DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

FORMULA DID TA 2018

FORMULA PENGALOKASIAN DANA INSENTIF DAERAH

  

Perbaikan formula untuk lebih memacu perbaikan kinerja daerah di bidang pengelolaan keuangan,

pelayanan pemerintahan umum, pelayanan dasar publik, dan kesejahteraan masyarakat.

  Kategorisasi Indikator Penilaian

KATEGORI

  (1) (2)

  (3) (4) Kesejahteraan Pengelolaan Pelayanan Pemerintahan Umum Pelayanan Dasar Publik Masyarakat Keuangan Daerah Infrastruktu Penyelenggaraan Perencanaa SAKIP Inovasi Kemudahan Pendidikan Kesehatan r Pemerintahan n Daerah Investasi

  Perencanaa Efektifitas Peningkatan Kualitas Kualitas

  Kemudahan Pengentasan Otonomi daerah n secara anggaran Inovasi Peningkata kualitas gizi pelayanan pengelolaan investasi kemiskinan dan Tujuan berdasarkan good komprehens yang pelayanan n kualitas bayi, dan dasar keuangan daerah dan

  Peningkatan governance if, dan berorientasi masyarakat SDM kesehatan yang lebih baik perizinan kualitas hidup terukur pada hasil anak memadai BPS Sumber Pemda (LKPD),

  BPS K/L K/L K/L K/L K/L BPS KemenPU- BPS Data BPS Kemenkes PR Kemenkeu Kemenkeu, Kemenkeu, KemenPAN- KemenPAN- Kemenkeu, , Kemenkeu , Penilai Kemendagri Bappenas BKPM Kemendikb Kemendagri

  RB RB Kemenkes KemenPU KemenkoPMK ud PR Hasil Hasil Hasil Cara Hasil Komposit Komposit Komposit Komposit Kinerja Hasil penilaian K/L penilaian penilaian penilaian

  Komposit Kinerja Penilaian penilaian K/L Kinerja Kinerja Kinerja K/L K/L K/L

  

KATEGORI PENGELOLAAN KEUANGAN,

PELAYANAN DASAR PUBLIK & KESEJAHTERAAN

(1) Indikator Pengelolaan Keuangan dan Kesehatan Fiskal APBD:

  • Persentase Baduta StuntingPersentase bayi lima tahun yang mendapatkan imunisasi lengkap
  • Persentase persalinan ditolong tenaga kesehatan
  • Local Taxing Power (Realisasi PDRD/PDRB Non Migas)
  • Quality of Spending: (Realisasi Belanja Modal/Realisasi Belanja)
  • Quality of Budget Planning: (Realisasi Belanja APBD/Pagu Belanja APBD)
  • Fiscal space: (Realisasi Pendapatan Nonearmarked/Realisasi Pendapatan)
  • Realisasi SILPA/Total Belanja

  • Persentase Rumah Tangga dengan Akses Air Minum yang Layak Persentase Rumah Tangga dengan Akses Sanitasi yang LayakPersentase Jalan dengan Kondisi Pelayanan Mantap
  • Rata-ratalama sekolah (RLS) penduduk berusia 15 atau 25 tahun ke atas
  • Angka Partisipasi Murni SMP (APM SMP)
  • Harapan Lama Sekolah (HLS)
  • Persentase Penduduk Miskin (persentase penduduk dibawah Garis Kemiskinan)
  • Indeks Pembangunan Manusia

  (5) Indikator Kesejahteraan Masyarakat (Pengentasan Kemiskinan dan Peningkatan Kualitas Hidup):

  (2) Indikator Pelayanan Dasar Publik Bidang Pendidikan:

  (3) Indikator Pelayanan Dasar Publik Bidang Kesehatan:

  (4) Indikator Pelayanan Dasar Publik Bidang Infrastruktur:

  Penentuan kategori nilai masing- masing level pemerintahan (12 kategori nilai AA+ s.d. DD-) Penentuan daerah Penerima: Berdasarkan kategori nilai tertentu (BB) Penetapan Alokasi Per Daerah : Nilai Kategori sesuai cluster Pagu Alokasi per daerah Mekanisme Penilaian

Daerah Penerima Alokasi:

  Daerah dengan kategori nilai tertentu (minimal BB) Kategori Kesehatan Fiskal dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kesejahteraan Masyarakat Pelayanan Dasar Publik Bidang Pendidikan Pelayanan Dasar Publik Bidang Kesehatan Pelayanan Dasar Publik Bidang Infrastruktur

Kesehatan Fiskal dan

Pengelolaan

Keuangan Daerah Kesejahteraan Masyarakat Pelayanan Dasar Publik Bidang Pendidikan Pelayanan Dasar Publik Bidang Kesehatan Pelayanan Dasar Publik Bidang Infrastruktur Kesehatan Fiskal dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kesejahteraan Masyarakat Pelayanan Dasar Publik Bidang Pendidikan Pelayanan Dasar Publik Bidang Kesehatan Pelayanan Dasar Publik Bidang Infrastruktur AA+ 78,3 90,2 83,7 88,0 81,5 72,2 88,1 78,3 90,3 83,7 82,3 84,1 79,4 78,4 76,6 AA 74,1 83,9 78,8 81,3 76,1 69,0 82,7 73,6 84,9 79,6 78,8 79,3 74,7 74,6 73,1 AA- 70,0 77,7 73,9 74,6 70,7 65,8 77,3 68,9 79,5 75,5 75,2 74,5 70,1 70,8 69,6 BB+ 65,8 71,5 69,0 68,0 65,2 62,6 71,9 64,2 74,1 71,3 71,6 69,7 65,4 67,1 66,1 BB 61,7 65,2 64,1 61,3 59,8 59,4 66,5 59,5 68,7 67,2 68,0 64,9 60,7 63,3 62,6 BB- 57,5 59,0 59,2 54,6 54,4 56,1 61,1 54,8 63,4 63,1 64,5 60,1 56,1 59,5 59,1 CC+ 53,4 52,7 54,3 47,9 48,9 52,9 55,7 50,1 58,0 58,9 60,9 55,3 51,4 55,7 55,6 CC 49,2 46,5 49,4 41,3 43,5 49,7 50,3 45,4 52,6 54,8 57,3 50,5 46,7 51,9 52,2 CC- 45,1 40,2 44,5 34,6 38,0 46,5 44,9 40,7 47,2 50,7 53,8 45,7 42,1 48,1 48,7 DD+ 40,9 34,0 39,6 27,9 32,6 43,2 39,5 36,0 41,8 46,6 50,2 40,9 37,4 44,3 45,2

  Kabupaten Kota Provinsi Nilai Variabel = Total nilai peningkatan kinerja + Total Nilai Akhir Capaian Kinerja

  Perhitungan selisih rasio riabel tahun t-1 dan tahun t-

  2 Perhitungan indeks variabel tahun t-1

  ilai peningkatan kinerja (delta)

  Nilai akhir capaian kinerja

  ngelompokan berdasarkan kuartil Pemberian nilai (minimal 0, maksimal 4) emberian nilai (minimal 1, maksimal 4) tal nilai peningkatan kinerja Total nilai akhir capaian kinerja

  METODOLOGI PENILAIAN (1) : KATEGORI KESEHATAN FISKAL DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

  Indikator

  • Local Taxing Power (Realisasi PDRD/PDRB Non Migas)
  • Quality of Spending: (Realisasi Belanja Modal/Realisasi Belanja)
  • Quality of Budget Planning: (Realisasi Belanja APBD/Pagu Belanja APBD)
  • Fiscal space: (Realisasi Pendapatan Nonearmarked/Realisasi Pendapatan)
  • Realisasi SILPA/Total Belanja

  Tujuan

  Meningkatkan Kualitas APBD, yang dicerminkan oleh semakin meningkatnya kemandirian fiskal, kualitas belanja daerah yang semakin baik, dan pengelolaan fiskal yang baik.

  Sumber Data: Pemda dan BPS K/L Penilai: Kemenkeu Cara Penilaian:

  • Komposit antara capaian kinerja (tahun terakhir) dan perbaikan kinerja (selisih dua tahun terakhir)

  Daerah Penerima Alokasi: daerah dengan kategori nilai tertentu

METODOLOGI PENILAIAN (2): KATEGORI PELAYANAN DASAR PUBLIK BIDANG PENDIDIKAN

  Indikator

  Rata-rata lama sekolah (RLS) [Rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk berusia 15 atau 25 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani] Angka Partisipasi Murni SMP (APM SMP) [Proporsi anak sekolah pada suatu kelompok usia tertentu yang bersekolah pada jenjang yang sesuai dengan kelompok usianya (sekolah menengah pertama)] Harapan Lama Sekolah (HLS) [Lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang]

  ujuan Mendorong daerah meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. umber Data: BPS

  K/L Penilai: Kemenkeu Cara Penilaian:

  Komposit antara capaian kinerja (tahun terakhir) dan perbaikan kinerja (selisih dua tahun terakhir)

  Daerah Penerima Alokasi: daerah dengan kategori nilai tertentu

METODOLOGI PENILAIAN (3): KATEGORI PELAYANAN DASAR PUBLIK BIDANG KESEHATAN

  Indikator

  

Persentase Baduta Stunting (Status gizi yang didasarkan pada indeks Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) yang merupakan

padanan istilah stunted (pendek) dan severely stunted (sangat pendek) Persentase bayi lima tahun yang mendapatkan imunisasi lengkap (Proporsi jumlah bayi lima tahun (balita) yang telah mendapatkan imunisasi lengkap terhadap keseluruhan jumlah bayi di suatu wilayah) Persentase persalinan ditolong tenaga kesehatan (Proporsi jumlah persalinan yang mendapatkan penanganan/pertolongan dari tenaga kesehatan terhadap keseluruhan jumlah persalinan di suatu wilayah)

  ujuan

  Mendorong daerah untuk meningkatkan kualitas gizi bayi, kesehatan anak, dan harapan hidup bayi dalam mendorong peningkatan

kecerdasan dan produktivitas anak melalui penurunan angka persentase Baduta dengan status gizi stunting, kesehatan anak dan

penurunan angka kematian ibu dan anak saat proses persalinan.

  umber Data: BPS dan Kemenkes K/L Penilai: Kemenkeu

  Cara Penilaian:

  Komposit antara capaian kinerja (tahun terakhir) dan perbaikan kinerja (selisih dua tahun terakhir)

  Daerah Penerima Alokasi: daerah dengan kategori nilai tertentu

METODOLOGI PENILAIAN (4): KATEGORI PELAYANAN DASAR PUBLIK BIDANG

  INFRASTRUKTUR

  Indikator

  Persentase Rumah Tangga dengan Akses Air Minum yang Layak (Proporsi jumlah rumah tangga yang mempunyai akses terhadap sanitasi layak dibandingkan dengan jumlah seluruh rumah tangga di suatu wilayah). Persentase Rumah Tangga dengan Akses Sanitasi yang Layak (Proporsi jumlah rumah tangga yang mempunyai akses terhadap sanitasi layak dibandingkan dengan jumlah seluruh rumah tangga di suatu wilayah).

Persentase Jalan dengan Kondisi Pelayanan Mantap (Proporsi panjang jalan dengan kondisi pelayanan mantap dibandingkan

total panjang jalan)

  ujuan

  Mendorong penyediaan kualitas pelayanan dasar yang memadai di bidang infrastruktur

  umber Data: BPS dan KemenPUPR K/L Penilai: Kemenkeu

  Cara Penilaian:

  Komposit antara capaian kinerja (tahun terakhir) dan perbaikan kinerja (selisih dua tahun terakhir)

  Daerah Penerima Alokasi: daerah dengan kategori nilai tertentu

  METODOLOGI PENILAIAN (5) : KATEGORI PENGENTASAN KEMISKINAN

  Indikator Persentase Penduduk Miskin (persentase penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan (GK)) ujuan

  Mendorong daerah meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penurunan angka kemiskinan.

  Penilai: Kemenkeu Cara Penilaian: komposit antara Apresiasi tahun terakhir dan Kinerja dua tahun umber Data: BPS

  Penentuan kategori nilai masing-masing level pemerintahan (12 kategori nilai AA+ s.d. DD-)

  Penentuan daerah Penerima: Berdasarkan kategori nilai tertentu (BB)

  Penetapan Alokasi Daerah : Nilai komposit indika Pagu Alokasi sesua level pemerintahan

  

METODOLOGI PENILAIAN (6) : KATEGORI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

DAERAH Alur Evaluasi

  dikator

  Penilaian Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (suatu proses pengumpulan dan analisis data secara sistematis terhadap kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah, kemampuan penyelenggaraan otonomi daerah, dan kelengkapan aspek-aspek penyelenggaraan pemerintahan pada Daerah yang baru dibentuk)

  Bobot Indikator Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD) dilakukan terhadap Laporan Penyelengaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) untuk 34 urusan yang terdiri dari 26 urusan wajib dan 8 urusan pilihan.

  Penghargaan berupa Satyalancana Karyabhakti Praja Nugraha yang diberikan kepada 3 provinsi, 10 kabupaten dan 10 kota yang bersatus kinerja terbaik berdasarkan hasil evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah setiap tahunnya. Penghargaan Parasamya Purnakarya Nugraha diberikan kepada pemerintah daerah yang selama 3 tahun berturut-turut bersatus kinerja terbaik dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

  ujuan

  Kategori Prestasi No Indeks EKKPD Prestasi

  Mendorong penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam upaya peningkatan kinerja 1 3,00<.... Sangat Tinggi ≤4,00 untuk mendukung pencapaian tujuan penyelenggaraan otonomi daerah dan

  2 2,00<.... Tinggi ≤3,00 pelayanan publik berdasarkan prinsip tata kepemerintahan yang baik

  3 1,00<.... Sedang ≤2,00

  K/L Penilai: Kemendagri

  4 0,00 Rendah ≤....≤1,00

  Cara Penilaian: apresiasi atas hasil penilaian K/L

  3 Provinsi, 10 Kabupaten dan 10 Kota

  METODOLOGI PENILAIAN (7) : KATEGORI PERENCANAAN DAERAH Tahapan Penilaian ikator

  Penghargaan Pangripta Nusantara. Terdiri dari perencanaan terbaik, perencanaan inovatif, dan

  Tahapan Penilaian Provinsi oleh Tahapan Penilaian Provinsi oleh Tahapan Penilaian Kabupaten/Kot Tahapan Penilaian Kabupaten/Kot

  perencanaan dengan peningkatan tertinggi dalam Perencanaan

  Tim Pusat Tim Pusat oleh Tim Provinsi oleh Tim Provinsi Perencanaan Terbaik dinilai dengan menggunakan 12 parameter, yaitu keterkaitan, konsistensi,

  kelengkapan dan kedalaman, keterukuran, inovasi kebijakan, proses perencanaan dari bawah (bottom

  I. Dokumen RKPD bobot 40%

  I. Dokumen RKPD bobot 40% up), proses perencanaan dari atas (top down), proses perencanaan teknokratik, proses perencanaan politik, inovasi proses dan program daerah, tampilan dan materi presentasi, dan kemampuan presentasi

  II. Verifikasi proses

  II. Verifikasi proses penyusunan RKPD dan penugasan materi.

  penyusunan RKPD melalui FGD bobot 60% dan pengajuan kab dan kota

  Perencanaan dengan peningkatan tertinggi dalam Perencanaan ditetapkan berdasarkan konsistensi terbaik Pertama ke Pusat

  bobot 30% naiknya nilai total seluruh parameter perencanaan selama tiga tahun terakhir dan nilai peningkatan total terbesar.

  III. Presentasi dan wawancara

  Perencanaan Inovatif ditetapkan dengan kriteria inovasi kebijakan dan inovasi kebijakan, inovasi proses

  bobot 30% Tahapan Penilaian Kabupaten/Kot Tahapan Penilaian Kabupaten/Kot dan program, adanya proses transparansi proses dan hasil perencanaan terhadap publik dan adanya

  oleh Tim Pusat oleh Tim Pusat usaha untuk menggunakan feedback dari stakeholders.

  Provinsi memiliki tiga kategori, yakni 1) Provinsi dengan Perencanaan Terbaik; 2) Provinsi dengan

  III. Dokumen RKPD bobot 40% Perencanaan Inovatif; dan 3) Provinsi dengan peningkatan tertinggi dalam Perencanaan. Kabupaten/kota memiliki dua kategori, yaitu 1) Kabupaten dengan perencanaan terbaik 2) kota dengan Perencanaan Terbaik; dan 3) Kabupaten/kota dengan Perencanaan Inovatif

  IV. Verifikasi proses penyusunan RKPD bobot 60% juan Mendorong setiap daerah untuk menyiapkan dokumen rencana pembangunan (RKPD) secara lebih baik, konsisten, komprehensif, terukur dan dapat dilaksanakan

  Pemenang:

  1. Kategori perencanaan terbaik (3 Penilai: Bappenas provinsi, 3 kabupaten dan 3 kota)

  2. Kategori inovasi terbaik dalam perencanaan (1 provinsi, 1 Cara Penilaian: apresiasi atas hasil penilaian K/L kabupaten/kota)

  3. Kategori peningkatan tertinggi dalam kualitas perencanaan (1 provinsi) Daerah Penerima Alokasi : daerah penerima penghargaan Pangripta Nusantara dari

  METODOLOGI PENILAIAN (8) : KATEGORI SAKIP Bobot Penilaian

  dikator Perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi internal dan capaian kinerja

  Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan merupakan sistem yang mengintegrasikan dari sistem perencanaan, sistem penganggaran, dan sistem pelaporan kinerja, yang selaras dengan pelaksanaan sistem akuntabilitas keuangan.

  ujuan

  Mendorong pemerintah daerah untuk meningkatkan efektifitas

  penggunaan anggaran yang berorientasi pada hasil K/L Penilai: Kemenpan RB Cara Penilaian: apresiasi atas hasil penilaian K/L Daerah Penerima Alokasi : Daerah penerima penghargaan nilai SAKIP erbaik (minimal BB) dari Kemenpan RB

  METODOLOGI PENILAIAN (9) : KATEGORI INOVASI PELAYANAN PUBLIK ndikator

  

Inovasi Pelayanan Publik Terbaik (penghargaan terhadap Inovasi Pelayanan Publik yang merupakan wujud dari program one agency, one innovation

yang mewajibkan kementerian, lembaga, pemerintah provinsi, kabupaten/kota menciptakan minimal satu inovasi setiap tahun) ujuan

  Mendorong pemerintah daerah untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat melalui inovasi pelayanan yang dilakukan Penilai: KemenPAN RB Cara Penilaian: apresiasi atas hasil penilaian K/L Daerah Penerima Alokasi : penerima penghargaan inovasi pelayanan publik terbaik

  

Kriteria Penilaian Inovasi Terbaik

Memperkenalkan Pendekatan Baru

Memperkenalkan kebaruan dalam pendekatan penyelesaian masalah, atau kebijakan dan desain pelaksanaan, atau kebaruan dengan melakukan modifikasi dari inovasi pelayanan public yang

ada dalam rangka penyelenggaraan pelayanan publik. oduktif

  Memberikan bukti hasil implementasi dampak Memberikan manfaat terhadap peningkatan atau perubahan kondisi dan sebagai daya ungkit terhadap percepatan peningkatan kualitas pelayanan publik. kelanjutan

  

Memberikan jaminan bahwa inovasi pelayanan publik terus dipertahankan, diimplementasikan, dan dikembangakan dengan dukungan program dan anggaran, tugas, dan fungsi

anisasi, serta hukum dan perundang-undangan.

  

Perkembangan Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik

Keterangan

  2014 2015 2016 2017 Inovasi yang Mendaftar 515 1.189 2.476 3.054

  Desk Evaluation Hasul (Tim Evaluasi)

  Top 99 Top 99 Top 99 Top 99

  METODOLOGI PENILAIAN (10) : KATEGORI KEMUDAHAN INVESTASI

  Indikator

  Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) adalah pelayanan secara terintegrasi dalam satu kesatuan proses dimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap penyelesaian produk pelayanan melalui satu pintu, dengan tujuan untuk (i) memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada masyarakat, (ii) memperpendek proses pelayanan, (iii) mewujudkan proses pelayanan yang cepat, mudah, murah, transparan, pasti, dan terjangkau, dan (iv) mendekatkan dan memberikan pelayanan yang lebih luas kepada masyarakat. Penghargaan PTSP diberikan kepada 3 provinsi, 3 kabupaten, dan 3 kota terpilih dari nominasi 10 Provinsi, 10 Kota dan 20 Kabupaten. Penghargaan PTSP dilaksanakan 2 tahun sekali (untuk memberikan waktu BKPM melakukan penilaian). Penilaian dilakukan oleh Tim yang terdiri dari BKPM, Kemen PAN-RB, Kemendagri, dan instansi terkait lainnya.

  Kategori Prestasi

  ujuan

  No Nilai Total Kualifikasi Mendorong daerah untuk memberikan kemudahan investasi dengan meningkatkan

  Penilaian pelayanan dan inovasi dalam layanan perizinan. 1 90,00 - 100,00 Kualifikasi Bintang 4

  K/L Penilai: Badan Koordinasi Penanaman Modal

  2 80,00 - 89,99 Kualifikasi Bintang 3

  Cara Penilaian: apresiasi atas hasil penilaian K/L

  70,00 - 79,99 Kualifikasi Bintang 2

  3 4 60,00 - 69,00 Kualifikasi Bintang 1

  Daerah Penerima Alokasi : Daerah penerima PTSP Award dari BKPM

  5 0,00 - 59,99 Belum Terkualifikasi

3 Provinsi, 3 Kabupaten, 3 Kota)*

  Resume Dana Insentif Daerah 2018

  OPINI BPK ATAS LKPD TAHUN 2016 Opini Provinsi Kabupaten Kota Jumlah

  WTP 31 275 72 378

  WDP 3 118 20 141

  TMP

  22

  1

  23 TW Belum Mendapat Opini Jumlah 34 415 93 542 Resume Alokasi Perhitungan DID

  PENETAPAN PERDA APBD TAHUN 2017 Uraian Provinsi Kabupaten Kota Jumlah

  Total Alokasi Rp 8.500,

  Tepat Waktu 25 335 75 435 Tidak Tepat Waktu

  9

  80 18 107

  Jumlah Penerima Alokasi 313 dae

  PENGGUNAAN E-PROCUREMENT TAHUN 2017

  Alokasi Tertinggi Rp 81,

  Uraian Provinsi Kabupaten Kota Jumlah Menggunakan 34 408 93 535 Alokasi Terendah Rp 7, Belum Menggunakan

  7

  7 Rata-rata Rp 27, Uraian Provinsi Kabupaten Kota Jumlah

  Memenuhi ketiga kriteria (Opini WTP, Penetapan Perda APBD 23 238

  63 324 Tepat Waktu, dan Menggunakan e-procurement)

  Penentuan pagu per kategori mempertimbangkan: 1.Urutan kelompok prioritas.

  

10

  

2

  2 6 9,25 8,25 8,67

  8 SAKIP 133,75 1,6%

  8

  

6

  3 17 8,75 7,25 7,87

  9 Inovasi Pelayanan Publik 171,75 2,0%

  5

  7 22 8,75 7,25 7,81

  7 Perencanaan 52,00 0,6%

  10 Kemudahan Investasi 62,75 0,7%

  2

  

3

  3 8 8,75 7,00 7,84

  III Alokasi Tambahan Daerah Terbaik 235,00 2,8%

  3

  

10

  5 18 25,00 5,00 13,06 Daerah Penerima Kategori No.

  Alokasi Kinerja DID (dalam Miliar Rupiah) Pagu (dalam miliar rupiah)

  2

  8 19 9,25 7,75 8,54

  2.Jumlah daerah penerima dan rata-rata alokasi yang diterima daerah untuk masing-masing kategori.

  II Kategori Kinerja 8.265,00 97,2% 18 235 60 313 56,25 7,25 26,41

  3.Tambahan alokasi untuk daerah terbaik.

  Kelompok Prioritas:

  1.Kelompok 1: Kategori input (kesehatan fiskal dan pengelolaan keuangan)

  2.Kelompok 2: Kategori outcome (Kesejahteraan)

  3.Kelompok 3: kategori output (pelayanan dasar publik)

  4.Kelompok 4: kategori proses (pelayanan pemerintahan umum)

  PENENTUAN PAGU PER KATEGORI DAN KELOMPOK ALOKASI PER DAERAH PER KATEGORI Provinsi Kabupaten Kota Jumlah Maksimum Minimum Rata-Rata

  Total Pagu DID 8.500,00 100,0% 18 235 60 313 81,25 7,25 27,16

  I Kriteria Utama

  1 Kesehatan Fiskal dan Pengelolaan Keuangan Daerah 701,25 8,3%

  

9

  3

  

49

  25 77 10,25 8,75 9,11

  2 Kesejahteraan 1.800,25 21,2% 10 157 28 195 10,25 8,75 9,23

  3 Pelayanan Dasar Publik Bidang Pendidikan 1.519,50 17,9% 7 147 22 176 9,50 8,00 8,63

  4 Pelayanan Dasar Publik Bidang Kesehatan 1.910,50 22,5% 8 177 37 222 9,50 8,00 8,61

  5 Pelayanan Dasar Publik Bidang Infrastruktur 1.751,00 20,6% 9 155 39 203 9,50 8,00 8,63

  6 Penyelenggaraan Pemerintahan 162,25 1,9%

  2

  % dari Pagu DID

PENGGUNAAN DID

  O o o

  Tahap I (50%) Paling Cepat bulan Februari setelah daerah menyampaikan:

  Perda APBD Tahun Berjalan; Rencana DID tahun Berjalan; Realisasi Penyerapan DID Tahun Anggara Sebelumnya.

  Tahap II (50%) Paling Cepat bulan Juli setelah daerah menyampaikan Laporan Realisasi penyerapan DID Tahap I paling sedikit 70% kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan dan prioritas daerah dapat berupa antara lain: penyediaan layanan dasar publik, pembangunan, termasuk rehabilitasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana dibidang pemerintahan, atau; peningkatan kapasitas pengelolaan keuangan di daerah.