Analisis data kualitatif 1 ok
Page
|1
ANALISIS DATA KUALITATIF
ANALISIS BERKETERUSAN
Analisis data dalam penelitian kualitatif cenderung merupakan interim
analysis, yakni proses yang berketerusan dan tidak linear:
(a) Istilah ini (interim analysis)memperlihatkan bahwa pengumpulan dan
analisis data dilakukan secara serempak (bolak balik) selama kegiatan
penelitian berlangsung tanpa ada garis pemisah yang jelas. Analisis data
dilakukan walaupun pengumpulan data belum selesai.
(b) Analisis berlangsung sampai proses atau topic yang diminati oleh si
peneliti difahami (sampai habis waktu dan sumber daya yang bisa
disediakan).
MEMOING
Sepanjang dilakukannya analisis data kualitatif ada baiknya si peneliti
melakukan apa yang disebut memoing (=membuat catatan refektif tentang apa
yang dipelajari dari data yang ada). Membuat memo untuk diri anda sendiri kapan
saja timbul ide dan gagasan serta memasukkan memo ini sebagai data tambahan
yang akan dianalisis.
MEMASUKKAN DAN MENYIMPAN DATA
Peneliti kualitatif biasanya membuat transkripsi dari data-data yang dia
kumpulkan. Hasil interview, catatan hasil pengamatan lapangan, memo, dsb-nya
dimasukkan ke computer berupa teks yang kemudian bisa diproses (word
processing documents). Transkripsi inilah yang kemudian dianalisis, biasanya
menggunakan salah satu program analisis data kualitatif.
CODING DAN PENGEMBANGAN KATEGORI
Ini merupakan tahap utama selanjutnya dari analisis data kualitatif. Pada saat
inilah
anda
diharapkan
membaca
secara
teliti
data-data
yang
sudah
ditramnskripsikan barus demi baris, dan kemudian memilah-memilahnya ke dalam
unit-unit analisis yang bermakna (mempatok-patok data). Apabila anda menemukan
unit atau bahagian teks yang bermakna, maka anda harus memberinya kode.
Page
|2
Coding (pengkodean) didefenisikan sebagai upaya memilaih-milah data dengan
menggunakan symbol, kata-kata, atau kategori-kategori (label-labiel).
Sekali lagi, apabila anda menemukan unit yang bermakna dari teks yang
sudah ditranskripsikan itu, anda beri ia kode atau kategori untuk menandai segmen
(bahagian) tersebut.
Anda lanjutkan proses seperti ini terus menerus sampai
semua data sudah dipilah-pilah atas segmen-segmen seperti ini. Dan ini artinya
anda telah melakukan pengkodean awal.
Selama pengkoden, anda harus memiliki daftar induk (daftar dari semua
kode yang sudah disusun dan digunakan dalam penelitian anda ini). Kemudian,
kode-kode tersebut digunakan lagi untuk memilah-milah data baru ke dalam unitunit sejauh ditemuinya unit-unit yang bermakna.
Tabel 17.2 adalah contoh bagaimana pengkodean dilaksanakan. Hasil
pengkodean yang anda lakukan belum tentu sama dengan pengkodean yang
dilakukan orang lain walaupun data yang diberi kode itu sama.
Tabel 17.2
Jawaban terhadap pertanyaan terbuka yang belum tersusun.
Pertanyaannya adalah” Apa-apa saja masalah yang secara khusus
perlu dicarikan penyelesaiannya di dalam organisasi tempat anda
bekerja?”
==================================================
==============================
Jawaban para responden
Ruangan di kantor kami kurang memadai besarnya
Perabot sudah usang dan perlu diganti
Layanan kebersihan yang lebih baik diperlukan
Rekrutmen pegawai dan standar penggajian yang lebih objektif
Diperlukan penilaian kinerja dan system penghargaan yang objektif
Penerapkan kebijakan perlu dilakukan secara konsisten
Terdapat masalah-masalah kepemimpianan di kantor ini
Pegawai yang tidak lagi produktif supaya tidak dipertahankan lagi
Masing-masing bahagian di kantor ini memiliki pandangangan yang kurang pas
terhadap bahagian-bahagian lainnya
Keputusan sering diambil atas dasar informaasi yang tidak akurat
Kami memerlukan peluang-peluang untuk maju dan berkembang
Page
|3
Produk kantor ini tidak konsisiten karena terlampau banyak gaya yang berbeda
Terlalu banyak gossip dan kritikan yang beredar
Tanggung jawab dari staf pada masing-masing tingkat tidak jelas
Perlu ada Kotak Usulan di kantor ini
Kami memerlukan lebih banyak personal computer (PC)
Banyak sekali sentiment “kekitaan” dan “kemerekaan” terbentuk
Perhatian terhadap kebutuhan-kebutuhan individu kurang sekali
Terdapat perlakukan yang diskrimitatif atas dasar “likes” dan “dislikes”
Pada setiap tataran di kantor ini diperlukan pelatihan-pelatihan yang lebih banyak
Cara menilai kemampuan dan kinerja staf yang lebih baik diperlukan agar promosi
bisa objektif
Pelatihan diperlukan bagi karyawan-karyawan yang baru diangkat
Banyak karyawan yang melakukan beban tugas dari karyawan yang tidak terampil
Kantor ini berorientasi pada “lingkaran sendiri”
Pada setiap tingkat dan antar tingkat terdapat urutan kepangkatan yang kaku
Komunikasi perlu lebih ditingkatkan
Bahagian-bahagian tertentu di kantor ini dianggap elit
Untuk produk (layanan) yang dipasarkan, terlalu banyak jalur birokrasinya
Terlalu banyak tanda tangan yang diperlukan
Terlalu banyak tumpang tindih dan pengulangan yang tidak perlu
Bahagian-bahagian bekerja sendiri-sendiri bahkan saling menjegal ketimbang
bekerja sebagai sebuah tim
Perhatikan cara saya memberikan kode pada data-data di atas:
Tabel 17.3 Kategorisasi jawaban responden terhadap pertanyaan terbuka : ” Apaapa saja masalah yang secara khusus perlu dicarikan
penyelesaiannya di dalam organisasi tempat anda bekerja?”
KATEGORI INDUKTIF
JAWABAN RESPONDEN
Masalah-masalah manajemen
Terdapat masalah-masalah kepemimpinan
Perlu ada Kotak Usulan di kantor ini
Perhatian terhadap kebutuhan-kebutuhan individu
kurang sekali
Page
|4
Terdapat perlakukan yang diskrimitatif atas dasar
“likes” dan
“dislikes”
Keputusan sering diambil atas dasar informaasi yang
tidak akurat
Penerapkan kebijakan perlu dilakukan secara
konsisten
Lingkungan fsik
Layanan kebersihan yang lebih baik diperlukan
Perabot sudah usang dan perlu diganti
Kami memerlukan lebih banyak personal
computer (PC)
Ruangan di kantor kami kurang memadai besarnya
Masalah-masalah kepegawaian
Rekrutmen pegawai dan standar penggajian
yang lebih objektif
Diperlukan penilaian kinerja dan system penghargaan
yang objektif
Pegawai yang tidak lagi produktif supaya tidak
dipertahankan lagi
Cara menilai kemampuan dan kinerja staf yang lebih
baik diperlukan
agar promosi bisa objektif
Pengembangan staf
Pada setiap tataran di kantor ini diperlukan
pelatihan yang lebih
banyak
Pelatihan diperlukan bagi karyawan-karyawan yang
baru diangkat
Banyak karyawan yang memikul beban tugas
karyawan yang tidak
terampil
Kami memerlukan peluang-peluang untuk maju dan
berkembang
Page
|5
Hubungan-hubungan intra
Kantor ini berorientasi pada “lingkaran sendiri”
kelompok dan antar
Banyak sekali sentiment “kekitaan” dan
“kemerekaan” terbentuk
individu
Pada setiap tingkat dan antar tingkat terdapat urutan
kepangkatan
yang kaku
Komunikasi perlu lebih ditingkatkan
Terlalu banyak gossip dan kritikan yang beredar
Bahagian-bahagian tertentu di kantor ini dianggap elit
Masing-masing bahagian di kantor ini memiliki
pandangangan yang
kurang pas terhadap bahagian-bahagian lainnya
Struktur Kerja
Untuk produk (layanan) yang dipasarkan, terlalu
banyak jalur
birokrasinya
Terlalu banyak tanda tangan yang diperlukan
Tanggung jawab dari staf pada masing-masing tingkat
tidak jelas
Bahagian-bahagian bekerja sendiri-sendiri bahkan
saling menjegal
ketimbang bekerja sebagai sebuah tim
Terlalu banyak tumpang tindih dan pengulangan yang
tidak perlu
Produk kantor ini tidak konsisiten karena terlampau
banyak gaya yang
berbeda
Penelitian kualitatif menjadi lebih dapat dipertahankan apabila terdapat lebih
dari satu orang pengkode dan apabila terdapat reliabilitas yang tinggi antar dan
intra pengkode. Reliabilitas antar pengkode adalah konsistensi di antara
masing-masing
pengkode;
Reliabilitas
dilakukan oleh seorang pengkode.
intra
pengkode
konsistensi
yang
Page
|6
Pengkodean Induktif dan priori
Ada beberapa jenis pengkodean yang digunakan dalam analisis data
kualitatif. Anda bisa menggunakan seperangkat kode yang sudah ada terhadap
data-data anda. Ini disebut priori codes. Priori codes adalah kode-kode yang
sudah dikembangkan sebelum data-data dikumpulkan. Banyak diantara peneliti
kualitatif suka mengembangkan kode-kode sewaktu data-data yang ada diteliti
ulang. Kode-kode ini disebut kode induktif. Inductive codes adalah kode-kode
yang dikembangkan atau disusun oleh si peneliti langsung pada saat ia meneliti
ulang data-data yang ada.
KODE TUMPANG TINDIH
Ketika anda mengkode data-data anda, bisa saja terjadi bahwa satu segmen
data dikode lebih dari satu kali. Sebenarnya hal itu tidak apa dan biasa terjadi.
Seperangkat kode seperti ini disebut co-occuring codes (kode tumpang tindih).
Kode tumpang tindih adalah kode yang baik sebahagian maupun seluruhnya
tumpang tindih. Dengan kata lain, satu baris atau satu segment teks bisa jadi
dikode lebih dari satu kali.
Sering juga terjadi anda tertarik pada karakteristik individu yang anda teliti.
Karenanya, anda bisa menggunakan kode yang berlaku untuk keseluruhan protocol
atau transkrip yang anda beri kode. Contohnya, kalau anda melihat pada
perkembangan bahasa pada anak-anak, anda mungin saja tertarik pada umurnya
atau pada jenis kelaminnya dan sebagainya. Kode-kode yang berlaku untuk
keseluruhan dokumen atau kasus, disebut facesheet codes.
Setelah anda selesai melakukan pengkodean awal terhadap data-data anda,
anda tentu akan mencoba menyarikan dan menyusun data-data tersebut. Anda
tentu juga akan terus memperbaiki dan merevisi kode-kode yang anda pakai.
Langkah utama menyarikan ini mencakup proses-proses seperti enumerasi dan
mencari hubungan-hubungan yang terdapat di dalam data.
ENUMERASI
Enumerasi adalah suatu proses pengkuantifkasian data, dan ini sering
dilakukan dalam penelitian kuantitatif. Contoh, anda mungkin mnghtung jumlah
munculnya sebauh kata di dalam dokumen atau anda bisa jadi menghitung berapa
Page
|7
kali sebuah kode digunakan untuk mengkode data. Enumerasi sangat bermanfaat
untuk mengklarifkasi kata-kata yang akan anda gunakan di dalam laporan anda
seperti “banyak”, “beberapa”, “sedikit”, “hamper semua” dan sebagainya. Angkaangka tersebut akan membantu mengklarifkasi apa yang anda maaksudkan
dengan frekuensi. Ketika membaca “angka” dalam penelitian kualitatif, anda
sebaiknya selalu mengecek basis dari angka tersebut. Contoh, apabila sebuah kata
muncul banyak sekali dan basis adalah jumlah total kata di dalam dokumen teks,
maka alas- annya boleh jadi banyak orang yang menggunakan kata tersebut atau
bisa juga terjadi hanya satu orang yang menggunakan kata itu tapi sering.
SISTEM PENGKATEGORIAN SECARA HIERARKIS
Kadang-kadang, kode-kode dan kategori-kategori dapat disusun menjadi
tingkat atau hierarki yang berbeda. Contoh, kategori buah-buahan memiliki jenis
yang berbeda (jeruk, mangga, apel, dll.). Beberapa gagasan atau tema ada sifatnya
yang lebih umum
dibandingkan dengan yang lain, dan karenanya kodenya
dilakukan secara vertical. Salah satu contoh yang menarik (lihat Skema 17.2)
adalah
klasifkasi
hierarkis
yang
dibuat
oleh
Frontman
dan
Kunkel
yang
memperlihatkan kategorisasi keberhasilan konseler pada tahap awal konseling
(indikator-indikator apa saja yang dilihat konselor terkait dengan keberhasilan).
Sistem klasifkasi mereka tersebut memiliki empat tataran dan banyak kategori.
Inilah sebagian dari sistem katgori mereka tersebut:
MEMPERLIHATKAN HUBUNGAN ANTARA KATEGORI-LATEGORI
Peneliti kualitatif memiliki pandangan yang luas berkenaan dengan apa yang
membangun hubungan. Sistem secara hierarkhis yang baru saja diperlihatkan
merupakan salah satu jenis hubungan ( hierarkhi atau tipe strict inclusison).Jenisjenis lain dari hubungan yang harus kita wanti-wanti diperlihatkan pada table
berikut:
TIPE HUBUNGAN
Strict inclusion
Spatial
dalam Y; X adalah
Sebab akibat
adalah penyebab dari Y
Alasan
BENTUK HUBUNGAN
X adalah sejenis Y
X adalah sebuah ruangan di
bahagian dari Y
X adalah akibat dari Y;
X
X adalah alas an untuk
Page
|8
melakukan Y
Lokasi untuk kegiatan
melaksanakan Y
Fungsi
Cara – alat
melakukan Y
Urutan
(tahapan) dari Y
Karakteristik
(karakteristik) dari Y
X adalah tempat
X digunakan untuk Y
X adalah cara untuk
X adalah salah satu langkah
X adalah atribut
SOURCE: Diadaptasi dari J.P. Spradley, 1979, hal. 111.
Untuk latihan, cari sendiri contoh untuk masing-masing tipe hubungan menurut
Spradley ini. Coba juga cari contoh dari beberapa tipe hubungan yang tidak
dicantumkan oleh Spradley!
|1
ANALISIS DATA KUALITATIF
ANALISIS BERKETERUSAN
Analisis data dalam penelitian kualitatif cenderung merupakan interim
analysis, yakni proses yang berketerusan dan tidak linear:
(a) Istilah ini (interim analysis)memperlihatkan bahwa pengumpulan dan
analisis data dilakukan secara serempak (bolak balik) selama kegiatan
penelitian berlangsung tanpa ada garis pemisah yang jelas. Analisis data
dilakukan walaupun pengumpulan data belum selesai.
(b) Analisis berlangsung sampai proses atau topic yang diminati oleh si
peneliti difahami (sampai habis waktu dan sumber daya yang bisa
disediakan).
MEMOING
Sepanjang dilakukannya analisis data kualitatif ada baiknya si peneliti
melakukan apa yang disebut memoing (=membuat catatan refektif tentang apa
yang dipelajari dari data yang ada). Membuat memo untuk diri anda sendiri kapan
saja timbul ide dan gagasan serta memasukkan memo ini sebagai data tambahan
yang akan dianalisis.
MEMASUKKAN DAN MENYIMPAN DATA
Peneliti kualitatif biasanya membuat transkripsi dari data-data yang dia
kumpulkan. Hasil interview, catatan hasil pengamatan lapangan, memo, dsb-nya
dimasukkan ke computer berupa teks yang kemudian bisa diproses (word
processing documents). Transkripsi inilah yang kemudian dianalisis, biasanya
menggunakan salah satu program analisis data kualitatif.
CODING DAN PENGEMBANGAN KATEGORI
Ini merupakan tahap utama selanjutnya dari analisis data kualitatif. Pada saat
inilah
anda
diharapkan
membaca
secara
teliti
data-data
yang
sudah
ditramnskripsikan barus demi baris, dan kemudian memilah-memilahnya ke dalam
unit-unit analisis yang bermakna (mempatok-patok data). Apabila anda menemukan
unit atau bahagian teks yang bermakna, maka anda harus memberinya kode.
Page
|2
Coding (pengkodean) didefenisikan sebagai upaya memilaih-milah data dengan
menggunakan symbol, kata-kata, atau kategori-kategori (label-labiel).
Sekali lagi, apabila anda menemukan unit yang bermakna dari teks yang
sudah ditranskripsikan itu, anda beri ia kode atau kategori untuk menandai segmen
(bahagian) tersebut.
Anda lanjutkan proses seperti ini terus menerus sampai
semua data sudah dipilah-pilah atas segmen-segmen seperti ini. Dan ini artinya
anda telah melakukan pengkodean awal.
Selama pengkoden, anda harus memiliki daftar induk (daftar dari semua
kode yang sudah disusun dan digunakan dalam penelitian anda ini). Kemudian,
kode-kode tersebut digunakan lagi untuk memilah-milah data baru ke dalam unitunit sejauh ditemuinya unit-unit yang bermakna.
Tabel 17.2 adalah contoh bagaimana pengkodean dilaksanakan. Hasil
pengkodean yang anda lakukan belum tentu sama dengan pengkodean yang
dilakukan orang lain walaupun data yang diberi kode itu sama.
Tabel 17.2
Jawaban terhadap pertanyaan terbuka yang belum tersusun.
Pertanyaannya adalah” Apa-apa saja masalah yang secara khusus
perlu dicarikan penyelesaiannya di dalam organisasi tempat anda
bekerja?”
==================================================
==============================
Jawaban para responden
Ruangan di kantor kami kurang memadai besarnya
Perabot sudah usang dan perlu diganti
Layanan kebersihan yang lebih baik diperlukan
Rekrutmen pegawai dan standar penggajian yang lebih objektif
Diperlukan penilaian kinerja dan system penghargaan yang objektif
Penerapkan kebijakan perlu dilakukan secara konsisten
Terdapat masalah-masalah kepemimpianan di kantor ini
Pegawai yang tidak lagi produktif supaya tidak dipertahankan lagi
Masing-masing bahagian di kantor ini memiliki pandangangan yang kurang pas
terhadap bahagian-bahagian lainnya
Keputusan sering diambil atas dasar informaasi yang tidak akurat
Kami memerlukan peluang-peluang untuk maju dan berkembang
Page
|3
Produk kantor ini tidak konsisiten karena terlampau banyak gaya yang berbeda
Terlalu banyak gossip dan kritikan yang beredar
Tanggung jawab dari staf pada masing-masing tingkat tidak jelas
Perlu ada Kotak Usulan di kantor ini
Kami memerlukan lebih banyak personal computer (PC)
Banyak sekali sentiment “kekitaan” dan “kemerekaan” terbentuk
Perhatian terhadap kebutuhan-kebutuhan individu kurang sekali
Terdapat perlakukan yang diskrimitatif atas dasar “likes” dan “dislikes”
Pada setiap tataran di kantor ini diperlukan pelatihan-pelatihan yang lebih banyak
Cara menilai kemampuan dan kinerja staf yang lebih baik diperlukan agar promosi
bisa objektif
Pelatihan diperlukan bagi karyawan-karyawan yang baru diangkat
Banyak karyawan yang melakukan beban tugas dari karyawan yang tidak terampil
Kantor ini berorientasi pada “lingkaran sendiri”
Pada setiap tingkat dan antar tingkat terdapat urutan kepangkatan yang kaku
Komunikasi perlu lebih ditingkatkan
Bahagian-bahagian tertentu di kantor ini dianggap elit
Untuk produk (layanan) yang dipasarkan, terlalu banyak jalur birokrasinya
Terlalu banyak tanda tangan yang diperlukan
Terlalu banyak tumpang tindih dan pengulangan yang tidak perlu
Bahagian-bahagian bekerja sendiri-sendiri bahkan saling menjegal ketimbang
bekerja sebagai sebuah tim
Perhatikan cara saya memberikan kode pada data-data di atas:
Tabel 17.3 Kategorisasi jawaban responden terhadap pertanyaan terbuka : ” Apaapa saja masalah yang secara khusus perlu dicarikan
penyelesaiannya di dalam organisasi tempat anda bekerja?”
KATEGORI INDUKTIF
JAWABAN RESPONDEN
Masalah-masalah manajemen
Terdapat masalah-masalah kepemimpinan
Perlu ada Kotak Usulan di kantor ini
Perhatian terhadap kebutuhan-kebutuhan individu
kurang sekali
Page
|4
Terdapat perlakukan yang diskrimitatif atas dasar
“likes” dan
“dislikes”
Keputusan sering diambil atas dasar informaasi yang
tidak akurat
Penerapkan kebijakan perlu dilakukan secara
konsisten
Lingkungan fsik
Layanan kebersihan yang lebih baik diperlukan
Perabot sudah usang dan perlu diganti
Kami memerlukan lebih banyak personal
computer (PC)
Ruangan di kantor kami kurang memadai besarnya
Masalah-masalah kepegawaian
Rekrutmen pegawai dan standar penggajian
yang lebih objektif
Diperlukan penilaian kinerja dan system penghargaan
yang objektif
Pegawai yang tidak lagi produktif supaya tidak
dipertahankan lagi
Cara menilai kemampuan dan kinerja staf yang lebih
baik diperlukan
agar promosi bisa objektif
Pengembangan staf
Pada setiap tataran di kantor ini diperlukan
pelatihan yang lebih
banyak
Pelatihan diperlukan bagi karyawan-karyawan yang
baru diangkat
Banyak karyawan yang memikul beban tugas
karyawan yang tidak
terampil
Kami memerlukan peluang-peluang untuk maju dan
berkembang
Page
|5
Hubungan-hubungan intra
Kantor ini berorientasi pada “lingkaran sendiri”
kelompok dan antar
Banyak sekali sentiment “kekitaan” dan
“kemerekaan” terbentuk
individu
Pada setiap tingkat dan antar tingkat terdapat urutan
kepangkatan
yang kaku
Komunikasi perlu lebih ditingkatkan
Terlalu banyak gossip dan kritikan yang beredar
Bahagian-bahagian tertentu di kantor ini dianggap elit
Masing-masing bahagian di kantor ini memiliki
pandangangan yang
kurang pas terhadap bahagian-bahagian lainnya
Struktur Kerja
Untuk produk (layanan) yang dipasarkan, terlalu
banyak jalur
birokrasinya
Terlalu banyak tanda tangan yang diperlukan
Tanggung jawab dari staf pada masing-masing tingkat
tidak jelas
Bahagian-bahagian bekerja sendiri-sendiri bahkan
saling menjegal
ketimbang bekerja sebagai sebuah tim
Terlalu banyak tumpang tindih dan pengulangan yang
tidak perlu
Produk kantor ini tidak konsisiten karena terlampau
banyak gaya yang
berbeda
Penelitian kualitatif menjadi lebih dapat dipertahankan apabila terdapat lebih
dari satu orang pengkode dan apabila terdapat reliabilitas yang tinggi antar dan
intra pengkode. Reliabilitas antar pengkode adalah konsistensi di antara
masing-masing
pengkode;
Reliabilitas
dilakukan oleh seorang pengkode.
intra
pengkode
konsistensi
yang
Page
|6
Pengkodean Induktif dan priori
Ada beberapa jenis pengkodean yang digunakan dalam analisis data
kualitatif. Anda bisa menggunakan seperangkat kode yang sudah ada terhadap
data-data anda. Ini disebut priori codes. Priori codes adalah kode-kode yang
sudah dikembangkan sebelum data-data dikumpulkan. Banyak diantara peneliti
kualitatif suka mengembangkan kode-kode sewaktu data-data yang ada diteliti
ulang. Kode-kode ini disebut kode induktif. Inductive codes adalah kode-kode
yang dikembangkan atau disusun oleh si peneliti langsung pada saat ia meneliti
ulang data-data yang ada.
KODE TUMPANG TINDIH
Ketika anda mengkode data-data anda, bisa saja terjadi bahwa satu segmen
data dikode lebih dari satu kali. Sebenarnya hal itu tidak apa dan biasa terjadi.
Seperangkat kode seperti ini disebut co-occuring codes (kode tumpang tindih).
Kode tumpang tindih adalah kode yang baik sebahagian maupun seluruhnya
tumpang tindih. Dengan kata lain, satu baris atau satu segment teks bisa jadi
dikode lebih dari satu kali.
Sering juga terjadi anda tertarik pada karakteristik individu yang anda teliti.
Karenanya, anda bisa menggunakan kode yang berlaku untuk keseluruhan protocol
atau transkrip yang anda beri kode. Contohnya, kalau anda melihat pada
perkembangan bahasa pada anak-anak, anda mungin saja tertarik pada umurnya
atau pada jenis kelaminnya dan sebagainya. Kode-kode yang berlaku untuk
keseluruhan dokumen atau kasus, disebut facesheet codes.
Setelah anda selesai melakukan pengkodean awal terhadap data-data anda,
anda tentu akan mencoba menyarikan dan menyusun data-data tersebut. Anda
tentu juga akan terus memperbaiki dan merevisi kode-kode yang anda pakai.
Langkah utama menyarikan ini mencakup proses-proses seperti enumerasi dan
mencari hubungan-hubungan yang terdapat di dalam data.
ENUMERASI
Enumerasi adalah suatu proses pengkuantifkasian data, dan ini sering
dilakukan dalam penelitian kuantitatif. Contoh, anda mungkin mnghtung jumlah
munculnya sebauh kata di dalam dokumen atau anda bisa jadi menghitung berapa
Page
|7
kali sebuah kode digunakan untuk mengkode data. Enumerasi sangat bermanfaat
untuk mengklarifkasi kata-kata yang akan anda gunakan di dalam laporan anda
seperti “banyak”, “beberapa”, “sedikit”, “hamper semua” dan sebagainya. Angkaangka tersebut akan membantu mengklarifkasi apa yang anda maaksudkan
dengan frekuensi. Ketika membaca “angka” dalam penelitian kualitatif, anda
sebaiknya selalu mengecek basis dari angka tersebut. Contoh, apabila sebuah kata
muncul banyak sekali dan basis adalah jumlah total kata di dalam dokumen teks,
maka alas- annya boleh jadi banyak orang yang menggunakan kata tersebut atau
bisa juga terjadi hanya satu orang yang menggunakan kata itu tapi sering.
SISTEM PENGKATEGORIAN SECARA HIERARKIS
Kadang-kadang, kode-kode dan kategori-kategori dapat disusun menjadi
tingkat atau hierarki yang berbeda. Contoh, kategori buah-buahan memiliki jenis
yang berbeda (jeruk, mangga, apel, dll.). Beberapa gagasan atau tema ada sifatnya
yang lebih umum
dibandingkan dengan yang lain, dan karenanya kodenya
dilakukan secara vertical. Salah satu contoh yang menarik (lihat Skema 17.2)
adalah
klasifkasi
hierarkis
yang
dibuat
oleh
Frontman
dan
Kunkel
yang
memperlihatkan kategorisasi keberhasilan konseler pada tahap awal konseling
(indikator-indikator apa saja yang dilihat konselor terkait dengan keberhasilan).
Sistem klasifkasi mereka tersebut memiliki empat tataran dan banyak kategori.
Inilah sebagian dari sistem katgori mereka tersebut:
MEMPERLIHATKAN HUBUNGAN ANTARA KATEGORI-LATEGORI
Peneliti kualitatif memiliki pandangan yang luas berkenaan dengan apa yang
membangun hubungan. Sistem secara hierarkhis yang baru saja diperlihatkan
merupakan salah satu jenis hubungan ( hierarkhi atau tipe strict inclusison).Jenisjenis lain dari hubungan yang harus kita wanti-wanti diperlihatkan pada table
berikut:
TIPE HUBUNGAN
Strict inclusion
Spatial
dalam Y; X adalah
Sebab akibat
adalah penyebab dari Y
Alasan
BENTUK HUBUNGAN
X adalah sejenis Y
X adalah sebuah ruangan di
bahagian dari Y
X adalah akibat dari Y;
X
X adalah alas an untuk
Page
|8
melakukan Y
Lokasi untuk kegiatan
melaksanakan Y
Fungsi
Cara – alat
melakukan Y
Urutan
(tahapan) dari Y
Karakteristik
(karakteristik) dari Y
X adalah tempat
X digunakan untuk Y
X adalah cara untuk
X adalah salah satu langkah
X adalah atribut
SOURCE: Diadaptasi dari J.P. Spradley, 1979, hal. 111.
Untuk latihan, cari sendiri contoh untuk masing-masing tipe hubungan menurut
Spradley ini. Coba juga cari contoh dari beberapa tipe hubungan yang tidak
dicantumkan oleh Spradley!