Analisis Keterpengaruhan Novel Kelana Ci

ANALISIS PERBANDINGAN NOVEL KELANA CINTA SHAFIYYA KARYA FITRIA
PRATIWI DENGAN NOVEL LAYLA MAJNUN KARYA NIZAMI GANJAVI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Adab Muqaran
Dosen Pembimbing: Ulil Abshar, M. Hum

Oleh:
Abdullah Maulani
Dede
Irwin Ibrahim
Muhammad Isrokdin
Muhammad Zakki

PRODI BAHASA DAN SASTRA ARAB
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2015

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Walaupun pada masa lalu kita mengenal sastra berdasarkan penuturan dari mulut
ke mulut, ketika kita berbicara masalah sastra, itu tidak lepas dari kajian teks. Sastra
sering diidentikan dengan teks, Tentu saja terdapat perbedaan antara teks sastra dengan
teks yang lain, walaupun perbedaan tersebut bersifat elastis.1 Sastra adalah bagian dari
seni yang indah yang menggambarkan kehidupan dan peristiwa yang terdapat dalam
kehidupan, seperti bahagia, kesedihan dan lain sebagainya.2 Sastra juga merupakan
sebagai cermin kehidupan manusia, maju mundurnya peradaban suatu bangsa akan
tampak pada karya sastra yang dilahirkannya dan mampu menjadi refleksi kehidupan
sosial, politik, ekonomi hingga ideologi suatu bangsa.3
Perkataan sastra dalam bahasa Arab termasuk salah satu kata hidup dan
berkembang artinya sesuai dengan perkembangan bangsa Arab dan proses peralihannya
dari masa kegelapan, yaitu masa kehidupan sebagai bangsa yang nomad kepada periode
kehidupan pemegang peradaban.4 Pada masa Jahiliyah kata adab itu maknanya adalah
mengajak makan5 kata ini sudah jarang digunakan, kecuali kata ma‟dubah, dari akar kata
yang sama, yang berarti jamuan atau hidangan. Agaknya, makna adab dalam arti
mengajak makan ini dilihat bangsa Arab sebagai representasi akhlak baik, sebuah sikap
yang menjadi tradisi Ibrahim sebagai nenek mmoyang bangsa Arab Adnaniyyah atau
musta‟ribah yang melahirkan suku Quraisy, suku Nabi Muhammad.6
Kata Adab berkembang sesuai dengan perkembangannya kata adab dipahami
sebagai ta‟lim (pengajaran) dan kata muadib sama artinya dengan kata mu‟alim (guru).


1

Zainuddin Fananie, Telaah Sastra ,(Surakarta : Muhammadiyah Universitas Press, 2002) hal.1-2.
Abdul Aziz Ibn Muhammad al-Faisal, al-Adab al-„Arabi wa Tarikhuhu (Arab Saudi : al-Mamlakatu al„Arabiyyah al-Saudiyah wizara al-Ta‟lim al-„Ali), hal.5.
3
Yani‟ah Wardani dan Cahya Buana, Pengaruh Unsur Ekstrinsik Terhadap Diksi Peribahasa Arab dan
Indonesia (Tangerang: TransPustaka,2013) cet ke-1 hal. 1.
4
Ahmad Bachmid, Telaah Kritis: Terhadap Karakteristik Sastra Arab Masa Jahiliyah dan Masa Islam
(Ciputat : Pustaka Anak Negeri, 2010) hal. 1
5
Abdul Aziz Ibn Muhammad al-Faisal, al-Adab al-„Arabi wa Tarikhuhu (Arab Saudi : al-Mamlakatu al„Arabiyyah al-Saudiyah wizara al-Ta‟lim al-„Ali)hal.5
6
Sukron Kamil, Teori Keritik Sastra Arab : Kelasik dan Modern (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
2012) cet ke-2 hal.4
2

2| SASTRA BANDING


Maka syair, kisah, berita, nasab (biogerafi) dan apa saja yang disampaikan oleh seorang
guru kepada muridnya dengan tujuan mendidik dan memberi bekal ilmu pengetahuan
kepada anak, itu adalah adab.7 Dalam pengertian sastra Adab terbagi kepada dua bagian
besar: al-adab al-wasfi dan al-adab al-insyai. Yang pertama sering disebut juga dengan
al-ulum al-adabiyyah, yang terdiri dari sejarah sastra, keritik sastra, dan teori sastra.
Sedangkan yang kedua yaitu ekspresi bahasa yang indah dalam bentuk puisis, prosa, dan
drama.8
Ada beberapa manfaat karya sastra adalah sebagai berikut:9 Pertama karya sastra
besar memberi kesadaran kepada pembacanya tentang kebenaran-kebenaran hidup ini.
Kedua karya sastra memberikan kegembiraan dan kepuasan batin yang menghibur.
Ketiga, karya sastra besar itu abadi. Keempat, karya sastra besar ini tidak mengenal batas
kebangsaan. Kelima, karya sastra besar adalah karya seni: indah dan memenuhi
kebutuhan manusia terhadap naluri keindahannya. Keenam, karya sastra besar dapat
memberikan penghayatan yang mendalam terhadap apa yang kita ketauhi. Pengetahuan
yang kita peroleh bersifat penalaran, tetapi pengetahuan itu dapat hidup dalam sastra,
Terakhir manfaat ketujuh adalah membaca karya sastra besar

juga menolong

pembacanya menjadi manusia yang berbudaya. Demikianlah manfaat sastra besar. Oleh

sebab itu kami memilih novel Layla Majnun dan Kelana Cinta Shafiyah.
Islam memandang sastra sebagian dari seni, ia akan menimbulkan keindahan dan
keistimewaan tersendiri bila diungkapkan. Bahkan efek yang ditimbulkannya terhadap
jiwa manusia sangat besar. Karena ia berpengaruh pada moralitas dan spiritualitas
seseorang, begitu ungkap al-Ghazali.10
Tak ada api tanpa asap. Tentu kita sering mendengar peribahasa ini, peribahasa ini
berarti sesuatu hal terjadi tentu ada sebabnya.11 Demikian pula pilihan kami terhadap
kedua novel tersebut, novel Kelana Cinta Shafiyah yang dikarang oleh Fitria Pratiwi dan
7

Fathurrahman Rauf, Syair-Syair Cinta Rasul (Jakarta : Puspita Press, 2009) cet ke-1 hal 99
Sukron Kamil, Teori Keritik Sastra Arab : Kelasik dan Modern (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
2012) cet ke-2 hal. 8
9
Jakob Sumardjo dan Saini K.M, Apresiasi Kesusastraan (Jakarta : Gramedia 1991)hal 8-10
10
Akhmad Muzakki, Kesusastraan Arab : Pengantar Teori dan Terapan (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
2006)hal. 7
11
Sarwono Pusposaputro, Kamus Peribahasa (Jakarta : Gramedia, 1994)hal. 19

8

3| SASTRA BANDING

novel Layla Mjnun karya Nizami Ganjavi. sebagaimana telah kami singgung bahwa
dalam

kedua karya tersebut ada keterpengaruhan oleh karya sastra yang terdahulu,

sehingga kami terdorong untuk menelitinya.
Kita ketahui bahwa cerita Layla Majnun sangat menginspirasi para penyair Arab,
dan sastrawan-sastrawan dibuana ini, khususnya kaum sufi, karena sosok Layla menjadi
simbol yang mempersentasikan yang terkasih - yang rahasia dan tak tersentuh- dan sosok
Majnun mempersentasikan seorang pecinta. Dalam ajaran agungpara sufi, hubungan
pencinta dan kekasih, juga antara hamba dan Tuhan, hanya bisa terjalin melalui cinta,
begitu pula dengan novel Kelana Cinta Shafiyah, hemat kami, novel tersebut dipengaruhi
oleh cerita Layla majnun.
2. Rumusan Masalah
Perumusan yang dapat diambil dari latar belakang terkait penelitian sastra
bandingan, supaya lebih terarah kami membuat perumusan masalah sebagai berikut :

2.1.

Bagaimana struktur kedua novel tersebut .?

2.2.

Apakah ada unsur keterpengaruhan antara kedua novel tersebut .?

3. Tujuan Penelitian
3.1. Untuk mengetahu struktur keduan Novel tersebut.
3.2 Untuk mengungkap keterpengaruhan kedua novel tersebut.
3.3 . Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah sastra banding.
4. Manfaat Penelitian
4.1. Menambah wawasan khazanah pengetahuan tentang sastra banding.
4.2. Penelitian ini juga bermanfaat untuk menunjang kontribusi ilmiah dalam
menganalisis struktur kedua novel.
5. Bentuk Penelitian
5.1. Menggunakan deskriptif kualitatif dengan memakai Teori
dengan menggunakan pendekatan sastra banding.
4| SASTRA BANDING


Struturalsime

5.2. Sumber datanya adalah novel Kelana Cinta Shafiyah dan novel Layla Majnun.
6. Karangka Teori
Apa yang diartikan dan dimaksud dengan pengkajian sastra ialah penyelidikan
atau penelitian dengan menelaah suatu karya sastra.12 kami mencoba mengunakan
pendekatan teori sastra banding untuk menganalisi atau paling tidak mengetahui
keterpengaruhan antara kedua novel Kelana Cinta Shafiyyah dan novel Layla Majnun.
` Dari sejumlah pendekatan sastra yang muncul, sastra banding adalah pendekatan
dalam ilmu sastra yang tidak menghasilkan teori tersendiri. Boleh dikatakan teori apapun
bisa dimaafkan dalam penelitian sastra bandingan, sesuai dengan objek penelitiannya.13
Sebenarnya istilah sastra banding mencakup studi hubungan antara kedua kesusastraan
atau lebih, pendekatan ini dipeloplori oleh ilmuawan Prancis yang disebut comparatistes,
dipimpin oleh Ferdinand.14
Namun, untuk lebih jelasnya kami akan menganalisi kedua novel tersebut ditinjau
dari strukturnya. Dengan menggunakan pendekatan strukturalisme. Karena Pendekatan
ini memandang bahwa keritik sastra harus berpusat pada karya sastra itu sendiri, tanpa
memperhatikan sastrawan sebagai pencipta dan pembaca sebagai peenikmat.15
Kebanyakan penganut aliran Strukturalis secara langsung dan tidak langsung berkiblat

pada strukturalisme dalam ilmu bahasa yang dirintis oleh de Saussure. Adapun dua
pengertian kembar dari ilmu linguistik ialah : signifiant-signifie dan paradigmasyntagma. Signifiant berarti yang memberi arti, jadi aspek bentuk dalam tanda atau
lambang, signifie berarti yang diartikan, tanda bahasa terdiri atas unsur pemberi arti dan
unsur yang diartikan. Dengan mengabungkan dua unsur itu kita dapat mengatakan
sesuatu mengenai hal-hal yang terdapat didalam kenyataan. Hubungan antara pemberi

12

. Partini Sardjono Pradotokusumo, Pengkajian Sastra,( Jakarta: PT Gramedia, 2008 cet kedua), hal 55
Sapardi Djoko Darmono, Pengangan Penelitian Sastra banding (Jakarta : Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional),
14
Rene Wellek dan Austin Warren, Teori Kesusastraan (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2014) cet
ke-5, hal.45
15
Sukron kamil, teori keritik sastra Arab Kelasik dan Modern, (Jakarta, PT RajaGrafindo Persada,2012 cet
ke-2 ), hal.183
13

5| SASTRA BANDING


arti dan yang diberi arti biasanya dilakukan dengan sewenang-wenang dan menurut
konvensi-konvensi, jadi tidak berkembang dari ''alam kodrat'' atau dengan sendirinya.16
Meskipun struktur merupakan objek utama, telaah struktur tidak hanya
mengkategorikan struktur bahasa bahasa teks secara terpisah. Telaah struktural harus
dikaitkan pula dengan fungsi struktur lainnya. Sebagaimana dikemukakan Terry Eagleton
bahwa setiap unit dari struktur yang ada hanya akan bermakna jika dikaitkan hubunganya
dengan struktur lainnya. Hubungan tersebut bisa merupakan hubungan pararelisme,
pertentangan, inversi dan kesetaraan. Yang terpenting adalah bagaimana fungsi hubungan
tersebut dalam menghadirkan makna secara keseluruhan.17 Dengan demikian, keritik
sastra struktural adalah keritik objektif yang menekankan aspek Instrinsik karya sastra,
dimana yang menentukanya estetikanya tidak estetika bahasa yang digunakan, tetapi juga
relasi antar unsur. Unsur-unsur itu dilihat sebagai sebuah artefak (benda seni) yang terdiri
dari berbagai unsur.18 Yang meliputi kebulatan makna, diksi, rima, struktur kalimat,
tema, plot, setting, karakter, dan sebagainya. Penelitian yang diberikan dilihat dari
sejauhmana kekuatan atau nilai karya sastra tersebut berdasarkan keharmonisan semua
unsur-unsur pembentuknya.19
7. Prosedur kerja
Langkah-langkah prosedur kerja yang kami lakukan dalam penyusunan tugas
matakuliah sastra banding ini adalah sebagai berikut :

7.1. Mencari data primer
7.2. Menerjemahkan korpus data
7.3. Mencari data untuk landasan teori
7.4. Mengklasifikasi dan Menganalisis data
16

Jan van luxemburg dkk , Pengantar Ilmu Sastra(terjemahan). (Jakarta: PT Gramedia,1986 cet ke-2), hal.

17

Zainuddin Fananie, Telaah Sastra, (Surakarta: Muhammadiyah University Press,2002 cet ketiga ),

36
hal.115
18

Sukron kamil, teori keritik sastra Arab Kelasik dan Modern, (Jakarta, PT RajaGrafindo Persada,2012 cet
ke-2 ), hal.184
19
Zainuddin Fananie, Telaah Sastra, (Surakarta: Muhammadiyah University Press,2002 cet ketiga ),

hal.113

6| SASTRA BANDING

7.5. Membuat Kesimpulan.

7| SASTRA BANDING

BAB II
KAJIAN TEORI SASTRA BANDING
Hakikat Sastra Bandingan
Sastra bandingan merupakan salah satu dari sekian banyak pendekatan yang ada dalam ilmu
sastra. Pendekatan sastra bandingan pertama kali muncul di Eropa awal abad ke-19. Ide tentang
sastra bandingan dikemukan oleh Sante-Beuve dalam sebuah artikelnya yang terbit tahun 1868
(Damono, 2005: 14). Dalam artikel tersebut dijelaskanya bahwa pada awal abad ke-19 telah
muncul studi sastra bandingan di Prancis. Sedangkan pengukuhan terhadap pendekatan
perbandingan terjadi ketika jurnal Revue Litterature Comparee diterbitkan pertama kali pada
tahun 1921. Dalam sastra bandingan dikenal dua mazhab, yaitu mazhab Amerika dan Prancis.
Mazhab Amerika berpendapat bahwa sastra bandingan memberi peluang untuk membandingkan
sastra denganbidang-bidang lain di luar sastra, misalnya seni, filsafat, sejarah, agama,dan lainlain. Sedangkan mazhab Prancis berpendapat bahwa sastra bandingan hanya memperbandingkan
sastra dengan sastra. Namun demikian, kedua mazhab tersebut bersepakat bahwa sastra
bandingan harus bersifat lintas negara, artinya berusaha membandingkan sastra satu negara
dengan sastra negara lain.
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, muncul kritikan terhadap pandangan yang
dianut oleh kedua mazhab. Kedua mazhab sepertinya tidak memperhatikan kondisi sebagian
besar negara Asia yang memiliki keragaman bahasa dan budaya. Indonesia, misalnya, satu suku
dengan suku yang lain
perbedaan dari segi bahasa dan budaya. Nada (melalui Damono, 2005: 5) menjelaskan bahwa
perbedaan bahasa merupakan faktor penentu dalam sastra bandingan. Bahkan Nada
berkesimpulan bahwa membandingkan sastrawan Arab Al- Buhturin dengan penyair Syaugi
bukanlah kajian bandingan karena kedua sastrawan tersebut berangkat dari bahasa dan budaya
yang hampir sama, yaitu Arab. Hal tersebut mengisyaratkan juga bahwa membandingkan sastra
Melayu Riau dengan sastra Semenanjung Melayu bukanlah termasuk dalam bidang kajian sastra
bandingan. Bertolak dari pendapat Nada di atas, maka membandingkan antara sastra Jawa
dengan sastra Sunda merupakan kajian sastra bandingan. Begitu juga halnya dengan
membandingkan antara sastra daerah, misalnya sastra Minang dengan sastra Indonesia
merupakan kajian sastra bandingan, karena kedua sastra tersebut memiliki bahasa yang berbeda.
8| SASTRA BANDING

Pendapat Nada ini sejalan dengan pendapat Wellek dan Warren yang mengungkapkan,
bahwa sastra bandingan adalah studi sastra yang memiliki perbedaan bahasa dan asal negara
dengan suatu tujuan untuk mengetahui dan menganalisis hubungan dan pengaruhnya antara
karya yang satu terhadap karya yang lain, serta ciri-ciri yang dimilikinya (dalam Endraswara,
2011: 192). Pendapat ini lebih menekankan bahwa penelitian sastra bandingan harus berasal dari
negara yang berbeda sehingga mempunyai bahasa yang berbeda pula. Hal ini sedikit berbeda
dengan dengan pendapat Damono (2005: 7), yang menyatakan bahwa tidaklah benar jika
dikatakan bahwa sastra bandingan sekedar mempertentangkan dua sastra dari dua negara atau
bangsa yang mempuyai bahasa yang berbeda, tetapi sastra bandingan lebih merupakan suatu
metode untuk memperluas pendekatan atas sastra suatu bangsa saja. Jadi menurut Damono,
sastra bandingan bukan hanya sekedar mempertentangkan dua sastra dari dua negara ataubangsa.
Sastra bandingan juga tidak terpatok pada karya-karya besar walaupun kajian sastra bandingan
sering kali berkenaan dengan penulis-penulis ternama yang mewakili suatu zaman. Kajian
penulis baru yang belum mendapat pengakuan dunia pun dapat digolongkan dalam sastra
bandingan.
Batasan sastra bandingan tersebut menunjukkan bahwa perbandingan tidak hanya
terbatas pada sastra antarbangsa, tetapi juga sesama bangsa sendiri, misalnya antarpengarang,
antargenetik, antarzaman, antarbentuk, dan antartema. Menurut Endraswara (2011) sastra
bandingan adalah sebuah studi teks across cultural. Studi ini merupakan upaya interdisipliner,
yakni lebih banyak memperhatikan hubungan sastra menurut aspek waktu dan tempat. Dari
aspek waktu, sastra bandingan dapat membandingkan dua atau lebih periode yang
berbeda.
Sedangkan konteks tempat, akan mengikat sastra bandingan menurut wilayah geografis
sastra. Konsep ini mempresentasikan bahwa sastra bandingan memang cukup luas. Bahkan, pada
perkembangan selanjutnya, konteks sastra bandingan tertuju pada bandingan sastra dengan
bidang lain. Bandingan semacam ini, guna merunut keterkaitan antar aspek kehidupan. Dalam
sastra bandingan, perbedaan dan persamaan yang ada dalam sebuah karya sastra merupakan
objek yang akan dibandingkan. Remak menjelaskan bahwa dalam sastra bandingan yang
dibandingkan adalah kejadian sejarah, pertalian karya sastra, persamaan dan perbedaan, tema,
genre, style, perangkat evolusi budaya, dan sebagainya (1990: 13). Remak lebih jauh juga
9| SASTRA BANDING

memberikan batasan tentang objek sastra bandingan. Menurut Remak, yang menjadi objek sastra
bandingan hanyalah karya sastra nasional dan karya sastra dunia (adiluhung).Selain itu, dapat
dipahami bahwa dasar perbandingan adalah persamaan dan pertalian teks.
Jadi, hakikat kajian sastra bandingan adalah mencari perbedaan atau kelainan, di samping
persamaan dan pertalian teks dan yang terpenting dari kajian sastra bandingan adalah bagaimana
seorang peneliti mampu menemukan serta membandingkan kekhasan sastra yang dibandingkan.
Hutomo (1993: 19) menjelaskan bahwa, dalam praktek penelitian sastra bandingan di Indonesia,
secara garis besar, dapat dibagi dalam tiga kelompok yaitu sebagai berikut.
1. Sastra bandingan dalam kaitanya dengan filologi
2. Sastra bandingan dalam hubunganya dengan sastra lisan
3. Sastra bandingan modern, yakni sastra bandingan tulis, baik yang tertulis dalam bahasa
indonesia yang masih bernama Bahasa Melayu maupun yang ditulis dalam Bahasa Indonesia
Pada point kedua dijelaskan bahwa objek kajian sastra bandingan bukan hanya berupa sastra
tulis saja, namun bisa berupa karya sasta lisan.
Salah satu kegiatan yang sudah banyak dilakukan adalah membandingkan dongeng yang
mirip dari berbagai negara, tidak terutama untuk mengungkapkan yang asli dan pengaruhnya
terhadap yang lain, tetapi lebih untuk mengetahui kaitan-kaitan antara perbedaan dan persamaan
yang ada dan watak suatu masyarakat. Dalam pengertian ini, dongeng mencakup segala jenis
kisah yang dalam pengertian Barat dipilah antara lain menjadi mitos, legenda, dan fabel. Dari
pendapat Damono di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sastra lisan menjadi salah satu objek
dalam penelitian sastra bandingan yang cukup menarik, hal ini sesuai dengan pendapat
Endraswara (201: 49) yang menyatakan sebagai berikut. Sastra lisan adalah bagian tradisi lisan
yang sering berubah-ubah. Perubahan sebagai akibat salah ucap atau memang disengaja
diucapkan keliru (diplesetkan). Semua kekeliruan itu ternyata dapat menjadi “ pintu masuk” jalur
sastra bandingan.
Berkat penuh dengan aneka perubahan sastra lisan menarik dibandingkan satu sama lain.
Dari situlah tantangan para peneliti sastra bandingan yang meneliti sastra lisan, mereka harus
menemukan perubahan-perubahan atau varian dari cerita lisan yang terjadi di dalam masyarakat.
Dalam praktek sastra bandingan menurut Hutomo (1993: 11-12) berlandaskan diri pada 3 hal
yaitu sebagai berikut.

10 | S A S T R A B A N D I N G

1. Afinitas, yaitu keterkaitan unsur-unsur intrinsik (unsur dalaman) karya sastra, misalnya unsur
struktur,gaya, tema, mood(suasana yang terkandung dalam karya sastra) dan lain-lain, yang
dijadikan bahan pelisan karya sastra.
2. Tradisi, yaitu unsur yang berkaitan dengan kesejarahan penciptaan karya sastra.
3. Pengaruh, istilah pengaruh, sebenarnya, tidak sama dengan menjiplak, plagiat, karena istilah
ini sarat dengan nada negatif. Dalam penelitian ini, landasan yang paling tepat digunakan
adalah landasan pengaruh. Jika kita membahas artisebuah pengaruh, maka kita harus kembali
mengingat bahwa sastra lahir bukan dari sebuah kekosongan.

11 | S A S T R A B A N D I N G

BAB III
ANALISIS UNSUR-UNSUR INTRINSIK NOVEL LAILA MAJNUN DAN
KELANA CINTA SHAFIYYA


Sinopsis Layla Majnun

Judul Novel : Laila Majnun
Pengarang : Nizami Ganjavi
Penerbit : Karya Pustaka
Penerjemah : Ali Noer Zaman
Jumlah halaman : 236 hal
Cetakan 1 : februari 2009
Dalam versi Nizami Qays dan Layla sama-sama jatuh cinta ketika keduanya bertemu di
sekolah tempat mereka menuntut ilmu bersama kisah ini diawali oleh perasaan cinta yang
menggila dari seorang pemuda tampan yang terkenal dikawasan bani Amir Jazirah Arab,
bernama Qays. Ia mencintai Layla dan Laila pun sama, mereka menjalin kisah cinta secara
sembunyi karena pada waktu itu mereka belum saatnya untuk memadu cinta tapi seiring
berjalannya waktu kisah mereka tidak bisa disembunyikan lagi, semua orang pada tau bahkan
keluarganya yang pada akhirnya mereka tidak bisa bertemu lagi. Dalam perjalanan, Layla
dinikahkan secara paksa oleh ayahnya dengan lelaki yang bernama Ibnu Salam. Namun dia
tidak bisa menjamah kegadisan Layla, yang selalu setia kepada Qais hingga akhir hayatnya,
Lama tidak bertemu qais tidak kuat menahan rasa cinta yang seperti bara, iapun seperti gila,
bertingkah dan berpenampilan aneh hingga orang-orang memanggilnya majnun. Dari rasa
kecintaannya yang mendalam majnun mendapat berita bahwa Layla menikah dan kabar buruk
lain yang lain berita ayahnya yang meninggal, kemudian tidak lama setelah itu sang Ibu
tercintapun mengikuti jejak ayahnya. Inilah puncak kesedihan, hingga suatu peristiwa yang
membuat hati terluka ketika majnun mendengar sang kekasih meninggal dunia lalu majnun
mengunjungi makam Layla Lalu menangis dan menjerit. Ia memeluk kuburan Layla hingga
Majnun menghembuskan nafas terakhirnya diatas kuburan Layla.

12 | S A S T R A B A N D I N G



Sinopsis Kelana Cinta Shafiyah

Judul Novel : Kelana Cinta Shafiyah
Pengarang : Fitria Pratiwi
Penerbit : Salsabila Kautsar Utama
Jumlah halaman : 270 halaman
Cetakan 1 : Juli 2010

Shafiyah Wijaya adalah seorang gadis yang tumbuh dalam keluarga yang religious.
Ketika terbentur pada kenyataan bahwa ayahnya memutuskan untuk menikah lagi, ia kecewa.
Meskipun ayahnya mengaku masih mencintai ibunya. Shafiyah tidak mengerti mengapa cinta
harus dibagi.
Kebenciannya semakin mengkristal saat ibunya meninggal dan ia harus tinggal dirumah
ibu tirinya. Meskipun taka da yang memperlaukan shafiyah dengan buruk, ia tidak sanggup
menghapus rasa sakitnya. Ia berpetualang mencari cinta yang dapat menghapus dahaganya. Cinta
yang dapat menyeka rasa kehilangan.
Hingga suatu ketika Sisi (Shafiyya) tertarik dengan Zulfi, teman satu sekolahnya
sekaligus koleganya di band semasa SMP nya. Keduanya sempat menjalin hubungan cinta yang
tidak berjalan lama. Ketika Sisi menginjak SMA, dirinya menjalin cinta dengan Malik. Saat
bersama Malik lah Sisi merasakan manisnya cinta semasa remaja. Kisah cintanya berlangsung
cukup lama. Namun di tengah perjalanan cinta mereka kandas. Sisi pun tidak butuh waktu lama
jatuh hati dengan Sahid, koleganya di ekstra kurikuler pers SMA hingga akhirnya mereka pun
berpacaran. Namun di satu sisi, Sisi mengalami dilema ketika mengetahui Sahid dan Malik
merupakan sahabat sejak kecil dan Sisi belum bisa terlepas dari bayang-bayang Malik.
Hubungan Sisi dan Sahid pun dirasa hambar oleh Sahid.
Karena merasa hubungannya dengan Sisi hambar, Sahid berselingkuh dengan adik
kelasnya yang bernama Ariella. Tidak butuh waktu lama Sisi mengetahui hal itu ketika pesta
ulang tahun Jasmine, teman sekelasnya. Sahid dan Sisi akhirnya sepakat untuk mengakhiri
13 | S A S T R A B A N D I N G

hubungannya. Di tengah kegalauannya, Sisi ditemani oleh Malik yang memang keduanya masih
saling mencintai.
Namun tidak lama kemudian, Sahid yang memiliki kelemahan fisik meninggal dunia. Sisi
yang amat mencintai Malik merasa terpukul dan merasa amat bersalah akan perlakuannya
terhadap Malik. Hingga setiap pagi Sisi selalu menyempatkan waktunya untuk mengunjungi
pusara Malik.
Seiring berjalannya waktu, Sisi akhirnya melanjutkan kehidupannya yang telah lulus
SMA, dengan melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi.
Novel ini secara umum mengisahkan tentang keseharian seorang anak yang berusaha
dalam perjalanannya meraih makna cinta. Disamping itu pengarang juga mencoba untuk
menggambarkan poligami dari sudut pandang anak. Hal ini dapat dicermati dari kisruh dan
pertarungan-pertarungan batin sederhana yang terjadi di keluarga Shafiyya.
1. Tema
Tema adalah ide, gagasan, pandangan hidup pengarang yang melatarbelakangi ciptaan
karya sastra. Karena sastra merupakan refleksi kehidupan masyarakat, maka tema yang
diungkapkan bisa sangat beragam. Tema bisa berupa persoalan moral, etika, agama, sosial
budaya, teknologi dan tradisi yang terikait erat dengan masalah kehidupan..20
kedua novel tersebut tema sentralnya adalah tentang percintaan yang kental dengan
nuansa religi, seprti dapat kita lihat dua insan ini saling cinta, cara cinta mencintai juga
bernuansa religi, tidak vulgar, namun tampak secara perlahan. Seperti dalam kutipan berikut ini.

“Hati siapa yang tidak terpikat dan dirajam kerinduan ketika memandangi kembang padang
pasir itu.? Tetapi Qays merasakan lebih dari itu. Ia hanyut dalam samudera cinta sebelum tahu ia
akan mengalaminya. Diserahkannya hatinya pada layla sebelum ia paham ia paham apa yang
telah diserahkanya. Dan Layla ? Tak jau beda. Seletik api telah menyala di relung hati
keduannya, dan masing-masing hati mencerminkan wajah yang dicintainya”.(Layla Majnun 2009
: 21)
20

Zainuddin Fananie, Telaah Sastra, (Surakarta: Muhammadiyah University Press,2002 cet ketiga), hal.84

14 | S A S T R A B A N D I N G

“ia bukan pangeran seperti harapan Sally , bukan juga kesatria seperti harapan Miranda, tetapi
ia adalah orang yang mengerti aku dan mau berada disampingku, seisi sekolah tampaknya ikut
bahagia saat tahu aku dan Malik telah resmi menjadi sepasang kekasih” (Kelana Cinta Shafiyah
2010: 145)
“Qays dan Layla merasakan betapa indah bunga cinta pertama mereka yang baru merekah”.
(Layla Majnun 2009 : 22).

2. Tokoh dan Penokohan
Sebagian besar tokoh-tokoh karya fiksi adalah tokoh-tokoh rekaan. Kendati berupa
rekaan atau hanya Imajinasi pengarang, masalah penokohon merupakan satu bagian penting
dalam membangun sebuah cerita. tokoh-tokoh tersebut tidak saja berfungsi untuk memainkan
cerita, tetapi juga berperan untuk menyampaikan ide, motif, plot dan tema. Semakin
berkembangnya ilmu jiwa, terutama psiko-analisa, merupakan pula salah satu alasan pentingnya
peraanan tokoh cerita sebagai bagian yang ditonjolkan oleh pengarang. Konflik-konflik yang
terdapat dalam suatu cerita yang mendasari terjalinya suatu plot, pada dasarnya tidak dapat
dilepaskan dari tokoh-tokohnya, baik yang bersifat protagonist maupun antagonis.21 Berikut
paparan tokoh-tokoh novel Layla Majnun dan Kelana Cinta Shafiyya.
Novel

Nama Tokoh

Layla Majnun

21

Qays

Deskripsi Karakter

Kutipan

Qays juga

1. “Qays segera

digambarkan sebagai

menjadi salah satu

sebagai sosok yang

murid terbaik, dengan

rela berkorban untuk

cepat ia menguasai

memperjuangkan

seni baca tulis, ketika

cintanya sampai-

berbicara, seolah-

sampai ia rela pergi

olah lidahnya

dari rumahnya untuk

menyeburkan mutiara,

mencari layla meski

indah

orang-orang

didengar”.(Layla

disekitarnya selalu

Majnun 2009 : 20)

Zainuddin Fananie, Telaah Sastra, (Surakarta: Muhammadiyah University Press,2002 cet ketiga ), hal.86

15 | S A S T R A B A N D I N G

mengejeknya dengan

2.

“Mengembaralah

menyebutnya Qays

ia ke lembah-lembah

yang gila

kecil diantara tendatenda

dan

pasar,

tempat para pedagang
dan

seniman

mendirikan

lapak-

lapaknya. Berjalanlzh
ia tanpa tujuan hanya
mengikuti

suara

hatinya yang merindu
dendam”.(Layla
Majnun 2009 : 28)

Syed Omri

Ia seorang pemimpin
kabilah, kaya raya,

Omri, semakin besar

gagah dan pemberani.

hasratnya

Dan ia digambarkan

punya

keturunan,

peminpin yang selalu

namun

setelah

bersyukur, sabar dan

bertahun-tahun, do'a

rendah hati, ia sering

dan sedekahnya tak

berdo'a kepada Allah

juga

SWT meskipun

Tuhan.

keinginannya belum

yang ia rindukan tak

terkabul. Ketika ia

pernah muncul diatas

dikarunia seorang

langitnya.

anak yang gila pun ia
tetap menaruh kasih
sayang yang besar

16 | S A S T R A B A N D I N G

Begitulah Syed

untuk

didenger

oleh

Rembulan

''Percayalah padaku.
Turutilah

akal

sehatmu ! Bangkit dan

akan anaknya.

kembalilah
bersamaku

dan

tinggalkanlah sarang
liarmu

ini”.(Layla

Majnun 2009 : 190).

Layla

Layla

digambarkan

''Kalau dipandang ia

sebagai tokoh yang bagaikan

rembulan

cantik jelita dan ia Arabia,

dibawah

juga merupakan orang bayang

-

yang

rambutnya,

pasrah

pada gelap

takdir, dia tidak bisa wajahnya
berbuat
hanya

apa-apa, nyala

bayang

seperti
rentera”.

tangisanlah (Layla Majnun 2009 :

yang ia keluarkan

21)
''Ia

menderita

dan

menangis dalam hati,
namun ketika malam
mennyembunyikan
dirinya dari air mata
yang

mengintai,

membiarkan

ia
air

matanya

mengalir

deras

sehingga

matanya membengkak
merah seperti buah
narsis''(Layla Majnun
2009 : 114)

17 | S A S T R A B A N D I N G

''Apa yang tuan
katakan adalah
urusan tuan belaka,
tetapi tuan tidak bisa
mengubah takdir atau
perjalanan dunia
dengan kata-kata.
Tuan telah
memperlihatkan
Digambarkan sebagai
tokoh yang sensitif
dan keras

Ayah Layla

sampul yang menarik,
tuan katakan putra
tuan masih muda dan

pendiriannya dan

dipuja-puja. Tetapi,

menjadi penentang

tidakkah kami tahu

dalam novel ini atau

tentang dirinya ?

Antagonis apalagi

Siapa yang belum

ketika ia menjawab

mendengar tentang

pinangan syed Omri.

putra tuan dan
kelakuan bodohnya ?
Siapa yang tak tahu
dengan
ketakwarasaanya ? Ia
Gila dan seorang
yang gila bukan
menantu yang cocok
bagi kami''.(Layla
Majnun 2009 : 38).

Nawfal

18 | S A S T R A B A N D I N G

Dalam penokohannya

''Sungguh perbuatan

dia seorang

yang berani dan layak

bangsawan yang baik

kulakukan bila aku

dan termasuk tokoh

bisa menolong

penengah atau

manusia berhati baja

tritagonis dialah yang

ini untuk menggapai

menolong Qays.

hasrat hatinya yang
penuh damba, kata
Nawfal''.(Layla
Majnun 2009 : 75).

Sedangkan berikut ini tokoh dan penokohan yang ditampilkan dalam novel Kelana Cinta
Shafiyya.
Novel

Nama Tokoh

Kelana Cinta Shafiyya

Shafiyya

Deskripsi Karakter

Kutipan

Shafiyya yang biasa

Aku

sudah

berusia

dipanggil Sisi

dua

belas

tahun

merupakan tokoh

dengan

utama berkarakter

tahu

enerjik, aktif, dan

Kadang aku sengaja

mempunyai rasa ingin

berada

tahu yang amat besar

orang dewasa karena

serta peduli dengan

tertarik

sesama makhluk

perbincangan mereka.

Tuhan.

(KCS, 2010: 6-7).

rasa
yang

di

ingin
besar.

antara

dengan

Satu sore di rumahku,
aku mendengar bunyi
gonggongan lemah
anjing yang sangat
memilukan.
Tampaknya anjing itu
sedang menahan sakit

19 | S A S T R A B A N D I N G

yang teramat. Aku
mencari sumber suara
itu dan kulihat seekor
anjing pudle manis
berwarna putih
sedang terbaring di
taman. Di bawah
pohon wijaya kusuma,
tepatnya, pohon
kesukaan ayah. Siapa
yang tega melihat
makhluk Tuhan yang
tidak berdaya
menahan rasa sakit?
Karena hal itu,
kugendong anjing
kecil itu ke kamarku
dan kubersihkan
lukanya. Anjing itu
terluka cukup parah
di perut. Entah
disiram air panas
atau terluka karena
pertarungan sesama
anjing. (KCS, 2010:
113-114).
Ia
Bunda

digambarkan “Bunda tahu apa yang

sebagai sosok seorang terjadi, sayang kamu
ibu

yang

menyayangi

20 | S A S T R A B A N D I N G

amat anak Bunda. Bunda
anak- tidak

akan

anaknya. Ia juga tegar membiarkan siapapun
dalam

menghadapi menyakiti

keyataan

bahwa

hidup

dipoligami sebenarnya

kamu

ia termasuk Ayah. Ayah

suaminya.

menyayangimu, tetapi
dengan caranya. Asia,
Bunda mau kamu tahu
apapun yang terjadi,
Bunda tetap bangga
padamu”. Bunda lalu
memelukku

erat.

(KCS, 2010: 14).
“Aku mendengar dari
perbincangan tante di
depan rumah,” aku
menjawab

polos,

“mereka bilang Ayah
poligami”.

(KCS,

2010: 7)
Ayah pernah

Ayah

Merupakan sosok

mengunci pintu rumah

ayah yang gemar

karena aku terlambat

membanding-

pulang dari bermain.

bandingkan antara

Yah mengunci pintu

anaknya yang satu

hingga malam, dan

dengan lainnya. Juga

aku hanya bisa

digambarkan sebagai

menangis di luar

sosok yang keras dan

hingga akhirnya

tegas.

karena masuk angin
aku muntah-muntah.

21 | S A S T R A B A N D I N G

Bunda yang tidak tega
melihatku,
menggendongku
masuk ke rumah.
Bunda dan ayah lalu
bertengkar. Ayah
yang marah lalu
meninggalkan kami
dan kembali ke
Jakarta, ke rumahnya
yang lain. Aku takut
hal itu terjadi lagi.
(KCS, 2010:13).
“Aku tidak
membandingkan.
Hanya saja nilai Sofia
dan Salamah jauh
berbeda dan Salamah
berhasil masuk SMP
unggulan di Jakarta.
Aku hanya ingin
mengoreksi mungkin
Sofia terlalu manja
hingga ia menjadi
malas,” Ayah
membela diri.
…. Bunda lalu
menangis. Ayah diam.
Hening. Sehening
hatiku. Aku mulai
22 | S A S T R A B A N D I N G

berdegup. Ini semua
salahku. Aku mulai
meneteskan mutiara
hangat dari sudut
mata. Bunda maafkan
aku. (KCS, 2010: 1516).
Setiba

di

sekolah,

Salamah

Salamah

masuk

Biasa dipanggil Sally

gerbang sekolah lebih

oleh teman-temannya.

dulu. Beberapa anak

Ia merupakan anak

lalu menegurnya. Ia

dari ibu tiri Shafiyya.

cantik dan pintar, dan

Selain itu ia dikenal

tentu saja kedua hal

pintar dan cantik.

ini

membuatnya

terkenal. (KCS, 2010:
20).
Ia merupakan istri

Di rumah ibu yang

kedua Ayah Shafiyya

kemudian

kupanggil

yang mempunyai anak Mama. Rumah Mama

Mama

yang bernama

lebih besar memang,

Salamah. Ia

tetapi

yang

digambarkan sebagai

menempatinya

juga

ibu kandung sekaligus

banyak. (KCS, 2010:

ibu tiri yang baik.

18).

Meskipun tidak semua
anak-anaknya
menganggapnya
demikian.

23 | S A S T R A B A N D I N G

Hari itu ditutup
dengan banyak tawa
karena Malik dan Aku
Nampak cocok dalam
pembicaraan. Dia
kadang lucu, tetapi
cerdas. Aku tahu dari
kalimatnya yang
sangat retorik. Kaca

Malik

Tokoh ini

mata tipisnya dan

digambarkan tokoh

rambutnya yang

yang cerdas dan

sedikit berantakan

cukup humoris.

menyiratkan dua

Digambarkan sebagai

keadaan yang

sosok yang memakai

bertentangan dalam

kaca mata dengan

dirinya, menurutku.

rambut sedikit

(KCS, 2010: 124).

berantakan. Ia juga

Seisi sekolah

merupakan kekasih

tampaknya ikut

Shafiyya.

bahagia saat tahu aku
dan Malik telah resmi
menjadi sepasang
kekasih, terlebih para
panitia Buku
Kenangan yang selalu
mengusahakan aku
dan Malik bersama.
Aku hanya menunggu.
(KCS, 2010: 145).

24 | S A S T R A B A N D I N G

Sahabatku,

Wei,

adalah

warga

keturunan
yang

Tionghoa

sangat

akrab

denganku. Satu lagi
Tionghoa

setelah

Melisa dan Anthoni….
Wei adalah pribadi
yang ceria dan sangat
Salah satu teman
Shafiyya yang
beretnis Tionghoa. Ia
merupakan teman
Wei

memesona.

Setiap

orang yang duduk di
sebelahnya

akan

selalu tersenyum…

Shafiyya yang ceria.

Akan

tetapi

Wei

Namun dibalik

memiliki

satu

keceriaannya ia

kegelisahan

lain

menyimpan segudang

selain darahnya yang

kegelisahan

bercampur,

yaitu

permasalahan
keluarganya. Ayahnya
orang Makassar dan
mamanya

orang

Tionghoa…
hal

ini,

dia

karena
tidak

terlalu diterima oleh
teman-teman
Tionghoa di sekolah.
(KCS, 2010: 133).
Sahid

25 | S A S T R A B A N D I N G

Ia merupakan reporter

Itu

adalah

awal

olahraga mading

pertemuanku dengan

sekolah dan ketua

Sahid,

basket SMA. Selain

olahraga dan ketua

itu ia juga sahabat

basket SMA Sally.

Malik sejak kecil. Ia

….“Ya, rumah kami

juga sempat menjadi
tambatan hati
Shafiyya meskipun
tidak berjalan lama.

reporter

berseberangan. Kami
sahabat sejak kecil”.
(KCS, 2010: 224)
“Sisi, aku dan Malik
sudah bertahun-tahun
bersahabat. Jadi tidak
mungkin

karena

masalah kecil seperti
ini kami bertengkar.
Aku

akan

bisa

mengatasinya,

Sisi,

aku

Aku

berjanji.”

mengangguk

pelan

saat Sahid memegang
tanganku. Dua hari
setelah

itu,

memberikan

Sahid
mawar

merah kepadaku di
depan Sally. (KCS,
2010: 226).

3. Plot
Salah satu elemen terpenting dalam membentuk sebuah karya fiksi adalah plot cerita.
Dalam analisis cerita, plot sering pula disebut dengan istilah alur. Dalam pengertiannya yang
26 | S A S T R A B A N D I N G

paling umum, plot atau alur sering diartikan sebagai keseluruhan rangkaian peristiwa yang
terdapat dalam cerita. Luxemburg menyebut alur atau plot adalah konstruksi yang dibuat
pembaca mengenai pembaca mengenai sebuah deretan peristiwa yang secara logis dan
kronologis saling berkaitan dan diakibatkan atau dialami oleh para pelaku. Namun dalam
pengertiannya yang lebih khusus, plot sebuah ceriti tidaklah hanya sekedar rangkaian peristiwa
yang termuat dalam topik-topik tertentu, melainkan mencakup beberapa faktor penyebab
terjadinya peristiwa. Dalam kontek ini, bangunan sebuah plot menjadi sesuatu yang amat
kompleks. Plot tidak hanya dilihat dari jalannya suatu peristiwa. Lebih jauh perlu juga dianalisis
bagaimana urgensi peristiwa-peristiwa yang muncul tersebut mampu membangun satu tentang
gagasan atau konflik tokohnya.22
Secara keseluruhan novel ini menggunakan alur maju, bisa kita lihat dalam pemaparan
tokoh-tokoh yang disampaikan diawal-awal cerita. Misalnya tokoh Syed Omri dideskripsikan
diawal cerita dan kemudian berlanjut dengan pendeskripsian Qays dan begitu seterunya. Seperti
dalam kutipan.
kutiapan 1.
''Di Arabia pada suatu masa, seorang penguasa Badui bernama syed Omri hidup dan
berkuasa atas Bani Amir''.(Layla Majnun 2009 : 17)
kutipan 2.
''Ia dikaruniai anak Lelaki, yang tampak ranum seperti senyuman buah delima dan dua
minggu setelah persalinan, sangbayi bersinar seperti rembula dihari keempat belas. Orang tuanya
memebri nama Qays''.(Layla Majnun 2009 : 19)
kutipan 3.
''Kini syed Omri mengirim anaknya belajar pada seorang guru yang biasa mengajar anakanak bangsawan''. (Layla Majnun 2009 : 20)
“Setelah itu munculah pertikaian antara cinta Qays Layla dengan orang tua Layla, orang
tua Layla tidak menyetujui hubungan mereka baginya itu merupakan aib dan tidak pantas orang
22

Zainuddin Fananie, Telaah Sastra, (Surakarta: Muhammadiyah University Press,2002 cet ketiga ), hal.93

27 | S A S T R A B A N D I N G

gila bersanding dengan Layla. Seperti yang terdapat pada kutipan''Ia gila, dan seorang yang gila
bukanlah menantu yang cocok bagi bagi kami'.(Layla Majnun 2009 : 39)
Klimaks pertikaian terlihat pada saat pasukan Nawfal, pembela majnun menyerang
kabilah ayah layla, karena Ayah Layla menolak pinangan majnun yang diwakili kepadanya.
Seperti terliahat pada kutipan.
''Sebelum malam menyelimuti pertunjukan yang memilukan hati, matahari telah
menyalakan cahaya kemenangan bagi pasukan Nawfal, musuh berhasil dipukul mundur. Kabilah
Layla kalah, banyak terbunuh, terluka atau hampir mati kelelahan''.(Layla Majnun 2009 : 91)
“Meskipun pasukan Nawfal menang Ayah Layla tetap pada pendiriannya yang keras hati,
Ayah Layla tidak menyetujui permuntaan Nawfal. Dan penyelesaian cerita tergambar ketika
Layla meninggal hingga Majnun menyusulnya, seperti dalam kutipan '' Bersama kata-kata ini,
Maknun meletakan kepalanya diatas batu nisan dan memeluknya dengan kedua Tangannya. Ia
menekan tubuhnya kebatu nisan dengan segala kekuatan yang bisa ia kerahkan. Bibirnya
bergerak sekali lagi, kenudian dengan kata-kata ''kau,cintaku..'' rohnya meninggalkan
raganya”.(Layla Majnun 2009 : 228)
Ringkasnya ketika mulai diceritakan dari kabilah suku Arab dan Istrinya yang berdo'a
kepada Allah dengan sabar dan penuh harap agar segera dikaruniai anak, kemudian keduanya
dikaruniai anak, Qays namanya, lalu Qays ini dimasukan kesekolah dan belajar pada seorang
guru yang biasa mengajar anak-anak bangsawan, di sekolah inilah Qays dipertemukan sehingga
meraka menjalincinta. ketika sang Ayah Layla mengetahuinya dipisahkalah mereka sampaisampai Layla dikurung didalam rumah supaya tidak bisa bertemu Qays, singkat cerita setelah
kejadian itu Qays menjadi gila dan cerita ini berakhir dengan kematian. Jadi jelas sekali dalam
novel Layla Majnun ini menggunakan Alur maju.
Sedangkan novel Kelana Cinta Shafiyya menggunakan alur maju. Hal ini dapat dicermati
isi novel ini menceritakan kisah tokoh utamanya sejak mengenyam pendidikan di sekolah dasar
hingga pendidikan tinggi seperti yang terlihat dalam kutipan berikut.
Ujian telah datang. Hari-hari penuh tekanan itu datang pada kami, siswa sekolah dasar
seluruh Indonesia… (KCS, 2010: 9).

28 | S A S T R A B A N D I N G

Memasuki hari-hari berseragam putih abu-abu adalah pengalaman baru untukku.
Sebelum dinyatakan sah sebagai warga SMA yang baru, kami diwajibkan mengikuti kegiatan
orientasi dengan mengikuti kegiatan orientasi dengan nama dan singkatan yang sama waktu SMP
dulu. Aku pikir dengan masuk SMA, maka MOS yang kujalani akan jauh lebih menantang,
ternyata sama saja seperti MOS SMP-ku dulu. Kegiatan yang diterima peserta MOS hanya
pembekalan tentang sekolah baru dan bagaimana harus bersikap di sekolah baru. (KCS, 2010:
101-102).
Setelah hari ini, Sally akan sibuk dengan kesibukannya sebagai ibu rumah tangga dan aku
harus mempersiapkan diri menjadi mahasiswi sebuah universitas negeri. (KCS, 2010: 270).

4. Setting
Dalam karya sastra, setting merupakan satu elemen pembentuk cerita yang sangat
penting, karena elemen tersebut akan dapat menentukan situasi umum sebuah karya. Walaupun
seting dimaksudkan untuk mengidentifikasi situasi yang tergambar dalam cerita, keberadaan
elemen setting hakikatnya tidak hanya sekedar menyatakan dimana, kapan dan bagaimana
situasi peristiwa berlangsung, melainkan berkaitan juga dengan gambaran teradisi, karakter,
perilaku sosial dan pandangan masyarakat pada waktu cerita ditulis.
Sebagai mana di sebut Jakob Sumardjo setting yang berhasil harus terintegrasi dengan
tema, watak, gaya, implikasi atau kaitanya dengan filosofisnya. Dalam hal tertentu setting
mampu membentuk tema dan plot tertentu yang dalam dimensinya terkait dengan tempat, waktu,
daerah.23
Dalam novel ini yang menjadi tempatnya adalah sekitar Jazirah Arab, antara Mekah,
Madinah dan Najed, seperti yang terdapat pada kutipan berikut ini :
kutipan 1.
''Mereka tiba di Mekkah dengan selamat''.(Layla Majnun 2009 : 47)

kutipan 2.
''Dan sekali lagi melarikan diri kepadang pasir Najed, seperti seekor singa mabuk''.
(Layla Majnun 2009 : 61)

23

Zainuddin Fananie, Telaah Sastra, (Surakarta: Muhammadiyah University Press,2002 cet ketiga ), hal.98

29 | S A S T R A B A N D I N G

Setting waktunya sekitar malam dan siang seperti pada kutipan.
''Suatu hari, datang seorang gadis kecil yang jelita''.(Layla Majnun 2009 : 20)

Tetapi hampir semua cerita terjadi malamnya yaitu ketika Qays pergi dari rumahnya
untuk menemui tambatan hatinya seperti terdapat pada kutipan.'' saat malam makin mengental,
dan semua orang telah terlelap, diam-diam majnun keluar menuju tenda layla''.(Layla Majnun
2009 : 29)
Suasana yang terdapat di dalam cerita Ini lebih didominasi dengan rasa mengharukan,
suasana-suasana yang tampak pada novel ini adalah sedih, mencekam dan mengharukan.
Suasana sedih tampak pada Qays dan Layla yang harus terpisah, mereka berdua dijauhkan oleh
orang tua Layla seperti terdapat pada kutipan.
'' dan Layla pun segera dikurung orang tuanya dirumah. Mereka menjaganya dengan hatihati dan tak memberi kesempatan pada Qays untuk bertemu''.(Layla Majnun 2009 : 27)

Suasana mencekam terlihat ketika pertarungan antara Nawfal dan Kabilah Ayah Layla
seprti pada kutipan.
''Pasukan perang yang beringas bergerak maju mundur. Ketika auman para perajurit
membahana keangkasa darah muncrat dari daging-daging yang terbelah''.(Layla Majnun 2009 :
84)

Terakhir suasana mengharukan ketika kedua Insan yang saling mencintai harus berpisah.
''majnun meletakan kepalanya diatas batu nisan, dan memeluknya dengan kedua
tangannya''.(Layla Majnun 2009 : 228).

Sedangkan novel Kelana Cinta Shafiyya menggunakan setting tempat DKI Jakarta dan
sekitarnya. Hal ini dapat kita cermati dari kutipan berikut.
Sebuah gedung tua berderet di sekitar kami. Bahkan aku yakin gedung-gedung itu berusia
lebih tua dari usia ayahku. Catnya memudar sudah dihiasi jamur dan lumut di mana-mana. Kusapu
seluruh pemandangan di sekitarku hingga kutemukan tulisan Museum Jakarta. (KCS, 2010: 159).

Adapun suasana yang disuguhkan pengarang dalam cerita Kelana Cinta Shafiyya tidak
didominasi oleh satu suasana saja. Nampaknya pengarang mencoba untuk menyuguhkan cerita

30 | S A S T R A B A N D I N G

yang lebih mengalir namun tepat dalam menyampaikan ide atau gagasan utamanya. Ada kalanya
mencekam seperti terlihat dalam kutipan berikut.
Perlahan aku melangkah kembali ke kamar tetapi aku mendengar suara dua orang sedang
bercakap-cakap. Tidak, lebih tepatnya bertengkar. Kuamati suara itu baik-baik, itu suara Ayah dan
Bunda. Aku makin mendekatkan telingaku ke pintu kamar Bunda. Suara itu makin membentuk
kalimat yang dapat kucerna maknanya.
“Jangan pernah membandingkan anakku dengan anaknya!” teriak Bunda setengah
tersedu.
“Aku tidak membandingkan. Hanya saja nilai Sofia dan Salamah jauh berbeda dan
Salamah berhasil masuk SMP unggulan di Jakarta. Aku hanya ingin mengoreksi mungkin Sofia
terlalu manja hingga ia menjadi malas,” Ayah membela diri.
…. Bunda lalu menangis. Ayah diam. Hening. Sehening hatiku. Aku mulai berdegup. Ini
semua salahku. Aku mulai meneteskan mutiara hangat dari sudut mata. Bunda maafkan aku.
(KCS, 2010: 15-16).

Terkadang percampuran setting pun disuguhkan oleh pengarang seperti yang tertera
dalam kutipan berikut.
Tetapi menyaksikan orang lain bergembira, aku merasa kalah. Semua orang di ruangan
itu tersenyum dan tertawa dengan riang. Kuputuskan mencari tempat lain untuk menyendiri. Aku
mungkin ingin menangis atau mencabik kertas sebanyak-banyaknya untuk melampiaskan rasa
marah, kesal dan sedikit kecemburuan. Kuambil tisu makan yang ada di meja dan berjalan kea rah
kolam renang yang berada tepat di depan ruangan hotel itu. (KCS, 2010: 234).

5. Sudut pandang
Dari sisi tujuan, sudut pandang terbagi menjadi empat tipe utama. Meski demikian, perlu
diingat bahwa kombinasi dan variasi dari keempat tipe tersebut bisa sangat tidak terbatas, pada
orang pertama-utama, sang karakter utama bercerita dengan kata-katanya sendiri. Pada orang
pertama - sampingan cerita dituturkan oleh satu karakter bukan utama. Pada orang ketiga
terbatas, pengarang mengacu pada semua karakter dan memosisikan sebagai orang ketiga tetapi
hanya menggambarkan apa yang dapat dilihat, didengar dan difikirkan oleh satu orang karakter
saja. Pada orang ketiga-tidak terbatas pengarang mengacu pada setiap dan memosisikan sebagai
31 | S A S T R A B A N D I N G

orang ketiga. Pengarang juga dapat membuat beberapa karakter melihat, mendengar atau berpikir
atau saat tidak ada satu karakterpun hadir.24 Dalam novel Layla Majnun pengarang
menggunakan Orang ketiga terbatas, Seolah-olah penulis hanya melaporkan yang dilihatnya,
hanya memaparkan atau melukiskan lakuan deramatik, seperti yang terdapat pada kutipan.
''Ia menekan Tubuhnya ke batu nisan dengan segala kekuatan yang bisa ia
kerahkan''.(Layla Majnun 2009 : 228).

Sedangkan novel Kelana Cinta Shafiyya menggunakan sudut pandang orang pertama.
Hal ini dapat dicermati dalam menceritakan kisahnya, pengarang lebih banyak menggunakan
kata ganti „aku‟ dan „kami‟.
Namaku Shafiyya, dari nama istri Rasulullah saw yang berasal dari bangsa Yahudi dan
nama salah satu bibi Rasulullah. Tetapi entah mengapa Bunda memanggilku Asia..
Kami terbiasa hidup bertiga, meski sebenarnya berlima dengan Lek Kusno dan Bi Ipah
yang bertugas menjaga rumah ini. (KCS, 2010: 5-6).

6. Gaya bahasa
Gaya bahasa digunakan untuk menyatakan ungkapan yang berisi perbandingan atau
persamaan. Perbandingan dengan persamaan tersebut umumnya didasarkan pada ciri-ciri yang
dipunyai oleh sesuatu yang dibandingkan dan disamakan, tujuannya adalah untuk memperoleh
efek yang di inginkan, gaya bahasa, gaya bahasa ini dikelompokan pada perbandingan dan
persamaan secara langsung atau tidak langsung.25
Dalam Novel ini Kebanyakan mengunakan Majas simile atau persamaan dan
personifikasi. Seperti yang tergambar dalam kutipan.

Kutipan 1.


Majas simile.''wajahnya seperti nyalanya lentera''(Layla Majnun 2009 : 22)

24

Robert Stantion, An introducation to fiction (terjemahan), Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007 cet 1),hal

25

Zainuddin Fananie, Telaah Sastra, (Surakarta: Muhammadiyah University Press,2002 cet ketiga ),

53
hal.37.

32 | S A S T R A B A N D I N G

Disebut majas simile karena membandingkan sesuatu sama dengan yang lainya . Perbandingan
tersebut dinyatakan secara eksplisit dengan menggunakan kata seperti.


Majas personifikasi.''Wahai kelopak mawar yang koyak dan terlantar''.(Layla Majnun
2009 : 55)

Kutipan 2
''Bunga melati menyampaikan pesan''(Layla Majnun 2009 : 66)
Disebut personifikasi karena menunjukan kiasan untuk memperlakukan benda-benda
mati seolah-olah seperti mempunyai sifat-sifat yang ada pada manusia, disini kelopak mawar
seperti manusia yang bisa hidup terlantar dan bunga melati seperti manusia bisa menyampaikan
pesan.
Tidak terlalu banyak gaya bahasa stilistika yang digunakan dalam Kelana Cinta Shafiyya.
Hal ini dapat dimaklumi karena pengarang cenderung menampilkan kekuatannya dalam ide
cerita yang mengalir tanpa banyak dibumbui oleh gaya-gaya bahasa stilistis. Berikut gaya bahasa
yang digunakan dalam Kelana Cinta Shafiya.
Majas Smile

: Kami pun menggelar tikar di bawah pohon bunga flamboyan yang
seperti payung jingga. (KCS, 2010: 9).

Personifikasi

: Hangat matahari sore jatuh di halaman (KCS, 2010: 5).

33 | S A S T R A B A N D I N G

BAB IV
ANALISA KETERPENGARUHAN NOVEL KELANA CINTA SHAFIYYAH KARYA
FITRIA PRATIWI OLEH NOVEL LAILA MAJNUN KARYA NIZAMI GANJAVI

Dalam membandingkan dua buah karya sastra, tentu saja karya yang lebih dahulu
muncul merupakan karya yang mempengaruhi karya-karya setelahnya baik secara tersirat
maupun tersurat. Yang dimaksud tersirat adalah karya yang terpengaruh biasanya tidak
secara implisit menyebutkan bahwa sang pengarang terpengaruh oleh pengarang yang lebih
dahulu eksis sebelumnya. Biasanya dalam kasus ini bisa ditemui pada karya-karya yang
mempunyai ide-ide atau tema yang kurang lebih sama tetapi digambarkan dengan narasi
yang berbeda karena setiap pengarang mempunyai perspektif kehidupannya masing-masing.
Adapun pengaruh yang tersurat bisa dikatakan bahwa sang pengarang dengan jelas
menyebutkan karya-karya tertentu dalam karyanya, tidak cukup dengan ide atau tema karya
sebelumnya, melainkan juga dituangkan menjadi bagian dari karyanya sedikit maupun
banyaknya.
Dalam kasus Layla Majnun dan Kelana Cinta Shafiyya yang kami teliti,
ditemukan beberapa fakta menarik terkait keterpengaruhan novel kedua oleh novel pertama.
Kelana Cinta Shafiyya merupakan serpihan kecil

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63