ukuran standar deviasi per unit dari sampel (dalam persentase). Disini stok
uang juga variabilitas kecepatan bebas bunga jauh lebih rendah dari variabilitas
berdasarkan kepentingan uang saham di kedua negara. Khusus untuk Iran koefisien
variasi dari VM hanya sekitar setengah dari VQ (32.64% di bandingkan dengan 72.61%);
untuk pakistan, koefisien variasi dari VM hanyalah seperlima yang dari VQ (8.77%

Page | 11

12

dibandingkan dengan 42.76%). Iran dan Pakistan berturut-turut merencakan VM dan VQ
dari waktu ke waktu.
D. Analisis
1. Alur pikir dari artikel jurnal ini
a. reasoning
setelah membaca, mengamati, dan menganalisa struktur tulisan yang yang ditulis
oleh Ali F. Darrat dengan judul The relative efficiency of interest-free monetary
system:some empirical evidence, dapat diketahui bahwa artikel ini memiliki lima alur.
Pertama: peneliti berusaha mengenalkan pertumbuhan perbankan bebas bunga. Kedua:
peneliti memaparkan sebuah penilaian sejarah. Ketiga: peneliti menjelaskan kecepatan
uang mulai memiliki peran penting dalam analisis makro ekonomi untuk kebijakan
moneter yang efektif. Keempat: peneliti melakukan pengujian empiris kegunaan
kebijakan. Kelima: peneliti memberikan kesimpulan mengenai hal-hal yang dia bahas.
Untuk memperoleh gambaran sedikit ulasan yang ditulis Ali F. Darrat mengenaiThe
relative efficiency of interest-free monetary system:some empirical evidence , penulis
memberikan sedikit gambaran tentang lima alur diatas.
Pertama: peneliti mengenalkan Perkembangan utama di bidang keuangan bisnis
kontemporer sejak awal 1980-an telah menjadi awal Muncul dan pertumbuhan perbankan
bebas bunga di banyak bagian dunia. Baru-baru ini, bank konvensional seperti Citibank
telah mulai menawarkan jasa keuangan bebas bunga . Seiring dengan pertumbuhan ini,
ada juga pencurahan penelitian tentang alam dan struktur bebas bunga bank dan efisiensi
mereka lebih relatif terhadap bank” konvensional.
Kedua: peneliti menjelaskan bahwa dalam sejarah Iran mulai memberlakukan
praktek perbankan bebas bunga pada awal tahun 1980-an. Bahkan, Agustus 1983
menandai awal yang efektif pengalaman perbankan bebas bunga ketika pemerintah Iran
(Parlemen) mengesahkan undang-undang yang melarang pembayaran dan penerimaan
dari semua suku bunga tetap pada Kegiatan saling pinjam meminjam, memberikan bank
hanya 1 tahun setelahnya untuk mengkonversi mereka praktek norma-norma bebas
bunga. Sedangkan di Pakistan proses bebas bunga bank dimulai sedikit lebih awal, ketika
pemerintah Pakistan mengumumkan bulan Februari 1979 keputusan untuk melarang
Page | 12

13

transaksi berbasis bunga lembaga keuangan, Perlu ditekankan di awal bahwa proses
konversi bank untuk bebas bunga di lembagasedikit lebih lambat dan mungkin memakan
waktu lama untuk menyelesaikan. Bahkan, baik Iran atau Pakistan telah menjadi Negara
yang sepenuhnya menerapkan perbankan bebas bunga. Kedua negara dibuat dengan
beberapa pengecualian untuk penyediaan larangan terhadap transaksi menarik bagi
banyak pemerintah dan entitas publik.
Ketiga: kecepatan uang mulai memiliki peran penting dalam analisis
makro ekonomi. Salah satu fungsi uang adalah sebagai alat pertukaran, dimana
persamaannya adalah: Msx V = Y, Dimana Ms menunjukkan stok uang, V adalah
kecepatannya (jumlah waktu terhadap unit Ms adalah digunakan dalam proses
transaksi), dan Y menunjukkan pendapatan nominal (Y = harga X nyata GDP).
Tujuan utama kebijakan moneter di negara manapun adalah pencapain harga yang
stabil atau PDB riil tinggi. Hal ini dapat di capai jika V stabil dari waktu ke
waktu. Sebuah kecepatan yang stabil akan melemahkan hubungan antara antara
kebijakan moneter (Ms) dan sisa ekonomi (Y), dan akan memimpin untuk
keseluruhan ekonomi dan keuangan.
kurangnya prediksi yang yang akurat dari kecepatan inflasi uang yang
tinggi dan pengangguran yang tinggi. Oleh karena itu penting memiliki prediksi
dan membuat kebijakan untuk kemakmuran ekonomi. Akibatnya saya mengkaji
perilaku kecepatan uang bebas bunga dibandingkan berbasis minat agregat
moneter di iran dan pakistan selama periode 1960-1999. Stok uang (M) terdiri
dari mata uang dan deposito cek telegram rutin masyarakat, di negara-negara yang
dikenakan bunga. Di samping itu simpanan berjangka dan tabungan yang
menghasilkan bunga tetap dan dengan demikian diambil untuk mewakili
kepentingan. Berdasarkan agregat moneter kurangnya minat dan pada permintaan
pada mata uang dan deposito tidak membuat M (tapi tidak Q) konsisten dengan
larangan bunga dalam islam.
Keempat: dalam melakukan pengujian empiris ini Tujuan saya adalah
untuk mencoba melakukananalisis tentang manfaat relatif dari agregat moneter
bebas bunga dan basis bunga di kedua negara dengan menggunakan data statistik
dalam

cara

yang

santai(informal).

kesimpulan

empiris

lebih

kredibel
Page | 13

14

membutuhkan pengujian formal proposisi kunci yang berkaitan dengan agregat
moneter alternatif. Tujuan saya di bagian ini adalah untuk mencoba melakukan
hal itu.
Perdebatan saat ini pada kegunaan kebijakan agregat moneter alternatif
biasanya melibatkan dua isu utama; yaitu, pengendalian kebijakan agregat yang
bersangkutan, dan hubungan mereka dengan tujuan akhir kebijakan. Secara
khusus, agregat moneter yang diberikan dianggap berguna untuk pembuatan
kebijakan jika memenuhi dua prasyarat utama. Pertama, agregat harus efektif di
bawah kendali otoritas moneter. Kedua, harus ada keterkaitan yang handal dan
kuat antara agregat moneter.
Kelima: peneliti berusaha menyimpulkan beberapa kajian yang ia lakukan
yaitu jurnal ini secara empiris menilai mamfaat dan kegunaan kebijakan relatif
dari sistem moneter bebas bunga dalam kasus negara Iran dan Pakistan. Kedua
negara telah memiliki pengalaman panjang dan luas dengan bebas bunga
perbankan sejak awal 1980-an. Dengan empat dekade data, yang mencakup
periode

1960-1999,

saya

menyelidiki

beberapa

aspek

penting

dari

memperkenalkan bebas bunga perbankan di kedua negara. Secara khusus, kontras
kinerja makroekonomi secara keseluruhan Iran dan Pakistan sebelum dan setelah
pengenalan interes bebas perbankan; mengkaji perilaku dari kecepatan yang
mendasari bebas bunga dan berbasis bunga agregat moneter; dan menganalisis
isu-isu kebijkan utama di bawah dua rezim moneter alternatif yang berkaitan
dengan pengendalian agregat moneter

dan hubungan mereka dengan tujuan

kebijakan utama. Saya menyimpulkan hasil empiris dari ringkasan statistik untuk
menilai kinerja ekonomi makro, dari analisis regression untuk mengukur
dinamika jangka pendek, dan dari tes kointegrasi untuk menyelidiki hubungan
jangka panjang.
b. Dasar teoritik
Setidaknya landasan teoritik yang dibangun dalam penelitian ini terdapat
enam teori. Pertama: Menurut data statistik yang diterbitkan oleh Dana Moneter
Internasional (International Financial Statistik, CD-ROM), rata-rata PDB per
Page | 14

15

kapita riil di Iran adalah 2.502 riyal selama periode perbankan bebas bunga
(1960-1983). Selanjutnya, kapita PDB per kapita sebenarnya meningkat lebih dari
10% mencapai 2.767 riyal selama periode 1984-1999. Perhatikan bahwa
peningkatan ekonomi di iran ini dikaitkan dengan kurang variabilitas dalam PDB
per kapita riil, dimana yang standar deviasi jatuh dari 1.257 riyal pada periode
pertama, hanya 414 riyal di periode kedua.
Kedua : Salah satu fungsi uang adalah sebagai alat pertukaran, dimana
persamaannya adalah: Msx V = Y, Dimana Ms menunjukkan stok uang, V adalah
kecepatannya (jumlah waktu terhadap unit Ms adalah digunakan dalam proses
transaksi), dan Y menunjukkan pendapatan nominal (Y = harga X nyata GDP).
Tujuan utama kebijakan moneter di negara manapun adalah pencapain harga yang
stabil atau PDB riil tinggi. Hal ini dapat di capai jika V stabil dari waktu ke
waktu. Sebuah kecepatan yang stabil akan melemahkan hubungan antara antara
kebijakan moneter (Ms) dan sisa ekonomi (Y), dan akan memimpin untuk
keseluruhan ekonomi dan keuangan.
Ketiga: kebijakan agregat moneter alternatif biasanya melibatkan dua isu
utama; yaitu, pengendalian kebijakan agregat yang bersangkutan, dan hubungan
mereka dengan tujuan akhir kebijakan (lihat, misalnya, Havrilesky & Boorman,
1980; McCallum, 1989).Secara khusus, agregat moneter yang diberikan dianggap
berguna untuk pembuatan kebijakan jika memenuhi dua prasyarat utama.
Pertama, agregat harus efektif di bawah kendali otoritas moneter. Kedua, harus
ada keterkaitan yang handal dan kuat antara agregat moneter, di satu sisi, dan
tujuan kebijakan utama (s) di sisi lain. Dengan tidak adanya link seperti itu,
agregat moneter akan kehilangan banyak daya tarik kebijakan bahkan jika itu
efektif berdasarkan kebijakan kontrol. Sebaliknya, agregat moneter yang sangat
terkait dengan tujuan kebijakan utama akan tidak berguna jika para pembuat
kebijakan tidak dapat mengendalikan.
Keempat: Sebuah cara yang umum untuk mengukur pengendalian dari
agregat moneter adalah untuk mengukur tingkat korelasi statistik antara agregat
yang bersangkutan dan basis moneter, yang terakhir instrumen kebijakan utama
umumnya dianggap di bawah kendali efektif pembuat kebijakan.
Page | 15

16

Kelima: Engle dan Granger (1987) berpendapat Dua variabel dikatakan
terkointegrasi jika mereka memiliki hubungan jangka panjang. Contoh pasangan
mungkin terkointegrasi ekonomi time series yaitu harga dan upah, harga dan
uang, dan konsumsi dan pendapatan. Menurut Granger (1986) Teorema
Representasi, setiap sistem variabel terkointegrasi dapat diwakili oleh model
koreksi kesalahan (ECM). Untuk model asli yang berisi variabel stasioner, ECM
menambahkan regressor lain; yaitu, residu tertinggal [disebut koreksi kesalahan
(EC) jangka] yang diperoleh dari kointegrasi hubungan yang mendasari. Itu
koefisien istilah EC mencerminkan proses dimana variabel dependen dalam ECM
persamaan menyesuaikan dalam jangka pendek untuk posisi ekuilibrium jangka
panjang nya. Pembahasan di atas, kemudian, menunjukkan bahwa penyelidikan
empiris menyatakan pengendalian kebijakan harus didasarkan pada kointegrasi
dan model koreksi kesalahan.
Keenam: Secara khusus, peneliti menambahkan tiga variabel dummy
dalam model untuk Iran. Itu variabel dummy pertama merupakan awal dari
revolusi Iran tahun 1979, sebuah peristiwa yang memiliki diragukan lagi
berdampak bagi negara baik secara ekonomi dan sosial. variabelnol ditugaskan
untuk periode prerevolution dari 1960-1978, dan kemudian satu setelahnya.
Variabel boneka kedua merupakan langkah awal untuk periode perbankan bebas
bunga, dan dibutuhkan nol untuk setiap pengamatan lebih periode 1960-1983, dan
satu setelahnya. Sebuah variabel dummy ketiga juga dimasukkan dalam pengujian
model yang mewakili perang Iran / Irak. variabel dummy ini mengambil nilai satu
selama delapan tahun perang antara 1980-1988, dan nol sebaliknya. Seperti di
Pakistan, kointegrasi yang di uji menggabungkan hanya satu variabel dummy
sesuai dengan pergeseran ke perbankan bebas bunga. Oleh karena itu, variabel
dummy dalam kasus Pakistan mengambil nol untuk setiap pengamatan di periode
1960-1978, dan satu setelahnya.
c. Penelitian terdahulu
Seperti yang telah diungkap diatas, gagasan spiritualitas digunakan untuk
menjelaskan dan memahami perbankan bebas bunga serta pencurahan penelitian
Page | 16

17

tentang alam dan struktur bebas bunga. Secara empiris meneliti manfaat sistem
moneter bebas bunga dalam kasus Iran dan Pakistan. Hasil dari data tahun 19601999 menunjukkan bahwa dikenalkannya perbankan bebas bunga si dua negara
pada awal 1980-an meningkat. Selain itu dibandinkan dengan bunga berbasis
agregat moneter, bebas bunga agregat moneter di kedua negara (a)
memperlihatkan kecepatan uang yang stabil, (b) menyediakan pembuat kebijakan
dengan lingkungan moneter yang sangat terkendali (c) sebuah kebijakan yang
kuat.
Perkembangan utama di bidang keungan bisnis kontemporer sejak awal
1980-an telah menjadi awal muncul dan pertumbuhan perbankan bebas bunga di
banyak bagian dunia.

Alih-alih tradisional prektek perbankan yang telh

ditentukan suku bunga (tetap), bebas bunga bank beroperasi dibawah pedoman
umum bagi laba-rugi, baik pada aset (pinjaman) dan kewajiban (deposito).
Menurut hemat penulis, setidaknya terdapat penelitian terdahulu yang
ditulis oleh tokoh. Yaitu Pertama: menunjukkan bahwa pada saat itu ada lebih
dari 170 bebas bunga lembaga keuangan bebas bunga, mengelola lebih dari $ 150
miliar dana, dan beroperasi di lebih dari enam puluh negara-negara seperti
Australia, Bahama, Kanada, Mesir, Perancis, Jerman, Iran, Kuwait, Luksemburg,
Pakistan, Afrika Selatan, Swiss, Inggris, dan AS (The Economist,2001).
Kedua: berbasis minat Hal ini penting untuk dicatat, bagaimanapun,
penelitian bahwa hampir semua sebelumnya diterbitkan di daerah ini terutama
teoritis di alam.
Ketiga: Khan dan Mirakhor (1990) juga fokus pada Iran dan Pakistan dan
menunjukkan bahwa dua negara telah mangakui praktek yang berbeda, terutama
dalam hal peran pemerintah dalam proses konversi bank untuk mode bebas bunga.
Keempat: Khan dan Mirakhor (1990) dan Abdul Gafoor (1995) juga
menujukkan bahwa particulary di Pakistan, transaksi berbasis bunga terus ada
setelah keputusan pemerintah untuk melarang bunga pada akhir tahun 1970.
Kelima: Friedman (1984) dan Mehra (1989) menggunakan variabilitas
pertumbuhan uang (ketidakpastian keuangan) untuk mewakili keseluruhan
ketidakpastian ekonomi.
Page | 17

18

Keenam: Engle dan Granger (1987) berpendapat bahwa menggunakan
variabel stationer dalam regresi persamaan, sementara diinginkan, mungkin tetap
menyaring frekuensi rendah (jangka panjang) informasi jika beberapa atau semua
variabel dalam model yangberkointegrasi. Dua variabel dikatakan terkointegrasi
jika mereka memiliki hubungan jangka panjang. Ketujuh: Granger (1986)
Teorema Representasi, setiap sistem variabel terkointegrasi dapat diwakili oleh
model koreksi kesalahan (ECM).
d. Sesuatu yang ingin dikembangkan
Berangkat dari berbagai penelitian terdahulu yang ada diatas, menurut
hemat penulis, terdapat konstruksi pemikiran tokoh terdahulu yang dikembangkan
oleh Ali F. Darrat. Pertama: Ali F. Darrat menjelaskan bahwa tentang
perkembangan lembaga keuangan yang berbasis bebas bunga sangat baik jika
menggunakan metode pengujian empiris efisiensi relatif dan penggunaan
kebijakan sistem moneter berbasis bunga. Kedua: perbankan bebas bunga di dua
negara (Iran dan Pakistan) pada awal 1980-an membuat peningkatan terhadap
ekonomi, atau Setidaknya tidak menghambat, kinerja ekonomi makro secara
keseluruhan, dengan menggunakan sitem yang berbeda memberikan dampak yang
berbeda pula. Ketiga: Kecepatan uang mulai memiliki peran penting dalam
analisis makro ekonomi untuk kebijakan moneter yang efektif (Thornton, 1983).
Mempertimbangkan persamaan pertukaran: Msx V = Y. Dimana Ms menunjukkan
stok uang, V adalah kecepatannya (jumlah waktu terhadap unit Msadalah
digunakan dalam proses transaksi), dan Y menunjukkan pendapatan nominal (Y =
harga X nyata GDP)..
2. Variabel penelitian
Penulis membagi variabel dalam The relative efficiency of interest-free
monetary system:some empirical evidence menjadi dua variabel, yaitu pertama:
variabel judul dan kedua: variabel ulasan. Dalam variabel judul terdiri dari enam
variabel, yaitu pertama relative, kedua efficiency, ketiga interest-free, keempat
monetary, kelima emperical, keenam evidence. Sedangkan dalam variabel ulasan
Page | 18

19

dari The relative efficiency of interest-free monetary system:some empirical
evidence lima variabel, yaitu yang Pertama: pengenalan tentang perbankan
berbasis bebas bunga. Kedua: penelitian dengan sejarah tentang bebas bunga.
Ketiga : kecepatan uang mulai memiliki peran penting dalam analisis makro
ekonomi untuk kebijakan moneter yang efektif. Keempat : pengujian empiris
kegunaan kebijakan. Kelima: kesimpulan.

3. Hipotesis
Dari berbagai penjelasan hasil analisa diatas dan artikel lengkap yang
ditulis Ali F. Darrat yang berjudul The relative efficiency of interest-free
monetary system:some empirical evidence, hemat penulis setidaknya terdapat
hipotesis. Pertama: pada tahun 1980-an adalah awal munculnya lembaga
keuangan yaitu perbankan berbasis bebas bunga atau perbankan yang
mengunakan sistem bagi hasil dan negara yang pertama kali menggunakan
perbankan dengan sistem bagi hasil adalah Iran dan Pakistan. Kedua: standardeviasi pertumbuhan PDB riil di Iran turun dari 13% di periode 1960-1983 dan
kurang dari 10% untuk periode 1984-1999. Data Pakistan menunjukkan pola yang
sama dari ketidakpastian ekonomi. Ketiga: fungsi uang adalah sebagai alat
pertukaran, dan rumus untuk pertukaran ini adalah Msx V = Y. Dimana Ms
menunjukkan stok uang, V adalah kecepatannya (jumlah waktu terhadap unit
Msadalah digunakan dalam proses transaksi), dan Y menunjukkan pendapatan
nominal (Y = harga X nyata GDP). Keempat: kecepatan agregat moneter bebas
bunga dikatakan tidak stabil karena cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan
masih standart atau lambat. Kelima: pengujian empiris lebih kredibel
membutuhkan pengujian formal proposisi kunci yang berkaitan dengan agregat
moneter alternatif.
4. Hasil temuannya, apakah teori didukung atau terbantahkan?
Untuk menganalisa temuan yang dimunculkan oleh Ali F. Darrat penulis
berangkat dari variabel penelitian yang tertera dalam judul. Variabel yang tertera
Page | 19

20

dalam judul terdapat lima yaitu Pertama; sistem bebas bunga dikedua negara.
Kedua; sugesti (spiritual) Keempat; kurang stabilnya bebas bunga. Kelima; nyata
Oleh karena itu, temuan yang dimunculkan oleh Ali F. Darrat maka terdapat lima
hipotesis terkadang ini juga disebut dengan kesimpulan akhir yang dibicarakan
tentang hasil temuan penelitian yang dilakukan. Penting memiliki prediksi dan
membuat kebijakan untuk kemakmuran ekonomi. Akibatnya saya mengkaji
perilaku kecepatan uang bebas bunga dibandingkan berbasis minat agregat
moneter di iran dan Pakistan.
Dan berhipotesis bahwa stabilitas harga merupakan aspirasi fundamental
kebijakan moneter di Iran dan Pakistan. Pemikiran tersebut didasarkan pada teori
monetaris terkenal inflasi yang memberikan peran kausal menonjol untuk
pertumbuhan uang dalam proses inflasi. Mengingat kuat hubungan pertumbuhan
uang / inflasi ini, memerangi inflasi umumnya dipandang sebagai tujuan penting
dan realistis moneter kebijakan.
Mirip dengan pembahasan saya sebelumnya masalah pengendalian, saya
pertama kali menyelidiki kehadiran kointegrasi antara agregat moneter alternatif
dan harga di kedua negara. Saya menekankan aspek cointegratedness hubungan
mereka sebagian karena teori moneter terkenal inflasi berpendapat bahwa inflasi
terkait erat dengan pertumbuhan uang terutama di jangka panjang, dan bahwa
hubungan jangka pendek antara dua variabel bisa agak rapuh tanpa serius
merusak teori.
Sekali lagi, saya menggunakan pendekatan Johansen untuk menguji
keberadaan kointegrasi hubungan antara harga dan masing-masing dua agregat
moneter di Iran dan Pakistan. Hasil dari uji Phillips-Perron menunjukkan bahwa
harga di kedua negara adalah kedua-differenced stasioner proses. Oleh karena itu,
penelitian ini tidak membantah hipotesis dikeluarkan para peneliti terdahulu dan
cenderung mendukung beberapa penelitian terdahulu sebagaimana tersurat diatas.
5. Keterbatasan penelitian
Dari berangkat dari pemahaman penulis terhadap pemahaman artikel The
relative efficiency of interest-free monetary system:some empirical evidence yang
Page | 20

21

ditulis Ali F. Darrat setidaknya terdapat keterbatasan. Pertama: terdapat sugesti
tentang menurunnya perekonomian yang ada di Iran dan Pakistan karena
menggunakan sistem bebas bunga. Kedua: proses konversi lembaga perbankan
tidak bebas bunga menjadi bebas bunga di rasa cukup lambat. Ketiga :
perekonomian biasanya berkaitan dengan hal yang tidak pasti dalam efek samping
dari kegiatan ekonomi secara keseluruhan.
6. Rekomendasi
a. Theoritical recommendations
Penulis menyadari terhadap kekurangan penelitian ini. oleh karena,
setidaknya terdapat dua rekomendasi teoritik yang dibutuhkan untuk masa
mendatang. Pertama: peneliti perlu melakukan penelitian lebih lanjut dengan
menggunakan metode yang sama dengan tujuan untuk menemukan titik fokus
agar masyarakan lebih paham lagi. Kedua: peneliti perlu melakukan penelitian
lebih lanjut dengan menggunakan metode yang berbeda dengan tujuan agar
ditemukannya paradigma baru.
b. Practical recommendations
Karena ada beberapa kekurang dalam jurnal ini, maka kita perlu untuk
menerapken teori di atas dalam dunia perbankan yang bebas bunga sehingga kita
akan menemukan titik fokus yang akan lebih mudah dicerna masyarakat.

Page | 21

22

DAFTAR PUSTAKA
Darat. A. F. 2002. Efisiensi relatif sistem moneter bebas bunga: beberapa bukti. The Quarterly
Review Ekonomi dan Keuangan. 42:747-764 763

Page | 22

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63