MENGUNGKAP PEMAHAMAN TENTANG AKUNTANSI DARI KECERDASAN EMOSIONAL, SPIRITUAL DAN SOSIAL MAHASISWA

DAN SOSIAL MAHASISWA

Annisa Sekar Mulia

Universitas Indonesia Email: nisamulia91@gmail.com

Abstract: Revealing the understanding of accounting from students’ emo-

tional, spiritual and social intelligence. Accounting education at the moment emphasizes the increase of intellectual capability of students. This way, account- ing understanding is often measured only by intellectual/rational intelligence. This study analyses the understanding of accounting based on other intelligence. Phe- nomenology was used to probe into the understanding of accounting from emo- tional, spiritual/religious and social intelligence. Findings indicate that students understood accounting because of their characters, their lecturers’ character as well as system that are rooted in accounting education. An effort is needed to change accounting education to achieve a balanced by integrating all perspectives as a whole.

Abstrak: Mengungkap pemahaman tentang akuntansi dari kecerdasan

emosional, spiritual dan sosial mahasiswa. Pendidikan akuntansi selama ini menekankan pada peningkatan kemampuan dan kecerdasan intelektual (akal). Oleh karena itu, pemahaman akuntansi seringkali diukur berdasarkan kecer- dasan intelektual. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pemahaman maha- siswa atas akuntansi berdasarkan kecerdasan lainnya. Fenomenologi digunakan sebagai alat analisis pemahaman akuntansi dan kesadaran emosional, spiritual/ religius dan sosial mahasiswa. Temuan mengindikasikan bahwa mahasiswa memahami akuntansi dari berbagai kecerdasan yang diakibatkan oleh berb- agai karakter (baik karakter pendidik maupun mahasiswa) serta sistem yang sudah mengakar pada pendidikan akuntansi. Dibutuhkan sebuah usaha agar dapat mengupayakan perubahan dalam pendidikan akuntansi agar dapat men- capai keseimbangan dengan mengintegrasikan berbagai sudut pandang sebagai sebuah keutuhan.

Kata kunci: Pemahaman, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Kecer- dasan Sosial, Pendidikan Akuntansi, Fenomenologi

hami ilmu yang dipelajarinya dari tansi dikembangkan dengan ber-

Selama ini pendidikan akun-

sudut pandang intelektualnya tumpu pada peningkatan kecer-

saja. Dampak pendidikan yang dasan intelektual peserta didik hanya berpusat pada kecerdasan (Triyuwono 2010). Senada dengan

akal dapat dilihat dari perilaku ini, James (2008) dan Kamayanti

dan sifat mahasiswa yang material- (2010) menegaskan bahwa kecer-

oriented yaitu terlalu mempertim- dasan intelektual atau rasionali-

bangkan berapa materi yang akan tas merupakan ciri maskulinitas dikorbankan dan apa benefit yang karena pengabaiannya pada ke-

didapat dari suatu pengambilan cerdasan lain. Mengapa demiki-

keputusan. Hal tersebut didukung

Jurnal Akuntansi Multiparadigma JAMAL

an? Bisa jadi karena keadaan ini oleh temuan Mulawarman (2006,

Volume 3 Nomor 3

merupakan tuntutan dari ling- 2007), Triyuwono (2010) dan Ka-

Halaman 334-501 Malang, Desember 2012

kungan sosialnya, sehingga den- mayanti (2012) yang mengatakan

ISSN 2086-7603

gan sendirinya membentuk maha- bahwa ini akan berwujud pada siswa sebagai peserta didik mema-

calon-calon akuntan yang rasio-

Mulia, Mengungkap Pemahaman Tentang Akuntansi dari...442

nalis, antroposentris/egois, apatis, tidak peka keadaan sekitar (impersonality), obyek- tif dan kering akan nilai-nilai spiritualitas/ religiusitas.

Sangat disayangkan bahwa peradaban dunia modern selalu mengakui materi seb- agai “yang pusat” (atau menganggapnya se- bagai “Gusti ”), dan sebaliknya memandang remeh, memarjinalkan, dan bahkan menia- dakan sesuatu yang di pinggiran (“kawulo ”), yaitu “sing liyan” (the others). Sing liyan dalam konteks ini adalah dunia psikis (men- tal) dan spiritual (Triyuwono 2007).

Keseimbangan antara IQ, EQ dan SQ tidak cukup jika hanya dipergunakan un- tuk kepentingan diri sendiri, karena secara tidak langsung hal tersebut berujung pada sifat serakah (greedy). Alangkah mulianya jika keseimbangan dalam diri tersebut juga didedikasikan untuk kebaikan umat, mem- bawa nilai-nilai positif kepada lingkungan di sekitar. Sesempurnanya manusia, tidak dapat menyalahi kodratnya sebagai makh- luk sosial. Soenaria dan Sari (2012) men- gungkapkan bahwa, akuntan tidak hanya diharapkan memiliki kemampuan yang mumpuni di bidang akuntansi, namun juga menjadi seorang akuntan yang baik, yang menyadari bahwa dirinya merupakan bagian dari masyarakat dan dia harus memberikan nilai positif bagi masyarakat. Pembentukan sikap mental untuk menjadi seorang manu- sia yang baik, sebagai cikal bakal akuntan yang baik, harus didukung oleh proses pen- didikan. Pendidikan tidak lagi hanya meng- hasilkan lulusan yang kompeten, yang ahli di bidangnya, namun juga yang beretika, yang sangat memahami peran dirinya dalam masyarakat.

Selama ini banyak berkembang dalam masyarakat sebuah pandangan stereo- tip, dikotomisasi antara dunia dan akhi- rat. Dikotomisasi antara unsur-unsur kebendaan dan unsur agama, antara unsur kasat mata dan tak kasat mata. Sebenarnya konsep kecerdasan yang menyeluruh (IQ, EQ dan SQ) sudah menjadi cita-cita mulia bangsa kita, terbukti dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang tujuan Pendidi- kan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi:

“Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta per- adaban bangsa yang bermarta- bat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkem-

bangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beri- man dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.” Sebenarnya isi dari Undang-Undang

tersebut sudah sarat akan makna keseim- bangan tersebut, tetapi kenyataannya pen- didikan di Indonesia, termasuk pendidikan akuntansi yang berkembang selama ini, terlalu menekankan arti penting nilai aka- demik, kecerdasan otak atau IQ saja. Na- mun menurut Mulawarman (2008) sistem pendidikan saat ini telah lepas dari realitas masyarakat Indonesia dan dibawa langsung

dari “dunia lain” (baca: Barat) yang memiliki nilai-nilai Indonesia sendiri tanpa kodifikasi dan penyesuaian yang signifikan. Akuntansi

merupakan produk yang dibangun dari ni- lai-nilai masyarakat dimana akuntansi dan sistem akuntansi dikembangkan (lihat misal- nya Hines 1989; Morgan 1989; Mulawarman 2006 dan banyak lainnya). Akuntansi dan sistem pendidikan akuntansi menurut Mu- lawarman (2008) memang membawa values

(nilai-nilai) “sekularisasi” yang memiliki ciri utama self-interest, menekankan bottom line

laba dan hanya mengakui realitas yang ter- candra (materialistik) (Mulawarman, 2012).

Penulis memperhatikan bahwa proses belajar-mengajar di kelas seringkali terpaku pada textbook sehingga “menghipnotis” ma- hasiswa untuk mempunyai pemikiran yang cenderung kaku. Penelitian Davidson dan Baldwin (2005) dalam Setiawan dan Kama- yanti (2012) menyimpulkan bahwa di AS, praktik pendidikan akuntansi 100% ber- tumpu pada accounting textbooks. Ditambah lagi kondisi bahwa tipe perkuliahan lebih disukai; situasi di mana dosen mengang- gap pengetahuan yang disampaikan adalah “kado/hadiah (gift )” kepada mahasiswa (Se- tiawan dan Kamayanti 2012). Akibatnya, mahasiswa sebagai peserta didik memahami akuntansi dari satu sudut pandang saja, yai- tu dari segi intelektual, mengabaikan sudut pandang yang lain, yaitu sosial, emosional dan spiritual/religius.

Di Indonesia sendiri hampir seluruh pemikiran akuntansi ala Barat, mulai kon-

sep filosofis, teoretis, teknologi, sistem pen- didikan sampai praktik akuntansi pun di-

adaptasi tanpa perubahan berarti. Materi

443 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 3, Nomor 3, Desember 2012, Hlm. 441-456 dan teori yang diajarkan di Indonesia adalah

akuntansi yang merujuk Barat. Akuntansi dan sistem pendidikan akuntansi membawa values (nilai-nilai) “sekularisasi” yang me- miliki ciri utama self-interest, menekankan bottom line laba dan hanya mengakui re- alitas yang tercandra (materialistik). Kon- sekuensinya adalah mengarahkan pendi- dikan akuntansi dalam desain ”perangkap hegemoni korporasi” (Mayper et.al. 2005) serta diarahkan untuk “mengisi” peserta di- dik dalam memahami kepentingan ekonomi (Mulawarman 2008). Dewantara (1967: 3) menjawab dampak dari adaptasi tanpa pe- rubahan berarti:

“Adapun baik dan djahatnja buah evolusi tergantung pada djalan- ja asosiasi. Kalau jang terkena oleh pengaruh pertjampuran itu kurang teguh budi-dajanja, art- inja hanja meniru belaka semua keadaan baru, nistjajalah buah asosiasi itu akan bersifat: denasi- onalisasi; artinja: hilang sifat ke- bangsaanja sendiri. Segala evolusi itu membawa djuga kedjadian- kedjadian jang djahat dan jang tak dapat dielakkan dalam bert- jampurnja dua kultur. Pada dja- man sekarang misalnja, ……….. kita merendahkan agama, karena kena pengaruhnja materialisme

Eropah (tjinta pada barang lahir).” Sistem pendidikan akuntansi yang sep-

erti ini melahirkan karakter mahasiswa yang egois, merasa dirinya paling benar dan ma- terialistis. Pemahaman akuntansi seharus- nya tidak diiringi dengan sifat yang individu- alistis, tetapi juga untuk kepentingan yang sifatnya sosial, untuk kesejahteraan orang banyak.

Perlu adanya keseimbangan penggu- naan kecerdasan intelektual, emosional, so- sial dan spiritual agar mahasiswa dapat me- mahami akuntansi dari berbagai sudut pan- dang, sehingga lebih bisa meresapi makna tujuan akuntansi yang hakiki, yaitu sebagai pengemban amanah yang dapat bermanfaat bagi banyak pihak, tidak hanya beberapa kepentingan saja.

Penelitian ini merupakan suatu studi fenomena tentang bagaimana kecerdasan selain intelektual, yaitu kecerdasan emosi, sosial dan spiritual/religius berdampak pada pemahaman mereka atas akuntansi pada mahasiswa Jurusan Akuntansi, Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Penulis mengambil beberapa mahasiswa S1 sebagai informan karena penulis mengang- gap bahwa masa studi S1 adalah masa yang terpanjang daripada jenjang S2 dan S3, se- hingga proses pendidikan secara logis lebih berdampak pada pemahaman dan pengasa- han kecerdasan mereka tentang akuntansi.

Filosofi pendidikan akuntansi Indone- sia sebaiknya berpijak pada sebuah pemiki- ran bahwa sebuah keberadaan (existence) selalu mengandung dua hal berbeda tetapi keduanya tidak dapat dipisahkan, yaitu substansi (substance) dan bentuk (form). Substansi adalah sesuatu yang ada dalam bentuk. Sifat substansi adalah universal, berlaku dalam dimensi ruang dan waktu yang sangat lebar dan panjang. Sementara bentuk bersifat lokal, berada dalam dimen- si ruang dan waktu yang sangat terbatas. Oleh karena itu, bentuk bersifat sementara, sering berubah sesuai dengan kondisi yang ada. Keberadaannya selalu berubah tergan- tung pada ruang dan waktu di mana bentuk itu berada. Namun demikian, substansi dan bentuk tidak dapat dipisahkan. Keduanya adalah satu kesatuan. Ibarat ruh (jiwa) dan

tubuh fisik pada manusia. Ruh tidak dapat dipisahkan dari tubuh, atau sebaliknya, tu- buh tidak dapat dipisahkan dari ruh.

Pendidikan akuntansi Indonesia juga demikian. Pendidikan memiliki ruh dan tu- buh. Ruh pendidikan akuntansi Indonesia bersifat universal. Artinya, ruh ini berlaku sepanjang masa dan berlaku di seluruh In- donesia. Universal juga berarti bahwa ruh melekat pada semua jenjang dan jenis pen- didikan akuntansi di Indonesia. Ruh pendi- dikan akuntansi Indonesia yang dimaksud di sini adalah pendidikan yang mengintegra- sikan berbagai perspektif kecerdasan dalam satu kesatuan yang utuh dan tanpa men- gutamakan salah satunya saja. Sedangkan bentuk-bentuk pendidikan (seperti jenjang, jenis, kompetensi, dan lain-lainnya) bersifat lokal. Karena sifatnya yang lokal, maka ben- tuk-bentuk pendidikan akuntansi ini dapat berubah sesuai dengan perubahan lingkun- gan sosial dan bisnis.

Proses pendidikan ini berangkat dari asumsi bahwa kecerdasan manusia tidak tunggal sebagaimana dikenal dalam kon- sep pendidikan modern, yaitu berupa kecer- dasan intelektual saja. Dalam kenyataan- nya, kecerdasan manusia sangat majemuk, namun semuanya dalam satu kesatuan utuh yang tak terpisahkan. Pengambilan salah

Mulia, Mengungkap Pemahaman Tentang Akuntansi dari...444

satu bentuk kecerdasan, sebagai kecerdasan bertahan dan terus berkembang seperti tunggal dan mengabaikan yang lain, hanya

UPS, Southwest, Starbucks dan Timberland. akan membuat kepribadian peserta didik Sebaliknya, tanpa spiritualitas, perusahaan menjadi tidak utuh. Proses pendidikan yang

bisa saja sukses tapi umumnya berjangka terpadu dan utuh mampu memberdayakan

pendek, contoh ekstremnya sang raksasa semua bentuk kecerdasan manusia sekal-

Enron dan WorldCom (Zohar dan Marshall igus menyatukannya dalam komposisi yang

2005: 22 dalam Prasetyo 2012). harmonis dan sinkron dengan posisi keprib- adian, tempat, dan waktu di mana peserta

Al- Attas mengusulkan sebuah konsep pen- didik berada. Komposisi kecerdasan yang didikan yang menghapuskan sekularisasi, tepat pada setiap jenjang dan jenis pendi-

dengan cara menyadarkan pendidik Akun- dikan akuntansi sangat menentukan ke-

tansi terlebih dahulu. Pendidik akuntansi berhasilan proses pendidikan akuntansi ini

juga harus mempunyai kesadaran bahwa (KNPAI 2012).

tujuan pendidikan adalah untuk peradaban Menurut Goleman (2000) kecerdasan (kesejahteraan sosial). Konsep pendidikan emosional adalah kemampuan merasakan, ini dijelaskan oleh Al Attas (1981: 220-221) memahami, dan secara efektif menerapkan

sebagai berikut:

daya dan kepekaan emosi sebagai sumber “….bahwa manusia menerima pengeta- energi, informasi, koneksi, dan pengaruh huan dan kearifan spiritual dari Allah… ber- yang manusiawi. Menurut Salovey dan May-

satu-padu dengan adab mencerminkan ke- er dalam Stein (2002), pencipta istilah “ke-

arifan, dan sehubungan dengan masyarakat cerdasan emosional”, mendefinisikan kecer-

adab adalah perkembangan tata-tertib yang dasan emosional adalah kemampuan untuk

adil di dalamnya. Jadi adab adalah lukisan mengenali perasaan, meraih dan membang-

(masyhad) keadilan yang dicerminkan oleh kitkan perasaan untuk membantu pikiran,

kearifan. Ini adalah pengakuan atas berb- memahami perasaan dan maknanya, dan agai hierarki (maratib) dalam tata tingkat mengendalikan perasaan secara mendalam

wujud, eksistensi, pengetahuan dan perbua- sehingga membantu perkembangan emosi tan seiring dengan pengakuan itu… Pendidi- dan intelektual (Yuniani 2010). Kecerdasan

kan adalah meresapkan dan menanamkan emosional dalam akuntansi dapat dihubung-

adab pada manusia—ini adalah ta’dib .” kan dengan sifat tamak dan egois manusia.

Kamayanti (2012) dalam tesisnya Contohnya, tamak akan harta, sehingga tin-

menjelaskan hal yang serupa: dak korupsi sampai saat ini menjadi polemik

“Every self or being is therefore yang tidak kunjung usai.

must realize or conscious that he/ Danah Zohar dan Ian Marshall

mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai she is part of something greater than mere self or being. Every con-

kecerdasan untuk menghadapi persoalan scious ‘self’ and ‘being’ is entitled makna atau value, yaitu kecerdasan un-

to obligation to build a better civi- tuk menempatkan perilaku dan hidup kita

lization, because he/she is a part dalam konteks makna yang lebih luas dan of society (masyarakat), and all kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tin- hierarchies in many forms (wujud), dakan atau jalan hidup seseorang lebih ber- existence (eksistensi), and knowl- makna dibandingkan dengan yang lain. Ke- edge (pengetahuan), in which all is cerdasan Spiritual adalah landasan yang di- embedded in action (perbuatan).” perlukan untuk memfungsikan Kecerdasan

Intelektual dan Emosional secara efektif. Setiap diri manusia harus menyadari Bahkan kecerdasan spiritual merupakan ke-

bahwa dirinya adalah merupakan bagian cerdasan tertinggi kita (Zohar dan Marshall,

dari sesuatu yang lebih besar daripada dirin- dalam Agustian (2005:46).

ya sendiri. Setiap diri yang sadar mempun- Nilai-nilai spiritual dalam hasil penyu-

yai kewajiban untuk membangun peradaban sunan pelaporan keuangan akan mampu yang lebih baik, karena dirinya adalah ba- memberikan ketepatan informasi yang dapat

gian dari masyarakat, wujud, eksistensi dan dipercaya bagi seluruh pengguna laporan pengetahuan, yang kesemuanya itu direal- keuangan tersebut, kehadiran penyusun isasikan dalam tindakan. laporan keuangan yang menumbuhkan ke-

Paham dalam Kamus Besar Bahasa In- hadiran nilai-nilai spiritualitas akan mem-

donesia memiliki arti pandai atau mengerti berikan dampak bagi perusahaan mampu benar sedangkan pemahaman adalah pros-

445 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 3, Nomor 3, Desember 2012, Hlm. 441-456 es, cara, perbuatan memahami atau mema-

hamkan. Ini berarti bahwa orang yang me- miliki pemahaman akuntansi adalah orang yang pandai dan mengerti benar akuntansi. Dalam hal ini pemahaman akuntansi akan dieksplor dengan bagaimana mahasiswa mengutarakan pendapatnya mengenai akuntansi jika ditinjau dari sudut pandang emosional, spiritual dan sosial, sebagaimana dalam tabel 1 telah merangkum bahwa ter- dapat berbagai pemahaman Akuntansi ter- gantung pada kecerdasan Emosional, Spiri- tual dan Sosial.

METODE

Dalam penelitian mengenai pemaha- man mahasiswa terhadap akuntansi meng- gunakan sudut pandang kecerdasan emo- sional, spiritual dan sosial ini, penulis meng- gunakan pendekatan fenomenologi yang bersifat kualitatif, dengan paradigma inter- pretif sebagai payung penelitian. Fenom- enologi adalah pengalaman subjektif atau pengalaman fenomenologikal; atau suatu studi tentang kesadaran dari perspektif po- kok dari seseorang (Moleong 2006:14). Pene- litian ini menjelaskan fenomena-fenomena sosial yang ada dengan mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesis. Paradigma Interpretif diturunkan dari Germanic Phi- losofical Interests yang menekankan pada peranan bahasa, interpretasi dan pemaha- man. Ilmu pengetahuan, bagi paradigma ini tidak digunakan untuk menjelaskan (to explain) dan memprediksi (to predict), tetapi untuk memahami (to understand). Paradig- ma Interpretif dibentuk berdasarkan asum- si bahwa realitas sosial itu keberadaannya tidak konkret, melainkan keberadaannya dibentuk dari pengalaman subyektif-obyek- tif masing-masing individu.

Ekplorasi pemahaman dan kesada- ran mahasiswa dengan kecerdasan spiri- tual dilakukan secara mendalam menggu- nakan Epoche. Epoche adalah suatu proses penundaan keputusan, dimana peneliti menunda keputusan yang berkaitan dengan bias personal informan agar dapat fokus ke- pada pemahaman yang benar-benar murni dari pengalaman informan.

Objek penelitian yang akan diteliti disi- ni adalah dua orang mahasiswa (Ivan dan Fadli) dan satu orang mahasiswi (Agatha) Akuntansi S1 semester tujuh yang menurut penulis mempunyai pemikiran yang unik dan berbeda-beda. Pemilihan informan tidak

hanya melalui intuisi pribadi semata tetapi juga melibatkan pihak luar (triangulasi in- formasi), dalam hal ini mahasiswa dan dosen akuntansi.

Teknik pengumpulan data dilakukan berdasarkan metode Stone (1978) dengan cara melakukan kajian teoritis, studi lapan- gan melalui wawancara dan observasi par- tisipan. Pada penelitian ini penulis memilih teknik analisis data yang sesuai dengan pendekatan studi fenomenologi sebagaimana dijabarkan oleh Sanders (1982). Ada empat tahap dalam analisa fenomenologi. Tahapan pertama adalah mendeskripsikan fenomena dari hasil wawancara yang telah direkam. Transkrip wawancara mengidentifikasi dan menjelaskan kualitas dari pengalaman dan kesadaran informan. Tahapan kedua yai- tu mengidentifikasi tema yang muncul dari deskripsi pada tahap pertama. Tahapan ke- tiga adalah pengembangan noema dan noe- sis. Tahap akhir dalam analisa data fenome- nologi adalah mengabstraksikan esensi dari korelasi antara noema dan noesis. Proses ab- straksi ini disebut dengan eidetic reduction.

HASIL

Menurut Ivan, Akuntansi seharusnya dipahami berdasarkan suara hati.

“Intine dalam memahami akun- tansi atimu sing kudu diublek- ublek. Karena metode pembelaja- ran terlalu terpaku pada segi in- telektualnya saja, terlalu terpatok sama teori sih menurutku. Cara seperti itu adalah salah satu cara untuk melatih kepekaan hati”

Berdasarkan pendapat awalnya (no- ema), Ivan menyadari bahwa metode pem- belajaran dalam perkuliahan terlalu ter- paku pada segi intelektual dan terpenjara dalam teori-teori yang ada di buku. Menu- rut Ivan, memahami akuntansi tidak seke- dar dari teori dan ilmunya saja, tetapi juga memahami dari hati agar mencapai keseim- bangan. Pemahaman Ivan atas akuntansi ber’hati’ didapatkan dari pengalamannya mengikuti perkuliahan Etika Bisnis yang dibimbing oleh seorang dosen yang dike- nal berparadigma Interpretif. Olah rasa dan olah batin adalah salah satu metode pem- belajaran yang dipergunakan beliau agar mahasiswa melibatkan kepekaan hatinya dalam memahami makna dari mata kuliah yang dibimbing beliau. Akuntansi seharus- nya tidak hanya dipahami dari segi intele-

Mulia, Mengungkap Pemahaman Tentang Akuntansi dari...446

Tabel 1. Pemahaman Akuntansi dari Berbagai Perspektif Kecerdasan

Penulis Kecerdasan Intelektual

Hines (1992) Akuntansi modern memiliki bias gender maskulin (egoistik, private, kuantitatif, materialistik, dan lain sebagainya). Banyak dipengaruhi pola pikir dikhotomi dan konsep oposisi biner.

Kecerdasan Emosional

Hadiwinata (1994) Akuntansi dalam panggung politik: Kepentingan para pelaku dan pengatur laku dipersatukan oleh kekuatan (kuasa) hegemoni kapitalisme yang terwujud dalam bentuk maksimalisasi laba, akumulasi kapital, produksi massa dan

konsumerisme.

Kecerdasan Spiritual

Triyuwono (2009) Akuntansi pada dasarnya ingin membebaskan manusia dari jaring kuasa kapitalistik, atau jaring kuasa semu lainnya yang membuat semu orientasi hidup manusia atau berpaling dari kuasa Tuhan, dan mengikatkan diri pada jaring kuasa Ilahi yang

sejati.

Akuntansi adalah stimulan yang digunakan untuk menggiring manusia pada ketundukan, kepasrahan, dan penyatuan pada Tuhan.

Kecerdasan Sosial

Mathews dan Perera Akuntansi laksana pedang bermata dua. Ia dapat (1996)

dibentuk oleh lingkungannya (socially constructed) dan sekaligus membentuk lingkungannya (socially constructing). Akuntansi bukanlah suatu bentuk ilmu pengetahuan dan praktik yang bebas dari nilai (value-free), tetapi sebaliknya ia adalah disiplin dan

praktik yang sarat dengan nilai. Morgan (1988)

Akuntansi tidak saja dibentuk oleh lingkungannya, tetapi juga mempunyai kekuatan untuk memengaruhi lingkungannya, termasuk perilaku manusia yang menggunakan informasi akuntansi.

ktual saja. Tetapi sistem yang sudah ada nya saja, tetapi juga memahami dari hati” telah membentuk kecerdasan intelektual se-

bisa diperoleh.

bagai kecerdasan yang maha tunggal, Ivan Ketika penulis bertanya lebih lanjut, menyadari itu. Pemahaman Ivan menjelas-

apakah metode pembelajaran yang diter- kan bahwa metode pembelajaran olah rasa

apkan dosen tersebut dapat direalisasikan dan olah batin membangkitkan pemahaman

dalam dunia nyata, terutama ketika men- akuntansi yang bersifat emosional. Inilah jalani profesi sebagai akuntan nantinya? intentional analysis atau alasan mengapa Ivan menjawab bahwa mempertahankan noesis Ivan mengatakan bahwa “Memahami

idealisme pribadi dalam praktik akuntansi akuntansi tidak sekedar dari teori dan ilmu-

akan susah membuat seseorang menjadi

447 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 3, Nomor 3, Desember 2012, Hlm. 441-456 "seseorang". Alasannya, keberadaan sistem

salahannya sekarang akuntansi yang berlaku umum menjadikan seseorang

itu hmmm, tidak lebih dari sebuah untuk wajib tunduk terhadap sistem yang

bentuk penjajahan.”

berlaku tersebut dalam praktik. Padahal ke- Proses penyadaran ini terbentuk me- nyataannya, seringkali sistem yang berlaku

lalui perkuliahan Etika Bisnis yang dibimb- umum tersebut bertentangan dengan suara

ing oleh seorang dosen yang dikenal berpar- hati individu sehingga mau tidak mau harus

adigma kritis religius. Menurut noema Fadli, melakukannya. Seringkali praktik akuntan-

akuntansi tidak lebih dari sebuah bentuk si menjadikan pelakunya menentang suara

penjajahan yang dasar pemikirannya dari hatinya sendiri. Karena jika standar itu ti-

aliran kapitalis. Kemudian Fadli menerus- dak diikuti, maka seseorang akan sulit un-

kan penjelasannya:

tuk berkembang dalam lingkungannya. Sistem ekonomi kapitalis yang berlaku

“Emang bener ya, kan dasar pe- menentang suara hati nuraniah orang-orang

mikiran akuntansi itu dari orang- yang mempunyai kesadaran yaitu untuk

orang kapitalis, dimana mereka merubah egoisme menjadi pengendalian

tidak mengedepankan apapun ke- emosi. Jika menginginkan perubahan, kem-

cuali profit. Sehingga kalau kita li- bali lagi pada kesadaran individu. Sistem

hat dari berbagai hal, itu memang akan sulit berubah jika tidak ada kemauan

intinya adalah profit. Sehingga yang kuat dari pelakunya. Untuk merubah

mindset manusia, termasuk para sistem, harus ada dasar yang kokoh dan

ekonom dan lain-lainnya, mer- kemauan yang kuat dari pelaku sistem

eka berorientasi pada duniawi, tersebut.

terutama profit melulu. Akhirnya Walaupun Ivan berpendapat tentang

terjadi seperti itu. Memang ini ti- akuntansi ber’hati’ sebagai bentuk dari ke-

dak terlihat langsung, dan peng- sadaran emosionalnya, Ivan belum memiliki

gunanya melihat akuntansi itu keyakinan yang kuat untuk melakukan pe-

apa kadarnya, padahal itu sangat rubahan. Implikasinya dapat ditunjukkan

berpengaruh sekali. Seperti itulah dari dialog bahwa Ivan masih akan tetap

akuntansi menurutku.” mengikuti sistem ekonomi yang berlaku.

Intentional analysis menunjukkan Simpulan yang dapat penulis abstraksi dari

bahwa sebagaimana yang terjadi pada Ivan, studi fenomenologi terhadap Ivan (eidetic re-

perkuliahan membentuk pemahaman Fadli duction) menunjukkan bahwa Ivan memiliki

atas akuntansi. Noesis Fadli mengatakan, kecerdasan emosi sehingga bentuk pemaha-

para pelaku akuntansi yang beraliran kapi- man akuntansi menurut Ivan adalah, akun-

talis tidak mengedepankan apapun kecuali tansi seharusnya tidak hanya dipahami se-

profit dan berorientasi pada duniawi. Menge- cara teoritis tetapi juga dipahami berdasar-

jar profit setinggi-tingginya, dan lagi-lagi kan hati agar tercipta keseimbangan dalam

kembali pada tataran egoisme. Pemahaman pendidikan akuntansi.

ini muncul karena Fadli menyadari lemahn- ya kecerdasan emosional pelaku yang terli-

Menurut Fadli, Akuntansi adalah tidak lebih bat dalam akuntansi. Lalu penulis bertanya dari sebuah bentuk penjajahan.

pada Fadli, apakah metode pembelajaran “Akuntansi itu jelas ya, yang se-

akuntansi yang saat ini diberlakukan sudah lama ini didengung-dengungkan

efektif agar mahasiswa dapat memahami selama kita kuliah, ya pencatatan

akuntansi dengan baik, Fadli menjawab, dan sebagainya. Padahal yang

bahwa aspek kognitif masih memegang ken- dali dominasi dalam perkuliahan.

aku lihat, akuntansi sebenarnya Simpulan yang dapat penulis abstraksi itu bagus emang. Soalnya dalam (eidetic reduction) dari studi fenomenologis agama, akuntansi itu ada, dalam terhadap Fadli adalah, Fadli sudah memi- artian mencatat pengeluaran dan liki kesadaran emosional dalam memahami pemasukan dan lain sebagainya, akuntansi. Ini ditunjukkan dengan kesada- itu hal bagus kan? Perusahaan rannya bahwa selama ini perkuliahan akun- dan orang jadi ngerti, jadi bisa

tansi cenderung pada keahlian kognitif, se- ngatur keuangan dan sebagainya,

dangkan afektifnya masih sangat kurang, itulah akuntansi. Cuman, perma-

padahal afektif adalah keahlian yang berkai- tan dengan hati. Implikasi dari perkulia-

Mulia, Mengungkap Pemahaman Tentang Akuntansi dari...448

han yang seperti itu adalah, akan banyak faktor intelegensia, penulis mencoba menga- mahasiswa yang cerdas intelegensia tetapi rahkan pembicaraan, mengupas lebih dalam kehilangan nilai-nilai yang seharusnya ter-

(epoche) pemahamannya dengan meminta patri dalam pemahaman dan tindakannya.

pendapatnya tentang apakah akuntansi Menurut Fadli, dengan perkuliahan akun-

selalu terkait dengan pelaporan, Agatha tansi yang melibatkan keahlian afektif dapat

menjawab, bahwa pelaporan akuntansi ha- menginternalisasikan nilai-nilai luhur dalam

rusnya juga berupa penilaian. Tidak hanya akuntansi.

sebatas menghitung asset atau kekayaan, Pada saat penulis berdiskusi dengan tapi ada nilai di luar nominal itu yang harus

Agatha, penulis menemukan sesuatu yang dihitung, seperti aspek syariah dan pertang- menarik dalam dirinya. Agatha secara lang-

gungjawaban sosial.

sung mengutarakan bahwa dirinya adalah Lalu penulis bertanya kembali, apakah tipe mahasiswa yang berorientasi penuh tujuan akuntansi adalah untuk kepentingan

pada buku teks dan teoritis. Maka ketika modal merupakan suatu bentuk egoisme, penulis bertanya apakah akuntansi menu-

Agatha menjawab dengan tegas: rut Agatha, jawaban yang spontan terlontar

darinya (noema) adalah sama persis den- “Harusnya egois! Karena mereka gan apa yang tercantum pada buku-buku

hanya sekedar memberi uang, akuntansi.

yang kerja itu orang lain. Kenapa Sesuai dengan yang diungkapkan, Ag-

orang-orang yang ongkang-ong- atha dalam memahami akuntansi masih

kang kaki bayarannya lebih be- sangat terpaku pada buku dan menyukai

sar daripada mereka yang bekerja metode pembelajaran dalam bentuk cera-

susah payah mengorbankan tena- mah dari dosen. Agatha sangat menyukai

ga? Tapi mereka juga berkorban mata kuliah Akuntansi Keuangan, dan kes-

lho. Korban waktu, waktu bersa- ukaannya itu dipengaruhi oleh metode pem-

ma keluarga, politik, dan banyak belajaran dari seorang dosen yang menu-

lagi.”

rutnya sangat membantu dalam memahami Agatha menunjukkan noesis dengan akuntansi. Lalu penulis bertanya, metode mengatakan egois karena tidak terjadi ke- pembelajaran seperti apa yang dia sukai se-

seimbangan terhadap hasil yang diterima hingga dapat memahami akuntansi dengan

antara pemilik modal dan pekerja lapang. baik, Agatha menjawab:

Pemilik modal yang pekerjaannya "lebih “Sebenarnya metodenya tidak

ringan" daripada pekerja lapang mendapat- jauh beda dengan dosen lain.

kan bayaran yang lebih besar. Kesadaran Hanya dosennya tidak aneh-an-

tersebut muncul ketika Agatha menempuh

eh, yaa seperti waktu SMA, kita perkuliahan Akuntansi Keuangan. Dirinya duduk dengarkan dosennya. Aku

menyayangkan dengan kenyataan bahwa suka dengan metode yang seperti

tidak tercapainya keseimbangan kesejahter- itu. Kuliah suka atau tidak tergan-

aan antara pekerja lapang dan pemilik mod- tung dari metode pembelajaran

al, tetapi Agatha juga menyadari bahwa pe- oleh dosennya. Karena tipe-tipe

milik modal pun mengorbankan banyak hal orang Indonesia itu adalah bu-

untuk mencapai kesejahteraannya seperti kan tipe yang punya inisiatif be-

risiko, waktu berharganya, politik, tanggung lajar sendiri, jadi harus didukung

jawab yang besar dan lainnya. dengan peraturan-peraturan yang

Menurut penulis, Agatha masih memi- dibuat oleh dosen agar bisa men-

liki rasionalitas yang tinggi dalam memahami jadi disiplin.” akuntansi. Ini ditunjukkan dengan jawaban- jawabannya yang masih terpaku pada teori

Agatha dapat memahami akuntansi yang ada di buku, dan Agatha sendiri men- dengan baik, terutama mata kuliah yang gakui bahwa dirinya adalah tipe mahasiswa berkaitan dengan akuntansi keuangan didu-

yang intelektualis. Eidetic reduction yang kung oleh metode pembelajaran yang berupa

dapat penulis abstraksi dari diskusi dengan pemberian materi dengan ceramah, diberi Agatha adalah, meskipun Agatha mempun-

catatan dan ada peraturan-peraturan yang yai pendapat yang rasionalis tetapi Agatha ditetapkan oleh dosen agar terbentuk kedi-

dapat memahami akuntansi dari sudut pan- siplinan dalam belajar. Menyadari bahwa dang emosional, yaitu mengenai pendapat-

pemahaman Agatha masih didominasi oleh nya tentang keegoisan dalam akuntansi ti-

449 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 3, Nomor 3, Desember 2012, Hlm. 441-456 dak memberikan keseimbangan pemasukan

untuk merealisasikan kesadaran Berketu- kepada para pelaku yang terlibat akuntansi.

hanannya tersebut, sehingga dibutuhkan Namun sayangnya, kesadaran itu tidak dire-

keyakinan yang kuat untuk merubahnya. alisasikan dalam keyakinan untuk merubah

Perubahan sistem menurut Ivan bukanlah pandangannya, karena Agatha sudah sangat

hal yang mudah dan tidak bisa dilakukan nyaman dengan pendidikan akuntansi yang

sendiri, tetapi membutuhkan orang yang saat ini dijalaninya. Implikasinya, hingga banyak dan waktu yang tidak sebentar agar saat ini pemahaman akuntansi Agatha ma-

sistem dapat berubah.

sih terpaku pada teori-teori yang ada pada Menurut pernyataan awal (noema) accounting textbooks.

Fadli, Akuntansi yang seharusnya diterap- Menurut Ivan, setiap individu harus kan adalah Akuntansi yang berlandaskan melibatkan kesadaran Berketuhanan dalam

agama.

melakukan aktivitas, termasuk dalam pro- “Menurutku, akuntansi yang pas fesi akuntansi.

itu bukan akuntansi yang seka- “Hmm…akuntansi kalau dikait-

rang. Karena kamu sendiri juga kan dengan spiritualitas ya. Se-

tau, kalau aku adalah orang benarnya dalam hidup ini segala

yang agamis, akuntansi yang pas sesuatu harus dikaitkan juga

menurutku ya akuntansi yang dengan spiritualitas ya Nis. Tidak

berlandaskan agama. Karena aga- hanya pada akuntansi. Karena

ma itu memanusiakan manusia.” sebagai individu yang mempunyai

Fadli yang sudah penulis kenal sejak agama, seharusnya sebagai peme- bangku SMA adalah pribadi yang agamis. luk agama yang baik juga mem- Tak heran jika sedang membahas mengenai punyai kesadaran Berketuhanan spiritualitas, pendapatnya selalu menarik. donk dalam segala aktivitasnya. Kemudian Fadli menjelaskan pernyataan- Tidak hanya sekedar tempel nama agama di lembar KTP saja.” nya (noesis) terkait akuntansi yang mema-

nusiakan manusia:

Dari pernyataan awal (noema) Ivan, “Aku suka akuntansi yang benar- penulis memperoleh signal positif terhadap benar memanusiakan manusia. pemahamannya dari perspektif spiritual. Kalau kita bicara mengenai kon- Lalu penulis bertanya, bagaimana realisasi teks pemahaman orang-orang dari kesadaran Berketuhanan dalam akti- kapitalis, mereka memandang vitas sehari-hari. Ivan menceritakan bahwa manusia hanya sebagai sebuah dirinya selalu mencoba memahami suara aset. Sebagai alat. Padahal manu- hatinya dan membiasakan diri bermuhasa-

sia lebih dari itu.”

bah setiap hari. Ivan percaya bahwa suara

hati sangat berdekatan dengan Sang Pencip- Agama mengajarkan agar hubungan tanya. Penulis bertanya kepada Ivan apak-

sesama manusia berjalan dengan baik dan

ah praktik akuntansi yang melibatkan su- harmonis, karena semua manusia pada ara hati dapat direalisasikan dalam praktik

hakikatnya mempunyai derajat yang sama akuntansi secara nyata. Sayangnya menurut

di mata Allah. Implikasinya dengan pema- Ivan, hingga saat ini keterlibatan suara hati

haman akuntansi Fadli adalah, seharusnya terganjal oleh sistem kapitalis yang telah manusia sebagai pelaku dalam akuntansi ti- mengakar kuat di Indonesia.

dak dianggap sebagai aset yang dapat diukur Eidetic reduction yang dapat penulis secara kuantitatif, tetapi manusia lebih dari abstraksi dari diskusi dengan Ivan adalah,

itu. Realisasinya, menurut Fadli dilakukan kesadaran Berketuhanan dalam segala ak-

dengan cara membangun komunikasi yang tivitas didapatkan Ivan dari hasil refleksi

baik dengan partner kerja, dan mempertim- pengalaman ibadahnya sehari-hari. Im-

bangkan kesejahteraan karyawan sehingga plikasinya adalah seharusnya memahami mereka lebih nyaman dalam bekerja. akuntansi disertai dengan kesadaran Ber-

Eidetic reduction yang penulis abstraksi ketuhanan agar mahasiswa akuntansi mem-

dari studi fenomenologis berdiskusi dengan Fadli adalah, Fadli sudah memiliki kecer-

punyai karakter spiritualis, yang bertindak dasan spiritual sehingga dapat memahami berdasarkan nilai-nilai spiritual yang luhur. akuntansi berlandaskan agama yang me- Ivan menyayangkan bahwa sistem yang manusiakan manusia dengan lebih meng-

berlaku di Indonesia menjadi penghambat

Mulia, Mengungkap Pemahaman Tentang Akuntansi dari...450

hargai orang lain. Poin plusnya adalah, tidak manusiawi, sampai harta Fadli memiliki keyakinan yang kuat untuk

orang dirampas, anak-istrinya merubah sistem yang ada dengan mengusa-

diculik. Merekapun mengambil hakan perubahan semampu yang dia bisa.

untung yang sangat tinggi. Maka Caranya adalah melalui diskusi dengan te-

dari itu Al-Kitab mengatakan bah- man-temannya, lalu “mempengaruhi” lawan

wa pedagang adalah orang-orang bicaranya dengan pemikiran yang positif.

yang berdosa besar.”

Menurut Fadli, cara ini memang tidak dapat diberlakukan secara menyeluruh, tapi men-

Pernyataan awal (noema) Agatha gusahakan perubahan dari hal yang kecil menunjukkan bahwa Agatha mempunyai

merupakan kesadaran yang direalisasikan kesadaran spiritual dengan mencari tahu dalam bentuk action yang nyata.

ajaran agamanya mengenai akuntansi dalam Lalu penulis bertanya kepada Agatha,

Al-Kitab. Pada dasarnya segala aturan yang bagaimana menurutnya ketika akuntansi di-

diajarkan di masing-masing agama sebena- kaitkan dengan faktor Ketuhanan. Agatha

rnya sama, hanya penyampaian dan keper- menjawab:

cayaannya saja yang berbeda. Sebagai con- toh, pada jawabannya Agatha mengatakan

“Aku mencoba mencari tahu bahwa pedagang itu berdosa besar karena apakah di agama kalian (Islam),

mengambil untung yang sangat tinggi, se- akuntansi yang katanya kapitalis,

hingga menyusahkan orang lain yang mem- yang katanya dosa besar itu juga

butuhkan. Dalam Islam, untung yang san- dilarang dalam agamaku? Akh-

gat tinggi adalah Riba. Islam melarang riba irnya aku membuka Al-Kitab, aku

sebagai sesuatu yang haram. mencari pembahasan mengenai

Menurut noesis Agatha, sebaiknya pen- akuntansi dan aku menemukan,

didikan agama ditanamkan dalam pendidi- tetapi bukan tentang akuntansi

kan akuntansi agar menghasilkan akuntan melainkan tentang perpajakan.

yang mempunyai moral value dari ajaran- Menurut Al-Kitab, “Bayarlah apa

ajaran agama. Idenya menarik, yaitu me- yang harus kamu berikan kepada

nyatukan kurikulum agama dengan kuri- Negara”. Jadi perpajakan itu su-

kulum akuntansi. Beruntung menjadi orang dah ditulis dalam Al-Kitab sejak

yang beragama, karena agama adalah pe- jaman dahulu sekali, karena itu

lindung untuk setiap perbuatan. Ajaran aga- adalah bentuk kontribusi warga

ma telah mengatur bagaimana seharusnya Negara kepada Negaranya. Hanya

manusia dalam beribadah, bertingkah laku, sebatas itu. Bahkan menurut Al-

dan bersosialisasi dengan sesama manusia. Kitab, pedagang itu dikategori-

Agatha bercerita bahwa dalam ajaran kan sebagai orang-orang yang

berdosa.” agamanya, diwajibkan untuk mengamalkan sepuluh persen dari penghasilan yang di-

Kecerdasan Spiritual tampak pada in- dapat untuk pihak-pihak yang membutuh- forman ketika sedang berdiskusi dengan kan. Kewajiban yang dinamakan perpuluhan saya, dan itu ditunjukkan dengan kete-

itu tercantum di dalam Al-Kitab. Menurut gasannya dalam menjawab pertanyaan yang

penulis, meskipun Agatha mengakui dirinya penulis berikan terkait akuntansi dan spiri-

adalah orang yang egois, tetapi niat baik dan tual. Lalu penulis bertanya lagi,

realisasinya patut diacungi jempol. Semua agama telah mengajarkan bahwa manusia

“Mengapa Al-Kitab menyebut mempunyai kewajiban untuk saling berbagi pegadang sebagai orang yang

berdosa?” kepada sesamanya, terutama kepada pihak- pihak yang membutuhkan, dan Agatha telah Agatha menjelaskan kembali,

mematuhi apa yang telah diajarkan dalam agamanya untuk peduli kepada sesamanya

“Pedagang dimaksud sebagai

dengan beramal.

orang-orang yang berdosa karena Lalu penulis meminta pendapatnya mereka orang-orang yang licik,

mengenai potret buram praktik profesi akun- dalam hal ini pedagang yang di-

tan, dikaitkan dengan konsep surga dan maksud Al-Kitab adalah rentenir

neraka. Menurutnya tidak selamanya profesi dan pihak yang memberi pinjaman

akuntan itu dikonotasikan dengan hal nega- dengan bunga yang sangat tinggi.

tif. Tetapi potret buram profesi akuntan yang Mereka kan terkadang sampai

451 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 3, Nomor 3, Desember 2012, Hlm. 441-456 negatif dapat disucikan kembali dengan ber-

buat lebih banyak kebaikan dalam kehidu- pan sehari-hari. Berusahalah agar menjadi akuntan yang baik, yang mempunyai moral value. Agatha meyakini bahwa manusia yang melakukan lebih banyak kebaikan daripada keburukan akan masuk surga, begitu pula dengan profesi akuntan.

Berdasarkan studi fenomenologis, pen- ulis berdiskusi dengan Agatha, eidetic reduc- tion yang dapat penulis abstraksikan adalah Agatha sudah dapat memahami akuntansi dari sudut pandang spiritual dengan mema- tuhi ajaran agamanya, mengusulkan akun- tansi berlandaskan agama agar dapat mela- hirkan akuntan yang memiliki moral values. Pendapat Agatha mengenai konsep surga dan neraka dengan profesi akuntan menu- rut penulis dapat dikaitkan dengan konsep utilitarian, yaitu menekankan pentingnya konsekuensi perbuatan dalam menilai baik atau buruknya kualitas diri seseorang. Kon- sekuensi perbuatan manusia menentukan seluruh kualitas moralnya, begitupun den- gan para pelaku akuntansi.

Menurut pernyataan (noema) Ivan, akuntansi tidak ada relevansinya dengan manfaat untuk masyarakat. Penulis terher- an-heran dengan jawaban lantangnya, yang mengatakan bahwa:

“Permasalahannya selama ini adalah, objek akuntansi itu apa. Perusahaan kan? Jadi ga akan bisa berguna buat orang banyak lah. Karena namanya perusa- haan, jadi ya hanya untuk orang- orang yang ada dalam perusahaan itu saja. Ya sekarang masa objek akuntansimu itu pasar tradis- ional, ya kan mana ada? Hahaha. Ya kan pasti perusahaan, atau badan-badan usaha yang profit- able. Jadi kalau berbicara tentang kegunaannya untuk masyarakat banyak, ya ga nyambung! Dalam artian, kamu berbicara masalah akuntansi, tapi objekmu itu pe- rusahaan. Apa ada akuntan yang

mengaudit badan non profit? Ga ada. Buat apa diaudit, lha wong mereka non profit kok.”

Yang penulis pahami dari jawaban lantang Ivan adalah, dirinya menganggap bahwa objek akuntansi adalah selalu peru- sahaan dan badan-badan usaha yang profit-

able, sehingga memahami bahwa akuntansi dan kesejahteraan masyarakat tidak ada rel- evansinya, karena akuntansi hanya untuk kesejahteraan objeknya saja yaitu perusa- haan. Menurut Ivan, wajar jika perusahaan mengutamakan menyejahterakan pihak- pihak yang berkaitan dengan perusahaan tersebut.

Sebenarnya bukan tidak mungkin jika akuntansi dihubungkan dengan masyara- kat, tetapi objek utamanya bukan lagi peru- sahaan, melainkan badan-badan kecil yang orientasinya memang untuk kesejahteraan sosial. Ivan berkata lagi:

“Beda jika akuntansinya dituju- kan kepada UKM, yang memang UKM itu prakteknya dengan ma- syarakat banyak. Bukan ke pe- rusahaan jadinya. Emang kamu pernah lihat KAP kliennya UKM? Kan perusahaan kan? Jadi jawa- banku, kalau mau membawa manfaat untuk masyarakat ban- yak, solusinya adalah pengem- bangan UKM itu sendiri. Buat me- ningkatkan ekonomi masyarakat. Karena yang bersangkutan lang- sung dengan masyarakat adalah

UKM, bukan perusahaan.” Informan beranggapan bahwa objek

akuntansi adalah selalu perusahaan, se- hingga jika memahami akuntansi dan kes- ejahteraan masyarakat tidak ada relevan- sinya, karena akuntansi hanya untuk kes- ejahteraan objeknya saja yaitu perusahaan. Pemahaman ini muncul ketika proses be- lajar dan mengajar yang sudah dialaminya selama tiga setengah tahun. Tetapi menurut penjelasan (noesis) Ivan, akuntansi bisa dipa- hami dari sudut pandang kecerdasan sosial, jika objek akuntansinya dirubah menjadi or- ganisasi yang orientasinya pada bidang sos- ial, seperti UKM yang saat ini sedang dalam proses untuk berkembang. Solusinya adalah dengan melakukan pengembangan UKM dan menerapkan sistem akuntansi yang berguna untuk kesejahteraan untuk masyakarat dan lingkungan sosial di sekitar.

Eidetic reduction yang dapat penulis ab- straksi adalah, Ivan masih belum dapat me- mahami akuntansi dari perpektif kesadaran sosial karena pemikirannya yang rasional. Implikasinya, Ivan berpendapat bahwa objek akuntansi hanyalah perusahaan, dan akun- tansi tidak ada relevansinya jika dikaitkan dengan sosial. Wajar menurutnya jika peru-

Mulia, Mengungkap Pemahaman Tentang Akuntansi dari...452

sahaan menyejahterakan pihak-pihak yang ganisasi yang dimetaforakan dengan zakat. terlibat dalam perusahaan tersebut.

Menurut penulis, Fadli sudah memiliki Menurut noema Fadli, jika akuntansi

kesadaran sosial dengan kepeduliannya ter- dikaitkan dengan sosial sebenarnya berdam-

hadap sesama dan keinginannya yang mulia pak, hanya masih kurang signifikan. Terkait

untuk bersedekah. Kesadaran ini diperoleh atau tidaknya, tergantung pada pemikiran Fadli dari kehidupan sosialnya sehari-hari, pelaku dalam akuntansi itu sendiri. Pemiki-

juga dari apa yang sudah Fadli cita-cita- ran yang Fadli maksud adalah bagaimana kan sejak dulu di bidang sosial yaitu ingin pelaku akuntansi berinisiatif untuk peduli mendirikan panti asuhan. Implikasi ter- kepada lingkungan sosial di sekitarnya. Say-

hadap pemahaman akuntansi Fadli adalah angnya selama ini kepedulian sosial pelaku

agar akuntansi dapat membawa manfaat, ti- akuntansi masih kurang signifikan karena

dak hanya bagi perusahaan tetapi juga bagi masih terpengaruh mindset yang kuat bah-

masyarakat agar tercapai keseimbangan so- wa kesejahteraan lingkungan sosial sekitar

sial. Fadli menyayangkan realita yang terjadi merupakan beban yang harus diminimalisir

saat ini yaitu ketika pendapatan dari pajak agar dapat memaksimalkan laba.

yang seharusnya dapat menyejahterakan Dalam penjelasan lebih lanjut (noesis),

masyarakat malah disalahgunakan oleh ok- Fadli mengatakan bahwa akuntansi dapat num-oknum untuk kepentingan pribadinya.

mempengaruhi dan dipengaruhi masyara- Menurut noema Agatha, alangkah bai- kat. Jika akuntansi dicatat dan diolah den-

knya jika pelaku akuntansi menanamkan gan benar, seharusnya ada bagian yang di-

nilai-nilai sosial dalam praktiknya. Akuntan- alokasikan beberapa persennya untuk kes-

si jika dikaitkan dengan sosial, tidak hanya ejahteraan lingkungan sosial di sekitarnya.

berhubungan dengan materi yang dikeluar- Harapannya, akuntansi dapat membawa kan tetapi diawali dengan penerapan nilai-

manfaat, tidak hanya bagi perusahaan tetapi nilai positif dan niat baik terlebih dahulu. juga bagi masyarakat agar tercapai keseim-

bangan sosial. “Menurutku, Akuntansi sosial itu Lalu penulis bertanya kepada Fadli

salah, karena bagaimanapun tu- bagaimana pendapatnya mengenai apak-

juan awalnya tetap pada profit dan

ah akuntansi seharusnya bertujuan untuk image perusahaan. Tetapi kembali menghimpun kekayaan atau mendistribusi-

lagi, itu adalah implikasinya ke- kannya. Fadli tertawa lalu menjawab:

pada perusahaan. Ketika perusa- “Alangkah lebih baik jika akun-

haan berbuat baik, lalu media me- tansi untuk mendistribusikan

liput, dan image perusahaan akan kekayaan. Jika aku pengusaha,

menjadi baik. Kita kan tidak tau aku akan mengalokasikan be-

bagaimana niat perusahaan yang berapa persen dari labaku untuk

sebenarnya.”

masyarakat. Aku dari dulu punya Agatha menceritakan lebih lanjut (noe- cita-cita punya panti asuhan. Itu

sis) apa yang dirasakannya bahwa selama ini yang aku kasih. Setelah mendapat

praktik akuntansi sosial masih belum ses- laba bersih yang benar-benar ber-

uai dengan makna sosial itu sendiri, karena sih, beberapa persennya pasti aku

tidak ada yang tau bagaimana niat perusa- alokasikan untuk sosial.”

haan yang sebenarnya ketika peduli dengan lingkungan sosialnya, entah murni dari niat

Akuntansi untuk mendistribusikan baik atau untuk membangun citra yang baik kekayaan adalah implementasi dari metafora perusahaan tersebut. Selain itu akuntansi amanah dalam akuntansi syariah. Amanah sosial menurutnya masih juga berorientasi direalisasikan dengan zakat atau sedekah. pada pemberian dalam wujud materi, pada-

Sebagaimana dijelaskan oleh Triyuwono hal di luar itu, pemberian nilai-nilai sosial (2009) dalam bukunya Perspektif, Metodolo-

juga penting.

gi dan Teori Akuntansi Syariah, Akuntansi Lalu penulis bertanya, apa yang Agatha Syariah tidak terlepas dari konsep organ-

harapkan dari akuntansi jika berkaitan den- isasi syariah yang menggunakan metafora gan nilai-nilai sosial.

"amanah." Dalam bentuk yang lebih "opera- sional," metafora "amanah" ini diturunkan

“Hmm, yang aku harapkan adalah menjadi metafora "zakat," atau realitas or-

bagaimana akuntansi membuat perusahaan agar tidak merugikan

453 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 3, Nomor 3, Desember 2012, Hlm. 441-456 lingkungan. Akuntansi punya an-

tenaga kerjanya.”

dil besar terhadap kerusakan ling- Kekayaan yang dimaksud Agatha disini kungan, karena berkaitan dengan bukanlah terkait material, tetapi kekayaan proses produksi, bagaimana peru- secara softskill. Bagaimana cara perusahaan sahaan berjalan. Mungkin nggak untuk berperan sebagai penggerak softskill sih menciptakan lingkungan yang masyarakat untuk kesejahteraan mereka. go green, mempedulikan bagaima- Realisasi distribusi kekayaan yang bersifat na keberlanjutan lingkungannya. material menurutnya adalah hal yang su- Kalau baru sadar sekarang se- dah biasa, tetapi jika realisasinya diwujud- benarnya sudah agak terlambat kan dengan mengajak masyarakat berjuang ya, kenapa tidak sadarnya dari dulu?” bersama untuk kesejahteraan, itu baru luar

biasa.

Intentional analysis menunjukkan bah- Eidetic reduction yang dapat penulis wa Agatha memperoleh kesadaran ini ketika

abstraksikan adalah bahwa Agatha adalah menempuh mata kuliah Akuntansi Pertang-

seseorang yang memiliki kepedulian sosial gungjawaban Sosial. Akuntansi jika dikait-

sehingga dapat memaknai akuntansi jika kan dengan sosial tidak hanya berhubungan

dikaitkan dengan sudut pandang sosial. Im- dengan masyarakat, tetapi juga dengan ling-

plikasinya, Agatha memahami bahwa akun- kungan. Agatha menyesali mengapa kesada-

Dokumen yang terkait

ANALISIS PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN PENENTUAN JALUR KRITIS DENGAN CRITICAL PATH METHODE (STUDI KASUS PEKERJAAN RENOVASI PADA KANTOR HARVEST KEMANG) AN ANALYSIS OF CONSTRUCTION WORKS AND THE DETERMINATION OF CRITICAL PATH USING CRITICAL PATH METHOD (A CASE S

1 0 9

PENGARUH PENAMBAHAN GABUNGAN BATU KAPUR DAN KAPUR PADAM PADA CAMPURAN BETON K – 300 THE EFFECT OF LIMESTONE AND QUICKLIME ADDITION TO K – 300 CONCRETE MIXTURE

0 0 8

PERANCANGAN ALGORITMA DAN SISTEM GERAKAN PADA ROBOSOCCER R2C R9 (ROBOTIS GP) THE DESIGN OF ALGORITHM AND MOTION SYSTEM FOR ROBOSOCCER R2C R9 (ROBOTIS GP)

0 0 9

PERENCANAAN PORTFOLIO APLIKASI PADA KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SUMATERA BAGIAN SELATAN PORTFOLIO PLANNING APPLICATIONS IN REGIONAL OFFICE OF DIRECTORATE GENERAL OF CUSTOMS AND EXCISE SOUTHERN SUMATRA

0 0 10

PEMANFAATAN LIMBAH GENTENG DAN KERAMIK SEBAGAI AGREGAT KASAR CAMPURAN BETON K-350 UTILIZATION OF WASTE OF ROOF TILES AND CERAMICS AS CONCRETE-MIXED OF ROUGH AGGREGATE K - 350

0 1 9

SISTEM PENGATURAN PENYIMPANAN DAN PENGIRIMAN BARANG DENGAN PENGGERAK PNEUMATIK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER SYSTEM SETTINGS FOR STORAGE AND DELIVERY WITH PNEUMATIC DRIVER BASED ON PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

0 0 10

ANALISIS PENGARUH CONTENT, BENTUK, DAN MEDIA KOMUNIKASI TERHADAP KESUKSESAN PROYEK IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) DI BANK ABC EFFECT OF CONTENT, FORM, AND MEDIA OF COMMUNICATION ANALYSIS ON THE SUCCESS OF ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP

0 1 9

SILABUS SMA DAN smk

3 5 118

Latar Belakang - KETAHANAN NASIONAL DARI SUDUT PANDANG PELUANG DAN TANTANGAN GEOSTRATEGI.doc

0 0 22

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA AKUNTAN PENDIDIK DI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

0 2 16