DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

DIREKTORAT AKADEMIK PORTOFOLIO

PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA

TAHUN 2008

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

DEPDIKNAS, 2008

Kata Pengantar

Bismilahirrohmanirrohim Evaluasi Program Studi Berbasis Evaluasi Diri (EPSBED) yang pertama kali

dilaksanakan pada semester ganjil tahun 2002-2003 sampai saat ini telah berjalan lancar. Evaluasi program studi yang menggunakan data elektronik tersebut pada hakikatnya adalah hal baru di kalangan perguruan tinggi. Pada saat itu, masih banyak perguruan tinggi di Indonesia yang tidak mempunyai sistem informasi manajemen (SIM) yang berlandaskan basis data (database). Oleh karena itu, EPSBED yang prinsip pelaporannya menggunakan basis data (tanpa lampiran dokumen) merupakan kesulitan tersendiri bagi sebagian perguruan tinggi.

Melalui pembinaan yang berkelanjutan dalam bentuk sosialisasi, pelatihan, rapat kerja, dan kegiatan pendampingan lainnya dilaksanakan oleh DIKTI kesulitan pelaporan EPSBED tersebut dapat dieliminasi. Setelah berjalan lebih dari lima tahun ini, praktis permasalahan teknis pelaporan EPSBED sudah dapat teratasi. Bahkan, sejumlah perguruan tinggi yang sebelumnya tidak mempunyai SIM, kini mereka menggunakannya dalam computerized system , yang di dalamnya difasilitasi untuk laporan EPSBED. Secara tidak langsung, penetapan EPSBED sebagai sistem evaluasi di DIKTI mempunyai dampak positif untuk membangun tata kelola data di perguruan tinggi.

Di yakini sepenuhnya bahwa kekuatan sebuah lembaga untuk mampu maju ke depan sesuai dengan visi dan misinya terletak pada kekuatan internalnya dalam mengelola data kelembagaan tersebut. Sebuah lembaga tanpa difasili- tasi dengan data yang cukup dan kemampuan mengelola data tersebut secara handal tidak akan dapat tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan. Tan- pa data yang lengkap, sebuah keputusan rasional tidak akan pernah tercipta, kepemimpinan menjadi tidak berarah, dan sasaran kerja tidak fokus.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kopertis Wilayah, Perguruan Tinggi, dan/atau program studi adalah sebuah lembaga yang memerlukan data yang lengkap dan pengelolaannya secara handal. Untuk itu, data EPSBED yang

|i |i

Buku ini adalah portfolio program studi yang diselenggarakan oleh pergu- ruan tinggi di lingkungan DIKTI pada tahun 2008. Di dalam buku ini terda- pat sejumlah data tentang perguruan tinggi, program studi, dosen dan maha- siswa pada tahun tersebut. Data yang disajikan secara cross section dalam buku ini sangat penting untuk dapat diketahui oleh semua pimpinan di ling- kungan DIKTI, Kopertis, dan perguruan tinggi. Bilamana perlu; sajian data tersebut dibuat analisis lanjut dan dimaknakan bersama untuk dijadikan baseline penentuan kebijakan pengembangan perguruan tinggi di masa de- pan.

Direktorat Akademik, DIKTI dalam program kerjanya akan membuat anali- sis data program studi tersebut setiap semester dan setiap tahun secara tepat waktu agar hasil olahan informasinya dapat dimanfaatkan secara tepat guna. Di samping itu, akan dilakukan pula analisis data EPSBED secara time se- ries dalam rangka mengkaji kecenderungan pertumbuhan pada aspek terten- tu dalam perguruan tinggi di Indonesia. Begitu pula, dalam waktu yang akan datang akan disusun indikator kinerja program studi berdasarkan data EPSBED untuk menetapkan tingkat kelayakan penyelenggaraan program studi. Hasil evaluasi kelayakan tersebut akan dapat menampilkan profil pro- gram studi yang bergradasi sesuai dengan kualitas penyelenggaraan kegiatan akademiknya di masing-masing.

Portfolio ini merupakan kerja keras dari Tim EPSBED, Direktorat Akade- mik, DIKTI yang bekerja secara team-works. Untuk itu, disampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya atas investasi waktu, tenaga, dan pikiran yang telah disumbangkan oleh Tim EPSBED. Akhirnya, atas berkat Tuhan Yang Maha Esa semoga buku ini bermanfaat bagi pengembangan dan perkemban- gan perguruan tinggi Indonesia di masa mendatang.

Jakarta, Desember 2008 Direktorat Akademik Direktur,

Tresna Dermawan Kunaefi

ii |

RANGKUMAN EKSEKUTIF

Sampai dengan semester genap tahun 2007-2008 data EPSBED yang telah terkumpul di Ditjen Pendidikan Tinggi sebanyak 12 (duabelas) semester. Data EPSBED yang berbentuk data digital tentang pelaksanaan kegiatan akademik mengumpulkan data sumber daya dan hasil kerja yang telah dilak- sanakan oleh program studi. Data sumber daya meliputi dosen, mahasiswa, pimpinan perguruan tinggi, sarana & prasarana, dan kurikulum. Adapun, data hasil kerja meliputi lulusan, prestasi belajar, karya penelitian, dan karya ilmiah lainnya. Data EPSBED tentang program studi dengan dimensi subs- tansinya yang jamak tersebut mengandung informasi tingkat tinggi yang sangat berguna bagi Ditjen Pendidikan Tinggi untuk kegiatan pengawasan, pengendalian, dan pembinaan (wasdalbin). Pemanfaatan data EPSBED tidak hanya oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti)saja, tetapi juga oleh Kopertis, masing-masing perguruan tinggi, atau program studi itu sendiri.

Untuk kebutuhan wasdalbin tersebut, data EPSBED yang telah terkumpul selama 12 (duabelas) semester oleh Tim EPSBED dianalisis dan dimaknakan menjadi informasi strategis. Kegiatan analisis tersebut difokuskan pada as- pek kelembagaan, dosen, dan mahasiswa. Hasil analisis data EPSBED di- rangkum dalam empat bagian; (a) partisipasi pelaporan, (b) kelembagaan, (c) dosen, dan (d) mahasiswa, seperti yang diuraikan sebagai berikut:

(a) Partisipasi laporan

Partisipasi pelaporan EPSBED pada tahun 2007-2008 sebesar 81,20%. Pada tahun 2007-2008 tercatat sebanyak 15.170 program studi yang wajib mem- buat laporan EPSBED dan yang menyerahkan laporan sebanyak 12.319 pro- gram studi. Angka partisipasi pelaporan tersebut memberikan makna bahwa masih terdapat 18% atau sekitar 2.851 program studi yang harus dikaji faktor kemangkiran dalam pembuatan laporan EPSBED.

Berdasarkan kelompok perguruan tinggi penyelengara program studi, ke- lompok perguruan tinggi negeri berpartisipasi lebih tinggi dalam menyerah- kan laporan EPSBED dibandingkan perguruan tinggi swasta. PTN mengelo- la sebanyak 3.825 program studi dan yang menyerahkan laporan sebanyak 3.638 program studi, sehingga tingkat partisipasinya sebesar 95,11%. Se- mentara itu partisipasi PTS sebesar 76,51%, dimana dari 11.345 program studi yang dikelola PTS yang menyerahkan laporan EPSBED pada tahun 2007-2008 sebanyak 8.681 program studi.

|v

(b) Kelembagaan

Bahasan kelembagaan meliputi keadaan perguruan tinggi dan program studi yang dikelolanya dan aspek lain yang terkait dengan perguruan tinggi secara kelembagaan; yang di antaranya meliputi ijin penyelenggaraan, pemetaan wilayah, program studi favorit, dan lain-lainnya.

Jumlah perguruan tinggi yang tercatat di lingkungan Ditjen Pendidikan Tinggi sebanyak 2.966 yang terdiri atas 82 perguruan tinggi negeri dan 2.884 perguruan tinggi swasta. Jumlah perguruan tinggi swasta yang paling banyak terdapat di Kopertis Wilayah IV Jawa barat/Banten (467 PTS), Kopertis Wi- layah III DKI Jakarta (321 PTS), Kopertis Wilayah IX Sulawesi (320 PTS) dan Kopertis Wilayah I Sumatra Utara/NAD (317 PTS).

Jumlah program studi yang diselenggarakan oleh seluruh perguruan tinggi di lingkungan Ditjen Pendidikan Tinggi sebanyak 15.170 program studi. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, program studi tersebut harus selalu meng update ijin penyelenggaraannya; namun pada tahun 2007-2008 ini yang ma- sih berlaku sebanyak 11.389 program studi (75,07%) dan sisanya sebanyak 3.781 program studi (24,93%) sudah kadaluarsa yang memerlukan perpan- jangan.

Rasio program studi dengan perguruan tinggi di kelompok PTN ditemukan sebesar 1:46,64 dan di PTS sebesar 1:3,82. Oleh karena itu dari sisi manaje- men, perguruan tinggi negeri relatif efisien dari pada perguruan tinggi swas- ta.

Berdasarkan pengelompokan bidang keilmuan, program studi Ekonomi, Teknik, Kependidikan, dan Kesehatan secara berurutan adalah bidang studi yang mengelola program studi paling banyak. Namun, berdasarkan jumlah mahasiswa yang terdaftar aktif, dapat diimplikasikan bahwa program studi yang paling banyak diminati oleh masyarakat secara berurutan adalah ke- lompok bidang ilmu Kependidikan, Ekonomi, Komputer, Teknik, dan Kese- hatan. Sementara itu, program studi pada setiap jenjang pendidikan yang menjadi favorit bagi masyarakat adalah (i) Program Doktor : Ilmu Ekonomi, (ii) Program Magister : Manajemen, (iii) Program Sarjana: Manajemen, (iv) Program Diploma-4 : Bidan Pendidik, (v) Program Diploma-3 : Manajemen Informatika, dan Program Diploma-2 : Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Penyelenggaraan pendidikan yang disebutkan di atas menyebar di 304 kota Kabupaten atau Kotamadya. Kota yang paling banyak jumlah perguruan tingginya adalah Medan (147 PT, 776 PS), dan kota yang paling banyak me- nyelenggarakan program studinya adalah Bandung (125 PT, 977 PS). Kota lain yang paling banyak menyelenggarakan pendidikan tinggi adalah Sura-

vi | vi |

Sampai tahun 2007-2008, terdapat sebanyak 3.215 program studi yang ijin penyelenggraannya telah kadaluarsa menyebar di seluruh Kopertis Wilayah I-XII.

(c) Dosen

Dosen di lingkungan Ditjen Pendidikan Tinggi dibedakan atas 5 (lima) ke- lompok, yakni : dosen PNS-PTN, PNS-dpk, Tetap Yayasan, Tidak Tetap, dan BHMN. Jumlah keseluruhan dosen pada 5 (lima) kelompok tersebut se- banyak 245.184 orang dan bila dibandingkan dengan jumlah mahasiswa se- cara keseluruhan, maka rasionya ditemukan sebesar 1:18,27. Rincian jumlah dosen berdasarkan kelompoknya sebanyak 63.030 dosen PNS-PTN, 8.909 dosen PNS dpk, 83.051 dosen tetap Yayasan, 89.853 dosen Tidak Tetap, 341 dosen BHMN.

Berdasarkan jenjang pendidikan yang mereka miliki, sebanyak 58,30% ber- pendidikan Sarjana (S-1), yang berpendidikan Magister ke atas ditemukan sebesar 39,77%, dan sisanya 1,93% berpendidikan Diploma 4, Profesi dan Non Akademik. Prosentase jumlah dosen berdasarkan pendidikan pada ke- lompok PNS-PTN dan PNS-dpk jauh lebih baik dibandingkan dengan ke- lompok lainnya, dimana yang berpendidikan minimal Magister ditemukan masing-masing sebesar 65,27% dan 60,68%. Adapun pada kelompok dosen tetap Yayasan ditemukan proporsi jumlah dosen berpendidikan minimal Magister sebesar 36,49% dan pada dosen tidak tetap ditemukan sebesar 22,68%.

Jumlah keseluruhan dosen yang disebutkan di atas, pada hakikatnya seba- gian besar tidak mempunyai jenjang jabatan fungsional akademik (53,59%). Prosentase dosen tidak mempunyai jabatan fungsional akademik tersebut sebenarnya didominasi oleh kelompok dosen tidak tetap (83,79%) dan ke- lompok dosen tetap yayasan (53,18%). Sementara itu seluruh dosen yang mempunyai jabatan fungsional akademik Guru Besar sebanyak 4.278 orang. Dari jumlah Guru Besar tersebut sebanyak 2.989 orang (69,86%) bekerja di perguruan tinggi negeri (PTN).

Dari sisi umurnya, modus kelompok umur dosen terletak pada 31-40 th (31,54%) dan 41-50 th (29,60%). Modus kelompok umur tersebut ditemukan pada kelompok dosen yang berpendidikan Magister dan Sarjana. Adapun untuk dosen yang berpendidikan Doktor modus umurnya terletak pada ke- lompok umur 41-50 th (5.453 orang) dan 51-60 th (3.969 orang). Terdapat peluang yang sangat besar untuk meningkatkan pendidikan dosen dari pen-

| vii | vii

(d) Mahasiswa

Jumlah mahasiswa yang dilaporkan oleh seluruh program studi pada tahun 2007-2008 sebanyak 4.481.187 orang dan yang terdapat di PTN sebanyak 1.366.184 orang (30,49%) dan di PTS sebanyak 3.115.003 orang (69,51%). Berdasarkan daerah, Kopertis Wilayah III DKI Jakarta menampung maha- siswa paling banyak dibandingkan dengan yang lainnya, yakni sebanyak 560.611 orang mahasiswa (12,53%). Proporsi mahasiswa berdasarkan jenis kelamin ditemukan bahwa mahasiswa perempuan (49,46%) lebih besar di- bandingkan mahasiswa laki-laki (50,54%).

Peminatan mahasiswa dalam memilih perkuliahannya tidak merata, dan bi- dang keilmuan yang paling banyak diminati secara berurutan adalah ilmu Kependidikan, Ekonomi, Teknik, Komputer, Kesehatan dan seterusnya. Ke- lompok bidang keilmuan yang paling sedikit mahasiswanya adalah Aga- ma/Filsafat, Seni, Aneka Ilmu, dan Psikologi. Sementara itu pada bidang ilmu Kependidikan program strudi yang paling mendapat peminat mahasis- wa adalah program Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar (346.796 maha- siswa), Diploma-2 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (332.560 mahasiswa), dan Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (144.317 mahasiswa). Untuk bidang ilmu Ekonomi, program studi yang mempunyai jumlah maha- siswa besar adalah program Sarjana Manajemen (448.261 mahasiswa), Sar- jana Akuntansi (218.369 mahasiswa), dan program Diploma-3 Akuntansi (55.484 mahasiswa).

Jumlah mahasiswa baru pada tahun 2007-2008 pada semester ganjil tercatat sebanyak 1.201.619 mahasiswa dan pada semester genap sebesar 38.886 mahasiswa. Dengan demikian total penerimaan mahasiswa baru pada tahun 2007-2008 sebesar 1.240.505 mahasiswa baru. PTN menerima mahasiswa sebesar 454.912 mahasiswa baru (36,66%) dan PTS menerima sebanyak 785.793 mahasiswa baru (63,34%).

viii |

| ix

BAB I: PENDAHULUAN

1.1. Tujuan dan Manfaat Penyusunan Portofolio Perguruan Tinggi di Indonesia

Strategi Jangka Panjang Pengembangan Pendidikan Tinggi (higher edu- cation long term strategy=HELTS ) telah meletakkan tiga kebijakan dasar pengembangan pendidikan tinggi yang terdiri atas: daya saing bangsa, oto- nomi dan desentralisasi, serta kesehatan organisasi. Untuk mewujudkan ke- tiga kebijakan dasar tersebut diperlukan suatu model pengelolaan perguruan tinggi (governance) yang sistematis, sistemik, dan berkelanjutan.

Pengelolaan perguruan tinggi secara sistematis menuntut adanya lang- kah-langkah prosedural dan implementasional setiap aktivitas yang dilaku- kan oleh setiap perguruan tinggi. Secara sistemik, pengelolaan harus bersifat interdependen antar fitur aktivitas esensial. Sedangkan,pengelolaan secara berkelanjutan membutuhkan suatu sistem pengelolaan yang bersifat sinam- bung. Agar ketiga sifat pengelolaan tersebut dapat terwujud, maka diperlu- kan suatu mekanisme dan bentuk agregasi pelaporan dan data dari setiap perguruan tinggi dalam bentuk porto-folio (show-case portfolio) yang memi- liki reliabilitas dan validitas yang tinggi.

Portofolio pada dasarnya merupakan suatu dokumen tertulis yang me- nunjukkan profil sebenarnya dari suatu perguruan tinggi. Dokumen tersebut mengandung beberapa komponen esensial tentang potensi dan aksi setiap perguruan tinggi. Substansi portofolio ini menitikberatkan pada profil pergu- ruan tinggi yang sesungguhnya.

Tujuan dari penyusunan portofolio perguruan tinggi ini adalah untuk memberikan gambaran yang sebenarnya atau potret dekat (close up) potensi dan aksi setiap perguruan tinggi di Indonesia. Lingkup portofolio ini melipu- ti tiga komponen esensial, yaitu: profil kelembagaan, dosen, dan mahasiswa. Ketiga komponen esensial ini diasumsikan akan sa ngat berpengaruh terha- dap spektrum kualitas suatu perguruan tinggi. Manfaat portofolio ini adalah untuk meningkatkan kualitas perencanaan dan implementasi visi, misi, tu- juan pendidikan tinggi, sehingga daya saing bangsa, otonomi dan desentrali- sasi, serta kesehatan organisasi dapat diwujudkan secara maksimal dan ber- kualitas.

1.2. Sumber dan Lingkup Data

Pengumpulan data perguruan tinggi pada setiap semester secara berkelanju- tan terus dilakukan dalam upaya menjaga konsistensi data secara serial wak- tu (time series) yang dapat dianalisis dan hasilnya dimanfaat-gunakan untuk mendukung sistem dukungan pengambilan keputusan (decision support sys- tem ) pada tataran institusional dan nasional. Pada tataran institusional, per- guruan tinggi maupun program studi sebagai fraksi terkecil dari portofolio perguruan tinggi dapat melihat potret hasil pengelolaan dan pembinaan yang telah dilakukan selama ini dan akan memberi arah pengembangan selanjut- nya. Pada tataran nasional, pemerintah dalam hal ini Ditjen Dikti mampu memonitor secara makro pola manajemen dan pengelolaan pendidikan tinggi di Indonesia. Potret ini sangat penting dalam upaya pemberdayaan dan pembinaan lanjutan agar tidak lepas dari amanat kebijakan pengelolaan pendidikan tinggi di Indonesia.

Melalui instrumen EPSBED ini telah terkumpul sejumlah data penyelengga- raan program studi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi negeri mau- pun perguruan tinggi swasta di Indonesia.

Aspek data program studi yang terkumpul tersebut meliputi kelembagaan, dosen, mahasiswa, prasarana dan sarana, kepemimpinan, dan lain-lainnya. Sampai dengan tahun 2008 (semester genap tahun 2007-2008) telah terkum- pul data program studi sebanyak 12 (duabelas) semester pelaporan. Data program studi selama 12 (duabelas) semester tersebut disimpan dalam basis data terakumulasi, sehingga memudahkan untuk kegiatan analisis baik secara one shot per semester atau secara time series dengan data lintas semester secara berurutan. Dengan demikian kekayaan data EPSBED dari sisi aspek, jenis dan kumulasinya dalam hitungan semester dapat dimanfaatkan oleh Ditjen Pendidikan Tinggi untuk kegiatan diseminasi informasi tentang per- guruan tinggi, baseline data untuk pengembangan perguruan tinggi, evaluasi kebijakan melalui pengukuran tingkat keberhasilan pembinaan atau untuk melihat keefektifan sebuah kebijakan yang telah dijalankan, khususnya ten- tang pengembangan dan pembinaan perguruan tinggi di Indonesia.

Sementara itu analisis data dibatasi pada kegiatan one spot untuk memotret keadaan program studi pada satu semester, yakni semester genap tahun ku- liah 2007-2008. Pemilihan data EPSBED pada semester tersebut ditentukan untuk dianalisis karena data EPSBED semester itu adalah data paling muta- hir yang dimiliki oleh Ditjen Pendidikan Tinggi.

Portofolio Perguruan Tinggi di Indonesia akan memaparkan data apa adanya tanpa adanya kegiatan pemberian penilaian sebagaimana pada kegiatan eva- Portofolio Perguruan Tinggi di Indonesia akan memaparkan data apa adanya tanpa adanya kegiatan pemberian penilaian sebagaimana pada kegiatan eva-

Melalui paparan deskriptif tersebut portfolio ini akan dapat menghasilkan potret perguruan tinggi di Indonesia hingga pada semester genap tahun ku- liah 2007-2008 (tepatnya pada bulan Desember 2008). Potret perguruan tinggi tersebut dapat dilihat dari sisi program studi, dosen, dan mahasiswa dalam kelompok PTN/PTS, wilayah Kopertis, area kedaerahan, dan kelom- pok bidang ilmu.

1.3. Siswa SLTA

Dari laporan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Depdiknas pada tahun 2008, secara nasional, dari 33 propinsi dapat dilihat bahwa jum- lah SMA negeri dan Swasta sebanyak 16.822. Jumlah keseluruhan siswa SLTA adalah: 4.028.906. SMA negeri berjumlah 8.287 sekolah, lebih rendah dibandingkan SMA swasta sebanyak 8.535 sekolah, Namun dari segi jumlah siswa yang ditampung, dari jumah siswa SMA keseluruhan sebanyak 2.618.117, maka SMA negeri lebih banyak menampung siswa yaitu seba- nyak 1.708.331 berbanding SMA swasta yang hanya menampung sebanyak 909.787 siswa. Sedangkan jumlah SMK tercatat sebanyak 7.129 sekolah, dimana sebanyak 5.606 sekolah dikelola oleh swasta berbanding dengan hanya sebanyak 1.523 sekolah yang dikelola pemerintah. Namun dari segi jumlah siswa sebanyak 1.410.789 orang, sebanyak 438.730 siswa ditampung oleh negeri, sementara sisanya sebanyak 972.059 ditampung oleh SMK swasta.

1.4. Proyeksi Penduduk Indonesia Usia 19 – 24 tahun

Jumlah penduduk pria dan wanita pada tahun 2008 sebanyak 20.999.700 (kelompok umur 20-24) dan 21.318.900 (kelompok umur 15-19 ). Apabila diasumsikan penduduk berusia 19 tahun merupakan 1/5 dari jumlah pendu- duk pada kelompok umur 15-19, maka jumlah penduduk usia 19 – 24 tahun diprediksikan sebanyak 25.263.500 orang pada tahun 2008 (BPS,2007).

1.5. Pertumbuhan dan Partisipasi Perguruan Tinggi dan Program Studi

Jumlah perguruan tinggi dan program studi menunjukkan peningkatan mulai dari tahun 2002 s/d 2008, masing masing tahun sebagai berikut :

Perguruan tinggi , sebanyak 2.099 (pada tahun 2002) , meningkat menjadi sebanyak 2.244 (pada tahun 2003) yaitu terjadi penambahan sebanyak 145 perguruan tinggi baru. Pada tahun 2004, terjadi penambahan perguruan ting-

gi baru sebanyak 128 dengan total keseluruhan sebanyak 2.374. Untuk tahun 2005, jumlah perguruan tingi berjumlah 2496, telah bertambah sebanyak 122 perguruan tinggi baru. Pada tahun 2006, jumlah perguruan tinggi men- jadi 2.650, terjadi penambahan sebanyak 154 dibandingkan tahun 2005. Pe- mambahan perguruan tinggi baru juga terjadi pada tahun 2007, telah terjadi penambahan sebanyak 165, menjadikan total keseluruhan sebanyak 2.801. Sedangkan pada tahun 2008, telah terjadi penambahan perguruan tinggi baru sebanyak 165 buah dari total perguruan tinggi sebanyak 2.966.

Program studi , telah penambahan program studi secara linier dengan pe- nambahan jumlah perguruan tinggi baru. Pada tahun 2003, terjadi peningka- tan sebanyak 616 program studi baru berbanding hanya sebanyak 10.868 pada tahun 2002, Pada tahun 2004 telah terjadi penambahan 1.179 program studi baru dari total 1.2097. Peningkatan juga terjadi pada tahun 2005 men- jadi (12.663), meningkat menjadi 13.426 pada tahun 2006, dan meningkat menjadi 14.267 pada tahun 2007 dan menjadi 15.170 pada tahun 2008.

1.6. Partisipasi Pelaporan

Jumlah keseluruhan perguruan tinggi negeri maupun swasta di Indonesia adalah 2966 (EPSBED,2008). Jumlah perguruan tinggi yang telah mengi- rimkan laporan EPSBED periode 2007 semester 2 adalah 2.214 atau 74,65 % (EPSBED,2007). Jumlah ini tidak termasuk Perguruan Tinggi Agama dan Perguruan Tinggi Kedinasan di luar Depdiknas. Jumlah program studi yang memiliki ijin pendirian secara resmi adalah: 15.170. Program studi yang te- lah melaporkan data EPSBED sampai dengan 2007 semester 2 adalah: 10.112 atau 66,66 %.

1.7. Mekanisme Penulisan

Sesuai dengan fokus bahasan pada portfolio ini seperti yang telah disebutkan di atas, struktur pelaporannya diuraikan dalam 6 (enam) bab, yakni: bagian pendahuluan, kelembagaan, dosen, mahasiswa, analisa, dan penutup. Mas- ing-masing bagian merupakan identitas tersendiri dan dapat dibaca serta di- fahami secara terpisah tanpa harus membaca bagian lainnya. Rincian isi pada setiap bagian tersebut dapat dilihat pada bahasan pada bagian berikut dalam laporan portfolio ini.

|5

BAB II: KELEMBAGAAN

2.1. Gambaran Umum

Salah satu pilar dalam paradigma baru perguruan tinggi yang tercantum da- lam HELTS (2003 - 2010) adalah kesehatan organisasi. Organisasi pergu- ruan tinggi yang sehat ditandai dengan terciptanya keharmonisan hubungan antara setiap unit pengelola kegiatan akademik, mulai dari juru- san/departemen, fakultas sampai universitas atau setingkatnya sesuai dengan jenis perguruan tingginya (akademi, institut, sekolah tinggi dan politeknik). Dalam hal ini, program studi sebagai "core" pengembangan program akade- mik menjadi tanggung jawab bersama dalam pengembangannya oleh setiap tingkatan unit pengelola sumberdaya pendidikan yang ada dalam institusi perguruan tinggi tersebut.

Kesehatan organisasi perguruan tinggi akan dapat dicapai bila pengelolanya dengan sengaja menciptakan layanan yang bermutu dan pelaksanaannya di- jamin dalam sebuah sistem penjaminan mutu yang handal. Di antara kegia- tan penjaminan mutu yang cukup padat, salah satu yang terpenting adalah mengadakan evaluasi secara teratur dan terprogram dan laporan evaluasi tersebut terdokumentasi dengan baik. Dari sisi itulah letak esensi EPSBED yang berbentuk evaluasi yang harus dijalankan oleh setiap program studi dan dilaporkan kepada Ditjen DIKTI untuk kegiatan pengawasan, pengendalian, dan pembinaan.

Salah satu aspek yang dilaporkan oleh setiap program studi pada setiap semester melalui EPSBED adalah informasi kelembagaan, yang meliputi identitas badan hukum penyelenggara, perguruan tinggi, program studi, dan rincian lainnya yang terkait. Data kelembagaan pada hakikatnya statis atau bersifat tetap yang tidak mengalami perubahan pada setiap semester. Untuk itu, dalam EPSBED data kelembagaan diklasifikasikan sebagai data utama atau data master.

Sekalipun demikian, kewajiban melaporkan data kelembagaan pada setiap semester karena di antara lebih dari 15.000 (lima belas ribu) program studi di lingkungan Ditjen DIKTI, terdapat sejumlah program studi yang mengalami perubahan identitas. Misalnya, ijin penyelenggaraan program studi yang ha- bis, mendapatkan peringkat akreditasi BAN-PT yang baru, perubahan pim- pinan, dan lain-lainnya adalah beberapa hal bentuk perubahan data kelemba- gaan yang perlu di-update oleh setiap program studi pada setiap semester.

Pembahasan kelembagaan perguruan tinggi dalam portfolio ini dibatasi pada sebaran berdasarkan atas: wilayah, status, bidang ilmu, dan strata. Dari lapo-

2.2. Sebaran Perguruan Tinggi Berdasarkan Atas Bentuk dan Wi- layah

Jumlah perguruan tinggi dilihat menurut bentuk dan sebaran wilayah secara keseluruhan adalah: 2966 yang tersebar secara tidak merapa di 33 (tiga puluh tiga) propinsi di Indonesia. Jumlah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) adalah

82 (3%), sedangkan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) berjumlah 2938 (97%). PTS yang terbanyak pertama tersebar di Kopertis IV , yaitu: 467 (16%). Kemudian jumlah terbanyak kedua tersebar di Kopertis III, yaitu: 321 (11%); Kopertis IX 320 (11); dan Kopertis I, yaitu:317 (11%). Jumlah perguruan tinggi kelompok ketiga adalah: Kopertis VII, yaitu: 308 (10%). Disusul kemudian oleh: Kopertis VI, yaitu: 244 (8%), Kopertis X, yaitu: 226 97%), Kopertis XI, yaitu:159 (5%), Kopertis V, yaitu: 123 (4%), Kopertis

VIII, yaitu: 119 (4%), Kopertis XII, yaitu:82 (3%).

Tabel 2. 1 Sebaran Perguruan Tinggi Berdasarkan Bentuk PT dan Wilayah

SEKOLAH

UNIVERSITAS INSTITUT TINGGI AKADEMI POLITEKNIK JUMLAH PTN 48 6 2 0 26 82 KOPERTIS I 38 3 124 139 13 317 KOPERTIS II 24 1 96 68 9 198

KOPERTIS III 49 8 140 115 9 321 KOPERTIS IV 47 6 234 149 31 467 KOPERTIS V 17 4 36 58 8 123 KOPERTIS VI 34 2 74 115 19 244

KOPERTIS VII 74 12 133 80 9 308 KOPERTIS VIII

27 3 61 25 3 119 KOPERTIS IX 45 3 157 111 4 320 KOPERTIS X 19 2 96 102 7 226 KOPERTIS XI 17 1 69 62 10 159

KOPERTIS XII 14 2 45 16 5 82 453 53 1267 1040 153 2966

Dan secara visual dapat digambarkan dalam diagram kue serabi (pie dia- gram ) sebagai berikut

Gambar 1 Sebaran Perguruan Tinggi Berdasarkan Wilayah

Bila dilihat secara spesifik prosentase jumlah perguruan tinggi berdasarkan atas bentuknya dapat dirinci sebagai berikut. Universitas berjumlah 453 (15%), Sekolah Tinggi berjumlah 1267 (43%), Akademi 1040 (35%), Politeknik 153 (5%), dan Institut 53 (2%). Bentuk perguruan tinggi yang mengampu satu jenis bidang keilmuan, seperti: Sekolah Tinggi ternyata paling banyak jumlahnya, yaitu:1267 (43%). Demikian pula halnya, jumlah akademi yang merupakan bentuk perguruan tinggi serupa Sekolah Tinggi, tetapi lebih memfokuskan pada pendidikan vokasional dan keterampilan yang cepat teraplikasikan dalam suatu pekerjaan (transferable skills) berjumlah cukup besar, yaitu:1040 (35%). Prosentase jumlah perguruan tinggi ini dapat digambarkan secara jelas dalam bentuk diagram kue serabi sebagai berikut.

Gambar 2 Sebaran Perguruan Tinggi Berdasarkan Bentuk

2.3 Perguruan Tinggi Berdasarkan Atas Bidang Keilmuan

Profil perguruan tinggi dilihat dari disiplin keilmuan yang dibina sangat bervariasi. Variabilitas bidang keilmuan yang dikembangkan dan dibina di perguruan tinggi ada 13 (mono-diciplines) dan 1 bersifat aneka bidang ilmu (trans-diciplines/multi-diciplines). Pengembangan dan pembinaan masing- masing bidang keilmuan dilakukan pada tataran program studi. Jumlah program studi yang ada di perguruan tinggi di Indononesia secara keseluruhan adalah 15170. Jumlah prodi yang terbanyak ada di PTN, yaitu:3825 (25,21%). Selanjutnya, jumlah prodi secara berturutan menurut besarannya dapat diurut dari yang terbanyak sampai yang paling sedikit sebagai berikut: Kopertis IV, yaitu:1891 (12,47%); Kopertis III, yaitu:1497 (9,87%); Kopertis VII yaitu:1490 (9,82%); Kopertis I, yaitu;1165 (7,68%); Kopertis IX, yaitu:1077 (7,10%); Kopertis VI, yaitu:996 (6,57%); Kopertis

X, yaitu:766 (5,05%); Kopertis II, yaitu: 674 (4,44%); Kopertis V, yaitu: 527 (3,47%); Kopertis VIII, yaitu: 500 (3,30%); Kopertis XI, yaitu:434 (2,86%); Kopertis XII, yaitu:328 (2,16%).

Popularitas bidang keilmuan disimak dari besaran jumlahnya, maka dapat diurut sebagai berikut: Ekonomi, yaitu:2606 (17,18%); Teknik, yaitu:2519 (16,61%); Kependidikan, yaitu: 1995 (13,15%); Kesehatan 1707 (11,25%); Komputer, yaitu: 1485 (9,79%); Sosial, yaitu:1281 (8,44%); Pertanian, yaitu: 1157 (7,63%); MIPA, yaitu: 566 (3,73%); Budaya dan Sastra, yaitu: 550 (3,61%); Hukum, yaitu: 462 (3,05%); Seni, yaitu: 426 (2,81%); Aneka ilmu,

Tabel 2. 2 Sebaran Bidang Keilmuan Berdasarkan Wilayah

PTN DAN KOPERTIS WILAYAH

BIDANG ILMU PTN I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII JUMLAH

49 140 134 54 47 2519 MIPA 299 19 9 30 53 17 29 31 12 29 23 4 11 566 PERTANIAN 456 100 49 18 48 23 50 98 44 119 46 54 52 1157

90 182 132 110 59 2606 SOSIAL 281 71 43 165 185 38 48 129 47 116 61 36 61 1281 PSIKOLOGI 24 6 4 25 8 11 14 21 1 3 3 1 1 122 HUKUM 81 40 24 56 42 13 28 72 23 33 23 16 11 462

AGAMA DAN FILSAFAT 8 4 5 3 5 3 3 5 6 1 5 48

BUDAYA DAN SASTRA 208 29 15 46 63 22 37 42 20 24 28 11 5 550

ANEKA ILMU 69 2 2 63 39 15 19 14 4 6 9 1 3 246 JUMLAH 3825 1165 674 1497 1891 527 996 1490 500 1077 766 434 328 15170

Gambaran jumlah bidang keilmuan yang diampu oleh prodi di perguruan tinggi di Indonesia dapat digambarkan dalam bentuk diagram kue serabi sebagai berikut

Gambar 3 Sebaran Prodi di Perguruan Tinggi Berdasarkan Bidang Keilmuan

Gambar 4 Sebaran Program Studi Berdasarkan Wilayah

2.4. Program Studi di Perguruan Tinggi Berdasarkan Atas Jenjang dan Wilayah

Variabilitas perguruan tinggi berdasarkan atas jenjang sangat menarik untuk dilihat. Jenjang merupakan salah satu indikasi mutu dan profesionalitas suatu program studi. Dari keseluruhan jumlah prodi, yaitu: 15170, dominasi masih berada pada Strata-1, dan jumlah prodi Strata-1, adalah 8804 (58,04%). Pada prodi yang bersifat profesional dan vokasional terdapat 4152 (27,37%) berada pada jenjang Diploma-3. Dari tabel terlihat jelas sebanyak 240 PTN yang memiliki Strata-3, sedangkan jumlah prodi di PTS Strata-3 adalah 38 (0,25%). Secara lebih rinci, tabel berikut dapat disimak secara teliti

Tabel 2. 3 Perguruan Tinggi Berdasarkan Atas Jenjang dan Wilayah

SP ‐1 PROFESI JUMLAH PTN 240 697 1888 67 638 49 1 199 46 3825 KOPERTIS I 20 736 5 381 9 11 3 1165 KOPERTIS II 17 413 2 228 3 10 1 674

KOPERTIS III 18 160 839 28 423 3 13 13 1497 KOPERTIS IV 8 80 1036 9 673 19 57 9 1891 KOPERTIS V 2 39 280 3 187 3 8 5 527 KOPERTIS VI 2 44 496 5 429 7 10 3 996

KOPERTIS VII 6 79 1079 12 293 8 9 4 1490 KOPERTIS

VIII 8 372 3 100 9 7 1 500 KOPERTIS IX 2 27 749 5 275 8 10 1 1077 KOPERTIS X 23 419 9 286 9 17 3 766 KOPERTIS XI 5 247 2 166 8 6 434

KOPERTIS XII 2 250 73 3 328 278 1201 8804 150 4152 138 159 199 89 15170

Gambar 5 Sebaran Program Studi Berdasarkan Jenjang Pendidikan

2.5. Program Studi di Perguruan Tinggi Berdasarkan Atas Jenjang dan Bidang Keilmuan

Variabilitas program studi berdasarkan atas jenjang dan ditabu-silang dengan bidang keilmuan sangat menarik untuk dilihat. Jenjang merupakan salah satu indikasi mutu dan profesionalitas suatu program studi. Jumlah program studi yang mengampu ke-14 disiplin keilmuan dan menyelenggarakan Strata-3 adalah 278 (1,83%). Selanjutnya, jumlah program studi yang mengampu ke-14 disiplin keilmuan dan menyelenggarakan Strata-2 adalah 1201 (7,92%); Strata-1 , yaitu: 8804 (58,04%); Diploma-4, yaitu: 150 (0,99%); Diploma-3, yaitu: 4152 (27,37%); Diploma-2, yaitu: 138 (0,91%); Diploma-1, yaitu: 159 (1,05%); Spesialis-1, yaitu: 199 (1,31%), dan Profesi, yaitu: 89 (0,59%). Secara lebih rinci tabel berikut dapat disimak secara cermat.

Tabel 2. 4 Perguruan Tinggi Berdasarkan Atas Jenjang dan Bidang Keilmuan

BIDANG ILMU S ‐3 S ‐2

SP ‐1 PROFESI JUMLAH KESEHATAN 18 61 463 37 877 1 198 52 1707 TEKNIK 52 155 1521 40 734 3 14 2519 MIPA 24 59 392 84 2 1 4 566 PERTANIAN 46 127 807 3 169 1 4 1157

BIDANG ILMU S ‐3 S ‐2

SP ‐1 PROFESI JUMLAH KOMPUTER 3 23 701 13 664 13 68 1485 EKONOMI 28 262 1472 17 761 11 26 29 2606 SOSIAL 20 113 841 7 281 5 14 1281 PSIKOLOGI 4 20 98 122 HUKUM 19 107 329 7 462

AGAMA DAN FILSAFAT 4 11 32 1 48

BUDAYA DAN SASTRA 10 29 307 196 1 7 550

KEPENDIDIKAN 35 156 1692 1 19 92 1995 SENI 2 7 146 4 83 2 2 246

ANEKA ILMU 13 71 3 28 276 10 25 426 278 1201 8804 150 4152 138 159 199 89 15170

Gambar 6 Sebaran Program Studi S1 Berdasarkan Bidang Keilmuan

Gambar 7 Sebaran Program Studi D3 Berdasarkan Bidang Keilmuan

Jumlah seluruh program studi di lingkungan DIKTI seperti yang telah dis- ebutkan di atas sebanyak 15.170 PS yang tersebar di seluruh wilayah Indo- nesia, yang diselenggarakan oleh 82 PTN dan 2.884 PTS. Sekalipun jumlah PTN jauh lebih sedikit, rata-rata jumlah program studi yang dikelolanya jauh lebih besar dibandingkan rata-rata jumlah program studi yang dikelola oleh PTS. Rata-rata program studi pada PTN ditemukan sebesar 46,65 dan pada PTS sebesar 3,93. Bila jumlah program studi diperlakukan sebagai ukuran efisiensi pengelolaan, maka rata-rata manajemen pendidikan di PTN jauh lebih efisien dibandingkan dengan rata-rata di PTS.

BAB III: DOSEN

3.1. Gambaran Umum

Pada tahun kuliah 2007-2008 ini, berdasarkan data EPSBED jumlah dosen tercatat sebanyak 245.184 orang, dimana yang berstatus dosen tetap seba-

nyak 155.331 dan yang tidak tetap sebanyak 89.853. Jumlah perguruan tinggi negeri maupun swasta sebanyak 2.966 yang mengampu program studi yang berjumlah 15.170 program studi. Dosen tersebut adalah mereka yang mengajar di perguruan tinggi di lingkungan DIKTI, Departemen Pendidikan Nasional, dan tidak termasuk mereka yang mengajar di perguruan tinggi di luar Depdiknas; misalnya, di Departemen Agama, Departemen Pertahanan, Departemen Perindustrian, atau lainnya. Tidak diketahui berapa banyak dosen perguruan tinggi yang tercatat di luar Depdiknas. Bila jumlahnya dapat diketahui, maka akan lebih mudah untuk mengukur tingkat kecukupan secara relatif tentang ketersediaan jumlah dosen di perguruan tinggi di Indonesia.

Disamping itu perguruan tinggi tersebar dengan tingkat heterogenitas yang cukup tinggi, termasuk juga tenaga pendidikan yang ada. Status ketenagaan dosen beraneka macam, yaitu sebagai tenaga PNS, PNS Dpk, dosen tetap Yayasan, dosen tidak tetap, dan dosen BHMN.

Jumlah dosen total sebesar 245.184 orang, yang berdasarkan kelompok status ketenagaan mereka ialah sebesar 63.371 orang atau 25,85% yang mengajar di PTN, dan sisanya sebesar 181.813 atau 74,15% mengajar di PTS.

Mereka yang mengajar di PTS lebih lanjut dapat dikelompokkan menjadi dosen tetap PNS Dpk yang berjumlah 8.909 orang, dosen tetap yayasan sebanyak 83.051 orang, dosen tidak tetap sebanyak 89.853 orang. Dosen PNS yang mengajar di PTN sebanyak 63.030 (88%) sedang yang mengajar di PTS sebagai dosen PTN Dpk sebanyak 8.909 orang (12%). Disamping itu terdapat sebanyak 341 dosen BHMN (yaitu dosen tetap yang diangkat secara mandiri oleh PTN yang berstatus BHMN). Belum jelasnya kondisi dosen BHMN ini, untuk pengolahan selanjutnya tidak diikut sertakan. Prosentase jumlah dosen berdasarkan status ikatan kerja sebagaimana yang disebutkan di atas dapat dilihat pada Gambar 3.1. dan 3.2

Gambar 3.1. Prosentase jumlah dosen di lingkungan DIKTI berdasarkan status ikatan kerja.

Gambar 3.2. Prosentase jumlah dosen PNS di lingkungan DIKTI

Sementara itu, distribusi jumlah dosen yang disebutkan di atas berdasarkan wilayah tempat mereka bekerja dapat dilihat pada Tabel 3.1 yang berikut.

Tabel 3.1. Prosentase jumlah dosen dilingkungan DIKTI berdasarkan wilayah**) dan status ikatan kerja

STATUS KETENAGAAN

WILAYAH

PNS-

Dosen Total Prosen PTN

Yayasan Swasta

0.13% 100,00% **) Wilayah 01 : Sumut/NAD , Wil 02 : Sumsel,Bengkulu,Lampung,

Wil 03 : DKI , Wil 04 : Jabar,Banten, Wil 05 : DIY, Wil 06 : Jateng, Wil 07: Jatim, Wil 08 : Bali,NTT,NTB, Wil 09: Sulawesi, Wil 10 : Sumbar, Wil 11: Kalimantan ; Wil 12: Maluku,Papua.

Berdasarkan data pada Tabel 3.1 di atas dapat diketahui bahwa sebaran jum- lah dosen yang paling banyak terletak di wilayah III, IV, dan VII (masing- masing dengan sebaran 13%-16%) dan paling sedikit adalah di wilayah XII,

XI, dan VIII (dengan sebaran berkisar 3%-4%).

Tabel 3.2. Jumlah dan prosentase seluruh dosen di lingkungan DIKTI berdasarkan tingkat pendidikan dan status ketenagaan yang mereka miliki.

STATISTIK PENDIDIKAN

JENJANG

STATUS KETENAGAAN

Tetap

Prosen PTN

Yayasan Swasta BHMN

S-3 8.761 497 2.440 2.221 134 14.053 5,73% S-2 32.384 4.909 27.871 18.163 119 83.446 34,04%

S-1 20.638 3.398 51.735 67.101 66 142.938 58,30% Sp-1 2 4 49 55 0,02% Sp-2 5 22 27 0,01%

D-4 799 67 384 1592 21 2.863 1,12% Profesi 446 38 594 590 1 1.669 0,71% Lainnya 18 115 133 0,07% Total

Tingkat pendidikan tertinggi yang dimiliki dosen di lingkungan DIKTI seca- ra menyeluruh ditemukan yang berpendidikan S3 sebanyak 14.053 orang, yang berpendidikan S-2 sebanyak 83.446 orang, yang berpendidikan Sp-1 sebanyak 55 orang, yang berpendidikan Sp-2 sebanyak 27 orang, yang ber- pendidikan S-1 sebanyak 142.938 orang, yang berpendidikan D-4 sebanyak 2.863 orang, yang profesi sebanyak 1.689 orang dan lainnya/bukan berprofe- si utama sebagai pendidik sebanyak 133 orang.

Data dosen secara lengkap berdasarkan tingkat pendidikan yang mereka mi- liki secara cross sectional dengan status ketenagaannya dapat dilihat pada Tabel 3.2 dan dengan jabatan fungsional akademik pada Tabel 3.3. Sementa- ra itu, prosentase keberadaan dosen berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi yang mereka miliki dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Tabel 3.3. Jumlah dan prosentase seluruh dosen di lingkungan DIKTI berdasarkan tingkat pendidikan dan jabatan akademik yang mereka miliki.

JABATAN AKADEMIK TINGKAT

Tenaga Asisten

Lektor

Guru

JUMLAH Prosentase S-3

Gambar 3.3. Prosentase jumlah dosen di lingkungan DIKTI berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi yang mereka miliki.

Gambar 3.4. Prosentase jumlah dosen di lingkungan DIKTI berdasarkan Jabatan Fungsional Akademik

Berdasarkan data yang terkumpulkan pada tahun 2008, dosen yang mempu- nyai jabatan Guru Besar ditemukan sebanyak 4.278 orang (1,44%), Lektor Kepala sebanyak 30.223 (10,81%%), Lektor sebanyak 40.830 orang (17,04%), Asisten Ahli sebanyak 41.794 orang (17,13%), dan yang tidak mempunyai jabatan akademik sebanyak 128.059 orang (53,59%)

Berdasarkan data pada Tabel 3.3 diketahui bahwa terdapat sebanyak 126.059 orang dosen (53,59%) yang tidak mempunyai jabatan fungsional akademik. Sebagian besar dari mereka adalah berpendidikan Sarjana (S-1), sekalipun terdapat di antara mereka yang berpendidikan Magister dan Doktor. Bahkan, bila mencermati data pada Tabel 3.3 di atas dapat diketahui bahwa jumlah paling besar di antara kelompok dosen di lingkungan DIKTI adalah mereka yang berpendidikan Sarjana (S-1) serta tidak mempunyai jabatan fungsional akademik, yakni sebesar 101.295 orang (41,31%).

Tabel 3.4. Jumlah dosen di lingkungan DIKTI berdasarkan kelompok umur dan tingkat pendidikan tertinggi yang mereka miliki.

NO TINGKAT

KELOMPOK UMUR

51-60 >60 Total 1. S-3

Berdasarkan data pada Tabel 3.4 di atas, dapat diketahui bahwa terbanyak kelompok umur dosen di lingkungan DIKTI terdapat pada rentangan 31-50 th (sebanyak 60%). Umur dosen pada rentangan tersebut didapatkan pada setiap tingkat pendidikan dosen.

3.2. Dosen Perguruan Tinggi Negeri

Dosen PTN adalah adalah dosen tetap yang diangkat oleh pemerintah sebagai pegawai negeri dan bertugas sebagai tenaga pengajar di seluruh perguruan tinggi negeri di Indonesia yang berjumlah sebanyak 82 universitas, institut dan politeknik. Dalam portofolio ini diasumsikan bahwa di PTN tidak terdapat dosen tidak tetap, sekalipun secara operasional sebagian program studi memperkerjakan dosen tidak tetap untuk mengajarkan mata kuliah tertentu. Dosen tidak tetap program studi di tersebut pada umumnya diambil dari program studi lain di lingkungan perguruan tinggi negeri yang bersangkutan. Untuk itu, pembahasan dosen tidak tetap di PTN dianggap tidak terlalu signifikan dibahas dalam portofolio ini.

3.2.1. Tingkat pendidikan

Jumlah dosen PNS yang bekerja di perguruan tinggi negeri di lingkungan DIKTI sebanyak 63.030 orang, dan sebanyak 341 orang bekerja di PTN yang BHMN. Mereka bekerja di 82 PTN di seluruh Indonesia yang terdiri atas Universitas, Institut, dan Politeknik.

Secara umum, pada kelompok PTN tingkat pendidikan dosen berdasarkan kelompok jenis kelamin disajikan pada Tabel 3.5 dan pada Gambar 3.4.

Tabel 3.5. Jumlah dosen PTN berdasarkan tingkat pendidikan

tertinggi dan jenis kelamin pada tahun 2008

TINGKAT PEN-

JENIS KELAMIN

Prosen S-3 6.773 1.988 7.597 12,05% S-2 20.754 11.630 29.369 46,60% S-1 13.016 7.622 26.099 38,68% Sp-1

DIDIKAN

Laki-laki Perempuan

0 0 263 0,42% D-4 562 237 284 0,45% Profesi 201 245 294 0,45% Jumlah

Gambar 3.5 . Jumlah dosen PTN berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan tampilan data pada Tabel 3.5 di atas, diketahui bahwa sebagian besar dosen PTN adalah laki-laki (65,54%), serta tingkat tingkat pendidikannya terbanyak adalah Magister (S-2) yang disusul kemudian oleh S1. Jumlah dosen yang berpendidikan Magister ditemukan sebesar 29.369 orang (46,60%), dan S1 sebanyak 26.099 orang (38,68%).

3.2.2. Jabatan Fungsional Akademik

Jabatan fungsional dosen terbanyak adalah lektor sebanyak 19.664 ( 31,20%) yang disusul oleh lektor kepala sebanyak 19.226 orang ( 30,51%). Ditemukan pula sebanyak 6.548 orang (9,50%) yang tidak mempunyai jabatan fungsional akademik

Tabel 3.6. Jumlah dan prosentase dosen PTN berdasarkan jaba- tan fungsional dan jenis kelamin pada tahun 2008

JENIS KELAMIN

NO. Jabatan Fungsional

Total Presen 1. Tenaga Pengajar

Laki-laki Perempuan

2. Asisten Ahli

6.915 19.664 31,20% 4. Lektor Kepala

5. Guru Besar

471 2.989 4,32% Total

Gambar 3.6 . Jumlah dosen PTN berdasar jabatan fungsional aka-

demik tahun 2008

Tabel 3.7. Jumlah dosen PTN berdasarkan jabatan fungsional akademik dan jenis kelamin dalam tingkat pendidikan tertinggi pada ta- hun 2008

TING-

JABATAN AKADEMIK

KAT Tenaga Penga- PENDD

Lektor Kepala Guru Besar K

jar

Asisten Ahli

Secara umum dapat dilihat dari Tabel 3.7 bahwa jumlah dosen pe- rempuan cenderung lebih sedikit dibandingkan pria pada setiap ja- batan fungsional akademik. Kondisi ini ditemukan juga apabila di- kaitkan dengan tingkat pendidikan yang ada. Jabatan guru besar

3.2.3. Kelompok Umur

Dari jumlah dosen PTN yang ada, ditemukan terbanyak pada ke- lompok umur 41-50 tahun sebanyak 22.378 orang (35,50%) kemu- dian disusul kelompok umur 31-40 tahun sebanyak 16.048 orang ( 25,46%). Data dosen PTN berdasarkan kelompok umur yang dike- lompokkan menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel

3.8 Tabel 3.8. Jumlah dosen tetap PTN berdasarkan kelompok umur, dan pen-

didikan tertinggi dosen perguruan tinggi negeri tahun 2008

TINGKAT KELOMPOK UMUR PENDIDIKAN

41-50 51-60 >60 S-3

Tabel 3.9 Jumlah dosen tetap PTN berdasarkan kelompok umur dan jabatan fungsional

JABATAN KELOMPOK UMUR FUNGSIONAL

41-50 51- 60 >60 Tenaga Pengajar

812 372 325 Asisten Ahli

KELOMPOK UMUR JABATAN

FUNGSIONAL 51-

41-50 60 >60 Lektor

4.556 10.501 3.947 490 Lektor Kepala

7.675 6.770 4.191 Guru Besar

**) Guru Besar dan Lektor Kepala yang ada pada kelompok umur 21-30 ta- hun dan 31-40 tahun perlu diklarifikasikan kepada perguruan tinggi terkait.

3.3. Dosen Tetap PNS-Dpk

Dosen PNS-Dpk adalah dosen tetap yang diangkat oleh pemerintah dan diperbantukan pada perguruan tinggi swasta di lingkungan DIKTI, Depdiknas. Jumlah Dosen PNS-Dpk yang tersebar di seluruh Kopertis Wilayah I-XII sebanyak 8.909 orang.

Tabel 3.10. Jumlah dan prosentase dosen PNS-Dpk di setiap Kopertis Wilayah I-XII berdasarkan jenis kelamin pada tahun 2008

JENIS KELA-

STATISTIK Kopertis Wilayah

Jumlah Prosentase 01 Sumut/NAD

laki

puan

806 11,34% 02- Sumsel, Lampung,

350 295 645 6,41% Bengkulu, Babel

03 DKI Jakarta

843 9,90% 04 Jawa Barat/Banten

1.062 12,54% 05 DI Yogyakarta

751 7,76% 06 Jawa Tengah

884 8,88% 07 Jawa Timur

1.569 14,01% 08 Bali, NTT, NTB

757 10,33% 10 Sumbar, Riau, Jambi

387 3,80% 12 Ambon, Papua

83 243 2,39% Jumlah

8.909 Prosentase

Gambar 3.6. Jumlah Dosen PNS-Dpk tahun 2008 berdasarkan jenis kelamin di setiap Kopertis Wilayah I-XII

Berdasarkan data pada Tabel 3.10 dan gambar 3.6, dapat diketahui bahwa dosen PNS-Dpk terdapat pada setiap Kopertis Wilayah I-XII. Sebaran dosen PNS-Dpk yang paling banyak terdapat di Kopertis Wilayah VII Jawa Timur sebanyak 1.569 orang,(14,01%), disusul dengan Wilayah IV Jawa Barat sebanyak 1.062 orang (12,54%). Dari sisi gender, dosen PNS-Dpk laki-laki berjumlah hampir dua kali lipat (62,95%) dibandingkan yang perempuan (37,05%).

3.3.1. Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan tertinggi dosen PNS-Dpk paling banyak ditemukan pada pendidikan Magister (48,38%) dan berikutnya pada pendidikan Sarjana (45,96%). Data lengkap tentang pendidikan tertinggi dosen PNS-Dpk pada setiap Kopertis Wilayah disajikan pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11 Jumlah dosen PNS-Dpk pada setiap Kopertis Wilayah

berdasarkan jenis pendidikan tertinggi tahun 2008

TINGKAT PENDIDIKAN KOPERTISWILAYAH

D-4 PROFESI TOTAL 01. Sumut/NAD

1 8 806 02- Sumsel, Lampung,

Bengkulu, Babel

TINGKAT PENDIDIKAN KOPERTISWILAYAH

D-4 PROFESI TOTAL 03. DKI-Jakarta

0 3 751 06. Jawa Tengah

5 5 884 07. Jawa Timur

9 2 1.569 08. Bali/NTT/NTB

0 10 757 10. Sumbar/Riau/Jambi

0 0 387 12. Ambon/Papua

Gambar 3.7. Jumlah dosen PNS-Dpk di Kopertis Wilayah Berdasar tingkat pendidikan tertinggi

Dari tabel 3.11, dan gambar 3.7 dapat dilihat bahwa dosen berpendiikan S1 banyak ditemukan pada Kopertis Wilayah I ( 499 orang) dan Kopertis Wi- layah VII (448 orang) dan Kopertis IV (363 orang). Secara keseluruhan do-

3.3.2. Jabatan Fungsional Akademik

Jabatan fungsional akademik dosen PNS-Dpk yang tidak/belum mempunyai jabatan fungsional sebanyak 913 orang, sesuai dengan asisten ahli sebanyak 1.737 orang. Sedangkan jabatan lektor keatas sebanyak 6.259 orang. Data rinci tentang jabatan fungsional do- sen PNS-Dpk berdasarkan Kopertis Wilayah dapat dilihat pada Ta- bel 3.12

Tabel 3.12 Jumlah dosen PNS-Dpk di setiap Kopertis Wilayah berdasarkan jabatan fungsional akademik tahun 2008

JABATAN FUNGSIONAL AKADEMIK KOPERTIS WILAYAH

Tenaga

Asisten

Lektor Guru

Lektor Kepala Besar TOTAL 01. Sumut/NAD

Pengajar

Ahli

218 2 806 02- Sumsel, Lampung,

Bengkulu, Babel

207 12 751 06. Jawa Tengah

456 17 884 07. Jawa Timur

573 22 1.569 08. Bali/NTT/NTB

396 17 757 10. Sumbar/Riau/Jambi

99 73 5 387 12. Ambon/Papua

36 8 1 243 TOTAL

Gambar 3.8 Jumlah dosen PNSdpk Kopertis Wilayah menurut jabatan fung- sional akademik tahun 2008

3.3.3. Kelompok Umur

Dosen PNS Dpk yang berada di seluruh Kopertis Wilayah I-XII cukup banyak ditemukan pada kelompok umur antara 41 – 60 ta- hun, yang masing masing sebanyak 3.534 orang pada usia 41-50 tahun, dan sebanyak 3.005 pada usia 51-60 tahun. Dosen PNS Dpk yang berumur 60 tahun keatas ditemukan sebanyak 602 orang. Se- cara rinci dapat dilihat pada tabel 3.13.

Data dosen PNS-Dpk berdasarkan kelompok umur dan tingkat pendidikan di seluruh Kopertis Wilayah I-XII disajikan pada Tabel

Tabel 3.13. Jumlah dosen PNS Dpk berdasarkan kelompok umur dan jabatan fungsional

JABATAN KELOMPOK UMUR FUNGSIONAL

41-50 60 >60 Tenaga Pengajar

204 136 21 Asisten Ahli

0 3 217 1.555 1.082 150 Lektor Kepala

380 Guru Besar

Gambar 3.9. Jumlah dosen PNS Dpk berdasarkan kelompok umur dan jaba- tan fungsional

Tabel 3.14. Jumlah dosen PNS-Dpk berdasarkan kelompok umur dengan tingkat pendidikan tahun 2008.

TINGKAT KELOMPOK UMUR PENDIDIKAN

41-50 51-60 >60 S-3

Gambar 3.10 Jumlah dosen PNS-Dpk berdasarkan kelompok umur dengan tingkat pendidikan tahun 2008.

3.4. Dosen tetap Yayasan

Dosen tetap Yayasan adalah dosen yang diangkat oleh Badan Hukum Penye- lenggara perguruan tinggi swasta dengan jabatan tenaga tetap sebagai pendi- dik. Ikatan kerja dosen tetap Yayasan dengan lembaganya sangat bervariasi. Pada umumnya tugas dosen tetap Yayasan dikaitkan dengan beban mengajar atau tugas akademik lainnya sebanyak 12 sks.

Mereka yang mengajar di PTS lebih lanjut dapat dikelompokkan menjadi dosen tetap PNS-Dpk yang berjumlah 8.909 orang, dosen tetap yayasan se-

banyak 83.051 orang, dan dosen tidak tetap sebanyak 89.853 orang. Rincian jumlah data dosen tetap yayasan pada setiap Kopertis Wilayah dis-

ajikan pada Tabel 3.15 di bawah ini.

Tabel 3.15 Jumlah dosen tetap yayasan berdasarkan jenis kelamin

pada Kopertis Wilayah tahun 2008.

JENIS KELA-

STATISTIK Kopertis Wilayah

Jumlah Prosentase 01 Sumut/NAD

laki

puan

7.040 8,48% 02- Sumsel, Lampung,

2.747 1.943 4.690 5,65% Bengkulu, Babel

03 DKI Jakarta

14.864 17,89% 04 Jawa Barat/Banten

11.445 13,78% 05 DI Yogyakarta

5.466 6,58% 06 Jawa Tengah

8.479 10,21% 07 Jawa Timur

12.656 15,24% 08 Bali, NTT, NTB

6.780 8,16% 10 Sumbar, Riau, Jambi

3.193 3,84% 12 Ambon, Papua

Tabel 3.15 menunjukkan bahwa partisipasi dosen perempuan relatif besar yakni sebesar 32.303 orang atau sebanyak 38,89% dari total jumlah dosen tetap Yayasan. Sementara itu, berdasarkan jumlahnya, maka Kopertis Wi- layah III DKI Jakarta adalah wilayah yang paling banyak mempunyai dosen tetap Yayasan (17,89%), yang disusul dengan Kopertis Wilayah VII Jawa Timur (15,24%) dan Kopertis Wilayah IV Jawa Barat/Banten (13,78%).

3.4.1. Tingkat pendidikan

Data jumlah dosen tetap Yayasan pada setiap Kopertis Wilayah I-

XII berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi mereka dapat dilihat pada Tabel 3.16 berikut.