Yunia Damayanti 071311233066 Analisis Ke

Yunia Damayanti – 071311233066 – Analisis Kebijakan Luar Negeri – Week 11
Perubahan Kebijakan Luar Negeri Suatu Negara serta Hal-hal yang Menjadi Penyebab
Perubahannya
Perubahan menjadi sesuatu hal yang tidak pernah absen di dalam kehidupan manusia.
Begitu pula dengan kebijakan luar negeri yang tidak luput dari adanya perubahan. Esensi dari
kebijakan luar negeri adalah adanya perubahan. Hal tersebut menjelaskan bahwa kebijakan luar
negeri bersifat dinamis dan sudah tentu dapat berubah-ubah seiring berjalannya waktu. Sehingga,
hal yang perlu diketahui adalah bahwa perubahan kebijakan luar negeri merupakan hal yang
umum dan selalu terjadi. Karena bahwasanya kehidupan sosial-politik yang paling berpengaruh
pada pembentukan kebijakan luar negeri juga bersifat dinamis, selalu berubah-ubah seiring
berkembangnya kepentingan suatu negara yang juga berubah-ubah. Dalam paper ini penulis
akan menjelaskan mengenai perubahan dalam kebijakan luar negeri, serta arti istilah
“perubahan” itu sendiri, dan membahas mengenai fakor krusial yang dapat mempengaruhi
perubahan kebijakan luar negeri. Karena perubahan kebijakan luar negeri dapat mempengaruhi
segala aspek kehidupan bernegara, maka perubahan kebijakan luar negeri juga seharusnya
dipertimbangkan dengan seksama agar kebijakan tersebut baik bagi seluruh entitas negara.
Makna Istilah “Perubahan” serta Pengertian Tentang Perubahan Kebijakan Luar Negeri
Seperti yang dijelaskan oleh Modelski (1962:7 dalam Dugis, 2008:101) bahwa
kemampuan menganalisa kebijakan luar negeri yang ada adalah tugas dari seorang analis. Tugas
tersebut antara lain adalah mampu memberikan penjelasan mengenai cara-cara setiap negara di
dalam berinteraksi dengan negara lain, sehingga mampu mengubah perilaku negara lain. Tetapi,

dalam mengamati interaksi suatu negara dengan negara lain beserta kebijakan luar negeri yang
dibentuk tentu juga menjadi tugas analis untuk mengamati perubahan-perubahan kebijakan luar
negeri yang terjadi. Istilah perubahan dapat diartikan sebagai suatu aksi yang mana dapat
membuat suatu hal menjadi berbeda daripada hal sebelumnya. Contohnya adalah perubaha
kebijakan luar negeri Indonesia pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan era
Presiden Joko Widodo. Seperti yang penulis jelaskan sebelumnya bahwa kebijakan luar negeri
bersifat dinamis, maka hal tersebut erat kaitannya dengan perubahan yang mana perubahan
tersebut menyesuaikan diri terhadap tujuannya. Dilihat dari konsep dari kebijakan luar negeri
yang mana merupakan seperangkat kebijakan otoritatif yang diambil oleh pemerintah suatu
negara demi mewujudkan kepentingan nasional negara, yang mana kepentingan nasional suatu
negara dapat berubah-ubah, disesuaikan oleh kebutuhan dan kepentingan negara tersebut.

Perubahan kebijakan luar negeri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu; (1) perubahan yang
dihasilkan dari perubahan rezim atau transformasi negara; (2) perubahan kebijakan yang terjadi
ketika pemerintah memutuskan untuk mengambil alih arah suatu kebijakan luar negeri negaranya
(Hermann, 1990: 5, dalam Dugis, 2008: 103). Sehingga, dari analisis tersebut didapatkan bahwa
kebijakan luar negeri tidak bersifat tetap, melainkan akan terus berubah-ubah seiring dengan
penyebab-penyebab di balik berubahnya suatu kebijakan.
Penyebab Berubahnya Kebijakan Luar Negeri Suatu Negara
Faktor-faktor yang mengakibatkan adanya perubahan kebijakan tersebut, khususnya

perubahan kebijakan luar negeri dijelaskan oleh Edward L. Morse di dalam artikelnya yang
berjudul The Transformation of Foreign Policies: Modernization, Interdependence, and
Externalization. Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa kebijakan luar negeri telah diubah
secara radikal oleh proses modernisasi yang bersifat revolusioner. Hal tersebut dikarenakan hasil
dari adanya proses modernisasi sendiri telah dianggap sebagai faktor determinan dari kebijakan
luar negeri. Faktor-faktor determinan tersebut seperti hal-hal bersifat ideologi atau sistem politik
– contohnya, adalah negara demokrasi versus negara otokrasi, faktor kekuatan dan kapabilitas –
contohnya adalah kekuatan kebijakan negara maju versus negara yang kecil kekuatan
kebijakannya (Morse, 1970: 371). Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa secara otomatis proses
modernisasi menjadi penyebab suatu negara mengubah kebijakan luar negerinya karena faktorfaktor yang disebutkan di atas. Karena di manapun masyarakat moderen berada dan berkembang,
maka di saat itu pula kebijakan luar negeri dari masing-masing negara menjadi terlihat sama satu
dengan yang lainnya. Pengaruh domestik ataupun pengaruh dari dunia internasional yang mana
menjadi rumusan bagi proses terbentuknya kebijakan luar negeri pun secara subjektif dan
revolusioner telah bertransformasi dengan dipengaruhi oleh eksisnya modernisasi.
Keberadaan modernisasi inipun diiringi dengan meningkatnya level dan berbagai macam
tipe ketergantungan atau independencies antar negara-negara di dunia. Sebagai bentuk dari
pengaruh aspek ketergantungan tersebut, secara domestik banyak negara-negara di dunia yang
meningkatkan sistem sentralisasi dari insititusi pemerintah dan institusi pengambilan kebijakan
yang lebih memprioritaskan mengenai kebijakan politik yang ditujukan pada domestik daripada
eksternal (Morse, 1970: 371). Perubahan-perubahan yang terjadi yang diakibatkan oleh

modernisasi dan ketergantungan tersebut telah mengakibatkan sebuah kondisi yang tentunya
semakin berkembang. Pertama, sebuah ide yang idealis dan klasik antara hubungan domestik dan
hubungan luar negeri telah runtuh, walaupun mitos kerjasama dengan kedaulatan sebuah negara

belum sepenuhnya runtuh. Kedua, distingsi antara unsur ‘high policies’ dan ‘low politics’
menjadi kurang penting karena anggapan bahwa peran low politis di masyarakat semakin
meningkat dan diperhatikan. Perubahan yang terakhir adalah walaupun terdapat perkembangan
yang signifikan dalam faktor-faktor pendukung kontrol politik, namun kemampuan mengontrol
hal-hal internal dan eksternal yang termodernisasi telah menurun perannya, hal tersebut
dipengaruhi oleh pertumbuhan ketergantungan negara-negara yang semakin meningkat.
Hermann (1990: 5-6) telah mengindetifikasi perubahan kebijakan luar negeri menjadi
empat poin, yaitu perubahan penyesuaian (adjustment change), perubahan program (program
change), masalah atau tujuan perubahan (problem or goal change), dan perubahan orientasi
internasional (international change). Perubahan penyesuaian (adjustment change) dapat dilihat
dari besar atau kecilnya usaha pembentukan kebijakan luar negeri tersebut akan mencapai
tujuannya, sehingga dengan kata lain usaha dapat berubah sedangkan tujuan akan tetap sama.
Pada perubahan program (program change), perubahan mengacu kepada terlibatnya instrumen
atau metode baru untuk digunakan sebagai sarana untuk mencapai tujuan atau permasalahan
yang menjadi isu pembahasan suatu negara. Yang ketiga adalah masalah atau tujuan perubahan
(problem or goal change) yang mana mengacu pada situasi tujuan awal pembentukan kebijakan

luar negeri suatu negara berubah. Terakhir adalah perubahan orientasi internasional
(international change), perubahan ini dapat dikatakan perubahan yang cukup ekstrem karena
melibatkan isu pergeseran yang mendasar terhadap peranan dan kegiatan aktor dalam lingkup
internasional. Lalu, pertanyaannya dihadapkan pada faktor yang paling krusial pengaruhnya
dalam perubahan kebijakan luar negeri suatu negara. Menurut Goldmsn (1984, dalam Hermann,
1990: 7) politik domestik memiliki peran vital dalam perubahan kebijakan luar negeri suatu
negara. Hal tersebut dipengaruhi oleh derajat institusionalisasi, tingkat legitimasi, dan
keberadaan domestic power struggle.

Analisis Studi Kasus Perubahan Kebijakan Luar Negeri Era SBY dengan Era Jokowi
Pada faktanya, banyak pihak yang memberikan penilaian pelaksanaan politik luar negeri
Indonesia

pada

masa

pemerintahan

SBY (2004-2014)


mengalami

peningkatan

dan

perkembangan yang cukup signifikan. Prestasi-prestasi yang ditorehkan tidak terlepas dari tiga
program utama, yaitu pemanfaatan politik luar negeri dengan cara optimalisasi diplomasi,
peningkatan kerjasam multilateral, dan penegasan komitmen perdamaian dunia (Asgart, 2015).
Hal tersebut telah membuat Indonesia pada era kepemerintahan SBY mendapatkan “prestasi”,
seperti dalam konteks kerjasama global, pelaksanaan diplomasi Indonesia pun mendorong
terjadinya kemitraan yang strategis demi mencapai pembangunan kesejahteraan untuk semua.
Pada masa kepemerintahan SBY pun, sering terdengar kalimat “thousand friends, zero enemy”,
yang mana hal tersebut diaplikasikan betul-betul pada masa kepemerintahan SBY. ASEAN
menjadi fokus utama dalam kebijakan luar negeri SBY. Namun, seperti yang penulis jabarkan
sebelumnya bahwa peruabahan kebijakan luar negeri dapat dipengaruhi oleh perubahan rezim
atau trasnformasi negara, pun sama halnya dengan kebijakan luar negeri Indonesia yang berubah
seiring dengan perubahan rezim SBY ke rezim Jokowi. Pada pidato perdananya saat dilantik
sebagai Presiden Joko “Jokowi” Widodo, membahas mengenai global maritime nexus yang mana

Indonesia harus mulai fokus untuk menjadi negara maritime terbesar di dunia. Penulis
berpendapat bahwa perubahan kebijakan luar negeri Indonesia dari era SBY ke era Jokowi
adalah perubahan fokus tujuannya. Pada masa pemerintah SBY, Indonesia seakan-akan di
arahkan ke arah untuk menjadi “primadona” di ASEAN. Sedangkan, pada era Jokowi Indonesia
dihadapkan pada keharusan untuk mengembakan poros maritimnya.
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan luar negeri tidak bersifat
statis, melainkan dinamis. Hal tersebut dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu perubahan yang
dihasilkan dari perubahan rezim atau transformasi negara, dan perubahan kebijakan yang terjadi
ketika pemerintah memutuskan untuk mengambil alih arah suatu kebijakan luar negeri
negaranya. Terdapat empat macam perubahan, seperti yang dijelaskan oleh Charles Hermann,
yaitu perubahan penyesuaian (adjustment change), perubahan program (program change),
masalah atau tujuan perubahan (problem or goal change), dan perubahan orientasi internasional
(international change). Perubahan memang bersifat abadi, maka dari itu apapun yang berubah,
entah tujuan ataupun metodenya tentu tujuannya adalah untuk kesejahteraan dan keadilan
bersama.

Referensi:
Asgart, Sofian Munawar. 2015. Membaca Kebijakan Luar Negeri SBY dan Jokowi. (online)
tersedia dalam http://interseksi.org/report/membaca-kebijakan-luar-negeri-sby-dan-jokowi/

[diakses pada 20 Desember 2015]
Dugis, Vinsensio (2007) “Analysing Foreign Policy”. Masyarakat, Kebudayaan dan Politik. 20
(2): 41-52.
Hermann, Charles F. (1990) “Changing Course: When Government Choose to Redirect Foreign
Policy”. International Studies Quarterly, 34 (2): 3-21.
Morse, Edward L. 1970. “The Transformation of Foreign Policies: Modernization,
Interdependence, and Externalization”, World Politics. (22) 3; pp. 371-392.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63