IDENTIFIKASI SUMBER PAKAN BABIRUSA Babir (1)
IDENTIFIKASI SUMBER PAKAN BABIRUSA (Babirusa Babirousa)
DI CAGAR ALAM NANTU PROVINSI GORONTALO
Dian Puspaningrum
Staf Pengajar Fakultas Kehutanan Universitas Gorontalo
Abstrak
Salah satu fauna yang bersifat endemik di pulau Sulawesi adalah
babirusa (Babirusa babirousa). Fauna endemik ini memerlukan upaya
konservasi sehingga keberadaannya di alam dapat dipertahankan mengingat
jenis serta komposisi dari pakan utama Babirusa di habitat aslinya belum
banyak diketahui oleh karena kurangnya studi mengenai hal itu. Salah satu
upaya untuk melestarikan Babirusa adalah dengan memperbanyak jenisjenis vegetasi yang digemari oleh Babirusa. Dengan demikian diharapkan
daya dukung alam secara khusus habitat Babirusa dalam menyediakan
sumber pakan yang mencukupi dapat dipertahankan.
Penelitian ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jenis-jenis serta komposisi pakan
utama Babirusa di habitat aslinya dan kelimpahan masing-masing jenis
pakan utama Babirusa di habitat aslinya.
Pengambilan data untuk
melakukan Survey Pakan Babirusa diambil dengan melakukan analisis
vegetasi. Analisis vegetasi dilakukan dengan membuat plot untuk
mengetahui kondisi vegetasi pada habitat Babirusa yang berbeda.
Penempatan plot dilakukan pada areal ditemukannya Babirusa dan dianggap
merupakan areal yang paling mewakili. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
jenis pakan yang ditemukan pada lokasi penelitian adalah antara lain jenis
tanaman Aren (Arenga pinnata), Rotan (Calamaus sp), Pangi (Pangium
endule,
Woka/Lontar/Siwalan, Awar-awar (Ficus sp), Kopi Gunung
(Anacolosa frutescens), Palem Kool ( Licuana grandis), Palem Gelora
(Arenga
undulatifolia),
Rao/Dahu
(Dracontomelon
Dao),
Bayur
(Pterospermum javanicum). Tingkat kelimpahan setiap jenis pakan berbedabeda. Jenis pakan yang paling sering ditemui dan diasumsikan dikonsumsi
oleh babirusa adalah jenis tanaman Rao (Dracontomelon Dao) dengan
indeks nilai kelimpahan sebesar 83,85 % sedangkan jenis pakan yang nilai
indeks kelimpahan paling kecil dimiliki oleh jenis rotan (Calamus sp) yaitu
sebesar 1,97 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jenis yang paling
sering dikonsumsi oleh babirusa berdasarkan survey yang dilakukan
disekitar habitat hidupnya adalah jenis tanaman Rao (Dracontomelon Dao).
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Negara tropis Indonesia memiliki keanekaragaman flora dan fauna
yang menonjol. Pulau Sulawesi sebagai salah satu pulau di Indonesia sangat
kaya akan spesies endemik baik flora maupun fauna. Sayangnya sebagian
besar kini menghadapi resiko kepunahan. Salah satunya adalah babirusa
(Babirusa babirousa) yang
memerlukan upaya konservasi sehingga
keberadaannya di alam dapat dipertahankan mengingat jenis serta
komposisi dari pakan utama Babirusa di habitat aslinya belum banyak
diketahui oleh karena kurangnya studi mengenai hal itu. Salah satu upaya
untuk melestarikan Babirusa adalah dengan memperbanyak jenis-jenis
vegetasi yang digemari oleh Babirusa. Dengan demikian diharapkan daya
dukung alam secara khusus habitat Babirusa dalam menyediakan sumber
pakan yang mencukupi dapat dipertahankan. Kawasan Wallacea memiliki
keanekaragaman yang tinggi termasuk berbagai jenis flora dan fauna
endemik. Kawasan ini juga memiliki jenis satwa yang berbeda dengan yang
ada di bagian barat dan timur nusantara. Jenis satwa dan tumbuhan yang
ada merupakan perpaduan wilayah barat dan timur, namun jenis yang
dijumpai berbeda dengan jenis-jenis berbeda dengan jenis-jenis di wilayah
penyebaran leluhurnya karena berbagai jenis satwa dan tumbuhan tersebut
telah mengalami isolasi genetic dalam waktu evolusi yang sangat lama
sehingga muncul spesies-spesies baru. Sulawesi merupakan pulau terbesar
di bio-region Wallacea, memiliki peran yang sangat penting dalam hal
pelestarian keanekaragaman hayati khususnya berbagai jenis satwa dan
tumbuhan langka dan endemik..
Tujuan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui jenis-jenis serta komposisi pakan utama Babirusa di habitat
aslinya
2. Mengetahui kelimpahan masing-masing jenis pakan utama Babirusa di
habitat aslinya.
Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian identifikasi sumber
pakan babirusa ini adalah sebagai data awal serta bahan informasi dalam
bidang pengelolaan satwa liar khususnya bagi instansi terkait dalam hal ini
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
II. METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Peneitian ini dilaksanakan di Suaka Margasatwa Nantu Kabupaten
Pohuwato Provinsi Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan
mulai bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2013.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam kegiatan ini antara lain adalah Kompas, Meteran
(30 m), Meteran Jahit, Tambang Plastik, Tali Rafia, Penunjuk Waktu, GPS,
Kalkulator, Alat tulis, dan Kamera. Adapun bahan yang digunakan adalah
peta rupa bumi, dan tally sheet pengamatan satwa dan vegetasi.
Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data
sekunder. Data primer yang dimaksud adalah data yang berhubungan
dengan sumber pakan babirusa yaitu jenis-jenis makanan yang sering
dimakan oleh Babirusa. Sedangkan, data sekunder adalah data yang
diperoleh dari instansi terkait serta sumber referensi lainnya yang meliputi
data awal mengenai jumlah babirusa,
Analisis Data
Pengambilan data untuk melakukan Survey Pakan Babirusa diambil dengan
melakukan analisis vegetasi. Analisis vegetasi dilakukan dengan membuat
plot untuk mengetahui kondisi vegetasi pada habitat Babirusa yang berbeda.
Penempatan plot dilakukan pada areal ditemukannya Babirusa dan dianggap
merupakan areal yang paling mewakili.
Data hasil pengamatan tumbuhan yang dikumpulkan dari lapangan
digunakan untuk menghitung frekuensi, kerapatan, dominansi, dan indeks
nilai penting suatu jenis vegetasi. Nilai-nilai tersebut dapat dinyatakan dalam
bentuk nilai mutlak maupun nilai relatif dengan persamaan sebagai berikut :
Kerapatan (ind/ha)
= Jumlah individu suatu jenis
Luas petak contoh (ha)
Kerapatan Relatif
= Kerapatan suatu jenis x 100 %
Kerapatan total
Frekuensi
= Jumlah Petak suatu spesies x 100 %
Jumlah seluruh petak
Dominansi (M2/ha)
= Lbds suatu jenis (m2)
Luas petak contoh (ha)
Dominansi Relatif (%)
= Dominansi suatu jenis x 100 %
Dominansi total
Frekuensi
= ∑ Petak contoh jenis ke-i
∑ Petak contoh
Frekuensi Relatif (%)
= Frekuensi jenis ke-i x 100 %
Frekuensi total
INP (kelimpahan)
= KR + FR .(untuk tingkat semai)
= KR + FR + DR (untuk tingkat pohon)
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil survey di lapangan yang telah dilakukan
sebelumnya maka diketahui bahwa ada berbagai jenis tanaman yang dapat
dikategorikan menjadi pakan babirusa. Sebelumnya ditentukan beberapa
kubangan habitat babirusa sebagai sampel lokasi yang disekitarnya akan
disurvey beberapa jenis pakan yang sering menjadi konsumsi babirusa.
Setelah dilakukan penentuan kubangan, maka langkah selanjutnya yang
dilakukan adalah pembuatan plot pengambilan sampel pakan dengan
menjadikan kubangan sebagai center point bagi pembagian plot.
Jenis Pakan
Jenis pakan yang ditemukan pada lokasi penelitian adalah antara lain
jenis tanaman Aren (Arenga pinnata), Rotan (Calamaus sp), Pangi
(Pangium endule,
Woka/Lontar/Siwalan, Awar-awar (Ficus sp), Kopi
Gunung (Anacolosa frutescens), Palem Kool ( Licuana grandis), Palem
Gelora (Arenga undulatifolia), Rao/Dahu (Dracontomelon Dao), Bayur
(Pterospermum javanicum).
Tingkat Kelimpahan Jenis Pakan
Untuk mengetahui tingkat kelimpahan masing-masing jenis pakan
maka dilakukan perhitungan berdasarkan tingkat kerapatan dan frekuensi
serta tingkat dominansi masing-masing pakan yang ditemukan.
Berdasarkan hasil tersebut maka diperoleh bahwa jenis pakan yang paling
sering ditemui dan diasumsikan dikonsumsi oleh babirusa adalah jenis
tanaman Rao (Dracontomelon Dao) dengan indeks nilai kelimpahan
sebesar 83,85 % sedangkan jenis pakan yang nilai indeks kelimpahan
paling kecil dimiliki oleh jenis rotan (Calamus sp) yaitu sebesar 1,97 %.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa jenis yang paling sering dikonsumsi
oleh babirusa berdasarkan survey yang dilakukan disekitar habitat hidupnya
adalah jenis tanaman Rao (Dracontomelon Dao). Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Tingkat Kelimpahan Jenis Pakan Babirusa di Suaka Margasatwa
Nantu.
∑KR
∑FR
∑DR
∑INP
NO
Jenis Pakan
(%)
(%)
(%)
(%)
1
Arenga Pinnta
10.00
17.88
12.89
40.77
2
Anacolosa Frutescens
3.75
2.86
0.67
7.28
3
Dracontomelon Dao
16.25
17.88
49.72
83.85
4
Livistona Roduntofilia
26.25
25.75
9.16
61.16
5
A. undulatifolia
13.75
11.44
4.38
29.58
6
Upolodihe
1.25
0.72
0.79
2.76
7
Pterospermum javanicum
3.75
4.29
9.47
17.51
8
Licuana Grandis
7.50
6.44
1.13
15.06
9
Pangium Endule
15.00
11.44
11.49
37.93
10
Ficus sp
1.25
0.72
0.32
2.28
11
Calamus sp
1.25
0.72
0.00
1.97
IV. PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas secara garis besar pada umumnya
Babirusa (Babyrousa babyrussa) menyukai makanan berupa buah dan
dedaunan seperti Woka/Lontar/Siwalan (Livistona Roduntofilia)
barekrabat dekat dengan ( Borassus flabellifer), Aren (Arenga Pinata),
Rottan (Calamaus sp) , Pangi (Pangium Endule), Woka/Lontar/Siwalan
(Livistona Roduntofilia) berkerabat dekat dengan (Borassus flabellifer),
Awar-awar (Ficus sp), Kopi Gunung (Anacolosa Frutescens), Palem Kool
( Licuana Grandis), Palem Gelora (Arenga Undulatifolia), Rao/Dahu
(Dracontomelon Dao), Bayur (Pterospermum javanicum). Kadang kala
babirusa juga terlihat sering mengais pohon-pohon tumbang yang telah
membusuk, kemungkinan hal dilakukan oleh babirusa untuk sumber
protein hewani berupa ulat atau cacing.
Saran
Babirusa (Babyrousa Babyrussa) di kawasan Suaka Marga Satwa
Hutan Nantu, Boliyohuto diperkirakan hanya 500 ekor sehingga satwa
tersebut dikategorikan salah satu satwa yang terancam punah.
Sehingganya, keterlibatan semua stakeholder dalam menjaga habitat
hidup babirusa serta jenis pakan yang dibutuhkannya sangat diperlukan
untuk keberlangsungan hidup babirusa tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul,
H.M.
2011.
Konservasi Anoa dan Babirusa Sulawesi.
http://abdulharismustari.blogspot.com/. [diakses tanggal 24 juni 2013].
Alamendah. 2010. Babirusa Hewan Endemik Sulawesi Indonesia.
http://alamendah.org/2010/05/13/babirusa-hewan-endemik-sulawesi.
[diakses tanggal 24 juni 2013].
Anonym. 2011. Inventarisasi Babirusa Di SPTN I Suwawa.
Nasional Bogani Nani Wartabone. Sulawesi Utara.
Balai Taman
Elhayat Labiro. 2007. Identifikasi Dan Analisis Kimia Jenis-jenis Tumbuhan
Pakan Satwaliar Babirusa (Babyrousa Babyrousa) Di Kawasan Hutan
Cagar Alam Pangi Binangga, Sulawesi Tengah : Laporan Penelitian.
Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah - Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia. Jakarta.
Erna Suzanna. 1999. Karakteristik Genetik Pada Rusa Jawa (Cerius timrensis
de Blainville 1882), Babirusa (Babirousa babyrussa), dan Babi (Sus
scrofa Linn). Jurnal Media Konservasi Vol. VI No.1.
Fiqman, S. 2013. Kepulauan Togean Menyimpan Populasi Babirusa Terbesar.
Antara News. Sulawesi Utara.
Kementrian Kehutanan. 2013.
Peraturan Menteri Kehutanan Republik
Indonesia Tentang Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Babirusa
(babyrousa babyrussa) Tahun 2013-2022. Jakarta.
Reksowardojo, D.J.
1995. Studi Kemampuan dan Produksi Babirusa
(Babyrousa babyrussa celensis Deniger). Program Pascasarjana IPB.
Bogor.
Ronny Adolfo. 2016. Babirusa Beruntung Punya Hutan Nantu. Harian Kompas.
Jakarta.
Titi Kalima dan Jasni. 2010. Tingkat Kelimpahan Populasi Spesies Rotan Di
Hutan Lindung Batu Kapar, Gorontalo Utara (Population Abundance
Level of Rattan Species in Batu Kapar Protection Forest, North
Gorontalo. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. Vol. VII No.4.
DI CAGAR ALAM NANTU PROVINSI GORONTALO
Dian Puspaningrum
Staf Pengajar Fakultas Kehutanan Universitas Gorontalo
Abstrak
Salah satu fauna yang bersifat endemik di pulau Sulawesi adalah
babirusa (Babirusa babirousa). Fauna endemik ini memerlukan upaya
konservasi sehingga keberadaannya di alam dapat dipertahankan mengingat
jenis serta komposisi dari pakan utama Babirusa di habitat aslinya belum
banyak diketahui oleh karena kurangnya studi mengenai hal itu. Salah satu
upaya untuk melestarikan Babirusa adalah dengan memperbanyak jenisjenis vegetasi yang digemari oleh Babirusa. Dengan demikian diharapkan
daya dukung alam secara khusus habitat Babirusa dalam menyediakan
sumber pakan yang mencukupi dapat dipertahankan.
Penelitian ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jenis-jenis serta komposisi pakan
utama Babirusa di habitat aslinya dan kelimpahan masing-masing jenis
pakan utama Babirusa di habitat aslinya.
Pengambilan data untuk
melakukan Survey Pakan Babirusa diambil dengan melakukan analisis
vegetasi. Analisis vegetasi dilakukan dengan membuat plot untuk
mengetahui kondisi vegetasi pada habitat Babirusa yang berbeda.
Penempatan plot dilakukan pada areal ditemukannya Babirusa dan dianggap
merupakan areal yang paling mewakili. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
jenis pakan yang ditemukan pada lokasi penelitian adalah antara lain jenis
tanaman Aren (Arenga pinnata), Rotan (Calamaus sp), Pangi (Pangium
endule,
Woka/Lontar/Siwalan, Awar-awar (Ficus sp), Kopi Gunung
(Anacolosa frutescens), Palem Kool ( Licuana grandis), Palem Gelora
(Arenga
undulatifolia),
Rao/Dahu
(Dracontomelon
Dao),
Bayur
(Pterospermum javanicum). Tingkat kelimpahan setiap jenis pakan berbedabeda. Jenis pakan yang paling sering ditemui dan diasumsikan dikonsumsi
oleh babirusa adalah jenis tanaman Rao (Dracontomelon Dao) dengan
indeks nilai kelimpahan sebesar 83,85 % sedangkan jenis pakan yang nilai
indeks kelimpahan paling kecil dimiliki oleh jenis rotan (Calamus sp) yaitu
sebesar 1,97 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jenis yang paling
sering dikonsumsi oleh babirusa berdasarkan survey yang dilakukan
disekitar habitat hidupnya adalah jenis tanaman Rao (Dracontomelon Dao).
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Negara tropis Indonesia memiliki keanekaragaman flora dan fauna
yang menonjol. Pulau Sulawesi sebagai salah satu pulau di Indonesia sangat
kaya akan spesies endemik baik flora maupun fauna. Sayangnya sebagian
besar kini menghadapi resiko kepunahan. Salah satunya adalah babirusa
(Babirusa babirousa) yang
memerlukan upaya konservasi sehingga
keberadaannya di alam dapat dipertahankan mengingat jenis serta
komposisi dari pakan utama Babirusa di habitat aslinya belum banyak
diketahui oleh karena kurangnya studi mengenai hal itu. Salah satu upaya
untuk melestarikan Babirusa adalah dengan memperbanyak jenis-jenis
vegetasi yang digemari oleh Babirusa. Dengan demikian diharapkan daya
dukung alam secara khusus habitat Babirusa dalam menyediakan sumber
pakan yang mencukupi dapat dipertahankan. Kawasan Wallacea memiliki
keanekaragaman yang tinggi termasuk berbagai jenis flora dan fauna
endemik. Kawasan ini juga memiliki jenis satwa yang berbeda dengan yang
ada di bagian barat dan timur nusantara. Jenis satwa dan tumbuhan yang
ada merupakan perpaduan wilayah barat dan timur, namun jenis yang
dijumpai berbeda dengan jenis-jenis berbeda dengan jenis-jenis di wilayah
penyebaran leluhurnya karena berbagai jenis satwa dan tumbuhan tersebut
telah mengalami isolasi genetic dalam waktu evolusi yang sangat lama
sehingga muncul spesies-spesies baru. Sulawesi merupakan pulau terbesar
di bio-region Wallacea, memiliki peran yang sangat penting dalam hal
pelestarian keanekaragaman hayati khususnya berbagai jenis satwa dan
tumbuhan langka dan endemik..
Tujuan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui jenis-jenis serta komposisi pakan utama Babirusa di habitat
aslinya
2. Mengetahui kelimpahan masing-masing jenis pakan utama Babirusa di
habitat aslinya.
Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian identifikasi sumber
pakan babirusa ini adalah sebagai data awal serta bahan informasi dalam
bidang pengelolaan satwa liar khususnya bagi instansi terkait dalam hal ini
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
II. METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Peneitian ini dilaksanakan di Suaka Margasatwa Nantu Kabupaten
Pohuwato Provinsi Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan
mulai bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2013.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam kegiatan ini antara lain adalah Kompas, Meteran
(30 m), Meteran Jahit, Tambang Plastik, Tali Rafia, Penunjuk Waktu, GPS,
Kalkulator, Alat tulis, dan Kamera. Adapun bahan yang digunakan adalah
peta rupa bumi, dan tally sheet pengamatan satwa dan vegetasi.
Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data
sekunder. Data primer yang dimaksud adalah data yang berhubungan
dengan sumber pakan babirusa yaitu jenis-jenis makanan yang sering
dimakan oleh Babirusa. Sedangkan, data sekunder adalah data yang
diperoleh dari instansi terkait serta sumber referensi lainnya yang meliputi
data awal mengenai jumlah babirusa,
Analisis Data
Pengambilan data untuk melakukan Survey Pakan Babirusa diambil dengan
melakukan analisis vegetasi. Analisis vegetasi dilakukan dengan membuat
plot untuk mengetahui kondisi vegetasi pada habitat Babirusa yang berbeda.
Penempatan plot dilakukan pada areal ditemukannya Babirusa dan dianggap
merupakan areal yang paling mewakili.
Data hasil pengamatan tumbuhan yang dikumpulkan dari lapangan
digunakan untuk menghitung frekuensi, kerapatan, dominansi, dan indeks
nilai penting suatu jenis vegetasi. Nilai-nilai tersebut dapat dinyatakan dalam
bentuk nilai mutlak maupun nilai relatif dengan persamaan sebagai berikut :
Kerapatan (ind/ha)
= Jumlah individu suatu jenis
Luas petak contoh (ha)
Kerapatan Relatif
= Kerapatan suatu jenis x 100 %
Kerapatan total
Frekuensi
= Jumlah Petak suatu spesies x 100 %
Jumlah seluruh petak
Dominansi (M2/ha)
= Lbds suatu jenis (m2)
Luas petak contoh (ha)
Dominansi Relatif (%)
= Dominansi suatu jenis x 100 %
Dominansi total
Frekuensi
= ∑ Petak contoh jenis ke-i
∑ Petak contoh
Frekuensi Relatif (%)
= Frekuensi jenis ke-i x 100 %
Frekuensi total
INP (kelimpahan)
= KR + FR .(untuk tingkat semai)
= KR + FR + DR (untuk tingkat pohon)
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil survey di lapangan yang telah dilakukan
sebelumnya maka diketahui bahwa ada berbagai jenis tanaman yang dapat
dikategorikan menjadi pakan babirusa. Sebelumnya ditentukan beberapa
kubangan habitat babirusa sebagai sampel lokasi yang disekitarnya akan
disurvey beberapa jenis pakan yang sering menjadi konsumsi babirusa.
Setelah dilakukan penentuan kubangan, maka langkah selanjutnya yang
dilakukan adalah pembuatan plot pengambilan sampel pakan dengan
menjadikan kubangan sebagai center point bagi pembagian plot.
Jenis Pakan
Jenis pakan yang ditemukan pada lokasi penelitian adalah antara lain
jenis tanaman Aren (Arenga pinnata), Rotan (Calamaus sp), Pangi
(Pangium endule,
Woka/Lontar/Siwalan, Awar-awar (Ficus sp), Kopi
Gunung (Anacolosa frutescens), Palem Kool ( Licuana grandis), Palem
Gelora (Arenga undulatifolia), Rao/Dahu (Dracontomelon Dao), Bayur
(Pterospermum javanicum).
Tingkat Kelimpahan Jenis Pakan
Untuk mengetahui tingkat kelimpahan masing-masing jenis pakan
maka dilakukan perhitungan berdasarkan tingkat kerapatan dan frekuensi
serta tingkat dominansi masing-masing pakan yang ditemukan.
Berdasarkan hasil tersebut maka diperoleh bahwa jenis pakan yang paling
sering ditemui dan diasumsikan dikonsumsi oleh babirusa adalah jenis
tanaman Rao (Dracontomelon Dao) dengan indeks nilai kelimpahan
sebesar 83,85 % sedangkan jenis pakan yang nilai indeks kelimpahan
paling kecil dimiliki oleh jenis rotan (Calamus sp) yaitu sebesar 1,97 %.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa jenis yang paling sering dikonsumsi
oleh babirusa berdasarkan survey yang dilakukan disekitar habitat hidupnya
adalah jenis tanaman Rao (Dracontomelon Dao). Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Tingkat Kelimpahan Jenis Pakan Babirusa di Suaka Margasatwa
Nantu.
∑KR
∑FR
∑DR
∑INP
NO
Jenis Pakan
(%)
(%)
(%)
(%)
1
Arenga Pinnta
10.00
17.88
12.89
40.77
2
Anacolosa Frutescens
3.75
2.86
0.67
7.28
3
Dracontomelon Dao
16.25
17.88
49.72
83.85
4
Livistona Roduntofilia
26.25
25.75
9.16
61.16
5
A. undulatifolia
13.75
11.44
4.38
29.58
6
Upolodihe
1.25
0.72
0.79
2.76
7
Pterospermum javanicum
3.75
4.29
9.47
17.51
8
Licuana Grandis
7.50
6.44
1.13
15.06
9
Pangium Endule
15.00
11.44
11.49
37.93
10
Ficus sp
1.25
0.72
0.32
2.28
11
Calamus sp
1.25
0.72
0.00
1.97
IV. PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas secara garis besar pada umumnya
Babirusa (Babyrousa babyrussa) menyukai makanan berupa buah dan
dedaunan seperti Woka/Lontar/Siwalan (Livistona Roduntofilia)
barekrabat dekat dengan ( Borassus flabellifer), Aren (Arenga Pinata),
Rottan (Calamaus sp) , Pangi (Pangium Endule), Woka/Lontar/Siwalan
(Livistona Roduntofilia) berkerabat dekat dengan (Borassus flabellifer),
Awar-awar (Ficus sp), Kopi Gunung (Anacolosa Frutescens), Palem Kool
( Licuana Grandis), Palem Gelora (Arenga Undulatifolia), Rao/Dahu
(Dracontomelon Dao), Bayur (Pterospermum javanicum). Kadang kala
babirusa juga terlihat sering mengais pohon-pohon tumbang yang telah
membusuk, kemungkinan hal dilakukan oleh babirusa untuk sumber
protein hewani berupa ulat atau cacing.
Saran
Babirusa (Babyrousa Babyrussa) di kawasan Suaka Marga Satwa
Hutan Nantu, Boliyohuto diperkirakan hanya 500 ekor sehingga satwa
tersebut dikategorikan salah satu satwa yang terancam punah.
Sehingganya, keterlibatan semua stakeholder dalam menjaga habitat
hidup babirusa serta jenis pakan yang dibutuhkannya sangat diperlukan
untuk keberlangsungan hidup babirusa tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul,
H.M.
2011.
Konservasi Anoa dan Babirusa Sulawesi.
http://abdulharismustari.blogspot.com/. [diakses tanggal 24 juni 2013].
Alamendah. 2010. Babirusa Hewan Endemik Sulawesi Indonesia.
http://alamendah.org/2010/05/13/babirusa-hewan-endemik-sulawesi.
[diakses tanggal 24 juni 2013].
Anonym. 2011. Inventarisasi Babirusa Di SPTN I Suwawa.
Nasional Bogani Nani Wartabone. Sulawesi Utara.
Balai Taman
Elhayat Labiro. 2007. Identifikasi Dan Analisis Kimia Jenis-jenis Tumbuhan
Pakan Satwaliar Babirusa (Babyrousa Babyrousa) Di Kawasan Hutan
Cagar Alam Pangi Binangga, Sulawesi Tengah : Laporan Penelitian.
Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah - Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia. Jakarta.
Erna Suzanna. 1999. Karakteristik Genetik Pada Rusa Jawa (Cerius timrensis
de Blainville 1882), Babirusa (Babirousa babyrussa), dan Babi (Sus
scrofa Linn). Jurnal Media Konservasi Vol. VI No.1.
Fiqman, S. 2013. Kepulauan Togean Menyimpan Populasi Babirusa Terbesar.
Antara News. Sulawesi Utara.
Kementrian Kehutanan. 2013.
Peraturan Menteri Kehutanan Republik
Indonesia Tentang Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Babirusa
(babyrousa babyrussa) Tahun 2013-2022. Jakarta.
Reksowardojo, D.J.
1995. Studi Kemampuan dan Produksi Babirusa
(Babyrousa babyrussa celensis Deniger). Program Pascasarjana IPB.
Bogor.
Ronny Adolfo. 2016. Babirusa Beruntung Punya Hutan Nantu. Harian Kompas.
Jakarta.
Titi Kalima dan Jasni. 2010. Tingkat Kelimpahan Populasi Spesies Rotan Di
Hutan Lindung Batu Kapar, Gorontalo Utara (Population Abundance
Level of Rattan Species in Batu Kapar Protection Forest, North
Gorontalo. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. Vol. VII No.4.