Makalah Teori Kepribadian Behavioristik (1)

1
PSIKOLOGI INDIVIDU GORDON ALLPORT
1.1 Struktur dan Dinamika Kepribadian
a. Kepribadian, Watak, dan Tempramen
Kepribadian adalah organisasi dinamik dalam individu atas sistem – sistem psikofisis
yang menentukan penyesuaian dirinya yang khas terhadap lingkungannya (1937,
hlmn. 48). Penjelasan kata kunci :
-

Organisasi dinamik - kepribadian manusia selalu berubah dan berkembang.

-

Sistem psikofisis – badan dan jiwa bekerja secara terpadu.

-

Menentukan – kepribadian adalah sesuatu dan berbuat sesuatu.

Watak adalah standar atau nilai moral tingkah laku atas dasar mana perbuatan –
perbuatan individu dievaluasi.

Tempramen adalah komponen emosional yang turut membentuk kepribadian bersama
intelegensi dan fisik.
b. Sifat (Trait)
Allport membagi sifat menjadi dua definisi, yakni :
 Sifat untuk mendefinisikan sifat secara umum, merupakan struktur neuropsikis
yang memiliki kapasitas untuk menjadikan banyak stimulus ekuivalen secara
fungsional dan memulai serta membimbing bentuk –bentuk tingkah laku adaptif
dan ekspresif yang ekuivalen (yang konsisten dari segi maknanya) (1961, hlm.
347)
 Disposisi Pribadi untuk mendefinisikan sifat individual, merupakan struktur
neuropsikis umum (yang khas bagi individu) dengan kapasitas menjadikan banyak
stimulus secara fungsional ekuivalen, dan memulai serta membimbing bentuk –
bentuk konsisten (ekuivalen) tingkah laku adaptif dan stilistik (1961, hlm. 373).
Konsep lain yang berhubungan dengan sifat :

 Kebiasaan (Habits), dua kebiasaan atau lebih yang saling berintegrasi akan
membentuk sifat. Sifat memiliki lingkup yang lebih luas baik dari segi kecocokan
situasi maupun respon yang ditimbulkan.
 Sikap (Attitude), memiliki potensi untuk bersifat khas merupakan hasil dari faktor
genetik dan belajar. Perbedaannya dengan sifat yakni sikap berhubungan dengan

objek sedangkan sifat tidak. Runang lingkup sifat hampir selalu lebih besar
daripada sikap.
 Tipe, menunjukkan perbedaan yan dibuat – buat akan tetapi tidak sesuai dengan
kebenaran yang ada, namun sifat menunjukkan keadaan sebenarnya. Karena tipe
merupakan hasil konstruksi ideal dari pengamat dimana seseorang dapat masuk ke
dalamnya apabila identitas khasnya diabaikan.
Berdasarkan tingkat kemumannya Allport membagi sifat atau disposisi
menjadi tiga bagian, diantaranya :
a.

Disposisi Kardinal, sesuatu yang begitu umum sehingga dapat ditemukan dengan
mudah pada kegiatan individu.

b.

Disposisi Sentral, penguatan karakter yang khas pada individu.

c.

Disposisi Sekunder, memiliki fungsi yang terbatas, tidak berkontribusi besar

dalam penentuan deskripsi kepribadian dan memiliki kecenderungan pada respon
yang ditimbulkan.

c. Intensi
Allport mengemukakan bahwa apa yang akan dilakukan individu di masa depan
akan menjadi kunci penting untuk mengetahui bagaimana seseorang bertingkah laku
di masa sekarang.
d. Proprium
Semua fungsi diri dan fungsi ego yang sebelumnya telah dikonsepkan
sedemikian rupa oleh Allport disebut dengan fungsi proprium dari kepribadian.
Fungsi – fungsi itu meliputi : perasaan jasmaniah, identitas diri, harga diri, perluasan
diri, rasa keakuan, pemikiran rasional, gambaran diri, usaha proprium, gaya kognitif,

dan fungsi mengenal. Funsi tersebut berkembang mengikuti usia yang terbagi menjadi
tujuh aspek perkembangan proprium, diantaranya :
 Tiga tahun pertama : 1) perasaan jasmaniah 2) rasa identitas diri 3) harga diri
 Usia 4 – 6 tahun : 4) perluasan diri 5) gambaran diri
 Usia 6 – 12 tahun : 6) kesadaran diri 7) usaha proprium
e. Otonomi Fungsional
Otonomi fungsional merupakan pendorong dan pembentukan perilaku masa

kini terlepas dari masa lalu. Aktivitas tertentu dapat menjadi tujuan akhir meskipun
mula – mula terjadi karena alasan lain.

1.2 Perkembangan Kepribadian
1. Bayi
Menurut Allport pada tahun pertama kehidupan bayi tidak terdapat indikasi
mengenai kepribadian seperti apa yang akan membentuknya kelak. Meskipun bayi
telah memiliki potensi fisik dan tempramen tertentu, untuk penyempurnaannya masih
harus menunggu proses pertumbuhan dan pematangan.
2. Transformasi Kanak – Kanak
Berawal dari individu yang saat baru pertama kali lahir merupakan makhluk
biologis, kemudian bertransformasi menjadi individu yang bereksistensi merupa ego
yang berkembang, struktur sifat yang akan meluas, dan inti yang terdiri dari tujuan –
tujuan di masa depan. Pada fase iniotonomi fungsional memegang peranan penting
3. Orang Dewasa
Beberapa kemampuan yang harus dimiliki orang dewasa sebagai pribadi yang
matang adalah sebagai berikut :
 Perluasan diri
 Menjalin hubungan yang hangat dengan orang lain
 Memiliki orientasi yang realistik (humor dan insight)

 Filsafat hidup

2
TEORI STIMULUS – RESPON DOLLARD & MILLER
2.1 Struktur Kepribadian
Dalam teori Dollard – Miller, Kebiasaan atau Habit merupakan satu –satunya
elemen yang bersifat struktural. Jadi, Kebiasaan (Habit) menjadi kunci dalam teori
Dollard – Miller.
Kebiasaan (Habit) merupakan asosiasi atau ikatan antara stimulus dan respon
yang relatif stabil dan bertahan lama dalam kepribadian. Mereka menekankan bahwa
kebiasaan – kebiasaan penting sebagian besar berasal dari stimulus verbal dan respon
verbal. Selain kebiasaan, Dollard – Miller juga mempertimbangkan dorongan sekunder
(secondary drive) seperti rasa takut sebagai bagian dari kepribadian yang relative stabil.
Hubungan stimulus respon yang bersifat bawaan (innate) dan dorongan primer (primary
drive) juga turut berkontribusi dalam struktur kepribadian meskipun tak sepenting
kebiasaan dan dorongan sekunder.

2.2 Dinamika Kepribadian
Dollard – Miller sangat memusatkan perhatiannya pada motif penting seperti
dorongan dan kecemasan. Kemudian mereka menganalisa dan berusaha menggambarkan

proses umum yang mungkin dapat terjadi pada semua motif.
Dorongan yang dipelajari (secondary drive) seringkali muncul karena adanya
dorongan primer (primary drive) seperti rasa lapar dan haus, dalam kehidupan manusia.
Secondary drive berfungsi untuk menyembunyikan dorongan bawaan. Sedangkan
dorongan primer seringkali terlihat tidak begitu jelas. Yang terlihat adalah implikasi dari
dorongan yang dipelajari seperti kecemasan, malu, dan kebutuhan akan kepuasan. Bukan
hanya dorongan primer yang tergantikan oleh dorongan yang dipelajari, begitu pula
dengan hadiah atau penguat primer pun diganti dengan hadiah atau penguat sekunder
(dapat memperkuat tingkah laku tidak tanpa batas).

2.3 Perkembangan Kepribadian
a. Kapasitas Bawaan (Innate)
Bayi memiliki kapasitas tingkah laku, diantaranya :
 Refleks Khusus, berupa respon tertentu terhadap stimulus atau kelompok stimulus
tertentu yang sangat spesifik.
 Hierarki Respon Bawaan, kecenderungan respon tertentu terhadap stimulus
tertentu sebelum melakukan respon lainnya.
 Dorongan Primer, stimulus internal yang kuat dan bertahan lama, berkaitan
dengan proses fisiologis.
b. Proses Belajar

Dollard – Miller mengungkapkan ada empat komponen utama dalam proses belajar,
yakni :
 Dorongan (Drive), merupakan stimulus dari dalam diri yang menyebabkan
terjadinya suatu kegiatan. Kekuatan dorongan tergantung pada kekuatan stimulus
yang memunculkannya.
 Isyarat (Cue), merupakan stimulus yang memberikan petunjuk perlunya dilakukan
respon yang sesungguhnya. Variasi kekuatan isyarat menentukan bagaimana
reaksi terhadapnya.
 Respon (Response), merupakan aktivitas yang dilakukan oleh seseorang. Menurut
Dollard – Miller sebelum respon dikaitkan dengan stimulus, respon harus terjadi
terlebih dahulu. Pada situasi tertentu stimulus menimbulkan respon - respon
berurutan yang disebut dengan initial hierarchy of response.
 Perkuatan (Reinforcement), sebagai drive pereda dorongan. Reduksi drive menjadi
syarat mutlak reinforcement.
c. Proses Mental yang Lebih Tinggi
 Generalisasi Stimulus, respon yang dipelajari dalam kaitannya dengan suatu
stimulus, dapat dipakai untuk menjawab stimulus lain yang berbentuk atau
berwujud fisiknya mirip. Semakin mirip stimulus lain dengan stimulus aslinya,
maka semakin besar pula potensi untuk terjadi generalisasi tingkah laku.
 Berpikir (Reasoning), menggunakan penalaran tanpa mencoba tindakan nyata

sehingga mempersingkat proses memilih tindakan dianggap lebih efisien daripada

menggunakan ‘trial & error’. Selain itu memudahkan untuk merencanakan,
menekankan tindakan pada masa yang akan datang, mengantisipasi respon agar
menjadi lebih efektif.
 Bahasa (ucapan, pikiran, tulisan maupun sikap tubuh)
Sebagai respon isyarat, bahasa memiliki fungsi generalisasi dan diskriminasi.
Dengan memberi label yang sama terhadap dua atau lebih kejadian yang berbeda,
maka terjadi generalisasi untuk meresponnya secara sama. Sebaliknya label yang
berbeda terhadap kejadian yang hampir sama, memaksa seseorang untuk
merespon kejadian itu secara berbeda pula (diskriminasi). Diskriminasi akan
menimbulkan respon yang juga berbedabeda. Perbedaan antar stimuli dipengaruhi
oleh faktor
sosiokultural.
d. Konteks Sosial
Dollard – Miller meayakini tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh faktor
masyarakatnya. Dimana tempat ia berkembang akan mempengaruhi pula kemampuan
bahasa dan isyarat respon yang digunakan. Bahasa merupakan produk sosial, dimana
bahasa adalah sesuatu yang penting maka lingkungan sosial juga berperan penting
dalam perkembangan kepribadian.

e. Tahap – Tahap Kritis Perkembangan
Situasi
Belajar
Pemberian
makan
(feeding)
Kebersihan
(cleanliness)

f.

Konflik yang dipelajari

Kemungkinan akibatnya

Kepuasan terhadap kebutuhan dasar vs.
takut, kesendirian, ketidakberdayaan

Gelisah,
apatis,

takut
kesendirian,
takut
kegelapan,
tidak
memiliki
perasaan sosial
Cemas
dan
berdosa
mengenai
kotoran
atau
seseuatu
yang
berkaitan
dengan
kotoran,
takut
kehilangan

cinta,
malu,
tidak berpendirian,
merasa
tidak berharga

Senang dengan hal yang menyangkut diri
sendiri vs. takut, marah berdosa

Perilaku
seksual

Marah-agresi

Kenikmatan tubuh vs. takut, marah

Ketegasan diri vs. celaan, hukuman,
penolakan

Represi
terhadap
pikiran
dan
kebutuhan
seksual,
problem
masturbasi,
homoseksualitas,
problem
odipal
Persaingan
dengan
saudara,
tidak
sabaran,
berpikir
pendek,
marah
menghadapi
frustasi
dengan
kemampuannya
untuk
menyenangkan
kondisi
dirinya
sendiri,
bentuk agresi yang ruwet:
gossip,
bohong,
membingungkan
orang lain

f. Proses – Proses Tak Sadar
Dollard – Miller membagi isi – isi keidaksadaran menjadi dua, yaitu : hal yang tidak
pernah disadari(stimuli, respon yang dipelajari, dorongan) dan apa yang pernah
disadari tapi tidak bertahan karena adanya represi.
g. Konflik
Ada tiga bentuk konflik, yakni : konflik approach-avoidance (orang dihadapkan
dengan pilihan nilai positif dan negatif yang ada di satu situasi), konflik avoidanceavoidance (orang dihadapkan dengan dua pilihan yang sama-sama negatif), dan
konflik approach-approach (orang dihadapkan dengan pilihan yang sama-sama
positif). Ketiga konflik tersebut mengikuti lima asumsi dasar mengaenai konflik,
sebagai berikut :

1. Kecenderungan mendekat (gradient of approach), kecenderungan mendekati
tujuan positif semakin kuat kalau orang semakin dekat dengan tujuannya itu
2. Kecenderungannya menghindar (gradient of avoidance), kecenderungan
menghindar dari stimulus negatif semakin kuat ketika orang semakin dekat
dengan stimulus negatif tersebut
3. Peningkatan gradient of avoidance lebih besar dibandingkan gradient of approach
4. Meningkatnya dorongan yang berkaitan dengan mendekat atau menghindar akan
meningkatkan gradient. Jadi meningkatnya motivasi akan memperkuat gradient
mendekati atau gradient menjauhi pada semua tutuk jarak dari tujuan.
5. Manakala ada dua respon bersaing, maka yang lebih kuat yang akan terjadi.
h. Psikopatologi dan Perubahan Tingkah Laku
Manusia mempelajari respon represi yang dapat dipakai untuk menghindari
dari perasaan cemas dan berdosa. Represi dalam bentuk tidak memikirkannya,
membuat orang terbebas dari keharusan memakai kemampuan pemecahan masalahnya
untuk mengatasi konflik dan tidak menyadari bahwa kondisi yang menimbulkan
konflik telah hilang. Sepanjang konflik itu tetap tidak disadari, makan konflik itu akan
terus berlangsung dan menghasilkan simptom-simptom (sensasi spesifik atau tingkah
laku yang dialami seseorang sebagai tidak menyenangkan and tidak normal).
Simptom sering membuat orang bisa menghindar (sementara) dari rasa takut
dan cemas. Simptom itu tidak menyelesaikan konflik, tetapi dapat meredakannya.
Simptom ini dipelajari sebagai habit. Ada tiga cara yang biasa dipakai orang untuk
melakukan represi (agar tidak muncul pikiran-pikiran yang menimbulkan kecemasan),
yaitu memberi nama lain (mislabeling); respon pengganti (response substitution);
tidak memikirkan (not thinking).

3
TEORI PERKUATAN OPERAN SKINNER
3.1 Struktur Kepribadian

Mengikuti tradisi behaviorisme radikal Watson, Skinner menunjukkan sedikit
minat dalam apa yang terjadi di "dalam" diri seseorang. Dia berpendapat bahwa itu tidak
berguna untuk berspekulasi tentang pribadi, proses kognitif tidak teramati. Sementara
prediksi tingkah laku dapat dilakukan karena adanya pengetahuan tentang kepribadian
yang bersifat tetap namun tidak demikian dengan kontrol tingkah laku. Kontrol tingkah
laku dapat tercapai melalui modifikasi. Ia fokus pada bagaimana cetakan lingkungan
eksternal perilaku terbuka.
Sebagai contoh, pada anak kembar identik yang diasuh oleh orang tua yang
berbeda, akan menghasilkan tingkah laku yang berbeda. Sementara, dua anak asuh (dari
dua orang tua yang berbeda) ketika diasuh oleh orang tua yang sama, juga akan
menghasilkan perilaku yang berbeda. Sebab kedua anak memiliki faktor genetik masingmasing, sehingga meskipun lingkungan berpengaruh, tetapi bukan satu-satunya faktor
utama pembentuk perilaku.

3.2 Dinamika Kepribadian
Skinner mengakui bahwa seseorang tidak selalu memperlihatkan tingkah laku
yang sama, dengan kadar yang sama, meskipun berada dalam suatu situasi yang tetap.
Dalam beberapa situasi tingkah laku memiliki kecenderungan untuk berubah – ubah. Hal
ini dapat terjadi karena adanya faktor internal dalam seseorang. Meski begitu, orang lain
yang berada di luar diri individuterkadang tidak dapat menyadari akan hal ini. Pengamat
hanya mampu menilai berdasarkan perilaku yang Nampak sebagai akibat dari faktor
internal.

3.3 Perkembangan Kepribadian
Pandangan Skinner disebut teori perkuatan operan karena konsep kunci dari
teorinya adalah tentang prinsip perkuatan tingkah laku. Istilah operan yang berarti respon
beroperasi di lingkungan dan mengubahnya. Secara khusus, proporsi perilaku yang
ditunjukkan oleh individu akan bertambah jika ketika perilaku itu terjadi dan disusul oleh
reinforcement atau perkuatan, namun ketika perkuatan yang mengikuti munculnya
perilaku itu berkurang atau tidak lagi terjadi terdapat kecenderungan berkurangnya
proporsi kemunculan perilaku tersebut.

Manipulasi akibat-akibat dari suatu perilaku dengan tujuan untuk menaikkan
atau menurunkan kemungkinan munculnya perilaku tersebut, sehingga reinforcement
diberikan secara berulang. Dalam hal ini, lingkungan mempengaruhi perilaku yang
dimunculkan oleh individu, dan frekuensi munculnya perilaku berubah-ubah sesuai
dengan perkuatan yang mengikutinya. Pada tipe operant conditioning, pemerkuat
(reinforcement) diberikan sesudah munculnya perilaku.
Terdapat 4 prosedur operant conditioning menurut Skinner, yaitu;
1. Positive Reinforcement; Ketika Individu memunculkan perilaku yang
diharapkan, maka pemerkuat positif (menyenangkan) diberikan.
2. Negative Reinforcement; Ketika individu menunjukkan perilaku yang tidak
sesuai dengan harapan, maka pemerkuat negatif (tidak menyenangkan)
diberikan.
3. Punishment; Jika individu menunjukkan perilaku yang diharapkan (perilaku
operan) maka hukuman diberikan, jika tidak memunculkan perilaku itu,
maka hukuman dihentikan.
4. Ommision Training; Jika individu memunculkan perilaku operan, maka
pemerkuat akan dihentikan, namun jika individu tidak memunculkan
perilaku operan pemerkuat menyenangkan akan diberikan.

4
TEORI FAKTOR RAYMOND B. CATTELL
4.1 Hakikat Kepribadian : Struktur Sifat – Sifat
Kepribadian adalah sesuatu yang memungkinkan prediksi tentang apa yang akan
dikerjakan seseorang dalam situasi tertentu. (1950, hlm. 2)
 Sifat (Trait)
Menurut Cattell trait merupakan mental structure dimana trait didapatkan dari
sebuah kesimpulan dari tingkah laku manusia yang dapat diamati, kemudian
menunjukkan indikasi ketetapan dan ketepatan dalam tingkah laku. Trait
diklasifikasikan menjadi beberapa kategori, sebagai berikut :

a. Common Traits and Unique Traits
Common Traits adalah karakter yang dimiliki oleh setiap orang hanya saja
masing – masing individu memiliki tingkatan atau kapasitas yang berbeda – beda.
Beberapa orang memiliki kapasitas yang lebih daripada yang lain begitu pula
sebaliknya. Contoh : intelligence, keterbukaan, dan supel.
Unique Traits adalah karakter yang dimiliki oleh sedikit individu dan
menjadikannya unik atau sebuah kekhasan, cenderung pada ketertarikan terhadap
suatu objek.
b. Surface Traits and Source Traits
Surface Traits adalah kelompok variable yang dapat dilihat oleh orang lain dan
merupakan kepribadian yang tersusun dari beberapa elemen secara konstan.
Source Traits adalah kesatuan karakter yang membangun surface traits dan
hanya dapat diketahui dengan penggunaan teori analisis factor. Berdasarkan
asalnya source traits diklasifikasikan lagi menjadi sebagai berikut :
 Constitutional traits : karakter yang berasal dari kondisi biologis individu.
 Environment-mold traits : karakter yang terbentuk karena faktor
lingkungan dan proses pembelajaran.
c. Ability Traits and Temperament Traits
Ability Traits adalah karakter yang menentukan kemampuan seseorang untuk
mecapai tujuannya. Contoh : dengan tingkat intelejensi yang dimiliki seseorang
kita dapat memprediksikan sejauh mana seseorang dapat mencapai tujuannya.
Temprament Traits adalah karakter yang menggambarkan emosi seseorang
secara umum. Contoh : ketenangan, kegugupan, keberanian, dsb.
d. Dynamic Traits (sifat-sifat yang dinamis)
Merupakan sifat atau karakter yang mengendalikan tingkah laku seseorang dan
juga berperan dalam emosi, keinginan, maupun ketertarikan seseorang dalam suatu
hal. Terdapat tiga jenis pokok dari dynamic traits, yakni :
 Attitude (Sikap), merupakan tingkah laku spesifik individu sebagai respon
terhadap situasi atau keadaan tertentu.
 Ergs, merupakan dorongan bawaan yang dimiliki seseorang untuk
mencapai tujuannya. Berdasarkan penelitian Cattell telah ditetapkan 10

macam erg, yakni : rasa lapar, seks, sifat suka berteman, sifat melindungi
pada orang tua, rasa ingin tahu, pelarian diri (takut), sifat suka berkelahi,
sifat suka memiliki, asersi diri, seks yang narsisistik.
 Sentiment, tingkah laku yang terstruktur yang memperoleh energi dari erg
dan terbentuk melalui hasil belajar.
Dynamic Lattice
Umumnya, sikap merupakan subsider bagi sentimen, dan sentimen bagi erg,
yang menjadi kekuatan pendorong dalam kepribadian, konteks keterhubungan ini
dinyatakan dalam dynamic lattice.
Konflik dan Penyesuaian
Untuk mengetahui konflik dari kecenderungan tingkah laku individu, adalah
dengan cara spesifikasi equasi yang melibatkan sifat-sifat dinamis individu, seperti erg dan
sentimen dalam suatu kegiatan. Contoh seorang laki-laki yang berminat untuk kawin. Dengan
menggunakan spesifikasi equasi, dapat digambarkan sebagai berikut :
I Marry = 0.2 E(Curiosity) + 0.6 E(sex) + 0.4 E(gregariousness) + 0.3 E(fear) + 0.3 M(parents) –

0.4

M(career) + 0.5(self)
E

= egr

M

= sentiment

Keadaan (States), Peranan (Roles), dan Kesiapan (Set)
Pola-pola tertentu dalam maju mundurnya kepribadian dipengaruhi juga oleh
faktor-faktor : perubahan suasana/keadaan hati), tahapan perubahan peranan individu, dan set
mental sesaat yang disesuaikan dengan aspek-aspek lingkungan. Dengan demikian untuk
menjelaskan prilaku (behavior) individu melalui spesifikasi equasi adalah sebagai berikut:
B= a (ability) + T (temperament) + e (egr) + es (sentiment) + st (state) + r (role) + s (set)

4.2 Perkembangan Kepribadian
a. Analisis Hereditas dan Lingkungan
Cattell mengembangkan suatu metode yang disebut Analisis Varians Abstrak
Ganda (Multiple Abstract Varians Analysis) / MAVA (1960) yang meliputi
pengumpulan data tentang persamaan pasangan kembar dan saudara sekandung yang
sama – sama dibesarkan di rumah sendiri atau diadopsi oleh keluarga yang berlainan.

Ini sebagai bukti apa yang disebut Cattell hukum pemaksaan ke arah rerata biososial
(law of coercion to the biosocial mean).
b.

Belajar
Cattell membedakan belajar menjadi tiga jenis, yaitu :
-

Classical Conditioning, secara khusus digunakan untuk mengaitkan respon
emosional dengan isyarat lingkungan.

-

Instrumental Conditioning, belajar untuk mencapai kepuasan terhadap tujuannya
melalui kegiatan ataupun tingkah laku.

-

Integration Learning, belajar untuk memaksimalkan kepuasan jangka panjang
dengan memilih perilaku tertentu untuk diekspresikan dan perilaku lainnya untuk
ditahan atau disublimasi.

c.

Integrasi antara Pematangan dan Belajar
Cattel memperkenalkan istilah treptik untuk melukiskan perubahan yang
disebabkan oleh faktor lingkungan dengan tujuan mengklasifikasikan kurva perubahan
perkembangan berbagai sifat ke dalam komponen genetic dan treptik, serta sub
komponennya. Untuk mencapai tujuannya, Cattell menggunakan metode MAVA
secara komparatif.

5
TEORI PERSONOLOGI HENRY A. MURRAY
5.1Struktur Kepribadian
a. Definisi Kepribadian
1) Abstraksi teoritis, tidak hanya deskripsi tentang perilaku manusia. 2) Mengacu
pada serangkaian kejadian sepanjang hidup manusia 3) Mencerminkan elemen
perilaku yang menetap, berulang, baru maupun unik 4) Agen yang mengatur &
memerintah individu 5) “No brain no personality”
a. “Proceeding” dan Serial
“Proceeding” adalah interaksi yang terjadi antara subjek dan objek atau subjek
dan subjek dalam jangka waktu yang lama sehingga mampu mencakup unsure penting
dalam sekuens tingkah laku. Menurut sifatnya, “proceeding digolongkan menjadi :
internal (melamun, memecahkan masalah dalam keheningan) atau eksternal

(berinteraksi dengan orang – orang atau objek dalam lingkungan). Dalam keadaan
tertentu tingkah laku berdasarkan proceeding membutuhkan waktu yang lama dalam
satu kesatuan. Satuan tingkah laku dalam periode yang lama ini disebut dengan serial.
b. Program Serial dan Jadwal
Fungsi penting bagi individu dilayani program serial adalah penyusunan
teratur tentang sub misi untuk masa depan dalam jangka waktu yang cukup lama
hingga tercapainya tujuan individu. Jadwal adalah sarana untuk mereduksi konflik
diantara objek tujuan dan kebutuhan yang saling bersaing dengan cara mengatur
penyaluran kecenderungan pada waktu yang berbeda.
c. Abilitas dan Prestasi
Komponen – komponen individu ini menjalankan fungsi sentral menjembatani
disposisi dengan tindakan serta hasil kea rah mana disposisi ditujukan.
d. Pembentukan Kepribadian
Dalam menggambarkan pembentukan kerpribadian secara struktural, Murray
meminjam istilah id, ego, dan superego dari psikoanalisis Freud.
Id berisi impuls primitif, amoral, dan penuh nafsu dijelaskan oleh Freud, tetapi
juga mengandung impuls diinginkan, seperti empati dan cinta menurut Murray.
Superego tidak hanya dibentuk oleh orang tua dan figur otoritas, tetapi juga oleh
kelompok sebaya dan budaya. Ego-ideal,sebuah komponen dari superego yang berisi
perilaku moral atau ideal untuk mana seseorang harus berusaha. Ego bagi Murray,
penyelenggara sadar perilaku; ini adalah konsepsi yang lebih luas daripada Freud.

5.2 Dinamika Kepribadian
a. Kebutuhan, adalah suatu konstruk (fiksi disepakati atau konsep hipotesis) yang
mewakili suatu daya pada bagian otak, kekuatan yang mengatur persepsi, apersepsi,
pemahaman, konasi, dan kegiatan sedemikian rupa untuk mengubah situasi yang ada
dan yang tidak memuaskan ke arah tertentu. (Murray, 1938 , hlm. 123).
Tipe – Tipe Kebutuhan :
Kebutuhan Primer dan Kebutuhan Sekunder
Kebutuhan Primer (Kebutuhan Veskirogenik), berkenaan dengan peristiwa
organis tertentu yang khas dan kepuasan fisik.

Kebutuhan Sekunder (Kebutuhan Psikogenik), kebutuhan ini ditandai oleh
tidak adanya hubungan fokal dengan proses organis atau kepuasan fisik khusus.
Kebutuhan Terbuka dan Kebutuhan Tertutup
Secara khas kebutuhan terbuka mengungkapkan diri dalam tingkah laku
motorik, sedangkan kebutuhan tertutup berada dalam dunia khayalan.
Kebutuhan yang Memusat (fokal) dan Kebutuhan yang Menyebar (difus)
Kebutuhan Proaktif dan Kebutuhan Reaktif
Kebutuhan Proses, Kebutuhan Modal, Kebutuhan Akibat.
b. Tekanan (Press), menggambarkan factor penentu tingkah laku yang efektif dan
penting dalam lingkungan. “Tekanan suatu objek ialah apa yang dapat dilakukan
oleh objek itu terhadap subjek atau untuk subjek – daya yang dimiliki oleh objek
untuk mempengaruhi kesejahteraan seubjek dengan cara tertentu.” (1938, hlm. 121)
c. Reduksi Tegangan, karena adanya drive yang kompleks maka individu dipandang
akan menjadi lebih aktif. Saat kebutuhan muncul, maka individu berada dalam
keadaan tegang, setelah kebutuhannya terpenuhi maka ketegangan tersebut akan
tereduksi.
d. Tema, interaksi antara kebutuhan dan tekanan dan memungkinkan melihat tingkah
laku secara lebih global.
e. Integrasi Kebutuhan, kebutuhan untuk mengadakan bentuk interaksi tertentu
terhadap tipe orang atau suatu objek.
f. Tema Kesatuan, kesatuan antara kebutuhan dan tekanan yang berhubungan yang
merupakan hasil dari pengalaman dan memberikan makna serta kesatuan pada bagian
terbesar tingkah laku individu.
g. Proses Regnan, proses fisiologis yang membersamai proses psikologis yang dominan.

5.3 Perkembangan Kepribadian
a. Kompleks – kompleks Kanak – kanak
-

Kompleks Klaustral, sisa dari pengalaman selama dalam kandungan dari individu.

-

Kompleks Oral, sisa dari pengalaman pemberian makan awal.

-

Kompleks Anal, peristiwa yang diasosiasikan dengan buang air besar dan latihan
buang air besar.

-

Kompleks Uretral, meliputi mengompol di tempat tidur, mengompol di celana, dan
erotisme uretral.

-

Kompleks Kastrasi, muncul sebagai akibat dari fantasi – fantasi yang diasosiasikan
dengan masturbasi anak –anak.

b. Faktor Genetis dan Pematangan
Proses genetik pematangan bertugas memrogramkan sejenis suksesi pergantian
berbagai masa sepanjang kehidupan seseorang.
c. Belajar
Belajar adalah proses menemukan apa yang menyenangkan dan apa yang
menyusahkan bagi individu. Sumber hedonik dan anhedonik dapat diklasifikasikan
dengan beberapa cara : sumber tersebut dapat bersifat retrospektif, spketf, dan
prospektif.
d. Faktor Sosio – Kultural
“Teori evolusi tentang kelompok ini membantu kita untuk memahami mengapa
manusia adalah makhluk sosial, dan sebagai makhluk sosial, ia penyayang sekaligus
kejam.” (1959, hlm. 46)
e. Keunikan
f. Proses – proses Tak Sadar
Tidak semua proses regnan memiliki hubungan – hubungan sadar, sehingga
wajar saja jika proses regnan yang tidak memiliki hubungan sadar menentukan tingkah
laku tanpa disadari individu.
g. Proses Sosialisasi
Salah satu unsur hakiki untuk mencapai tujuan sosialisasi ialah perkembangan
superego yang memadai. Keberhasilan orang tua dalam menghadiahi pola –pola
tingkah laku yang disetujui dan menghukum pola – pola tingkah laku yang tidak
disetujui akan menentukan keberhasilan proses perkembangan ini.

6
TEORI YANG BERPUSAT PADA PRIBADI ROGERS
6.1 Struktur Kepribadian
a. Organisme

Organisme merupakan tempat dari seluruh pengalaman. Keseluruhan
pengalaman ini merupakan medan fenomenal (frame of reference dari individu yang
hanya dapat diketahui oleh orang itu sendiri). Medan fenomenal terdiri dari pengalaman
sadar yang dilambangkan dan pengalaman tak sadar yang tak dilambangkan (subsepsi).
b. Diri (Self)
Konsep

diri

adalah

kumpulan

keyakinan

tentang

alam

sendiri,

kualitas yang unik, dan perilaku khas. Diri adalah suatu bagian dari medan fenomenal
yang kemudian ‘memisahkan diri’. Selain diri sebagai struktur diri, terdapat diri ideal
yang merupakan apa yang diinginkan orang lain terhadap dirinya.
c.

Organisme dan Aku: Keselarasan dan Ketidakselarasan
Apabila pengalamn yang dilambangkan yang membentuk diri benar – benar
merefleksikan pengalaman – pengalaman organisme, maka hal ini disebut dengan
keselarasan. Ketidakselarasan antara diri dan pengalaman organisme menyebabkan
individu merasa terancam dan cemas.

6.2 Dinamika Kepribadian
Terdapat satu kekuatan yang memotivasikan, yakni dorongan untuk
mengaktuaslisasikan diri atau hanya ada satu tujuan hidup, yakni menjadi pribadi yang
teraktualisasikan (pribadi yang utuh).
Rogers memberi perhatian khusus pada dua kebutuhan, yakni kebutuhan akan
penghargaan yang positif dan kebutuhan akan harga diri. Keduanya merupakan
kebutuhan yang dipelajari. Kebutuhan yang pertama terjadi pada masa bayi karena
bayi begitu dicintai dan diperhatikan oleh lingkungannya dan kebutuhan kedua
terbentuk karena bayi mendapatkan penghargaan positif dari orang – orang lain (1959,
hlm. 223 – 224).

6.3 Perkembangan Kepribadian
Dalam hal pengembangan kepribadian, Rogers member perhatian terhadap
bagaimana pengalaman masa kecil mengenali kesesuaian atau ketidaksesuaian antara
konsep diri seseorang dan pengalaman seseorang. Menurut Rogers, individu memiliki
kebutuhan yang kuat untuk kasih sayang, cinta, dan penerimaan dari orang lain.
Awal kehidupan, orang tua mencurahkan sebagian besar kasih sayang.
Selanjutnya, Rogers berpendapat bahwa beberapa orang tua membuat kasih sayang

mereka

bersyarat.

Artinya,

itu

tergantung

pada anak

berperilaku

baik

dan

menjalani hidup sesuai dengan harapan. Di sisi lain, beberapa orang tua membuat kasih
sayang mereka tanpa syarat. Rogers percaya bahwa cinta tanpa syarat dari orang tua
mendorong kesesuaian dan bahwa cinta bersyarat mendorong ketidaksesuaian.
Kecemasan dan Pertahanan
Menurut Rogers, pengalaman yang mengancam pandangan pribadi orang dari diri
mereka adalah penyebab utama kecemasan. Semakin akurat konsep diri Anda, semakin
besar kemungkinan Anda untuk memiliki pengalaman yang berbenturan dengan persepsi
diri Anda. Dengan demikian, orang-orang dengan sangat kongruen konsep diri terutama
kemungkinan akan terganggu oleh kecemasan berulang. Untuk menangkal kecemasan
ini, individu sering berperilaku defensif dalam upaya untuk menafsirkan kembali
pengalaman mereka sehingga konsep diri mereka muncul secara konsisten.

7
TEORI HUMANISTIK ABRAHAM MASLOW
Abraham Maslow ( 1908 – 1970 ) berpendapat manusia mempunyai naluri – naluri
dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan tersebut adalah:


Kebutuhan fisik / biologis



Kebutuhan akan rasa aman.



Kebutuhan Akan Rasa Dimiliki ( Sense Of Belonging ) Dan Cinta.



Kebutuhan akan penghagaan dan harga diri



Kebutuhan aktualisasi / perwujudan diri.



Kebutuhan estetik

7.1 Teori Hirarki Kebutuhan Maslow
a. Kebutuhan Fisiologis, Kebutuhan biologis utama seperti makanan, air, seks dan
tempat tinggal.
b. Kebutuhan Akan Rasa Aman, kebutuhan mempertahankan kehidupan, dimana
kebutuhan fisiologis adalah pertahanan hidup jangka pendek sedangkan keamanan
adalah pertahanan hidup jangka panjang.

c. Kebutuhan Akan Rasa Memiliki Dan Cinta, mencakup hubungan psikologis yang
mendalam dengan orang lain. Individu sangat peka dengan kesendirian, pengasingan,
ditolak lingkungan, dan kehilangan sahabat atau kehilangan cinta. Kebutuhan dimiliki
ini sangat penting sepanjang hidup. Ada dua jenis cinta ( dewasa ) yakni deficiency
atau D-Love dan Being atau B-Love. Kebutuhan cinta karena kekurangan, itulah DLove, dimana orang yang mencintai sesuatu yang tidak dimilikinya seperti harga diri,
seks, atau seseorang yang membuat dirinya menjadi tidak sendirian.
d. Kebutuhan Dasar Harga Diri, Ada dua jenis harga diri :
 Menghargai diri sendiri ( self respect ), yaitu kebutuhan kekuatan, penguasaan,
kompetensi, prestasi, kepercayaan diri, kemandirian dan kebebasan.
 Mendapat penghargaan dari orang lain ( respect from other ) yaitu kebutuhan
prestise, penghargaan dari orang lain, status ketenaran, dominasi, menjadi orang
penting, kehormatan, diterima dan apresiasi. Orang membutuhkan pengetahuan
bahwa dirinya dikenal dengan baik dan dinilai dengan baik oleh orang lain.
e. Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri, tahapan tertinggi dalam tangga hierarki motivasi
manusia dari Abaraham Maslow adalah kebutuhan akan aktualisasi diri. Maslow
mengatakan bahwa manusia akan berusaha keras untuk mendapatkan aktualisasi diri
mereka, atau realisasi dari potensi diri manusia seutuhnya, ketika mereka telah meraih
kepuasan dari kebutuhan yang lebih mendasarnya. Aktualisasi diri adalah keinginan
untuk memperoleh kepuasan dengan dirinya sendiri.

8
TEORI MEDAN LEWIN
8.1 Struktur Kepribadian
Suatu ruang hidup yang terdiri dari pribadi yang dikelilingi oleh lingkungan
psikologis. Pribadi berdiferensiasi menjadi daerah perceptual motor dan daerah dalam
personal yang dibagi lagi menjadi sekelompok sel – sel peripheral dan sentral.
Daerah pribadi dan daerah lingkungan dipisahkan oleh garis – garis batas yang
memiliki sifat dapat ditembus. Daerah lingkungan dikatakan berhubungan jika pribadi

dapat berlokomosi. Daerah pribadi dikatakan berhubungan jika daerah – daerah itu salin
berkomunikasi.
Dua dimensi lain dari ruang hidup adalah dimensi realitas, irealitas, serta dimensi
masa lampau –masa depan.

8.2 Dinamika Kepribadian
Konsep dinamik pokok dari Lewin, yakni kebutuhan, energi psikis, tegangan,
kekuatan atau vector, dan valensi, telah dibahas. Konstruk dinamik bersama dengan
konstruk structural menentukan lokomosi khusus dari individu dan cara ia mengatur
struktur lingkungannya. Lokomosi dan perubahan struktur berfungsi untuk mereduksi
tegangan dengan cara memenuhi kebutuhan sehingga terpuaskan.

8.3 Perkembangan Kepribadian
Perkembangan kepribadian Lewin menggunakan konsep medan, seperti
diferensiasi, perubahan pada kondisi garis batas, organisasi, dan integrasi. Secara umum
dapat dikatakan, dengan bertambahnya usia maka diferensiasi yang terjadi akan semakin
besar dan terbentuknya jaringan hubungan hirarkis dan selektif diantara sistem tegangan
yang semakin kompleks.

DAFTAR PUSTAKA

Zeepedia.

(n.d.).

Personality

Psychology.

Retrieved from

:

http://www.zeepedia.com/read.php?
gordon_allport_a_trait_theory_of_personality_personality_as_a_personality_psych
ology&b=94&c=26
Lisa, W. (n.d.). Teori Stimulus – Respon. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Modul.
Weiten, W. (2013). Psychology Themes and Variations. 9th ed. Canada : WadsWorth
Cengage Learning
Ernilawati, N. & Rahmida, L. (2010). Paradigma Belajar. Fakultas Psikologi Universitas
Gajah Mada. Makalah.
Bahri,

S.

(2014).

Teori

Kepribadian

Faktor

Analisis.

Retrieved

from

:

http://atibilombok.blogspot.co.id/2014/06/makalah-kepribadian-teori-faktor.html/
CengageSites.

(2008).

The

Neopsychoanalitic

Approach.

Retrieved

from

:

http://cengagesites.com/academic/assets/sites/Schultz_Ch05.pdf
Hall, C.S. & Lindzey, G. 1993. Psikologi Kepribadian 2 Teori-teori Holistik (OrganismikFenomenologis). Yogyakarta: Kanisius

Hall, C.S. & Lindzey, G. 1993. Psikologi Kepribadian 3 Teori-teori Sifat dan Behavioristik.
Yogyakarta: Kanisius
Rian.

S.

2014.

Teori

Hierarki

Kebutuhan

Maslow.

Retrieved

from

http://belajarpsikologi.com/teori-hierarki-kebutuhan-maslow/

TEORI BEHAVIORISTIK & HOLISTIK
(ORGANISMIK-FENOMENOLOGIS)

NURUL ISTIKHOMAH
NPM. 1511505338

:

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS SURABAYA
JL. SEMOLOWARU NO. 45
SURABAYA 60118