PENGARUH SIKAP IBU TERHADAP PENCAPAIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PUSKESMAS MEGALUH DAN PUSKESMAS JOGOLOYO KABUPATEN JOMBANG Mudhawaroh

PENGARUH SIKAP IBU TERHADAP PENCAPAIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PUSKESMAS MEGALUH DAN PUSKESMAS JOGOLOYO KABUPATEN JOMBANG

  

Mudhawaroh

  Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Minat Studi Kesehatan Ibu dan Anak Program Studi IKM Universitas Airlangga

  Email : dindhamudha@yahoo.co.id

  

ABSTRACT

Exclusive breastfeeding is breastfeeding the baby just started his birth until the

age of 6 months, without additional other liquids and other food additives. Efficacy of breastfeeding can reduce the risk of babies suffering from various diseases. The purpose of this study was to analyze the effect of maternal attitudes towards the achievement of exclusive breastfeeding.

  

This type of research is quantitative, with a cross-sectional design. The

population of villages in health centers and jogoloyo Megaluh. Samples numbered 20 villages by simple random sampling technique. Data analysis by independent t- test and Linear Regression. The results showed that showed that the p value 0.000 <α (0.05). So it can be concluded that there is influence of maternal attitudes towards the achievement of exclusive breastfeeding in the health centers and jogoloyo Megaluh Jombang.

  

Attitude of exclusive breastfeeding is a factor that determines a person to be

willing or readiness to breastfeed exclusively. In conjunction with exclusive breastfeeding, mother's attitude is how the enclosed reaction or response to the nursing mothers exclusively breastfed. If the mother has had a strong stance in giving exclusive breastfeeding, the behavior becomes more consistent. Attitudes can be formed from the social interaction experienced by the individual. So the attitude positive mothers are more likely to breastfeed exclusively.

  Keywords: Attitudes, exclusive breastfeeding

  • – 6 bulan. Bayi hanya diberi ASI tanpa tambahan cairan lain seperti : susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa pemberian makanan tambahan lain. Menyusui adalah suatu proses alamiah, walaupun demikian, dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah mudah. Sebenarnya menyusui, khususnya yang secara eksklusif merupakan cara pemberian makan bayi yang alamiah. Namun seringkali ibu
  • – ibu kurang mendapatkan informasi atau bahkan sering kali mendapat informasi yang salah tentang manfaat ASI eksklusif, tentang bagaimana cara menyusui yang benar dan apa yang harus dilakukan bila timbul kesukaran dalam menyusui bayinya (Roesli, 2005).
  • – 12 bulan dengan jumlah 20 responden didapatkan hasil 5 responden menyusui secara eksklusif (25%) dan sebanyak 15 responden tidak menyusui secara eksklusif. Sedangkan di wilayah puskesmas Jogoloyo didapatkan hasil 2 responden menyusui secara eksklusif (10%) dan 18 responden tidak menyusui secara eksklusif (90%).
  • – 6 bulan yang bersifat fluktuatif. Hasil survey demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI, 2007), menunjukkan data cakupan ASI eksklusif 0
  • – 6 bulan sebesar 32% menunjukkan kenaikan yang bermakna menjadi 42% pada tahun 2012 (SDKI, 2012). Sementara itu berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Provinsi tahun 2013, sebaran cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0 – 6 bulan sebesar 54,3%.
  • – perusahaan yang ada di Jombang, pendirian Pondok ASI, Pelatihan Konselor ASI bagi para tenaga kesehatan khususnya Bidan, Pelatihan Motivator ASI untuk Kader.

  Halaman | 15 PENDAHULUAN

  ASI eksklusif adalah menyusui bayi secara murni dari usia 0

  ASI Eksklusif sudah diketahui manfaat dan dampaknya, namun kecenderungan pada ibu untuk menyusui bayi secara eksklusif masih tergolong rendah. Hal ini ditunjukkan dengan data cakupan ASI eksklusif pada bayi usia 0

  Target cakupan pemberian ASI eksklusif tahun 2011 adalah sebesar 67%. Berdasarkan laporan yang diterima dari Dinas Kesehatan Tahun 2013 diketahui bahwa cakupan pemberian ASI eksklusif tahun 2013 adalah 68, 3% dari target sebesar 80% (Dinkes Propinsi Jawa Timur, 2013). Sedangkan di Kabupaten Jombang cakupan ASI eksklusif kembali mengalami penurunan yang sebelumnya 79,4% di tahun 2011, turun menjadi 71,9% di tahun 2012, tahun 2013 cakupan ASI eksklusif sebesar 79,42% dan tahun 2014 cakupan ASI eksklusif sebesar 76,91%. Dengan cakupan ASI eksklusif tertinggi pada tahun 2014 adalah Puskesmas Megaluh dengan cakupan ASI eksklusif sebesar 98,25% dan terendah adalah Puskesmas Blimbing Kesamben dengan cakupan ASI eksklusif sebesar 47,92% (Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, 2014).

  Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di wilayah Puskesmas Megaluh pada ibu yang mempunyai anak usia

  7

  Menurut (Soetjiningsih, 1998) faktor yang mempengaruhi pemberian ASI antara lain keadaan sosio cultural, terbatasnya pengetahuan, pemasaran pengganti Air Susu Ibu (ASI), dukungan sosial. Dalam (Perinasia, 2011) disebutkan bahwa berdasarkan hasil penelitian (Meutia F. Swasono, editor, 1997) perilaku ibu, keluarga dan lingkungan social budaya dapat mempengaruhi seseorang dalam memberikan ASI.

  Di Indonesia, lingkungan menjadi faktor penentu kesiapan dan kesediaan ibu untuk menyusui bayinya. Tatanan budaya cukup berpengaruh dalam pengambilan keputusan ibu untuk menyusui atau tidak menyusui. Pengalaman dalam keluarga ibu tentang menyusui, pengalaman ibu, pengetahuan ibu dan keluarga tentang manfaat ASI, dan sikap ibu terhadap kehamilannya (diinginkan atau tidak), sikap suami atau keluarga lainnya tentang menyusui, sikap tenaga kesehatan yang membantu ibu bisa berpengaruh besar terhadap pengambilan keputusan untuk menyusui atau tidak. Persepsi ibu tentang dirinya, pandangan ibu tentang payudaranya, penghayatan ibu terhadap keibuannya merupakan unsur utama yang menentukan keberhasilan pemberian ASI.

  Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah demi meningkatkan cakupan ASI Eksklusif, dengan cara membuat program keberhasilan menyusui, memberikan dukungan penuh dan membuat peraturan untuk peningkatan penggunaan ASI. Adapun upaya yang telah dilaksanakan Kabupaten Jombang untuk meningkatkan cakupan ASI eksklusif adalah diadakan sosialisasi tentang ASI di perusahaan Puskesmas Megaluh dan Wilayah Kerja Puskesmas Jogoloyo. Dimana puskesmas megaluh merupakan wilayah desa yang terdapat kelompok pendukung ASI aktif, dan puskesmas jogoloyo dengan kelompok pendukung ASI yang tidak aktif. Desa yang ada di puskesmas Megaluh sebanyak 10 desa, dan desa yang ada di puskesmas jogoloyo sebanyak 10 desa. Sehingga jumlah n = 20 desa, dimana sumber informasi adalah Ibu yang mempunyai anak usia 7

  • – 12 bulan yang ada di wilayah kerja puskesmas Megaluh yang diambil dari masing
  • – masing desa, sebanyak 20 orang setiap desa.
  • – ASI) dan Kader Kelompok Pendukung ASI (KKP
  • – ASI), dimana ini adalah salah satu contoh kegiatan yang dapat mendukung keberhasilan ibu menyusui.

  HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden Karakteristik ibu berdasarkan usia, pendidikan.

  Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan bahwa Karakteristik Ibu Balita Berdasarkan Usia, dan pendidikan ibu di Wilayah Puskesmas Megaluh dan Puskesmas Jogoloyo Kabupaten Jombang bahwa pada usia kelompok desa aktif dengan rerata usia sebesar 27,1 dengan standart devasi sebesar 1,969 dan pada kelompok tidak aktif rerata sebesar 24 dengan standart deviasi sebesar 1,491. Nilai p sebesar 0,001. p < α hal ini ada perbedaan skor rata- rata usia ibu kelompok desa aktif dengan desa tidak aktif, pada pendidikan kelompok desa aktif

  10 86 4,595 0,012 Tidak Aktif (Jogoloyo) 10 76,5 9,733

  10 24 1,490 Pendidikan Aktif (Megaluh)

  Usia Aktif (Megaluh) 10 27,1 1,969 0,001 Tidak Aktif (Jogoloyo)

  Independent t

  Variabel Desa N Mean S Deviasi P Value

  Tabel 1 Karakteristik Ibu yang mempunyai anak usia 7

  Data yang terkumpul dianalisis menggunakan skoring untuk variabel sikap, untuk pencapaian ASI eksklusif menggunakan persentase. Untuk menganalisis perbedaan dikedua tempat menggunakan Uji t sampel berpasangan, untuk menguji pengaruh sikap ibi terhadap pencapaian ASI Eksklusif digunakan uji Regresi Linier. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%.

  Variabel indenpenden dalam penelitian ini adalah adalah sikap ibu, dimana instrument yang digunakan adalah kuesioner, sedangkan variabel dependen dalah pencapaian ASI Eksklusif yang diukur dengan menggunakan kuesioner dengan menggunakan data recall selama 3 bulan yang lalu.

  adalah Semua desa yang ada di wilayah puskesmas Megaluh dan Jogoloyo. sebagian Desa yang ada di di Wilayah Kerja

  cross sectional. Populasi pada penelitian ini

  Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, dengan jenis penelitian analitik. Desain penelitian ini menggunakan rancangan

  Berdasarkan fenomena tersebut, maka peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Sikap Ibu Terhadap Pencapaian ASI Eksklusif (Studi Di Puskesmas Mayangan dan Puskesmas Jogoloyo Kabupaten Jombang) ”.

  10 langkah keberhasilan menyusui tersebut di langkah ke 10 adalah membentuk kelompok dukungan menyusi, sehingga mulai tahun 2012 di Kabupaten Jombang mulai didirikan Kelompok Pendukung ASI (KP

  10 Langkah Keberhasilan Menyusui (LMKM) di Rumah Sakit dan Sarana Pelayanan Kesehatan lainnya yang melakukan kegiatan persalinan (Dinkes Kabupaten Jombang, 2013). Dalam mewujudkan program

  Upaya lain yang dilakukan antara lain menerapkan program

METODE PENELITIAN

  • – 12 bulan berdasarkan usia, pendidikan di Wilayah Puskesmas Megaluh dan Puskesmas Jogoloyo Kabupaten Jombang Juni 2015
  • test
dengan rerata pendidikan sebesar 86 dengan standart devasi sebesar 4,5947 dan pada kelompok tidak aktif rerata sebesar 76,5 dengan standart deviasi sebesar 9,733. Nilai p sebesar 0,012. p < α hal ini ada perbedaan skor rata-rata pendidikan ibu kelompok desa aktif dengan desa tidak aktif.

  Tabel 2 Karakteristik Ibu yang mempunyai anak usia 7

  • – 12 bulan berdasarkan sikap di Wilayah Puskesmas Megaluh dan Puskesmas Jogoloyo Kabupaten Jombang Juni 2015

  Variabel Desa N Mean S Deviasi P Value

  Independent t

  • – test

  Sikap Aktif 10 37,03 0,525 0,000 (Megaluh) Tidak Aktif 10 36,19 0,341 (Jogoloyo)

  Berdasarkan tabel 2 pada sikap ibu kelompok desa aktif dengan rerata sikap sebesar 37,030 dengan standart deviasi sebesar 0,525 dan pada kelompok tidak aktif rerata sebesar 36,19 dengan standart deviasi sebesar 0,3414. Nilai p sebesar 0,000. p <

  α hal ini ada perbedaan skor rata-rata sikap ibu kelompok desa aktif dengan desa tidak aktif. Tabel 3 Karakteristik ibu berdasarkan Pencapaian ASI Eksklusif di Wilayah Puskesmas

  Megaluh dan Puskesmas Jogoloyo Kabupaten Jombang Juni 2015 Variabel Desa N Mean S Deviasi P Independent

  t

  • – test

  Pencapaian ASI Aktif

  10 64 7,74 0,003 Eksklusif (%) (Megaluh)

  Tidak Aktif 10 51,5 8,514 (Jogoloyo)

  Berdasarkan tabel 3 didapatkan hasil bahwa Pencapaian ASI Ekslusif pada kelompok desa aktif dengan rerata sebesar 64% dengan standart devasi sebesar 7,746 dan pada kelompok tidak aktif rerata sebesar 51,5 dengan standart deviasi sebesar 8,514. nilai p value sebesar 0,003, p < α hal ini ada perbedaan Pencapaian ASI eksklusif di kelompok desa aktif dengan desa tidak aktif. Tabel 4 Pengaruh sikap ibu terhadap Pencapaian ASI Eksklusif di Wilayah Puskesmas

  Megaluh dan Puskesmas Jogoloyo Kabupaten Jombang Juni 2015 Coeffisient

  Model B Std. Error P value

  Model awal

  Sikap Ibu 17.634 4.478 .003*

  Model akhir

  Sikap Ibu 11.468 1.851 .000* Berdasarkan tabel 4 didapatkan hasil bahwa nilai p value sebesar 0.000 < α (0,05). Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh sikap ibu terhadap pencapaian ASI eksklusif di wilayah puskesmas megaluh dan jogoloyo Kabupaten Jombang.

  Halaman | 17

  PEMBAHASAN Karakteristik Responden berdasarkan usia

  Usia adalah umur individu yang terhitung dari mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun, semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang jalan berpikir dan bekerja (Nursalam dan Pariani, 2001). Berdasarkan hasil penelitian usia ibu tidak berpengaruh terhadap pencapaian ASI Eksklusif, tetapi usia bidan desa berpengaruh terhadap sikap ibu, dengan demikian semakin tua usia seseorang, maka proses berpikir juga semakin matang dan pengalaman yang dimiliki juga cukup dalam hal kesehatan khususnya menyusui.

  Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 1 didapatkan hasil bahwa ada perbedaan usia ibu di wilayah puskesmas megaluh dan jogoloyo. Dalam hal ini, meskipun usia masih muda ataupun sudah matang bila tidak ada niat atau keinginan untuk menyusui.

  Berdasarkan tabel 1 didapatkan hasil penelitian bahwa ada perbedaan pendidikan pada wilayah puskesmas megaluh dan jogoloyo. Pendidikan merupakan faktor yang secara tidak langsung dapat meningkatkan pencapaian ASI Eksklusif. Ibu dengan pendidikan tinggi dan ibu dengan pendidikan rendah akan memiliki persepsi dan sikap pada masa menyusui (Kristina, 2013).

  • –nya sehingga memberi susu formula kepada bayi, yang didukung juga oleh gencarnya promosi susu formula, serta kurangnya fasilitas tempat menyusui di tempat kerja maupun di tempat umum.

  Ibu dengan pendidikan rendah cenderung acuh dan kurang tanggap apabila produksi ASI nya menurun. Sedangkan ibu dengan pendidikan yang tinggi cenderung akan mencari tahu apa penyebab dari produksi ASI nya yang menurun kemudian mencari solusinya, baik dengan bertanya kepada tenaga kesehatan maupun kepada orang yang sudah berpengalaman atau membaca buku (Roesli, 2006).

  Pencapaian ASI Eksklusif

  Berdasarkan tabel 3 didapatkan hasil bahwa pencapaian ASI Eksklusif di puskesmas Megaluh sebagian besar ASI Eksklusif yaitu sebanyak 64% sedangkan pada wilayah puskesmas Jogoloyo pencapaian ASI Eksklusif yaitu sebanyak 52%. Dengan nilai p value 0,000 sehingga terdapat perbedaan pencapaian ASI Eksklusif. Berdasakan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pencapaian ASI Eksklusif baik di Wilayah Puskesmas Megaluh maupun di Puskesmas Jogoloyo tidak tercapai.

  Proporsi pemberian ASI Eksklusif ini jauh lebih besar dibandingkan penelitian yang dilakukan oleh Marzuki (2004) di Propinsi Banten proporsi ibu yang menyusui bayinya secara eksklusif adalah sebanayk 27% dan pada hasil penelitian Kusnadi (2007) yang menunjukkan bahwa proporsi pemberian ASI Eksklusif di Kabupaten Tangerang hanya sebesar 18,5%.

  Hasil pada penelitian ini juga tidak jauh berbeda dengan hasil laporan SDKI 2007 yang menyatakan bahwa satu diantara tiga bayi umur dibawah lima tahun yang mendapatkan ASI Eksklusif selama 6 bulan adalah sebesar 32%. Dari seluruh hasil yang didapatkan, perolehan persentase pemberian ASI Eksklusif pada tiap penelitian masih jauh lebih rendah dari target Departemen Kesehatan yaitu sebesar 80%. Hal ini dikarenakan dalam mendapatkan informasi mengenai perilaku pemberian ASI secara eksklusif, kemungkinan bisa terjadi recall bias karena bergantung pada daya ingat ibu terhadap pemberian ASI kepada bayinya. Kemudian pada beberapa referensi disebutkan bahwa terdapat beberapa hal yang mempengaruhi ibu dalam pemberian ASI secara eksklusif, yaitu ketidaktahuan Ibu tentang manajemen laktasi, seperti cara memerah dan menyimpan ASI, banyak ibu yang tidak percaya diri terhadap produksi kecukupan ASI

  Perbedaan pencapaian ASI Eksklusif ini tidak terlepas dari peran bidan desa dan kader kelompok pendukung ASI. Banyak factor yang dapat mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI secara eksklusif, antara lain karena adanya dukungan dan motivasi yang diberikan oleh suami, keluarga maupun tenaga kesehatan. Adanya peran dari tenaga kesehatan sangat bermanfaat bagi ibu yang baru melahirkan, karena mereka menganggap tenaga kesehatan adalah seseorang yang dianggap mampu dalam bidang kesehatan, dan bila tenaga kesehatan memberikan nasehat akan lebih dipercaya oleh masyarakat. Kegiatan kelompok pendukung ASI (KP

  • – ASI) sudah dilaksanakan di kedua tempat penelitian ini, yang membedakan adalah pada wilayah puskesmas megaluh adalah wilayah desa yang aktif, sedangkan di puskesmas jogoloyo adalah wialayah dengan

  1. Bagi Ibu Menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Megaluh dan Puskesmas Jogoloyo Banyak cara yang dapat dilakukan untuk tetap memberikan ASI pada bayi, salah satu upaya agar dapat selalu mendapatkan informasi seputar ASI adalah dengan mengikuti Kegiatan KP

  Ketiga komponen tersebut secara bersamasama membentuk sikap yang utuh (total attitude) (Mubarak, dkk, 2007). Sikap tentang pemberian ASI eksklusif merupakan faktor yang menentukan seseorang untuk bersedia atau kesiapan untuk memberikan ASI secara eksklusif.

  Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas maka saran yang dapat diberikan oleh peneliti sebagai berikut :

  SARAN

  Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh sikap ibu terhadap pencapaian ASI Eksklusif.

  KESIMPULAN

  Hasil penelitian ini didukung dengan teori yang ada, bahwa sikap ditentukan oleh tiga komponen, niat untuk menyusui, iaktan emosional dengan anak, dan keinginan untuk bertindak menjadi alasan bagi ibu untuk tetap menyusui banyinya. Niat untuk menyusui sudah dapat dilihat ketika ibu masih dalam keadaan hamil, dengan niat yang sudah dimiliki ibu lebih awal, maka akan menuntut ibu untuk tetap berusaha agar bisa memberikan ASI kepada bayinya. Hal yang dapat dilakukan antara lain, merawat payu dara selama kehamilan, mencari informasi seputar menyusui, dan membeli perlengkapan untuk menyusui. Ketika bayinya sudah lahir, maka muncullah ikatan batin antara ibu dan anak, sehingga dapat tercipta hubungan emosional dimana ibu menginginkan agar bayinya mendapatkan makanan terbaik yaitu ASI, dan dilanjutkan dengan tindakan untuk menyusui bayinya sampai berusia 6 bulan.

  Sikap tentang pemberian ASI eksklusif merupakan faktor yang menentukan seseorang untuk bersedia atau kesiapan untuk memberikan ASI secara eksklusif. Dalam hubungannya dengan ASI eksklusif, sikap ibu adalah bagaimana reaksi atau respon tertutup ibu menyusui terhadap ASI eksklusif. Jika ibu sudah memiliki sikap yang kuat dalam memberikan ASI eksklusif, maka perilakunya menjadi lebih konsisten. Sikap dapat terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami individu. Interaksi di sini tidak hanya berupa kontak sosial dan hubungan antar pribadi sebagai anggota kelompok sosial, tetapi meliputi juga hubungan dengan lingkungan fisik maupun lingkungan psikologis sekitarnya (Mubarak, 2007).

  3. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave).

  Halaman | 19 kelompok pendukung ASI yang tidak aktif.

  2. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu obyek.

  1. Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu obyek.

  Menurut Lawrence Green dalam Notoadmodjo (2007) bahwa sikap merupakan factor pemudah atau predisposisi (predisposing factors) dan faktor pendorong (reinforcing factors) yang terwujud dalam tindakan. sikap mempunyai 3 komponen utama yaitu:

  Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.4 didapatkan hasil bahwa sikap ibu berpengaruh terhadap pencapaian ASI eksklusif. Sikap adalah merupakan reaksi atau respons seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap dalam kehidupan sehari hari adalah merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus social (Mubarak, dkk, 2007).

  Pengaruh sikap ibu terhadap pencapaian ASI Eksklusif

  Kegiatan ini dilaksanakan setiap 1 bulan sekali, banyak hal yang dilakukan salah satunya adalah diskusi antara ibu menyusui, dengan diskusi ini banyak ibu yang dapat bertukar pendapat, secara tidak langsung dapat menambah pengetahuan ibu tentang menyusui, dan dapat memotivasi ibu agar dapat menyusui secara eksklusif, hal ini yang menjadi salah satu yang dapat membedakan pencapaian ASI Eksklusif.

  • – ASI, dengan adanya penelitian ini ibu diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan niat akan menyusui, karena dengan niat yang tulus dan keinginan dari dalam diri untuk dapat memberikan makanan terbaik bagi bayinya akan lebih memotivasi ibu agar tetap memberikan ASI secara eksklusif. Dengan sikap ibu yang positif maka secara tidak
  • – ASI) harus selalu di evaluasi guna mengetahui berhasil atau tidaknya program tersebut.

  • – Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. (Diakses tanggal 10 Maret 2015). Diunduh dari: Http//Depkes.Go.Id/Uu_Content.
  • – program kesehatan yang sudah dibuat oleh pemerintah, agar dapat terus berlangsung mohon diadakan evaluasi minimal setiap 6 bulan sekali, sehingga dapat memonitor pelaksanaan kegiatnnya dan sesuai dengan tujuan tentunya, tidak hanya sekedar untuk dapat menjadi juara. Tetapi memang benar

  Sebuah Pengantar Proses Belajar

  Mubarak WI, Chayatin N, Rozikin K, Suoradi. 2007. Promosi Kesehatan

  Chitagong. Bangladesh . Internastional Breastfeeding Journal. 2008, 3:28

  feeding patterns and diarrhoel and respiratory illness : a cohort study in

  (2008). Association between Infant

  Jakarta: Trans Info Media. Mirshahi, S, Oddy, W.H, Peat, J.K, & Kabil, I

  Tesis Pascasarjana UI Maryunani, A. 2012. Inisiasi Menyusui Dini: Asi Eksklusif Dan Manajemen Laktasi.

  kepada Bayi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi di Indonesia, Depok:

  Kristina, (2013). Pemberian ASI Eksklusif

  Jakarta: Salemba Medika Jannah, N. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Jogjakarta: Ar-Ruzz Medika.

  Hidayat, A, A. 2014. Metodologi Penelitian Kebidanan Dan Tekhnik Analisa Data.

  Tekhnik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.

  Hidayat, A. A. 2008. Riset Keperawatan Dan

  Issue 2. Art. No:DOI:10.1002/14651858. CD001688.pub2

  A., Agyei. S. O., & Kirkwood, B. R., (2006). Delayed Breastfeeding Initiation Increases Risk Of Neonatal Mortality.

  Edmond, K. M., Zandoch, C., M. A., Etego, S.

  Departemen Kesehatan RI. Undang

  Departemen Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 450/ Menkes/SK.2004 Tentang Pemberian Air Susu Ibu secara Eksklusif pada bayi di Indonesia. (Diakses tanggal 10 Maret 2015). Diunduh dari: Http//Depkes.Go.Id/Menkes_Content.

  Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2012.

  Badan Pusat Statistik. (2012). Survei

  Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar 2013. (Diakses Tanggal 12 Maret 2015). Diunduh dari :

  Kementrian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar 2007. (Diakses Tanggal 12 Maret 2015). Diunduh dari :

  Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Badan Penelitian dan Pengembangan

  Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, S. (2011). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Edisi 2. Cetakan XIV.

  DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian.

  3. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang Hendaknya program

  2. Bagi Puskesmas Megaluh dan Puskesmas Jogoloyo Kabupaten Jombang Tenaga kesehatan baik bidan desa maupun kader kelompok pendukung ASI dapat terus meningkatkan keaktifannya dalam kegiatan kelompok pendukung ASI, dan dalam kegiatan tersebut hendaknya dapat meningkatkan kesadaran ibu untuk dapat menyusui. Dan kegiatan kelompok pendukung ASI (KP

  langsung akan meningkatkan cakupan pemberian ASI secara eksklusif.

  • – benar bisa bermanfaat bagi masyarakat luas, dan penelitian ini agar bisa dilanjutkan dengan metode penelitian kualitatif, sehingga dapat mengetahui secara pasti keefektifan program kelompok pendukung ASI terhadap pencapaian ASI eksklusif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk bisa menyusui secara eksklusif.

  Mengajar dalam Pendidikan. Soetjiningsih, 1997. ASI Petunjuk Untuk

  Yogyakarta: Graha Ilmu. Tenaga Kesehatan. Jakarta : EGC Morrow, A. L, Guererro, M. L, Shults, J. Et. Sugiono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Al(1999). Efficacy of Home Based peer Bandung: CV Alfabeta.

  counselling to promote exclusive breastfeeding: a randomised controlled Suradi R. Manajemen Laktasi, Dalam : Suradi

  trial. The lancet, Volume 353, Issue R, Tobing HK, penyunting. Jakarta : 9160, Pages 1226 Perinasia: 2007

  • – 1231, 10 April 1999.doi:10.1016/S0160- 6736(98)08037-4 Wiji, N. R. 2013. Asi Panduan Ibu Menyusui.

  Jogjakarta: Nuha Medika. Notoatmojo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Wiener, R.C & Wiener, M. A. (2011).

  Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Breastfeeding prevalence and

  Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. distribution in the USA and Appalachia

  by rural and urban setting. Rural and Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan Remote Health, 11 : 1713

  Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka

  Cipta. World Health Organization, Division of Child Health And Development, Family And

  Perinasia. (2011). Bahan Bacaan Manajemen Reproductive Health. Evidence for the Laktasi. Jakarta : Program Manajemen steps for succesfull breastfeeding.

  Laktasi Perkumpulan Perinatologi Genewa: World Health Organization, Indonesia. 1998

  Prasetyono, S. D. 2012. Buku Pintar Asi

  Eksklusif Pengenalan, Praktek, Dan Kemanfaatan-kemanfaatannya.

  Jogjakarta: Diva Press Profil Kesehatan Jawa Timur, (2013). Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Profil Kesehatan Jawa Timur, (2014).

  Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Profil Kesehatan Kabupaten Jombang, (2013).

  Jombang: Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang. Profil Kesehatan Kabupaten Jombang, (2014).

  Jombang: Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang. Roesli, U. 2009. Asi Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya. Santoso. 2009. Faktor yang Mempengaruhi Peran. unimus.ac.id. diakses pada 20 April 2015 pukul 08.00 WIB.

  Halaman | 21