ANALOGI CONTOH DALAM BHAGAVAD-GITA MENURUT ASLINYA

  ANALOGI & CONTOH DALAM BHAGAVAD-GITA MENURUT ASLINYA

  Kata Pengantar

  







  (Hamba lahir dalam kebodohan yang paling gelap, lalu guru kerohanian hamba membuka mata hamba dengan pelita pengetahuan. Hamba bersujud dengan hormat kepada Beliau). Analog! dan Contoh ini disusun berdasarkan keinginan untuk menyajikan sesuatu yang lain yang terdapat dalam Bhagavad-Gita Menurut

  . Dan merupakan pelayan kepada Srila Prabhupada, dimana murid-murid Aslinya beliau di Barat telah menyusun Bhagavad-Gita As It Is Interactive dan aneka bentuk pengajaran dengan berbagai media. Dan para penyembah dapat menggali harta karun yang rak ternilai ini dengan menyajikannya dalam aneka bentuk (media), sehingga tujuan dari misi Srila Prabhupada dapat tercapai tanpa mengubah, menambah atau mengurangi isi yang sebenarnya dari Bhagavad-Gita Menurut Aslinya, dan buku-buku beliau yang lainnya.

  __/\__ Hare Krishna

  Daftar Isi Kata Pengantar...................................... 1 Daftar Isi............................................... 3

  BAB I..................................................... 4 BAB II................................................... 6 BAB III.................................................

  18 BAB IV................................................... 22

  BAB V..................................................... 27 BAB VI.................................................. 32 BAB VII................................................ 37 BAB VIII............................................... 41 BAB IX.................................................. 42 BABX……............................................ 47 BAB XL................................................. 49 BAB XII................................................ 50 BAB XIII............................................... 51 BAB XIV............................................... 54 BAB XV................................................. 58 BAB XVI............................................... 59 BAB XVII......... ................................... 60 BAB XVIII............................................ 61

  i sawah, alang-alang yang tidak diperlukan dicabut. Begitu pula, sejak awal

  D

  pembicaraan hal-hal ini pada medan keagamaan Kuruksetra dihadapan, Sri Krishna, ayah dharma tumbuh-tumbuhan yang tidak diperlukan seperti Duryhordana putera Dhrtarastra, dan lain-lainnya akan dimusnahkan dan orang yang taat sepenuh pada prinsip-prinsip keagamaan, dipimpin oleh Yudhistira, akan dinobatkan oleh Krishna.

  Sloka I. I. Penjelasan Seperti halnya orang yang lapar tidak ada niat untuk memasak. Sloka 1.31. Penjelasan.

  Akibat perbuatan jahat para penghancur tradisi keluarga yang menyebabkan lahirnya anak-anak yang tidak diinginkan, segala jenis program masyarakat dan kegiatan demi kesejahteraan keluarga akan binasa.

  Sloka 1.42. Penjelasan.

  Tradisi sanatana-dharma dipatahkan oleh para pemimpin masyarakat yang tidak bertanggung jawab, itu menyebabkan kekacauan dalam masyarakat itu, dan sebagai akibatnya, orang akan melupakan tujuan hidup yaitu Visnu. Pemimpin seperti itu disebut buta dan orang yang mengikuti pemimpin-pemimpin seperti itu pasti dibawa ke dalam kekacauan.

  Sloka 1.42. Penjelasan.

  BAB II Bhagavad-gita asih sayang material, penyesalan dan air mata semuanya tunda-tanda

  K

  Kebodohan terhadap diri yang sejati. Kasih sayang terhadap sang roh yang kekal adalah keinsyafan diri. Kasih sayang terhadap pakaian yang disandang orang yang sedang tenggelam tidak masuk akal. Orang yang telah jatuh ke dalam lautan kebodohan tidak dapat diselamatkan hanya dengan menyelamatkan pakaian lahiriahnya—yaitu badan jasmani yang kasar.

  Sloka 2.1 Penjelasan.

  Orang yang hanya mempelajari sinar matahari adalah murid pada tahap mulai belajar. Orang yang mengerti tentang permukaan matahari lebih maju. Orang yang dapat masuk ke dalam planet-planet matahari adalah murid tertinggi.

  Sloka 2.2, Penjelasan. Hal-hal tersebut seperti kebakaran di hutan, entah bagaimana api berkobar tanpa dinyalakan oleh siapapun. Begitu pula, keadaan di dunia ini sedemikian rupa sehingga hal-hal yang membingungkan dalam hidup muncul dengan sedirinya, walaupun kita tidak menginginkan kekacauan hidup seperti itu.

  Sloka 2.7. Penjelasan.

  Bentuk kehidupan manusia ini adalah harta yang paling berharga bagi makhluk hidup, karena dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah hidup. Karena itu orang yang tidak menggunakan kesempatan ini dengan sebenarnya adalah orang pelit.

  Sloka 2.7. Penjelasan.

  Cara orang yang bukan penyembah mendekati ajaran Bhagavad-gita adalah seperti cara lebah menjilati botol berisi madu. Seseorang tidak dapat merasakan madu itu kecuali ia membuka botol.

  Sloka 2.12. Penjelasan.

  Apabila langit dicerminkan pada, permukaan air, bayangan-bayangan pada permukaan air menggambarkan matahari, bulan, dan bintang-bintang, dan Tuhan Yang Maha Esa dapat diumpamakan sebagai matahari atau bulan.

  Sloka 2.13. Penjelasan

  Wahai putra Kunti, suka dan duka muncul untuk sementara dan hilang sesudah beberapa waktu, bagaikan mulai dan berakhirnya musim dingin dan musim panas. Hal-hal itu timbul dan penglihatan indera, dan seseorang harus belajar cara mentolerir hal-hal itu tanpa goyah, wahai putera keluarga Bharata.

  Sloka 2.14. Penjelasan.

  Bunga api rohani yang sangat kecil tersebut adalah prinsip dasar badan jasmani, dan pengaruh bunga api rohani itu tersebar diseluruh badan seperti zat aktif terkandung dalam sejenis obat tersebar diseluruh tubuh.

  Sloka 2.17. Penjelasan.

  Dalam sinar matahari ada atom-atom berbahaya yang jumlahnya tidak dapat dihitung. Begitu pula bagian-bagian percikan dan Tuhan Yang Maha Esa adalah banyak bunga api dari sinar Tuhan Yang Maha Esa.

  Sloka 2 .7. Penjelasan.

  Seperti halnya matahari memelihara seluruh alam semesta, begitu pula, cahaya dari sang roh memelihara badan jasmani ini.

  Sloka 2.18. Penjelasan.

  Seperti halnya seseorang mengenakan pakaian baru, dan membuka pakaian lama, begitu pula sang roh menerima badan-badan jasmani yang baru, dengan meninggalkan badan-badan lama yang tidak berguna.

  Sloka 2.22. hinggap di pohon yang sama. Salah satu di antara dua ekor burung tersebut sedang memakan buah pada pohon tersebut, sedang burung lain (Krsna) hanya memandang kawannya. Artinya salah satu dipikat oleh buah dari pohon material, sedangkan yang lain menyaksikan kegiatan kawannya. Krsna adalah sebagai saksi dan Arjuna adalah burung yang sedang memakannya.

  Sloka 2.22.Penjelasan.

  Seperti halnya banyak bunga api yang mempunyai persatuan sifat dengan api cenderung dipadamkan jika keluar dari api itu.

  Sloka 2.23. Penjelasan Tidak ada orang yang dapat menolak adanya ayah, berdasarkan pernyataan ibunya.

  Tidak ada sumber pengertian lagi tentang identitas ayah selain pernyataan ibu. Begitu pula tidak ada sumber pengertian sang roh selain mempelajari Veda.

  Sloka 2.25. Penjelasan.

  Seperti halnya dengan menyiram air pada akar sebatang pohon, air dengan sendirinya disalurkan kepada daun-daun dan cabang-cabang. Begitu juga bertindak dalam Kesadaran Krishna. Seseorang dapat menghadirkan diri dengan cara tertinggi kepada semua orang - yaitu, kepada dirinya, keluarga, masyarakat, negara, manusia, dan lain-lain.

  Sloka 2.41. Penjelasan. Para makhluk hidup adalah bagian-bagian dari Krsna yang mempunyai sifat yang sama seperti Krsna; karena itu menghidupkan kembali Kesadaran Krishna dalam had makhluk hidup yang individual adalah tahap kesempurnaan tertinggi pengetahuan Veda.

  Sloka 2.46. Penjelasan.

  “Bagi orang yang sudah menerima kapal berupa kaki-padma Tuhan pelindung manifestasi alam semesta yang terkenal sebagai Mukunda atau pemberi mukti, lautan dunia material bagi-Nya adalah seperti air di dalam jejak kaki anak sapi.

  Sloka 2.51. Penjelasan.

  Bila kecerdasanmu sudah keluar dan hutan khayalan yang lebat, engkau akan acuh terhadap segala sesuatu yang sudah didengar dan segala sesuatu yang akan didengar.

  Sloka 2.52. Penjelasan.

  Seperti halnya setiap orang mempunyai ciri-ciri sesuai dengan kedudukannya ma sing-masing. Begitu pula, orang yang sadar akan Krsna memiliki sifat dan gaya khusus; cara bicaranya, berjalan, berpikir, merasakan, dan sebagainya. Seperti halnya orang kaya mempunyai ciri-ciri yang memungkinkan kita mengenal orang itu kaya. Juga orang sakit akan menampakkan gejala-gejala yang memungkinkan kita mengetahui bahwa dia sakit, atau bila orang bijaksana mempunyai ciri-ciri, begitu ciri khusus dalam berbagai tingkah lakunya.

  Sloka 2. 54. Penjelasan.

  Orang yang dapat menarik indera-inderanya dari obyek-obyek indera, bagaikan kura-kura yang menarik kakinya ke dalam cangkangnya, mantap dengan teguh dalam kesadaran yang sempurna.

  Sloka 2.58.

  Indera-indera diumpamakan sebagai ular-ular yang berbisa, selalu ingin bertindak secara bebas sekali tanpa aturan. Seorang yogi, atau penyembah, harus kuat sekali agar dapat mengendalikan indera-indera yang diumpamakan sebagai ular tersebut - seperti pawang ular.

  Sloka. 2.58. Penjelasan

  Proses membatasi kenikmatan indera-indera dengan aturan dan peraturan adalah seperti membatasi jenis-jenis makanan tertentu bagi orang yang sedang sakit. Akan tetapi si penderita tidak suka peraturan dan pembatasan seperti itu dan juga tidak kehilangan keinginan untuk makan makanan seperti itu.

  Sloka 2.59. Penjelasan .

  "Seperti halnya api yang menyala membakar segala sesuatu di dalam kamar, begitu pula, Sri Visnu, yang bersemayam di dalam hati seorang yogi, membakar segala hal yang kotor, " Sloka 2.61. Penjelasan.

  Seperti perahu yang berada pada permukaan air dibawa lari oleh angin kencang, kecerdasan seseorang dapat dilarikan bahkan oleh satu saja diantara indera-indera yang mengembara dan menjadi titik pusat untuk pikiran.

  Sloka 2.67.

  Seperti halnya musuh ditaklukkan oleh kekuatan yang lebih hebat, dengan cara yang sama indera-indera dapat ditaklukkan, bukan oleh suatu usaha manusia, tetapi hanya dengan selalu menjaga indera-indera tekun dalam pengabdian kepada Tuhan.

  Sloka 2.68. Penjelasan.

  Seorang resi yang mawas diri tetap sadar selama "malam hari" orang duniawi. Resi itu merasakan kesenangan rohani dalam mengembangkan kebudayaan rohani tahap demi tahap, sedangkan orang yang sibuk dalam kegiatan duniawi tidak sadar terhadap keinsyafan diri.

  Sloka 2.69. Penjelasan.

  Hanya orang yang tidak terganggu oleh arus keinginan yang mengalir terus menerus yang masuk bagaikan sungai-sungai ke dalam lautan, yang senantiasa diisi tetapi selalu tetap tenang, dapat mencapai kedamaian. Bukan orang yang berusaha memuaskan keinginan itu yang dapat mencapai kedamaian.

  Sloka 2.70. Lautan yang luas selalu penuh air, namun lautan senantiasa diisi ak yang lebih banyak lagi terutama selama musim hujan. Tetapi lautan selalu tetap sama - mantap; tidak goyah, dan tidak naik melampaui batas tepinya. Orang yang mantap dalam Kesadaran Krishna juga seperti itu.

  Sloka 2.70. Penjelasan.

  BAB III Srimad Bhagavad-gita ara penyembah Tuhan dibebaskan dari segala jenis dosa karena mereka

  P

  makan makanan yang, di persembahkan terlebih dahulu untuk korban suci. Orang lain, yang menyiapkan makanan untuk kenikmatan indera-indera pribadi, sebenarnya hanya makan dosa saja.

  Sloka 3.13. Penjelasan.

  Kalau kita menerima makanan yang sudah di persembahkan kepada Sri Vishnu, kita menjadi kebal terhadap kasih sayang material, dan orang yang sudah biasa melatih diri seperti itu disebut seorang penyembah Tuhan.

  Sloka 3.14. Penjelasan

  Apabila Sri Krishna disembah, maka para dewa, aneka anggota badan Tuhan, juga disembah dengan sendirinya; karena itu, para dewa tidak perlu disembah secara tersendiri.

  Sloka 3.14. Penjelasan

  Seorang kasir barangkali menghitung uang sebanyak bermilyar-milyar rupiah untuk majikanya, tetapi dia tidak menuntut satu rupiah pun untuk dirinya. Begitu pula, orang harus menginsafi bahwa tiada sesuatu pun di dunia ini yang dimiliki oleh seseorang secara pribadi, melainkan segala sesuatu adalah milik Tuhan Yang Maha Esa.

  Sloka 3.30. Penjelasan

  Walaupun ada peraturan seperti itu, seorang laki-laki masih cenderung melakukan hubungan suami istri dengan wanita lain. Kecendrungan-kecendrungan tersebut harus dibatasi: kalau tidak, kecendrungan-kecendrungan itu akan menjadi batu-batu rintangan pada jalan menuju keinsyafan diri.

  Sloka 3.34. Penjelasan.

  Seperti halnya ada hukuman kalau seseorang tidak mematuhi perintah pemimpin pelaksana tertinggi, begitu pula, tentu saja ada hukuman kalau seseorang tidak mematuhi perintah Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa.

  Sloka 3.32. Penjelasan.

  Apabila makhluk hidup mengadakan hubungan dengan ciptaan material, maka cinta kasih yang kekal dalam hatinya terhadap Krishna diubah menjadi hawa nafsu. Seperti halnya susu akan berubah bila berhubungan dengan asam hingga menjadi susu asam.

  Sloka 3.37. Penjelasan.

  Seperti itulah kesadaran murni makhluk hidup yang bijaksana ditutupi oleh musuhnya yang kekal dalam bentuk nafsu, yang tidak pernah puas dan membakar bagaikan api.

  Sloka 5.39. Penjelasan.

  Narapidana ditahan di balik terali besi; begitu pula, para narapidana yang tidak mematuhi hukum-hukum Tuhan diborgol dengan hubungan suami isteri.

  Sloka 3.39. Penjelasan.

  Walaupun indera-indera kuat sekali, bagaikan ular, namun indera-indera tidak akan lebih efektif daripada ular yang giginya sudah patah. Dan kalau pikiran tidak diperkuat melalui hubungan dengan Krishna dalam Kesadaran Krishna, maka kemungkinan besar seseorang akan jatuh karena pikirannya goyah.

  Sloka 3.42. Penjelasan.

  BAB IV Srimad Bhagavad-gita eperti permata bernama vaidurya, yang berubah warna namun tetap satu. S Aneka bentuk tersebut dimengerti oleh para penyembah yang suci murni, tetapi tidak semata-mata dengan cara mempelajari Veda. Sloka 4.5. Penjelasan. Krsna muncul dan menghilang bagaikan matahari terbit, bergerak di hadapan kita, kemudian menghilang dari penglihatan kita. Apabila matahari tidak kelihatan, kita berpikir bahwa matahari sudah terbenam, sebenarnya matahari berada dalam kedudukannya yang tetap.

  Sloka 4.6. Penjelasan.

  Seperti halnya ada undang-undang di dunia material yang menyatakan bahwa raja tidak dapat disalahkan, atau raja tidak dipengaruhi hukum-hukum negara, begitu pula, walaupun Krsna adalah pencipta dunia material ini. Beliau tidak dipengaruhi oleh kegiatan dunia material.

  Sloka 4.14.Penjelasan

  Hujan tidak bertanggung jawab terhadap untuk berbagai jenis tumbuhan yang muncul di muka bumi, walaupun tanpa hujan seperti itu tidak mungkin tidak ada tumbuhan.

  Sloka 4.14. Penjelasan. Hati sebagian masyarakat manusia penuh hal-hal material yang kotor. Dan sebagian bebas dan hal-hal material. Orang yang hatinya penuh hal-hal kotor dapat mengikuti garis Kesadaran Krishna untuk berangsur-angsur menyucikan diri. dengan mengikuti prinsip-prinsip yang mengatur bhakti.

  Sloka 4.5. Penjelasan.

  Mengembangkan pengetahuan tentang pengabdian kekal kepada Tuhan diumpamakan sebagai api. Begitu api seperti itu dinyalakan, api itu dapat membakar segala jenis reaksi pekerjaan.

  Sloka 4.19. Penjelasan.

  Apabila tangan bergerak, tangan tidak bergerak sendiri, tetapi karena usaha seluruh tubuh. Orang yang sadar akan Krsna selalu digabungkan dengan keinginan Yang Mahakuasa, dia tidak mempunyai keinginan untuk kepuasan indera-indera pribadi.

  Sloka 4. 21. Penjelasan.

  Dia bergerak persis seperti suku cadang dalam mesin. Suku cadang dalam mesin perlu diberi oli dan dibersihkan untuk dipelihara. Begitu pula, orang yang sadar akan Krsna memelihara dirinya dengan pekerjaannya hanya supaya dirinya tetap kuat untuk melakukan perbuatan dalam cinta bhakti rohani kepada Tuhan.

  Sloka 4. 21. Penjelasan.

  Orang yang sakit perut akibat minum susu terlalu banyak disembuhkan dengan makanan lain yang terbuat dari susu. Yaitu susu asam. Roh yang terikat dan terlibat sepenuhnya dalam keduniawian dapat disembuhkan oleh Kesadaran Krishna sebagaimana dikemukakan dalam Bhagavad-gita.

  Sloka 4.24. Penjelasan

  Kalau ada orang yang berjuang untuk berenang, tetapi hampir tenggelam, lalu seseorang datang dan mengangkat orang itu dan lautan, maka yang mengangkat orang itu dari lautan, adalah juru selamat yang paling mulia. Kapal Kesadaran Krishna sederhana sekali, tetapi sekaligus paling mulia.

  Sloka 4.36. Penjelasan.

  Seperti nyala api membakar kayu bakar menjadi abu, api pengetahuan, membakar seluruh reaksi tindakan material menjadi abu.

  Sloka 4.36.Penjelasan.

  Seperti halnya api yang berkobar mengubah kayu bakar menjadi abu. Begitu pula api pengetahuan membakar segala reaksi dari kegiatan material hingga menjadi abu, wahai Arjuna.

  Sloka 4.37.

  Karena itu, keraguan-keraguan yang timbul dalam hatimu karena kebodohan harus dipotong dengan senjata pengetahuan. Wahai Bharata, dengan bersenjatakan yoga, bangunlah dan bertempur.

  Sloka 4.42. BAB V Srimad Bhagavad-gita iswa filsafat yang sejati menemukan -Air dunia material, yaitu Visnu,

  S

  kemudian dalam pengetahuan yang sempurna, dia menekuni pengabdian kepada Tuhan. Ini diumpamakan sebagai proses menemukan akar pohon, sedangkan proses lainnya menyiramkan air pada akar pohon itu.

  Sloka 5.4. Penjelasan.

  Persis seperti daun bunga padma, yang tidak pernah basah walaupun tetap berada di dalam air.

  Sloka 5.10. Penjelasan

  Sang roh yang berbadan tinggal di dalam kota yang mempunyai sembilan pintu gerbang. Kegiatan di dalam badan diumpamakan sebagai sebuah kota dilaksanakan secara otomatis oleh sifat-sifat alam tertentu yang dimiliki oleh badan.

  Sloka 5.1. Penjelasan.

  Seperti halnya seseorang dapat mencium wanginya setangkai bunga dengan cara mendekati bunga itu. Karena itu Krsna dapat mengerti keinginan roh yang individual.

  Sloka 5.15. Penjelasan

  Makhluk hidup tergantung sepenuhnya kepada kepribadian yang lain dalam suka maupun duka. Atas kehendak yang Mahakuasa ia dapat masuk surga atau neraka, bagaikan awan didorong oleh angin.

  Sloka 5.15. Penjelasan.

  Apabila seseorang sudah sempurna dalam pengetahuan penyerahan diri kepada Krsna sesudah dilahirkan berulang kali, atau apabila seseorang mencapai Kesadaran Krishna, segala sesuatu diungkapkan kepadanya, Seperti halnya segala sesuatu diungkap oleh matahari pada waktu siang.

  Sloka 5.16. Penjelasan.

  Seseorang yang sudah mantap dalam kerohanian jika ia tidak merasa riang bila mendapatkan sesuatu yang menyenangkan ataupun menyesal bila ia mendapatkan sesuatu yang tidak menyenangkan, paham tentang dirinya sendiri, tidak dibingungkan dan menguasai ilmu pengetahuan tentang Tuhan.

  Sloka 5. 20. Penjelasan.

  Selama makhluk hidup (roh) berada dalam kota badan, kelihatannya ia penguasa kota itu, padahal ia bukan pemilik maupun yang mengendalikan perbuatan dan reaksi-reaksinya. Dia hanya berada ditengah-tengah lautan material, dan ia sedang berjuang untuk hidup. Ombak-ombak di dalam lautan mengombang- ambingkannya, dan di tidak dapat mengendalikan ombak-ombak itu. jawababannya

  Sloka 5.14. Penjelasan

  Ikan membesarkan anaknya hanya dengan memandangnya. Kura-kura membesarkan anaknya hanya dengan bersemedi. Kura-kura bertelur di darat dan induk kura-kura bersemedi pada telur itu sambil ia berada dalam air. Begitu pula, walaupun seseorang penyembah yang sadar akan Krsna, jauh dari tempat tinggal Krsna, ia dapat mengangkat dirinya sampai tempat tinggal itu hanya dengan cara berpikir tentang Krsna senantiasa melalui kesibukan dalam Kesadaran Krsna.

  Sloka 5.26. Penjelasan.

  Krsna tidak berat sebelah terhadap siapapun. Segala sesuai tergantung pada pelaksanaan tugas dan kewajiban yang nyata dalam Kesadaran Krishna, dan ini membantu seseorang mengendalikan indera-indera dalam segala hal dan mengalahkan pengaruh keinginan dan amarah.

  Sloka 5.29. Penjelasan

  BAB VI Srimad Bhagavad-gita nggota-anggota badan tidak bergerak untuk memuaskan diri masing-masing,

  A

  melainkan untuk memuaskan keseluruhan yang lengkap. Begitu pula, makhluk hidup yang tidak bekerja demi kepuasan pribadi melainkan bekerja untuk memuaskan keseluruhan yang paling utama adalah sannyasi dan yogi yang sempurna.

  Sloka 6.1. Penjelasan.

  Yoga dapat diumpamakan sebagai tangga untuk mencapai keinsyafan rohani tertinggi. Tangga tersebut mulai dari keadaan material yang paling rendah bagi makhluk hidup dan naik sampai keinsyafan diri yang sempurna dalam kehidupan rohani yang murni.

  Sloka 6.3.Penjelasan.

  Pikiran adalah kawan yang paling baik bagi orang yang sudah menaklukkan pikiran; tetapi bagi yang gagal mengendalikan pikiran, maka pikirannya akan tetap sebagai musuh yang paling besar.

  Sloka 6.6.Penjelasan.

  Orang yang sungguh-sungguh sadar akan Krsna selalu khusuk dalam kerohanian yang melampaui hal-hal duniawi senantiasa tidak goyah dalam bersemedi kepada Krsna. Dia semantap lampu di tempat yang tak berangin.

  Sloka 6.9. Penjelasan.

  Seperti halnya contoh seekor burung Gereja yang kehilangan telurnya dalam ombak-ombak lantai Seekor burung gereja bertelur di tepi laut, tetap lautan yang besar, mengambil telur-telur itu dengan ombaknya. Burung Gereja itu sangat sedih dan meminta kepada lautan untuk mengembalikannya, permintaannya tidak diperhatikan, karena 'itu : memutuskan mengeringkan lautan. Tindakan burung gereja ini terdengar oleh Garuda kendaraan Sri Visnu, karena itu, 'Garuda datang untuk melihat si burung Gereja. Garuda sangat puas aka ketabahan hati si burung Gereja. Kemudian Garuda memerintahkan lautan untuk mengembalikan telur burung gereja. Dan demikianlah burung Gereja berbahagia berkat ketabahan hati dan karunia Garuda.

  Sloka 6.24. Penjelasan.

  Pikiran begitu kuat dan keras sehingga kadang-kadang menguasai kecerdasan, walaupun seharusnya pikiran takluk pada kecerdasan. Karena untuk mengendalikan pikiran lebih sulit daripada mengendalikan angin yang mengamuk.

  Sloka 6.3 Penjelasan.

  Roh yang individual adalah penumpang di dalam kereta badan jasmani, dan kecerdasan adalah kusir. Pikiran adalah alat untuk mengemudikan, di indera-indera adalah kuda. Seperti itulah, sang roh menikmati atau menderita sehubungan dengan pikiran dan indera-indera.

  Sloka 6.34. Penjelasan.

  Berusaha berlatih yoga sambil membiarkan pikiran sibuk dalam kenikmatan material adalah seperti mencoba menyalakan api sambil menyiramkan air diatas api itu. Latihan yoga seperti itu hanya memboroskan waktu saja.

  Sloka 6.36. Penjelasan.

  Seperti kita membicarakan pengunungan Himalaya, kita menunjukkan pegunungan tertinggi di dunia dan gunung Everest, dianggap sebagai puncaknya. Diumpamakan sebagai seseorang yang telah mencapai bhakti yoga yang melampaui yoga yang lainnya.

  Sloka 6.47. Penjelasan.

  Tuhan Yang Maha Esa, sebagai sumber semua makhluk hidup, adalah seperti ibu dan pemelihara. Seperti halnya seorang ibu bersikap netral terhadap semua anaknya, Ayah Yang Paling Utama juga seperti itu.

  Sloka 6. 29. Penjelasan.

  BAB VII Srimad Bhagavad-gita ahai perebut kekayaan tidak ada kebenaran yang lebih tinggi daripada-Ku,

  W Segala sesuatu bersandar kepada-Ku. Bagaikan mutiara di ikat pada seutas tali.

  Sloka 7.7. Penjelasan.

  Krsna menerangi angkasa rohani. Seperti halnya sebatang pohon menyebarkan akarnya, begitu pula Krsna menyebarkan tenaga-tenaga-Nya yang luas.

  Sloka 7.7. Penjelasan. Seperti halnya dewa di planet matahari adalah kepribadian dan adanya dewa matahari dirasakan melalui tenaganya yang berada di mana-mana, yaitu sinar matahari. rasa air adalah prinsip aktif di dalam air.

  Sloka 7.8.

  Krsna adalah sumber segala sesuatu. Krsna diumpamakan sebagai akar. Seperti halnya akar sebatang pohon memelihara seluruh pohon itu, begitu pula Krsna sebagai akar yang asli segala sesuatu memelihara segala sesuatu dalam manifestasi material ini.

  Sloka 7.10. Penjelasan.

  jika tangan dan kaki seseorang diikat, ia tidak dapat membebaskan diri - ia harus ditolong oleh orang yang tidak diikat. Oleh karena orang yang terikat tidak dapat membantu orang yang diikat, yang menyelamatkan haruslah orang yang sudah bebas. Hanya Sri Krsna dan utusannya. yaitu guru kerohanian, yang dapat membebaskan roh terikat.

  Sloka 7.14. Penjelasan.

  Alam, bekerja seperti bayangan, menurut gerak suatu benda. Tetapi tenaga material tetap sangat perkasa, sehingga orang yang tidak percaya kepada Tuhan tidak dapat mengetahui rencana Tuhan yang Maha Esa.

  Sloka 7.15. Penjelasan.

  Alam bekerja dibawah perintah langsung dari Tuhan Yang Mahaesa.

  Sloka 7.15. Penjelasan.

  Seseorang tidak akan menerima hasil yang sama dengan menyembah dewa seperti halnya seseorang menyembah Tuhan Sri Krsna.

  Sloka 7.23. Penjelasan.

  Barangkali awan menutupi segala bintang dan planet di langit untuk sementara waktu, tetapi yang ditutupi itu tidak kelihatan karena penglihatan kita terbatas. Matahari, bulan dan bintang sebenarnya tidak ditutupi. Begitu pula maya tidak dapat menutupi Tuhan Yang Maha Esa.

  Sloka 7.26. Penjelasan.

  BAB VIII Srimad Bhagavad-gita uhan diumpamakan sebagai sebatang pohon yang berdiri di suatu tempat

  T

  tetapi menghasilkan berbagai " buah, bunga dan daun yang berubah-ubah. Seperti penjelmaan-penjelmaan Tuhan yang berkuasa penuh yang berkuasa di planet-planet Vaikunta \ berlengan empat, dan terkenal dengan berbagai Nama.

  Sloka 8.22. Penjelasan

  Tuhan yang hamba cintai, saat ini hamba sehat saja. Karena itu, lebih baik hamba

  Sloka 8.22. Penjelasan

  BAB IX Srimad Bhagavad-gita eperti halnya sinar matahari menyebar keseluruh alam semesta, tenaga Krsna

  S menyebar keseluruh ciptaan.

  Sloka- 9.2. Penjelasan.

  Mungkin angkasa adalah manifestasi terbesar yang dapat kita bayangkan. Diangkasa itu, angin atau udara adalah alam semesta. Gerak angin mempengaruhi gerak benda lainnya. Walaupun angin besar sekali, angin masih terletak di dalam angkasa; angin tidak diluar angkasa. Begitu pula semua manifestasi alam semesta yang ajaib terwujud atas kehendak yang Paling utama.

  Sloka 9.6. Penjelasan.

  Contoh dapat diberikan seperti halnya seorang hakim di Pengadilan Tinggi yang sedang duduk di kursinya. Atas perintah hakim, begitu banyak kegiatan terjadi - seseorang dijatuhi hukuman mati, seseorang dipenjarakan, seseorang diberi kekayaan yang banyak — namunpula Tuhan selalu netral.

  Sloka 9.9. Penjelasan.

  Krsna bersabda; Aku adalah ayah semua makhluk hidup dalam berbagai jenis dan bentuk kehidupan. Ayah memberi benih anak di dalam kandungan seorang ibu. Begitu pula Tuhan hanya dengan kedipan mata-Nya saja memasukan semua makhluk hidup ke dalam kandungan alam material ini.

  Sloka 9.10 Penjelasan

  Bila ada bunga yang wangi di depan seseorang, bau wangi dari bunga itu disentuh oleh daya cium orang itu, namun kegiatan mencium bunga dan bunga itu terpisah satu sama lain.

  Sloka 9.10. Penjelasan.

  Diatas sekretaris ada menteri diatas menteri ada presiden. Tiap-tiap kepribadian tersebut mengendalikan, tetapi yang satu dikendalikan oleh yang lain. Tetapi Krsna adalah kepribadian tertinggi yang mengendalikan segala sesuatu dan badan Krsna bersifat sac-cid-ananda.

  Sloka 9.11. Penjelasan.

  Kalau kita dapat naik sampai ke tingkat yang paling atas di sebuah gedung dengan menggunakan lift, mengapa kita musti naik tangga langkah demi langkah.

  Sloka 9.18. Penjelasan.

  Orang yang diangkat ke susunan planet yang lebih tinggi menikmati kehidupan yang lebih panjang serta fasilitas yang lebih bagus untuk kenikmatan indera-indera, namun ia tidak diperbolehkan menetap di sana untuk selamanya. Sekali lagi ia dikirim ke bumi sesudah hasil kegiatannya yang saleh habis.

  Sloka 9.21. Penjelasan.

  Orang harus mengikuti hukum-hukum yang dibuat oleh pemerintah. Begitu pula semua orang harus mengaturkan sembah sujud hanya kepada Tuhan. Itu sendiri akan memuaskan para pejabat dan pengurus yang dikuasakan Tuhan.

  Sloka 9.23. Penjelasan.

  Krsna seperti awan yang mencurahkan hujan dimana-mana baik diatas batu, di permukaan darat atau di atas air.

  Sloka 9.29. Penjelasan.

  Meskipun seseorang melakukan perbuatan yang paling jijik, kalau ia tekun dalam bhakti, ia harus diakui sebagai orang suci karena ia mantap dalam ketabahan hatinya dengan cara yang benar.

  Sloka 9.30.

  BAB X Srimad Bhagavad-gita eperti bibit pohon buah-buah kalau disirami air secara teratur. Tanaman

  S

  rohani bhakti berangsur-angsur tumbuh besar sampai menembus penutup alam semesta material dan memasuki cahaya brahmanjyoti di angkasa rohani.

  Sloka 10.9 Penjelasan.

  Seperti pemuda pemudi melakukan kesenangan di tiap pergaulannya. Penyembah menikmati kesenangan dalam mendengarkan literatur rohani.

  Sloka 10.9. Penjelasan.

  Seperti halnya sebuah lampu menghilang dalam kegelapan begitu juga Tuhan Yang Maha Esa di dalam hati, dengan lampu pengetahuan, menghilangkan kebodohan.

  Sloka 10.11. Penjelasan.

  BAB XI Srimad Bhagavad-gita alau beratus-ratus ribu matahari terbit di langit pada waktu yang sama,

  K

  mungkin cahayanya menyerupai cahaya dari Kepribadian Yang Paling Utama dalam bentuk semesta itu.

  Penyembah yang murni tidak dibingungkan oleh tafsirkan-tafsirkan Bhagavad-gita yang menyesatkan, sebab ia mengetahui kenyataan yang sebenarnya. Ayat-ayat bhagavad-gita sejernih matahari; ayat-ayat Bhagavad-gita tidak perlu disinari oleh sinar lampu dari penafsir yang bodoh.

  Sloka 11.51. Penjelasan.

  BAB XII Srimad Bhagavad-gita ika kita memasukan surat-surat ke dalam kotak pos yang benar, maka secara

J

  wajar surat-surat tersebut akan dibawa ke tempat tujuannya tanpa kesulitan. Tetapi jika sembarang kotak, atau kotak tiruan yang kita temukan pada tempat lain yang tidak diakui secara resmi oleh Jawatan Pos, dan memasukan surat ke situ, maka proses pengiriman tersebut tidak akan terlaksana. Begitu pula, ada perwujudan Tuhan Yang Maha Esa yang dibenarkan dalam bentuk Arca. Tuhan akan menerima Bhakti melalui bentuk itu. Tuhan dapat menerima pengabdian seseorang penyembah melalui penjelmaan-Nya sebagai Arca-Vigraha, untuk mempermudah pengabdian bagi manusia dalam kehidupan yang terikat.

  Sloka 12.5 Penjelasan.

  BAB XIII Srimad Bhagavad-gita eorang warga negara barangkali mengetahui segala sesuatu tentang sepetak

  S

  tanah yang dimilikinya, tetapi raja tidak hanya mengetahui tentang istananya tetapi semua harta benda yang dimiliki oleh tiap-tiap warga Negara. Seperti itu pula seseorang memiliki badan pribadinya, tetapi Tuhan Yang Maha Esa memiliki semua badan. Raja adalah pemilik kerajaan yang pertama, dan warga Negara adalah pemilik kedua. Begitu pula, Tuhan Yang Maha Esa adalah Yang Mahakuasa yang memiliki semua badan.

  Sloka 13.3. Penjelasan.

  Hendaknya seorang jangan keliru tentang ketiga hal tersebut dalam kedudukan masing-masing. Sebaiknya seseorang jangan keliru tentang kedudukan pelukis, lukisan, kuda-kuda papan lukis. Dunia material, yaitu lapangan kegiatan, adalah alam dan makhluk hidup menikmati alam. Yang Mahakuasa, kepribadian Tuhan Yang Maha Esa berada diatas kedua-keduanya.

  Sloka 13.3. Penjelasan.

  Bahwa makhluk hidup berpindah-pindah dan satu badan ke badan yang lainnya seperti orang mengganti pakaian. Penggantian pakaian itu disebabkan oleh ikatan

  Sloka 13.22. Penjelasan.

  Udara masuk ke dalam air, Lumpur, kotoran dan segala suatu yang ada namun tidak tercampur dengan apa pun. Begitu pula, walaupun roh berada dalam jenis badan, ia menyisih dari badan-badan itu karena ia bersifat halus.

  Sloka 13.33. Penjelasan.

  Matahari dan sinar matahari dipermukan. Seperti halnya matahari mantap di satu tempat tetapi menerangi seluruh alam semesta, begitu pula sebutir roh yang kecil menerangi seluruh badan dengan kesadaran, walaupun ia berada dalam jantung tubuh ini.

  Sloka 13.34. Penjelasan.

  BAB XIV Srimad Bhagavad-gita alajengking bertelur dalam timbunan beras, dan kadang-kadang dikatakan

  K

  bahwa kalajengking dilahirkan dari beras. Tetapi beras tidak menyebabkan kalajengking dilahirkan. Sebenarnya ada kalajengking yang bertelur. Begitu pula, alam material bukan sebab kelahiran para makhluk hidup. Benih diberikan oleh Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa.

  Sloka 14.3. Penjelasan.

  Seperti halnya, partikel emas adalah bagian dan sebuah emas. Makhluk hidup (roll) adalah bagian dari kesatuan Tuhan.

  Sloka 14.26. Penjelasan.

  Seorang abdi raja menikmati hampir sejajar dengan raja. Karena itu, kebahagian kekal, kebahagian orang tidak dapat dimusnahkan, serta kehidupan yang kekal mengiringi bhakti.

  Sloka 14.27.

  BAB XV Srimad Bhagavad-gita katan dunia material di sini diumpamakan. Sebagai pohon beringin. Bagi orang

  I

  yang menekuni kegiatan membuahkan hasil, pohon beringin tersebut tidak ada habisnya. la mengembara dan cabang ke cabang, ke cabang lain, laki kecabang yang lain lagi.

  Sloka 15. 1. Penjelasan.

  Cabang-cabang pohon itu menjulur kebawah dan ke atas, di pelihara oleh tiga sifat alam material. Ranting-ranting adalah obyek indera. Pohon tersebut juga mempunyai akar yang turun ke bawah, dan akar-akar tersebut terikat pada perbuatan masyarakat manusia yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil atau pahala.

  Sloka 15.2

  Roh yang terikat, diikat, seolah-olah dibelenggu dengan rantai besi. la diikat oleh keakuan palsu, dan pikiran adalah unsur pertama yang mendorong dirinya dalam kehidupan material ini.

  Sloka 15.7.

  Makhluk hidup di dunia material membawa berbagai paham hidupnya dan saat badan ke badan yang lain seperti udara membawa berbagai bau. Dengan cara demikian ia menerima jenis badan tertentu, lalu sekali lagi meninggalkan badan itu untuk menerima badan lain.

  Sloka 1 5.8.

  Tenaga Tuhan Yang Maha Esa memelihara semua planet, seperti segenggam debu. Kalau seseorang mengengam debu, tidak mungkin debu itu jatuh, tetapi jika ia melemparkan debu itu ke udara, maka debu itu akan jatuh. Begitu pula, semua planet mi yang melayang di udara sebenarnya digengam dalam tangan bentuk semesta Tuhan Yang Maha Esa.

  Sloka 15.13. Penjelasan.

  Bahwa Tuhan Yang Maha Esa adalah matahari, sedangkan kebodohan disebut kegelapan. Dimanapun ada matahari, tidak mungkin ada kegelapan. Karena itu, dimana pun ada bhakti yang dilakukan menurut bimbingan yang benar dan seorang guru kerohanian yang dapat dipercaya, tidak mungkin ada kebodohan.

  Sloka 15.20. Penjelasan.

  Makhluk hidup yang menerima badan kasar lain lagi dengan cara seperti itu, memperoleh jenis telinga, mata, lidah, hidung dan peraba tertentu tersusun di sekitar pikiran. Dengan demikian, la menikmati pasangan obyek-obyek indera tertentu.

  Sloka 15.9.

  BAB XVI Srimad Bhagavad-gita da tiga pintu gerbang menuju neraka tersebut-hanya nafsu, amarah, dan

  A

  loba. Setiap orang waras harus meninggalkan tiga sifat ini, sebab tiga sifat ini menyebabkan sang roh merosot.

  Sloka 16.21.

  BAB XVII Srimad Bhagavad-gita Tidak terdapat Analogi dan contoh.

  BAB XVIII Srimad Bhagavad-gita oh terikat berusaha menikmati kebahagian material berulang kali. Dengan

  R demikian dia mengunyah sesuatu yang sudah dikunyah.

  Sloka 18.36. Penjelasan.

  Setiap usaha ditutupi oleh sejenis kesalahan, seperti halnya api ditutupi oleh asap. Karena itu, hendaknya seseorang jangan meninggalkan pekerjaan yang dilahirkan dan sifat pribadinya, meskipun pekerjaan itu penuh kesalahan, wahai putera Kunti.

  Sloka 18.48.

  Bahwa seseorang dapat masuk ke tempat tinggal Tuhan Yang Maha Esa dalam individualitasnya untuk menjadi tekun dalam hubungan dengan Beliau dan mengabdikan diri kepada beliau. Misalnya. Burung berwarna hijau masuk ke dalam pohon berwarna hijau bukan tujuan untuk menjadi satu dengan pohon itu, tetapi untuk menikmati buah pada pohon itu.

  Sloka.18.55. Penjelasan.

  Seperti seorang pelayan, hendaknya ia bertindak sepenuhnya di bawah perintah Tuhan Yang Maha Esa. Seorang pelayan tidak mempunyai kebebasan khusus, dia bertindak atas perintah atasan. Seorang pelayan yang bertindak atas nama penguasa yang paling utama tidak dipengaruhi oleh laba dan rugi. Dia hanya melaksanakan tugas dan kewajibannya.

  Sloka l8.57. Penjelasan.