Politik Hukum Pemerintahan Daerah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Ditinjau Dari Kelembagaan dan Hubungan Kewenangan Pusat-Daerah - Ubaya Repository

DESENTRALISASI
ATAU
RE.SENTRALISASI?
Politik Hukum Pemerintahan
DaerahMenurut
UU No.23 Tahun2Ol4 tentans
lLr
Pemerintahan Daerah

Editor:
InnaJunaenah
Bilal Dewansyah
Mei Susanto
Naksha Laraswati
WicaksanaDramanda

padjadiaran
FakultasHukumUnhre.sltas

Rancanganperubahan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah
dipersiapkanoleh KementerianDalam Negeri sejakTahun 201l, dan telah disepakatiantara

Komisi II DPR dan KementerianDalam Negeri sebagaiwakil dari Pemerintah.Konsepperubahan UU No. 32 Tahun 2004 adalahdenganmemecahundang-undangtersebutke dalam
tiga undang-undangberbeda, yakni undang-Undang tentang pemerintahan daerah, undangundang tenrang pemilihan kepala daerah, dan undang-undang tentang desa. Pada akhirnya,
Undang-UndangNomor 23 Tahun 2014 disahkansebagaipenggantidari UU No. 32 Tahun
2004. Undarg-undang ini berurutan pembahasanrancangannyadengan UU Pemilihan
Kepala Daerah (Pilkada),dan disetujui tepat setelahpersetujuanDPR untuk RUU Pilkada.
Berbeda denganUU Pilkada, debat mengenaisubstansiUU Pemda bam ini kurang beginr
mengemukadi hadapan publik. Padahal tujuan ulama perubahan adalah unnrk memperbaiki
berbagaikelemahanyang masih terdapatdi dalam UU No. 32 Tahun 2004. Aspek-aspek
yang dianggap sebagaikelemahan UU No. 32 Tahun 2004 di antaranya adalah mengenai
konsep kebijakan desentralisasida.lamnegara kesatuan, hubungan antar pemerintah daerah
denganmasyarakatsipil, dan berbagai aspek lainnya dari penyelenggaraanpemerintahan daerah yangbelum dianrr.
Sebagianahli beranggapanbahwa pembagian urusan pemerintahan antara pusat dan
daerahberdasarkanUU ini semakincondong pada sistemotonomi materil. Selaincondong
pada sistemotonomi materil, statussebagaiperr+akilanpemerintah pusat yarrgpada UU sebelumnya hanya diemban oleh Gubernur, kini juga diemban oleh Kepala Daerah Kabupaten/
Kota dalam konteks melaksanakan urusan pemerintahan umum. Artinya, setiap safuan
pemerintahan, baik pada tingkat provinsi maupun tingkat KabupateIy'Kota, merupakzu-robjek
dekonsenrasi.Kondisi ini mengakibakan dipertanyakannyapolitik hukum otonomi daerah
yang terlrandungdi dalam UU 23 Tahun 2014 yary seolahsemakinmengarahpada sistem
sentralistik.Padahal,amanatUndang-UndangDasar NegaraRepublik Indonesiapada Pasal
18 adalah menjzLleurkan

otonomi seluasJuasnyadalarn penyelenggaraanpemerintahan daerah.
Proshiding ini berisi sebagiandari makalah dan abstrak yang dipresentasikan dalam
Simposium HTN yang diselenggarakanoleh Pusat Studi KebqiakanNegara (PSKN) FH Unpad, untuk menjawabpersoalan: apakah memang telah telah terjadi pegeserandaii desentraliP Sebagaisebuahwacana
sasimenjadi kemba.lipada pola sentralisasi(baca:Re-sentralisasi)
penulisnya,
dan beberapa di anilrniah, banyak perspektif kritis yang dihadirkan oleh para
padaUU No. 23 Tahun 2014.
taranyamembenarkanadakencenderunganre-sentralisasi

fSBN: 978-6O2-95828-2-G

Politik Hukum PemerintahanDaerah
Desentralisasi
Atau Re-Sentralisasi?
Daerah
MenurutUndang-Undang
No. 23 Tahun2014tentangPemerintahan
8 Juni2015
Prosiding
Simposium

Nasional
HukumTataNegara,Bandung,

Editor :
I n n aJ u n a e n aS
h ., H .M
, .H.
BilalDewansyah,
S.H.,M.H.
Mei Susanto,
S.H.,M.H.
NakshaLaraswati,
5.H.
Wicaksana
Dramanda,
S.H.

DesainCover:
NenengWidasari


ISBN: 978-502-95828-2-6

Penerbit:
PusatStudiKebijakan
NegaraFakultas
HukumUniversitas
Padjadjaran
(PSKN
FHUnpad)
Jl.lmamBonjolNomor21- Bandung,40132
Telp/Fax: O22-25O85!4,
email:oskn@fh.unpad.ac.id

CetakanPertama,Desember
2015

ATAU
DESENTRALISASI
RE-SENTRALISASI?
Daerah

PolitikHukumPemerintahan
MenurutUU No.23 Tahun201,-4
Daerah
tentangPemerintahan
ProsidingSimposiumNasionalHukum TataNegara
BJuni2015
Bandung,

Editor:
lnnaJunaenah
BilaI Dewansyah
Mei Susa
nto
Nakshalaraswati
Dramanda
Wicaksana

PusatStudiKebijakanNegara
Fakultas
Hukum,UniversitasPadjadjaran

(PSKN
FHUnpad)
Bandung,2015

DAFTARISI

PENGANTAREDITOR

I

DAFTARI5I

Babt PerdebatanKonstitusionalPemerintahanDaerah
Yang Tak Kunjung
PemerintahanDaerah di Indonesia:Eksperimentas,
Konstitusionalitas
5elesar
OtongRosadi
Parameter
PembagianWewenangPemerintahan

Jontje Tjiptabudy
Daerah
Undang-UndangNomor 23 Tahun2014tentangPemerintahan
Konstitusionalitas

-to

Wiltiom Sanjoyo

Bab U SistemRumah Tangqa Daerah
TransformasiPengaturanDistribusiUrusan PemerintahanDari PemerintahPusat Kepada
PemerintahDaerah

L7

Dion Agung Wicoksono
DaerahYanqBerkarakter
Desentralistik
Model PenataanUrusanPemerintahan
SherlockLekipiouw

ProspekDan TantanganHubungan Pusat- Daerah Dalam Undang-UndangNomor 23
T a h u n2 0 1 4T e n t a n gP e m e r i n t a h aDna e r a h . . .

JJ

Zennk Helen
Hubungan Antara Pusat dan Daerah Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
Unn d a n g - U n d a nNgo m o r2 3 T a h u n2 0 1 4
Berdasarka

52

Sept[Nur Wijoyonti
Prospek Memajukan KesejahteraanUmum Melalui Kebijakan DesentralisasiUndang.
UndangNomor 23 Tahun201-4

10

NonikProsetyoningsih


Bab lll Hubungan KewenanganPusat-Daerah
......... 89

Ardionsyah
Pusat-Daerah
lVenurutUndang-Undang
TelaahHukum Pola HubunganKewenangan
100
Nomor23 Tahun2014
Yusdiyanto

iii

Undang-UndangNomor ;3 I ahun 2oL4
DaerahBerdasarkan
PolitikHukum Pemerintahan
D i t i n j a uD a r iK e l e m b a g a adna n H u b u n g a nK e w e n a n g aPnu s a t - D a e r a h

101


HestiArmiwulon
702

di Indonesiadi EraReformasi
JalanTerjalKebijakanDesentralisasi
MudiyatiRahmatunniso
ImplikasiPengaturanUrusan PemerintahanKonkurenTerhadapHubungan Kewenangan
Pusatdan Daerah

103

Pusat
Aryono

Dorminl Roza
go m o r 2 3 T a h u n
D e s a i nK e l e m b a g a aPne m e r i n t a h aDn a e r a h M e n u r u tU n d a n g - U n d a nN
2014 Tentang PemerintahanDaerah: Antara ldealisasi Penguatan Daerah versus
116


R e s e n t r a l i s a.s. .i
HernodiAffondi
PreventifSebagaiKontrolPusatTerhadapDaerahdi EraReformasi
Pengawasan
Derito Praptl Rohoyu

118

TerhadapPeraturanDaerahMenurut Undang-UndangNomor
PolitikHukum Pengawasan
2 3 T a h u n2 0 L 4 . . . . . . . . . . . . .

Impl
Bran
119

Hononto Wldodo
AnalisaPengawasanPembentukanPerda Pada Undang-UndangNomor 23 Tahun 2014
Otonomi Daerah
dalamPerspektif

136

'J"37

Tri Sutistyowoti
P e r a t u r aD
naerah
P o l i t i kH u k u mP e n g a w a s aPne m e r i n t aThe r h a d a p
Dinamika
Muhtadi

.. ..

KerancuanPenerapanKewajibanMelaksanakanProgramStrategisNasionalBagi Kepala
DaerahDalamKetentuanPasal67 Huruf F Undang-UndangNomor 23 Tahun2014

r))

776

Nur Rohim Yunus

Nomor23 Tahun2014
dan Anomali Sistem PembagianUrusan:Studi Atas Pengalihan
Tarik Ulur Desentralisasi
PendidikanMenengahdan lmplikasinya
atasUrusanPengelolaan
Kewenangan

I77

BI[olDewansvoh
Desa(SuatuKajianAwal) .
Rakyatke Pemerintahan
MajelisPermusyawaratan

178

lnno Junoenoh
UrusanPemerintahanPilihan Paska
Aspek Hukum dan Ekonomi Dalam Penyelengaraan
Undanq-UndangNomor 23 Tahun 2014 Tentang PemerintahanDaerah (Studi Kasus
PanasBumidalam KawasanHutandi .JawaBarat) ..
Pengusahaan
ConggihPrabowo

Standar
d a l a mT
Rohayu

Fojri Nursyomsi
PengawasanPemerintahPusat Terhadap PemerintahDaerah Dalam Kerangka Negara
KesatuanRepublikIndonesiaMenurutUndang-UndangNomor 23 Tahun2014

M.

I79

a ne n u r u tU n d a n g - U n d a nNgo m o r 2 3 T a h u n2 0 1 4 ( A n a l i s a
P o l i t i kH u k u mK e t e n a g a k e r j aM
Desentralisasi
atau Re-sentralisasi)
PengawasKetenagakerjaan:
ferhadapKewenangan

t

198

HollynessN. Singodimedjo

2

K e b r j a k aPne n g e l o l a aKne a m a n adni P e r b a t a s aPnr o v i n sKi a l i m a n t aUn t a r ad a l a mH u b u n g a n

Pusat-Daerah
AryonoPutro
W i l a y a h L a u t d a n l m p l i k a s i n y aT e r h a d a p
P e n g a t u r aW
n e w e n a n gD a l a m P e n g e l o l a a n
U n d a n g - U n d aS
n ge k t o r a l
JantjeTjiptabudydon Sherlock.H. Lek[piouw

t6
18

KewenanganPemerintah di Bidang Agama: Tinjauan Atas KewenanganPemerintah
DalamMembuat KebijakanDaerahDalam"BidangAgama"
Kabupaten

214

21,5

237

M. HusnuAbodi
242
lsronNoor dan Zu[kornain

tlq
l-I

Pemerintahan
Daerah:MewujudkanHAM
StandarPenerapanHAM DalamPenyelenggaraan
dalam
T a t a r aLno k a l . . . . . .

I

RohayuProsetioningsih

136

137

.t76

.177
. L78

L79

248

ProsidinaSimoosiumNosionol HTN2015

UNDANG.UNDANG
POUTIKHUKUM PEMERINTAHANDAERAHBERDASARKAN
NOMOR 23 TAHUN 2014 DITINJAUDARI KELEMEAGAANDAN HUBUNGAN
KEWENANGANPUSAT-DAERAH

H e s t iA r m i w u l a n l T 8

Abstrak
Pemerintahandaerah merupakanbagian dari sistem pemerintahanNegara Kesatuan
RepublikIndonesia.Hal ini secaraeksplisitdiatur dalam Undang Undang DasarNegara
RepublikIndonesiaTahun 1945. Namun apabila dicermati praktik penyelenggaraan
pemerintahandi daerahsejakNegaraIndonesiaberdiri yaitu pada tanggal 17 Agustus1945
sampaisaat ini Tahun 2015 ternyata sangat dinamis, berubah-ubahatau berbedadalam
setiap rezim pemeritahan.Bahkanpolitik hukum pemerintahandaerah yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 5 tahun 1974 menjadi salah satu problematika yang digulikan
sebagaituntutan reformasiyang terjadi Tahun 1998.Setidaknyaada dua hal yang menjadi
perhatiandalam memahamipolitik hukum pemerintahandaerah yaitu terkait dengan
pemerintahan
Pusat-Daerah
dan juga terkaitdengankelembagaan
hubungankewenangan
daerah. Apabila ditinjau dari dua hal tersebut dihubungkan dengan asas-asas
pemerintahandi daerah,maka salah satu agenda reformasiyang harus
penyelenggaraan
diwujudkan dalam politik hukum pemerintahandaerah adalah kebijakan mengenai
desentralisasikewenangankepada daerah sekaliguskelembagaandaerah yang mampu
menjawabkebutuhansebagaidaerahyang otonom. Undang-UndangNomor 23 tahun 2014
menggantikanUndang-UndangNomor
tentang PemerintahanDaerahyang keberadaannya
agar daerah
32 Tahun2004 seharusnyasemakinmenegaskanpenerapanasasdesentralisasi
memilik kemampuan dan kemandirian untuk melaksanakanpembangunanguna
yang diamanatkandalam PembukaanUUD
mewujudkanTujuan Nasionalsebagaimana
NegaraRepublikIndonesiatahun 1945. Tulisanini akan membahassecarakomprehensif
apakahlebih menguatkanatau sebaliknya
mengenaihubungan kewenanganPusat-Daerah,
justru melemahkan aktualisasi asas desentralisasi,serta akan mengkaji mengenai
pemerintahan
Nomor 23
daerahsebagaimana
diatur dalam Undang-Undang
kelembagaan
tahun 2014 yang apabila dicermati ada beberapa ketentuan yang justru berpotensi
masalahinkonsistensi
dan multiintepretasi.
menimbulkan

ttt (Dr,sH,MH).DosenFakultas
HukumUniversitas
surabaya.