Implementasi Simple Service Discovery Protocol (SSDP) untuk Pencarian Layanan pada Wi-Fi Direct Berbasis Android

  Vol. 2, No. 8, Agustus 2018, hlm. 2987-2996 http://j-ptiik.ub.ac.id

  

Implementasi Simple Service Discovery Protocol (SSDP) untuk Pencarian

Layanan pada Wi-Fi Direct Berbasis Android

1 2 3 Redila Permata Anindita , Eko Sakti Pramukantoro , Kasyful Amron

  Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1 2 3 Email : redilaanindita108@gmail.com, ekosakti@ub.ac.id, kasyful@ub.ac.id

  

Abstrak

  Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan dari teknologi nirkabel telah meningkat dan telah mengubah cara perangkat elektronik berinteraksi dan berkomunikasi. Salah satu teknologi nirkabel yang ada saat ini adalah Wi-Fi Direct yang merupakan pengembangan Wi-Fi Alliance dengan memanfaatkan infrastruktur Peer-to-Peer. Tujuan dari teknologi Wi-Fi Direct tersebut untuk meningkatkan komunikasi antar perangkat secara langsung dengan Wi-Fi. Dalam komunikasi Wi-Fi Direct dibutuhkan protokol pencarian layanan untuk meningkatkan kemampuan penyebaran layanan. Pada penelitian ini bertujuan untuk menerapkan proses pencarian layanan pada satu group Wi-Fi Direct dengan algoritma Simple

  

Service Discovery Protocol (SSDP) dan menguji kinerja dari proses awal pencarian peer hingga proses

  pencarian layanan dengan SSDP. Pengujian kinerja yang dilakukan pada penelitian ini untuk mengetahui delay dari beberapa proses yang dilakukan yaitu, pada proses pencarian peer, pembentukan

  

group , dan pencarian layanan dengan SSDP. Hasil dari implementasi SSDP pada sebuah group Wi-Fi

Direct dapat disimpulkan bahwa Group Owner mencari layanan kepada client-client yang ada kemudian

  • client tersebut memberitahukan layanannya, dan berdasarkan dari pengujian tersebut didapatkan

  client

  hasil proses pencarian peer delay tercepat sebesar 10.328 detik dan delay terlama sebesar 19.914 detik, untuk proses pembentukan group tercatat delay tercepat sebesar 0.305 detik dan delay terlama sebesar 0.633 detik, untuk proses pencarian layanan dengan SSDP tercatat delay tercepat sebesar 0.035 detik dan delay terlama sebesar 0.065 detik.

  Kata kunci: Wi-Fi Direct, Simple Service Discovery Protocol (SSDP), Android

Abstract

  

Over the past years, the use of wireless technologies has been increased and has changed how the

electronic devices interact and communicate. Wi-Fi Direct is one of wireless technologies exist. Wi-Fi

is the development of Wi-Fi Alliance by utilizing Peer-to-Peer infrastructure. The purpose of Wi-Fi

Direct technology is to improve device-to-device communication directly with Wi-Fi. On a Wi-Fi Direct

network, a service discovery algorithm is needed to help them share their services. This study aims to

implement the service discovery algortihm on one group of Wi-Fi Direct with the Simple Service

Discovery Protocol (SSDP) algorithm and test performance of the system. Performance testing

experiments of this study to determine the delay of some process that is done, in the process of peer

discovery, forming group, and service discovery with SSDP. The result of impementation SSDP

algorithm on one group of Wi-Fi Direct can be concluded that a Group Owner can share the service to

its clients and based on the performance testing obtained result for the fastest delay of peer discover

process is 10,328 seconds and the longest delay of peer discovery is 19.914 seconds, for delay of the

group formation process the fastest delay of 0.305 seconds and the longest delay of 0.633 seconds, for

service discovery process with SSDP delayed fastest in 0.035 seconds and the longest delay in 0.065

seconds.

  Keywords: Wi-Fi Direct, Simple Service Discovery Protocol (SSDP), Android

  sangat tinggi, seiring dengan perkembangan 1. jumlah pengguna ponsel pintar (Smartphone)

   PENDAHULUAN

  yang juga berkembang sangat cepat. Dengan Kebutuhan pada jaringan nirkabel saat ini adanya suatu jaringan nirkabel, perangkat-

  Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya

2987 perangkat smartphone tersebut akan saling terhubung satu sama lain untuk berkomunikasi atau melakukan pertukaran data. Smartphone yang bersifat sebagai perangkat bergerak membutuhkan jaringan nirkabel yang stabil, handal, dan jangkauan yang cukup luas untuk mendukung mobilitas penggunanya. Semua smartphone kini sudah dilengkapi oleh beberapa media untuk menunjang konektivitas secara nirkabel seperti Wi-Fi, Bluetooth, dan NFC.

  Salah satu media jaringan nirkabel yang sudah banyak sekali digunakan oleh banyak orang sebagai media untuk mengakses internet adalah Wi-Fi. Wi-Fi menawarkan kemudahan konektivitas banyak perangkat untuk pertukaran data atau mengakses internet dengan melalui sebuah Access Point (AP). AP bertindak sebagai penghubung antar perangkat yang terhubung pada Wi-Fi tersebut namun perangkat-perangkat tersebut tidak dapat berkomunikasi satu sama lain. Saat ini beberapa kasus perangkat yang tersebar dengan cakupan yang cukup luas butuh terhubung satu sama lain dan membentuk komunikasi beberapa perangkat dalam suatu

  Group , pertama-tama saling melakukan

  Direct diharapkan dapat membantu perangkat-

  Dengan demikian penerapan algoritma pencarian layanan seperti SSDP pada Wi-Fi

  Identifier ), dan informasi detail lainnya.

  jaringan yang memperbolehkan perangkat- perangkat yang saling terhubung untuk melakukan pencarian keberadaan perangkat lainnya pada suatu jaringan. UPnP mempunyai protokol pencarian layanan yang diketahui sebagai Simple Service Discovery Protocol (SSDP). Dalam proses pencarian oleh SSDP dilakukan pengiriman pesan secara multicast dan dapat dibalas secara unicast oleh device lain yang menerima pesan tersebut. Pada pesan yang dikirimkan tersebut terdapat informasi- informasi terkait oleh device yang akan bergabung pada sebuah multicast group. Informasi-informasi tersebut antara lain seperti jenis perangkat, UUID (Universally Unique

  Direct yaitu UPnP. UPnP merupakan protokol

  Pada penelitian ini, untuk protokol pencarian layanan yang diterapkan pada Wi-Fi

  Pada penelitian Jimmy Tieu dan Sihan Ye dengan judul “Wi-Fi Direct Services” ini telah dilakukan penerapan Wi-Fi Direct Service (WFDS) Framework yang merupakan standarisasi penggunaan layanan yang dikembangkan oleh Wi-Fi Alliance untuk mengatasi permasalahan berbagi layanan antar tipe perangkat yang berbeda.

  dapat ditingkatkan dengan protokol pencarian layanan yang tingkatannya lebih tinggi, seperti Bounjour dan UPnP (Wi-Fi Alliance, 2014).

  Device untuk saling berbagi layanan pada suatu group Wi-Fi Direct . Untuk pencarian layanan ini

  pencarian antar P2P device lainnya dan kemudian akan membentuk P2P Group dan menentukan perangkat mana yang akan menjadi P2P GO. Dalam melakukan pencarian, pertama P2P device melakukan scan dengan menggunakan Wi-Fi scan tradisional kemudian dilanjutkan dengan proses group formation. Fitur yang menonjol dari Wi-Fi Direct adalah kemampuan untuk mendukung pencarian layanan pada link layer (Camps-mur, D., Garcia- Saavedra, A., Serrano, P., 2012). Dengan adanya pencarian layanan ini dapat digunakan P2P

  P2P Device yang saling terhubung disebut sebagai P2P Group, pada suatu P2P Group memiliki P2P Group Owner (P2P GO). P2P Devices baru yang akan membentuk suatu P2P

  group . Berdasarkan kasus itu maka dibutuhkan

  Direct disebut sebagai P2P Device, dan beberapa

  Perangkat yang terhubung pada Wi-Fi

  yang merupakan teknologi keamanan Wi-Fi terbaru dan didukung dengan kecepatan transfer up to 250 Mbps (Wi-Fi Alliance,2012).

  Wi-Fi Direct telah didukung WPA TM

  memanfaatkan modus ad-hoc , dibangun berdasarkan mode infrastruktur IEEE 802.11 dan memungkinkan perangkat untuk bernegosiasi sehingga akan ada yang mengambil alih fungsi seperti AP. Wi-Fi Direct dikembangkan untuk mode infrastruktur Wi-Fi dalam beberapa tahun terakhir. Dengan demikian, mengingat berbagai macam perangkat sudah dilengkapi dengan kemampuan Wi-Fi, dan fakta bahwa hal itu dapat sepenuhnya diimplementasikan dalam perangkat lunak melalui radio Wi-Fi tradisional, teknologi ini diharapkan memiliki dampak yang signifikan.

  Device Communication ). Teknologi ini

  Berbeda dengan teknologi Wi-Fi sebelumnya, teknologi Wi-Fi Direct mengambil pendekatan yang berbeda untuk meningkatkan komunikasi perangkat ke perangkat (Device to

  mengembangkan teknologi Wi-Fi dengan mengadaptasi proses kerja Peer-to-Peer agar satu perangkat dengan perangkat lainnya dapat saling terhubung tanpa bergantung pada AP.

  group . Sehingga Wi-Fi Alliance

  sebuah teknologi yang memungkinkan membuat perangkat dapat terhubung satu sama lain dan membentuk komunikasi multihop pada suatu

  perangkat yang terbentuk menjadi sebuah group dapat melakukan broadcast tentang layanan apa yang tersedia pada group tersebut.

2. DASAR TEORI

  Dalam pembentukan group pada sebuah jaringan lokal Wi-Fi Direct, hal pertama yang dilakukan sebuah peers adalah Device

  perangkat itu sendiri mengidentifikasikan

  Group Formation dimana GO Negotiation dilakukan secara three-way handshake . Autonomous merupakan proses yang dimana

  Setelah proses Device Discovery dilakukan selanjutnya yang akan dilakukan sebuah perangkat yang sudah menemukan perangkat lainnya adalah melakukan Group Formation yaitu melakukan negosiasi peran antara perangkat satu dengan perangkat lainnya apakah menjadi Group Owner (GO) atau hanya menjadi client. Terdapat tiga jenis prosedur pada P2P Group Formation, yaitu standard, autonomous, dan persistent. Standard adalah sebuah proses

  identitas perangkat tersebut (Conti M., etc., 2013).

  Probe Response termasuk informasi berupa

  diikuti oleh tahap Find. Tahap Find itu sendiri adalah tahap dimana sebuah perangkat melakukan pencarian dengan cara mengirimkan pesan Probe Request untuk menemukan perangkat lain secara bersamaan juga akan medengarkan permintaan tersebut pada saluran yang sama. Ketika sebuah perangkat lainnya menerima Probe Request, maka perangkat tersebut akan mengirimkan balasan berupa

  Scan mempunyai batasan durasi dan selalu

  fase dalam pelaksanaannya yaitu Pindai (Scan) dan Cari (Find). Selama proses Scan yang dilakukan masing-masing perangkat yaitu mengumpulkan informasi tentang device lainnya yang terdukung oleh wireless channel dengan spesifikasi standard IEEE 802.11. Pada tahap

  Wi-Fi Direct . Pada Device Discovery ada dua

  dimaksudkan untuk melakukan pencarian peer lainnya yang juga sedang aktif terhubung dengan

  Discovery . Device Discovery tersebut

  2.1 Simple Service Discovery Protocol (SSDP)

  Setiap arsitektur jaringan akan membutuhkan suatu service discovery protocol. Service discovery protocol merupakan protokol jaringan yang bertugas untuk memberikan ijin perangkat yang terhubung untuk mendeteksi perangkat lain (Al-Mejibli, I., Colley, M., 2010). Salah satu service discovery protocol adalah simple service dicovery protocol (SSDP). SSDP merupakan protokol pencarian yang ada pada arsitektur Universal Plug and Play (UPnP). SSDP bertujuan untuk pencarian perangkat pada suatu jaringan secara mudah, cepat, dinamis, dan tanpa pengetahuan sebelumnya. SSDP didesain untuk jaringan peer-to-peer kecil, seperti jaringan pada rumah atau perkantoran kecil. SSDP menggunakan HTTP melalui unicast dan

  perangkat yang berperan sebagai client dideskripsikan sebagai P2P clients. Layaknya AP pada umumnya, P2P GO mengumumkan dirinya melalui beacon, dan juga berperan untuk menjalankan Dynamic Host Configuration dirinya sebagai GO lalu mengumumkan keberadaannya kepada yang lain melalui pesan

  Group Owner (P2P GO), sedangkan untuk

  antar perangkat secara P2P Group, yang berfungsi sama dengan infrastruktur jaringan pada Wi-Fi Alliance. Untuk mengadaptasi peran AP pada P2P Group dideskripsikan sebagai P2P

  Wi-Fi Direct membangun konektivitas

  802.11 dan memungkinkan untuk terjadi proses negosiasi antar perangkat mobile untuk menentukan alih fungsi sebagai AP. Beberapa manfaat yang dimiliki oleh Wi-Fi Direct antara lain Mobility & Portability, Immediate Utility, Ease to Use , dan Simple Secure Connections.

  Direct dibangun berdasarkan infrastruktur IEEE

  sebuah client maupun sebuah access point yang disebut sebagai soft-AP (Camps-mur, D., Garcia-Saavedra, A., Serrano, P., 2012). Wi-Fi

  Wi-Fi Direct sebuah perangkat dapat menjadi

  dari teknologi Wi-Fi Alliance yang dapat menghubungkan perangkat-perangkat tanpa membutuhkan sebuah wireless Access Point (AP). Dengan Wi-Fi Direct , perangkat- perangkat tersebut saling terhubung dengan adanya konektivitas peer-to-peer (P2P) untuk pertukuran data secara langsung (Wikipedia, Wifi Direct, 2016). Pada sebuah Wi-Fi Alliance terdapat sebuah AP yang bertujuan untuk membuat dan mengatur aktivitas client yang saling terhubung, sedangkan pada Wi-Fi Direct tidak membutuhkan AP untuk saling terhubung. Hal ini akan menimbulkan peran ganda bagi client karena client dapat berperan sebagai AP maupun sebagai client itu sendiri. Sehingga pada

  2.2 Wi-Fi Direct Wi-Fi Direct merupakan pengembangan

  dua fungsi yaitu mencari layanan pada suatu jaringan dan memberitahukan tersedianya layanan pada suatu jaringan tersebut.

  multicast UDP packets untuk mendefinisikan

  Protocol (DHCP) server untuk memberikan alamat IP kepada P2P client.

  beacon . Pada prosedur Persistent, ketika P2P Device dalam pembentukan group

  akan selalu mendapatkan IP final static yaitu 192.168.49.1. Client-client yang terhubung tersebut hanya memiliki MAC Adress. Informasi

  A GO B

  dengan client lainnya ingin berkomunikasi harus melalui GO. Sehingga yang bertindak untuk melakukan pencarian layanan adalah GO. Untuk menggambarkan proses SSDP tersebut yang diterapkan pada Wi-Fi Direct digambarkan dengan arsitektur pada Gambar 2.

  Direct berbentuk centralized, apabila client satu

  Pada penelitian ini diterapkan proses SSDP pada arsitektur Wi-Fi Direct yang sudah terbentuk dengan satu group. Arsitektur Wi-Fi

  Pada tahap pencarian dengan SSDP ini, pertama- tama akan dimulai dengan proses pencarian dan dilanjutkan dengan pemberian deskripsi layanan dari perangkat. Mekanisme pencarian pada SSDP itu sendiri adalah melakukan pencarian layanan ke perangkat lain dengan cara mengirimkan pesan pencarian secara multicast. Pesan pencarian tersebut berisi informasi tentang perangkat lain atau informasi tentang layanan itu sendiri. Setelah pesan tersebut dikirim dan diterima oleh perangkat-perangkat lainnya, dan saling mengetahui informasi tentang perangkat tersebut atau tentang layanannya satu sama lain, kemudian semua perangkat dapat menjalankan layanan yang sama.

  Simple Service Discovery Protocol (SSDP).

  oleh GO kepada client-client yang ada dengan menggunakan protocol pencarian layanan yaitu

  Direct terbentuk, dilakukan pencarian layanan

  Selanjutnya setelah sebuah group Wi-Fi

  diketahui dan disimpan pada routing table milik GO.

  MAC Address dari client-client tersebut akan

  group Wi-Fi Direct yang akan dibuat dimana client A dan client B terhubung dengan GO. GO

  mendeklarasikan group tersebut sebagai

  Gambar 1 menunjukan arsitektur sebuah

  Gambar 1. Arsitektur Wi-Fi Direct

  bertindak sebagai client , seperti yang digambarkan pada Gambar 1.

  Wi-Fi Direct , 1 perangkat bertindak sebagai Group Owner (GO) dan 2 perangkat lainnya

  perangkat smartphone berbasis Android. Tiga perangkat tersebut akan saling terhubung dengan

  group Wi-Fi Direct dimana terdiri dari tiga

  Pada penelitian ini akan dibentuk sebuah

  pada Android telah disediakan API tersendiri untuk memudahkan akses penggunaan dari Wi- Fi Direct tersebut. Dengan menggunakan API ini, suatu perangkat dapat melakukan pencarian dan terhubung ke perangkat lain ketika tiap-tiap perangkat tersebut tersedia fasilitas Wi-Fi P2P, kemudian perangkat-perangkat tersebut dapat saling berkomunikasi. Wi-Fi P2P API terdiri dari 3 bagian utama yaitu terdapat method yang dapat membantu untuk melakukan pencarian, permintaan, dan terhubung ke peer-peer yang telah didefinisikan pada klas WifiP2pManager. Kedua terdapat listener yang dapat membantu untuk memberikan notifikasi sukses atau gagal dari WifiP2pManager method yang dipanggil. Ketiga terdapat intents yang dapat memberikan notifikasi secara spesifik dari event-event yang terdeteksi dari Wi-Fi P2P framework.

  Wi-Fi Direct atau Wi-Fi peer-to-peer (P2P)

  group dengan peran masing-masing sebelumnya.

  tergabung akan mengingat detail pada jaringan tersebut dan peran masing-masing perangkat pada P2P Group tersebut. Sehingga apabila lain waktu perangkat-perangkat tersebut ingin membangun koneksi lagi, salah satu dari mereka akan mengirimkan permintaan untuk bergabung untuk segera membangun kembali persistent

  persistent , maka perangkat-perangkat yang

2.3 Wi-Fi Direct pada Android

3. PERANCANGAN

  Gambar 2. Arsitektur Pencarian Layanan dengan SSDP

  Gambar 2 adalah gambar yang menunjukan proses SSDP yang akan dilakukan pada penelitian ini sesuai dengan arsitektur Wi-F Direct yaitu terdapat Group Owner (GO) dan

  client-client . GO akan mengirimkan pesan M-

  Search secara multicast ke semua client yang tergabung pada multicast group dengan alamat 239.255.255.250. Client A dan Client B akan memberitahukan keberadaannya secara multicast dengan isi pesan Notify yang berisi tentang status keberadaannya apakah alive atau

  bye bye .

  Setelah proses pencarian layanan tersebut berhasil dilakukan maka akan dilanjutkan untuk proses deskripsi layanan. GO akan meminta deskripsi perangkat dari perangkat yang sudah ditemukan sebelumnya, dalam hal ini adalah

  Client A dan Client B, dengan HTTP GET dan

  kemudian akan dibalas dengan perangkat tersebut dengan HTTP RESP seperti yang ditunjukan pada Gambar 3.

  Gambar 4. Flowchart Sistem Gambar 3. Arsitektur untuk Pengiriman dan

  Penerimaan Deskripsi Perangkat

  Gambar 4 menunjukan bagaimana tahapan- tahapan proses dari keseluruhan sistem Wi-Fi

  Direct pada penelitian ini. Pertama, ketiga

  perangkat yang sudah aktif Wi-Fi Direct saling melakukan pencarian peer. Kemudian apabila satu perangkat dengan perangkat lainnya saling menemukan, dibentuk sebuah group dan ditentukan peran sebagai group owner atau

  client . Setelah ketiga perangkat tersebut

4. IMPLEMENTASI

  Setelah perangkat tersebut melakukan pencarian peer kemudian ditampilkan perangkat-perangkat lain yang ditemui. Gambar 6 menunjukan terdapat dua perangkat yang ditemukan dengan nama GT-I9500 dan Redila yang berstatus available.

  Gambar 7 menunjukan telah terbentuk suatu group dan perangkat-perangkat yang ada sudah mengetahui perannya masing-masing. Salah satu perangkat berperan sebagai Group

  Gambar 7. Perangkat SM-T111 Berperan Sebagai GO

  pencarian peer tidak terjadi pembentukan group maka salah satu peer dapat menjalankan fungsi tombol Create Group untuk melanjutkan proses pembentukan group.

  peer tanpa dengan menjalankan fungsi tombol Create Group . Tetapi apabila setelah proses

  pencarian peer. Satu peer dengan peer lain yang sudah saling mengetahui keberadannya maka akan dilanjutkan proses pembentukan group. Pembentukan group pada aplikasi ini secara langsung dijalankan setelah proses pencarian

  group apabila setelah dilakukannya proses

  Pada proses ini dilakukan pembentukan

  4.2 Proses Pembentukan Group Wi-Fi Direct

  Gambar 6. Menampilkan Perangkat-Perangkat yang Ditemukan

  mendapat perannya masing-masing, maka perangkat yang bertindak sebagai group owner akan melakukan pencarian layanan dengan SSDP, dan untuk perangkat yang bertindak sebagai client akan menerima permintaan layanan dari group owner. Setelah proses pencarian layanan selesai maka ketiga perangkat tersebut dapat menjalankan layanan berbagi pesan.

  ditekan dan ditampilkan notifikasi discovery started .

  peer sedang berjalan setelah tombol discovery

  Gambar 5 menunjukan proses pencarian

  Gambar 5. Proses Pencarian Peer

  Owner (GO) maupun sebagai client.

  Proses pertama yang dilakukan pada aplikasi ini adalah satu perangkat akan mencari perangkat lainnya yang aktif pada Wi-Fi Direct. Apabila satu perangkat dengan perangkat lainnya telah saling menemukan keberadaannya maka dilakukan proses GO Negotiation, yaitu proses untuk menentukan peran sebagai Group

  Wireshark .

  pengiriman dan penerimaan pesan dan menangkap proses komunikasi dengan aplikasi

  group , proses pencarian layanan, proses

  Implementasi dijalankan sesuai dengan perancangan yang telah dibuat sebelumnya.. Implementasi dilakukan dengan mempersiapkan kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak yang sudah dipersiapkan. Tahap-tahap yang dilakukan pada proses implementasi ini terdiri dari proses pencarian peer, proses pembentukan

4.1 Proses Pencarian Peer

  

Owner (GO) dan dua perangkat lainnya berperan untuk mengarahkan pesan pencarian layanan

  sebagai client. SSDP dikirim ke alamat broadcast dan dengan port yang ditentukan. Kemudian paket pesan

  4.3 Proses Layanan Pengiriman dan pencarian layanan tersebut dikirimkan melalui Penerimaan Pesan multicast socket.

  Proses selanjutnya setelah proses pencarian peer dan pembentukan group sudah dilakukan yaitu proses layanan pengiriman pesan. Setelah terbentuknya group kemudian Group Owner (GO) dan client-client dapat saling melakukan pertukaran pesan ditunjukan pada Gambar 8.

  Pseudocode 2. Proses Penerimaan Pesan Pencarian Layanan SSDP

  Pada Pseudocode 2 merupakan pseudocode untuk proses penerimaan pesan pencarian layanan SSDP dengan tahap awal melakukan inisialisasi multicast socket . Langkah selanjutnya adalah inisialisasi paket datagram untuk menerima paket yang dikirimkan. Kemudian dilanjutkan pada proses menerima paket pesan pencarian layanan.

  5. PENGUJIAN Gambar 8. GO dan Client-client Saling Bertukar

  Pesan

  Setelah berhasil melakukan implementasi perlu dilakukan pengujian untuk melihat

  4.4 Proses Pencarian Layanan dengan SSDP

  kehandalan kinerja dari Wi-Fi Direct berdasarkan waktu delay dan melakukan Pada aplikasi ini untuk dapat menjalankan penangkapan paket data dengan Wireshark. layanan pengiriman dan penerimaan pesan

  Pengujian dilakukan dengan pencatatan waktu terlebih dahulu diawali proses pencarian layanan dari beberapa proses yaitu proses pencarian peer, dengan SSDP. proses pembentukan group , dan proses pencarian layanan dengan SSDP. Masing- masing proses tersebut dilakukan 20 kali percobaan untuk mendapatkan catatan waktu.

  Kemudian data tersebut diolah dan disajikan pada grafik CDF (Cumulative Density

  Function ).

  • Pengujian delay

  Pseudocode 1. Proses Pencarian Layanan SSDP

  Pada Pseudocode 1 merupakan pseudocode untuk proses pengiriman pesan pencarian layanan dengan tahap awal yaitu melakukan

  Gambar 9. Grafik CDF untuk Delay Pencarian Peer

  inisialisasi socket multicast. Langkah Pada Gambar 9 dapat dilihat dari grafik selanjutnya adalah inisialisasi paket datagram

  Setelah client-client tersebut bergabung menjadi satu group dengan GO, maka kemudian GO mengirimkan pesan pencarian layanan dengan SSDP secara multicast yang ditunjukan pada Gambar 14.

  Aktifitas pertama yang tertangkap pada

  Pada Gambar 13 perangkat lainnya dengan MAC Address d2:22:be:4e:f4:83 akan bergabung akan mengirimkan probe request kepada GO dan kemudian dibalas oleh GO dengan probe response.

  Gambar 13. Tampilan Aktifitas Bergabung dengan Group Owner

  adalah 86:38:38:2d:6b:71 melakukan broadcast untuk mencari perangkat lain yang ingin bergabung pada group tersebut.

  Gambar 12 dapat dilihat MAC Address dari GO

  yang juga aktif pada Wi-Fi Direct. Seperti pada

  Wireshark yaitu GO mencari perangkat lain

  Gambar 12. Tampilan Aktifitas Group Owner pada Wireshark

  CDF menunjukan adanya pelebaran grafik yang signifikan sehingga hal ini menandakan bahwa ada sedikit ketidakstabilan yang terjadi pada aktual frekuensi 0.05 hingga 1. Karena delay terendah berada pada 10.328 detik dan delay tertinggi berada pada 19.914 detik, keduanya memiliki rentan delay sebesar 9.586 detik. Dengan rentan delay sebesar 9.586 detik ini yang menyebabkan adanya pelebaran grafik.

  bergabung pada group tersebut. Sehingga nanti akan terlihat aktifitas dari perangkat-perangkat lain dalam proses untuk bergabung pada group tersebut.

  Owner (GO) yang ada sebelum perangkat lain

  Dengan delay terendah memiliki nilai sebesar 0.035 detik dan delay tertinggi memiliki nilai sebesar 0.065 detik.

  Pada Gambar 11 dapat dilihat dari grafik CDF menunjukan adanya pelebaran grafik cukup signifikan sehingga hal ini menandakan tidak adanya pelebaran grafik yang signifikan sehingga hal ini menandakan bahwa proses ini mendekati tingkat kestabilan yang cukup baik. Karena keseluruhan rentan waktu dari f(x) = 0.05 hingga f(x) = 1 yaitu sebesar 0.030 detik.

  Gambar 11. Grafik CDF untuk Delay Pencarian Layanan dengan SSDP

  Pada Gambar 10 dapat dilihat dari grafik CDF menunjukan adanya pelebaran grafik cukup signifikan sehingga hal ini menandakan bahwa adanya rentan waktu yang cukup lama. Untuk delay terendah berada pada 0.305 detik dan delay tertinggi berada pada 0.633 detik, keduanya memiliki rentan waktu 0.328 detik.

  Gambar 10. Grafik CDF untuk Delay Pembentukan Group

  • Pemantauan Paket Data Saat menjalankan aplikasi ini, dilakukan penangkapan paket data untuk mengetahui alur komunikasi dari aktivitas Wi-Fi Direct dan SSDP dengan aplikasi Wireshark. Satu perangkat laptop bertugas sebagai monitor dalam proses penangkapan paket data yang ditunjukan pada Gambar 12. Satu laptop tersebut harus bergabung lebih dahulu dengan Group

  Gambar 14. Tampilan Aktifitas Pengiriman M- Search oleh Group Owner

  Gambar 16. Tampilan Aktifitas client mengirim Notify alive

  Kemudian client-client yang ada akan mengirimkan pesan Notify secara multicast Pada pesan Notify yang dikirimkan oleh untuk memberitahukan aktifitasnya apakah

  client-client terdapat keterangan Location yang

  perangkat tersebut aktif atau tidak. Pada Gambar berisi URL dari deskripsi perangkat dari client- 15 pesan Notify yang dikirimkan oleh

  client tersebut. URL yang ada pada pesan Notify

  d2:22:be:4e:f4:83 masih berstatus ssdp:byebye pada Gambar 17 menandakan bahwa perangkat tersebut belum dapat menerima layanan yang ditawarkan oleh GO. ini merupakan URL yang berisi tentang deskripsi perangkat dari client dengan alamat IP 192.168.49.200. Kemudian GO meminta deskripsi perangkat dari client-client tersebut dengan permintaan HTTP GET terhadap URL yang tertera dan dibalas oleh

  client-client dengan HTTP Response.

  Gambar 15. Tampilan Aktifitas Client mengirim Gambar 17. HTTP GET yang Dikirimkan oleh Notify byebye

  Group Owner

  Apabila perangkat tersebut aktif dan siap Setelah GO meminta dekripsi perangkat menerima layanan yang ditawarkan oleh GO dari client tersebut dengan HTTP GET, maka maka perangkat tersebut mengirimkan Notify

  client membalas permintaan dari GO dengan ssdp:alive seperti pada Gambar 16.

  HTTP RESPONSE. HTTP RESPONSE tersebut berisi deskripsi perangkat dengan format XML pada

  UPnP Service Discovery Protocols by using NS2 Simulator. University of Essex, UK. Santana, J., Petrova, M., Mähöen, P., 2006,

  UPnP Service Discovery For Heterogeneuous Networks. RWTH Aachen University, Germany. TM

  UPnP Forum, 2008, UPnP Device

  Architecture, Open Connectivity Foundation. WiFi Alliance, 2012. Discover WiFI : WiFi

  Gambar 18. HTTP Response yang Dikirimkan oleh

  Direct. [Online] Available at :

  Client

  <http://www.wi-fi.org/discover-wi-fi/wi- fi-direct> [Diakses 7 Februari 2015]

6. PENUTUP

  Akyildiz, F. I. & Xudong, W., 2005. A Survey Simple Service Discovery Protocol (SSDP) on Wireless Mesh Networks. IEEE Radio dapat diterapkan pada teknologi Wi-Fi Direct Communications. untuk bekerja sebagai pencarian layanan.

  Camps-Mur, Daniel., etc., 2012. Device to Pertama-tama dengan membentuk suatu group

  Device Communications with WiFi Direct : pada Wi-Fi Direct, kemudian SSDP dijalankan overview and experimenation untuk proses pencarian layanan pada group dari tersebut.

  Wi-Fi Direct

  Conti M., etc., 2013. Experimenting Berdasarkan hasil pengujian kinerja sistem Opportunistic Network with WiFi Direct. yang telah dilakukan Pada delay pencarian peer,

  Institute of Informatics and Telematics tercatat delay tercepat sebesar 10.328 detik dan (IIT). Italia

  delay terlama sebesar 19.914 detik. Keduanya Tieu, J., Ye, S., 2014. Wi-Fi Direct Services.

  memiliki rentang waktu yang cukup besar Lund University. Swedia sebesar 9.586 detik, sehingga terlihat dari grafik

  CDF untuk proses pencarian peer ini mengalami pelebaran grafik.

  Pada delay pembentukan group, tercatat

  delay tercepat sebesar 0.305 detik dan delay

  terlama sebesar 0.633 detik. Keduanya memiliki rentang waktu yang tidak terlalu jauh sebesar 0.328 detik, terlihat dari grafik CDF untuk proses pembentukan group ini mengalami pelebaran grafik yang tidak terlalu signifikan.

  Pada delay pencarian layanan dengan SSDP, tercatat delay tercepat sebesar 0.035 detik dan delay terlama sebesar 0.065 detik. Keduanya memiliki rentang waktu yang tidak terlalu jauh sebesar 0.030 detik, terlihat dari grafik CDF untuk proses pencarian layanan dengan SSDP ini mengalami pelebaran grafik yang tidak terlalu signifikan.

DAFTAR PUSTAKA

  Wi-Fi Direct. (2016, January 27). In Wikipedia, The Free Encyclopedia . Retrieved 02:48, February 12, 2016, from

  

  Al -Meijibli, I., Colley, M., 2010. Evaluating