Peran Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Sebagai Penyedia Layanan Informasi Publik (Studi Kasus Di Pemerintah Kota Bandung)
Peran Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)
Sebagai Penyedia Layanan Informasi Publik
(Studi Kasus Di Pemerintah Kota Bandung)
Muhaqqiq Priyadharsana Mushthafa
Rohanda
Asep Saeful Rohman
Program Studi Ilmu Informasi dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi - Universitas Padjadjaran
Email: muhaqqiqm@gmail.com , r_rohanda@yahoo.com , asep.saefulr@gmail.com
Abstract
This study aims to determine the role of Information and Documentation
Management Officer (PPID) in Bandung City Government as manager and
provider of publik information services. The research methodology used in this
study is a qualitative method with case study approach. The data collection was
done by participating observation, interviews, literature review and documentation.
Informants in this study were selected using purposive sampling technique by
taking multiple data sources through a particular consideration to the purpose of
research. The results showed that the role of which is held by the Official
Information and Documentation (PPID) Government of Bandung, especially in
managing and serving the publik information, significantly visible from the many
people who use publik information services from year to year, either by visiting the
office of PPID in meupun directly access online media. PPID Government of
Bandung has a service standard of publik information that is good enough to follow
the rules and criteria established by the Information Commission Regulation No. 1
of 2010 about Publik Information Service Standards. Handling objections are
handled by PPID Government of Bandung is considered good enough to provide
convenience to the publik in accordance related regulations. Reporting and
evaluation of the role and duties of PPID is done through a method of monitoring
and evaluation (M & E) organized by the Information Commission of West Java
Province and research to the publik through the website. Efforts are made in order
to create good governance and transparency (good governance).Keywords: The Role of PPID, Publik Information, publik services, Bandung City.
PENDAHULUAN tidak ingin diasingkan dari pergaulan
Era globalisasi yang datang lebih cepat dunia. Jika dahulu di dalam sebuah dari yang diperkirakan telah membuat negara kekuasaan lebih berpusat pada isu-isu semacam demokratisasi, hak sisi pemerintahan (supply side), maka asasi manusia, hukum, transparansi, saat ini bergeser kearah masyarakat korupsi, civil society, good corporate (demand side), sehingga tuntutan
governance , perdagangan bebas, pasar masyarakat terhadap kinerja
terbuka, dan lain sebagainya menjadi pemerintahnya menjadi semakin tinggi hal-hal utama yang harus diperhatikan (karena untuk dapat bergaul dengan oleh setiap bangsa yang bersangkutan mudah dan efektif dengan masyarakat
H a la m a n
- – Juni 2016
H a la m a n
negara lain, masyarakat di sebuah negara harus memiliki sebuah lingkungan yang kondusif dimana hal ini merupakan tanggung jawab pemerintah).
Pemerintahan yang terbuka (open government) merupakan salah satu fondasi sebagai akuntabilitas demokrasi. Dalam pemerintahan yang terbuka, keterbukaan informasi publik adalah salah satu keharusan karena dengan adanya keterbukaan informasi publik, pemerintahan dapat berlangsung secara transparan dan partisipasi masyarakat terjadi secara optimal dalam seluruh proses pengelolaan pemerintahan.
Seiring dengan perkembangan semua organisasi harus mampu memberikan informasi dengan cepat dan tepat. Informasi yang akurat dan cepat dapat sangat membantu tumbuh kembangnya sebuah informasi. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (selanjutnya digunakan istilah UU KIP) hadir sejak tanggal 30 April 2008. Berdasarkan ketentuan Pasal 64 ayat (1) UU KIP ditetapkan bahwa undang-undang ini mulai berlaku dua tahun sejak tanggal diundangkan atau dengan kata lain UU KIP tersebut mulai efektif berlaku pada tanggal 30 April 2010. Regulasi ini tentu membawa dampak positif sebagai sebuah tuntutan bahwa setiap lembaga publik perlu menerapkan sistem pemerintah yang terbuka dengan menyelenggarakan layanan informasi publik.
Kemudahan akses terhadap informasi yang diinginkan oleh setiap orang, khususnya yang berkaitan dengan ranah publik menjadi begitu penting karena dilatar belakangi oleh beberapa alasan, salah satunya yaitu dengan adanya kemudahan akses dan keterbukaan terhadap informasi publik memungkinkan terjadinya perubahan pelayanan publik menuju terciptanya
good governance. Informasi sejatinya
merupakan kebutuhan pokok setiap orang. Oleh karenanya, hak memperoleh informasi termasuk hak asasi manusia. Bahkan, keterbukaan informasi publik merupakan salah satu ciri penting negara demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik.
Pejabat Pelayanan Informasi dan Dokumentasi (PPID) sebagai bidang penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan, dan/atau pelayanan informasi di badan publik termasuk salah satunya yaitu di Pemerintahan Kota Bandung. PPID Pemerintah Kota Bandung memiliki peranan penting dalam hal pelayanan dan pengelelolaan informasi publik di Kota Bandung yang bisa menjadi tolak ukur dalam terlaksananya good
governance sudah berjalan baik atau tidaknya di Indonesia itu sendiri.
Masyarakattelah memanfaatkan pelayanan publik dari PPID Pemerintah Kota Bandung. Hal ini bisa terlihat dengan banyaknya masyarakat yang meminta permohonan informasi publik kepada PPID Pemerintah Kota Bandung baik dari berbagai instansi maupun perseorangan. Berikut jumlah data pemohon informasi di PPID Pemerintah Kota Bandung: Tabel 1. Data Permohonan Informasi Publik Januari
H a la m a n No Bulan Jumlah
(Sumber: PPID Pemerintah Kota Bandung)
Dari penjelasan diatas, dapat dilihat bahwa salah satu fungsi pemerintah adalah memberikan pelayanan publik. Pelayanan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat dan merupakan kewajiban dari penyelenggara pemerintah. Fungsi
„Salah satu fungsi utama dari pemerintahan yaitu membuat kebijakan publik. Argumentasi terpenting dalam hal ini adalah bahwa semua Negara akan senantiasa bersentuhan dengan kebijakan publik yang dikeluarkan oleh pemerintah karena yang diatu oleh kebijakan publik tentunya yang menyangkut kepentingan umum. Dengan demikian, dalam pemenuhan atau pelayanan kebutuhan hidup masyarakat, pemerintah memiliki peranan yang penting dan menentukan. Eksistensi pelayanan pemerintah terhadap masyarakat merupakan suatu kebutuhan dan keharusan karena rakyat pemegang saham (sumber- sumber) Negara, dimana posisi rakyat adalah sebagai pemegang kekuasaan tertinggi atau kedaulatan atas Negara‟. (Labolo,2006:27)
Fungsi pemerintah di jelaskan dalam buku Memahami Ilmu Pemerintahan (2006:27), Soewargono dan Djohan menyatakan bahwa:
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, bahwa Pemerintah merupakan organisasi yang berwenang memproses pelayanan publik dan berkewajiban memproses pelayanan sipil bagi setiap warga masyarakat (penduduk) melalui hubungan pemerintahan sehingga setiap anggota masyarakat yang bersangkutan menerimanya pada saat diperlukan, sesuai dengan tuntutan dan harapan yang diperintah. Dalam hubungan itu, bahkan warga negara asing atau siapa saja yang pada suatu saat berada secara sah (legal) di wilayah Indonesia berhak menerima layanan civil (sipil) tertentu, dan pemerintah wajib melayaninya.
kegiatan yang cenderung bersifat informasi setiap saat baik yang dilakukan maupun yang didapat oleh PPID Pemerintah Kota Bandung.Berdasarkan paparan diatas, penulis tertarik untuk melakukan suatu kajian mengenai peranan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di Pemerintahan Kota Bandung yang berperan sebagai penyedia dan pengelola layanan informasi publik khususnya di Kota Bandung?
Facebook, Twitter, Instagram bahkan Youtube untuk memperbarui informasi
Pemerintah Kota Bandung menggunakan social media seperti:
ppid.bandung.go.id. Selain itu PPID
Penulis sendiri tertarik meneliti mengenai PPID di Pemerintah Kota Bandung karena PPID kota bandung sendiri sudah menerapkan Open data dimana keterbukaan terhadap semua data yang termasuk dalam UU KIP dan di publish di dalam website www.
25
1 Januari
6 Juni
13
5 Mei
10
4 April
28
3 Maret
19
2 Februari
17
TINJAUAN PUSTAKA
H a la m a n
pemerintah dalam melayani kebutuhan publik berkaitan dengan kredibilitas organisasi pemerintah sebagai pelayan masyarakat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa misi utama kehadiran pemerintah adalah untuk keperluan terpenuhinya kebutuhan masyarakat dan kepentingan masyrakat, yang salah satunya adalah hak dalam mendapatkan informasi.
Peran pejabat pengelola informasi dan dokumentasi (PPID) diantaranya bertugas untuk melakukan penyimpanan, pengklasifikasian, pendokumentasian, penyediaan, dan/atau pelayanan informasi di Badan Publik sebagaimana telah dimandatkan oleh Undang-undang Keterbukaan Informasi publik pasal 1 ayat 9, demi memperoleh informasi publik sebagaimana telah tercantum dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal
28F yang berbunyi:
“Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia”.
Dalam pengelolaan informasi, disisi lain PPID juga memiliki peran dalam menjaga kerahasiaan informasi apabila informasi tersebut bisa mengganggu jalannya pemerintahan dan memiliki dampak yang negatif bila diketahui oleh masyarakat luas. Seperti yang tercantum dalam Peraturan Komisi Informasi No 1 Tahun 2010 pasal 15 yang berbunyi:
“Pengecualian Informasi Publik didasarkan pada pengujian tentang konsekuensi yang timbul apabila suatu informasi diberikan serta setelah dipertimbangkan dengan seksama bahwa menutup informasi publik dapat melindungi kepentingan yang lebih besar daripada membukanya atau sebaliknya”.
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengekplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses Penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-tema umum, dan menafsirkan makna data. Laporan akhir untuk Penelitian ini memiliki struktur atau kerangka yang fleksibel.
Siapa pun yang terlibat dalam bentuk Penelitian ini harus menerapkan cara pandang Penelitian yang bergaya induktif, berfokus terhadap makna individual, dan menerjemahkan kompleksitas suatu persoalan (diadaptasi dari Cresswell, 2013). Sedangkan untuk pendekatan Penelitian ini menggunakan studi kasus dengan menggunakan teknik nonprobability sampling yaitu
purposive sampling . Purposive sampling adalah teknik pengambilan
data dengan pengambilan sampel
H a la m a n
sumber data melalui pertimbangan- pertimbangan tertentu.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Standar dan Mekanisme Pelayanan Informasi Publik
Dalam pelaksanaannya, pelayanan informasi publik di PPID Pemerintah kota Bandung itu sendiri sudah cukup baik mengingat sudah tersedianya layanan baik itu berupa layanan langsung maupung layanan melalui media (website). Selain itu berdasarkan waktu pelayanan informasi publik sendiri PPID melayani permintaan Informasi publik kepada masyarakat sesuai dengan jam dan hari kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan jangka waktu penyelesaian sesuai dengan apa yang telah diatur dalam UU KIP dan Peraturan Komisi Informasi, serta memiliki staff yang berkompetensi baik itu staff ahli maupun staff fungsional.
Dalam hasil wawancara dengan Ketua Komisi Informasi Jawa Barat beliau memaparkan apa saja yang harus dipenuhi badan publik dalam melayani informasi publik, yaitu sebagai berikut:
“…bahwa aturan-aturan yang menyangkut pengelolaan informasi itu terdiri dari waktu yang harus diatur, kapan dia masuk dan bagaimana si badan publik mengelola permintaan itu yang kedua siapa yang bertanggung jawab yang ketiga alat-alat atau tools yang harus disediakan apa termasuk formulir dll, yang keempat adalah biaya, berapa biaya yang dibutuhkan untuk menggandakan, memperbanyak, mengkopi dll.
Yang terakhir selain biaya adalah standar untuk kalo dia tidak puas dengan layanan ini keberatannya diajukan ke atasannyaa siapa, setidaknya standar pelayanan itu harus memuat empat atau lima kategori ini, kalau ini tidak jelas maka sulit bagi ppid dan juga bagi masyarakat untuk meminta informasi.”
Sedangkan dalam mekanisme pelayanan informasi publik di PPID Pemerintah Kota Bandung sendiri memberikan opsi kepada pemohon informasi publik yaitu dengan cara langsung yaitu dengan datang ke bagian desk layanan informasi publik PPID Utama Pemerintah Kota Bandung yang beralamat di Jl.
Komunikasi dan Informatika berada di lantai 2, disana pemohon informasi akan dibantu oleh petugas desk layanan informasi publik sesuai dengan standar pelayanan yang ada, opsi selanjutnya yaitu dengan menggunakan media online yaitu melalui website ppid.bandung.go.id. pemohon informasi bisa langsung melihat daftar informasi apa saja yang tersedia di website tersebut, apabila informasi yang di inginkan tidak tersedia di website, pemohon bisa mengajukan permohonan informasi melalui website tersebut dengan terlebih dahulu mengisi formulir online di website PPID Pemerintah Kota Bandung. Dengan adanya opsi untuk pemohon informasi dalam mendapatkan informasi diharapkan dapat mempermudah dan mempercepat pelayanan informasi sebagaimana tercantum dalam UU KIP pasal 21 yang berbunyi:
“Mekanisme untuk memperoleh Informasi Publik didasarkan pada prinsip cepat,
KESIMPULAN DAN SARAN
H a la m a n tepat waktu, dan biaya ringan”.
Berdasarkan temuan penelitian, apabila pemohon informasi atau masyarakat yang meminta informasi memenuhi salah satu syarat sebagaimana yang disebutkan diatas, maka pemohon informasi bisa mengajukan surat perihal keberatan informasi kepada PPID dengan catatan melampirkan formulir permohonan informasi yang pertama atau sebelumnya, proses dari tanggapan perihal keberatan informasi di PPID Pemerintah Kota Bandung ini memakan waktu paling lambat 30 hari sejak diajukannya keberatan atas informasi tersebut, hal ini berdasarkan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik Pasal 34 ayat 1 yang berbunyi:
“Atasan PPID wajib memberikan tanggapan dalam bentuk keputusan tertulis yang disampaikan kepada Pemohon Informasi Publik yang mengajukan keberatan atau pihak yang menerima kuasa selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak dicatatnya pengajuan keberatan tersebut dalam buku register keberatan”.
Apabila pemohon informasi masih belum puas dengan hasil atas keberatan informasi yang diajukannya kepada PPID, pemohon informasi berhak mengajukan permohonan untuk sengketa informasi kepada komisi informasi dengan tempo waktu paling lambat 14 hari sebagaimana tercantum dalam UU KIP pasal 35 ayat 1 sebagai berikut:
“Pemohon Informasi Publik yang mengajukan keberatan atau pihak yang menerima kuasa yang tidak puas dengan keputusan atasan PPID berhak mengajukan permohonan penyelesaian sengketa Informasi Publik kepada Komisi Informasi selambat-lambatnya
14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya keputusan atasan PPID”.
Berdasarkan hasil Penelitian, maka kesimpulan yang dapat penulis sampaikan melalui tulisan ini adalah sebagai berikut. Pertama, peran PPID Pemerintah Kota Bandung dapat dilihat dari tugas, fungsi, kewajiban, wewenang dan tanggung jawabnya informasi publik di Pemerintah Kota Bandung.Selain bertanggung jawab dalam memberikan layanan informasi publik kepada masyarakat melalui website ppid.bandung.go.id dan menjawab permohonan informasi yang diajukan oleh pemohon informasi, PPIDPemerintah Kota Bandung juga berperan dalam mengelola dan menjaga kerahasiaan informasi dengan melakukan uji konsekuensi dimana dengan mempertimbangkan baik/buruknya informasi tersebut jika dibuka kepada publik. UU KIP selalu menjadi acuan utama dan pelaksanaan tupoksi selalu diawasi langsung oleh Komisi Informasi di tingkat Provinsi.
Kedua , standar layanan yang
dilakukan PPID Pemerintah Kota Bandung yaitu dengan memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat baik secara langsung yaitu melalui desk layanan informasi dan melalui media online, baik itu melalui
website maupun melalui media sosial
yang bertujuan untuk menjangkau
H a la m a n
berbagai lapisan masyarakat.Selain itu berdasarkan waktu pelayanan informasi publik, PPID telah melayani permintaan informasi publik kepada masyarakat sesuai dengan jam dan hari kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS), dengan jangka waktu penyelesaian sesuai dengan apa yang telah diatur dalam UU KIP dan Peraturan Komisi Informasi. PPID Pemerintah Kota Bandung juga ditunjang dengan jumlah staff yang cukup kompeten baik itu staff ahli maupun staff fungsional. Dalam hal mekanisme mendapatkan informasi publik, masyarakat cukup dimudahkan hanya dengan datang ke desk layanan informasi dan mengisi formulir permintaan informasi dengan melampirkan persyaratan sesuai
Ketiga , dalam hal tata cara
penanganan keberatan informasi publik di PPID Pemerintah Kota Bandung sudah dilaksanakan sesuai dengan aturan-aturan sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik dan Peraturan Komisi Informasi No 1 Tahun 2010.Dalam aturan tersebut dijelaskan apabila pemohon informasi merasa tidak puas dengan informasi yang di dapatkan atau dengan pelayanan yang diberikan, pemohon informasi tersebut berhak untuk mengajukan keberatan informasi yang selanjutnya akan ditangani oleh PPID Pemerintah Kota Bandung dengan batas waktu 30 hari kerja sesuai dengan Peraturan Komisi Informasi No 1 tahun 2010 pasal 34 ayat 1, dan apabila si pemohon informasi tersebut masih belum puas dengan hasil yang didapat, maka si pemohon tersebut bisa mengajukan sengketa informasi kepada Komisi Informasi Jawa Barat.
Keempat , mengenai laporan
dan evaluasi pelaksanaan layanan informasi publik oleh PPID Pemerintahan Kota Bandung. Laporan pelaksanaan layanan informasi publik sebenarnya ditujukan kepada masyarakat untuk melihat kinerja pemerintah dalam melayani informasi publik kepada masyarakatnya, apakah pelayanan informasi tersebut telah berperan dalam membantu terlaksananya undang-undang keterbukaan informasi publik demi terciptanya “good
governance ”.
Sedangkan evaluasi pelaksanaan layanan informasi publikoleh PPID terus dilakukan dengan harapan pengelolaan dan pelayananan informasi publik baik itu ditinjau dari segi teknis dan non-teknis dapat lebih diberlakukan dan mampu memenuhi harapan publik.
Adapun saran yang kiranya dapat penulis rekomendasikan yakni PPID Pemerintah Kota Bandung diharapkan senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan informasi kepada publik di Kota Bandung dengan berbagai cara seperti mengoptimalkan pemanfaatan sarana TIK untuk menjangkau pelayanan kepada masyarakat dengan mudah dan cepat. Hal ini tentu sesuai dengan konsep Bandung sebagai Smart City. Kapasitas pengelola layanan informasi publik juga diharapkan dapat meningkat dengan senantiasa menambah pengetahuan, keahlian dan keterampilan (capacity building ) dalam bidang komunikasi publik, pengelolaan informasi berbasis TIK, serta pengetahuan tentang aspek hukum dalam leyanan dan pemanfaatan informasi.
DAFTAR PUSTAKA
Penelitian Kualitatif . Bandung: Remaja Rosda karya.
Ilmu Pemerintahan . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Lukman, Sampara. 2000. Manajemen
Kualitas Pelayanan . Jakarta: STIA LAN Press.
Moenir, 2001. Management PelayananUmum di Indonesia .
Jakarta : PT Rineka Cipta. ............. 2002. Manajemen Pelayanan
Umum di Indonesia . Jakarta : Bumi Aksara.
Moleong, Lexy. 2006. Metodologi
Penelitian Kualitatif (EdisiRevisi) . Bandung:
Remaja Rosdakarya Moloeng, Lexy J. 2008. Metodologi
Mustafa, Delly. 2014. Birokrasi
Bandung: Rosdakarya Kansil. 1984. Pokok-Pokok Pemerintahan Di Daerah .
Pemerintahan . Bandung: Alfabeta.
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian.
Bogor: Ghalia Indonesia. Ndraha, Taliziduhu.
2003. Kybernology (IlmuPemerintahanBaru). Jilid 1. Jakarta : PT Rineka Cipta. . , 2011. Kybernology (IlmuPemerintahanBaru) .
Jakarta: Rineka Cipta. Parasuraman, A. dkk. 1988.
Manajemen Pelayanan .
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Pasolong, Harbani. 2008.
Kepemimpinan Birokrasi.
Bandung: Alfabeta
Jakarta : Aksara Baru. Labolo, Muhadam. 2006. Memahami
H a la m a n
Abdurrahman. 1995. Pengantar dan
perilaku, dan budaya organisasi . Bandung: PT. Efika
Praktek Komunikasi . Jakarta: Ghalia Indonesia.
Affandi, Wahyu.1982.Berbagai Masalah Hukum di Indonesia.
Bandung: Alumni Creswell, John W. Research Design
Pendekatan kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed .
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Dwiyanto.2005. Mewujudkan Good
Governance Melalui Pelayanan Publik . Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Hanif Nurcholis. 2005.Teori dan
Praktek Pemerintahan dan Otonomi Daerah . Jakarta:
Grasindo
Aditama. Mangkunegara, A. P. 2007. Evaluasi
System Informasi .Yogyakarta: CV Andi Offset..
kinerja SDM . Bandung: Refika Aditama.
Dwiyanto.2005. Mewujudkan Good
Governance Melalui Pelayanan Publik . Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. Hanif Nurcholis. 2005.Teori dan
Praktek Pemerintahan dan Otonomi Daerah
. Jakarta: Grasindo. Indrajit, EkoRichardus. 2006.
Electronic Government Strategi Pembangunan Dan Pengembangan Sistem Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Digital . Yogyakarta : Penerbit ANDI.
Ibrahim, Buddy, 1997, Total Quality
Management- Panduan Praktis Untuk Menghadapi Persaingan Global . Jakarta : Djambatan
Jogiyanto.2008.Metodologi Penelitian
Koswara, E. dkk. 1998. Dinamika Informasi Dalam Era Global .
H a la m a n
Pelaksanaan Otonomi Daerah UU Nomor 22 dan 25 Tahun 1999 . Bandung: Alqaprint.
Konseling di sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi) .
Jakarta: Rajawali Pers. Tjiptono, Fandy. 1998. Manajemen
Jasa. Yogyakarta: Andi .
..............2004, Strategi Pemasaran.
Edisi 2. Yogyakarta: Andi. ..............2005. Pemasaran Jasa .
Malang: Bayu Media Publishing. Triguno, 1997. Budaya Kerja,
Meningkatkan Lingkungan yang Kondusif untuk Meningkatkan Produktifitas Kerja . Jakarta: Golden
Terayon Press. Wasistiono,Sadu. 2002 . Evaluasi
Yamit, Zulian. 2005. Manajemen Kualitas Produk dan Jasa.
Grafindo Persada.
Yogyakarta: Ekonisia Kampus Fakultas Ekonomi .
Yogyakarta: UII. Yin, Robert K. 2006. Studi Kasus
Desain dan Metode . Jakarta:
Raja Grafindo Persada Yusup, Pawit M. 2009. Ilmu
Informasi, Komunikasi dan Kepustakaan . Jakarta: Bumi
Aksara. ...................dan Subekti, Priyo. 2010.
Teori dan Praktik Penelusuran Informasi (Information Retrieval) . Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
...................2012. Perspektif
Manajemen Pengetahuan Informasi, Komunikasi, Pendidikan, dan Perpustakaan .
Tohirin. 2013. Bimbingan dan
Organisasi Konsep Dasar Dan Aplikasinya. Jakarta: Raja
Rachmadi, F. 1994. Publik Relation Dalam Teori dan Praktek .
Jakarta: PT Bumi Aksara .....................2008. Reformasi
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Ratmino & winarsih, Atik.2010.
Manajemen Pelayanan .
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rasyid. Ryias, 2000. Otonomi Daerah
Negara Kesatuan ,
Yogyakarta : Pustaka Pelajar Ridwan,2011. Hukum Administrasi
Negara dan Kebijakan Pelayanan publik . Bandung:
Nuansa. Sinambela, Lijan Poltak. 2006.
Reformasi pelayanan publik (Teori, Kebijakan, dan Implementasi) .
Pelayanan Publik . Jakarta: Bumi Aksara.
Yogyakarta: Lukman Offset YPAPI. Thoha,Miftah. 1995. Perilaku
.....................2010.
Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R & D . Bandung: Alfabeta.
Sutabri, Tata. 2012. Analisis Sistem
Informasi . Yogyakarta: Penerbit Andi.
Syafii, Inu Kencana. 2004. Birokrasi Pemerintahan Indonesia .
Bandung: Bandar Maju. Tangkilisan, Hesel Nogi. 2003.
Implementasi Kebijakan Publik (Konsep,strategi dan Kasus) .
Jakarta: Raja Grafinda.