KEARIFAN LOKAL SUKU SASAK SADE LOMBOK

KEARIFAN LOKAL SUKU SASAK SADE LOMBOK
1. HUKUM ADAT MASTARAKAT SASAK SADE
Salah satu suku yang masih menggunakan konsep hukum waris adat adalah Suku Sasak
di Pulau Lombok. Yang menarik dari hukum waris adat dalam suku ini adalah bahwa telah
terjadi pluralisasi dalam hukum waris di daerah ini. Di dalam Suku Sasak berlaku hukum adat
sasak sendiri, hukum Islam, dan hukum waris yang ditetapkan oleh pengadilan negeri.
Hukum waris adat Sasak, mengharuskan wanita Sasak tidak mempunyai hak untuk mewaris
harta orang tuanya. Dalam sebuah struktur masyarakat hukum adat genealogis, terdapat tiga
macam dasar pertalian keturunan yaitu: Pertalian darah menurut garis bapak (patrilineal),
Pertalian darah menurut garis ibu (matrilineal) dan Pertalian darah menurut garis ibu dan bapak
(parental). Hukum Adat Sasak, Suku Sasak menarik garis keturunan dari pihak laki-laki
(patrilineal). Pada kaum bangsawan Suku Sasak, perempuan diberi gelar Baiq dan kaum lakilakinya mendapat gelar Lalu. Namun pada masyarakat lapisan bawah baik perempuan maupun
laki-laki tidak mempunyai gelar, namun kaum perempuannya dipanggil Inaq dan laki-laki
dipanggil Amaq.
Masyarakat yang tidak mempunyai lapisan bangsawan contohny adalah Desa Sade yang
seluruh penduduknya adalah bagian bawah dari masyarakat . Desa Sade adalah suatu desa yang
masih tradisional. Masyarakat Desa Sade sebagian besar beragama Islam. Walaupun beragama
Islam, mereka tetap tunduk pada Hukum Adat Sasak Tradisional.
Menurut Hukum Adat di desa ini wanita tidak menerima warisan dari orang tuanya yang telah
meninggal dunia. Pada dasarnya masyarakat Sasak Desa Sade menganut sistem patrilineal,
bahwa garis keturunan ditarik dari pihak laki-laki atau bapak. Anak perempuan dianggap keluar

dari keluarganya dan pindah menjadi keluarga suaminya, karena ia mengikuti suaminya setelah
mereka kawin.
Banyak budaya yang bisa dipelajari di desa ini, mulai dari peraturan pernikahan. Dimana
peraturan tersebut mencakup masalah mahar dan larangan pernikahan dari luar desa.
Contoh hukum adat yang berlaku di Desa Sade yaitu jika ada yang menebang pohon di
hutan larangan maka akan dikenakan sanksi berupa denda uang 250.000. Contoh lainnya yaitu
jika ada yang selingkuh maka hukumannya yaitu dibunuh.
2. SISTEM PERNIKAHAN DESA SADE

Penculikan merupakan tahap yang dilakukan sebelum laki-laki melamar calon
pengantinnya. Biasanya laki-laki yang berencana akan menikah sudah berkompromi dengan si
perempuan sebelum malamnya ia pergi menculik. Pihak laki-laki-laki akan membawa kembali si
perempuan kembali ke rumah orang tuanya keesokan paginya atau beberapa hari setelahnya
untuk dilamar. Untuk perempuan yang memang mencintai laki-laki yang menculiknya, tradisi ini
dianggap romantis. Namun bagi perempuan yang tidak mempunyai rasa, tradisi ini merupakan
bencana. Orang tua tidak bisa menolak jika anak perempuannya sudah berhasil diculik dan
dikembalikan karena bisa dianggap sial (tidak ada yang mau melamar putrinya lagi di kemudian
hari). Biasanya, laki-laki menikahi perempuan dari desanya sendiri karena biayanya lebih murah.
Di Desa Sade, ada total 150 rumah dengan 700 warga yang semuanya mempunyai ikatan
keluarga.

Berikut proses ritual pernikahan:


Sejati
Dilakukan setelah merariq (‘menculik’ si gadis). Pada tahap ini, pihak keluarga pria wajib
memberitahukan kepada kepala desa/dusun perihal penculikan yang telah dilakukan anak
laki-lakinya, melalui perwakilan keluarga yang telah ditunjuk—Pembayun. Kemudian,
kepala desa/dusun, menyampaikan perihal ini kepada pihak keluarga wanita.



Selabar
Pada tahap ini, keluarga pria, kepala desa, dan keluarga wanita berkumpul untuk
mengkonfirmasi kebenaran berita yang telah diterima pada proses Sejati sebelumnya. Di
sini pihak keluarga wanita berhak mengajukan persyaratan-persyaratan yang harus
dipenuhi oleh keluarga calon mempelai pria, sekaligus menentukan waktu pernikahan
setelah persyaratan-persyaratan yang diajukan tersebut diterima.




Sorong Serah
Bentuk implementasi dari ritual Selabar yang sebelumnya telah dilakukan secara verbal.
Tahap ini merangkum prosesi ijab kabul dan segala inti acara pernikahan.



Nyongkolan
Begitu ketiga ritual di atas selesai dilaksanakan, kedua mempelai akan diarak keliling
kampung. Tujuannya untuk memperkenalkan pengantin baru ini ke masyarakat, terutama
pada kalangan kerabat dan masyarakat di mana mempelai wanita tinggal.

Jika wanita Sasak di Desa Sade menikah, ia tinggal pada keluarga suaminya. Untuk itu ia boleh
membawa barang-barang perhiasan dari emas atau perak berbentuk cincin dijarinya, giwang atau
anting-anting, kalung di lehernya dan gelang yang dipakai pada tangannya. Ia tidak akan
mendapatkan tanah atau rumah. Tanah dan rumah hanya untuk anak laki-laki.