PENGARUH PEMAHAMAN AKUNTANSI, PENGENDALIAN INTERNAL DAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SAP BERBASIS AKRUAL TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN (STUDI PADA SATUAN PERANGKAT KERJA KOTA BANDA ACEH)

  

PENGARUH PEMAHAMAN AKUNTANSI, PENGENDALIAN INTERNAL DAN

EFEKTIVITAS PENERAPAN SAP BERBASIS AKRUAL TERHADAP KUALITAS

LAPORAN KEUANGAN (STUDI PADA SATUAN PERANGKAT KERJA KOTA

BANDA ACEH)

1 *2 1,2 Rizki Mardiana * , Heru Fahlevi

  Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala *1 e-mail: Rizkimardiana85@yahoo.co.id

  

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemahaman akuntansi, pengendalian internal dan

efektivitas penerapan SAP berbasis akrual terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah di wilayah Kota

  

Banda Aceh, baik secara bersama-sama maupun secara parsial. Populasi pada penelitian ini adalah Satuan Kerja

Perangkat Kota Banda Aceh. Total populasi sebanyak 38 Satuan Perangkat Kerja Perangkat Kota (76 pengamatan).

Pemilihan populasi penelitian dilakukan dengan menggunakan metode sensus. Metode analisis yang digunakan pada

penelitian ini adalah model analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan pemahaman akuntansi,

pengendalian internal dan efektivitas penerapan SAP berbasis akrual secara bersama-sama berpengaruh terhadap

kualitas laporan keuangan Pemerintah Kota Banda. Pemahaman akuntansi, pengendalian internal dan efektivitas

penerapan SAP berbasis akrual berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah Aceh.

  

Keywords: Pemahaman Akuntansi, Pengendalian Internal, Akuntansi Berbasis Akrual dan Kualitas Laporan

Keuangan Pemerintah Kota Banda Aceh.

  kas dan laba itu sendiri, atau kualitas laporan keuangan

  Pendahuluan 1.

  yang berkaitan dengan imbalan saham. Pengertian kualitas laporan keuangan hingga saat

  Kualitas laporan keuangan tercermin dari ini masih beragam, namun pada prinsipnya pengertian karakteristik kualitatif yang dimiliki oleh laporan kualitas laporan keuangan dapat dipandang dalam dua keuangan. Karakteristik kualitatif laporan keuangan sudut pandang. Pandangan pertama menyatakan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan bahwa kualitas laporan keuangan berkaitan erat dalam informasi akuntansi agar dapat memenuhi dengan kinerja perusahaan yang diwujudkan dalam tujuannya. Prasyarat normatif yang diperlukan agar laba perusahaan yang diperoleh pada tahun berjalan. laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas laporan keuangan dikatakan tinggi/berkualitas jika yang dikehendaki yaitu: relevan, andal, dapat laba tahun berjalan dapat menjadi indikator yang baik dibandingkan dan dapat dipahami. untuk laba perusahaan di masa yang akan datang atau

  Laporan keuangan pemerintah di Indonesia berasosiasi secara kuat dengan arus kas operasi di merupakan sesuatu hal yang menarik untuk dikaji, masa yang akan datang. mengingat semakin menguatnya tuntutan akuntabilitas

  Pandangan kedua menyatakan kualitas laporan atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat maupun keuangan berkaitan dengan kinerja saham perusahaan daerah. Kenyataannya di dalam laporan keuangan di pasar modal. Hubungan yang semakin kuat antara pemerintah, masih banyak disajikan data yang tidak labadengan imbalan pasar menunjukkan informasi laporan keuangan tersebut semakin tinggi. Dengan sesuai yang berhasil ditemukan oleh Badan Pemeriksa

  Keuangan (BPK). demikian kualitas laporan keuangan merupakan

  Hasil penelitian yang menguji kualitas laporan konstruk yang dapat dianalisis dalam dua pandangan, keuangan instansi pemerintah diantaranya adalah yaitu kualitas laporan keuangan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Yuliani, 2010)

  

  menemukan bahwa pemahaman akuntansi berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan instansi pemerintah. Penelitian yang dilakukan oleh Christanti (2010) Sedangkan pelaksanaan anggaran dan evaluasi kinerja tidak berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Namun penelitian yang dilakukan oleh (Lestari, 2014) menemukan perencanaan anggaran, pelaksanaan anggaran, pelaporan anggaran, dan evaluasi kinerja berpengaruh signifikan terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah

  Roviyanti (2011) menyebutkan bahwa laporan keuangan merupakan sebuah produk yang dihasilkan oleh bidang atau disiplin ilmu akuntansi. Oleh karena itu, dibutuhkan yang kompeten untuk menghasilkan sebuah laporan keuangan yang berkualitas. Begitu juga di entitas pemerintahan, untuk menghasilkan laporan keuangan daerah yang berkualitas dibutuhkan pengendalian internal yang memahami dan kompeten dalam akuntansi pemerintahan, keuangan daerah bahkan organisasional tentang pemerintahan.

  Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah menjelaskan bahwa pengakuan unsur laporan keuangan adalah proses penetapan terpenuhinya kriteria pencatatan suatu kejadian atau peristiwa dalam catatan akuntansi sehingga akan menjadi bagian yang melengkapi unsur aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja dan pembiayaan sebagaimana akan termuat pada laporan keuangan entitas pelaporan yang bersangkutan. Pengakuan diwujudkan dalam pencatatan jumlah uang terhadap pos-pos laporan keuangan yang terpengaruh oleh kejadian atau peristiwa terkait.

  Menurut Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (2005) karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi agar dapat memenuhi tujuannya. Prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami.

  2.2 Pemahaman Akuntansi

  Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwadarminta: 2006) ‘paham’ mempunyai pengertian pandai dan mengerti benar, sedangkan pemahaman adalah proses, cara perbuatan memahami atau memahamkan. Ini berarti bahwa orang yang memiliki pemahaman akuntansi adalah orang yang pandai dan mengerti benar tentang akuntansi.

  Dalam penelitian ini seseorang dikatakan paham terhadap akuntansi apabilaia mengerti dan pandai bagaimana proses akuntansi itu dilakukan sampai menjadi suatu laporan keuangan yang berpedoman pada prinsip dan standar penyusunan laporan keuangan yang diterapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

2. Kajian Pustaka

2.1 Kualitas Laporan Keuangan

  Kemudian menurut penelitian Yuliani (2010), untuk dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas, maka kualitas orang-orang yang melaksanakan tugas dalam menyusun laporan keuangan harus menjadi perhatian utama yaitu para pegawai yang terlibat dalam aktivitas tersebut harus mengerti dan memahami bagaimana proses dan pelaksanaan akuntansi itudijalankan dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku.

  Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan yang harus dipahami dan ditaati oleh penyelenggara akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah daerah dalam melakukan kegiatannya, serta oleh pengguna laporan untuk memahami laporan keuangan yang disajikan. Ada beberapa prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah daerah yaitu basis akuntansi, prinsip nilai perolehan, prinsip realisasi, dan lainnya.

  2.3 Pengendalian Internal

  Menurut Permendagri No. 60 Tahun 2008 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah, pengendalian internal merupakan proses yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai mengenai pencapaian tujuan dan efektifitas pelaksanaan program dan kegiatan serta dipatuhinya peraturan perundang- undangan. Ada tiga fungsi yang terlihat dari definisi tersebut yaitu keterandalan pelaporan keuangan, efisiensi dan efektivitas operasi dan kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan.

  

  Pengaruh pemahaman internal dan efektivitas pen terhadap kualitas laporan lihat pada Gambar 2.1.

  ndasan teori dan kerangka dipaparkan diatas, maka dapat nelitian sebagai berikut: untansi, Pengendalian Internal nerapan SAP Berbasis Akrual berpengaruh terhadap Kualitas n Instansi Pemerintah.

  Kerangka Pemikiran

  Kementerian Keuangan si akuntansi yang selama ini basis kas menuju akrual (cash stem Akuntansi Instansi (SAI) nsi Instansi Berbasis Akrual setiap Kementerian ini diterapkan secara paralel sistem aplikasi keuangan an pentahapannya (Christanti, an akuntansi, pengendalian enerapan SAP berbasis akrual n keuangan lebih baik dapat

  depan dan mewujudkan tas sumber daya tersebut. ung pelaksanaan akuntansi merintah pusat. Kementerian ngkan aplikasi terintegrasi agar ementerian Negara/Lembaga. tersebut diharapkan mampu proses pelaksanaan dan suai dengan siklus anggaran. digunakan untuk menghasilkan basis kas menuju akrual (cash unakan sampai dengan tahun i tahun 2015 basis akrual ntah Pusat untuk menghasilkan

  

  Berdasarkan landasa pemikiran yang telah dipa dinyatakan hipotesis peneli H1: Pemahaman Akuntans dan Efektivitas Pener secara simultan berpe Laporan Keuangan Ins

  2.5 Hipotesis

Gambar 2.1 K

  Untuk mendukung berbasis akrual di peme Keuangan mengembangka dapat digunakan oleh Kem Pengembangan aplikasi te mengintegrasikan pros pertanggungjawaban sesua Sistem akuntansi yang diguna laporan keuangan berbasis toward accrual) digunak anggaran 2014. Mulai diterapkan pada Pemerintah laporan keuangan. mengembangkan aplikasi telah digunakan dalam bas toward accrual) yaitu Siste menjadi Sistem Akuntans untuk digunakan Negara/Lembaga.Sistem ini dengan implementasi s terintegrasi sesuai dengan 2010).

  Unsur-unsur Sistem Pengendalian diterapkan di pemerintah menurut Perme Tahun 2008 terdiri atas lingkungan penilaian resiko, kegiatan pengendalian, komunikasi dan pemantauan/ monitoring

  akrual adalah ndar Akuntansi ual sebagaimana merintah Nomor erintah tersebut an tahun terakhir ggunakan basis da tahun 2015 rus menerapkan ran keuangan. upakan suatu basis i dan peristiwa n dalam laporan si tersebut, tanpa kas diterima atau is akrual, waktu n saat terjadinya n dari penerapan ksudkan untuk h komprehensif tat dan lebih baik n para pengguna ngan basis kas nut. Hal ini sejalan kuntansi yaitu full disclosure ukan oleh IFAC nyatakan bahwa manfaat dalam rkait biaya jasa tujuan. Dengan ngguna dapat pemerintah dan ntah mendanai puan pendanaannya pemerintah yang berbasis akrual intah untuk menggunakan sumber daya masa de pengelolaan yang baik atas

  asis Akrual

  an Internal yang mendagri No. 60 n pengendalian, n, informasi dan ing.

  

2.4 Efektivitas Penerapan SAP Berbas

  Salah satu hasil studi yang dilakuk Public Sector Committee (2002) meny pelaporan berbasis akrual berma mengevaluasi kinerja pemerintah terka layanan, efisiensi, dan pencapaian tu pelaporan berbasis akrual, peng mengidentifikasi posisi keuangan pe perubahannya, bagaimana pemerinta kegiatannya sesuai dengan kemampuan sehingga dapat diukur kapasitas pem sebenarnya. Akuntansi pemerintah be juga memungkinkan pemerint mengidentifikasi kesempatan dalam

  Laporan keuangan yang dihasilkan da akuntansi berbasis akrual dimaksudk memberikan informasi yang lebih karena seluruh arus sumber daya dicatat bagi para pemangku kepentingan dan pa laporan keuangan dibandingkan deng menuju akrual yang selama ini dianut. H dengan salah satu prinsip akunt pengungkapan paripurna atau ful (Christanti, 2010).

  Akuntansi berbasis akrual merupak akuntansi di mana transaksi ekonomi lainnya diakui, dicatat, dan disajikan da keuangan pada saat terjadinya transaksi t memperhatikan waktu kas atau setara kas dibayarkan. Dalam akuntansi berbasis pencatatan (recording) sesuai dengan s arus sumber daya (Abdul, 2007).

  71 Tahun 2010. Pada Peraturan Pemer mengatur bahwa tahun 2014 merupakan pemerintah diperkenankan mengguna akuntansi kas menuju akrual. Pada pemerintah pusat dan daerah harus akuntansi akrual dalam penyajian laporan k

  Penerapan akuntansi berbasis a kerangka waktu implementasi Standa Pemerintahan (SAP) berbasis akrual yang telah diatur dalam Peraturan Peme

  

  Jumlah Responden

  Instansi Pemerintah.

  H2: Pemahaman Akuntansi berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan Instansi Pemerintah. H3: Pengendalian Internal berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan Instansi Pemerintah. H4: Efektivitas Penerapan SAP Berbasis Akrual berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan

  3

  15 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

  3

  14 Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian

  3

  13 Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menegah

  Pencatatan Sipil

3. Metode Penelitian

3.1 Populasi dan Sampel

  3

  3

  3

  30 Kecamatan Baiturrahman

  3

  29 Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa

  3

  28 Inspektorat

  27 Kantor Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah

  3

  3

  26 Kantor Lingkungan Hidup

  3

  25 Kantor Pemadan Kebakaran

  3

  24 Kantor Perpustakaan dan Arsip

  3

  31 Kecamatan Kuta Alam

  32 Kecamatan Syiah Kuala

  3

  37 Kecamatan Jaya Baru

  Populasi adalah sebuah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan, atau hal minat yang ingin diinvestigasi oleh peneliti (Sekaran, 2006).Sampel merupakan bagian dari suatu populasi keseluruhan yangdipilih secara cermat agar mewakili populasi itu. Dalam penelitian ini, populasinya adalah SKPK yang ada di pemerintahan kota Banda Aceh yang berjumlah 39 SKPK Banda Aceh dan tiap SKPK diwakili oleh 2 orang yaitu kepala SKPK dan kepala bagian keuangan sebagai respondennya yaitu berjumlah sebanyak 76 responden.

  Populasi Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan data yang dikumpulkan untuk penelitian dari tempat aktual terjadinya peristiwa tersebut. Data

  3.2 Sumber Dan Teknik Pengumpulan Data

  3 Jumlah 114 Sumber: LAKIP Kota Banda Aceh Tahun 2015

  38 Kecamatan Kuta Raja

  3

  3

  3

  36 Kecamatan Banda Raya

  3

  35 Kecamatan Lueng Bata

  3

  34 Kecamatan Ulee Kareng

  3

  33 Kecamatan Meuraxa

  23 Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana

  22 Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu

  5 Sekretariat Majelis Adat Aceh

  3

  3 No Nama SKPD

  12 Dinas Kependudukan dan

  3

  11 Dinas Sosial dan Tenaga Kerja

  3

  10 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

  9 Dinas Pekerjaan Umum

  3

  3

  8 Dinas Kesehatan

  3

  7 Dinas Pendidikan, Pemudan dan Olah Raga

  3

  6 Sekretariat Majelis Pendidikan Daerah

  3

  4 Sekretariat Majelis Permusyawaratan Ulama

  3 Sekretariat Baitul Mal

  3

  18 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

  21 Badan Kesatuan Bangsa Politik, Perlindungan Masyarakat dan Peanaggulangan Bencana

  3

  20 Badan Pemberdayaan Masyarakat

  3

  Berdasarkan kriteria diuarikan di atas maka jumlah populasi dan sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Table 3.1

  3

  3

  3

  17 Dinas Syariat Islam

  3

  16 Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota

Tabel 3.1 Daftar Populasi dan Jumlah Responden Penelitian pada SKPK No Nama SKPD Jumlah Responden

  1 Sekretariat Daerah

  3

  2 Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Kota

  19 Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah

  

  Menurut Permendagri No. 60 Tahun 2008 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah, pengendalian internal merupakan proses yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai mengenai pencapaian tujuan dan efektifitas pelaksanaan program dan kegiatan serta dipatuhinya peraturan perundang- undangan. Ada tiga fungsi yang terlihat dari definisi tersebut yaitu keterandalan pelaporan keuangan, efisiensi dan efektivitas operasi dan kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan.

  Y : Kualitas Laporan Keuangan

  = + + + + Keterangan

  3.4 Metode Analisis

  Indikator yang digunakan dalam mengukur sistem akuntansi instansi berbasis akrual adalah lingkungan pengendalian, aktifitas pengendalian, adanya pemahaman di bidang akuntansi dan pemantauan (Sutaryo, 2013).Pengukuran variabel ini menggunakan skala Likert 1-5.

  Akuntansi berbasis akrual merupakan sistem akuntansi yang mengakui dan mencatat transaksi atau kejadian keuangan pada saat terjadi atau pada saat perolehan. Fokus sistem akuntansi ini pada pengukuran sumber daya ekonomis dan perubahan sumber daya pada suatu entitas (Nunuy, 2007).

  3.3.2.3 Efektivitas Penerapan SAP Berbasis Akrual

  Indikator yang digunakan dalam mengukur sistem pengendalian intern dalam penelitian ini adalah lingkungan pengendalian, adanya kegiatan pengendalian, penilaian resiko, informasi dan komunikasi dan pemantauan (Agoes, 2004:75).

  Pengertian pengendalian internal menurut Arens et al., (2008:412) adalah proses yang dirancang untuk memberikan kepastian yang layak mengenai pencapaian tujuan manajemen tentang reliabilitas pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi, dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan berlaku.

  primer dikumpulkan melalui penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan kuesioner(Sekaran 2006:77).

  3.3.2.2 Pengendalian Internal

  Seseorang dikatakan paham terhadap akuntansi adalah mengerti dan pandai bagaimana proses akuntansi itu dilakukan sampai menjadi suatu laporan keuangan dengan berpedoman pada prinsip dan standar penyusunanlaporan keuangan yang diterapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

  penelitian Pemahaman akuntansi adalah suatu kemampuan seseorang dalam memahami dan mengerti benar tentang bagaimana proses akuntansi itu dilakukan sampai menjadi suatu laporan keuangan yang berpedoman pada prinsip Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

  3.3.2 Variabel Bebas

  Penelitian kualitas laporan keuangan dapat dilakukan dengan dua pendekatan (Zaenal, 2009). Pendekatan pertama adalah penelitian yang berkaitan dengan mengkaji faktor-faktor apa yang menyebabkan laporan keuangan yang dihasilkan berkualitas, dan pendekatan kedua adalah sejauhmana kualitas laporan keuangan direspon oleh para pemakai laporan keuangan.

  Pengertian kualitas laporan keuangan dapat dipandang dalam dua sudut pandang.Pandangan pertama menyatakan bahwa kualitas laporankeuangan berhubungan dengan kinerja keseluruhan perusahaan yang tergambarkan dalam laba perusahaan.Pandangan kedua menyatakan kualitas laporan keuangan berkaitan dengan kinerja pasar modal yang diwujudkan dalam bentuk imbalan, sehingga hubungan yang semakin kuat antara laba perusahaan dengan imbalan menunjukkan informasi laporankeuangan yang tinggi (Ayres, 1994).

  3.3.1 Variabel Terikat

  Penelitian ini menggunakan metode sensus dimana, penelitian ini dilakukan kepada seluruh jumlah populasi yang ada (Indriantoro, 2002:200). Pengumpulan data dilakukan secara langsung dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan- pertanyaan. kuesioner diserahkan langsung kepada responden dan diberikan waktu untuk mengisinya. Semua kuesioner akan dikumpulkan kembali oleh peneliti. Kuesioner penelitian yang akan didistribusikan adalah sebanyak 76 kuesioner.

3.3 Operasional Variabel

3.3.2.1 Pemahaman Akuntansi

   a : Konstanta

  X 3 : Efektivitas Penerapan SAP Berbasis b , b , b : Koefisien Regresi Akrual 1 2 3 X 1 : Pemahaman Akuntansi X : Pengendalian Internal 2 Hasil Penelitian 4.

  Tabel 4.1

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif

  N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Pemahaman Akuntansi 38 3,38 4,75 4,2524 ,30675 Pengendalian Internal 38 3,83 5,00 4,1871 ,24595 Efektivitas Penerapan SAP Berbasis Akrual 38 3,63 5,00 4,2113 ,27899 Kualitas Laporan Keuangan 38 3,95 5,00 4,3724 ,26981 Valid N (listwise)

  38 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 22.00 (2017) Pengujian Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat Variabel independen (X3) adalah Efektivitas nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar Penerapan Efektivitas Penerapan SAP Berbasis Akrual deviasi untuk masing-masing variabel dengan jumlah menunjukkan nilai terendah sebesar 3,63. Nilai responden sebanyak 76 orang, dan unit analisis tertinggi sebesar 5,00. Nilai rata-rata sebesar 4,2113 sebanyak 38 SKPK di wilayah Banda Aceh. Untuk terjadi pada SKPK Banda Aceh dengan standar deviasi variabel dependen yaitu kualitas laporan keuangan sebesar 0,27899 lebih besar nilai rata-rata yang berarti yang diukur dengan menggunakan indikator diperoleh bahwa variasi data kualitas laporan keuangan terhadap nilai terendah sebesar 3,95. Nilai tertinggi sebesar rata-ratanya adalah tinggi. Jadi, hampir semua SKPK 5,00. Nilai rata-rata sebesar 4,3724yang terjadi pada Kota Banda aceh menerapkan akuntansi berbasis SKPK Kota Banda Aceh dengan standar deviasi akrual secara efektif. sebesar 0,26981 lebih besar nilai rata-rata yang berarti bahwa variasi data kualitas laporan keuangan terhadap

  Kesimpulan Dan Saran 5.

  rata-ratanya adalah tinggi. Jadi, hampir semua SKPK

  5.1 Kesimpulan

  Kota Banda aceh mempunyai laporan keuangan yang Berdasarkan Berdasarkan pembahasan hasil berkualitas. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penelitian

  Variabel independen (X1) adalah Pemahaman ini dilakukan untuk menguji pengaruh kualitas laporan Akuntansi menunjukkan nilai terendah sebesar 3,38. keuangan yang dapat disimpulkan bahwa:

  Nilai tertinggi sebesar 4,75. Nilai rata-rata sebesar 1) Pemahaman akuntansi, pengendalian internal

  4,2524 terjadi pada SKPK Banda Aceh dengan standar dan efektivitas penerapan SAP berbasis akrual deviasi sebesar 0,30675 lebih besar nilai rata-rata yang berpengaruh secara simultan terhadap kualitas berarti bahwa variasi data kualitas laporan keuangan laporan keuangan pemerintah Kota Banda Aceh. terhadap rata-ratanya adalah tinggi.Jadi, hampir semua

  2) Pemahaman akuntansi berpengaruh secara SKPK Kota Banda aceh mempunyai pemahaman parsial terhadap kualitas laporan keuangan. akuntansi yang baik.

  3) Pengendalian internal berpengaruh secara Variabel independen (X2) adalah Pengendalian parsial terhadap kualitas laporan keuangan. Internal menunjukkan nilai terendah sebesar 3,83.

  4) Efektivitas penerapan SAP berbasis akrual Nilai tertinggi sebesar 5,00 terjadi pada SKPK Banda berpengaruh secara parsial terhadap kualitas Aceh. Nilai rata-rata sebesar 4,1871 dengan standar laporan keuangan. deviasi sebesar 0,24595 lebih besar nilai rata-rata yang berarti bahwa variasi data kualitas laporan keuangan terhadap rata-ratanya adalahtinggi.Jadi, hampir semua SKPK Kota Banda aceh mempunyai pengendalian internal yang baik.

  

5.2 Saran

5.2.1 Saran Operasional

  Penelitian Berdasarkan keterbatasan penelitian yang ada, Berikut beberapa saran yang ditemukan yaitu:

  1) Para penyusun laporan keuangan pada masing- masing SKPK memiliki latar belakang disiplin ilmu yang berbeda-beda (tidak hanya berasal dari latar belakang ilmu akuntansi). Dengan demikian apabila pegawai yang bukan berasal dari disiplin ilmu akuntansi ditempatkan pada bagian keuangan di SKPD tersebut hendaknya diberikan pembekalan yang cukup mengenai dasar-dasar akuntansi. 2) Dalam pengendalian internal yang ada pada pemerintahan, sebaiknya lebih ditingkatkan lagi terkait dengan kegiatan yang dilakukan secara mendadak. Agar dapat mendukung meningkatkan kualitas laporan keuangan. Instansi terkait juga diharapkan tetap menjaga hubungan yang baik. Aparat pengawas intern pemerintah juga harus meningkatkan fungsinya. Karena dengan hubungan kerja yang baik, maka setiap fungsi dalam mengerjakan tugasnya masing-masing bisa lebih baik baik dan efektif. 3) Sebaiknya pemerintah segera menerapkan sistem akuntansi berbasis akrual secara efektif lagi. Demi mendukung peraturan no.71 tahun 2010 tentang standar akuntansi pemerintah berdasarkan basis akrual telah dibuat. Diharapkan juga setiap sumber daya manusia yang ada yaitu yang memiliki tugas membuat laporan keuangan diberikan pengetahuan yang cukup agar dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan. Karena dianggap bahwa sistem akuntansi berbasis akrual lebih efektif dalam meningkatkan kualitas laporan keuangan dengan cara mengadakan pelatihan-pelatihan. Dan setiap pegawai yang mengerti dapat berbagi ilmunya kepada pegawai lain yang belum mengerti. 4) Kualitas laporan keuangan pemerintah lebih ditingkatkan lagi dengan cara menjalankan pemahaman akuntansi, pengendalian internal dan sistem akuntansi berbasis akrual secara bersamaan, karena menurut hasil penelitian jika ketiga hal ini dijalankan secara bersamaan akan meningkatkan kualitas laporan keuangan. Untuk melaksanakan pemahaman akuntansi, pengendalian internal dan sistem akuntansi berbasis akrual yang optimal tidak terlepas dari peran sumber daya manusia yang dimiliki oleh pemerintah, maka dari itu pemerintah harus meningkatkan kemampuan yang dimiliki dengan adanya pelatihan-pelatihan yang diberikan dan pemerintah juga harus mendukung sarana-prasarana yang tersedia agar dapat memudahkan setiap pekerjaan pegawai demi meningkatkan kualitas laporan keuangan yang dibuat setiap periodenya.

  5.2.2 Saran untuk Penelitian Selanjutnya

  ini Kepada peneliti selanjutnya, ada beberapa saran yang dapat ditemukan yaitu: 1) Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti masalah yang sama, dianjurkan meneliti pada subjek yang lain, dengan variabel

  • – variabel lain yang berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan dan bisa mengambil sampel yang lebih luas. Dianjurkan pula memakai path analysis dan diharapkan penelitian tidak hanya pada satu kota saja.

  2) Untuk menguatkan dan mendukung hasil penelitian ini, maka perlu dilakukan pengujian kembali untuk melihat konsistensi penelitian ini dengan penelitian terdahulu dan penelitian berikutnya. Seperti memperbaiki item-item pertanyaan dalam kuesioner atau penggunaan indikator yang berbeda untuk pengukuran setiap variabel. Kemudian mengganti teknik pengumpulan data dari kuesioner menjadi wawancara ataupun teknik lainnya demi meminimalisir permasalahan subjektivitas dan keseriusan responden.

  Daftar Pustaka

  Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan

  Akuntan) oleh Kantor Akuntan PublikEdisi Ketiga . Jakarta: Penerbit Fakultas Ekonomi

  Universitas Trisakti. Ayres, F.L. 1994. Perceptions of Earnings Quality: What Managers Need To Know.

  Management Accounting. 75: 27-29.

  Beneish, M. And M. Vargus. 2002. “Insider Trading, Earnings Quality, and Accrual Mispricing.” The Accounting Review 77, no.4.

  

  Zare. 2012. Implementation of Full Accrual Basis in Governmental Organizations.

  Education Standard for Proffesional Accountants.

  Jusup, A. H. 2001. Dasar-dasar Akuntasi Jilid 2.

  Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu YKPN. Komite Standar Akuntansi Pemerintahan Tahun

  (2005). Peraturan Pemerintah Nomor 24

  Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

  Mahmudi. 2007. Manajemen Kinerja Sektor Publik.

  Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Mohammadi, Saman. Mohammahhadi Maher, & Sahar

  Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business , 4: 287-298.

  International Ferderation of Accountants (IFAC) .

  Pagalung, G. 2006. “Kualitas Laba: Faktor-Faktor Penentu dan Konsekuensi Ekonominya.” Disertasi, Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

  Paulsson, Gert. 2006. Accrual Accounting in the Public Sector: Experiences from the Central Government in Sweden. Financial Accountability & Management . 22: 47-62.

  Poerwadarminta, W.J.S. 2006. Kamus Umum Bahasa

  Indonesia Edisi Ketiga. Pusat Bahasa

  Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta: Balai Pustaka. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 60 Tahun 2008, tentang Sistem Pengendalian Internal. Ramezan, Majid. 2009. Measuring the Effectiveness of

  Human Resource Information System in National Iranian Oil Company (An Empirical Assement). Iranian Journal of Management Studies , 2(2): 129-145.

  Richardson, S. “Earnings Quality and Short Sellers. “ Suplement. Accounting Horizons (2003): 49-

  2002. Proposed Framework for International

  Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengendalian Internal Akuntansi terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah pada SKPD Pemerintah Kota Padang . Padang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.

  Christanti, D.N. 2010. Pengaruh Akuntansi Berbasis

  Dewi, P.A.R. & Ni Putu Sri Harta Mimba. 2014.

  Akrual dan Sistem Pengendalian Intern terhadap Kualitas Laporan Keuangan .

  Bandung: Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. Chan, K., L. Chan, N. Jegadeesh, and J. Lakonishok.

  2004. “Earnings Quality and Stock Returns.” Working Paper, Department of Finance, University of Illinois at Urbana-Champaign.

  Cohen, D.A. “Quality of Financial Reporting Choice: Determinants and Economic Consequences.” Working Paper, Northwestern University Collins.

  Cohen, D.A. 2006. “Does Information Risk Really Matter? AnAnalysis of the Determinants and Economic Consequences of Financial Reporting Quality.” Working Paper, Northwestern University Collins.

  Desmiyawati. 2001. Pengaruh Strategis Bisnis dan

  Ketidakpastian Lingkungan terhadap Hubungan antara Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen dengan Kinerja Organisasi . Yogyakarta: PPS UGM.

  Pengaruh Efektifitas Penerapan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) pada Kualitas Laporan Keuangan. E-

  Harifan, Handoko. 2009. Pengaruh Kapasitas Sumber

  jurnal Akuntansi Universitas Udayana , 8: 442- 457.

  Fanani, Zaenal. 2009. Kualitas Pelaporan Keuangan: Berbagai Faktor Penentu dan Konsekuensi Ekonomis. Jurnal Akuntansi & Keuangan Indonesia, 6: 20-45.

  Francis, J., R. Lafond, P. Olsson, and K. Schipper.

  2004. “Costs of Equity and Earnings Attributes.” The Accounting Review 79, no.4. Francis, J., R. Lafond, P. Olsson, and K. Schipper.

  2005. “The Market Pricing of Earnings Quality.” Journal of Accounting and

  Econimics 29.

  Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 21 Edisi 7 .

  Semarang: Penerbit Universitas Diponegoro. Harahap, S. S. 2006. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

  61 Richardson, S., R. Sloan, M. Soliman, and I. Tuna. 2001. “Information In Accruals About The Quality of Earnings. “Working Paper, University of Michigan Business School”.

  

  Roviyanti, Devi. 2011.Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah (Survei pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Tasikmalaya). Jurnal Universitas Siliwangi.

  Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 24

  Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah.

  Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 58

  Tahun 2008 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah.

  Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 71

  Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan Akuntansi berbasis akrual

  Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Penerbit Salemba. Schipper, K. 2004. Earnings Quality. Working Paper in Asia Pacific Journal of Accounting and

  Economics Conference, Kuala Lumpur, Malaysia, January 2004. Sutaryo., Payamta, & Hermin Arifianti. 2013.

  Pengaruh Pemeriksaan dan Pengawasan Keuangan Daerah terhadap Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia). Simposium Nasional Akuntasi ,12: 2477-2505.

  Yuliani, Safrida, Nadirsyah, & Usman Bakar. 2010.

  Pengaruh Pemahaman Akuntansi, Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah dan Peran Internal Audit terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Jurnal Telaah & Riset Akuntansi, 3: 206-220.