PERKEMBANGAN FATWA MUI TENTANG MASALAH ZAKAT Widi Nopiardo

PERKEMBANGAN FATWA MUI TENTANG MASALAH ZAKAT

Widi Nopiardo

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Batusangkar Jl. Jenderal Sudirman No. 137, Lima Kaum Batusangkar e-mail: widinopiardo@iainbatusangkar.ac.id

Abstract: In the management of zakat, of there are parties that require regulations and need fatwa as a reference

in the management of zakat. This type of research was normative research using qualitative analysis. The type of data in this research were secondary data which were taken from relevant books, internet media, documents, and previous research which studied about the farwa of about zakat. The data were analyzed by using qualitative data with method of analysis and normative study based on existing written sources. The results showed that from 1982 s.d. 2011 there were 10 fatwas discussing zakat that can be presented in detail as follow: 2 fatwas in 1982, 1 fatwa in 1996, 2 fatwas in 2003, 1 fatwa in 2009, and 4 fatwas in 2011.

Kata kunci: fatwa, Majelis Ulama Indonesia, zakat

PENDAHULUAN

adalah melalui penerbitan kompilasi fatwa, agar fatwa yang ditetapkan MUI

M merupakan wadah musyawarah

ajelis Ulama Indonesia (MUI) dapat diakses oleh masyarakat secara

lebih luas dan dapat dijadikan rujukan para ulama, zu’ama, dan cendekiawan

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan muslim. MUI berperan sebagai pengayom

bernegara.

bagi seluruh muslim Indonesia. Di Dalam pedoman penetapan fatwa

samping itu MUI merupakan lembaga MUI disebutkan bahwa MUI Pusat paling berkompeten bagi pemecahan dan

mengeluarkan fatwa menjawab

berwenang

mengenai permasalahan keagamaan yang keagamaan yang senantiasa timbul dan

dan menyangkut dihadapi masyarakat.

bersifat

umum

permasalahan umat Islam Indonesia Salah satu amanah Musyawarah

secara nasional dan/ atau masalah- Nasional Majelis Ulama Indonesia (Munas

masalah keagamaan yang terjadi di MUI) tahun 2010 adalah sosialisasi hasil-

daerah, namun efeknya dapat meluas ke hasil fatwa ke masyarakat banyak.

daerah-daerah lain.

Dengan demikian diharapkan dapat Umat Islam Indonesia semestinya

dijadikan pedoman dalam kehidupan menghormati kedudukan dan fungsi MUI

keagamaan dan kemasyarakatan. Salah serta menjadikan fatwa MUI sebagai satu upaya sosialisasi fatwa MUI ini

rujukan dalam menghadapi persoalan-

90 ║ Jurnal Ilmiah Syari‘ah, Volume 16, Nomor 1, Januari-Juni 2017

persoalan keagamaan dan kemasyarakatan. studi dokumen disebabkan penelitian ini Fatwa yang dikeluarkan oleh ulama pada

lebih banyak dilakukan terhadap data MUI telah banyak, salah satunya adalah

yang bersifat sekunder

fatwa tentang zakat. Adapun jenis data dalam penelitian Dalam bidang zakat ini juga sudah

ini adalah data sekunder, yaitu data dari terdapat sinergi antara ulama dengan

buku-buku, media internet, dokumen, dan pemerintah, pemerintah juga telah

penelitian terdahulu yang mengkaji mengeluarkan berbagai macam regulasi

tentang fatwa MUI tentang zakat. yaitu Undang-undang No. 38 Tahun 1998

Sedangkan teknik pengumpulan data, tentang Pengelolaan Zakat dan Undang-

yaitu dengan menelaah buku-buku, media undang No. 23 Tahun 2011 tentang

internet, dokumen, dan penelitian Pengelolaan Zakat.

terdahulu. Teknik analisis data, yaitu Dalam pengelolaan zakat tentu

dengan menggunakan data kualitatif pihak-pihak terkait di samping

dengan metode analisis dan kajian membutuhkan regulasi juga sangat

normatif berdasarkan sumber-sumber membutuhkan fatwa sebagai rujukan

tertulis yang ada.

dalam pengelolaan zakat. Oleh karena itu dalam tulisan ini dikemukakan berbagai

PEMBAHASAN

fatwa tentang masalah zakat yang telah dikeluarkan oleh MUI Pusat sebagai

Pengertian Fatwa

pedoman pengelolaan zakat, sekaligus sebagai sarana untuk mensosialisasikan

Fatwa berasal dari bahasa Arab , ىﻮﺘﻓ

yang artinya nasihat, petuah, jawaban atau Sehubungan dengan pembahasan yang

fatwa tersebut

di tengah

umat.

pendapat . Adapun yang dimaksud adalah semakin kompleks, agar lebih fokusnya

sebuah keputusan atau nasihat resmi yang hasil penelitian maka pada tulisan ini

diambil oleh sebuah lembaga atau dibatasi rentang waktu objek penelitian

perorangan yang diakui otoritasnya, penulis yaitu fatwa MUI dari tahun 1982

disampaikan oleh seorang mufti atau ulama, s.d 2011, tahun dimana diundangkannya

sebagai tanggapan atau jawaban terhadap UU No. 23 tahun 2011 tentang

pertanyaan yang diajukan oleh peminta Pengelolaan Zakat.

fatwa (mustafti) yang tidak mempunyai keterikatan.

METODE PENELITIAN

Dari segi terminologi fatwa adalah pendapat atau keputusan dari alim ulama

Jenis penelitian ini adalah penelitian atau ahli hukum Islam. (Sudarsono, 1990: normatif menggunakan analisis kualitatif

yakni dengan menjelaskan data-data yang

Besar Bahasa ada dengan kata-kata atau pernyataan bukan

Dalam

Kamus

Indonesia disebutkan, fatwa adalah jawab dengan angka-angka. Dan menggunakan

(keputusan/pendapat) yang diberikan pendekatan konsep (conceptual approach)

oleh mufti terhadap suatu masalah atau tentang urgensi fatwa MUI tentang zakat

dengan petuah. terhadap pengeloaan zakat di Indonesia

melalui penelitian perpustakaan ataupun

Perkembangan Fatwa MUI tentang Masalah Zakat ║ 91

Sedangkan dalam ilmu ushul fiqh, Oleh karena fatwa itu menyangkut fatwa

masalah agama maka tidak sembarang dikemukakan oleh seorang mujtahid atau

orang bisa menduduki sebagai mufti fakih sebagai jawaban yang diajukan

syarat-syarat yang harus dimiliki oleh peminta fatwa dalam satu kasus yang

seorang mufti antara lain adalah: sifatnya

1. Fatwanya harus didasarkan kepada (Eds), 1999: 326) Pihak yang meminta

kitab-kitab induk yang mutabar agar fatwa tersebut bisa pribadi, lembaga

fatwa yang diberikan itu dapat maupun kelompok masyarakat.

diterima oleh penerima fatwa. Ada juga yang mengartikan fatwa

2. Apabila ia berfatwa berdasarkan qoul sebagai pendapat mengenai suatu hukum

seseorang alim, maka ia dapat dalam Islam yang merupakan tanggapan

menunjukan dasar sumber pengambilan atau jawaban terhadap pertanyaan yang

fatwanya itu, dengan demikian ia diajukan oleh peminta fatwa dan tidak

terhindar dari berbuat salah dan mempunyai daya ikat. (Ensiklopedi Islam,

bohong.

2001: 6-7)

3. Seorang mufti harus mengerti atau Fatwa juga dapat disebut dengan ra’yu.

mengetahui berbagai macam pendapat Ra’yu didefinisikan sebagai pendapat

ulama agar tidak terjadi kesalah tetang suatu masalah yang tidak diatur oleh

pahaman antara ia dan penerima Alquran dan Sunnah. Ra’yu adalah pendapat

fatwanya.

yang dipertimbangkan dengan matang,

4. Seorang mufti haruslah seorang alim yang dicapai sebagai hasil pemikiran yang

yang memiliki kejujuran. (Zen, 2009: 213) dalam dan upaya keras individu dengan tujuan menyingkapkan dan mencari

Kedudukan Fatwa

pengetahuan tentang suatu subyek yang Keperluan terhadap fatwa sudah mungkin hanya menjadi pertanda atau

terasa sejak awal perkembangan Islam. indikasi dari hal lain. (Kamali, 1996: 89)

Dengan meningkatnya jumlah pemeluk Tindakan

Islam, maka setiap persoalan yang disebut futya atau ifta, suatu istilah yang

memberi

fatwa

muncul memerlukan jawaban. Untuk merujuk pada profesi pemberi nasihat.

menjawab persoalan tersebut diperlukan Orang yang memberi fatwa disebut mufti

bantuan dari orang-orang yang kompeten atau ulama, sedangkan yang meminta

di bidang tersebut. Dalam masalah agama, fatwa disebut mustafti. Peminta fatwa bisa

yang berkompeten untuk itu adalah para perseorangan, lembaga ataupun siapa saja

mufti atau para mujtahid. yang membutuhkannya.

Pada mulanya praktik fatwa yang Hukum berfatwa adalah fardhu

diberikan secara lepas dan belum ada kifayah , kalau ada orang lain yang bisa

upaya untuk membukukan isi fatwa memberi fatwa selain dirinya. Adapun

ulama-ulama tersebut. Fatwa pertama kali kalau tidak ada orang lain yang bisa

dikumpulkan dan sebuh kitab pada abad memberi fatwa dan masalah yang

ke-12 M. Mazhab Hanafi memiliki difatwakan itu cukup mendesak maka ia

sejumlah kitab fatwa seperti az-Zakhirat al- pun secara fardhu ‘ain wajib memberi

Burhaniyah, kumpulan fatwa Burhanuddin fatwa atas pristiwa itu.

92 ║ Jurnal Ilmiah Syari‘ah, Volume 16, Nomor 1, Januari-Juni 2017

bin Maza (wafat 570 H/1174). Inilah kitab tertera dalam dokumen pendirian berikut: kumpulan fatwa pertama.

(Jamal dan Aziz, 2013: 187-188). Mazhab Maliki memiliki kitab

“ ….bahwa perselisihan faham dalam kumpulan fatwa bertajuk al-Mi'yar al-

masalah agama sudahlah timbul dari Magrib yang berisi

se be l u m l a hi r n j a Wasyarisi (wafat 914 H/1508 M). Mazhab

fatwa-fatwa al-

dahulu,

dari

Muhammadijah: ………” Hanbali juga memiliki sejumlah kitab

Oleh karena kita khawatir, adanya fatwa, yang paling terkenal adalah Majmu

percekcokan dan perselisihan dalam al-Fatawa.

Muhammadiyah tentang Di Indonesia juga ada sejumlah

kalangan

masalah agama itu, maka perlulah kita buku kumpulan fatwa, seperti Tanya Jawab

mendirikan Madjlis Tardjih ……….. “ Agama dan Kata Berjawab yang diterbitkan

(Suara Muhammadiyah: 1936: 145) Majelis Tarjih PP Muhammadiyah, selain

Di awal-awal berdirinya, lembaga ini itu ada juga Himpunan Fatwa Majelis Ulama

mempunyai dasar-dasar Indonesia , serta Solusi Problematika

belum

teoritisnya. Beberapa usaha untuk Aktual

menyusun dasar-dasar tersebut baru Muktamar Munas dan Konbes Nahdlatul

tercatat pada 1950 dan 1986. Di antara Ulama.

penyusunnya adalah Buya Hamka, K.H. Berkaitan dengan kedudukan fatwa

Farid Ma’ruf, Mr. Kasman Singodimedjo, dalam kehidupan umat Islam, fatwa ini

serta ZainJambek juga Ki Bagus Hadi juga menegaskan bahwa fatwa memang

Kusumo (Abdurrahman, 2004: 11-12). tidak mengikat secara hukum, akan tetapi,

Dengan demikian dapat disimpulkan ia bersifat mengikat secara agama,

Majelis Tarjih merupakan lembaga khusus sehingga tidak ada peluang bagi seorang

yang membidangi masalah agama yang muslim untuk menentangnya bila fatwa

terdiri dari para ulama Muhammadiyah itu didasarkan kepada dalil-dalil yang

yang berkompeten di dalam melakukan jelas dan benar. (Mubarak, 2005: t.h.)

ijtihad , guna menghadapi berbagai persoalan yang muncul di tengah- tengah

Lembaga-lembaga Fatwa di Indonesia

masyarakat. Majelis Tarjih menerima

Majelis Tarjih Muhammadiyah

ijtihad , termasuk qiyas, sebagai cara dalam Majelis Tarjih baru berdiri 15 tahun

menetapkan hukum yang tidak ada setelah

nashnya secara tegas. Majelis Tarjih tidak sebagai respon terhadap banyaknya

berdirinya

Muhammadiyah,

mengikatkan diri kepada suatu mazhab, perbedaan yang muncul seiring semakin

tetapi pendapat-pendapat mazhab dapat banyaknya simpatisan dan anggotanya.

menjadi bahan pertimbangan dalam Tepat pada Muktamar Muhammadiyah

menetapkan hukum sepanjang sesuai

XVI di Pekalongan tahun 1927, dengan Alquran dan Sunnah atau dasar- diputuskan untuk membentuk Majelis

dasar lain yang kuat. (Febriansyah, 2013: Tarjih , yaitu suatu lembaga yang bertugas

15-16)

mengurusi dan membimbing masalah- masalah keagamaan yang timbul di lingkungan Muhammadiyah. Hal ini

Perkembangan Fatwa MUI tentang Masalah Zakat ║ 93

Lajnah Bahtsul Masail NU

seorang membacakan sebuah permasalahan LBM adalah singkatan dari Lajnah

lalu beberapa orang menanggapinya lalu Bahtsul Masail. LBM merupakan salah satu

disusul pendapat lain dan begitu juga lembaga Nahdatul Ulama (NU) yang

seterusnya hingga ditemukan sebuah kesimpulan (Jamal dan Aziz, 2013: 192).

bertugas membahas dan memecahkan persoalan di tengah masyarakat yang

Majelis Ulama Indonesia

memerlukan kepastian hukum syariat Majelis Ulama Indonesia adalah

Islam (Anonim, t.th.: 95). wadah atau majelis yang menghimpun

LBM secara formal berdiri pada saat para ulama, zu’ama dan cendekiawan

NU didirikan oleh KH. Hasyim Asya’ari muslim Indonesia untuk menyatukan

tepat pada 31 Januari 1926. Namun, secara gerak dan langkah-langkah umat Islam

substansi, kegiatan Bahtsul Masail sudah Indonesia dalam mewujudkan cita-cita

dilaksanakan jauh sebelum NU berdiri. bersama. Majelis Ulama Indonesia berdiri

Kala itu, sudah berlaku tradisi diskusi di pada tanggal, 7 Rajab 1395 H, bertepatan

kalangan Pesantren yang melibatkan Kiai dengan tanggal 26 Juli 1975 di Jakarta,

dan santri di mana hasilnya dimuat dalam sebagai hasil dari pertemuan atau

bulletin Lailatul Ijtima Nahdlatul Oelama musyawarah para ulama, cendekiawan

(LINO) (Jamal dan Aziz, 2013: 191). dan zu'ama yang datang dari berbagai

Dalam perkembangannya, buletin

penjuru tanah air.

ini tidak hanya menjadi media pemuat hasil diskusi tersebut, namun menjadi

Pengertian MUI

ajang diskusi interaktif di antara ulama Majelis Ulama Indonesia atau sering Pesantren yang sebagian besar terpisah

dikenal dengan istilah MUI terdiri dari dengan jarak dan waktu yang jauh.

tiga suku kata, Majelis yakni wadah atau Sekedar contoh adalah perdebatan antara

perkumpulan, Ulama memiliki makna KH. Mahfudz Salam Pati dengan KH.

orang yang memiliki ilmu pengetahuan Murtadlo Tuban tentang boleh tidaknya

atau mengetahui akibat sesuatu (Ma’luf, teks khutbah Jum’at diterjemahkan ke

t.th.: 527).

dalam bahasa Jawa atau Indonesia. Kiai Majelis Ulama Indonesia adalah Salam berpendapat boleh menerjemahkan

wadah musyawarah para ulama, zu’ama khutbah ke dalam bahasa bumi putera

muslim yang (baca: bahasa Indonesia) sedangkan Kiai

dan

cendikiawan

kehadirannya bermanfaat untuk mengayomi Murtadlo berpendapat sebaliknya; tidak

dan menjaga umat. Selain itu MUI juga membolehkan penerjemahannya ke dalam

silaturahim yang bahasa apa pun kecuali mengatakannya

sebagai

wadah

menggalang ukhuwah islamiyah, ukhuwah dalam bahasa Arab (Lajnah Ta’lif Wan

wathaniyah, dan ukhuwah insaniyah, demi Nasyr NU Jawa Timur, 2007: VII).

mewujudkan kehidupan masyarakat yang Dilihat dari segi metode, forum

harmonis, aman, damai, dan sejahtera Bahtsul Masail juga banyak mengadopsi

Negara Kesatuan Republik metode pengkajian Islam yang banyak

dalam

Indonesia.

dikembangkan di Haramain (baca: Untuk melaksanakan fungsi dan Makkah dan Madinah); talaqqi. Yaitu

tujuan di atas MUI melakukan upaya

94 ║ Jurnal Ilmiah Syari‘ah, Volume 16, Nomor 1, Januari-Juni 2017

pendekatan yang proaktif, responsif dan yang merupakan unsur dari ormas-ormas preventif terhadap berbagai problem-

tingkat pusat, yaitu, NU, problem itu sedini mungkin dapat diatasi,

Islam

Muhammadiyah, Syarikat Islam, Perti. Al untuk tidak menimbulkan dampak yang

Washliyah, Math’laul Anwar, GUPPI, lebih luas pada masyarakat khususnya

PTDI, DMI dan al Ittihadiyyah, 4 orang umat Islam.

ulama dari Dinas Rohani Islam, AD, AU, MUI merupakan sebuah lembaga

AL dan POLRI serta 13 orang yang mengayomi masyarakat dari

tokoh/cendekiawan yang merupakan berbagai isu-isu yang akan meresahkan

tokoh perorangan.

dan memberikan fatwa untuk menjawab

musyawarah tersebut, persoalan di tengah-tengah masyarakat

Dari

dihasilkan adalah sebuah kesepakatan yang majemuk seperti di Indonesia.

wadah tempat Dengan

untuk

membentuk

bermusyawarahnya para ulama, zu’ama disimpulkan bahwa MUI adalah salah

demikian

dapat

dan cendekiawan muslim, yang tertuang satu wadah di Indonesia yang berfungsi

dalam sebuah “PIAGAM BERDIRINYA menegakkan syariat Islam di tengah

MUI”, yang ditandatangani oleh seluruh masyarakat yang majemuk. Syariat Islam

peserta musyawarah yang kemudian tidak hanya berupa akidah dan akhlak,

disebut Musyawarah Nasional Ulama. tetapi meliputi seluruh hukum yang

berdirinya MUI menyangkut hubungan dengan Allah, dan

Momentum

bertepatan ketika bangsa Indonesia hukum

tengah berada pada fase kebangkitan muamalah, yakni hubungan sesama

kembali, setelah 30 tahun (1945-1975) manusia dan alam sekitar. Karena itu

merdeka, di mana energi bangsa telah syari’at Islam diturunkan menjadi rahmat

banyak terserap dalam perjuangan politik kepada alam seluruhnya (Syahputra, t.th`:

kelompok dan kurang peduli terhadap 24). Hal ini tentunya sulit ditegakkan

masalah kesejahteraan rohani umat. apabila tidak ada lembaga yang sah dan

Indonesia menyadari berwenang mengayomi masalah-masalah

Ulama

sepenuhnya bahwa mereka adalah tesebut. Oleh sebab itu dibentuklah MUI

pewaris tugas-tugas para Nabi (Warasatul sebagai

Anbiya ). Maka mereka terpanggil untuk masyarakat Islam di Indonesia.

berperan aktif dalam membangun masyarakat melalui wadah MUI, seperti

Sejarah MUI yang pernah dilakukan oleh para ulama

Majelis Ulama Indonesia berdiri pada zaman penajajahan dan perjuangan pada tanggal, 7 Rajab 1395 H, bertepatan

kemerdekaan. Di sisi lain umat Islam dengan tanggal 26 Juli 1975 di Jakarta,

Indonesia menghadapi tantangan global sebagai hasil dari pertemuan atau

yang sangat berat. Kemajuan sains dan musyawarah para ulama, cendekiawan

teknologi yang dapat menggoyahkan dan zu’ama yang datang dari berbagai

batas etika dan moral, serta budaya global penjuru tanah air.

yang didominasi Barat, serta pendewaan Antara lain meliputi dua puluh

kebendaan dan pendewaan hawa nafsu enam orang ulama yang mewakili 26

yang dapat melunturkan aspek religiusitas Provinsi di Indonesia, 10 orang ulama

Perkembangan Fatwa MUI tentang Masalah Zakat ║ 95

masyarakat serta meremehkan peran dalam memberikan bimbingan dan agama dalam kehidupan umat manusia.

tuntunan kepada masyarakat khususnya Selain itu kemajuan dan keragaman

umat Islam dengan mengadakan umat Islam Indonesia dalam alam pikiran

konsultasi dan informasi secara timbal keagamaan, organisasi

sosial, dan

balik.

kecenderungan aliran dan aspirasi politik, Dalam khitah pengabdian Majelis sering mendatangkan kelemahan dan

Ulama Indonesia telah dirumuskan lima bahkan

fungsi dan peran utama MUI yaitu: pertentangan di kalangan umat Islam

1. Sebagai pewaris tugas-tugas para Nabi sendiri.

(warasatul Anbiya).

2. Sebagai pemberi fatwa (mufti). dalam egoisme kelompok (ananiyah

Akibatnya umat Islam dapat terjebak

3. Sebagai pembimbing dan pelayan umat hizbiyah ) yang berlebihan. Oleh karena itu

(riwayat wa khadim al ummah). kehadiran

4. Sebagai gerakan Islah wa al Tajdid kebutuhannya sebagai sebuah organisasi

5. Sebagai penegak amar ma’ruf dan nahi kepemimpinan umat Islam yang bersifat

munkar

kolektif dalam rangka mewujudkan Sampai saat ini Majelis Ulama

silaturrahmi, demi terciptanya persatuan Indonesia mengalami beberapa kali

dan kesatuan serta kebersamaan umat kongres atau musyawarah nasional, dan

Islam. mengalami beberapa kali pergantian

Dalam perjalanannya, selama dua Ketua Umum, dimulai dengan Prof. Dr.

puluh lima tahun, Majelis Ulama Hamka, KH. Syukri Ghozali, KH. Hasan Indonesia sebagai wadah musyawarah

Basri, Prof. KH. Ali Yafie dan kini KH. M. para ulama, zu’ama dan cendekiawan

Sahal Maffudh. Ketua Umum MUI yang muslim berusaha untuk:

pertama, kedua dan ketiga telah

1. Memberikan bimbingan dan tuntunan meninggal dunia dan mengakhiri tugas- kepada umat Islam Indonesia dalam

tugasnya. Sedangkan dua yang terakhir mewujudkan kehidupan beragama dan

masih terus berkhidmah untuk memimpin bermasyarakat yang diridhoi Allah

majelis para ulama ini.

Swt. Demikianlah sekilas tentang Majelis

2. Memberikan nasihat

dan

fatwa

Ulama Indonesia (MUI, http://mui.or.id, mengenai masalah keagamaan dan

diakses pada 15 Juni 2017). MUI memiliki kemasyarakatan kepada Pemerintah

peranan yang sangat besar terhadap dan masyarakat, meningkatkan kegiatan

kehidupan masyarakat. Tanpa adanya bagi terwujudnya ukhwah Islamiyah

MUI sebagai lembaga independen yang dan kerukunan antar-umat beragama

berwenang mengatasi problem masyarakat, dalam memantapkan persatuan dan

maka akan sulit menegakkan Islam dan kesatuan bangsa.

hukum Islam di Indonesia disebabkan

3. Menjadi penghubung antara ulama dan pengaruh globalisasi dan modernisasi

umaro (pemerintah). yang membawa Indonesia lebih kepada

kiblat barat yang orientalis dan merusak kerjasama antar organisasi, lembaga

bangsa.

Islam dan cendekiawan muslimin

96 ║ Jurnal Ilmiah Syari‘ah, Volume 16, Nomor 1, Januari-Juni 2017

Konsep Zakat

khusus dari harta yang khusus pula

Definisi Zakat

yang telah mencapai nisab (batas kuantitas yang mewajibkan zakat) kepada orang-

Secara etimologis, zakat berasal dari orang yang berhak menerimanya kata dasar bahasa Arab zaka yang berarti

(m u stahiq )ny a. De ng an cat at an, berkah, tumbuh, bersih, baik, dan bertambah.

kepemilikan itu penuh dan mencapai Sedangkan secara terminologis di dalam

haul (setahun), bukan barang tambang fikih, zakat adalah sebutan atau nama

dan bukan pertanian.” bagi sejumlah harta tertentu yang

2. Menurut mazhab Hanafi, zakat adalah diwajibkan Allah Swt supaya diserahkan

“menjadikan sebagian harta yang kepada orang-orang yang berhak (mustahiq) oleh

khusus dari harta yang khusus sebagai orang-orang yang wajib mengeluarkan

milik orang yang khusus, yang zakat (muzaki) (Ambary, dkk., 1999: 224).

ditentukan oleh syari’at karena Allah Berdasarkan pengertian secara istilah

Swt.”

tersebut, meskipun

3. Menurut mazhab Syafi’i, zakat adalah mengemukakan dengan redaksi yang

para

ulama

sebuah ungkapan untuk keluarnya harta agak berbeda antara satu dengan yang

atau tubuh sesuai dengan cara khusus. lainnya, akan tetapi pada prinsipnya

4. Menurut mazhab Hambali, zakat adalah sama. Jadi zakat adalah bagian dari harta

hak yang wajib (dikeluarkan) dari harta dengan persyaratan tertentu, yang Allah

yang khusus untuk kelompok yang Swt mewajibkan kepada pemiliknya,

khusus pula.

untuk diserahkan kepada pihak yang berhak menerimanya, dengan persyaratan

Menurut istilah ekonomi, zakat tertentu pula.

merupakan tindakan pemindahan kekayaan ketentuan umum pasal 1 ayat 2 Undang-

Sedangkan menurut

dari golongan kaya kepada golongan Undang Republik Indonesia Nomor 23

tidak punya. Salah satu ajaran penting Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat,

yang terdapat dalam agama Islam adalah urgensi

kaitannya dengan yang dimaksud dengan zakat adalah

zakat

pengentasan kemiskinan. Sebagai sebuah harta yang wajib di keluarkan oleh

seorang muslim atau badan usaha untuk dinamika keagamaan, zakat merupakan diberikan

bentuk kesaksian manusia (syahadah al- menerimanya sesuai dengan syariat Islam.

insan ) pada rukun Islam yang keempat di Zakat dan keberkahan mempunyai

hadapan Allah yang muaranya tertuju hubungan yang erat sekali, yaitu bahwa

pada dimensi kemanusiaan. setiap harta yang dikeluarkan zakatnya

Landasan Kewajiban Zakat

akan menjadi berkah, tumbuh, berkembang Zakat telah diwajibkan di Madinah

dan bertambah,

pada bulan Syawal tahun kedua hijrah (Hafidhuddin, 2002: 7).

setelah kepada umat Islam diwajibkan Ada pendapat beberapa ulama mengenai

berpuasa Ramadhan.

pengertian zakat, yaitu (Al Zuhayly, 1995: Zakat merupakan salah satu rukun

83-84): Islam yang selalu disejajarkan dengan

1. Menurut mazhab Maliki, definisi zakat shalat. Inilah yang menunjukkan betapa adalah “mengeluarkan sebagian yang pentingnya zakat sebagai salah satu rukun

Perkembangan Fatwa MUI tentang Masalah Zakat ║ 97

Islam. Dasar-dasar atau landasan kewajiban kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya mengeluarkan zakat disebutkan dalam:

Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan (Q.S. al-An’am [6]:

Landasan dalam Alquran

1. Surat al-Baqarah: 43

َﲔِﻌِﻛ 4. Surat at-Taubah: 5 ﺮﻟ ٱ ٰﱠ َﻊَﻣ ۟◌ اﻮُﻌَﻛْر ٱ َو َة ٰﻮَﻛﱠﺰﻟ ٱ ۟◌ اﻮُﺗاَءَو َة ٰﻮَﻠﱠﺼﻟ ٱ ۟◌ اﻮُﻤﻴِﻗَأَو

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat

dan ruku'lah beserta orang-orang yang

ruku' (Q.S. al-Baqarah [2]: 43).

2. Surat at-Taubah: 103

Apabila sudah habis bulan-bulan haram itu maka bunuhlah orang-orang

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu

musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka.

membersihkan dan mensucikan mereka Kepunglah mereka dan intailah di

dan mendoalah

untuk

mereka.

tempat pengintaian. Jika mereka Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)

bertaubat dan mendirikan shalat dan ketenteraman jiwa bagi mereka. dan

menunaikan zakat, maka berilah Allah Maha mendengar lagi Maha

kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Mengetahui (Q.S. at-Taubah [9]: 103). Sesungguhnya Allah Maha Pengampun

3. Surat al-An’am: 141 lagi Maha Penyayang (Q.S. at-Taubah

Landasan dalam Sunnah

1. Hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari

dan Muslim dari Abdullah bin Umar

ﱡﺐُِﳛ َﻻ Rasulullah bersabda: ُﻪﱠﻧِإۥ ۚ◌ ۟◌ ا ٓﻮُـﻓِﺮْﺴُﺗ َﻻَو ۖ◌ ۦ ِﻩِدﺎَﺼَﺣ َمْﻮَـﻳ ۥ ُﻪﱠﻘَﺣ َﻻ ْنَأ ِةَدﺎَﻬَﺷ ٍﺲَْﲬ ﻰَﻠَﻋ ُم َﻼْﺳِْﻹا َِﲏُﺑ

Dan Dialah yang menjadikan kebun- kebun yang berjunjung dan yang

tidak berjunjung, pohon korma, tanam- tanaman

Islam dibangun di atas lima (landasan); buahnya, zaitun dan delima yang serupa

yang

bermacam-macam

persaksian tidak ada Ilah selain Allah (bentuk dan warnanya) dan tidak sama

dan sesungguhnya Muhammad utusan (rasanya). Makanlah dari buahnya

Allah, mendirikan shalat, menunaikan (yang bermacam-macam itu) bila dia

zakat, haji dan puasa Ramadhan (H.R. berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari

Bukhari Nomor 7)

memetik hasilnya (dengan disedekahkan

2. Hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad kepada fakir miskin); dan janganlah

dan Muslim dari Syaiban bin Farrukh

98 ║ Jurnal Ilmiah Syari‘ah, Volume 16, Nomor 1, Januari-Juni 2017

itu sekarang sebagai ﺎَﻨَـﺛﱠﺪَﺣ ِﺐَﻬْﺷَْﻷا ﻮُﺑَأ ﺎَﻨَـﺛﱠﺪَﺣ َخوﱡﺮَﻔُـﻨْـﺑ ُنﺎَﺒْﻴَﺷ ﺎَﻨَـﺛﱠﺪَﺣ و pertolongan,

namun jika pemberian itu untuk

membayar

agamamu, maka

tinggalkanlah. َﻦﻳِﺰِﻧﺎَﻜْﻟا ْﺮ ِّﺸَﺑ ُلﻮُﻘَـﻳ َﻮُﻫَو ٍّرَذ ﻮُﺑَأ ﱠﺮَﻤَﻓ ٍﺶْﻳَﺮُـﻗ ْﻦِﻣ ٍﺮَﻔَـﻧ (H.R. Ahmad Nomor

20511 dan Muslim Nomor 1657)

3. Hadis yang diriwayatkan oleh Thabrani

َلﺎَﻗ َﺪَﻌَﻘ dalam buku Al Ausath dan As Saghir َـﻓ ﻰﱠﺤَﻨَـﺗ ﱠُﰒ َلﺎَﻗ ْﻢِﻬِﻫﺎَﺒ ِﺟ ْﻦِﻣ ُجُﺮَْﳜ ْﻢِﻬِﺋﺎَﻔْـﻗَأ

dari Ali

Allah Ta’ala mewajibkan zakat pada Dan Telah menceritakan kepada kami

harta orang-orang kaya dari kaum [Syaiban

sejumlah yang dapat menceritakan kepada kami [Abul

melapangi orang-orang miskin di antara Asyhab] telah menceritakan kepada kami

mereka. Fakir miskin itu tiadalah [Khulaid Al ‘Ashari] dari [Al Ahnaf bin

menderita menghadapi Qais] ia berkata; Saya pernah berada

akan

kelaparan dan kesulitan sandang dalam sebuah rombongan orang-orang

kecuali karena perbuatan golongan kaya, Quraisy, lalu [Abu Dzar] lewat sambil

ingatlah Allah akan mengadili mereka mengatakan, “Berilah kabar gembira

nanti secara tegas dan menyiksa mereka kepada orang-orang yang menumpuk

dengan pedih (H.R. Thabrani) harta (dan tidak membayar zakatnya),

bahwa mereka akan disiksa dengan

Prinsip-prinsip Zakat

seterika di punggung mereka yang Sebagai suatu kewajiban yang harus keluar dari lambung dari tengkuk

ditunaikan, tidak setiap harta harus mereka.” Setelah itu, ia menyingkir dan

dikeluarkan zakatnya. Namun ada duduk. Kemudian saya bertanya, “Siapa

yang mengatur. ini?” orang-orang pun menjawab, “Ini Diantaranya adalah sebagai berikut: adalah Abu Dzar.” Maka aku pun

prinsip-prinsip

1. Prinsip keyakinan agama (faith) mendekatinya dan bertanya, “Apa Bahwa orang yang membayar zakat ucapanmu yang baru saja aku dengar

yakin bahwa pembayaran tersebut tadi?” Abu Dzar menjawab, “Tidaklah

aku mengatakan sesuatu tadi, kecuali merupakan salah satu manifestasi aku telah mendengarnya dari Nabi

keyakinan agamanya, sehingga orang shallallahu ‘alaihi wasallam.” Kemudian

yang belum menuneikan zakat merasa aku tanyakan, “Bagaimana pendapatmu

tidak sempurna dalam menjalankan tentang pemberian ini?” Abu Dzar

ibadahnya.

menjawab, “Ambillah karena pemberian

Perkembangan Fatwa MUI tentang Masalah Zakat ║ 99

2. Prinsip pemerataan (equity) dan kepada yang berhak pada bulan keadilan

ramadhan sebelum tanggal 1 Syawal Prinsip pemerataan dan keadilan

(hari raya Idul Fitri). Zakat fitrah cukup jelas menggambarkan tujuan

diwajibkan pada tahun kedua hijriyah. zakat, yaitu membagi lebih adil

perjiwa yang kekayaan yang telah diberikan Tuhan

Ukuran

zakat

dikeluarkan adalah satu sha’ (31/2 kepada umat manusia. liter) makanan pokok (Depag, 1983:

3. Prinsip produktifitas (productivity) dan 267) atau bisa berupa uang yang kematangan

sebanding dengan Prinsip produktivitas dan kematangan ukuran/harga bahan pangan atau menekankan bahwa zakat memang makanan pokok tersebut. wajar harus dibayar karena milik

nilainya

2. Zakat Mal atau zakat harta tertentu telah menghasilkan produk Yaitu zakat yang dikeluarkan untuk tertentu. Hasil produksi tersebut menyucikan harta, apabila harta itu hanya

telah memenuhi syarat-syarat wajib melampaui jangka waktu satu tahun zakat. Yusuf Qardhawi (2002:121) yang merupakan ukuran normal dalam bukunya “Hukum Zakat” memperoleh hasil tertentu. menjelaskan mengenai kekayaan yang

4. Prinsip nalar (reason)

wajib dizakati, yaitu:

Bahwa menurut nalar manusia harta

a. Zakat binatang ternak yang disimpan dan dibelanjakan untuk

b. Zakat emas dan perak Allah, tidak akan berkurang melainkan

c. Zakat dagang

akan bertambah banyak.

d. Zakat pertanian (tanaman dan buah-

5. Prinsip kebebasan (freedom)

buahan)

Prinsip kebebasan menjelaskan bahwa

e. Madu dan produksi hewan zakat hanya dibayarkan oleh orang

f. Barang tambang dan hasil laut yang bebas dan sehat jasmani serta

g. Investasi pabrik, gedung rohaninya, yang mempunyai tanggung

h. Zakat pendapatan usaha (profesi) jawab untuk membayar zakat untuk

kepentingan bersama. Uraian di atas dapat disimpulkan

6. Prinsip etik (ethic) dan kewajaran bahwa pada dasarnya setiap harta Prinsip etik dan kewajaran menyatakan

kekayaan yang produktif dan bernilai bahwa zakat tidak dipungut secara

ekonomis apabila mencapai nishab maka semena-mena tanpa memperhatikan

wajib dikeluarkan zakatnya. Seperti pada akibat yang akan ditimbulkan (Anshori,

surat Al-Baqarah ayat 267 yaitu sebagai 2006: 20-21).

berikut:

Macam-macam Zakat

Zakat terdiri atas 2 macam, yaitu:

1. Zakat nafs (jiwa) Disebut juga dengan zakat fitrah,

merupakan zakat untuk menyucikan diri. Dikeluarkan dan disalurkan

100 ║ Jurnal Ilmiah Syari‘ah, Volume 16, Nomor 1, Januari-Juni 2017

ﱠنَأ اﻮُﻤَﻠْﻋاَو 4. Bersih dari hutang ۚ◌ ِﻪﻴِﻓ اﻮُﻀِﻤْﻐُـﺗ ْنَأ ﱠﻻِإ ِﻪﻳِﺬ ِﺧﺂِﺑ

5. Mencapai nishab, harta yang dimiliki oleh muzaki telah mencapai jumlah

Hai orang-orang

yang harus nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari

dikeluarkan zakatnya. hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian

6. Mencapai haul, harta mencapai waktu dari apa yang Kami keluarkan dari bumi

tertentu pengeluaran zakat, biasanya untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih

dua belas bulan qomariyah, atau setiap yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan

kali setelah menuai. Harta yang tidak daripadanya, padahal kamu sendiri tidak

ditentukan haul setiap tahun adalah mau mengambilnya melainkan dengan

tumbuh-tumbuhan ketika menuai dan memincingkan mata terhadapnya. Dan

barang temua ketika ditemukan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi

(Anshori, 2006: 28-29). Maha Terpuji. (Q.S. Al-Baqarah [2]: 267)

Hikmah Zakat

Dari penjelasan tersebut, dapat Zakat adalah ibadah dalam bidang dipahami bahwa kewajiban mengeluarkan harta yang mengandung manfaat dan zakat itu dikenakan pada setiap harta hikmah yang demikian besar dan mulia, kekayaan yang halal dan diperoleh baik yang berkaitan dengan muzaki, dengan cara yang halal pula, baik hasil mustahiq, harta yang dikeluarka zakatnya, usaha atau jasa, maupun berupa buah- maupun bagi masyarakat keseluruhan. buhan, binatang ternak, dan kekayaan Adapun hikmah tersebut antara lain lain- lainnya.

sebagai berikut:

Syarat Zakat

1. Zakat merupakan pertolongan bagi Ada beberapa syarat yang harus

orang-orang fakir dan orang-orang dipenuhi terhadap harta kekayaan yang

yang sangat membutuhkan bantuan. dipunyai oleh saeorang muslim. Syarat-

Zakat bisa mendorong mereka untuk syarat tersebut adalah:

bekerja dengan semangat dan bisa

1. Pemilikan yang pasti, halal dan baik. meraih kehidupan yang layak. Dengan Artinya, sepenuhnya berada dalam

demikian masyarakat akan terhindar kekuasaan yang punya, baik kekuasaan

dari kemiskinan (Al- Zuhayly, 1995: pemanfaatan

menikmati hasilnya.

2. Membersihkan

dan menyuburkan

2. Berkembang,

artinya,

harta itu

harta.

3. Mewujudkan rasa syukur terhadap berdasarkan

berkembang,

baik secara alami

nikmat yang dikaruniakan oleh Allah bertanbah karena ikhtiar atau usaha

sunnatullah

maupun

Swt (Anshori, 2006: 55). manusia.

4. Mensucikan jiwa dari penyakit kikir

3. Melebihi kebutuhan pokok. Harta yang dan bakhil, dengan zakat dapat melatih dimiliki oleh seseorang itu melebihi

seorang mukmin untuk bersifat kebutuhan pokok yang diperlukan bagi

dermawan (Al-Zuhayly, 1995: 88). diri sendiri dan keluarganya untuk

5. Mewujudkan kesatuan di kalangan hidup wajar sebagai manusia.

masyarakat Islam dalam urusan

Perkembangan Fatwa MUI tentang Masalah Zakat ║ 101

2. Men-tasharuf-kan Dana Zakat untuk zakat akan menciptakan kesejahteraan

ekonomi dan keuangan.

Sehingga

Kegiatan Produktif dan Kemaslahatan dari sudut ekonomi dan kebudayaan

Umum

(Anshori, 2006: 56) Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam sidangnya pada tanggal 8

Fatwa MUI tentang Masalah Zakat

Rabi’ul Akhir 1402 H, bertepatan MUI sudah berusaha menjawab persoalan

dengan tanggal 2 Februari 1982 M, umat yang begitu kompleks, masalah zakat

setelah melalui mekanisme menetapkan: merupakan salah satu bagian pembahasannya

a. Zakat yang diberikan kepada fakir mulai dari tahun 1982 s.d. 2011, dalam rentang

miskin dapat bersifat produktif. tersebut sudah terhimpun 10 fatwa MUI yang

b. Dana zakat atas nama Sabilillah boleh membahas zakat (Sam, et.al, 2011: 1-91).

guna keperluan Fatwa MUI tentang masalah zakat,

di-tasharuf-kan

m a s l a h a h ’ am m a h (k e p e nt i n g an sebagai berikut:

Beberapa fatwa tentang persoalan Beberapa fatwa tentang persoalan zakat pada tahun 1982, yaitu:

zakat pada tahun 1996, yaitu Pemberian

1. Intensifikasi Pelaksanaan Zakat Zakat untuk Beasiswa. Sebagaimana Komisi Fatwa Majelis Ulama

tertuang dalam Lampiran Surat Fatwa Indonesia dalam sidangnya pada

Indonesia tentang tanggal 1 Rabi’ul Akhir 1402 H,

Majelis

Ulama

Pemberian Zakat Untuk Beasiswa Nomor bertepatan dengan tanggal 26 Januari

Kep. 120/MU/II/1996.

1982 M, menetapkan:

Dewan

Pimpinan Majelis

a. Penghasilan

Ulama Indonesia menyampaikan bahwa dikenakan zakat apabila sampai

pada hari Sabtu tanggal 20 Ramadhan nisab dan haul.

1416 Hijriah, bertepatan dengan tanggal

b. Yang berhak menerima zakat hanya

10 Februari 1996 Miladiyah, dilanjutkan delapan ashnaf yang tersebut dalam

pada hari Rabu 24 Ramadhan 1416 Alquran pada surat at-Taubah ayat

Hijriah, bertepatan tanggal 14 Februari

60. Apabila salah satu ashnaf tidak 1996 Miladiyah, Komisi Fatwa Majelis ada, bagiannya diberikan kepada

Ulama Indonesia telah bersidang untuk ashnaf yang ada.

membahas pemberian zakat untuk

c. Untuk kepentingan dan kemaslahatan

beasiswa, yaitu :

umat Islam, maka yang tidak dapat Bagaimana hukum pemberian zakat dipungut melalui saluran zakat,

untuk keperluan pendidikan, khususnya dapat diminta atas nama infaq atau

pemberian beasiswa?

shadaqah .

d. Infaq dan shadaqah yang diatur

dengan masalah pungutannya oleh Ulil Amri, untuk

Sehubungan

tersebut sidang merumuskan sebagai kepentingan tersebut di atas, wajib

berikut:

ditaati oleh umat Islam menurut Memberikan uang zakat untuk kemampuannya.

keperluan pendidikan, khususnya dalam

102 ║ Jurnal Ilmiah Syari‘ah, Volume 16, Nomor 1, Januari-Juni 2017

bentuk beasiswa, hukumnya adalah sah,

b. Hukum

karena termasuk dalam ashnaf fi sabilillah, Semua bentuk penghasilan yaitu bantuan yang dikeluarkan dari dana

halal wajib dikeluarkan zakatnya zakat berdasarkan Alquran surat At-

dengan syarat telah mencapai nishab Taubah ayat 60 dengan alasan bahwa

dalam satu tahun, yakni senilai emas pengertian fi sabilillah menurut sebagian

85 gram.

ulama fiqh dari beberapa mazhab dan

c. Waktu Pengeluaran Zakat

penghasilan dapat ulama tafsir adalah “lafaznya umum”.

1) Zakat

dikeluarkan pada saat menerima Oleh karena itu, berlakulah kaidah

jika sudah cukup nishab. ushuliyah :

2) Jika tidak mencapai nishab, maka Sidang memberikan pertimbangan semua penghasilan dikumpulkan bahwa pelajar/ mahasiswa/ sarjana

selama satu tahun; kemudian muslim, penerima zakat beasiswa,

dikeluarkan jika hendaknya:

zakat

penghasilan bersihnya sudah

1. Berprestasi akademik.

cukup nishab.

2. Diprioritaskan bagi mereka yang

d. Kadar Zakat

kurang mampu. Kadar zakat penghasilan adalah

3. Mempelajari ilmu pengetahuan yang

bermanfaat bagi bangsa Indonesia.

2. Penggunaan Dana Zakat untuk

Tahun 2003

Istitsmar

Fatwa tentang persoalan zakat pada Hal ini tertuang dalam Fatwa tahun 2003, yaitu:

Majelis Ulama Indonesia Nomor 4 Tahun 2003 tentang Penggunaan Dana

1. Zakat Penghasilan. Zakat Untuk Istitsmar (Investasi). MUI Hal ini tertuang dalam Fatwa

menetapkan:

Majelis Ulama Indonesia Nomor 3

a. Zakat mal harus dikeluarkan Tahun 2003 tentang Zakat Penghasilan. sesegera mungkin (fauriyah), baik

a. Ketentuan Umum dari muzaki kepada amil maupun Dalam

dari amil kepada mustahik. dimaksud dengan “penghasilan”

b. Penyaluran (tauzi'/ distribusi) zakat adalah setiap pendapatan seperti mal dari amil kepada mustahiq, gaji, honorarium, upah, jasa, dan walaupun pada dasarnya harus lain- lain yang diperoleh dengan cara

fauriyah, dapat di-ta'khir-kan apabila halal, baik rutin seperti pejabat

mustahiqnya belum ada atau ada negara, pegawai atau karyawan, kemaslahatan yang lebih besar. maupub tidak rutin seperti dokter,

ditentukan oleh pengacara,

c. Maslahat

konsultan,

dan

Pemerintah dengan berpegang pada sejenisnya, serta pendapatan yang aturan-aturan kemaslahatan sehingga diperoleh dari pekerjaan bebas

tersebut merupakan lainnya. maslahat syar'iyah.

maslahat

Perkembangan Fatwa MUI tentang Masalah Zakat ║ 103

d. Zakat yang di-ta 'khir-kan boleh

a. Definisi, Tugas, Fungsi, Kewajiban diinvestasikan (istitsmar)

dan Hak-hak Amil syarat-syarat sebagai berikut:

dengan

Definisi ‘amil adalah seseorang atau

1) Hams disalurkan

sekelompok orang yang ditunjuk/ yang dibenarkan oleh

pada usaha

disahkan oleh pemerintah untuk dan peraturan yang berlaku (al-

syariah

mengurus zakat, tugas ‘amil adalah thuruq al-masyru 'ah)

memungut (dari orang kaya) dan

2) Diinvestasikan pada bidang-

kepada mustahiq , bidang usaha yang

menyalurkan

‘amil adalah sebagai akan memberikan keuntungan

diyakini

fungsi

pelaksana segala kegiatan urusan atas dasar studi kelayakan.

zakat yang meliputi pengumpulan,

3) Dibina dan diawasi oleh pihak-

(administrasi),dan pihak

pendistribusian, kewajiban ‘amil

kompetensi. adalah melakukan pencacatan data

4) Dilakukan

muzakki, para mustahiq, memungut lembaga

oleh

institusil

atau menerima, mengetahui jumlah dapat dipercaya (amanah).

yang profesional dan

dan besarnya kebutuhan mustahiq

5) 1zin investasi (istitsmar) hams dan menyerahkan harta zakat diperoleh dari Pemerintah dan

dengan baik dan benar, hak ‘amil Pemerintah harus menggantinya

adalah menerima bagian dari harta apabila terjadi kerugian atau

zakat untuk melaksanakan seluruh pailit.

tugas-tugasnya maksimal seperdelapan

6) Tidak ada fakir miskin yang (12,5%) dari harta zakat, dan jika ada kelaparan atau memerlukan biaya

kekurangan boleh diambilkan dana yang tidak bisa ditunda pada

di luar zakat.

b. Amil tidak boleh meminta ongkos di diinvestasikan.

saat harta

zakat

itu

luar hak-hak (bagian) amil karena

7) Pembagian zakat yang di-ta'khir-

boleh menerima kan karena diinvestasikan harus

amil

tidak

pemberian hadiah dari muzakki dibatasi waktunya.

apalagi meminta ongkos di luar hak

Tahun 2009

amil meskipun untuk operasional amil.

2. a. Amil tidak boleh memberikan hadiah menghasilkan fatwa MUI yang berupa

Pada tahun ini pembahasan masalah zakat

kepada muzakki yang berasal dari Keputusan Komisi B1 Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa

harta zakat.

MUI se-Indonesia III tentang Masail Fiqhiyyah

b. Amil tidak boleh menerima hadiah Mu’ashirah (Masalah Fikih Kontemporer) pada 26

dari muzakki dalam kaitan tugasnya Januari 2009/ 29 Muharram 1430 H, yang

sebagai amil.

memuat:

3. Biaya yang ditimbulkan karena tugas Ketentuan Hukum

penyaluran zakat baik langsung atau

1. Defenisi, Tugas,

tidak langsung bersumber dari porsi Kewajiban, dan Hak-hak Amil

dan

Fungsi,

bagian amil. Apabila tidak mencukupi dapat diambil dari dana di luar zakat.

104 ║ Jurnal Ilmiah Syari‘ah, Volume 16, Nomor 1, Januari-Juni 2017

4. Perusahaan yang telah memenuhi

1) Penarikan/pengumpulan zakat syarat wajib zakat, wajib mengeluarkan

yang meliputi pendataan wajib zakat, baik sebagai syakhshiyyah

zakat, penentuan objek wajib zakat, i'tibariyyah ataupun sebagai pengganti

besaran nisab zakat, besaran tarif (wakil) dari pemegang saham.

zakat, dan syarat-syarat tertentu pada masing-masing objek wajib

Rekomendasi:

zakat;

1. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

2) Pemeliharaan zakat yang meliputi diminta mengalokasikan anggaran bagi Badan

inventarisasi harta, pemeliharaan, serta Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat

pengamanan harta zakat; dan (LAZ) agar dapat melaksanakan tugasnya,

zakat yang secara efektif dan produktif.

3) Pendistribusian

meliputi penyaluran harta zakat

2. Pengelola BAZ dan LAZ diminta agar agar sampai kepada mustahik

melakukan konsultasi kepada Ulama zakat secara baik dan benar, dan

dalam setiap pengambilan kebijakan termasuk pelaporan.

terkait dengan masalah fikih zakatnya.

d. Pada dasarnya, biaya operasional

3. MUI Pusat diharapkan memberikan pengelolaan zakat disediakan oleh

penjelasan lebih rinci terhadap keputusan Pemerintah (ulil amr).

yang masih perlu penjelasan, misalnya

e. Dalam hal biaya operasional tidak tentang zakat perusahaan.

dibiayai oleh Pemerintah, atau disediakan

Tahun 2011

Pemerintah tetapi tidak mencukupi,

1. Fatwa MUI tentang Amil maka biaya operasional pengelolaan Fatwa MUI Nomor 8 Tahun 2011

zakat yang menjadi tugas amil tentang Amil Zakat, yaitu:

diambil dari dana zakat yang

a. Amil zakat adalah: merupakan bagian amil atau dari

1) Seseorang atau sekelompok orang bagian Fi Sabilillah dalam batas yang diangkat oleh Pemerintah untuk

kewajaran, atau diambil dari dana di mengelola pelaksanaan ibadah zakat;

luar zakat.

atau

f. Kegiatan

untuk membangun

2) Seseorang atau sekelompok orang kesadaran berzakat seperti iklan yang dibentuk oleh masyarakat

dapat dibiayai dari dana zakat yang dan disahkan oleh Pemerintah

menjadi bagian amil atau Fi Sabilillah untuk mengelola pelaksanaan

dalam batas kewajaran, proporsional ibadah zakat.

dan sesuai dengan kaidah syariat

b. Amil zakat harus memenuhi syarat

Islam.

sebagai berikut:

g. Amil zakat yang telah memperoleh

1) Beragama Islam; gaji dari negara atau lembaga swasta

2) Mukallaf (berakal dan baligh); dalam tugasnya sebagai amil tidak

3) Amanah; berhak menerima bagian dari dana

4) Memiliki ilmu pengetahuan tentang zakat yang menjadi bagian amil. hukum-hukum zakat dan hal lain

Sementara amil zakat yang tidak yang terkait dengan tugas amil zakat.

memperoleh gaji dari negara atau

c. Amil zakat memiliki tugas: lembaga swasta berhak menerima

Perkembangan Fatwa MUI tentang Masalah Zakat ║ 105

bagian dari dana zakat yang menjadi

c) Bila harta tersebut adalah hasil bagian amil sebagai imbalan atas

usaha yang tidak halal seperti dasar prinsip kewajaran.

perdangan minuman keras dan

h. Amil tidak boleh menerima hadiah bunga bank maka hasil usaha dari muzaki dalam kaitan tugasnya

tersebut (bukan pokok modal) sebagai amil.

secara

keseluruhan harus

i. Amil tidak boleh memberi hadiah digunakan untuk kemaslahatan kepada muzaki yang berasal dari

umum.

harta zakat.

b. Ketentuan Penutup

2. Hukum Zakat atas harta Haram

1) Fatwa ini mulai berlaku pada Fatwa Majelis Ulama Indonesia

ditetapkan, dengan Nomor: 13 Tahun 2011 tentang Hukum

tanggal

ketentuan jika di kemudian hari Zakat atas Harta Haram, yaitu:

ternyata terdapat kekeliruan, akan

a. Ketentuan Hukum diperbaiki dan disempurnakan

1. Zakat wajib ditunaikan dari harta sebagaimana mestinya. yang halal, baik hartanya maupun

2) Agar setiap muslim dan pihak- cara perolehannya.

pihak yang memerlukan dapat

2. Harta haram tidak menjadi obyek mengetahuinya, semua pihak wajib zakat.

dihimbau untuk menyebarluaskan

3. Kewajiban bagi pemilik harta

fatwa ini.

haram adalah bertaubat dan

3. P e n a r i k a n , P e m e li h a r a a n , d a n membebaskan tanggung jawab

Penyaluran Harta Zakat dirinya dari harta haram tersebut.

Fatwa Majelis Ulama Indonesia

4. Cara bertaubat

sebagaimana

Nomor: 14 Tahun 2011 tentang dimaksud angka 3 adalah sebagai

Pemeliharaan, dan berikut:

Penarikan,

Penyaluran Harta Zakat, yaitu:

a) Meminta ampun kepada Allah,

a. Ketentuan Umum

menyesali perbuatannya, dan Dalam fatwa ini yang dimaksud

ada keinginan kuat (‘azam)

dengan:

untuk tidak

mengulangi

1) Penarikan zakat adalah kegiatan perbuatannya;

pengumpulan harta zakat yang

b) Bagi harta yang haram karena meliputi pendataan wajib zakat,

penentuan objek wajib zakat, mengambil sesuatu yang bukan

besaran nishab zakat, besaran tarif haknya seperti mencuri dan

zakat, dan syarat-syarat tertentu korupsi, maka harta tersebut

pada masing-masing objek wajib harus dikembalikan seutuhnya

zakat.

kepada pemiliknya. Namun,

zakat adalah jika

pengelolaan yang ditemukan, maka digunakan

kegiatan

inventarisasi harta, untuk kemaslahatan umum.

meliputi

pemeliharaan, serta pengamanan harta zakat.

106 ║ Jurnal Ilmiah Syari‘ah, Volume 16, Nomor 1, Januari-Juni 2017

3) Penyaluran zakat adalah kegiatan penyaluran harta zakat tersebut pendistribusian harta zakat agar

mengacu kepada ketentuan angka sampai kepada para mustahiq

zakat secara benar dan baik.

7) Penyaluran zakat muqayyadah ,

4) Zakat muqayyadah adalah zakat

membutuhkan biaya yang telah ditentukan mustahiqnya

apabila

tambahan dalam distribusinya, oleh muzakki, baik tentang ashnaf,

maka Amil dapat memintanya orang perorang, maupun lokasinya.

kepada mustahiq. Namun apabila penyaluran zakat muqayyadah

b. Ketentuan Hukum tersebut tidak membutuhkan

biaya tambahan, misalnya zakat kewajiban amil zakat yang

muqayyadah itu berada dalam pola dilakukan secara aktif.

distribusi amil, maka amil tidak

2) Pemeliharan zakat merupakan boleh meminta biaya tambahan

tanggung jawab amil sampai kepada muzakki.

didistribusikannya

dengan

prinsip yadul amanah.

c. Ketentuan Penutup

3) Apabila amil sudah melaksanakan

1) Fatwa ini mulai berlaku pada tugasnya dengan baik, namun di

ditetapkan, dengan luar

ketentuan jika di kemudian hari kerusakan atau kehilangan maka

ternyata terdapat kekeliruan, amil tidak dibebani tanggung

akan diperbaiki dan disempurnakan jawab penggantian.

sebagaimana mestinya.

4) Penyaluran harta zakat dari amil

2) Agar setiap muslim dan pihak- zakat kepada amil zakat lainnya

pihak yang memerlukan dapat belum

mengetahuinya, semua pihak penyaluran zakat hingga harta

dianggap

sebagai

dihimbau untuk menyebarluaskan zakat tersebut sampai kepada

fatwa ini.

para mustahiq zakat.

5) Dalam hal penyaluran zakat

4. Penyaluran Harta Zakat dalam Bentuk sebagaimana nomor 4, maka

Aset Kelolaan

pengambilan hak dana zakat yang Fatwa Majelis Ulama Indonesia menjadi bagian amil hanya

Nomor: 15 Tahun 2011 tentang dilakukan sekali. Sedangkan amil

Penyaluran Harta Zakat dalam Bentuk zakat yang lain hanya dapat

Aset Kelolaan, yaitu:

a. Ketentuan Umum

penyaluran harta zakat tersebut

fatwa ini yang kepada amil yang mengambil

Dalam

dimaksud dengan: dana.

Aset kelolaan adalah sarana dan/atau

6) Yayasan atau lembaga yang prasarana yang diadakan dari harta melayani fakir miskin boleh

zakat dan secara fisik berada di menerima zakat atas nama fi

pengelolaan pengelola sabilillah .