FAKTOR – FAKTOR PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF YANG DAPAT DI MODIFIKASI PADA LANSIA DI PANTI WERDHA MAJAPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO LIYA WIDIYASTUTI 11001027

  

FAKTOR – FAKTOR PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF YANG

DAPAT DI MODIFIKASI PADA LANSIA

DI PANTI WERDHA MAJAPAHIT

KABUPATEN MOJOKERTO

LIYA WIDIYASTUTI

  

11001027

Subject : Fungsi,Kognitif, Lansia

DESCRIPTION

  Ketika lanjut usia mengalami penurunan fisik, mental, sosial, sedikit demi sedikit.Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor penurunan fungsi kognitif pada Lansia yang meliputi umur, jenis kelamin, riwayat Diabetes militus, riwayat Hipertensi.

  Desain dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan jenis rancangan bangun penelitian Desain Survey. Sampel yang di ambil yaitu sebanyak 47 responden. Teknik sampling menggunakan Total Sampling. Penelitian dilaksanakan di panti Werdha Mojopahit pada tanggal 19 sampai 24 mei 2014. Instrument menggunakan kuesioner.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosentase tertinggi yaitu pada lansia yang mengalami penurunan fungsi kognitif dengan tingkat sedang yaitu sebanyak sebanyak 26 responden (55%).

  Hasil analisa data menunjukkan bahwa lansia yang tinggal di Panti Werdha Mojopahit Mjokerto yang mengalami penurunan kognitif didapatkan responden tidak hanya mengalami penyakit DM tetapi mengalami hipertensi. Lansia yang tinggal di Panti Werdha Mojopahit Mojokerto mendapatkan makan di dalam panti werdha tetapi jika dilihat dari segi usia bahwa lansia sangat memerlukan kebutuhan energi yang lebih agar lansia dapat melaksanakan aktivitas sehari-harinya dengan baik . Jika nutrisi kurang dapat merubah fungsi kognitif menjadi buruk maka lansia perlu diberi kebutuhan nutrisi yang lebih agar penurunan fungsi kognitif pada lansia dapat berkurang dan hal itu dapat dilakukan sejak menginjak usia dewasa tua.

  Dengan demikian lansia yang mengalami penurunan fungsi kognitif dapat dilakukan senam hipertensi untuk menurunkan tekanan darah bagi lansia yang mengalami hipertensi, dapat dilakukan pula terapi musik untuk mengurangi stres yang dapat memicu terjadinya hipertensi pada lansia. Untuk lansia yang mengalami DM dapat dilakukan menganalisis hobi lansia seperti masak, menulis, membaca buku, berkebun dihalaman, dan aktivitas sosial misal bergabung dalam yayasan amal / lembaga swadaya masyarakat.

  

ABSTRACT

  The elderly decreased physical, mental, social, bit by bit. The purpose of this study was to know the decline factors ofcognitive function in the elderly include age, gender, diabetes mellitus and hypertension history.

  The research design is descriptive, withsurvey design approach. Samples were taken as many as 47 respondents. Sampling technique used total sampling. The experiment was conducted in panti werdha Mojopahit on 19 untri 24 May 2014. The Instrument used a questionnaire.

  The results showed that the highest percentage of the elderly who experience cognitive decline to the intermedial levelia as many as 26 respondents (55%). The results of the data analysis showed that the elderly living in panti werdha

  Mojopahit Mojokerto who experience cognitive decline obtained the respondent not only experience DM but also hypertension. Elderly that lived in panti werdha mojopahit get food in the house nursing but if viewed from of the age side that the elderly reallyneeds morein order to do daily activities well. If less nutrients able to changecognitive function because worsen elderly needmore nutritional in order to reduce cognitive decline.it can be done since the age of older adults.

  Thus the elderly who experience cognitive decline can do hypertensiongymnastics to decreate blood pressure. Music therapy also can reduce stress which can lead to hypertension in the elderly. For elderly people who have diabetes can examine some hobbies such as cooking, writing, reading books, gardening in yard, and join in the social activities charity / non-governmental organizations.

  Keywords : Cognitive, function, elderly Contributor : 1. Eka Diah K., M.Kes.

  2. Sunyoto,S.Kep.Ns. Date : 28 Mei 2014 Type Material : Laporan Penelitian Identifier : Right : Open Document Summary :

LATAR BELAKANG

  Lanjut usia merupakan proses alami yang telah ditentukan oleh tuhan yang maha esa. Umur manusia sebagai makhluk hidup terbakar oleh suatu peraturan alam dan semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan merasa tua merrupakan masa hidup. Manusia lanjut usia akan manusia mengalami penurunan fisik, mental, sosial, sedikit demi sedikit (Nugroho, 2008). Fungsi kognitif merupakan suatu proses mental untuk mengenai atau mengetahui sesuatu yang melibatkan persepsi. Fungsi ini meliputi orientasi terhadap waktu, tempat, orang, atensi (kemampuan memusatkan perhatian) memori, bahasa, psikomotor, dan fungsi eksekutif (perencanaan, perorganisasian dan pelaksanaan) (Riswanti,2007). Individu dengan gangguan kognitif ringan mampu menjalani aktifitasnya dalam kegiatan sehari-hari tetapi sedikit mengalami kesulitan, biasanya dengan kemampuan memorinya, seperti kesulitan mengingat nama orang yang mereka temui baru-baru ini dan kesulitan mengikuti aliran percakapan. mengatasi berupa catatan dan kalender. Dalam hal ini, individu tidak bisa lagi menyediakan kebutuhan hidup mereka sendiri dan mereka akan jatuh pada ketergantungan dengan lingkungan sekitarnya (Firdaus, 2011).

  Jumlah penduduk lansia di indonesia pada tahun 2006 sebesar kurang lebih 19 juta, usia harapan hidup 66,2 tahun, pada tahun 2020 diperkirakan sebesar 28,8 juta (11,34%), dengan usia harapan hidup 71,1 tahun. jumlah penduduk Lansia yang tinggal di perkotaan pada tahun 2010 sebesar 12.380.321 (9,58%) dan yang tinggal di perdesaan sebesar 15.612.232 (9,97%) (Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, 2010). Dari sini dapat kita ketahui jumlah lansia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, hal ini dipengaruhi oleh majunya pelayanan kesehatan, menurunnya angka kematian bayi dan anak, perbaikan gizi dan sanitasi dan meningkatnya pengawasan terhadap penyakit infeksi. (Wilson, 2009) mengatakan, seirin dengan angka peningkatan orang usia lanjut, maka angka lansia yang mengalami penurunan fungsi kognitif juga meningkat, sedangkan penelitian pada bulan Mei 2014 di Panti Werdha Mojopahit Mojokerto didapatkan data dari 47 lansia mengalami penurunan fungsi kognitif ( tidak ada gangguan 3, gangguan kognitif sedang 26, sedangkan gangguan berat 18). Lansia yang menderita Diabetus militus 6 responden sedangkan yang menderita Hipertensi 25 responden.

  Proses penuaan yang dialami oleh lansia, mengakibatkan lansia mengalami perubahan pada berbagai sistem fisiologis tubuh, salah satunya adalah sistem saraf. Perubahan tersebut menyebabkan lansia mengalami penurunan fungsi kerja otak atau penurunan fungsi kognitif (Zulsita, 2010). Berbagai penelitian mencoba untuk mendapatkan faktor resiko yang dapat memudahkan seseorang dapat mengalami penurunan fungsi kognitif baik yang ringan maupun yang berat. Faktor-faktor penurunan fungsi kognitif yang dapat dimodifikasi di bagi menjadi 2 yaitu Diabetes militus seperti umur (resiko umur yang tinggi dimulai dari umur 40 tahun), keturunan (keturunan merupakan faktor yang paling berperan bagi diabetes militus), obesitas ( 80% - 85% penderita diabetes militus tipe 2 mengidap kegemukan), Kemiskinan (dasar kemungkinan diabetes pada golongan orang miskin dikarenakan gangguan pangkreas akibat kekurangan gizi) sedangkan hipertensi seperti usia (hipertensi yang berumur lebih dari 60 tahun akan mengalami payah jantung kongestif, infark miokard, stroke diseksi aorta dalam lima tahun bila hipertensi tidak diobati), jenis kelamin (perbandingan antara pria dan wanita ternyata wanita lebih banyak menderita hipertensi pada usia diatas 65 tahun), riwayat keluarga (keluarga kecenderungan yang besar bagi keturunan menderita hipertensi), konsumsi garam dapur (garam dapur merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam patogenesis hipertensi), merokok (penyebab ketagihan merokok akan merangsang jantung,saraf,otak dan bagian tubuh lainnya bekerja untuk tidak normal), mengkonsumsi alkohol (orang-orang yang meminum alkohol terlalu sering dan terlalu banyak akan memiliki tekanan darah tinggi), olahraga (olaraga juga dikaitkan dengan peran obesitas pada hipertensi), stress (hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis). Masalah yang terjadi pada penurunan fungsi kognitif akibat faktor resiko hipertensi sesuai dengan area serebral yang mengalami lesi atau gangguan. Gangguan kognitif yang dapat terjadi seperti penurunan pada atensi (kesadaran dan konsentrasi), daya ingat dan penyimpanan informasi, gangguan bahasa seperti afasia sensorik dan motorik, visuospasial (tidak dapat mengenal arah), gangguan fungsi eksekutif seperti penurunan kalkulasi atau kemampuan menghitung, pengambilan keputusan dan berpikir abstrak (Arntzen et al., meningkatkan kemampuan kognitif (kewaspadaan, konsentrasi, kecepatan, persepsi, belajar, memori, pemecahan masalah dan kreativitas), selain itu kegiatan – kegiatan yang berhubungan dengan spiritual sebaiknya digiatkan agar dapat memberi ketenangan pada lansia (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008). Pasien dia¬be¬tes melitus menderita defisit kognitif spesifik dan global, ditandai dengan penurunan memori verbal, memori non-verbal, atensi, kecepatan memproses, dan fungsi eksekut¬if (Roriz-Filho,et al.,2010).oleh sebab itu peneliti tertarik untuk meneliti fator-faktor penurunan fungsi kognitif yang dapat di modifikasi pada lansia di Panti Werdha Majapahit Kabupaten Mojokerto.

  METODOLOGI

  Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian yang terjadi berdasarkan karakteristik tempat, waktu, umur, jenis kelamin atau rancangan ini digunakan untuk mendeskripsikan seperangkat peristiwa atau kondisi populasi saat itu. Deskripsi tersebut dapat terjadi pada lingkup individu di suatu daerah tertentu, atau lingkup kelompok pada masyarakat di daerah tertentu (Hidayat, 2009).

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Data yang didapat dalam penelitian ini menunjukkan bahwa presentase tertinggi yaitu pada lansia yang mengalami penurunan fungsi kognitif dengan tingkat sedang yaitu sebanyak sebanyak 26 responden (55%). Menurut umur berdasarkan penurunan fungsi kognitif 22 responden (46,8%). Menurut jenis kelamin berdasarkan penurunan fungsi kognitif pada perempuan sebanyak 14 responden (29,8 %). Berdasarkan riwayat penderita hipertensi dan diabet menurut fungsi kognitif terjadi pada Hipertensi sebanyak 12 responden (25,6 %). Berdasarkan parameter orientasi dengan nilai kurang baik/nilai <4 sebanyak 44 reponden (93%). fungsi kognitif tentang perhatian dan kalkulasi didapatkan hasil responden menjawab nilai < 3 sebanyak 43 responden (91%). fungsi kognitif tentang bahasa didapatkan hasil responden menjawab nilai < 3 sebanyak 39 responden (82%).

  Fungsi Kognitif merupakan cara berfikir tentang suatu dan cara mengetahui sesuatu. Kemampuan berkosentrasi terhadap suatu rangsang dari luar, memecahkan masalah, mengingat atau memanggil kembali dari memorinya suatu kejadian yang telah lalu, memahami lingkungan fisik dan sosial termasuk dirinya sendiri (Soetjiningsih,2004 ). Fungsi Kognitif meliputi proses belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian. Perubahan mental ( fungsi kognitif ) pada lansia terjadi penurunan memori jangka pendek dan jangka panjang, intelegensia, berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan, psikomotor (Kuncoro, 2004 ) .

  Setiap lansia akan mengalami penurunan fungsi kognitif sebab semakin umur bertambah semakin rendah kemampuan daya ingat lansia, akan semakin sulit untuk berkonsentrasi. Banyak diantara lansia memiliki orientasi yang baik, pengertian yang baik akan tetapi terkadang lansia tidak mampu mengingat / memahami pembelajaran seperti sewaktu perkenalan pertama dan ditengah obrolan lansia ditanya nama peneliti oleh peneliti, lansia untuk menjawab diperlukan waktu yang lama dalam mengingatnya, hal ini terjadi pada lansia karena lansia mengalami perubahan mental yaitu penurunan memori jangka pendek.

  Kognitif merupakan cara berfikir tentang suatu dan cara mengetahui sesuatu. mengingat atau memanggil kembali dari memorinya suatu kejadian yang telah lalu, memahami lingkungan fisik dan sosial termasuk dirinya sendiri termasuk proses kognitif ( Soetjiningsih, 2004 ). Fungsi kognitif yang dapat dimodifikasi yaitu diabetes militus, hipertensi, obesitas, sedangkan yang tidak dapat dimodifikasi yaitu herediter, usia, jenis kelamin. Hal ini didukung oleh teori (Nugroho, 2006 ). Faktor – faktor yang mempengaruhi ketuaan yang dapat menyebabkan penurunan fungsi kognitif salah satunya adalah nutrisi / makanan. Selain itu juga menurut (Sustrani, 2006), faktor resiko yang terjadi pada lansia dengan DM yaitu dari kemiskinan sebab dasar terjadinya diabetes pada golongan orang miskin dikarenakan gangguan pangkreas akibat kekurangan gizi. Menurut (Roriz-Filho, et al.,2010). Pasien dia¬be¬tes melitus menderita defisit kognitif spesifik dan global, ditandai dengan penurunan memori verbal, memori non-verbal, atensi, kecepatan memproses, dan fungsi eksekut¬if. Lansia yang tinggal di Panti Werdha Mojopahit Mjokerto secara kenyataan mendapatkan makan dari dalam panti werdha akan tetapi jika dilihat dari segi usia bahwa lansia sangat memerlukan kebutuhan energi yang lebih agar lansia dapat melaksanakan aktivitas sehari-harinya dengan baik tanpa keluhan-keluhan sakit lainnya. Jika nutrisi kurang dapat merubah fungsi kognitif menjadi buruk alangkah baiknya lansia diberi kebutuhan nutrisi yang lebih agar penurunan fungsi kognitif pada lansia dapat berkurang dan hal itu dapat dilakukan sejak menginjak usia dewasa tua.

  Dalam Fungsi Kognitif tentang Perhatian meliputi proses belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lain – lain. Perubahan mental ( fungsi kognitif ) pada lansia terjadi penurunan memori jangka pendek dan baik memori jangka panjang, intelegensia, berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan, psikomotor (Kuncoro,2003 ). Dalam Fungsi Kognitif Mengingat meliputi : Mengingat ( memori ), Memperhatikan (anensi), Merancang ( planning ), Mengatur ( organisme ), Mengerti pembicaraan ( varbel ), Mengungkapkan isi pikiran ( berbahasa ), Memberi alasan, analisa dan keputusan, Mengerjakan tugas tertentu ( Nasrun, 2005 ). Dalm fungsi kognitif Bahasa meliputi Penamaan : tunjukkan pada klien jam tanggan dan tanyakan padanya apakah ini ulangan untuk pensil. Nilai ( 0 – 2). Pengulangan : tanyakan pada klien untuk mengulangi kalimat yang anda sebutkan mungkinkah hanya 1 kali percobaan nilai 0 – 1. Perintah 3 langkah : berikan klien secarik kertas kososng dan ulangi perintah nilai 1 poin untuk setiap bagian yang dikerjakan dengan benar (J Am Geriatr Soc, 2010). Dengan demikian lansia yang mengalami penurunan fungsi kognitif dapat dilakukan senam hipertensi untuk menurunkan tekanan darah bagi lansia yang mengalami hipertensi, dapat dilakukan pula terapi musik untuk mengurangi stres yang dapat memicu terjadinya hipertensi pada lansia. Untuk lansia yang mengalami DM dapat dilakukan menganalisis hobi lansia seperti masak, menulis, membaca buku, berkebun dihalaman, dan aktivitas sosial misal bergabung dalam yayasan amal / lembaga swadaya masyarakat. Hal itu jika dilakukan secara rutin lansia akan merasa senang karena diperhatikan dan peduli pada lansia tersebut, jika lansia senang / bergembira maka lansia tidak mengalami gangguan pada kognitifnya sebab lansia tidak mengalami stres / kejenuhan.

  Hasil analisa data menunjukkan bahwa lansia yang tinggal di Panti Werdha Mojopahit Mjokerto tidak hanya mengalami penyakit DM tetapi mengalami hipertensi. Gaya hidup tidak seimbang dan nutrisi / makanan berlebih dapat menyebabkan berbagai gejala penyakit yang akan menimbulkan suatu penyakit seperti hipertensi, dengan meningkatnya umur dan tekanan darah meninggi hipertensi menjadi masalah pada lanjut usia karena sering ditemukan dan menjadi faktor utama stroke, payah jantung, dan penyakit jantung kroner.

  SIMPULAN

  Hasil penelitian dapat disimpilkan bahwa penurunan fungsi kognitif pada lansia terjadi pada gangguan kognitif sedang yaitu sebanyak 26 responden (55%) di Panti Werdha Majapahit Mojokerto

  REKOMENDASI

  1. Bagi Institusi Diharapkan penentu kebijakan lebih meningkatkan kualitas kurikulum melalui penambahan literatur, khususnya yang berkaitan dengan kognitif pada lansia, untuk perkembangan yang terkait dengan tindakan keperawatan dan masalah keperawatan pada lansia

  2. Bagi Panti Werdha Diharapkan Panti Werdha mempertahankan kegiatan pengajian, senam lansia dan kegiatan aktivitas kelompok serta perawatan TV di tiap-tiap wisma dan bagi dinas sosial, peneliti berharap untuk memperdayakan lansia yang masi mampu bekerja sehingga lansia tidak banyak yang mengganggur serta penambahan tenaga kesehatan (perawat) sehingga diharapkan mampu mengenali dan merawat lansia yang mengalami penurunan fungsi kognitif.

  3. Bagi Responden Diharapkan lansia lebih aktif untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di Panti untuk meminimalkan proses terjadinya penurunan fungsi kognitif.

  4. Bagi ilmu Keperawatan Di harapkan lebih memperhatikan masalah yang dialami lansia terutama dalam kegiatan sehari- hari pada lansia yang mengalami penurunan kognitif sedang agar tidak terjadi gangguan kognitif berat.

  5. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut khususnya pada lansia yang mengalami penurunan kognitif. Dan diharapkan peneliti selanjutnya terus memberikan pengetahuan tentang kognitif kepada lansia yang mengalami penurunan kognitif untuk dapat mengidentifikasi faktor pencetus terjadinya penurunan kognitif.

ALAMAT KORESPONDENSI:

  E-mail :Liapesek88@yahoo.com No. Hp : 081249334613 Alamat : Desa Gedang PulutKecamatan Prambon Kabupaten Sidoarjo