Perbandingan Hasil Belajar Siswa yang Menggunakan Strategi Inkuiri Jurisprudensial berbantuan LKS dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Ekspositori. Simon M. Panjaitan Dosen Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas HKBP Nommensen ABSTRAK - Artikel

  

Perbandingan Hasil Belajar Siswa yang Menggunakan Strategi Inkuiri

Jurisprudensial berbantuan LKS dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Ekspositori.

  

Simon M. Panjaitan

  Dosen Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas HKBP Nommensen

  

ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil belajar siswa yang menggunakan Strategi Pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial berbantuan LKS dengan menggunakan Strategi Ekspositori Dengan menggunakan uji liliefors untuk menguji normalitas data skor hasil belajar siswa untuk kelompok strategi pembelajaran inkuiri jurisprudensial diperoleh L = 0,159 dan L tabel = 0,167 dengan n = 38 dan α=0,01 ternyata diperoleh L < L tabel dan untuk strategi pembelajaran Ekspositori doperoleh L = 0,138 dan L = 0,174 denan n = 35 dan α=0,01 ternyata

  tabel

  diperoleh L < L , sehingga dapat disimpulkan bahwa data skor hasil belajar kedua

  tabel kelas berdistribusi normal.

  Berdasarkan skor hasil belajar siswa diperoleh hasil uji homogenitas sampel dengan menggunakan uji F untuk taraf signifikansi 0,01 diperoleh F hitung = 0,355 dan F = 2,217 ternyata diperoleh F < F . Sehingga dapat dikatakan bahwa kedua

  tabel hitung tabel sampel adalah homogen atau berasal dari populasi yang bervarians sama.

  Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji selisih dua rataan denan taraf signifikansi α=0,01 dan diperoleh t hitung = 2,377 dan jika dibandingkan dengan harga t tabel = 1,66084 , ternyata t hitung > t tabel . sehingga dapat dikatakan bahwa rataan kedua sampel berbeda secara signifikan.

  Hasil analisis data menggambarkan rata-rata skor untuk strategi pembelajaran inkuiri jurisprudensial berbantuan LKS adalah 70,395 dan rata-rata skor untuk strategi pembelajaran ekspositori adalah 70,143. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa: Hasil belajar siswa menggunakan strategi inkuiri jurisprudensial lebih baik daripada hasil belajar siswa yang menggunakan strategi pembelajaran ekspositori, hal ini dapat diketahui hasil rataan skor tes siswa dengan strategi inkuiri jurisprudensial lebih tinggi dibandingkan rataan skor tes siswa dengan strategi ekspositori. Kata Kunci: Hasil Belajar, Strategi Inkuiri Jurisprudensial berbantuan LKS

BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang

  Saat ini dunia pendidikan matematika dihadapkan pada masalah rendahnya penguasaan anak didik pada setiap jenjang pendidikan terhadap matematika. Hal ini dapat dilihat dari prestasi belajar matematika yang dicapai siswa masih rendah. Rendahnya hasil belajar matematika disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu secara umum ditinjau dari tuntutan kurikulum yang lebih menekankan pada pencapaian target. Artinya, semua bahan harus selesai diajarkan dan bukan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika.

  Berdasarkan informasi yang diperoleh peneliti dari guru matematika di SMP PGRI 6 Medan bahwa hasil belajar siswa kurang memuaskan karena siswa mengalami kesulitan menemukan jawaban dari suatu masalah yang diberikan guru, terutama dalam mengubah soal cerita dan menyelesaikan soal cerita pada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel. Peneliti menemukan masalah hasil belajar yang rendah pada pokok bahasan persamaan linier dua variabel karena dalam proses pembelajaran guru menggunakan strategi pembelajaran ekspositori yaitu strategi yang pola belajarnya didominasi oleh guru sehingga siswa cenderung bersikap pasif karena hanya menerima bahan ajaran yang disampaikan.

  Hasil yang kurang memuaskan ini memotivasi peneliti untuk mencoba strategi lain yaitu strategi pembelajaran inkuiri jurisprudensial yang bertujuan mengajari siswa untuk menganalisis dan berpikir secara sistematis dan kritis.

  1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dalam penelitian ini masalah yang dikaji dapat dirumuskan sebagai berikut:

  1. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri

  Jurisprudensial berbantuan LKS pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Di Kelas IX SMP PGRI 6 Medan.

  2. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Di Kelas IX SMP PGRI

  6.

  3. Apakah hasil belajar siswa menggunakan Strategi Pembelajaran Inkuiri

  Jurisprudensial berbantuan LKS lebih baik daripada menggunakan Strategi

  Pembelajaran Ekspositori pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Di Kelas IX SMP PGRI 6 Medan.

BAB II LANDASAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teoritis 2.1.3 Strategi Pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial.

  Model ini dikembangkan oleh Donald Oliver dan James P.Shaver . Model ini bertujuan mengajari siswa untuk menganalisis dan berfikir secara sistematis dan kritis.

  Secara umum tahap pembelajaran inkuiri juridprudensial adalah sebagai berikut :

  1. Orientasi kasus/permasalahan (orientation to the case).

  Pada tahap ini guru mengajukan kasus dengan membacakan kasus yang terjadi, memperlihatkan film/video kasus , atau mendiskusikan suatu kasus dalam kehidupan sehari-hari dimasyarakat maupun disekolah. Langkah berikutnya adalah meninjau fakta-fakta dengan jalan melakukan analisis permasalahan tersebut.

2. Identifikasi isu (identifying the issue).

  Pada tahap ini siswa dibimbing untuk mensintesis fakta-fakta yang ada kedalam sebuah isu yang sedang dibahas. Melakukan identifikasi konflik terhadap nilai-nilai yang ada. Dalam tahap ini siswa belum diminta untuk menentukan pendapatnya terhadap kasus yang dibahas.

  3. Penetapan posisi/pendapat (taking position).

  Dalam tahap ini siswa mengartikulasikan/mengambil pendapat terhadap kasus/permasalahan yang ada.

  4. Menyelidiki cara berpendirian, pola argumentasi (exploring the stance, patterns of argumentation).

  Memberikan klarifikasi terhadap nilai-nilai konflik/permasalahan dengan menggunakan analogi. Menetapkan prioritas dari satu keputusan di antara keputusan/nilai-nilai lainnya dan mengevaluasi kekurangan-kekurangan

  5. Memperbaiki dan mengkualifikasi posisi (refining and argumentation).

  Siswa menyatakan posisi dan alasanya terhadap masalah, dan menguji sejumlah situasi/kondisi yang mirip terhadap permasalahannya. Siswa mengkualifikasi(terhadap standar) posisinya.

  6. Melakukan pengujian asumsi-asumsi terhadap posisinya/pendapatnya (testing factual assumtions behind qualified positions).

  Siswa melakukan identifikasi asumsi-asumsi pendapat dan melihat relevansinya, serta melakukan pengujian atas asumsi-asumsi.

2.1.5 Strategi Pembelajaran Ekspositori

  Ekspositori berasal dari bahasa Inggris, yaitu to expose yang berarti mengungkapkan, membongkar, dan membeberkan. Sanjaya (2010:179) menyatakan bahwa: “Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal”.

  Pembelajaran dengan strategi ekspositori bertolak dari pandangan bahwa tingkah laku kelas dan penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh guru atau pengajar. Dalam strategi ini siswa diharapkan dapat menangkap dan mengingat informasi yang telah diberikan guru, serta mengungkapkan kembali yang dimiliki siswa melalui respon yang diberikan siswa pada saat diberikan pertanyaan oleh guru. Strategi ekspositori digunakan guru untuk menyajikan bahan pelajaran secara utuh atau menyeluruh, lengkap dan sistematis dengan penyampaian secara verbal.

  Pembelajaran dengan strategi ekspositori menempatkan guru sebagai pusat pengajaran, karena guru lebih aktif memberikan informasi, menerangkan suatu konsep, mendemonstrasikan keterampilan dalam memperoleh pola, aturan, dalil, memberi contoh soal beserta penyelesaiannya, memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya.

2.1.6 Lembar Kerja Siswa (LKS)

2.1.6.1 Pengertian LKS

  LKS merupakan lembar kerja bagi siswa baik dalam kegiatan intrakurikuler maupun kokurikuler untuk mempermudah pemahaman terhadap materi pelajaran yang didapat. Menurut Hamdani (2011 : 74) bahwa “LKS merupakan perangkat pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana pendukung pelaksanaan rencana pembelajaran. Lembar kerja siswa berupa lembaran kertas yang berupa informasi maupun soal-soal (pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa)”. Hal ini sejalan dengan pendapat Trianto(2011 : 223) bahwa “Lembar kerja siswa atau LKS memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh”.

  Jadi berdasarkan pendapat-pendapat para ahli tersebut dipahami bahwa Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembar kerja yang intinya berisi kegiatan siswa dalam proses pem,belajaran dimana siswa mencari informasi dari buku-buku yang digunakan dan instruksi dari guru kepada siswa agar dapat mengerjakan sendiri suatu kegiatan belajar melalui praktek atau mengerjakan tugas dan latihan yang dengan berkaitan dengan materi yang diajarkan untuk mencapai tujuan pengajaran.

2.3 Hipotesis

  Berdasarkan rumusan masalah pada bab I dan landasan teoritis pada bab II ini maka hipotesis dari penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

  H :    1 2

  , Rataan hasil belajar siswa menggunakan strategi pembelajaran inkuiri jurisprudensial tidak lebih baik daripada menggunakan strategi pembelajaran ekspositori.

  H : a    1 2

  , Rataan hasil belajar siswa menggunakan strategi pembelajaran inkuiri jurisprudensial lebih baik daripada menggunakan strategi pembelajaran ekspositori.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  3.1 Jenis Penelitian

  Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang membedakan hasil belajar siswa yang menggunakan strategi pembelajaran inkuiri jurisprudensial berbantuan LKS dengan strategi pembelajaran ekspositori.

  3.2 Lokasi Penelitian

  Sesuai dengan judul penelitian ini, maka yang menjadi lokasi penelitian ini adalah SMP PGRI 6 Medan . Peneliti memilih lokasi penelitian tersebut karena di sekolah tersebut belum pernah dilakukan penelitian yang sama dengan penelitian ini.

  3.6 Tehnik Analisis Data

3.6.3 Uji normalitas data

  Dalam penelitian ini untuk mengetahui normalitas dari sampel digunakan uji liliefors. Prosedur pengujian adalah sebagai berikut: a. Menyusun skor siswa dari skor yang terendah ke skor tertinggi

  b. Skor mentah dijadikan bilangan baku Z , Z , Z , …, Z dengan menggunakan

  1

  2 3 n

  X Xt

  Zi

  S

  rumus:

  −

  dimana: X = Rata-rata sampel S = Simpangan baku dengan teknik uji Liliefors dengan kriteria :

  1. Terima sampel dari sampel populasi berdistribusi normal jika L < L

  hitung tabel

  2. Tolak sampel dari populasi berdistribusi normal jika a tidak dipenuhi Prosedur pelaksanaan: a. Pengamatan X

  X X …, X dijadikan Z , Z , Z , …, Z dengan menggunakan

  1, 2 , 3 , n

  1

  2 3 n

  X X 

  i

  Z 

  i

  S rumus: Di mana: X = Rata-rata sampel

  S = Simpangan baku

  b. Menghitung peluang F(z i ) = P(z < z i ) dengan menggunakan daftar distribusi normal baku.

  c. Menghitung proporsi S(z ) dengan rumus:

  i

  Banyaknya z z 

  i

  S ( z ) 

  i

  n

  d. Menghitung selisih F(z i ) – S(z i ) kemudian menentukan harga mutlaknya

  e. Mengambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak tersebut. Sebutlah harga terbesar ini

  L . Untuk menerima atau menolak hipotesis, L dibandingkan dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar nilai kritis untuk  uji liliefors dengan taraf nyata = 0,01.

  Kriteria pengujian:

  1. Jika tabel maka sampel berdistribusi normal

  L < L

  2. Jika L > L tabel maka sampel tidak berdistribusi normal Jika data tidak berdistribusi normal maka untuk pengujian hipotesis digunakan statistik non parametric.

3.6.4 Uji Homogenitas Penelitian

  Untuk apakah data berasal dari populsi yang bervarians (homogen), digunakan uji homogenitas (uji kesamaan dua varians) dengan hipotesis:

  2

  2 σ σ

  1

2 Ho: = (mengetahui Varians populasi kelompok pembelajaran inkuiri

  jurisprudensial dan kelompok pembelajaran ekspositori sama secara signifikan)

  2

  2 σ σ

  1

2 Ho: ≠ (Varians populasi kelompok pembelajaran inkuiri

  jurisprudensial dan kelompok pembelajaran ekspositori berbeda secara signifikan) Diuji dengan menggunakan rumus:

  2X Varians terbesar S F

  =

  hit

  2Y Varians terkecil = S

  ………..….(Simbolon 2009:168)

  F < F hit ;(v1,v2) α;(V 1,V 2)

  Kriteria pengujian adalah sebagai berikut : jika dengan

  F α;(V 1,V 2)

  didapat dari daftar distribusi F dengan peluang α, sedangkan derajat kebebasan (dk)

  v = N − 1 v = N

  1

  1

  1

  2

  2

  dan dengan taraf nyata α = 0,01 maka kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang memiliki varians yang homogen.

3.6.5 Uji Hipotesis Penelitian

  Untuk membedakan prestasi belajar siswa dari kedua sampel digunakan uji selisih dua rataan. Adapun rumus yang dipakai sesuai dengan hasil uji homogenitas sebelumnya. Dalam hal ini varians dari populasi tidak diketahui maka akan digunakan rumus untuk mengetahui apakah sampel tersebut homogen atau tidak homogen.

  ( σ = σ = σ

  1

  2

a. Jika populasi homogen diketahui)

  ( xx )− b xx

  1

  2

  1

  2 z = z = hit hit

  

1

  1

  1

  1 σ + σ

  • n n

  

1

  2 n n

  1

  2 ( ) ( )

  √

  (Simbolon, 2009:161)

  √ σ = σ

  1

  2

  b. Jika populasi homogen ( dan tidak diketahui)

  − x ( x 1 2 ) t

  = hit

  1

1 S +

  n n ( ) ( )

  1

  2 √

  2

  2 n − 1 s n + 1 s

  ( 1 ) 1 ( 2 )

  2

  2 n n − 2 +

  S =

  

1

  2

  • n
  • n
  • (
  • s
  • s

  • s
  • s

  2

  1 − 1)

  ; (n

  1 t ( 1−α )

  2 n

  1

  <− s

  t hit

  b. Tolak H jika syarat I tidak dipenuhi 2 )

  2

  2 −

  1

  1 2 α;n

  t 1−

   t 

  2

  2 −

  1

  1 2 α;n

  t 1−

  a. Terima H jika

  2 n

  2

  1

  2 n

  1

  

2

1) s

  ( 1− 12 α ) ; (n

  2 t

  2 n

  2 t ( 1−α ) ;

  ( n

  1 − 1)

  d. Jika data tidak normal maka digunakan Uji Mann-Whitney. Untuk menghitung nilai statistik uji Mann-Whitney, rumus yang digunakan adalah

  2

  2 n

  2

  1

  2 n

  1

  

1

)

s

  2 −

  1−α ) ; ( n

  2 t (

  2 n

  2

  ; (n

  2 −

  1 t ( 1−α )

  2 n

  1

  > s

  t hit

  atau

  2

  2 n

  2

  1

  2 n

  1

  

1

)

s

  2 n

  1 − 1)

  2

  1

  1 n

  √ (

  2 ) S

  1 − x

  = ( x

  t hit

  dan tidak diketahui)

  2

  1 ≠ σ

  σ

  c. Jika populasi heterogen, (

  

2

  2 −

  t 1−α;n

  ;(n

  atau T 

  2

  2 −

  1

  1−α;n

  − t

  berturut varians sampel pertama dan sampel kedua, dengan taraf signifikan adalah , dimana = 0,1, dan daerah kritik: T

  1

  2

  2 ,s

  1

  s

  Dimana,

  1 )

  1 n

  2 )

  Daerah kritik: 1)

  1 2 α )

  ( 1−

  1 t

  2 n

  1

  > s

  t hit

  atau

  2

  2 n

  2

  1

  2 n

  1

  2 − 1) s

  ( 1− 12 α )

; (n

  2 t

  2 n

  2

  1 − 1)

  ;(n

  1 2 α )

  ( 1−

  1 t

  2 n

  1

  <− s

  t hit

2 Kriteria pengujian:

  • n
  • n
  • s
  • s
  • s
  • s
Dimana: U = Nilai uji Mann-Whitney N1= sampel 1

  N2= sampel 2 Ri = Ranking ukuran sampel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

  4.1. Deskripsi Hasil Penelitian

  4.2. Analisis Data Hasil Penelitian

  Penelitian dilakukan di SMP PGRI 6 Medan T.P.2014/2015, dimulai dari tanggal 29 September 2014 s/d 12 Januari 2015, mengambil dua kelas untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.

4.2.1.Statistik Data

  Statistik dari dua Strategi yaitu Inkuiri Jurisprudensial berbantuan LKS dan Strategi Ekspositori disajikan pada tabel 4.1 berikut :

  

Tabel 4.1.Statistik Skor Kedua Sampel

Jenis Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

  N(Banyak data)

  38

  35 Rata-rata 70,395 70,143 Varians 405,867 342,067

  Simpangan baku 20,146 18,495 Skor tertinggi 100 100

  Skor terendah

  40

  40 Dari data statistik diatas tampak nilai kedua sampel, sehingga dapat disimpulkan hasil belajar matematika siswa menggunakan Strategi Inkuiri

  

Jurisprudensial berbantuan LKS lebih tinggi dari pada hasil belajar matematika siswa

menggunakanStrategi Ekspositori.

4.2.2 Uji Normalitas Data

  1. Kelompok eksperimen

  Dari hasil perhitungan diperoleh harga L = 0,132dengan menggunakan tabel uji normalitas Liliefors dimana n = 38 dan taraf nyata α = 0,01 maka harga L =

  tabel

  0,167. Selanjutnya dengan L dibandingkan dengan harga L tabel dan dilihat bahwaL o < L .Dengan demikian disimpulkan bahwa data hasil belajar siswa berasal dari

  tabel populasi yang menyebar normal.

  2. Kelompok kontrol

  Dari hasil perhitungan diperoleh harga L = 0,138 sedangkan L = 0,174

  o tabel

  untuk n = 35 dan taraf nyata α = 0,01. Ternyata L o < L tabel .Dengan demikian disimpulkan bahwa data hasil belajar siswa berasal dari populasi yang menyebar normal.

4.2.3 Uji Homogenitas Varians

  Dari hasil perhitungan diperoleh nilai F = 1,186. Jika dibandingkan dengan

  hit

  F tabel untuk α = 0,01 dan v

  1 = 37 serta v 2 = 34 maka dengan menggunakan uji dua

  pihak diperolah titik-titik kritik F = 2,61, dimana daerah kritiknya adalah F <

  0,01;37, 34 hit F (0,01;37,34) . Ternyata diperoleh F hit berada pada daerah kritik yaitu 1,186 < 2,61.

  Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang bervarians homogen.

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian

  Hipotesis ini diuji dengan menggunakan uji selisih dua rataan yaitu dengan menggunakan uji t menunjukkan bahwa t hitung = 2,377. Setelah membandingkan harga t dengan t dengan taraf nyata α = 0,01 dan dk = 71 didapat bahwa t = -

  hitung tabel 0,95,71

  2,377 dan t = 2,377, ternyata t tidak ada pada daerah kritik karena 2,377 >

  0,95,71 hitung 1,66084 sehingga H ditolak dan H a diterima.

  Dengan demikian, disimpulkan bahwa rataan kedua sampel berbeda secara berbantuan LKS lebih baik digunakan daripada strategi pembelajaran ekspositoripada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel di kelas IX SMP PGRI 6 Medan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data serta pengujian hipotesis, peneliti mengemukakan kesimpulan dan saran sesuai dengan penelitian ini.

5.1. Kesimpulan

1. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar menggunakan

  strategi inkuiri jurisprudensial berbantuan LKS pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel di kelas IX SMP PGRI 6 Medan berturut-turut hasil rata-

  rata, varians, dan simpangan baku yang di peroleh yaitu 70,395 ; S = 405,867; S = 20,146

  2 X=

  2. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar menggunakan

  strategi pembelajaran ekspositori pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel di kelas IX SMP PGRI 6 Medan dapat dilihat dari hasil rata-rata,

  2 Y= S =

  varians dan simpangan baku yang di peroleh yaitu 70,143; 342,067; S = 18,495.

  3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan pemecahan masalah berbantuan LKS dengan strategi ekspositori pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel di kelas IX SMP PGRI 6 Medan.

5.2 Saran

  Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan peneliti di SMP PGRI 6 Medan maka peneliti mengemukakan saran yang mungkin berguna khususnya bagi pendidik, yaitu:

  1. Sesuai dengan hasil penelitian ini bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar menggunakan strategi inkuiri jurisprudensial berbantuan LKS lebih baik daripada strategi ekspositori, maka peneliti menyarankan kepada guru dan calon guru untuk mencoba menggunakan strategi ini dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi sistem persamaan linier dua variabel.

  2. Dapat dipertimbangkan untuk menggunakan strategi ini pada materi matematika lainnya di tingkatan kelas yang berbeda pula.

  3. Penggunaan LKS dalam pembelajaran yang menggunakan strategi inkuiri

  jurisprudensial membantu proses pembelajaran, namun dapat dipikirkan penggunaan sumber-sumber belajar lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

  Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

  Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

  Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

  Djamarah, Syaiful.2006. Stategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Hamalik , Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Hamdani.2011.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Pustaka Setia Mudjiono dan Dimyati. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

  Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran. Jakarta : KencanaPerdana media Group Simbolon, Hotman. 2009. Statistika. Yogyakarta: Graha Ilmu Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka

  Cipta Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT

  Remaja Rosdakarya Trianto.2009.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.Jakarta : Kencana Wena, Made. 2013. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan

  Konseptual Operasional. Jakarta. PT Bumi Aksara