Tata Cara Mengubur Jenazah (1)
Tata Cara Mengubur Jenazah
Monday, January 16th 2012. | Masalah Agama
Sebelumnya, Materi Dakwah Islam dan Kultum telah memposting Cara Merawat Jenazah
Sesuai Sunnah Rasul, Cara Memandikan Jenazah Sesuai Sunnah Rasulullah, Cara
Mengkafani Jenazah Sesuai Sunnah, dan Tata Cara Shalat Jenazah. Kali ini tema yang
diangkat adalah tentang menguburkan jenazah sesuai sunnah dan menurut tuntunan
Rasul.
Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya, bahwa dalam merawat jenazah telah ada
tuntunan baku dari Rasulullah. Umat Islam tinggal melaksanakan sesuai ketentuan dan
tuntunan tersebut.
Berikut ini adalah tata cara penguburan jenazah sesuai dengan ketentuan atau sunnah
Rasulullah yang dalam pelaksanaannya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Persiapan
1. Liang kubur hendaknya dibuat yang dalam, pada tanah yang kuat, sehingga
tidak sampai tercium bau jasadnya, aman dari gangguan hewan pemakan
bankai/binatang buas dan longsor atau tergusur oleh aliran air
2. Liang kubur dapat berupa lahad yaitu liang yang dibuat khusus di dasar kubur
pada arah kiblat (pinggir) untuk meletakkan jenazah, atau syiq yaitu liang
yang dibuat khusus di dasar kubur pada bagian tengahnya. (Lihat gambarpada
lampiran).
3. Seyogyanya dikuburkan di kuburan khusus kaum Muslim yang terdekat,
kecuali dalarn keadaan darurat
4. Jangan mengubur jenazah pada 3 (tiga) waktu:
1. Ketika terbit matahari hingga naik
2. Ketika matahari di tengah-tengah
3. Ketika matahari hampir terbenam hingga betul-berul terbenam.
5. Penutup lubang kubur harus kuat dengan menggunakan kayu, bambu atau batu
sebagai penyangga sehingga tidak mudah longsor ke bawah
6. Usungan keranda jenazah hendaklah tertutup rapat dan sederhana.
2. Membawa (Mengusung) jenazah
1. Jenazah dibawa (diusung) ke kuburan dengan diiringi oleh sanak kerabat dan
handai tolan
2. Dalam mengiringi jenazah hendaklah menunjukkan sikap berkabung dan
jangan bersenda gurau, tidak bersuara, termasuk berdzikir maupun membaca
Al-Qur’an
3. Pengiring jenazah yang berjalan kaki berada di sekitar jenazah, sedangkan
yang berkendaraan berada di belakang
4. Orang yang melihat iringan jenazah hendaklah menghormati dengan berdiri
tegak, bagi yang berkendaraan atau berjalan hendaklah berhenti, hingga
jenazah lewat
5. Para pengiring jenazah jangan duduk lebih dahulu sebelum jenazah diturunkan
dari pundak pembawanya
6. Pengiring jenazah bila memasuki kuburan hendaklah mengucapkan salam dan
melepaskan alas kaki.
Adapun bacaan salam ketika memasuki kuburan adalah:
1. membaca do’a
اللهم لتخرمنا اجرهم ول تفتنا بعدهم.السلم عليكم دار قوم مؤمنين وانا انشاء ال بكم لحقون
“ASSALA-MU ‘ALAIKUM DA-RA QOUMIN MU’MINI-NA WA INN A ISSYAALLO-HU LA-KHIQU-N. ALLOHUMMA LA-TAKHRIMNA-AJROHUM WALA
TAFTINNA-BADAHUM”.
“Semoga kedamaian tercurah kepadamu, wahai perumahan orang-orang yang
Mukmin. Dan insya Allah, kami akan menyusul kamu sekalian. Ya Allah, janganlah
Engkau menjauhkan kami dari pahala mereka dan janganlah Engkau timbulkan fitnah
kepada kami, sepeninggal mereka”.
2. Atau membaca
نسئلوا ال لنا ولكم.السلم عليكم اهل الديار من المؤمنين والمسلمين وانا ان شاء ال بكم لحقون
العاقبة
“ASSALA-MU ‘ALAIKUM AHLAD DIYARI MINAL MU’MINI-NA WAL
MUSLIMIN, WA INNA- INSYA- ALLO-HU BIKUM LA-KHIQU-N. NAS
ALULLO-HA LANA WA LAKUMUL ‘AFIYAH”
“Semoga kedamaian tercurah kepadamu penghuni perumahan dari orang-orang
mukmin dan orang-orang muslim. Dan kami akan menyusul, insya Allah. Kami
memohon kepada Allah ‘afiyah (kebaikan) bagi kami dan bagi kamu”.
3. Atau membaca
اللهم اغفر.السلم عليكم دار قوم مؤمنين واتاكم ماتدعون غدا مؤجلون وانا ان شاء ال بكم لحقون
… لهل.
“ASSALA-MU ‘ALAIKUM DA-RA QOUMIN MU’MINI-N, WA ATA-KUM MA
TU-‘ADU-NA GHODAN MUAJJALU-N, WAINNA-INSYAALLO-HU BIKUM
LA-KHIQU-N. ALLO-HUMMAGHFIR LIAHLI…. (sebutnamanya).
“Semoga kedamaian tercurah kepadamu, wahai penghuni perumahan orang-orang
Mukmin. Dan semoga kamu segera memperoleh apa yang telah dijanjikan kepadamu.
Dan insya Allah kami akan menyusul kamu. Ya Allah, berilah ampunan kepada
penghuni kuburan (makam) (sebut namanya)”.
4. Kaum wanita, walau keluarga dekat, sebaiknya tidak ikut ke kuburan dalam proses
penguburan.
Tata Cara Mengubur Jenazah
1. Dua atau tiga orang dari keluarga rerdekat jenazah dan diutamakan yang tidak junub
pada malam hari sebelumnya, masuk ke dalam liang kubur dengan berdiri untuk
menerima jenazah
2. Jenazah dimasukkan dari arah kaki kubur dengan mendahulukan kepala, sambil
membaca:
بسم ال وعلي ملة رسول ال
“BISMILLA-HI WA ‘ALA- MILLATI RASUULILLA-H”.
“Dengan nama Allah dan afas agama Rasulullah”
3. Khusus ketika memasukkan jenazah perempuan hendaklah dibentangkan kain di atas
liang kuburnya
4. Miringkan jenazah ke sisi kanan, menghadap kiblat
5. Adapun melepas tali-talinya dan membuka kain yang menutupi pipi dan jari-jari
kakinya sehingga menempel ke tanah, serta memasang bantalan (gelu; Jawa) tidak ada
tuntunan dari Nabi saw
6. Menutup dengan papan, bambu, atau batu lempeng, dengan memberi rongga
secukupnya
7. Menimbun liang kubur itu dengan tanah dan boleh ditinggikan kurang lebih satu
jengkal
8. Memasang tanda dengan sebuah batu, kayu atau bambu pada arah kepala saja tanpa
diberi identitas apapun
9. Bagi pengiring jenazah dan yang menyaksikan penguburannya seyogyanya
menaburkan tanah ke atas kuburannya tiga kali
10. Bagi pengiring jenazah yang tiba di kuburan ketika kubur belum selesai digali
hendaklah duduk menghadap kiblat dan jangan duduk di atas kuburan
11. Memintakan ampunan dan keteguhan dalam jawaban bagi ienazah dan mendoakannya
sambil berdiri.
Catatan:
Jenazah diperbolehkan untuk dimasukkan ke dalam peti bila tanahnya berair atau
jenazah dalam keadaan rusak
Pada prinsipnya satu jenazah dikubur dalam satu liang kubur, tetapi tidak ada larangan
untuk mengubur beberapa jenazah dalam satu liang kubur dengan posisi berjajar
(tidak bersusun)
Memindahkan kuburan diperbolehkan dengan alasan darurat atau demi kemaslahatan,
dengan hati-hati dan memuliakan jenazah
Autopsi (pembedahan) pada jenazah diperbolehkan atas dasar keperluan mendesak
(kesehatan, penyelidikan, dan Iain-lain) hingga terpenuhinya tujuan pembedahan,
kemudian jenazah diperlakukan sebagaimana mestinya, menuru t aturan sunnah
Penguburan di laut (dari kapal) dilakukan dengan memberi pemberat di bagian kaki
jenazah supaya tenggelam sebagai pengganti penguburan. Sebelumnya jenazah
dirawat seperti biasa.
Larangan yang berkaitan dengan kuburan:
1. Meninggikan timbunan kuburan lebih dari satu jengkal dari atas permukaan tanah
2. Menembok kuburan sehingga menjadi bangunan
3. Menulisi kuburan dengan berbagai tulisan, seperti nama keluarga, dan lain-lain
4. Duduk di atas kuburan
5. Menjadikan kuburan sebagai bangunan masjid
6. Berjalan di antara kubur dengan memakai alas kaki
7. Semua hal, kegiatan, yang menjurus ke arah syirik dan takhayul, seperti: berwasilah
kepada orang yang telah mati, meminta restu kepada orang yang telah mati
8. Perempuan yang selalu/sering berziarah kubur.
Monday, January 16th 2012. | Masalah Agama
Sebelumnya, Materi Dakwah Islam dan Kultum telah memposting Cara Merawat Jenazah
Sesuai Sunnah Rasul, Cara Memandikan Jenazah Sesuai Sunnah Rasulullah, Cara
Mengkafani Jenazah Sesuai Sunnah, dan Tata Cara Shalat Jenazah. Kali ini tema yang
diangkat adalah tentang menguburkan jenazah sesuai sunnah dan menurut tuntunan
Rasul.
Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya, bahwa dalam merawat jenazah telah ada
tuntunan baku dari Rasulullah. Umat Islam tinggal melaksanakan sesuai ketentuan dan
tuntunan tersebut.
Berikut ini adalah tata cara penguburan jenazah sesuai dengan ketentuan atau sunnah
Rasulullah yang dalam pelaksanaannya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Persiapan
1. Liang kubur hendaknya dibuat yang dalam, pada tanah yang kuat, sehingga
tidak sampai tercium bau jasadnya, aman dari gangguan hewan pemakan
bankai/binatang buas dan longsor atau tergusur oleh aliran air
2. Liang kubur dapat berupa lahad yaitu liang yang dibuat khusus di dasar kubur
pada arah kiblat (pinggir) untuk meletakkan jenazah, atau syiq yaitu liang
yang dibuat khusus di dasar kubur pada bagian tengahnya. (Lihat gambarpada
lampiran).
3. Seyogyanya dikuburkan di kuburan khusus kaum Muslim yang terdekat,
kecuali dalarn keadaan darurat
4. Jangan mengubur jenazah pada 3 (tiga) waktu:
1. Ketika terbit matahari hingga naik
2. Ketika matahari di tengah-tengah
3. Ketika matahari hampir terbenam hingga betul-berul terbenam.
5. Penutup lubang kubur harus kuat dengan menggunakan kayu, bambu atau batu
sebagai penyangga sehingga tidak mudah longsor ke bawah
6. Usungan keranda jenazah hendaklah tertutup rapat dan sederhana.
2. Membawa (Mengusung) jenazah
1. Jenazah dibawa (diusung) ke kuburan dengan diiringi oleh sanak kerabat dan
handai tolan
2. Dalam mengiringi jenazah hendaklah menunjukkan sikap berkabung dan
jangan bersenda gurau, tidak bersuara, termasuk berdzikir maupun membaca
Al-Qur’an
3. Pengiring jenazah yang berjalan kaki berada di sekitar jenazah, sedangkan
yang berkendaraan berada di belakang
4. Orang yang melihat iringan jenazah hendaklah menghormati dengan berdiri
tegak, bagi yang berkendaraan atau berjalan hendaklah berhenti, hingga
jenazah lewat
5. Para pengiring jenazah jangan duduk lebih dahulu sebelum jenazah diturunkan
dari pundak pembawanya
6. Pengiring jenazah bila memasuki kuburan hendaklah mengucapkan salam dan
melepaskan alas kaki.
Adapun bacaan salam ketika memasuki kuburan adalah:
1. membaca do’a
اللهم لتخرمنا اجرهم ول تفتنا بعدهم.السلم عليكم دار قوم مؤمنين وانا انشاء ال بكم لحقون
“ASSALA-MU ‘ALAIKUM DA-RA QOUMIN MU’MINI-NA WA INN A ISSYAALLO-HU LA-KHIQU-N. ALLOHUMMA LA-TAKHRIMNA-AJROHUM WALA
TAFTINNA-BADAHUM”.
“Semoga kedamaian tercurah kepadamu, wahai perumahan orang-orang yang
Mukmin. Dan insya Allah, kami akan menyusul kamu sekalian. Ya Allah, janganlah
Engkau menjauhkan kami dari pahala mereka dan janganlah Engkau timbulkan fitnah
kepada kami, sepeninggal mereka”.
2. Atau membaca
نسئلوا ال لنا ولكم.السلم عليكم اهل الديار من المؤمنين والمسلمين وانا ان شاء ال بكم لحقون
العاقبة
“ASSALA-MU ‘ALAIKUM AHLAD DIYARI MINAL MU’MINI-NA WAL
MUSLIMIN, WA INNA- INSYA- ALLO-HU BIKUM LA-KHIQU-N. NAS
ALULLO-HA LANA WA LAKUMUL ‘AFIYAH”
“Semoga kedamaian tercurah kepadamu penghuni perumahan dari orang-orang
mukmin dan orang-orang muslim. Dan kami akan menyusul, insya Allah. Kami
memohon kepada Allah ‘afiyah (kebaikan) bagi kami dan bagi kamu”.
3. Atau membaca
اللهم اغفر.السلم عليكم دار قوم مؤمنين واتاكم ماتدعون غدا مؤجلون وانا ان شاء ال بكم لحقون
… لهل.
“ASSALA-MU ‘ALAIKUM DA-RA QOUMIN MU’MINI-N, WA ATA-KUM MA
TU-‘ADU-NA GHODAN MUAJJALU-N, WAINNA-INSYAALLO-HU BIKUM
LA-KHIQU-N. ALLO-HUMMAGHFIR LIAHLI…. (sebutnamanya).
“Semoga kedamaian tercurah kepadamu, wahai penghuni perumahan orang-orang
Mukmin. Dan semoga kamu segera memperoleh apa yang telah dijanjikan kepadamu.
Dan insya Allah kami akan menyusul kamu. Ya Allah, berilah ampunan kepada
penghuni kuburan (makam) (sebut namanya)”.
4. Kaum wanita, walau keluarga dekat, sebaiknya tidak ikut ke kuburan dalam proses
penguburan.
Tata Cara Mengubur Jenazah
1. Dua atau tiga orang dari keluarga rerdekat jenazah dan diutamakan yang tidak junub
pada malam hari sebelumnya, masuk ke dalam liang kubur dengan berdiri untuk
menerima jenazah
2. Jenazah dimasukkan dari arah kaki kubur dengan mendahulukan kepala, sambil
membaca:
بسم ال وعلي ملة رسول ال
“BISMILLA-HI WA ‘ALA- MILLATI RASUULILLA-H”.
“Dengan nama Allah dan afas agama Rasulullah”
3. Khusus ketika memasukkan jenazah perempuan hendaklah dibentangkan kain di atas
liang kuburnya
4. Miringkan jenazah ke sisi kanan, menghadap kiblat
5. Adapun melepas tali-talinya dan membuka kain yang menutupi pipi dan jari-jari
kakinya sehingga menempel ke tanah, serta memasang bantalan (gelu; Jawa) tidak ada
tuntunan dari Nabi saw
6. Menutup dengan papan, bambu, atau batu lempeng, dengan memberi rongga
secukupnya
7. Menimbun liang kubur itu dengan tanah dan boleh ditinggikan kurang lebih satu
jengkal
8. Memasang tanda dengan sebuah batu, kayu atau bambu pada arah kepala saja tanpa
diberi identitas apapun
9. Bagi pengiring jenazah dan yang menyaksikan penguburannya seyogyanya
menaburkan tanah ke atas kuburannya tiga kali
10. Bagi pengiring jenazah yang tiba di kuburan ketika kubur belum selesai digali
hendaklah duduk menghadap kiblat dan jangan duduk di atas kuburan
11. Memintakan ampunan dan keteguhan dalam jawaban bagi ienazah dan mendoakannya
sambil berdiri.
Catatan:
Jenazah diperbolehkan untuk dimasukkan ke dalam peti bila tanahnya berair atau
jenazah dalam keadaan rusak
Pada prinsipnya satu jenazah dikubur dalam satu liang kubur, tetapi tidak ada larangan
untuk mengubur beberapa jenazah dalam satu liang kubur dengan posisi berjajar
(tidak bersusun)
Memindahkan kuburan diperbolehkan dengan alasan darurat atau demi kemaslahatan,
dengan hati-hati dan memuliakan jenazah
Autopsi (pembedahan) pada jenazah diperbolehkan atas dasar keperluan mendesak
(kesehatan, penyelidikan, dan Iain-lain) hingga terpenuhinya tujuan pembedahan,
kemudian jenazah diperlakukan sebagaimana mestinya, menuru t aturan sunnah
Penguburan di laut (dari kapal) dilakukan dengan memberi pemberat di bagian kaki
jenazah supaya tenggelam sebagai pengganti penguburan. Sebelumnya jenazah
dirawat seperti biasa.
Larangan yang berkaitan dengan kuburan:
1. Meninggikan timbunan kuburan lebih dari satu jengkal dari atas permukaan tanah
2. Menembok kuburan sehingga menjadi bangunan
3. Menulisi kuburan dengan berbagai tulisan, seperti nama keluarga, dan lain-lain
4. Duduk di atas kuburan
5. Menjadikan kuburan sebagai bangunan masjid
6. Berjalan di antara kubur dengan memakai alas kaki
7. Semua hal, kegiatan, yang menjurus ke arah syirik dan takhayul, seperti: berwasilah
kepada orang yang telah mati, meminta restu kepada orang yang telah mati
8. Perempuan yang selalu/sering berziarah kubur.