3 x psik fungs skiz psik akut sementpsik post partum

  

PSIKOSIS FUNGSIONAL :

  1.SKIZOFRENIA

  2.PSIKOSIS AKUT DAN SEMENTARA

  3.PSIKOSIS POST PARTUM Oleh : Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K ) September 2014 09/01/19

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ.

1

  Pasien Datang

POHON DIAGNOSIS

  

Psikosis Non Psikosis Ggg Neurosis

Kasus Jiwa Kasus non Jiwa

Organik Non Organik / Fungsional Ggg Buatan

Ggg Kepribadian Ggg Psikosomatik

Akut Kronis Ggg Pengendal.impuls

Ggg Penyesuaian Ggg Psikoseksual

Ggg Penyalahgun. Zat

Ggg W Organik Ggg W Organik Ggg Waham Delirium Dementia Skizofrenia Ggg Stress Pasca Trauma

Ggg Halusinasi Organik Ggg Halusinasi Organik

Ggg Amnestik Organik Ggg Amnestik Organik Ggg Psikosis lainnya Ggg Afektif Organik Ggg Afektif Organik Ggg Afektif 09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. 2

  

DD/ Psikosis Organik akut dan Psikosis Fungsional

Psikosis Organik Akut Psikosis Fungsional

  1. Tanda klinis fisik/Zat + 1. --

  2. Kesad. menurun/kabut 2. kesad.berubah/ jernih

  3. Disorientasi ( + ) 3. Disorientasi ( - )

  4. Amnesia ( + ) 4. Amnesia ( - )

  5. Hal. Visual ( utama ) 5. Hal. Auditorik (utama)

  6. Gejala Klinis fluktuatif 6. Gej. Klinis konsisten

  7. Pola Tidur-Bangun terbalik 7. pola T-B tak berubah

  8. Lab.Ro.CT.Scan: kel. ( + ) 8. Tak ada kelainan 09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. 3

  

Gangguan Jiwa

 Terbagi dalam 2 kelompok besar :

   Kelompok gangguan jiwa Psikosis ( ggg jiwa berat )  Kelompok ggg jiwa Non Psikosis Psikosis  St. Ggg dgn hilangnya rasa kenyataan (sense of reality) dgn terganggunya pada

   Hidup Perasaan ( Afek dan Emosi )  Proses Berpikir Psikomotor, dan

Kemauan sedemikian rupa sehingga tidak sesuai

dgn kenyataan lagi atau

  

 Semua kondisi tentang terdapatnya hendaya (impairment) berat

dalam kemampuan daya nilai realitas (PPDGJ II) 09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. 4

  Prof. Dr. W.F. Maramis Sp.KJ Psikosis (

  ) Adalah :

  • St. Ggg jiwa yang serius/berat
  • Timbul krn penyebab organik ataupun emosional (fungsional)
  • Ditandai oleh :
    • – Ggg kemampuan berpikir
    • – Bereaksi secara emosional
    • – Tergggnya daya ingat, berkomunikasi, menafsir kenyataan dan bertindak sesuai kenyataan / pembicaraan melantur
    • – Kemampuan memenuhi tuntutan hidup terganggu
    • – Perilaku regresif / kacau
    • – Gaduh – gelisah
    • – Hidup perasaan yang tidak sesuai kenyataan
    • – Waham dan halusinasi 09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ.
    • 5

  

Dengan perkataan lain, Psikosis ditandai oleh :

  • Distorsi pikiran (

  Waham ) dan persepsi ( Halusinasi )

  • Waham kejar; curiga; kebesaran; cemburu; dosa;

  nihilistik; bizaar

  • Halusinasi audit.; optik; olfaktorik; gustatorik;

    taktil; kinestetik; viseral.
    • Emosi yang tidak patut / tidak serasi; manik; depresi; dangkal
    • Pembicaraan yang irrelevan; asosiasi longgar; inkoherensi; lompat gagasan; sirkumstansial; ekolalia bahkan mutisme dll
    • Perilaku yang disorganisasi : gaduh gelisah; agresi; agitasi; wandering/keluyuran; kompulsi ; ekstasi; stupor; inaktivitas; overaktivitas dll 09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ.
    • 6

  Angka Kejadian ( Insidensi ) dan Kesakitan ( Morbiditas )

Gangguan Jiwa di Indonesia :

  Psikosis Fungsional 4 %

  Skizofrenia 0,2% - 0,8 %

  Sindrom Otak Organik Akut 0,5% Sindrom Otak Organik Menahun 1 % Retardasi Mental

  2 % Neurosis

  5 % Psikosomatis

  5 % Gangguan Kepribadian 1 % Ketergantungan Obat ? 09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. 7

  Penyebab Umum Gangguan Jiwa :

  • Somatogenik

  : di Badan

  • Psikogenik :

  di Psike

  • Sosiogenik

   : di Lingkungan Sosial

  • Kultural : tekanan Kebuda>Spiritual : tekanan Keaga
  • Jarang penybb tunggal, tp tumpang tindih antara
    • somatogenikpsikogenik sosiogenik kultural - spiritual .

  seorang yg merasa dikucilkan di lingkungannya menjadi depresi,

  • Contoh :

  sehingga nafsu makan turun, sulit tidur, daya tahan tubuh menurun mengalami keradangan tenggorokan.

  09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. 8

  • – Diagnosis ditegakkan mencakup aspek2 Biogenik – Psikogenik Sosiogenik – Cultural- Spiritual

  Diagnosis di bid. Psikiatri menurut DSM III-IV/PPDGJ II-III menggunakan 5 aksis:

  • Aksis I : Klinis • Aksis II : Gangguan Kepribadian / Retardasi Mental • Aksis III : Kondisi medis umum
  • Aksis IV : Psikososial dan Lingkungan • Alsis V : Taraf Fungsi sosial dan pekerjaan 09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ.
  • 9

  

Faktor Somatogenik :

  Gangguan bisa terjadi pada :  NeuroanatomiNeurofisiologiNeurokimia  Tingkat kematangan dan perkembangan organik  Faktor2 pre dan peri-natal Yang disebabkan oleh :

  1. Faktor Keturunan

  2. Faktor Endokrin / Hormon

  3. Virus

  4. Ggg Zat Kimia di Otak

  5. Ggg Gelombang Listrik di Otak

  6. Perubahan Struktur Jaringan Otak

  7. Faktor pre dan peri-natal 09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. 10

   Faktor Psikogenik :

  • Interaksi ibu-anak
  • Peran ayah
  • Intelegensi • Konsep diri
  • Kehilangan yg berarti  kecemasan, depresi, rasa malu/salah
  • Pola adaptasi
  • Tingkat perkembangan emosi
  • dll 09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ.
  • 11

  

Faktor Sosio -budaya :

  • Pola mengasuh anak
  • Tingkat ekonomi
  • Kelompok minoritas
  • Pengaruh rasial dan keagamaan  diskriminasi
  • Perumahan perkotaan; pedesaan  lingkungan
  • Kestabilan harga
  • Nilai - nilai 09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ.
  • 12

  Kelompok Gangguan Jiwa Non Psikosis

  1. Gangguan Neurosis

  2. Gangguan Kepribadian

  3. Gangguan Psikoseksual

  4. Gangguan Penyesuaian

  5. Gangguan Stres Pasca Trauma

  6. Gangguan Pengendalian impuls

  7. Faktor Psikologik yang mempengaruhi kondisi fisik

  8. Gangguan Buatan

  9. Gangguan Penggunaan Zat

  10. Fenomena dan Sindrom yg berkaitan dengan faktor Sosial budaya di Indonesia 09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. 13

  

Kelompok gangguan jiwa Psikosis dibagi :

  1. Psikosis Organik

  2. Psikosis Non-Organik

   Psikosis Organik :

   Akut : Delirium  Kronik : Dementia

   Psikosis Non-Organik :

   Skizofrenia  Gangguan Afektif  Gangguan Waham  Gangguan Psikosis Fungsional Akut

  09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. 14

  

Psikosis Skizofrenia

  • Onset ( awitan ) dpt mendadak / per-lahan2
    • – Sering antara usia 15 – 25 tahun
    • – Sering didahului dgn gej. Prodromal/fase pra-psikotik dgn meningkat

      nya gej. Negatif yg diikuti fase psikotik yg jelas dgn gej. Positif

  • Gej. Negatif :
    • – Apatis – Respons terhadap stimulus lamban
    • – Psikomotor melambat
    • – Senang menyendiri/kurang mau bergaul, isolasi sosial
    • – Emosi yg datar/ blunted afect
    • – Tidak ada motivasi dan energi
    • – Kehilangan minat dan kesenangan dlm aktivitas
    • – Miskin ide dan kurang bicara
    • – Pada fase prodromal dan kasus kronis / residual gej. Negatif menjd lbh menonjol 09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ.
    • 15

  

Gej. Positif

- Distorsi persepsi halusinasi: dengar; lihat; hidu; kecap; raba.

  • Distorsi pikiran  waham : kebesaran; kejar; curiga; dosa; cemburu; tak berguna; pikiran siar/sedot; kendali; pengaruh; dirasani
  • Perilaku terdisorganisasi perilaku kacau; gaduh gelisah; stupor; katalepsi ; fleksibilitas cerea; manerisme, stereotipik; ekopraksi, kompulsi dll
  • Pembicaraan terdisorganisasi  kesulitan mengontrol pembi caraan seperti asosiasi longgar; inkoherensi; sirkumstansial; clang asosiasi; flight of idea; perseverasi; verbigerasi; 09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ.

  preokupasi dll 16

  Perjalanan Penyakit : • Sebag. Px perjalanan penyakitnya stabil; sebag. Mengal.

  perburukan yg progresif dgn disabilitas yg berat

  Detereorasi :

  • Kemunduran fungsi sosial dan fungsi pekerjaan
  • Lalai dalam mengurus diri ;
  • Mengabaikan tanggung jawab;
  • Tanpa motivasi;
  • Gej. Negatif yg berat
  • 09/01/19

    Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ.

    17

      SKIZOFRENIA

      Schizos : pecah belah, Phren : jiwa

      Batasan Skizofrenia : yaitu sekelompok gangguan psikosis

      fungsional yg ditandai oleh distorsi pikiran dan persepsi yg mendasar dan khas, afek yg tidak wajar atau tumpul.

      Kesadaran yg jernih & kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif ttt dpt berkembang kemudian.

      Insiden : 0,2 % - 0,8 % / tahun 

      Pria : wanita : 1 : 1

      

      Onset : Pria : 15 – 25 tahun ; wanita : 25 – 35 tahun

      Patogenesis 1.

      Teori Somatogenik

    2. Teori Psikogenik 3.

      Teori Sosiogenik

      09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 18

      

    Teori –teori tentang Etiologi dari Skizofrenia :

      A. Teori Somatogenik 1.

      Gangguan Endokrin, karena sering terjadi pada saat pubertas; waktu kehamilan; waktu klimakterium  tak terbukti

    2. Gangguan Metabolisme : karena penderita tampak pucat/ tidak

      sehat; ujung ekstremitas agak sianotik; nafsu makan kurtang dan berat badan turun  tidak mendapat dukungan

      

      Pada Skizofrenia terjadi pengurangan volume :

      

      Kortek Frontalis

      

      Thalamus

      

      Hippokampus

      

      Korteks Temporalis Superior

      Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 19 09/01/19 A. Teori Somatogenik lanjutan......

       Penambahan volume :

      Transmisi abnormal dari Glutamat di Hippokampus

       Girus Cinguli

       Thalamus

       Korteks frontalis

       Pengurangan densitas neuron di daerah :

      Fungsi neuron2 di hippokampus mengalami disorganisasi

      

      

      

      Pengurangan ukuran girus2 Amygdala ; Hippokampus ; Parahippokampus

      

       Sistem Limbik :

      Basal Ganglia ( pada Px yg diterapi Neuroleptika)

      

      Ventrikel III dan Ventrikel Lateralis

      09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 20

       Hipotesa Dopamin

      

      Gangguan Skizofrenia diakibatkan oleh hiperaktivitas DA (Dopaminergik). Hal ini diterangkan dari kerja obat antipsiko tika yang memblok reseptor DAnergik dan kokain serta amfe tamin (memp. Efek meningkatkan aktivitas DAergik) yg mem beri efek psikotomimetika

      

      Pada Px Skizofrenia densitas reseptor D2 meningkat pada Striatum dan Nukleus Akumbens

      

      Pada Px Skizofrenia terjadi penurunan jumlah neuron

      GABAer gik di Hippocampus (GABA terlibat dalam regulasi

      DA)

      

      Penurunan aktivitas GABA mengakibatkan hiperaktif neuron2 DAergik

      Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 21 09/01/19

       Hipotesa Glutamat :

      

      Terjadi peningkatan reseptor Glutamat di daerah Korteks Frontal dan Hippokampus

      

      Pemberian kombinasi Glysin ( bekerja pada reseptor Glutamat) dan antipsikotika memperbaiki gejala2 positif dan gejala2 negatif serta fungsi kognitif Px Skizofrenia.

      Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 22 09/01/19

      lanjutan Teori –teori tentang Etiologi dari Skizofrenia :

      B. Teori Psikogenik 1.

      Teori Adolf Meyer : suatu reaksi yg salah/maladaptasi,

      shg timbul st disorganisasi kepribadian, lama kelamaan org tsb menjauhkan diri dari kenyataan

      2. Teori Sigmund Freud : kelemahan ego karena penyebb

      psikogenik atau somatogenik, superego dikesampingkan dan tak bertenaga, Id berkuasa dan terjd st regresi ke fase narsisisme, individu kehilangan kapasitas utk transferensi.

      3. Teori Eugen Bleuler : Memberi istilah “ Skizofrenia” =

      Jiwa yang terpecah belah = adanya keretakan /disharmoni antara proses berpikir; perasaan dan perbuatan. Bleuler membagi gejala2 Skizofrenia menjadi 2 kelompok

      Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 23 09/01/19

      Teori –teori tentang Etiologi dari Skizofrenia :

      Gejala 2 Skizofrenia menurut Bleuler : 1.

      Gejala2 Primer : 1.

      Ggg proses pikir ( Asosiasi) 2. Ggg emosi (Afek) 3. Ggg kemauan (Ambivalen)) 4.

      Autisme

    2. Gejala2 Sekunder : 1.

      Waham

    2. Halusinasi 3.

      Gejala Katatonik atau gangguan psikomotor lainnya.

      09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 24

       Bleuler menganggap gej. Primer merup. Manifestasi peny.

      Badaniah, sedang gej2 sekunder merup. Manifestasi dari usaha Px menyesuaikan diri thdp ggg primer. Sehingga Gej2 sekunder sec psikolgis dapat dimengerti

      

      Diagnosis Skizofrenia sudah boleh ditegakkan bila terdapat gangguan2 primer dan disharmoni pada unsur2 kepribadian

      4. Kraeplin yang pertama kali melukiskan gejala2 gangguan ini yang dinamakan Demensia Prekox. Dikatakan terjadi kemunduran Intelegensi sebelum waktunya. Demensia = kemunduran Intelegensi dan Prekox = muda / sebelum waktunya

      Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 25 09/01/19

    5. Kurt Schneider : 11 gejala ranking pertama ( First Rank

      Symptoms ). Diagnosis Skizofrenia sudah dapat ditegakkan

      bila didapatkan 1 gejala dari kelompok A dan 1 gejala dari kelompok B ( Kesadaran tidak menurun )

    A. Halusinasi dengar :

    1. Pikiran dapat didengar sendiri 2.

      Suara2 yg sedang bertengkar 3. Suara2 yg mengomentari perilaku Px B.

      Gangguan batas Ego :

      4. Tubuh dan gerakan2 Px dipengaruhi kekuatan dari luar

      5. Pikirannya disedot keluar

      6. Pikuirannya dipengaruhi oleh orang lain atau pikiran nya itu dimasukkan ke dalamnya oleh orang lain. 26

      09/01/19

    Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

      7. Pikirannya diketahui oleh orang lain/ disiarkan keluar secara umum

      8. Perasaannya dibuat oleh orang lain 9. kemauannya /tindakannya dipengaruhi oleh orang lain

      10.Dorongannya dikuasai orang lain

      11. Persepsi yang dipengaruhi oleh waham

      Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 27 09/01/19

      Gejala Skizofrenia Meliputi gejala-gejala : Insight / Sense of Self / Kesadaran terganggu

    • – Berbahasa dan komunikasi : Ass. Longgar, Inkoherensi,
    • – Sirkumstansial, Neologisme, miskin ide/isi bicara Isi pikiran : tidak logis, distorsi pikiran, Waham
    • – Persepsi : Halusinasi perintah/komentar/kritik/ diskusi, Ilusi dll
    • – Mood/Afek : tidak serasi, labil, tumpul dll
    • – Kemauan : ADL, tanggung jawab, hobi menurun
    • – Hubungan dengan dunia luar : Menarik diri menjadi
    • – egosentrik, fantasi/ide tak logis, autistik Perilaku motorik : Stupor katatonik, fleksibilitas serea,
    • katalepsi, furor katatonik, gaduh gelisah, agresif(katatonia

      agitasi )

      

      

      Gejala Positif ( CROW 1980) : disebabkan gangguan regulasi Dopamin, onset akut, potensial reversibel. Berupa Halusinasi, Waham, gangguan Proses Pikir, Perilaku aneh

      

      Gejala Negatif (Crow 1980 ): Disebabkan abnormalitas struktur otak, dengan gejala Mood/ Suasana perasaan tumpul, Anhedonia, Kemauan menurun, miskin Ide dan Proses Berpikir (alogia), senang Menyendiri, Apati, Isolasi sosial, Kemauan menurun.

      Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 29 09/01/19

      Pemeriksaan dan Diagnosis

      Meliputi: 1.

      Anamnesa 2. Pemeriksaan fisik & Psikiatrik 3. Kunjungan rumah /sekolah/ tempat kerja

      Ad.1. Terdiri dari Heteroanamnesis dan Autoanamnesis Ad.2. Meliputi pemeriksaan : - Somatik : Internistik, Nerologik, Laboratorium.

    • Psikiatrik : Termasuk Wawancara ( Auto/Heteroanam nesis), Observasi dan evaluasi Psikologik Ad. 3. Untuk memperoleh data tambahan guna membantu menegakkan diagnosis.

      Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 30 09/01/19

      Penegakan Diagnosis Menurut PPDGJ III :

      Adanya 1 gejala gej. Skizofrenia : o

      Thought Insertion; Thought Echo; Thought Broadcasting; Thought Withdrawal o

      Delusion of Control; Delusion of Pasivity; Delutional Perception; Delusion of Influence o

      Halusinasi auditorik : mengomentari dirinya; mendiskusikan dirinya; suara dari salah satu bagian tubuhnya

      o

      Waham2 menetap yg tak sesuai budaya setempat

      Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 3 09/01/19

      Penegakan Diagnosis Menurut PPDGJ III : lanjutan......

      09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 3

      Minimal 2 gejala gejala Skizofenia :

      Halusinasi jenis apapun yang menetap

      

      Arus pikiran yang terputus atau mengalami sisipan berakibat Inkoheren; Neologisme

      

      Perilaku Katatonik stupor/ furor

      

      Gejala-gejala negatif : Apatis; gerak motorik yg lamban; Bicara jarang/Kemiskinan isi pikiran; blunted affect /afek yang tumpul; Menarik diri / Isolasi sosial

      

      Berlangsung paling sedikit 1 bulan atau lebih

      

      Adanya Deteriorasi Aspek perilaku pribadi sehingga mengganggu fungsi pekerjaan maupun fungsi sosialnya, karena hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, penarikan diri secara sosial.

      Sub tipe Skizofrenia: 09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 3

       Hebefrenik : Ggg di PB, gigling, silly, childish

       Paranoid : Waham kejar, curiga

       Katatonik : Ggg Psikomotor : stupor atau furor

       Simpleks : Ggg Kemauan

       Undifferentiated : Tidak terinci/khas, banyak gejala menonjol

       Residual : Gejala sisa / Negative symptom

       lainnya

      Diagnosis banding :

      1. Gangguan Mental Organik 2.

      Gangguan Mental & Perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif

      3. Gangguan Afektif Berat 4.

      Gangguan Obsesif- Kompulsif 5. Retardasi Mental

      Penyulit : 1.

      Bunuh diri/melukai diri/mutilasi 2. Membunuh/melukai orang lain 3. Menelantarkan diri

      09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 34

      Prognosis

      Prognosis skizofrenia tgt pada:

      

    1. Usia pertama kali timbul. Makin muda onset, makin buruk

    prognosisnya.

      2. Onset akut/kronik. akut - Prognosis lebih baik 3.

      Tipe skizofrenia : Katatonik paling baik kmd Paranoid, sedang Hebefrenik dan Simpleks prognosis paling buruk

      4. Cepat, tepat,& teraturnya terapi obat. Semakin dini semaikin

      baik

      5. Ada/tdknya faktor pencetus. Adanya faktor pencetus,

      prognosis lebih baik 6. Ada/tdknya faktor keturunan. Prognosis lebih buruk, bila dalam keluarga terdapat juga yang menderita Skizofrenia

      Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 3 09/01/19

      Penatalaksanaan

      Prinsip : Holistik  Somatoterapi; Psikoterapi/edukatif, manipulasi lingkungan.

      

      Jelaskan perilaku aneh tsb adalah gej. ggg jiwa, bukan kemasukan roh / jin, perlu diobatkan ke sarana kesehatan

      

      Libatkan Pasien dlm pekerjaan dan kegiatan se-hari2 ( apabila sudah mampu ), jgn dikritik/disudutkan/dilecehkan/dikucilkan.

      

      Kurangi stres pd pasien, kita hrs mengerti bahwa perilaku pasien merup. Gej. ggg jiwa, jgn dikonfrontasi / argumentasi

      

      Bl sangat gelisah dan menggg lingkungan dan membahayakan diri sendiri, sebaiknya MRSJ.

      Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 3 09/01/19

    1. Somatoterapi

      

      Perbaiki keadaan umum

      

      Pemberian antipsikotik dan monitoring efek samping

       Neuroleptik tipikal/ konvensional

      

      Dosis besar efektif rendah : Chlorpromazine , Promazine, Thioridazine.

      

      Dosis kecil efektif tinggi : Haloperidol, Trifluoperazine , Flufenazine

       Preparat depo : Flufenazine decanoat 25mg/4 minggu,

      Haloperidol decanoat 50 mg/3-4 minggu im

      09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 38

       Neuroleptik atipikal / novel

       SDAs: Serotonin-Dopamine antagonis: Risperidon; Paliperidon; Olanzapin; Quetiapin; Zotepin

       DPAs : Dopamin Partial Agonist : Aripiprazol; amisulpride

      

      SPAs : Serot.Partial Agonist :

      o

      SPA + SDA : Clozapin; Quetiapin; Ziprasidone

      o

      SDA+ DPA + SPA : Aripiprazol

      o

      DPA + SPA : Bifeprunox

      

      MARTA : Multi Acting Receptor Targeted Agent : Clozapine, Olanzapine, Quetiapine

       Terapi elektrokonvulsi/kejang listrik: utk Stupor/ Furor kat.

      Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 39 09/01/19

      Antipsychotic Therapies Prior to Antipsychotics Conventional or Typical Antipsychotics (First Generation) Atypical Antipsychotics (Second Generation) 1952 1980s 2010 ECT

      Chlorpromazine Haloperidol Fluphenazine Thioridazine Loxapine Perphenazine Trifluoperazine Thiothixene Clozapine 1960s 1990s Risperidone Olanzapine Quetiapine Ziprasidone Aripiprazole Paliperidone Asenapine Iloperidone Lurasidone

      Medikasi

      Antipsikotika dimulai dgn dosis rendah  ditingkatkan berta hap/ start low go slow : Haloperidol 2-3 X 2-5 mg/hari atau

      Chlorpromazine 2-3 X 100 – 200 mg , Risperidon 2 X 1-2-3

      mg/hari, Quetiapine, Olanzapine, Aripiprazol, Paliperidon, Clozapine dll

      

      Pasien tidak patuh minum obat injeksi Depo : Haldol Decanoat 50 mg atau Modecate 25 mg1ampul/bulan

       Hrs berobat rutin tiap bulan. 

      Bebrp efek samping : EPS; BB >>; Neuroleptic Malignan

      Syndrome; tidur >>; tekanan darah turun ( sering pusing ); menstruasi terganggu ( bagi Px wanita usia produktif ).

      Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 4 09/01/19

      Obat Anti Psikotika

      Antipsikotik tipikal :

      Chlorpromazine : 25, 100mg, 200-800 mg/hari oral, 25 mg/x im 

      Haloperidol : 0,5, 1,5, 5 mg,1,5-15 mg/hari oral, 50 mg/3minggu im

       Trifluoperazine : 1, 5 mg, 10 – 15 mg/hari oral

       Thioridazine : 50, 100 mg, 150 – 600 mg/hari oral

       Pimozide : 1, 4 mg, 1 – 4 mg/hari oral

       Antipsikotik atipikal

       Clozapine : 25, 100 mg, 25 – 900 mghari oral

       Olanzapine : 5, 10 mg, 5 – 20 mg/hari oral,

       Quetiapine : 50, 100, 200, 300 mg, 150 -600 mg/hari oral

       Risperidon : 1, 2, 3 mg, 1 – 6 mg/hari oral

       Aripiprazol : 5, 10, 15 mg, 5 – 30 mg/oral, 9,75 mg/x im

      09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 42

      Monitor efek samping obat antipsikotika : 09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 4

       Extrapyramidal Syndrome ( EPS ) yang terdiri dari :

       Parkinsonisme :

       Tremor

       Bradykinesia

       Rigiditas

       Sikap tubuh khas

       Akatisia/restless leg syndrome

       Dystonia : Occulogyric Crisis; Torticolis; Epistotonus; Protusio Lidah

       Tardive dyskinesia : fly catching movement; choreo-athetosis; hemi-balismus

       Neuroleptic Malignant Syndrome ( NMS ) :

       Deman - Kekakuan

       Leukositosis - Takikardia, Tensi labil

       Keringat berlebih/Diaforesis - Psikosis akut

       Creatine Phospho Kinase ( CPK ) meningkat

       Biasanya bbrp hari dimulainya atau ditingkatkannya dosis anipsikotika

      Penanganan EPS : Extra Pyramida Syndrome :

      Parkinsonisme :

      Turunkan dosis anti psikotika

      

      Pertimbangkan ganti dengan antipsikotika lain, mis.: dari haloperidol ke klorpromazin

      

      Pertimbangkan pemberian antikholinergik : Triheksifenidil 2-3 X 2 mg oral. Bila akut, hebat dan mengakibatkan disabilitas diatasi dengan Benzodiazepin / Diazepam 10 mg im atau Difenhidramin 2ml im, Sulfas Atropin 1-2 ampul im. Perhatikan efek samping antikholinergik berupa : sedasi; konfusi; ggg memori t.u pada usia lanjut.

       Akatisia diatasi dengan pengurangan dosis Antipsikotika atau

      dengan Beta blocker

      Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 4 09/01/19

      lanjutan ..

      Penanganan EPS : Extra Pyramida Syndrome :

      Tardive dyskinesia diatasi dengan ganti antipsikotika dgn

      atipikal spt Clozapin, Quetiapin, Beta blocker, Klonazepam.

       Neuroleptic Malignant Syndrome diatasi dengan

       Bromokriptin 2,5-5 mg 3 x /hari oral, Dantrolen

      (mencegah kontraksi otot ) 1-5 mg/Kg BB IV

      

      Stop Antipsikotika

      

      Terapi symptomatik : Antipiretika, Bz

      

      Rujuk ke RS terdekat

      Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 4 09/01/19

      Penatalaksanaan lanjutan......

      2. Psikoterapi :

      Px : untuk memperkuat fungsi ego 

      Agar Px dapat bersosialisasi

      3. Manipulasi lingkungan / Psikoedukatif

      Keluarga/Lingkungan memahami dan menerima keadaan Px 

      Membimbing Px dalam kehidupan sehari-hari, memberi kesibukan atau pekerjaan 

      Komunikasi di antara keluarga dan Px lebih baik 

      Mengawasi minum obat secara teratur dan membawa Px kontrol teratur pada waktunya.

      Kesembuhan Px Skizofrenia : 1.

      Kesembuhan total ( total recovery ) 2. Kesembuhan sosial ( social recovery ) 3. Keadaan kronis yang stabil ( stable chronicity ) 4. Terjadi deteriorasi

      09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 46

      Kepustakaan Bag./SMF Ilmu Kedokteran Jiwa; 2004; Pedoman Penggolongan Diagnose dan Terapi; edisi III;RSUD Dr.

      Soetomo Surabaya

    Dirjen Kesehatan Jiwa Depkes RI; 1993; PPDGJ III;

    Depkes RI Maramis WF dan Maramis AA; Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa; Ed 2; Airlangga University Press

    Rusdi M. : Panduan praktis Penggunaan Klinis Obat

    Psikotropik, ed 1996. Sadock BJ and Sadock VA, 2007 Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry; 10th ed; Lippincott Williams &

      Wilkins Wang W.W.; Comprehensive Psychiatry Review; Cambridge University Press, 2009

      09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 47 SEKIAN TERIMA KASIH 09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 48

    PSIKOSIS AKUT DAN SEMENTARA

      Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K ) September 2014

      Gangguan Psikotik Akut & Sementara

      Suatu perubahan dari keadaan tanpa gejala psikosis/normal ke keadaan psikosis dlm periode 2 minggu atau kurang .

      berlangsung < 1 bulan .

      

      Dapat terjadi remisi sempurna dan hanya sebagian kecil yang menetap dan kemudian menjadi gangguan lain

      

      Biasanya didahului oleh stressor yg bermakna bagi penderita (tapi tidak selalu).

      

      Sumber stres bukan berupa stressor yg berkepanjangan

      

      Tidak ada penyebab organik seperti trauma kapitis; delirium, demensia; intoksikasi obat atau alkohol.

      Gejala Klinis

    • Ada atau tidak adanya gejala2 :

      1. Sindrome yang khas berupa gejala polimorfik yaitu gejala yang beraneka ragam dan berubah cepat seperti waham, halusinasi, gejala emosi yang bervariasi dan berubah-ubah dari hari ke hari atau dari jam ke jam. atau

      2. Gejala Skizofrenia yang khas = Schizophrenic –like 3. Psikosis yang predominan Waham.

      4. Secara klinis Px tampak Gelisah, marah2, ngamuk, merusak barang, mengancam,Was-was, Kebingungan

      5. Sebagian / Semua gejala-gejala Psikosis dapat timbul seperti : Halusinasi; Waham ; Pembicaraan aneh/kacau ( Inkoheren,

      Assosiasi longgar, Neologisme ) ; Emosi labil dan ekstrim, Agitasi atau perilaku aneh ( bizarre ).

      09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 51

      Pemeriksaan dan Diagnosis

      Melalui Autoanamnesis; Heteroanamnesis; Pemeriksaan fisik

    • dan mental

      Kriteria Diagnosis menurut PPDGJ III :

    • 1. Onset yang akut, dalam 2 minggu atau kurang gejala psikotik menjadi nyata dan mengganggu aspek2 kehidupan dan pekerja an; tidak termasuk periode prodromal yg gejalanya tidak jelas

      2. Sindrom yang khas polimorfik atau mirip gejala skizofrenia yang khas

      3. Tidak selalu ada stres akut yang berkaitan, sehingga dicirikan oleh penyerta stres akut dan tanpa penyerta stres akut

      4. Tidak diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung.

      5. Tidak memenuhi kriteria episode manik atau episode depresif 6. Tidak ada penyebab organik.

      Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 52 09/01/19

      Jenis-jenis Gangguan Psikotik Akut dan Sementara :

      

    1. Gangguan Psikotik Polimorfik Akut tanpa Gejala Skizofrenia

      2. Gangguan Psikotik Polimorfik Akut dgn Gejala Skizofrenia

      3. GangguanPsikotik lir-Skizofrenia Akut

      4. Gangguan Psikotik lainnya dengan Predominan Waham

      5. Gangguan Psikotik Akut dan Sementara lainnya

      6. Gangguan Psikotik Akut dan Sementara Yang Tak Ditentukan Diagnosis Banding

      1. Gangguan Afektif episode Mania

      2. Gangguan Afektif episode Depresi

      3. Skizofrenia

      4. Gangguan Waham 09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 53

      Penyulit

    • 1.

      Gangguan Psikotuk Akut dan Sementara akan mengalami

      Sembuh sempurna dalam beberapa hari/minggu/ 2-3 bulan 2. Menetap dan menjadi :

      1. Skizofrenia 2.

      Gangguan Waham menetap

      3. Gangguan Psikotik non Organik lainnya Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 54

      09/01/19

      Penatalaksanaan

      Penatalaksanaan Px Psikosis akut pada dasarnya sama seperti pada Px Skizofrenia

      

      Jelaskan kpd keluarga perilaku aneh pasien adlh gej. ggg jiwa, bukan krn kemasukan roh / jin, diggg mahluk halus dll, tapi perlu diobatkan

      

      Sebaiknya di MRSJkan

      

      Beri ketenangan pasien dgn selalu mendampinginya; penuhi kebutuhan dasarnya; hati2 agar pasien tidak mengalami cedera akibat perilakunya

      

      Kurangi stres dan stimulasi

      

      Hindari berargumentasi dengan pikiran psikosis pasien

      

      Hindari berkonfrontasi atau mengkritik perilaku pasien kecuali itu membahayakan pasien sendiri

      Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 55 09/01/19

      Medikasi :

      Antipsikotika : Haloperidol 2-3 X 2-5 mg/hari atau Chlorpromazine 2-3 X 100-200 mg/hari, upayakan dimulai dari dosis kecil kmd ditingkatkan bila belum tampak efeknya

      

      Kadang dibutuhkan Antianxietas apabila disertai agitasi akut seperti Lorazepam 2-3 X 0,5-2 mg/hari ( sementara saja, pem berian tidak lebih dari 3 bulan, krn bahaya ketergantungan )

      

      Pemberian Antipsikotika dilanjutkan sekurang-kurangnya 3-6 bulan setelah bebas gejala

      Psikoterapi :

      Membantu Px mengatasi krisis / konfliknya

      Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 5 09/01/19

      Kepustakaan

      Bag./SMF Ilmu Kedokteran Jiwa; 2004; Pedoman Penggolongan Diagnose dan Terapi; edisi III;RSUD Dr.

      Soetomo Surabaya Dirjen Kesehatan Jiwa Depkes RI; 1993; PPDGJ III;

      Depkes RI Maramis WF dan Maramis AA; Catatan Ilmu Kedokteran

      Jiwa; Ed 2; Airlangga University Press Rusdi M. : Panduan praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, ed 1996.

      Sadock BJ and Sadock VA, 2007 Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry; 10th ed; Lippincott Williams & Wilkins

      Wang W.W.; Comprehensive Psychiatry Review; Cambridge University Press, 2009

      09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 57

    SEKIAN TERIMA KASIH

      Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 5 09/01/19

    PSIKOSIS POST PARTUM

      Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K ) September 2014

      Psikosis Post Partum(Pasca Persalinan)  Psikosis Pasca Persalinan termasuk jarang dan dpt merup.

      Ggg mood dan afek(tersering) atau Psikosis Fungsional lain maupun Ggg yg mirip mental organik pasca persalinan 

      DSM-IV-TR : Gejala psikosis yg timbul dlm 4 minggu pasca persalinan tanpa gejala mood dan afek digolongkan Ggg Psikosis Akut dgn onset postpartum , bila ggg melebihi 1 bulan diagnosis dipertimbangkan sbg Skizofreniform

       Psikosis post partum yg timbul bersamaan dgn gejala mood diD/ sebagai ggg mood onset postpartum

       Epidemiologi

       20 – 40% ibu dengan kehamilan normal mengalami ggg emosional atau disfungsi kognitif atau keduanya pd periode awal pasca persalinan yg disebut Postpartum blues

       Psikosis post partum terjadi sekitar 1-2 per 1000 persalinan 60 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

      Faktor resiko

      Pernah mengalami psikosis post partum sebelumnya (70%) 

      Premigravida; tanpa pernikahan; seksio cesarea; riwayat ggg psikosis dlm keluarga; fetal distress; kelainan anak( Ke lainan neurologik; sianosis; polisitemia neonatal; thrombo sitopenia )

      Etiologi

      Belum diketahui dengan pasti 

      Perubahan hormonal pasca persalinan mungkin memegang peranan, Seperti Penurunan estrogen/progresteron yg tiba2 dan cepat, demikian pula dengan perubahan kadar kortisol darah dan hormon thiroid karena terjadinya ggg pada HPA Aksis

       61 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

      Diagnosis dan gambaran klinik

      DSM IV TR mengenal diagnosis Psikosis Post Partum sbg diag

      nosis Ggg Mood (296.2x); Ggg Psikosis Akut (298.8); Ggg

      Psikosis Not Otherwise Specified ( NOS) bila onset gejalanya

      timbul dalam 4 minggu setelah persalinan

      

      Gej. prodromal berupa : insomnia; kelelahan; kesedihan; iritabel; emosi labil gej. psikosis dpt timbul sec. Dramatis dan tiba2.

      

      Px Post partum dgn gej. Ggg Mood, gej. psikosisnya bisa di sertai halusin.dengar, waham nihilistik/kebesaran/bersalah

      

      Wanita penderita Skizofrenia dalam Masa nifas dpt disertai hal.dengar; agitasi; waham kejar/dikendalikan; ggg proses berpikir; disorientasi dan kebingungan mirip delirium, kesu litan mempertahankan perhatian; recent memory buruk; ka dang terdpt waham bayinya dikendalikan “setan”; membawa “sial” dll 62 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

    ICD X- PPDGJ III

       Tidak lagi menggunakan istilah Psikosis Post Partum, namun mengklasifikasi kedalam

       F53 Gangguan Mental dan Perilaku yang berhu bungan dengan Masa Nifas YTK

       Klasifikasi ini hanya digunakan utk Ggg Jiwa yg ber hubungan dgn masa nifas ( tidak lebih dari 6 minggu

    setelah persalinan) yg tidak memenuhi kriteria di

    tempat lain. 63 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

      F53 Ggg Mental dan Perilaku yg berhubungan dgn lanjutan.. Masa Nifas YTK F53.0 Ggg Mental dan Perilaku Ringan yang berhubungan dgn Masa Nifas YTK

      Termasuk Post Partum Depression YTT

      

    F53.1 Ggg Mental dan Perilaku Berat yang berhubungan dgn

    Masa Nifas YTK

      Termasuk Psikosis masa nifas YTT

      

    F53.8 Ggg Mental dan Perilaku lainnya yg berhubungan dgn

    Masa Nifas YTK F53.9 Gangguan Jiwa Masa Nifas YTT 64 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

      Prognosis

      Prognosis baik

      

      Namun terjadinya relaps cukup sering

      

      Psikosis Post Partum sering kali memberi pengaruh terhadap hubungan ibu dan anak, perkembangan anak; kekerasan / pene lantaran kepada anak; bahkan bisa terjadi infanticide

      Pengobatan

      Anti depresan untuk Px dengan Ggg Mood dan Afek, kalau perlu terapi kejang listrik

      

      Anti manik Lithium karbonat utk kasus Ggg manik

      

      Antipsikotika tipikal / atipikal untuk kasus Psikosis fungsional spt Skizofrenia; Psikosis akut

      

       untuk ibu menyusui obat2 diatas sebaiknya tidak diberikan 65 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

      Kepustakaan

      American Psychiatric Association; 2000; Diagnostic Criteria from DSM-IV-TR; Washington, DC

      Bag./SMF Ilmu Kedokteran Jiwa; 2004; Pedoman Penggolongan Diagnose dan Terapi; edisi III;RSUD Dr.

      Soetomo Surabaya Dirjen Kesehatan Jiwa Depkes RI; 1993; PPDGJ III;

      Depkes RI Maramis WF dan Maramis AA; Catatan Ilmu Kedokteran

      Jiwa; Ed 2; Airlangga University Press Sadock BJ and Sadock VA, 2007 Kaplan & Sadock’s

      Synopsis of Psychiatry; 10th ed; Lippincott Williams & Wilkins 66 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)