Analisis Pengelolaan Arus Kas Dalam Menu

Analisis Pengelolaan Arus Kas Dalam Menunjang Likuiditas Perusahaan
Pada Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya
Oleh:
Iwan Sugianto
Program Studi Manajemen
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Latifah Mubarokiyah
E-mail: sugiantoiwan15@yahoo.com
ABSTRAK
Untuk mempertahankan keberlangsungan usaha Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan Cisayong dituntut untuk
melakukan pengelolaan yang baik khususnya dalam hal pengelolaan keuangan. Salah satu bentuk pengelolaan
keuangan yang baik adalah dengan melakukan penyusunan laporan keuangan serta melakukan analisis terhadap
laporan keuangan tersebut khusus berkaitan dengan analisis terhadap tingkat likuiditas.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1) Kondisi arus kas; 2) Tingkat likuiditas; 3) Hasil dari
analisis arus kas dalam menunjang tingkat likuiditas Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan Cisayong selama tiga
periode yaitu dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif dengan sumber data berasal dari laporan
keuangan yang telah disusun oleh Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan Cisayong selama kurun waktu tiga tahun yaitu
pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2016. Analisis yang digunakan adalah analisis laporan arus kas serta analisis
rasio likuiditas.
Hasil penelitian menunjukan bahwa : 1) Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan Cisayong mampu mengelola
kasnya dengan cukup baik sehingga pada periode tersebut kondisi kas Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan Cisayong

dalam keadaan surplus kecuali pada tahun 2015, karena pada tahun tersebut Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan
Cisayong mengalami penurunan kas; 2) Pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 Kopontren Fat-Hiyyah
Kecamatan Cisayong dinilai memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau
bisa dikatakan bahwa kopontren tersebut dalam keadaan likuid; 3) Tingkat likuiditas Kopontren Fat-Hiyyah
Kecamatan Cisayong mengalami fluktuasi yang disebabkan adanya penerimaan serta pengeluaran kas yang
dilakukan oleh Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan Cisayong selama periode tersebut yang dapat menambah ataupun
mengurangi jumlah aktiva lancar dan utang lancar yang akan berpengaruh terhadap tingkat likuiditas koperasi.
Kata Kunci : Arus Kas, Likuiditas
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menurut
Diskoperindag
Kabupaten
Tasikmalaya (2015), terdapat 714 unit koperasi yang
terdaftar di Dinas Koperasi, Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya dengan berbagai
status yang terdiri dari 377 unit koperasi yang berstatus
aktif dan 337 unit koperasi yang berstatus tidak aktif,
dengan jumlah anggota sebanyak 136.661 orang serta
jumlah manajer dan karyawan sebanyak 1.486 orang

dengan total asset sebesar Rp 378.228.800.000.
Data di atas juga menunjukan banyak koperasi
di Indonesia khususnya di Kabupaten Tasikmalaya
kurang mampu mempertahankan kelangsungan
usahanya. Kondisi tersebut bisa disebabkan oleh
beberapa faktor, salah satunya adalah kerena lemahnya
manajemen dalam koperasi terutama dalam hal
pengelolaan keuangan.
Salah satu koperasi di Kabupaten Tasikmalaya
yang mampu mempertahankan kelangsungan usahanya
adalah Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan Cisayong.

Kopontren
Fat-Hiyyah
Kecamatan
Cisayong
merupakan koperasi yang sudah berdiri cukup lama
yaitu dari tahun 1998 dan masih mampu
mempertahankan usahanya sampai sekarang dengan
jumlah aset yang dimiliki sebesar Rp 2.859.802.000,-.

dengan menjalankan 5 unit usaha yang terbagi kembali
kedalam beberapa sub unit usaha dengan total volume
usaha sebesar Rp 1.552.948.000,- dan total SHU
sebesar Rp 65.000.000,-.
Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan Cisayong
dituntut untuk melakukan pengelolaan yang baik
khususnya dalam hal pengelolaan keuangan. Salah satu
bentuk pengelolaan keuangan yang baik adalah dengan
melakukan penyusunan laporan keuangan serta
melakukan analisis terhadap laporan keuangan tersebut
khususnya analisis terhadap tingkat likuiditas. Akan
tetapi dalam pelaksanaannya Kopontren Fat-Hiyyah
Kecamatan Cisayong hanya menyusun beberapa
laporan keuangan yaitu laporan perubahan modal,
laporan sisa hasil usaha dan laporan neraca tetapi tidak
melakukan penyusunan laporan arus kas. Selain itu,
Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan Cisayong juga tidak
melakukan analisis terhadap laporan keuangan tersebut

khususnya analisis terhadap tingkat likuiditas dimana

analisis tersebut dapat memberikan informasi bagi
semua pihak yang berkepentingan terkait kemampuan
Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan Cisayong dalam
rangka memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Kondisi likuiditas setiap perusahaan tentunya
akan berbeda-beda tergantung pada ketersediaan kas
dalam perusahaan tersebut. Oleh karena itu, untuk
mengetahui posisi kas suatu perusahaan perlu
dilakukan penyusunan laporan arus kas. Seperti
pendapat Wibowo dan Abubakar Arif 2007 dalam
James
Marsel
Kaunang
(2013:456)
yang
mengemukakan bahwa “Laporan arus kas merupakan
suatu laporan yang menyediakan informasi mengenai
peneriamaan kas dan pengeluaran kas oleh suatu entitas
selama periode tertentu serta menjelaskan dampak
aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan perusahaan

terhadap arus kas selama satu periode akuntansi”.
Berdasarkan hal tersebut, sangat penting bagi
setiap perusahaan atau dalam hal ini adalah Kopontren
Fat-Hiyyah Kecamatan Cisayong untuk menyusun
serta menganalisis laporan keuangan khususnya
laporan arus kas karena laporan tersebut akan
memberikan informasi bagi semua pihak yang
berkepentingan terkait kondisi kas perusahaan yang
erat hubungannya dengan tingkat likuiditas perusahaan.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Kondisi arus kas (cash flow) Kopontren FatHiyyah Kecamatan Cisayong periode 2014-2016.
2. Tingkat likuiditas Kopontren Fat-Hiyyah
Kecamatan Cisayongperiode 2014-2016.
3. Analisis arus kas dalam menunjang tingkat
likuiditas Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan
Cisayong periode 2014-2016.
TINJAUAN PUSTAKA
Kas merupakan salah satu unsur terpenting
dalam sebuah perusahaan, karena kas merupakan asset

yang paling tinggi tingkat likuiditasnya artinya kas
dapat digunakan oleh perusahaan kapanpun saat
dibutuhkan diantaranya untuk memenuhi kebutuhan
perusahaan yang baik yang bersifat kontinyu seperti
untuk pembayaran gaji atau upah, untuk membeli
bahan mentah maupun untuk memenuhi kebutuhan
yang sifatnya tidak kontinyu seperti untuk investasi
pada aktiva tetap, pembayaran bunga, pembayaran
pajak dan sebagainya. Segala pengeluaran tersebut
disebut aliran kas keluar atau cash outfow. (Bambang
Rianto, 2010: 93).
Selain aliran kas keluar, dalam sebuah
perusahaan juga ada yang disebut aliran kas masuk atau
cash inflow. Aliran kas masuk dalam sebuah
perusahaan bisa berasal dari berbagai sumber, ada yang
bersifat kontinyu seperti penerimaan dari hasil
penjualan secara tunai, penerimaan piutang dari
pelanggan dan sebagainya. Selain aliran kas masuk

yang bersifat kontinyu ada juga penerimaan yang

sifatnya tidak kontinyu seperti penerimaan dari
penjualan aktiva tetap, penerimaan kredit dari bank,
dan sebagainya. (Bambang Rianto, 2010: 93)
Kas yang dimiliki suatu perusahaan berasal dari
berbagai aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan
yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas
pendanaan, dan digunakan untuk membiayai ketiga
aktivitas perusahaan tersebut. Agar perusahaan dapat
mengetahui bagaimana kondisi keuangannya maka
perusahaan perlu menyusun serta menganalisis laporan
arus kas.
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2004: 257)
mengemukakan bahwa “Arus kas merupakan suatu
laporan yang memberikan informasi yang relevan
tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu
perusahaan pada suatu periode tertentu dengan
mengklasifikasikan transaksi pada kegiatan: operasi,
pembiayaan dan investasi”.
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2004:258)
mengemukakan bahwa dalam penyajiannya laporan

arus kas ini memisahkan transaksi arus kas dalam tiga
kategori yaitu:
1. Kas yang berasal dari atau digunakan untuk
kegiatan operasional.
2. Kas yang berasal dari atau digunakan untuk
kegiatan investasi.
3. Kas yang berasal dari atau digunakan untuk
kegiatan keuangan/pembiayaan.
Dengan menyusun serta menganalisis laporan
arus kas maka akan dapat diketahui sejauh mana
ketersediaan kas dalam suatu perusahaan yang nantinya
akan mencerminkan tingkat likuiditas perusahaan
tersebut, dimana semakin besar kas yang tersedia dalam
suatu perusahaan maka semakin tinggi pula tingkat
likuiditas atau kemampuan perusahaan dalam melunasi
kewajiban jangka pendeknya.
Sementara itu, Bambang Rianto (2010:331)
menyatakan bahwa rasio likuiditas adalah rasio-rasio
yang dimaksudkan untuk mengukur likuiditas
perusahaan.

Menurut Bambang Rianto (2010: 332), Rasio
yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas
Perusahaan pada umumnya terdiri dari:
1. Rasio Lancar (Current Ratio): Digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan untuk
membayar utang yang segera harus dipenuhi
dengan aktiva lancar.
2. Rasio Cepat (Quick Ratio / Acid Test Ratio):
Digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar utang yang segera
harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih
likuid (Quick Assets).
3. Rasio Kas (Cash Ratio): Digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan untuk
membayar utang yang segera harus dipenuhi
dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan
efek yang dapat segera diuangkan.

Analisis rasio likuiditas setiap perusahaan akan
menunjukan hasil yang berbeda. Angka rasio yang

rendah menunjukan bahwa kondisi likuiditas
perusahaan tersebut. Sebaliknya angka rasio yang
tinggi menunjukan adanya kemampuan perusahaan
dalam melunasi kewajiban keuangannya denganaktiva
lancar yang dimiliki atau dalam kata lain perusahaan
tersebut dalam keadaan likuid.
Kondisi likuid atau tidaknya suatu perusahaan
berdasarkan hasil analisis rasio likuiditas akan
berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan
tersebut. Perusahaan dengan tingkat likuiditas yang
tinggi akan mampu mempertahankan usahanya karena
perusahaan tersebut mampu melunasi kewajiban

keuangan jangka pendeknya, sebaliknya perusahaan
dengan tingkat likuiditas yang rendah akan kesulitan
mempertahankan usahanya karena perusahaan tersebut
akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban
keuangan jangka pendeknya.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus,
atau penelitian kasus (casse study). Adapun penelitian
ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan
sumber data berasal dari laporan keuangan yang telah
disusun oleh Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan
Cisayong pada periode 2014-2016.

Operasionalisasi Variabel

Variabel
Arus Kas
(X)

Rasio
Likuiditas
(Y)

Tabel 1
Operasionalisasi Variabel
Definisi Operasional
Indikator
Arus kas merupakan suatu laporan yang a. Aktivitas operasi
memberikan informasi yang relevan b. Aktivitas
tentang penerimaan dan pengeluaran kas
investasi
suatu perusahaan pada suatu periode c. Aktivitas
tertentu
dengan
mengklasifikasikan
pendanaan
transaksi
pada
kegiatan:
operasi,
pembiayaan dan investasi. (Sofyan Syafri
Harahap, 2004: 257)
Rasio likuiditas adalah rasio-rasio yang a. Current ratio
dimaksudkan untuk mengukur likuiditas b. Quick ratio
perusahaan.
c. Cash ratio
(Bambang Rianto, 2010: 331)

Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data-data tersebut peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data sebagai
berikut :
a. Dokumentasi
b. Studi Kepustakaan (Library Research )
Rancangan Alat Analisis
Rancangan alat analisis yang akan digunakan
oleh peneliti dalam penelitian ini adalah:
a. Mendeskripsikan arus kas Kopontern FatHiyyah yang meliputi arus kas masuk (cash
inflow), dan arus kas keluar (cash outflow)
periode 2014-2016.
b. Menghitung tingkat likuiditas Kopontren
Fat-Hiyyah periode 2014-2016 dengan
menggunakan rasio likuiditas sebagai
berikut:
1) Current ratio dengan menggunakan
rumus:
� � � ����

�� =
� ��

����

2) Quick ratio dengan menggunakan
rumus:

Skala
Rasio

Rasio

�� � � �� � −
���
� � ��� �
3) Cash ratio dengan menggunakan rumus:
� � �� =

�� ℎ � � =



� +�
��

����

Sumber: Bambang Rianto (2010:332)

c.

Membandingkan setiap perubahan yang
terjadi pada arus kas Kopontren Fat-Hiyyah
periode 2014-2016 dengan hasil analisis
rasio likuiditas pada periode tersebut.

Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kopontren FatHiyyah yang beralamat di Kampung Pagendingan,
Desa Jatihurip, Kecamatan Cisayong Kabupaten
Tasikmalaya. Pemilihan tempat penelitian dilakukan
secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan
Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan Cisayong pernah
dinobatkan sebagai salah satu kopontren terbaik
nasional pada tahun 2006. Sedangkan waktu penelitian
dilaksanakan dari bulan Januari s/d Maret 2017.

PEMBAHASAN
Kondisi Arus Kas Kopontren Fat-Hiyyah
Kecamatan Cisayong
a. Kondisi Arus Kas Periode 2014
Pada periode 2014 total arus kas masuk
(cash inflow) Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan
Cisayong adalah sebesar Rp 2,609,498,796.00.
Penerimaan terbesar Kopontren Fat-Hiyyah
selama periode 2014 berasal dari aktivitas utama
penghasil keuntungan yaitu aktivitas operasi
sebesar Rp
2,425,876,908.00. Selain itu,
Kopontren Fat-Hiyyah juga menerima pemasukan
dari aktivitas pendanaan yaitu sebesar Rp
183,621,888.00.
Arus kas keluar (cash outflow) Kopontren
Fat-Hiyyah Kecamatan Cisayong selama periode
2014 adalah sebesar Rp
1,884,237,252.00.
Jumlah pengeluaran tersebut digunakan untuk
membiayai aktivitas-aktivitas Kopontren FatHiyyah yang terdiri dari pengeluaran untuk
aktivitas operasi sebesar Rp 1,224,589,113.00,
pengeluaran untuk aktivitas investasi yaitu untuk
penambahan aktiva tetap serta adanya
peningkatan
penyertaan
sebesar
Rp
569,336,300.00 serta pengeluaran untuk aktivitas
pendanaan yaitu pembayaran SHU sebesar Rp
90,311,839.00.
Total kas bersih yang diterima Kopontren
Fat-Hiyyah Kecamatan Cisayong dari aktivitasativitas koperasi selama periode 2014 adalah
sebesar Rp 725,261,544.00. Apabila jumlah kas
bersih tersebut ditambahkan dengan saldo kas
pada awal periode yaitu sebesar Rp
133,446,094.00 maka jumlah saldo kas akhir yang
dimiliki Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan
Cisayong periode 2014 adalah sebesar Rp
858,727,638.00.
b. Kondisi Arus Kas Periode 2015
Total arus kas masuk (cash inflow)
Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan Cisayong
periode
2015
adalah
sebesar
Rp
4,967,671,897.00. Angka tersebut berasal
penerimaan-penerimaan dari aktivitas operasi
sebesar Rp 3,101,868,222.00 serta dari aktivitas
pendanaan sebesar Rp 1,865,803,675.00.
Sementara itu, total arus kas yang
dikeluarkan (cash outflow) oleh Kopontren FatHiyyah Kecamatan Cisayong periode 2015 adalah
sebesar Rp 5,103,796,118.00. Total pengeluaran
tersebut digunakan untuk membiayai aktivitasaktivitas Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan
Cisayong yang terdiri dari pengeluaran untuk
aktivitas opersi sebesar Rp 2,602,754,162.00,
pengeluaran untuk aktivitas investasi sebesar Rp
876,029,221.00, besarnya pengeluaran untuk
aktivitas investasi dikarenakan pada tahun

tersebut Kopontren Fat-Hiyyah
Kecamatan
Cisayong membuka unit usaha baru yaitu unit
usaha konveksi yang membutuhkan investasi
yang cukup besar pada aktiva tetap. Selain untuk
membiayai aktivitas operasi dan juga melakukan
invstasi, periode 2015 Kopontren Fat-Hiyyah
Kecamatan
Cisayong
juga
melakukan
pengeluaran untuk aktivitas pendanaan sebesar
Rp
1,625,012,735.00, pengeluaran tersebut
terkait pembayaran utang jangka panjang serta
adanya penurunan penerimaan dari simpanan
pokok serta simpanan wajib yang jumlahnya
cukup besar.
Pada periode 2015 Kopontren Fat-Hiyyah
Kecamatan Cisayong mengalami penurunan kas
sebesar Rp 136,124,221.00 akibat besarnya
pengeluaran
koperasi
selama
periode
tersebut.Apabila saldo kas awal periode yang
dimiliki yaitu sebesar Rp
858,727,638.00
dikurangi dengan penurunan kas selama periode
tersebut maka total kas akhir periode yang
dimiliki oleh Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan
Cisayong pada periode 2015 adalah sebesar Rp
722,603,417.00.
c. Kondisi Arus Kas Periode 2016
Pada periode 2016 total arus kas masuk
(cash inflow) Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan
Cisayong adalah sebesar Rp 5,347,546,624.00.
yang berasal dari penerimaan-penerimaan arus
kas dari aktivitas operasi sebesar Rp
4,895,277,949.00 serta arus kas dari aktivitas
pendanaan sebesar Rp 452,268,675.00.
Sementara itu, total arus kas keluar (cash
outflow) Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan
Cisayong pada periode 2016 adalah sebesar Rp
4,731,469,682.00 yang digunakan untuk
membiayai aktivitas-aktivitas koperasi yang
meliputi
aktivitas
operasi
sebesar
Rp
3,818,733,345.00, arus kas keluar untuk aktivitas
investasi sebesar Rp 317,324,743.00 serta arus
kas keluar untuk aktivitas pendanaan sebesar Rp
595,411,594.00.
Pada periode 2016 Kopontren Fat-Hiyyah
Kecamatan Cisayong mengalami kenaikan kas
dari
aktivitas
koperasi
sebesar
Rp
616,076,942.00. Apabila jumlah tersebut
ditambahkan dengan saldo kas awal periode yaitu
sebesar Rp 722,603,417.00 maka total kas akhir
periode yang dimiliki oleh Kopontren Fat-Hiyyah
Kecamatan Cisayong pada periode 2016 adalah
sebesar Rp. 1,338,680,359.00.
Tingkat Likuiditas Kopontren Fat-Hiyyah
Kecamatan Cisayong
Berdasarkan neraca keuangan yang telah
disusun oleh Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan
Cisayong, maka perhitungan rasio likuiditasnya adalah
sebagai berikut:
1. Rasio lancar (current ratio)

Berdasarkan hasil perhitungan current
ratio maka penulis memberikan analisis terhadap
tingkat current ratio Kopontern Fat-Hiyyah
Kecamatan Cisayong adalah sebagai berikut:
a. Current ratio pada periode 2014 adalah
sebesar 103.93%, hal ini berarti setiap utang
lancar sebesar Rp 1,00 dijamin oleh aktiva
lancar sebesar Rp 1,03.
b. Current ratio pada periode 2015 adalah
sebesar 89.94%, hal ini berarti setiap utang
lancar sebesar Rp 1,00 dijamin oleh aktiva
lancar sebesar Rp 0,89.
c. Current ratio pada periode 2016 adalah
sebesar 89.72%, hal ini berarti setiap utang
lancar sebesar Rp 1,00 dijamin oleh utang
lancar sebesar Rp 0,89.
Berdasarkan penjelasan mengenai current
ratio tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan Cisayong pada
periode 2014 sampai dengan periode 2016 mampu
melunasi kewajiban jangka pendeknya. Pada
periode tersebut setiap utang lancar sebesar Rp
1,00 dijamin oleh rata-rata aktiva lancar sebesar
Rp 0,945.
2. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Berdasarkan perhitungan quick ratio maka
penulis memberikan hasil analisis terhadap
Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan Cisayong
adalah sebagai berikut:
a. Quick ratio pada periode 2014 adalah
sebesar 90.49%, hal ini berarti setiap utang
lancar sebesar Rp 1,00 dijamin oleh kas dan
setara kas dan piutang sebesar Rp 0.90.
b. Quick ratio pada periode 2015 adalah
sebesar 70.66%, hal ini berarti setiap utang
lancar sebesar Rp 1,00 dijamin oleh kas dan
setara kas dan piutang sebesar Rp 0.70.
c. Quick ratio pada periode 2016 adalah
sebesar 75.81%, hal ini berarti setiap utang
lancar sebesar Rp 1,00 dijamin oleh kas dan
setara kas dan piutang sebesar Rp 0.75.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa Kopontren Fat-Hiyyah
Kecamatan Cisayong pada periode 2014 sampai
periode 2016 memiliki kemampuan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Pada
periode tersebut setiap utang lancar sebesar Rp
1,00 dijamin oleh rata-rata aktiva lancar selain
persediaan sebesar Rp 0,789.
3. Rasio Kas (Cash Ratio)
Berdasarkan perhitungan cash ratio maka
penulis memberikan hasil analisis terhadap Kopontren
Fat-Hiyyah Kecamatan Cisayong adalah sebagai
berikut:
a. Cash ratio pada periode 2014 adalah sebesar
28.71%, hal ini berarti setiap utang lancar

sebesar Rp 1,00 dijamin oleh kas dan bank
sebesar Rp 0,28.
b. Cash ratio pada periode 2015 adalah sebesar
17.44%, hal ini berarti setiap utang lancar
sebesar Rp 1,00 dijamin oleh kas dan bank
sebesar Rp 0,17.
c. Cash ratio pada periode 2016 adalah sebesar
18.60%, hal ini berarti setiap utang lancar
sebesar Rp 1,00 dijamin oleh kas dan bank
sebesar Rp 0,18.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan
Cisayong pada periode 2014 sampai dengan periode
2016 memiliki kemampuan memenuhi kewajiban
jangka pendeknya. Pada periode tersebut setiap utang
lancar sebesar Rp 1,00 dijamin oleh rata-rata kas dan
setara kas sebesar Rp 0,21.
Berdasarkan hasil analisis rasio likuiditas secara
keseluruhan selama kurun waktu tiga periode yaitu dari
2014 sampai 2016 diketahui bahwa pada kurun waktu
tersebut Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan Cisayong
memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajibankewajiban jangka pendeknya. Hal ini didasarkan pada
rata-rata rasio likuiditas Kopontren Fat-Hiyyah
Kecamatan Cisayong selama periode tersebut yaitu
sebesar 65.03% yang artinya setiap utang lancar
sebesar Rp 1,00 dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp
0,65. Akan tetapi angka rasio ini juga menunjukan
kondisi yang kurang baik sehingga Kopontren FatHiyyah Kecamatan Cisayong akan mengalami sedikit
hambatan dalam mempertahankan
kelangsungan
hidupnya.
Analisis Arus Kas dalam Menunjang Likuiditas
Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan Cisayong
Berdasarkan analisis laporan arus kas serta
analisi rasio likuiditas pada Kopontren Fat-Hiyyah
Kecamatan Cisayong dapat diketahui bahwa baik arus
kas maupun kondisi likuiditas Kopontren Fat-Hiyyah
Kecamatan Cisayong cenderung mengalami fluktuasi
setiap tahunnya.
Untuk
mengetahui
sebab-sebab
terjadi
perubahan pada tingkat likuiditas Kopontren FatHiyyah Kecamatan Cisayong yang diakibatkan oleh
adanya perubahan pada arus kas selama periode 2014
sampai dengan periode 2016, berikut ini disajikan data
arus kas serta tingkat likuiditas Kopontren Fat-Hiyyah
Kecamatan Cisayong yang diteliti secara historis pada
periode 2014 sampai dengan periode 2016.

Tabel 2
Arus Kas dan Rasio Likuiditas Kopontren Fat-Hiyyah
Per 31 Desember 2014-2016
Tahun
Keterangan
Aktivitas Operasi
Aktivitas Investasi
Aktivitas Pendanaan
Current Ratio
Quick Ratio
Cash Ratio
Sumber : Data diolah, 2017

2014
1,201,287,795.00
(569,336,300.00)
93,310,049.00
103.93%
90.49%
28.71%

Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat diketahui
bahwa arus kas Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan
Cisayong dalam kondisi yang tidak stabil atau terus
mengalami fluktuasi namun masih dalam keadaan
surplus. Hal tersebut terjadi karena pada kurun waktu
tersebut aktivitas operasi Kopontren Fat-Hiyyah
Kecamatan Cisayong mampu menghasilkan kas yang
cukup besar meskipun arus kas yang dihasilkan dari
aktivitas opersasi pada periode 2015 adalah yang
terkecil apabila dibandingkan dengan periode-periode
yang lain sehingga pada periode tersebut terjadi
penurunan kas. Sementara itu, arus kas yang digunakan
untuk aktivitas investasi oleh Kopontren Fat-Hiyyah
Kecamatan Cisayong terus mengalami peningkatan
setiap periodenya dalam rangka penambahan aktiva
tetap yang hasilnya diharapkan dimasa yang akan
datang kecuali pada periode 2016 mengalami
penurunan yang cukup besar. Untuk aktivitas
pendanaan setiap periodenya mampu menambah kas
perusahaan kecuali untuk periode 2016, karena pada
tahun tersebut Kopontren Fat-Hiyyah melakukan
pengeluaran kas yang cukup besar.
Sama halnya dengan arus kas, tingkat likuiditas
Kopontren Fat-Hiyyah Kecatan Cisayong juga
mengalami fluktuasi setiap tahunnya, baik itu tingkat
rasio lancar (current ratio), rasio cepat (quick ratio),
maupun tingkat rasio kas (cash ratio).
Current
ratio
Kopontren
Fat-Hiyyah
Kecamatan Cisayong selama kurun waktu tiga tahun
terus mengalami penurunan, Pada periode 2014 current
ratio Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan Cisayong
adalah sebesar 103.93%, tingginya angka rasio pada
periode ini dikarenakan nilai keseluruhan aktiva lancar
yang tinggi, akan tetapi anga rasio tersebut mengalami
penurunan sebesar 13.99% menjadi sebesar 89.94%
pada periode 2015, hal ini disebabkan adanya
penerimaan dari aktivitas opersi yaitu titipan dan
pembiayaan yang diterima
sebesar dari Rp
1,153,584,628.00 yang akan memperbesar jumlah
utang lancar pada periode 2015. Sementara itu, pada
periode 2016 angka current ratio Kopontren FatHiyyah Kecamatan Cisayong kembali mengalami
penurunan sebesar 0.22% yaitu dari 89.94% pada
periode 2015 menjadi sebesar 89.72% pada periode

2015
499,114,060.00
(876,029,221.00)
240,790,940.00
89.94%
70.66%
17.44%

2016
1,076,544,604.00
(317,324,743.00)
(143,142,919.00)
89.72%
75.81%
18.60%

2016, hal ini disebabkan adanya kenaikan utang lancar
sebesar Rp 3,053,588,720.00 yang diimbangi dengan
kenaikan pada
aktiva
lancar
sebesar
Rp
2,730,936,202.00 dari periode 2015 ke periode 2016.
Quick ratio Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan
Cisayong dari periode 2014 sampai periode 2016 juga
mengalami fluktuasi. Angka rasio tertinggi diperoleh
pada periode 2014 yaitu sebesar 90.49%, tingginya
angka ratio tersebut dikarenakan jumlah aktiva lancar
yang kurang likuid yaitu persediaan (stok) barang pada
tahun tersebut cukup kecil. Sementara itu, angka rasio
pada periode 2015 mengalami penurunan yang cukup
drastis dari tahun sebelumnya menjadi sebesar 70.66%
hal ini dikarenakan jumlah persediaan barang pada
tahun tersebut mengalami peningkatan sementara
komponen aktiva lancar yang lain yaitu piutang
mengalami
penurunan
dikarenakan
adanya
pengembalian piutang dari pelanggan sementara
seluruh komponen utang lancar mengalami
peningkatan sehingga jumlah aktiva lancar yang sangat
likuid menjadi lebih kecil dari jumlah utang lancar.
Untuk periode 2016 quick ratio Kopontren Fat-Hiyyah
Kecamatan Cisayong kembali mengalami peningkatan
walaupun angkanya masih dibawah angka rasio pada
periode 2014, angka rasio pada periode 2016 adalah
sebesar 75.81%.
Selain quick ratio, angka cash ratio pada
Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan Cisayong juga
menglami fluktiasi setiap periodenya. Angka ratio
tertinggi diraih pada periode 2014 yaitu sebesar 28.71%
dan mengalami penurunan sebesar 11.27% menjadi
sebesar 17.44% pada periode 2015 yang diakibatkan
oleh menurunnya jumlah kas dari periode 2014 ke
2015 sebesar Rp 136,124,221.00 serta akibat adanya
kenaikan jumlah utang lancar sebesar Rp
1,153,584,628.00. Sementara itu, pada periode 2016
angka rasio mengalami peningkatan sebesar 1.16% dari
tahun sebelumnya menjadi sebesar 18.60%.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitiaan dan pembahasan,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1.

Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan Cisayong
mampu mengelola arus kasnya dengan cukup baik
sehingga pada periode tersebut kondisi kas
Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan Cisayong
dalam keadaan surplus. Hal ini ditunjukan dengan
kemampuan Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan
Cisayong dalam meghasilkan kas dari aktivitas
operasi dimana aktivitas tersebut merupakan
aktivitas utama koperasi yang dapat mengimbangi
pengunaan kas untuk aktivitas investasi maupun
aktivitas pendanaan. Kecuali pada periode 2015,
karena pada periode tersebut Kopontren FatHiyyah Kecamatan Cisayong mengalami
penurunan kas yang disebabkan besarnya
pengeluaran kas untuk aktivitas operasi.
2. Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan Cisayong
memiliki
kemampuan
untuk
memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Hal ini
didasarkan pada rata-rata rasio likuiditas
Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan Cisayong
selama periode tersebut yaitu sebesar 65.03%
yang artinya setiap utang lancar sebesar Rp 1,00
dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 0,65. Akan
tetapi angka rasio ini juga menunjukan kondisi
yang kurang baik sehingga Kopontren Fat-Hiyyah
Kecamatan Cisayong akan mengalami sedikit
hambatan dalam mempertahankan kelangsungan
hidupnya.
3. Pada periode 2014 sampai dengan 2016 tingkat
lukuiditas Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan
Cisayong mengalami fluktuasi yang disebabkan
adanya penerimaan serta pengeluaran kas yang
dilakukan oleh Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan
Cisayong selama periode tersebut yang dapat
menambah ataupun mengurangi jumlah aktiva
lancar dan utang lancar yang akan berpengaruh
terhadap tingkat likuiditas koperasi.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas ada beberapa
saran
yang
dapat
penulis
berikan
untuk
dipertimbangkan sebagai masukan bagi Kopontren FatHiyyah Kecamatan Cisayong yaitu sebagai berikut:
1. Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan Cisayong
sebaiknya meningkatkan pengelolaan kas serta
melakukan efisiensi pengeluaran kas terutama
untuk aktivitas operasi. Hal ini dimaksudkan
untuk menghindari kemungkinan terjadinya
kekurangan kas pada saat adanya tagihan yang
harus dibayar.
2. Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan Cisayong
harus meningkatkan likuiditas koperasi sehingga
kelangsungan hidup koperasi menjadi lebih
terjamin dan kepercayaan pihak luar terhadap
Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan Cisayong tetap
terjaga.
Untuk
meningkatkan
likuiditas
Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan Cisayong bisa
dengan mengurangi jumlah utang lancar dengan

3.

cara membayarnya, atau dengan cara menaikan
aktiva lancar.
Untuk menjaga stabilitas arus kas dan tingkat
likuiditas, Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan
Cisayong
disarankan
untuk
mengurangi
penerimaan-penerimaan kas dari aktivitas operasi
yang dapat meningkatkan nilai utang lancar, hal
ini
bisa
dilakukan
dengan
cara
mempertimbangkan tingkat suku bunga atau
sistem bagi hasil yang ditawarkan oleh lembaga
keuangan sebelum melakukan pinjaman. Selain
itu, Kopontren Fat-Hiyyah Kecamatan Cisayong
juga disarankan untuk melakukan penarikan
piutang dengan cara memberikan himbauan
kepada anggota koperasi bahwa hutang adalah
kewajiban yang harus segera dipenuhi. Selain
melakukan penarikan piutang, Kopontren FatHiyyah juga harus mengurangi jumlah persediaan
dengan cara menjualnya sehingga kas yang
dihasilkan dari aktivitas utama koperasi tidak
mengalami penurunan.
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Dewi. 20013. Analisis Arus Kas Terhadap
Likuiditas PT. Hotel Mandarine Regency Tbk
Periode
2008-2012.
(online).
https://www.scribd.com/doc (diakses pada 27
Juni 2015).
Astuti, Puput Reni. 2015. Arus Kas (Cash Flow).
(online).
https://puputreniastuti.wordpress.com/tag/aruskas/ (diakses pada 30 April 2015)
Bojezh.2011.ManajemenKeuangan.(online).http://ton
ymisye.blogspot.com /2011/05/ keuangan.html
(diakses pada 30 April 2015).
Ekawarna. 2010. Manajemen Badan Usaha Dan
Koperasi. Jakarta. Gaung Persada (GP) Perss.
Fajarwati, Diana. 2007. Analisis Cashflow (Arus Kas)
Sebagai Sumber Informasi Bagi Serikat Pekerja
Di Wilayah Kabupaten/Kota Bekasi. Jurnal
Optimal. Vol. 1, No. 2. Edisi September. Hal 2330.
Harahap, Sofyan Syafri. 2002. Teori Akuntansi:
Laporan Keuangan. Jakarta. Bumi Aksara.
. 2004. Analisis Kritis
Atas Laporan Keuangan. Jakarta PT. Raja
Grafindo Persada
Hayati, Nurul. dan Riani Christiana. 2011. Pengaruh
Arus Kas Terhadap
Likuiditas Pada
Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar di
BEI. Jurnal Spread. Volume 1, Nomor 1. Edisi
April. Hal 49-61.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan No. 02 (Revisi 2009).
Jakarta. Dewan Standar Akuntasi Keuangan.
Kartikawati, Tika. 2005. Analisis Arus Kas Dalam
Menentukan Tingkat Likuiditas Perusahaan

(Studi Survey Pada Perusahaan Industri Semen
Yang Terdaftar di BEJ ). Skripsi pada Fakultas
Ekonomi Universitas Widyatama.
Kasmir. 2010. Analisis Laporan Keuangan . Jakarta.
Rajawali Pers .
Kasmir. dan Jakfar. 2003. Studi kelayakan Bisnis Edisi
Kedua, Cetakan Ke-5. Jakarta. Kencana Raja
Media Group.
Kaunang, James Marcel. 2013. Analisis Laporan Arus
Kas Sebagai Alat Ukur Menilai Kinerja Pada
PT. Pegadaian (Persero) Cabang Manado
Timur. Jurnal EMBA. Vol.1 No.3. Edisi Juni.
Hal. 455-464.
Kirnasari, Hanum Masayu. 2012. Pengaruh Arus Kas
Terhadap Likuiditas Industri Barang Konsumsi
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 20092011. (online). http://ejournal.unesa.ac.id (diakses
pada 27 Juni 2015).
Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia.
2014. Rekapitulasi Data Koperasi Berdasarkan
Provinsi. Web Site: http://www.depkop.go.id/.
(diunduh pada 22 Maret 2015).
Muktiadji, Nusa. dan Dini Trisnawati. 2008. Analisis
Rasio Likuiditas Untuk Mengukur Kemampuan
Perusahaan Dalam Membiayai Aktivitas
Perusahaan. Jurnal Ilmiah Ranggagading.
Volume 8, No. 1. Edisi April. 44:50.
Mulyani, Sri. 2013. Analisis Rasio Arus Kas Sebagai
Alat Pengukuran Kinerja Keuanan Perusahaan.
Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis. Vol. 10,
No. 1. Edisi Maret. Hal 17-26.
Munawir. 2004. Analisis Laporan Keuangan Edisi
Keempat. Yogyakarta. Liberty.
Nazir, Moh. 2013. Metode Penelitian Cetakan 8 .
Bogor. Ghalia Indonesia.
Orniati, Yuli. 2009. Laporan Keuangan Sebagai Alat
Untuk Menilai Kinerja Keuangan . Jurnal
Ekonomi Bisnis. Tahun 14 Nomor 3. Edisi
November. Hal 206-213.
Prastowo, Dwi. Rifka Juliaty. 2008. Analisis Laporan
Keuangan Konsep Dan Aplikasi Edisi Kedua .
Yogyakarta. UPP STIM YKPN.
Pogoh, Marsel. 2013. Analisis Laporan Keuangan
Untuk Menilai Kinerja Keuangan PT. Bumi
Resources TBK. Jurnal EMBA. Vol. 1 No. 3.
Edisi September. Hal. 669-679.
Rianto, Bambang. 2010. Dasar-Dasar Pembelanjaan
Perusahaan Edisi 4. Yogyakarta. BBFE
Rudianto. 2010. Akuntansi Koperasi Edisi Kedua .
Jakarta. Erlangga.
Republik Indonesia. 1992. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Tentang
Perkoperasian . Lembaran Negara RI Tahun
1992. Jakarta. Sekretariat Negara.
. 2010. Struktur Organisasi
Koperasi. Jakarta. Sekretariat Negara.
Sarjana, IM. K Budi Susrusa. dan Dwi Putra
Darmawan. 2013. Anisis Kinerja Keuangan

Pada Koperasi Serba Usaha di Kabupaten
Buleleng. Jurnal Manajemen Agribisnis. Vol. 1,
No. 2. Edisi Oktober. Hal 16-22.
Sugiono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D . Bandung. Alfabeta.
Sebayang, Gustevan Putra. 2008. Analisa Laporan
Arus Kas Pada PO. Medan Jaya . Medan :
Universitas Sumatera Utara Medan.