Unitary, Federal and Confederation

FEDERAL DAN

  (C

  KESATUAN

  ) H N

  2

  01

  2

1 Harsanto nursadi

UNITARY, FEDERAL AND

  CONFEDERATION 

  UNITARY 

  Pada saat dibentuknya ada keinginan berbentuk kesatuan; terdapat persatuan ( union) maupun

  (C

  ( unity).

  ) H N

  

  2 Bersusun tunggal

  01

  2

   Dibawah satu pemerintah pusat

   Pemerintahan subnasional mendapatkan

kewenangannya untuk memerintah dari pemerintah

pusat

   Pemerintahan daerah dibentuk dan diberikan kekuasaan oleh pemerintah pusat; tidak ada pembagian kedaulatan

  2

   Hanya ada satu badan pembentuk undang-undang

  The supremacy of the central parliament and The absence of the subsidiary sovereign bodies

   Pemerintah daerah tidak boleh membentuk peraturan yang bertentangan dengan perundang- undangan pusat

   Parlement yang dimiliki tidak selalu menganut dua kamar ( bicameral)

  3

  (C ) H N

  2

  01

  2

   FEDERAL

   Pada saat dibentuk menginginkan persatuan ( union) tetapi tidak menginginkan kesatuan ( unity)

   Terdapat sejumlah Canton (Suisse); Coloni-State (USA); Province (Canada); Lander (Jerman) yang

  (C ) H

  sangat terkait dengan lokalitas sejarah, ras dan

  N

  2

  lainnya sehingga membawa rasa kebangsaan yang

  01

  2

  sama 

  Berasal dari bahasa latin foedus yang berarti perjanjian; berjanji bersatu dalam satu kesatuan politik; tertuang dalam konstitusi federal.

   Bersusun bertingkat: Federal (negara) dan Kesatuan-kesatuan politik yang bergabung

   Terdapat dua badan legislatif ( legislature) badan legislatif federal dan badan legislatif negara bagian

  4

   Kekuasaan negara bagian diberikan-diatur oleh-pada konstitusi federal. Pembagian kekuasaan dengan cara

  Konstitusi federal merinci kekuasaan pemerintah federal, reserve powers dimiliki oleh negara sisanya yang disebut bagian

  (C ) H

  Konstitusi federal merinci kekuasaan Negara Bagian, N

  2 reserve powers-nya ada pada pemerintah federal

  01

  2

   Terdapat lembaga yang dapat menyelesaikan konflik yang timbul antar negara bagian atau atar negara bagian dengan pemerintah federalnya

   Negara federal berdaulat dalam lingkungannya sendiri yang ditentukan dan dibatasi

   Negara bagian bukan korporasi bawahan dari pemerintah federal

   Parlement selalu dianut sistem dua kamar

  5

   CONFEDERERASI

   Ikatan dari beberapa negara berdaulat

   Dibentuk berdasarkan suatu perjanjian internasional diantara negara-negara yang berdaulat

   Tidak dimaksudkan untuk membentuk negara baru

  (C ) H

  yang berdaulat

  N

  2

   Komponen-komponen negara konfederasi tetap suatu

  01

  2

  negara utuh, tidak menghilangkan kedaulatan negara-negara anggotanya 

  Warga negara yang bergabung dalam konfederasi tidak langsung terikat dengan peraturan organ- organ yang ada.

  6 FEDERAL-KESATUAN 

  Lijphart (1984, dalam Work 2002: 7, Baldi 1999: 12) 

  Federalisme sering diikuti dengan

  (C ) H N

  desentralisasi,

  2

  01

  

  2 Federalisme bukan prasyarat untuk desentralisasi .

   Federalisme maupun sistem negara kesatuan dapat berkarakter desentralisasi ataupun sentralisasi.

  

Desentralisasi dapat terjadi pada sistem

kenegaraan yang tidak mengenal

  7 federalisme.

   Azfar et.al. , (1999: 8)

  

   Work (2002: 11): There is no broad- based generalisation that can be

made about the correlation of federal/

  (C unitary states and decentralisation . ) H N

  2

   Smith (1985, dalam Azfar et.al. , 1999:

  01

  2

  8) 

  Negara kesatuan dapat melakukan devolusi terhadap urusan-urusan penting, yang memunculkan bentuk

baru negara yakni semi-federal (quasi-

federal arrangement).

  8 

  Model ini dapat bersifat seragam (uniform ) atau tidak seragam (asymmetrical).

   Prasojo (2008)

  

Tidak mungkin terdapat suatu negara yang sangat bersifat

unitaris atau sebaliknya sangat bersifat federalis.

   Elemen hubungan antara pusat dan daerah tidak bersifat monosentris, melainkan polisentris bergerak dari satu kontinuum ke kontinuum lainnya, dari kontinuum unitaris ke (C

  ) H kontinuum federalis dan sebaliknya. N

  2

  

  2

  01 Bodo Denewitz (dalam Prasojo, 2008) federalisme dan

  unitarisme adalah dua konsep kembar yang tidak mungkin membicarakan satu tanpa membicarakan yg lainnya.

   Basta (tanpa tahun: 29) there is no completely unitary

state. Every state is at least composed of municipalities as

decentralized units .

   Korelasi antara konsep negara kesatuan dengan negara

federal tidak bersifat dikhotomis, melainkan membentuk

sebuah hubungan matriks / kontinuum

  9

  

Confederation Federation Unitary State

  7. Exp: USA since 1789; Canada; West Germany; Australia; Suisse; India; Brazil;

  01

  2

  (C ) H N

  10

  7. Exp: United Kingdom; France; Spain; Poland; Israel; Algeria; Indonesia

  6. Single taxation system; local variations must be approve by central authority

  5. National law supreme; local ordinance clearly subordinate

  4. No right to secession

  3. Acts directly on individuals

  2. Undivided sovereignty

  1. High Centralization

  6. Dual taxation system for both levels of government

  1. Weak Centralization

  5. National law supreme in its sphere; constituent units in theirs

  4. Generally no right to secession

  3. Acts both on constituent units and individuals

  2. Sovereignty divides between central government and constituent units

  1. Moderate Centralization

  7. Example: USA before 1789; Germany before 1871; Suisse;

  6. Central government funded by contributions from constituent units

  5. Central government can be overruled by constituent unit government-so-called nullification

  4. Usually a formal right to secession

  3. Acts directly on constituent units, not on individuals

  2. Sovereignty in the constituent units

  2

  NEGARA-NEGARA FEDERAL

  Terdapat 24 negara Federal di (C) HN 2012 Dunia 11 FEDERAL REPUBLICS (states or provinces)

theoretically retain a degree of autonomy which is constitutionally protected, and cannot be revoked

unilaterally by the national government . 1. 2.

   3. (since November 15th, 1889) 4.

  (since 1995) 5. (1961-1972) 6.

   7. (1969-1992) 8.

  (unitary republic 1974-1994; federal republic since 1994) 9. 10.

   11. (since January 26, 1950) 12. (1949-1950) 13.

   14. (since 2007) 15.

   1999 – present: 16.

  

   17. 18. (1922-1991) 19. 20. 21.

  (1823-1840) 22. 23.

  

24. (1992-2003)

  12

  (C ) H N

  2

  01

  

  NEGARA-NEGARA UNITARY

  Terdapat 148 negara Unitary di (C) HN 2012 Dunia 13

UNITARY REPUBLIC

  (since 1946)

   1 2unitary republic since 1886) 2 2 2 2(1440-1826) 2 2 2 2 2 3 3 3 3(1801-1861, 1844-present) 3 3 3(since 1953) 3 3 3 4(1868-1869) 4since 1987) 4 December 1939 to 12 March 1940) 4(since 1919) 14 (C) HN 2012

  

  (1958-1976; restored 1979)

  

  (unitary republic 1960-1961 and 1972-present; federal republic 1961-1972)

  (since 1966)

  

  1. (1st: 1899-1900; 2nd: 1900; 3rd: 1903)

  2. (republic since 1973)

  9.

  8.

  7.

  6. (1st: 28 May 1918; Re-established: 18 October 1991)

  5. (1st: May 28, 1918; Current: December 25, 1991)

  4.

  3. (since 1946)

  

  (1895) 1870- 1940; since 1958)

   (since 1970) (since 1960)

  (since 1648) since 1974)

  

   (1894-1898) (since 1946)

  (republic since 1944) (Unitary republic since August 1950) (since 1979) (since 1958)

  (republic since 1949) (since 1946)

   (since 1964)

  (since 1975) (November 22, 1943)

  (since 1969) 7 7(1941-1943) 81991-) 8 8since 1966) 8since 1968) 8since 1960) 8since 1974) 8 8 8since 1992) 81848-1861) 9 9(since 1924) 9since 2006) 9 91799-1803) 9 9 9 9 9since 1947) 15 (C) HN 2012

  1from September 14, 1917 up t since ) 1since 2007)

  1since 301) 1

  1 1since 1971) 1

  1(since 1961) 11873–

  1874)(1931- 1939)) 1 (since 1972) 1

  1912, since 1947)

  1 1 1since 1957) 1 1 1 1

  1(former

  1ormerly (1970-1979)

  16 (C) HN 2012

CONFEDERAL REPUBLICS

   are associations of sovereign states, usually having power over critical common

  (C ) H

  issues such a

  N

  2

  2

  01

   (2003 – 2006)

  

   1776 – 1789)

   (1982 – 1989)

  17

REPUBLIK INDONESIA SERIKAT

  (C ) H N

  2

  01

  2

  18

  27 Desember 1949 sampai dengan 17 Agustus 1950

  Negara Bagian Otonom -non federasi

  1.Negara Republik

  1.Jawa Tengah Indonesia

  2.Kalimantan Barat

  (C ) H

  

2.Negara Indonesia (Daerah Istimewa) N

  2

  3.Dayak Besar

  2

  01 Timur

  3.Negara Pasundan

  4.Daerah Banjar (termasuk distrik

  5.Kalimantan Federal Jakarta) Tenggara

  4.Negara Jawa Timur

  6.Kalimantan Timur

  

5.Negara Madura (tidak termasuk ex

  6.Negara Sumatera Kesultanan Pasir) Timur

  7.Bangka

  7.Negara Sumatera

  8.Belitung

  19 Selatan

  9.Riau PIAGAM KONSTITUSI RIS DITANDATANGANI OLEH PARA PIMPINAN NEGARA/DAERAH DARI 16

NEGARA/DAERAH BAGIAN RIS 1.

  Mrdari Negara Republik Indonesia menurut perjanjian Renville.

2. Sultan Hamid II dari Daerah Istimewa Kalimantan

  (C

  Barat

  ) H N 3.

  dari Negara Indonesia

  2

  01 Timur 2 4.

  dari Negara Madura 5. dari Daerah Banjar 6. dari Bangka 7. K.A.dari Belitung 8. dari Dayak Besar 9. Dr.

   dari Kalimantan Timur

  20 13.

  Mr dari Negara Sumatera