PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK PEMASANGAN INFUS UNTUK MEMENUHI KOMPETENSI KETRAMPILAN INTI KEPERAWATAN VIDEO LEARNING DEVELOPMENT IN SKILLS ENHANCEMENT TECHNIQUES TO MEET THE INSTALLATION OF INFUSION COMPETENCE CORE NUR
PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN DALAM PENINGKATAN
KEMAMPUAN TEKNIK PEMASANGAN INFUS UNTUK MEMENUHI
KOMPETENSI KETRAMPILAN INTI KEPERAWATAN
TO MEET THE INSTALLATION OF INFUSION
COMPETENCE CORE NURSING SKILLS
Atik Aryani, Antia, Astri Charolina
Fakultas Ilmu Kesehatan, Univerisitas Sahid Surakarta
ABSTRACT
Infuse therapy is an integral part of a nurse‟s professional practice. Technique of infuse administration is included in learning of clinical nursing skill. There are several learning methods used in clinical learning, such as, a video of learning. One of advantages of video-assisted learning is the video can show real skill and activity, reduces cost expended in presentation and the use can be repeated. The purposes of the research are to make and develop an effective and efficient learning video in attempt of improving skill of infuse administration of nursing students, to obtain a picture about acceptance and satisfaction of nursing students on materials of the learning video, to know and to test if there is a difference between students who are using the learning video and those who are not, as media of learning.The approach used in developing of the learning media was a quantitative experimental method with factorial 2 x 2 design. After an analysis with two-ways ANOVA, F test was used to examine each factor. Results: There was an effect of using the learning video on skill of infuse administration among the students, there is a different technical skill of infuse administration between students who had used the learning video and those who had not as a media of learning. It could be seen from F =5.044 and calculation value = 0.030<0.05. Conclusion:
Students with video as a learning media in learning of infuse administration technique had better skill of infuse administration technique than those who had not used it.
Keywords: Learning video, infuse, nurse
ABSTRAK
Terapi infus merupakan bagian integral dari praktek professional seorang perawat. Teknik pemasangan infus masuk dalam pembelajaran ketrampilan klinik keperawatan. Ada beberapa macam metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran ketrampilan klinik, salah satunya adalah video. Keuntungan pembelajaran dengan video dapat menunjukkan ketrampilan dan aktifitas secara nyata, mengurangi pembiayaan dalam presentasi serta penggunaan yang dapat diulang. Tujuan penelitian ini adalah menyusun dan mengembangkan video pembelajaran yang efektif dan tepat guna dalam peningkatan ketrampilan pemasangan infus yang dimiliki oleh mahasiswa, mendapatkan gambaran penerimaan dan kepuasan mahasiswa terhadap materi video pembelajaran, mengetahui pengaruh penggunaan video pembelajaran terhadap ketrampilan mahasiswa dalam pemasangan infus, mengetahui dan menguji apakah terdapat perbedaan ketrampilan mahasiswa antara mahasiswa yang menggunakan video pembelajaran dengan mahasiswa yang tidak menggunakan video pembelajaran sebagai media pembelajaran. Pendekatan yang digunakan dalam pengembangan media pembelajaran ini yaitu kuantitatif metode eksperimen dengan rancangan faktorial 2X2. Setelah dilakukan analisis ANOVA dua arah dilanjutkan uji F terhadap masing-masing faktor. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh penggunaan video pembelajaran terhadap kemampuan teknik pemasangan infus yang dimiliki mahasiswa, ada perbedaan kemampuan teknik pemasangan infus antara mahasiswa yang menggunakan video
33
pembelajaran dengan mahasiswa yang tidak menggunakan video pembelajaran sebagai media pembelajaran dengan F hitung = 5,044 dengan nilai = 0,030 < 0,05. Simpulan penelitian adalah mahasiswa dengan pembelajaran menggunakan media video pemasangan infus mempunyai kemampuan teknik pemasangan infus lebih baik dibandingkan mahasiswa yang tidak mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan video pemasangan infus.
Kata kunci: Video pembelajaran, infus, tenaga perawat .
PENDAHULUAN
Terapi infus merupakan bagian integral dari praktek professional seorang perawat. Ada satu hal yang perlu diingat bahwa terapi infus bukanlah terapi yang tanpa resiko sehingga tergantung dari komitmen profesional individu seorang perawat terhadap ketrampilan yang dimiliki (Gabriel et al, 2005). Teknik pema- sangan infus masuk dalam pembelajaran ketrampilan klinik keperawatan. Ada beberapa macam metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran ketrampilan klinik, salah satunya adalah video (Hampton, 2002). Pem- belajaran melalui video berdasarkan materi lebih tinggi dari pembelajaran tradisional (tatap muka kelas). Akan tetapi, belum ada studi yang empirik terhadap pengembangan video pembelajaran da- lam peningkatan kemampuan teknik pemasangan infus untuk memenuhi kompetensi ketrampilan inti keperawatan dan pada bagian ini dibutuhkan pengkajian mendalam (Donkor, 2010).
Menurut (Hamalik, 2002), penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar me- ngajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Menurut (Sudjana dan Rifai, 2002) manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu: 1. Pembelajaran akan lebih menarik siswa sehingga akan menimbulkan motivasi untuk belajar 2. Bahan pelajaran akan lebih dapat dipahami siswa dan memungkinkan untuk menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.
3. Metode mengajar akan lebih variatif tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penjelasan guru.
4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemostrasikan, memerankan, dan lain-lain
Video sebagai media komunikasi yang memadukan unsur suara/bunyi dan gambar dengan segala teknik penyiapan yang didasarkan pada derajad kegunaannya (useware), sangat di- tentukan oleh penyiapan penggarapan perangkat lunak (software) yaitu materi/pesan dan perang- kat keras (hardware) berupa peralatan produksi. Para guru dapat melakukan penyesuaian dan meningkatkan daya kreativitas dalam proses penyampaian isi-isi pengajaran supaya menjadi lebih berkesan dan mudah seiring dengan citarasa dan karakteristik pelajar. Video bersifat interaktif tutorial membimbing peserta didik untuk mema- hami sebuah materi melalui visualisasi. Peserta didik dapat secara interaktif mengikuti kegiatan praktik sesuai dengan yang diajarkan dalam video.
Tujuan penelitian ini adalah menyusun dan mengembangkan video pembelajaran yang efektif dan tepat guna dalam peningkatan ketram- pilan pemasangan infus yang dimiliki oleh maha- siswa, mendeskripsikan tentang efektivitas dan feasibilitas video pembelajaran dalam menambah pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa dalam pemasangan infus, mendapatkan gambaran pene- rimaan mahasiswa terhadap materi video pembelajaran, mendapatkan gambaran kepuasan mahasiswa terhadap materi video pembelajaran, mengetahui pengaruh penggunaan video pem- belajaran terhadap ketrampilan mahasiswa dalam pemasangan infus, mengetahui dan menguji apakah terdapat perbedaan ketrampilan maha- siswa antara mahasiswa yang menggunakan video pembelajaran dengan mahasiswa yang tidak menggunakan video pembelajaran sebagai media pembelajaran.
METODE PENELITIAN 4. Metode pengumpulan data
Data yang dihimpun meliputi data primer dan 1.
Lokasi Penelitian
data sekunder.Data Primer didapatkan Penelitian ini dilakukan di Program Studi dengan cara pengamatan langsung, Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sahid Surakarta Jawa Tengah. pertanyaan (kuisioner) yang telah disusun
Penetapan lokasi ini didahului dengan survey sebelumnya untuk diisi oleh responden dan kelas yang menerapkan mata kuliah Kebu- uji ketrampilan dengan responden. Data tuhan Dasar Manusia (KDM) dan sarana sekunder berasal dari laporan-laporan yang laboratorium yang tersedia. tersedia dari instansi atau lembaga-lembaga 2. yang terkait dengan penelitian maupun dari
Populasi dan sampel
Penelitian ini dilaksanakan pada maha siswa daftar nilai mata kuliah Kebutuhan Dasar kelas reguler semester IV Program Studi Manusia dari mahasiswa tersebut. Ilmu Keperawatan. Sebagai subyek pene- 5.
Model dan Rancangan Penelitian
litian dipilih 48 mahasiswa yang terdiri dari Metode penelitian yang digunakan adalah kelompok eksperimen sebanyak 24 maha- metode eksperimen dengan rancangan siswa dan kelompok kontrol 24 mahasiswa faktorial 2x2 dimana masing-masing faktor 3.
Variabel-variabel dalam Penelitian yang berperan adalah:
1) Variabel Bebas 1) Faktor A adalah perlakuan berupa peng- Variabel bebas yang digunakan dalam gunaan video ketrampilan pemasangan penelitian ini ada dua buah yaitu: infus dan alat
- –alatnya terdiri dari
a) Variabel 1 adalah perlakuan berupa kelompok mahasiswa yang menggunakan video ketrampilan pemasangan infus video ketrampilan pemasangan infus dan dan penggunaan alat-alat dalam alat-alat pemasangan infus (A ) dan 1 pemasangan infus kelompok mahasiswa yang tidak meng-
b) Variabel 2 adalah frekuensi gunakan video pemasangan infus tetapi mahasiswa berlatih sendiri menggunakan alat-alat pemasangan infus
2) Variabel Terikat (A 2 )
Variabel terikat dalam penelitian ini 2) Faktor B adalah frekuensi mahasiswa adalah kemampuan teknik ketrampilan berlatih sendiri pemasangan infus. Sebagai indikator
Ada dua tingkat yang menyatakan dalam penilaian adalah kemampuan frekuensi latihan sendiri, yaitu: mahasiswa dalam menggunakan alat-alat Jarang (C ): range (0 - 1 – 2 kali) selama dan memasang infus secara sistematis penelitian dan aseptik. Hasil belajar ini yang akan Sering (C - 2 ): range (> 3 kali) selama dijadikan dasar apakah video ketrampilan penelitian pemasangan infus dan penggunaan alat- alat dalam pemasangan infus itu mampu Faktor Perlakuan
Penggunaan video
meningkatkan pemahaman dan ketram-
pemasangan infus (A) pilan mahasiswa.
3) Variabel Pengganggu
Tidak Mengguna-
Tidak dapat dipungkiri ada variabel lain
menggunak kan (A ) 1
yang dapat mempengaruhi yaitu jenis
an (A ) 2
kelamin dan usia. Tetapi dalam Faktor Jarang
A B A B Frekuensi 1 1 2 1
penelitian ini, jenis kelamin dan usia
(B1)
dianggap sebagai variabel pengganggu
Latihan
dan tidak diperhitungkan dapat
Sering Sendiri A B A B 1 2 2 2 mempengaruhi hasil penelitian. (B) (B ) 2 Pemilihan subyek penelitian tidak
berdasarkan jenis kelamin mahasiswa maupun usia mahasiswa kelompok yang menjadi subyek pene- litian yaitu: Kelompok 1 : A 1 B 1 Kelompok 3 : A2B1
Kelompok 4 : A2B2 Untuk perhitungan hasil belajar akan digunakan dua macam tes yaitu tes tertulis dan tes kemampuan praktik. Tes tertulis untuk menguji kemampuan mahasiswa memahami secara teoritis sedangkan tes kemampuan praktik untuk menguji kemampuan siswa menerapkan materi dengan menggunakan komputer secara langsung. Tes tertulis berupa pilihan ganda sedangkan tes kemampuan praktik berupa pemasangan alat-alat infus ke manikin.
3. Tahap Post Test Yaitu tahap dimana obyek penelitian/ mahasiswa langsung diminta menger- jakan soal-soal test baik test tertulis yang sama dengan soal pada tahap pre test maupun tes praktek. Pada tahap ini mahasiswa dilarang untuk bekerja- sama maupun bertanya pada teman- nya. Semua mahasiswa diikutkan pada tahap ini baik mahasiswa yang termasuk kelompok eksperimen mau- pun mahasiswa yang termasuk kelompok kontrol. Waktu pengerjaan soal baik pada pre test dan post test dibatasi. Masing-masing soal hanya selama 15 menit.
a. Teknik Analisis
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian Yaitu tahap dimana mahasiswa sudah dikenalkan dengan tutorial interaktif dan video pemasangan infus dan mulai dilakukan pengamatan terhadap keaktifan mahasiswa dalam menggu- nakan kedua perangkat penelitian tersebut untuk mengerjakan soal latihan. Mahasiswa yang diikutkan pada tahap ini hanyalah mahasiswa
8
13
3 Nilai Maksimal
6
Nilai Minimal
1,962 1,327 Varians (S 2 ) 3,848 1,761
Standar Deviasi
X 8,25 5,25
X i 198 126
24
1. Tahap Pre Test Yaitu tahap dimana obyek penelitian/ mahasiswa langsung disuruh menger- jakan soal-soal test baik test tertulis maupun test praktek. Pada tahap ini, mahasiswa belum dikenalkan dengan perangkat alat-alat pemasangan infus dan video pemasangan infus.Semua mahasiswa diikutkan pada tahap ini baik mahasiswa yang termasuk kelompok eksperimen maupun maha- siswa yang termasuk kelompok kontrol.
Hasil eksperimen berupa skor-skor nilai test tertulis dan hasil test praktek kemudian dianalisa. Skor-skor yang diperoleh dalam eksperimen yang menggunakan rancangan faktorial dianalis dengan menggunakan analisis varian dua arah (ANOVA dua arah). Setelah dilakukan analisis ANOVA dua arah akan dilanjutkan uji F terhadap masing-masing faktor. Pada penelitian ini pengambilan skor baik test tertulis maupun test praktek dilakukan beberapa tahap, yaitu:
N
Kontrol (Tidak menggunakan)
(Menggunakan) Kelompok
Kelompok Eksperimen
Faktor Perlakuan Penggunaan Video Pemasangan Infus
Pemasangan Infus
Kemampuan Teknik
Data kemampuan teknik pemasangan infus untuk memenuhi kompetensi ketrampilan inti keperawatan mahasiswa diperoleh dari hasil tes dengan mengerjakan soal-soal test baik test tertulis maupun test praktek. Tabel 1. Kemampuan Teknik Pemasangan Infus untuk Memenuhi Kompetensi
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data
24
35 Jadi dalam penelitian ini akan terdapat 4
Tabel 2. Data Kemampuan Teknik Ketram- pilan Pemasangan Infus menurut frekuensi latihan sendiri.
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas tiap variabel Populasi Z hit Keputusan
Kepuasan Mahasiswa
Frekuensi Persentase (%)
Baik 13 54,20 Cukup 11 45,80 Jumlah
24 Sumber: Data primer yang diolah Menunjukkan bahwa dari 24 maha- siswa, separuh lebih yaitu 54,20% ter- golong mempunyai kepuasan terhadap ma- teri video pembelajaran yang selama ini hanya 45,80% tergolong mempunyai kepuasan cukup.
Penggunaan materi video yang atrak- tif juga dapat meningkatkan tingkat ke- puasan (Sudjana dan Rifai, 2002) . Efek positif dari video interaktif pada hasil keluaran pembelajaran dan pelajar merasa puas dengan e-learning (Piotrow, 2000).
3. Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Analisis Data
Sebelum dilakukan uji hipotesis yaitu dengan Anava Dua Jalan dengan sel tak sama, terlebih dahulu dilakukan uji pendahuluan yaitu uji prasyarat, yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Tujuan kedua uji tersebut untuk mengetahui apakah sampel-sampel penelitian merupakan sampel berdistribusi normal dan memiliki variansi-variansi yang sama atau homogen.
Kelompok eksperimen 1,269 0,080 Normal
24 Sumber: Data primer yang diolah Hasil pengumpulan data terhadap tanggapan mahasiswa tentang penerimaan pengembangan video pembelajaran dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan teknik pemasangan infus dan memenuhi kompetensi ketrampilan inti keperawatan menunjukkan bahwa dari 24 mahasiswa, separuh lebih yaitu 58,30% tergolong mempunyai penerimaan terhadap materi video pembelajaran yang selama ini diterima dan digunakan tergolong baik dan hanya 41,70% tergolong cukup.
Kelompok kontrol 1,291 0,076 Normal
Frekuensi latihan eksperimen
1,013 0,256 Normal Frekuensi latihan kontrol
1,021 0,249 Normal Dari data Tabel 4 diatas dapat disimpulkan bahwa sampel penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal, karena nilai
> 0,05 Tabel 5 Hasil Uji Homogenitas
Uji Homogenitas b obsr Keputusan
Media pembelajaran 3,395 0,072 Homogen
b. Kepuasan Mahasiswa Tabel 3. Gambaran kepuasan mahasiswa terhadap materi video pembelajaran
Baik 14 58,30 Cukup 10 41,70 Jumlah
Kemampuan teknik Ketrampilan Pemasangan infus Frekuensi latihan
6
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Jarang Sering Jarang Sering N
8
16
17
7 Rata-rata 8,38 8,19 5,00 5,86 Standar Deviasi 2,367 1,797 1,225 1,464
Standar Error 0,844 0,449 0,297 0,553 Nilai Minimal
6
Frekuensi Persentase (%)
3
8 Nilai Maksimal
13
12
8
8 2.
Deskripsi Penerimaan dan Kepuasan Mahasiswa a. Penerimaan Mahasiswa
Tabel 3. Gambaran penerimaan mahasiswa terhadap materi video pembelajaran Penerimaan Mahasiswa
Frekuensi latihan sendiri 0,087 0,769 Homogen Dari Tabel 5 dapat disimpulkan kedua sampel sel tak sama. Hasilnya disajikan dalam Tabel penelitian mempunyai variansi yang sama 6 dengan penjelasan sebagai berikut: atau homogen untuk variabel media pembelajaran dan frekuensi latihan sendiri a. Karena FA = 38,512 dengan nilai = mahasiswa, karena nilai > 0,05. 0,000 < 0,05 maka H0A ditolak atau ada perbedaan efek kolom terhadap variabel 4. terikatnya atau penggunaan media
Uji Analisis Data
Setelah uji prasyarat Anava terpenuhi maka pembelajaran berpengaruh terhadap dilakukan uji hipotesis analisis dengan kemampuan teknik pemasangan infus menggunakan Uji Anava Dua Jalan dengan untuk memenuhi kompetensi ketrampilan inti keperawatan mahasiswa.
Tabel 6. Rangkuman Hasil Anova Dua Jalan
Mean Of
Sumber df F hit Keputusan
Square
Penggunaan Media 108,000 1 38,512 0,000 Ho ditolak Pembelajaran (A) Frekuensi latihan (B) 2202,088 1 474,279 0,000 Ho ditolak Interaksi (AB) 4,643 1 5,044 0,030 Ho ditolak
Sumber: Data yang diolah gunakan video lebih menarik perhatian para b. Karena FB = 474,279 dengan nilai = mahasiswa sehingga menumbuhkan motivasi
0,000 < 0,05 maka H0B ditolak atau ada belajar mahasiswa. Pembelajaran mengguna- perbedaan efek kolom terhadap variabel kan video lebih konkrit dibanding pem- terikatnya atau frekuensi latihan sendiri belajaran tanpa menggunakan video, sehingga mahasiswa berpengaruh terhadap materi lebih jelas dan mudah dipahami oleh kemampuan teknik pemasangan infus mahasiswa. Menurut (Tooth, 2000) menyata- untuk memenuhi kompetensi ketrampilan kan video sangat berguna dalam demonstrasi inti keperawatan mahasiswa.
c. = 5,044 ketrampilan klinik. Interaksi (AB) dengan F AB
a. teknik pemasangan infus dengan nilai = 0,030 < 0,05 maka Kemampuan mahasiswa dilihat dari frekuensi latihan
H0AB ditolak atau ada perbedaan sendiri. interaksi efek kolom terhadap variabel
Mahasiswa pada kelompok kontrol terikatnya atau penggunaan media yang belum mendapatkan pembelajaran pembelajaran berpengaruh terhadap dengan media video teknik pemasangan kemampuan teknik pemasangan infus infus dilihat dari frekuensi latihan sendiri, untuk memenuhi kompetensi ketrampilan dimana mahasiswa yang mempunyai inti keperawatan mahasiswa dilihat dari frekuensi latihan sering dalam kemampuan frekuensi latihan sendiri antara teknik ketrampilan pemasangan infus lebih mahasiswa yang mempunyai frekuensi baik dibanding mahasiswa yang memiliki latihan jarang dengan mahasiswa yang frekuensi latihan sendiri jarang. mempunyai frekuensi latihan sering.
Namun demikian mahasiswa pada kelompok eksperimen dimana mahasiswa
Pembahasan
yang mendapatkan pembelajaran dengan 1.
Kemampuan mahasiswa dilihat dari
media video teknik pemasangan infus penggunaan media pembelajaran. dilihat dari frekuensi latihan sendiri
Mahasiswa dengan pembelajaran meng- dimana mahasiswa yang mempunyai gunakan media video mempunyai kemampuan frekuensi latihan jarang dalam kemampuan teknik pemasangan infus lebih baik diban- teknik ketrampilan pemasangan infus lebih dingkan mahasiswa yang tidak mendapatkan baik dibanding mahasiswa yang memiliki pembelajaran dengan menggunakan video. frekuensi latihan sendiri sering. Hal ini
Hal ini dikarenakan pembelajaran meng-
37 menunjukkan bahwa dengan frekuensi Gabriel J, Bravery K, Dougherty L., Kayley J, latihan sendiri kurang efektif dibandingkan Malster M, Scales K. Vascular Access: dengan penggunaan media video yang indications and implications for patient dapat meningkatkan kemampuan teknik care. Nursing Standard 19(26): 45-54. memenuhi kompetensi ketrampilan inti
Hamalik, Oemar. (2002). Media Pendidikan, keperawatan.
Cetakan ke-7.Bandung: Penerbit PT Citra Penggunaan video dalam pembe- Aditya Bakti. lajaran klinik mempunyai beberapa keuntungan. Salah satu keuntungannya
Hampton, C. (2002) Teaching practical skills. In adalah video dapat menunjukkan A.K. Mishra & J. Bartram (Eds.), ketrampilan dan aktifitas secara nyata. perspectives on distance education: Skills
Keuntungan dari video dapat menunjukkan
development through distance education
ketrampilan secara jelas dan mengurangi (hal. 83-91). Vancouver, Canada: pembiayaan dalam presentasi dan Commonwealth of Learning. Diambil dari penggunaan yang dapat diulang (Mishra, 2001).
SIMPULAN Mishra, S. (2001).Designing online learning.
Vancouver, Canada:Commonwealth of
a. Sebanyak 58,30% responden menerima Learning. materi video pembelajaran teknik pema- sangan infus. Piotrow, P., Khan, O., Lozare, B., & Khan, b. Sebanyak 54,20% responden merasa puas S.(2000). Health communication programs: terhadap materi video teknik pembelajaran A distance education class within the John pemasangan infus. Hopkins University School of Public c. Terdapat pengaruh penggunaan video Health Distance education Program. In M. pembelajaran terhadap kemampuan teknik Khosrowpour (Ed.), Web-based learning pemasangan infus yang dimiliki mahasiswa. and teaching technologies: Opportunites d. Ada perbedaan kemampuan teknik pema- and challenges . Hershey, PA: Idea Group sangan infus antara mahasiswa yang Publishing. menggunakan video pembelajaran dengan Sudjana dan Rifai .(2002). Media Pengajaran. mahasiswa yang tidak menggunakan video
Bandung: Penerbit C.V. Sinar Baru pembelajaran sebagai media pembelajaran. Bandung.
e. Ada perbedaan kemampuan teknik pema- Tooth, T.(2000). The Use of multimedia in sangan infus untuk memenuhi kompetensi ketrampilan inti keperawatan antara maha- distance education. Vancouver, Canada:
Commonwealth of Learning Wetzel, siswa yang mempunyai frekuensi latihan Radtke, dan Stern, 2006). sendiri yang tergolong jarang dan sering.
DAFTAR PUSTAKA
Donkor (2010) The comparative instructional effectiveness of print-based instructional materials for teaching practical skills at a distance.International Review of Research
in Open and Distance Learning , 11(1), 96- 115.