PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK PEMASANGAN INFUS UNTUK MEMENUHI KOMPETENSI KETRAMPILAN INTI KEPERAWATAN VIDEO LEARNING DEVELOPMENT IN SKILLS ENHANCEMENT TECHNIQUES TO MEET THE INSTALLATION OF INFUSION COMPETENCE CORE NUR

  

PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN DALAM PENINGKATAN

KEMAMPUAN TEKNIK PEMASANGAN INFUS UNTUK MEMENUHI

KOMPETENSI KETRAMPILAN INTI KEPERAWATAN

TO MEET THE INSTALLATION OF INFUSION

COMPETENCE CORE NURSING SKILLS

Atik Aryani, Antia, Astri Charolina

  Fakultas Ilmu Kesehatan, Univerisitas Sahid Surakarta

  

ABSTRACT

  Infuse therapy is an integral part of a nurse‟s professional practice. Technique of infuse administration is included in learning of clinical nursing skill. There are several learning methods used in clinical learning, such as, a video of learning. One of advantages of video-assisted learning is the video can show real skill and activity, reduces cost expended in presentation and the use can be repeated. The purposes of the research are to make and develop an effective and efficient learning video in attempt of improving skill of infuse administration of nursing students, to obtain a picture about acceptance and satisfaction of nursing students on materials of the learning video, to know and to test if there is a difference between students who are using the learning video and those who are not, as media of learning.The approach used in developing of the learning media was a quantitative experimental method with factorial 2 x 2 design. After an analysis with two-ways ANOVA, F test was used to examine each factor. Results: There was an effect of using the learning video on skill of infuse administration among the students, there is a different technical skill of infuse administration between students who had used the learning video and those who had not as a media of learning. It could be seen from F =5.044 and calculation  value = 0.030<0.05. Conclusion:

  Students with video as a learning media in learning of infuse administration technique had better skill of infuse administration technique than those who had not used it.

  Keywords: Learning video, infuse, nurse

ABSTRAK

  Terapi infus merupakan bagian integral dari praktek professional seorang perawat. Teknik pemasangan infus masuk dalam pembelajaran ketrampilan klinik keperawatan. Ada beberapa macam metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran ketrampilan klinik, salah satunya adalah video. Keuntungan pembelajaran dengan video dapat menunjukkan ketrampilan dan aktifitas secara nyata, mengurangi pembiayaan dalam presentasi serta penggunaan yang dapat diulang. Tujuan penelitian ini adalah menyusun dan mengembangkan video pembelajaran yang efektif dan tepat guna dalam peningkatan ketrampilan pemasangan infus yang dimiliki oleh mahasiswa, mendapatkan gambaran penerimaan dan kepuasan mahasiswa terhadap materi video pembelajaran, mengetahui pengaruh penggunaan video pembelajaran terhadap ketrampilan mahasiswa dalam pemasangan infus, mengetahui dan menguji apakah terdapat perbedaan ketrampilan mahasiswa antara mahasiswa yang menggunakan video pembelajaran dengan mahasiswa yang tidak menggunakan video pembelajaran sebagai media pembelajaran. Pendekatan yang digunakan dalam pengembangan media pembelajaran ini yaitu kuantitatif metode eksperimen dengan rancangan faktorial 2X2. Setelah dilakukan analisis ANOVA dua arah dilanjutkan uji F terhadap masing-masing faktor. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh penggunaan video pembelajaran terhadap kemampuan teknik pemasangan infus yang dimiliki mahasiswa, ada perbedaan kemampuan teknik pemasangan infus antara mahasiswa yang menggunakan video

  

33

  pembelajaran dengan mahasiswa yang tidak menggunakan video pembelajaran sebagai media pembelajaran dengan F hitung = 5,044 dengan nilai  = 0,030 < 0,05. Simpulan penelitian adalah mahasiswa dengan pembelajaran menggunakan media video pemasangan infus mempunyai kemampuan teknik pemasangan infus lebih baik dibandingkan mahasiswa yang tidak mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan video pemasangan infus.

  Kata kunci: Video pembelajaran, infus, tenaga perawat .

  PENDAHULUAN

  Terapi infus merupakan bagian integral dari praktek professional seorang perawat. Ada satu hal yang perlu diingat bahwa terapi infus bukanlah terapi yang tanpa resiko sehingga tergantung dari komitmen profesional individu seorang perawat terhadap ketrampilan yang dimiliki (Gabriel et al, 2005). Teknik pema- sangan infus masuk dalam pembelajaran ketrampilan klinik keperawatan. Ada beberapa macam metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran ketrampilan klinik, salah satunya adalah video (Hampton, 2002). Pem- belajaran melalui video berdasarkan materi lebih tinggi dari pembelajaran tradisional (tatap muka kelas). Akan tetapi, belum ada studi yang empirik terhadap pengembangan video pembelajaran da- lam peningkatan kemampuan teknik pemasangan infus untuk memenuhi kompetensi ketrampilan inti keperawatan dan pada bagian ini dibutuhkan pengkajian mendalam (Donkor, 2010).

  Menurut (Hamalik, 2002), penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar me- ngajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Menurut (Sudjana dan Rifai, 2002) manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu: 1. Pembelajaran akan lebih menarik siswa sehingga akan menimbulkan motivasi untuk belajar 2. Bahan pelajaran akan lebih dapat dipahami siswa dan memungkinkan untuk menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.

  3. Metode mengajar akan lebih variatif tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penjelasan guru.

  4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemostrasikan, memerankan, dan lain-lain

  Video sebagai media komunikasi yang memadukan unsur suara/bunyi dan gambar dengan segala teknik penyiapan yang didasarkan pada derajad kegunaannya (useware), sangat di- tentukan oleh penyiapan penggarapan perangkat lunak (software) yaitu materi/pesan dan perang- kat keras (hardware) berupa peralatan produksi. Para guru dapat melakukan penyesuaian dan meningkatkan daya kreativitas dalam proses penyampaian isi-isi pengajaran supaya menjadi lebih berkesan dan mudah seiring dengan citarasa dan karakteristik pelajar. Video bersifat interaktif tutorial membimbing peserta didik untuk mema- hami sebuah materi melalui visualisasi. Peserta didik dapat secara interaktif mengikuti kegiatan praktik sesuai dengan yang diajarkan dalam video.

  Tujuan penelitian ini adalah menyusun dan mengembangkan video pembelajaran yang efektif dan tepat guna dalam peningkatan ketram- pilan pemasangan infus yang dimiliki oleh maha- siswa, mendeskripsikan tentang efektivitas dan feasibilitas video pembelajaran dalam menambah pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa dalam pemasangan infus, mendapatkan gambaran pene- rimaan mahasiswa terhadap materi video pembelajaran, mendapatkan gambaran kepuasan mahasiswa terhadap materi video pembelajaran, mengetahui pengaruh penggunaan video pem- belajaran terhadap ketrampilan mahasiswa dalam pemasangan infus, mengetahui dan menguji apakah terdapat perbedaan ketrampilan maha- siswa antara mahasiswa yang menggunakan video pembelajaran dengan mahasiswa yang tidak menggunakan video pembelajaran sebagai media pembelajaran.

  METODE PENELITIAN 4. Metode pengumpulan data

  Data yang dihimpun meliputi data primer dan 1.

   Lokasi Penelitian

  data sekunder.Data Primer didapatkan Penelitian ini dilakukan di Program Studi dengan cara pengamatan langsung, Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sahid Surakarta Jawa Tengah. pertanyaan (kuisioner) yang telah disusun

  Penetapan lokasi ini didahului dengan survey sebelumnya untuk diisi oleh responden dan kelas yang menerapkan mata kuliah Kebu- uji ketrampilan dengan responden. Data tuhan Dasar Manusia (KDM) dan sarana sekunder berasal dari laporan-laporan yang laboratorium yang tersedia. tersedia dari instansi atau lembaga-lembaga 2. yang terkait dengan penelitian maupun dari

   Populasi dan sampel

  Penelitian ini dilaksanakan pada maha siswa daftar nilai mata kuliah Kebutuhan Dasar kelas reguler semester IV Program Studi Manusia dari mahasiswa tersebut. Ilmu Keperawatan. Sebagai subyek pene- 5.

   Model dan Rancangan Penelitian

  litian dipilih 48 mahasiswa yang terdiri dari Metode penelitian yang digunakan adalah kelompok eksperimen sebanyak 24 maha- metode eksperimen dengan rancangan siswa dan kelompok kontrol 24 mahasiswa faktorial 2x2 dimana masing-masing faktor 3.

   Variabel-variabel dalam Penelitian yang berperan adalah:

  1) Variabel Bebas 1) Faktor A adalah perlakuan berupa peng- Variabel bebas yang digunakan dalam gunaan video ketrampilan pemasangan penelitian ini ada dua buah yaitu: infus dan alat

  • –alatnya terdiri dari

  a) Variabel 1 adalah perlakuan berupa kelompok mahasiswa yang menggunakan video ketrampilan pemasangan infus video ketrampilan pemasangan infus dan dan penggunaan alat-alat dalam alat-alat pemasangan infus (A ) dan 1 pemasangan infus kelompok mahasiswa yang tidak meng-

  b) Variabel 2 adalah frekuensi gunakan video pemasangan infus tetapi mahasiswa berlatih sendiri menggunakan alat-alat pemasangan infus

  2) Variabel Terikat (A 2 )

  Variabel terikat dalam penelitian ini 2) Faktor B adalah frekuensi mahasiswa adalah kemampuan teknik ketrampilan berlatih sendiri pemasangan infus. Sebagai indikator

  Ada dua tingkat yang menyatakan dalam penilaian adalah kemampuan frekuensi latihan sendiri, yaitu: mahasiswa dalam menggunakan alat-alat Jarang (C ): range (0 - 1 – 2 kali) selama dan memasang infus secara sistematis penelitian dan aseptik. Hasil belajar ini yang akan Sering (C - 2 ): range (> 3 kali) selama dijadikan dasar apakah video ketrampilan penelitian pemasangan infus dan penggunaan alat- alat dalam pemasangan infus itu mampu Faktor Perlakuan

  Penggunaan video

  meningkatkan pemahaman dan ketram-

  pemasangan infus (A) pilan mahasiswa.

  3) Variabel Pengganggu

  Tidak Mengguna-

  Tidak dapat dipungkiri ada variabel lain

  menggunak kan (A ) 1

  yang dapat mempengaruhi yaitu jenis

  an (A ) 2

  kelamin dan usia. Tetapi dalam Faktor Jarang

  A B A B Frekuensi 1 1 2 1

  penelitian ini, jenis kelamin dan usia

  (B1)

  dianggap sebagai variabel pengganggu

  Latihan

  dan tidak diperhitungkan dapat

  Sering Sendiri A B A B 1 2 2 2 mempengaruhi hasil penelitian. (B) (B ) 2 Pemilihan subyek penelitian tidak

  berdasarkan jenis kelamin mahasiswa maupun usia mahasiswa kelompok yang menjadi subyek pene- litian yaitu: Kelompok 1 : A 1 B 1 Kelompok 3 : A2B1

  Kelompok 4 : A2B2 Untuk perhitungan hasil belajar akan digunakan dua macam tes yaitu tes tertulis dan tes kemampuan praktik. Tes tertulis untuk menguji kemampuan mahasiswa memahami secara teoritis sedangkan tes kemampuan praktik untuk menguji kemampuan siswa menerapkan materi dengan menggunakan komputer secara langsung. Tes tertulis berupa pilihan ganda sedangkan tes kemampuan praktik berupa pemasangan alat-alat infus ke manikin.

  3. Tahap Post Test Yaitu tahap dimana obyek penelitian/ mahasiswa langsung diminta menger- jakan soal-soal test baik test tertulis yang sama dengan soal pada tahap pre test maupun tes praktek. Pada tahap ini mahasiswa dilarang untuk bekerja- sama maupun bertanya pada teman- nya. Semua mahasiswa diikutkan pada tahap ini baik mahasiswa yang termasuk kelompok eksperimen mau- pun mahasiswa yang termasuk kelompok kontrol. Waktu pengerjaan soal baik pada pre test dan post test dibatasi. Masing-masing soal hanya selama 15 menit.

a. Teknik Analisis

  2. Tahap Pelaksanaan Penelitian Yaitu tahap dimana mahasiswa sudah dikenalkan dengan tutorial interaktif dan video pemasangan infus dan mulai dilakukan pengamatan terhadap keaktifan mahasiswa dalam menggu- nakan kedua perangkat penelitian tersebut untuk mengerjakan soal latihan. Mahasiswa yang diikutkan pada tahap ini hanyalah mahasiswa

  

  8

  13

  3 Nilai Maksimal

  6

  Nilai Minimal

  1,962 1,327 Varians (S 2 ) 3,848 1,761

  Standar Deviasi

  X 8,25 5,25

  X i 198 126

  24

  1. Tahap Pre Test Yaitu tahap dimana obyek penelitian/ mahasiswa langsung disuruh menger- jakan soal-soal test baik test tertulis maupun test praktek. Pada tahap ini, mahasiswa belum dikenalkan dengan perangkat alat-alat pemasangan infus dan video pemasangan infus.Semua mahasiswa diikutkan pada tahap ini baik mahasiswa yang termasuk kelompok eksperimen maupun maha- siswa yang termasuk kelompok kontrol.

  Hasil eksperimen berupa skor-skor nilai test tertulis dan hasil test praktek kemudian dianalisa. Skor-skor yang diperoleh dalam eksperimen yang menggunakan rancangan faktorial dianalis dengan menggunakan analisis varian dua arah (ANOVA dua arah). Setelah dilakukan analisis ANOVA dua arah akan dilanjutkan uji F terhadap masing-masing faktor. Pada penelitian ini pengambilan skor baik test tertulis maupun test praktek dilakukan beberapa tahap, yaitu:

  N

  Kontrol (Tidak menggunakan)

  (Menggunakan) Kelompok

  Kelompok Eksperimen

  Faktor Perlakuan Penggunaan Video Pemasangan Infus

  Pemasangan Infus

  Kemampuan Teknik

  Data kemampuan teknik pemasangan infus untuk memenuhi kompetensi ketrampilan inti keperawatan mahasiswa diperoleh dari hasil tes dengan mengerjakan soal-soal test baik test tertulis maupun test praktek. Tabel 1. Kemampuan Teknik Pemasangan Infus untuk Memenuhi Kompetensi

  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data

  24

35 Jadi dalam penelitian ini akan terdapat 4

  Tabel 2. Data Kemampuan Teknik Ketram- pilan Pemasangan Infus menurut frekuensi latihan sendiri.

  Tabel 4. Hasil Uji Normalitas tiap variabel Populasi Z hit  Keputusan

  Kepuasan Mahasiswa

  Frekuensi Persentase (%)

  Baik 13 54,20 Cukup 11 45,80 Jumlah

  24 Sumber: Data primer yang diolah Menunjukkan bahwa dari 24 maha- siswa, separuh lebih yaitu 54,20% ter- golong mempunyai kepuasan terhadap ma- teri video pembelajaran yang selama ini hanya 45,80% tergolong mempunyai kepuasan cukup.

  Penggunaan materi video yang atrak- tif juga dapat meningkatkan tingkat ke- puasan (Sudjana dan Rifai, 2002) . Efek positif dari video interaktif pada hasil keluaran pembelajaran dan pelajar merasa puas dengan e-learning (Piotrow, 2000).

  3. Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Analisis Data

  Sebelum dilakukan uji hipotesis yaitu dengan Anava Dua Jalan dengan sel tak sama, terlebih dahulu dilakukan uji pendahuluan yaitu uji prasyarat, yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Tujuan kedua uji tersebut untuk mengetahui apakah sampel-sampel penelitian merupakan sampel berdistribusi normal dan memiliki variansi-variansi yang sama atau homogen.

  Kelompok eksperimen 1,269 0,080 Normal

  24 Sumber: Data primer yang diolah Hasil pengumpulan data terhadap tanggapan mahasiswa tentang penerimaan pengembangan video pembelajaran dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan teknik pemasangan infus dan memenuhi kompetensi ketrampilan inti keperawatan menunjukkan bahwa dari 24 mahasiswa, separuh lebih yaitu 58,30% tergolong mempunyai penerimaan terhadap materi video pembelajaran yang selama ini diterima dan digunakan tergolong baik dan hanya 41,70% tergolong cukup.

  Kelompok kontrol 1,291 0,076 Normal

  Frekuensi latihan eksperimen

  1,013 0,256 Normal Frekuensi latihan kontrol

  1,021 0,249 Normal Dari data Tabel 4 diatas dapat disimpulkan bahwa sampel penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal, karena nilai

   > 0,05 Tabel 5 Hasil Uji Homogenitas

  Uji Homogenitas b obsr  Keputusan

  Media pembelajaran 3,395 0,072 Homogen

  b. Kepuasan Mahasiswa Tabel 3. Gambaran kepuasan mahasiswa terhadap materi video pembelajaran

  Baik 14 58,30 Cukup 10 41,70 Jumlah

  Kemampuan teknik Ketrampilan Pemasangan infus Frekuensi latihan

  6

  Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

  Jarang Sering Jarang Sering N

  8

  16

  17

  7 Rata-rata 8,38 8,19 5,00 5,86 Standar Deviasi 2,367 1,797 1,225 1,464

  Standar Error 0,844 0,449 0,297 0,553 Nilai Minimal

  6

  Frekuensi Persentase (%)

  3

  8 Nilai Maksimal

  13

  12

  8

  8 2.

   Deskripsi Penerimaan dan Kepuasan Mahasiswa a. Penerimaan Mahasiswa

  Tabel 3. Gambaran penerimaan mahasiswa terhadap materi video pembelajaran Penerimaan Mahasiswa

  Frekuensi latihan sendiri 0,087 0,769 Homogen Dari Tabel 5 dapat disimpulkan kedua sampel sel tak sama. Hasilnya disajikan dalam Tabel penelitian mempunyai variansi yang sama 6 dengan penjelasan sebagai berikut: atau homogen untuk variabel media pembelajaran dan frekuensi latihan sendiri a. Karena FA = 38,512 dengan nilai  = mahasiswa, karena nilai  > 0,05. 0,000 < 0,05 maka H0A ditolak atau ada perbedaan efek kolom terhadap variabel 4. terikatnya atau penggunaan media

   Uji Analisis Data

  Setelah uji prasyarat Anava terpenuhi maka pembelajaran berpengaruh terhadap dilakukan uji hipotesis analisis dengan kemampuan teknik pemasangan infus menggunakan Uji Anava Dua Jalan dengan untuk memenuhi kompetensi ketrampilan inti keperawatan mahasiswa.

  Tabel 6. Rangkuman Hasil Anova Dua Jalan

  Mean Of

  Sumber df F hit Keputusan

  Square

  Penggunaan Media 108,000 1 38,512 0,000 Ho ditolak Pembelajaran (A) Frekuensi latihan (B) 2202,088 1 474,279 0,000 Ho ditolak Interaksi (AB) 4,643 1 5,044 0,030 Ho ditolak

  Sumber: Data yang diolah gunakan video lebih menarik perhatian para b. Karena FB = 474,279 dengan nilai  = mahasiswa sehingga menumbuhkan motivasi

  0,000 < 0,05 maka H0B ditolak atau ada belajar mahasiswa. Pembelajaran mengguna- perbedaan efek kolom terhadap variabel kan video lebih konkrit dibanding pem- terikatnya atau frekuensi latihan sendiri belajaran tanpa menggunakan video, sehingga mahasiswa berpengaruh terhadap materi lebih jelas dan mudah dipahami oleh kemampuan teknik pemasangan infus mahasiswa. Menurut (Tooth, 2000) menyata- untuk memenuhi kompetensi ketrampilan kan video sangat berguna dalam demonstrasi inti keperawatan mahasiswa.

  c. = 5,044 ketrampilan klinik. Interaksi (AB) dengan F AB

  a. teknik pemasangan infus dengan nilai  = 0,030 < 0,05 maka Kemampuan mahasiswa dilihat dari frekuensi latihan

  H0AB ditolak atau ada perbedaan sendiri. interaksi efek kolom terhadap variabel

  Mahasiswa pada kelompok kontrol terikatnya atau penggunaan media yang belum mendapatkan pembelajaran pembelajaran berpengaruh terhadap dengan media video teknik pemasangan kemampuan teknik pemasangan infus infus dilihat dari frekuensi latihan sendiri, untuk memenuhi kompetensi ketrampilan dimana mahasiswa yang mempunyai inti keperawatan mahasiswa dilihat dari frekuensi latihan sering dalam kemampuan frekuensi latihan sendiri antara teknik ketrampilan pemasangan infus lebih mahasiswa yang mempunyai frekuensi baik dibanding mahasiswa yang memiliki latihan jarang dengan mahasiswa yang frekuensi latihan sendiri jarang. mempunyai frekuensi latihan sering.

  Namun demikian mahasiswa pada kelompok eksperimen dimana mahasiswa

  Pembahasan

  yang mendapatkan pembelajaran dengan 1.

   Kemampuan mahasiswa dilihat dari

  media video teknik pemasangan infus penggunaan media pembelajaran. dilihat dari frekuensi latihan sendiri

  Mahasiswa dengan pembelajaran meng- dimana mahasiswa yang mempunyai gunakan media video mempunyai kemampuan frekuensi latihan jarang dalam kemampuan teknik pemasangan infus lebih baik diban- teknik ketrampilan pemasangan infus lebih dingkan mahasiswa yang tidak mendapatkan baik dibanding mahasiswa yang memiliki pembelajaran dengan menggunakan video. frekuensi latihan sendiri sering. Hal ini

  Hal ini dikarenakan pembelajaran meng-

  

37 menunjukkan bahwa dengan frekuensi Gabriel J, Bravery K, Dougherty L., Kayley J, latihan sendiri kurang efektif dibandingkan Malster M, Scales K. Vascular Access: dengan penggunaan media video yang indications and implications for patient dapat meningkatkan kemampuan teknik care. Nursing Standard 19(26): 45-54. memenuhi kompetensi ketrampilan inti

  Hamalik, Oemar. (2002). Media Pendidikan, keperawatan.

  Cetakan ke-7.Bandung: Penerbit PT Citra Penggunaan video dalam pembe- Aditya Bakti. lajaran klinik mempunyai beberapa keuntungan. Salah satu keuntungannya

  Hampton, C. (2002) Teaching practical skills. In adalah video dapat menunjukkan A.K. Mishra & J. Bartram (Eds.), ketrampilan dan aktifitas secara nyata. perspectives on distance education: Skills

  Keuntungan dari video dapat menunjukkan

  development through distance education

  ketrampilan secara jelas dan mengurangi (hal. 83-91). Vancouver, Canada: pembiayaan dalam presentasi dan Commonwealth of Learning. Diambil dari penggunaan yang dapat diulang (Mishra, 2001).

  

SIMPULAN Mishra, S. (2001).Designing online learning.

  Vancouver, Canada:Commonwealth of

  a. Sebanyak 58,30% responden menerima Learning. materi video pembelajaran teknik pema- sangan infus. Piotrow, P., Khan, O., Lozare, B., & Khan, b. Sebanyak 54,20% responden merasa puas S.(2000). Health communication programs: terhadap materi video teknik pembelajaran A distance education class within the John pemasangan infus. Hopkins University School of Public c. Terdapat pengaruh penggunaan video Health Distance education Program. In M. pembelajaran terhadap kemampuan teknik Khosrowpour (Ed.), Web-based learning pemasangan infus yang dimiliki mahasiswa. and teaching technologies: Opportunites d. Ada perbedaan kemampuan teknik pema- and challenges . Hershey, PA: Idea Group sangan infus antara mahasiswa yang Publishing. menggunakan video pembelajaran dengan Sudjana dan Rifai .(2002). Media Pengajaran. mahasiswa yang tidak menggunakan video

  Bandung: Penerbit C.V. Sinar Baru pembelajaran sebagai media pembelajaran. Bandung.

  e. Ada perbedaan kemampuan teknik pema- Tooth, T.(2000). The Use of multimedia in sangan infus untuk memenuhi kompetensi ketrampilan inti keperawatan antara maha- distance education. Vancouver, Canada:

  Commonwealth of Learning Wetzel, siswa yang mempunyai frekuensi latihan Radtke, dan Stern, 2006). sendiri yang tergolong jarang dan sering.

DAFTAR PUSTAKA

  Donkor (2010) The comparative instructional effectiveness of print-based instructional materials for teaching practical skills at a distance.International Review of Research

  in Open and Distance Learning , 11(1), 96- 115.

Dokumen yang terkait

ANALISA PENGARUH MOTIVASI KERJA, KOMITMEN, DAN KEMAMPUAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMK PELITA NUSANTARA 1 SEMARANG (Effect Analysis of Motivation Work, Commitments, and the Ability to Work Performance of Teachers SMK Pelita Nusantara 1 Semarang) Susanti

0 0 22

ANALISIS JOB PERFORMANCE PEGAWAI HONORER ADMINISTRASI DENGAN KOMPETENSI DAN JOB CHARACTERISTICS DALAM MENDUKUNG UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA MENCAPAI LEADING AND OUTSTANDING

0 0 18

PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN KOMUNIKASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Pada Kecamatan Gayamsari Kota Semarang) Effect of Competence and Motivation to the Performance of Employees with Communication as Moderating Var

0 0 21

KERAGAMAN PAKET LAYANAN UBI JALAR SEBAGAI PANGAN ALTERNATIF DALAM MEMBANGUN DIVERSIFIKASI PANGAN DI PROVINSI JAMBI

0 0 7

POTENSI PROTEIN IKAN GABUS DALAM MENCEGAH KWASHIORKOR PADA BALITA DI PROVINSI JAMBI

0 0 12

KEEFEEKTIFAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS PADA PASIEN STROKE

2 4 7

Keywords : knowledge, knowing PENDAHULUAN - GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI SEMESTER 2 TENTANG SADARI (PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI) DI PRODI DIII KEPERAWATAN STIKES PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

0 0 5

PERBEDAAN SELISIH TINGGI BADAN SEBELUM DAN SETELAH SUPLEMENTASI Zn PADA BALITA STUNTING THE DIFFERENCE IN HEIGHT DIFFERENCE BEFORE AND AFTER Zn SUPPLEMENTATION IN STUNTING TODDLERS Dewi Pertiwi Dyah Kusudaryati

0 0 5

Keywords: sleep quality, obesity, elementary school children. ABSTRAK - SLEEP QUALITY ASSOCIATED WITH OBESITY TO ELEMENTARY SCHOOL CHILDREN IN YOGYAKARTA

0 0 7

THE DIFFERENCE EFFECT BETWEEN ORAL AND PARENTERAL IRON SUPPLEMENTATION ON BODY WEIGHTS OF THE INFANT OF ANEMIC PREGNANT WISTAR RAT (RATTUS NORVEGICUSS)

0 0 7