BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem - Perbandingan Metode Analytical Hierarchy Process Dan Weighted Sum Model Pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Sepeda

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Sistem

  Analisis sistem ialah proses identifikasi mengenai hal-hal yang dibutuhkan dan harus

  Analisis sistem dapat dilakukan dengan menentukan apa-apa saja yang menjadi input dari sistem, proses apa yang dilakukan sistem dan apa yang menjadi output dari sistem tersebut. Untuk menganalisis sebuah sistem ada beberapa hal yang biasa dilakukan, yaitu sebagai berikut:

3.1.1. Analisis masalah

  Analisis masalah merupakan proses mengidentifikasi sebab dan akibat dibangunnya sebuah sistem agar sistem yang akan dibangun tersebut dapat berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan tujuan dari sistem itu. Saat ini terdapat bermacam-macam jenis dan merek sepeda, oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem untuk memberikan informasi yang tepat dalam proses penentuan sepeda yang sesuai dengan kebutuhan dan kriteria pengguna dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process dan Weighted Sum Model.

  Diagram Ishikawa adalah diagram yang menunjukkan penyebab-penyebab dari sebuah event yang spesifik. Diagram ini juga disebut dengan diagram tulang ikan atau

  

cause-and-effect diagram . Pemakaian diagram Ishikawa yang paling umum adalah

  untuk mencegah efek serta mengembangkan kualitas produk. Analisa masalah lebih jelas melalui diagram Ishikawa yang dapat dilihat pada Gambar 3.1.

  Data Sepeda dari berbagai Jenis dan merek Menyelesaikan masalah pemilihan sepeda sesuai dengan kriteria yang diinginkan Belum ada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Sepeda

Gambar 3.1 Diagram Ishikawa Analisis Masalah Sistem

  Berdasarkan Gambar 3.1 dapat diketahui bahwa permasalahan pemilihan sepeda dikarenakan banyaknya jenis dan merek sepeda yang ada di pasaran dan juga belum adanya sebuah sistem informasi yang ditujukan khusus untuk menyelesaikan masalah tersebut. Untuk itu dibuatlah sebuah Sistem Pendukung Keputusan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process dan Weighted Sum Model .

3.1.2. Analisis Kebutuhan Sistem

  Untuk membangun sebuah sistem, perlu dilakukan sebuah tahap analisis kebutuhan sistem. Analisis kebutuhan sistem dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu: kebutuhan fungsional dan kebutuhan non-fungsional.

3.1.2.1. Kebutuhan Fungsional Sistem

  Kebutuhan fungsional adalah fungsi-fungsi yang harus dipenuhi pada aplikasi yang dirancang. Kebutuhan fungsional yang harus dipenuhi aplikasi yang dirancang adalah sebagai berikut: 1.

  Sistem dapat menerima inputan data sepeda dan bobot kriteria 2. Sistem dapat mengetahui sepeda yang sesuai dengan kriteria user, berdasarkan metode Analytical Hierarchy Process dan Weighted Sum Model.

3. Sistem dapat menampilkan hasil perhitungan pemilihan sepeda berdasarkan metode Analytical Hierarchy Process dan Weighted Sum Model.

3.1.2.2. Kebutuhan Non-Fungsional Sistem

  Kebutuhan non-fungsional adalah kebutuhan yang harus dipenuhi agar aplikasi yang dirancang mendapat umpan-balik yang baik dari pengguna aplikasi. Kebutuhan non- fungsional yang harus dipenuhi aplikasi yang dirancang adalah sebagai berikut: 1.

  Sistem harus dapat melakukan perhitungan menentukan sepeda, sesuai dengan kriteria dari user dengan cepat dan tepat.

2. Sistem harus mudah digunakan sehingga dapat dioperasikan dengan baik oleh user.

3.1.3. Pemodelan

  Pemodelan sistem dilakukan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang objek apa saja yang akan berinteraksi dengan sistem, serta hal-hal apa saja yang harus dilakukan oleh sebuah sistem sehingga sistem dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan kegunaannya.

  Pada penelitian ini digunakan UML (Unified Modeling Language) sebagai bahasa pemodelan untuk mendesain dan merancang Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Sepeda dengan Metode Analytical Hierarchy Process dan Weighted Sum Model. Model UML yang digunakan antara lain use case diagram, activity diagram, dan sequence diagram.

3.1.3.1. Use Case Diagram

  

Use Case Diagram adalah sebuah diagram yang dapat merepresentasikan interaksi

yang terjadi antara user dengan fungsi pada sistem dan dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Use Case Diagram Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Sepeda

  Pada Proses Pemilihan Sepeda dengan Metode AHP, dapat dinyatakan dalam Tabel 3.1 .

Tabel 3.1. Tabel Use Case Proses Pemilihan Sepeda dengan Metode AHP

  Name Proses Pemilihan Sepeda dengan Metode AHP Actors User yang telah ditentukan Description Use Case ini mendeskripsikan proses pemilihan sepeda dengan

  metode AHP

  

Basic Flow User memasukkan perbandingan berpasangan kriteria penilaian

  dan alternatif pilihan User dapat kembali ke tampilan awal dan memilih metode

  Alternate Flow

  perhitungan lainnya

  • Pre Condition

  Post Condition User mengetahui bobot dari kriteria penilaian dan alternatif

  pilihan Pada Proses Pemilihan Sepeda dengan Metode WSM, dapat dinyatakan dalam Tabel 3.2 .

Tabel 3.2. Tabel Use Case Proses Pemilihan Sepeda dengan Metode WSM

  Name Proses Pemilihan Sepeda dengan Metode WSM

  Actors User yang telah ditentukan Description Use Case ini mendeskripsikan proses pemilihan sepeda dengan

  metode WSM

  Basic Flow User memasukkan bobot kriteria dan memilih alternatif pilihan Alternate Flow User dapat kembali ke tampilan awal dan memilih metode

  perhitungan lainnya

  • Pre Condition

  Post Condition User mengetahui nilai WSM dari seluruh alternatif

3.1.3.2.Activity Diagram

  Untuk proses pemilihan sepeda dengan AHP, dapat dilihat Activity Diagram pada gambar 3.3 berikut.

Gambar 3.3 Activity Diagram untuk Proses Pemilihan Sepeda dengan Metode AHP

  Pada perhitungan metode AHP, sistem akan menampilkan form pengisian perbandingan berpasangan dari kriteria penilaian pemilihan sepeda dan pengguna kemudian diminta untuk memasukkan perbandingan antar masing-masing kriteria, kemudian setelah mendapatkan kriteria, pengguna akan memilih 3 calon sepeda yang diinginkan kemudian sistem akan menilai sepeda mana yang paling baik berdasarkan perbandingan berpasangan kriteria yang dikehendaki user.

  Untuk proses Perhitungan dengan WSM, dapat dilihat Activity Diagram pada gambar 3.4 berikut.

Gambar 3.4 Activity Diagram untuk Proses Pemilihan Sepeda dengan Metode WSM

  Pada perhitungan dengan metode WSM, sistem akan menampilkan data seluruh alternatif sepeda yang akan dipilih, kemudian pengguna diminta untuk memasukkan nilai bobot dari masing-masing kriteria penilaian yang akan dihitung kemudian sistem akan menilai sepeda mana yang paling baik berdasarkan bobot kriteria yang dikehendaki pengguna.

3.13.3. Sequence Diagram

  

Sequence Diagram adalah bentuk pemodelan sistem yang menggambarkan hubungan

  antar objek atau objek yang saling berinteraksi melalui pesan dalam eksekusi. Diagram ini mengilustrasikan bagaimana pesan dikirim dan diterima diantara objek dan diurutan yang mana. Sequence Diagram untuk sistem yang dirancang pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

  Pada proses perhitungan pemilihan sepeda, sistem dapat melakukan perhitungan dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Weighted Sum Model (WSM). Sequence Diagram untuk proses perhitungan dengan metode AHP diperlihatkan pada Gambar 3.5

Gambar 3.5 Sequence Diagram untuk Proses Perhitungan dengan Metode Analytical Hierarchy Process

  Pada Sequence diagram diatas terlihat bahwa pengguna mengakses form perhitungan dengan metode AHP, kemudian sistem akan menampilkan form perhitungan dan pengguna memasukkan nilai perbandingan berpasangan dari kriteria yang telah ditentukan. Selanjutnya data hasil perhitungan perbandingan berpasangan akan menjadi bobot kriteria, kemudian pengguna memilih 3 alternatif sepeda kemudian alternative tersebut akan dibandingkan satu sama lain berdasarkan kriteria kemudia hasil perbandingan tersebut akan dikalikan dengan bobot dari kriteria yang akan menghasilkan nilai akhir bobot maisng-masing alternatif.

Gambar 3.6 Sequence Diagram untuk Proses Perhitungan dengan Metode

  

Weighted Sum Model

  Pada Sequence diagram diatas terlihat bahwa pengguna mengakses form perhitungan dengan metode WSM, kemudian sistem akan menampilkan form perhitungan dan pengguna memasukkan nilai bobot kriteria yang telah ditentukan. Selanjutnya pengguna memiih alternatif sepeda dari database, yang kemudian system akan melakuka perhitungan dengan metode WSM.

3.1.3.4.Kamus Data

  Kamus dara merupakan sebuah daftar yang mengatur semua komponen data yang berhubungan terhadap sistem dengan definisi singkat dan sejelas-jelasnya, sehingga pengguna dan analis sistem dapat sama-sama mengerti tentanf data masukan, keluaran, komponen penyimpanan dan kalkulasi lanjutan (Pressman,2001).

  Berikut merupakan Kamus Data dari Sistem yang dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut .

  3 Lipat

  Pada metode Analytical Hierarchy Process untuk mendapatkan bobot dari kriteria dan alternatif harus melalui proses perbandingan berpasangan yaitu dimana masing- masing kriteria dan alternatif dibandingkan satu sama lain, setelah kemudian akan diperiksa apakah bobot konsisten atau tidak dimana bentuk kekonsistenan dapat diukur dari nilai CR(Concistency Ratio) yang harus kurang dari nilai 0.1. Flowchart dari metode Analytical Hierarchy Process pada Gambar 3.10 sebagai berikut

  ID Sepeda Nama Sepeda Nilai dari Harga Sepeda Nilai dari Merek Sepeda Nilai dari Model Sepeda

  ID NAMA_SEPEDA HARGA MEREK MODEL varchar(10) varchar(50) int(2) int(2) int(2)

  4 MTB

  ID Sepeda Nama Sepeda Nilai dari Harga Sepeda Nilai dari Merek Sepeda Nilai dari Model Sepeda

  ID NAMA_SEPEDA HARGA MEREK MODEL varchar(10) varchar(50) int(2) int(2) int(2)

  ID Sepeda Nama Sepeda Nilai dari Harga Sepeda Nilai dari Merek Sepeda Nilai dari Model Sepeda

Tabel 3.3. Kamus Data Sistem

  ID NAMA_SEPEDA HARGA MEREK MODEL varchar(10) varchar(30) int(2) int(2) int(2)

  2 Bmx

  ID Sepeda Nama Sepeda Nilai dari Harga Sepeda Nilai dari Merek Sepeda Nilai dari Model Sepeda

  ID NAMA_SEPEDA HARGA MEREK MODEL varchar(10) varchar(50) int(2) int(2) int(2)

  1 Anak

  No Data Field Type Deskripsi

3.1.3.5.Flowchart Metode Analytical Hierarchy Process

Gambar 3.7 Flowchart Metode Analytical Hierarchy Process

3.1.3.6.Flowchart Metode Weighted Sum Model

  Pada metode Weighted Sum Model, bobot dari kriteria akan ditentukan oleh pengguna itu sendiri sesuai dengan keinginannya masing-masing, bobot tersebut akan langsung dikalikan dan dihutng terhadap nilai dari masing-masing alternatif, Berikut disajikan Flowchart dari metode Weighted Sum Model pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8 Flowchart Metode Weighted Sum Model

3.1.3.7.Flowchart Sistem

  Flowchart Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Sepeda dapat dilihat pada Gambar 3.9 berikut.

Gambar 3.9 Flowchart Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Sepeda

3.2. Perancangan Sistem

  Proses perancangan antarmuka (interface) sebuah sistem adalah proses yang cukup penting dalam perancangan sebuah sistem. Merancang antarmuka merupakan bagian yang paling penting dari merancang sebuah sistem. Sebuah antarmuka harus dirancang dengan memperhatikan faktor pengguna sehingga sistem yang dibangun dapat memberikan kenyamanan dan kemudahan untuk digunakan oleh pengguna.

3.2.1 Antarmuka Perhitungan dengan Metode AHP

  Pada tampilan perhitungan dengan metode AHP, akan ditampilkan form untuk mengisi perbandingan berpasangan berdasarkan kriteria, kemudian dari perhitungan perbandingan berpasangan akan ditampilkan bobot kriteria dan nilai kekonsistenan dari bobot tersebut, seperti pada gambar 3.9 berikut.

Gambar 3.10 Antarmuka Perhitungan dengan Metode AHP

  Keterangan : 1.

  Tabel Perbandingan Berpasangan Kriteria Tabel ini berfungsi untuk input perbandingan berpasangan antar kriteria.

  2. Text Field Harga Berfungsi untuk menampilkan data bobot harga dari perhitungan perbandingan berpasangan.

  3. Text Field Model Berfungsi untuk menampilkan data bobot model dari perhitungan perbandingan berpasangan.

  4. Text Field Merek Berfungsi untuk menampilkan data bobot merek dari perhitungan perbandingan berpasangan.

  5. Text Field λ max

  Berfungsi untuk menampilkan data

  λ max dari perhitungan perbandingan berpasangan.

  6. Text Field CI Berfungsi untuk menampilkan data CI (Consistency Index) dari perhitungan perbandingan berpasangan.

  7. Text Field CR Berfungsi untuk menampilkan data CR (Consistency Ratio) dari perhitungan perbandingan berpasangan.

  8. Button Hitung Berupa tombol yang berfungsi untuk menampilkan semua data hasil perbandingan berpasangan.

  9. Button Lanjut Berupa tombol yang berfungsi untuk menampilkan semua data hasil perbandingan berpasangan.

3.2.2 Antarmuka Perhitungan dengan Metode WSM

  Pada Tampilan Perhitungan dengan metode WSM, pengguna akan diminta untuk memasukkan nilai bobot dari kriteria sesuai dengan keinginan. Selanjutnya pengguna memilih alternatif Sepeda kemudian mengakses tombol hitung agar sistem memulai proses perhitungan dengan metode WSM yang hasilnya akan ditampilkan pada form tersebut. Seperti pada gambar 3.11 berikut .

Gambar 3.11 Antarmuka Perhitungan dengan Metode WSM

  Keterangan : 1.

  Text Field Harga Berfungsi untuk menampilkan data bobot harga dari perhitungan perbandingan berpasangan.

  2. Text Field Model Berfungsi untuk menampilkan data bobot model dari perhitungan perbandingan berpasangan.

  3. Text Field Merek Berfungsi untuk menampilkan data bobot merek dari perhitungan perbandingan berpasangan.

  4. Combo box Pemilihan Sepeda Berfungsi untuk memilih jenis sepeda yang akan ditampilkan pada tabel nomor 5.

  5. Tabel Data Alternatif Sepeda Tabel ini berfungsi untuk menampilkan data alternatif sepeda yang diakses dari database .

  6. Button Pilih Berfungsi untuk memberi action memilih sepeda dari tabel.

  7. Tabel Data Sepeda Pilhan Berfungsi untuk menampilkan data Sepeda yang dipilih dari Action Button Pilih.

  8. Tabel Data Nilai Bobot Sepeda Pilihan

  Berfungsi untuk menampilkan data nilai bobot sepeda berdasarkan perhitungan dengan metode WSM.

9. Button Hitung

  Berupa tombol yang berfungsi untuk menampilkan semua data nilai bobot alternatif hasil perhitungan pada Tabel Data Nilai Bobot Sepeda Pilihan.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

4.1. Implementasi Sistem

  Implementasi sistem merupakan proses menerjemahkan hasil analisis dan perancangan sistem ke dalam sebuah bahasa pemrograman. Implementasi sistem pada penelitian ini dibangun menggunakan bahasa pemrogaman bahasa pemrograman Java. Adapun perangkat lunak yang digunakan sebagai Integrated Development Environment (IDE) adalah NetBeans IDE 8.0.1.

4.1.1. Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process

  Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process dalam sistem yang dibuat adalah pada proses perhitungan nilai sepeda dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), dimana dengan metode ini bobot kriteria didapatkan dari nilai perbandingan berpasangan antar kriteria berdasarkan keinginan pengguna. Kemudian bobot dari kriteria tersebut akan dikalikan dengan bobot masing-masing alternatif setelah nilai dari masing-masing alternatif dibandingkan berpasangan satu per satu.

  Berikut disajikan perhitungan pemilihan sepeda dengan metode Analytical Hierarchy Process. Untuk melakukan pemilihan, yang pertama dilakukan adalah menentukan nilai dari masing-masing kriteria pemilihan tersebut, dengan metode ini, nilai dari masing-masing kriteria didapatkan dari nilai perbandingan berpasangan antar masing-masing kriteria seperti pada Tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1. Tabel Perbandingan Berpasangan Kriteria Kriteria Harga Merek Model Bobot

  Harga

  1 1/2

  1

  0.25

  2

  1

  2

  0.5 Merek

  Model

  1 1/2

  1

  0.25 Pada Tabel 4.1 diatas, nilai bobot dari kriteria tersebut didapatkan dari normalisasi perbandingan berpasangan antar masing-masing kriteria, normalisasi dilakukan dengan membagikan masing-masing nilai kriteria dengan jumlah nilai kolom kriteria tersebut, hasil pembagian tersebut kemudian dijumlahkan per baris dan dibagi tiga.

  Kemudian setelah mendapatkan bobot kriteria maka, masing-masing alternatif sepeda akan dibandingkan satu-satu berdasarkan kriteria, dimana alternatif yang akan dibandingkan ada pada Tabel 4.2 sebagai berikut.

Tabel 4.2. Data Nilai Alternatif Sepeda

  ID Harga Merek Model MTB05

  7

  8

  6 MTB09

  7

  8

  8

  8

  8

  9 MTB10 Selanjutnya masing-masing alternatif sepeda akan dibandingkan nilainya berdasarkan masing-masing kriteria, perbandingan berdasarkan kriteria harga seperti

Tabel 4.3. Perbandingan Berpasangan Alternatif Berdasarkan Kriteria Harga

  Selanjutnya masing-masing alternatif sepeda akan dibandingkan nilainya berdasarkan masing-masing kriteria, perbandingan berdasarkan kriteria merek seperti pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Perbandingan Berpasangan Alternatif Berdasarkan Kriteria Merek

  Selanjutnya masing-masing alternatif sepeda akan dibandingkan nilainya berdasarkan masing-masing kriteria, perbandingan berdasarkan kriteria Model seperti pada Tabel 4.5.

  

Harga MTB05 MTB09 MTB10 Bobot

MTB05 7/7 7/7 7/8 0.3182

MTB09

  7/7 7/7 7/8 0.3182

  

MTB10 8/7 8/7 8/8 0.3633

Merek MTB05 MTB09 MTB10 Bobot

MTB05

  8/8 8/8 8/8 0.3333

  

MTB09 8/8 8/8 8/8 0.3333

MTB10 8/8 8/8 8/8 0.3333

Jumlah

  3.0

  3.0

  3.0

  1

Tabel 4.5. Perbandingan Alternatif Berdasarkan Kriteria Model Model MTB05 MTB09 MTB10 Bobot

  

MTB05 6/6 6/8 6/9 0.2609

  8/6 8/8 8/9 0.3478

  MTB09

MTB10 9/6 9/8 9/9 0.3913

  Selanjutnya setelah mendapatkan bobot masing-masing alternatif berdasarkan kriteria,maka bobot masing-masing alternatif akan dikalikan dengan bobot kriteria untuk mendapatkan nilai akhir dari masing-masing alternative, seperti ditampilkan pada Tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.6. Nilai Alternatif dari perhitungan AHP Kriteria Bobot MTB05 MTB09 MTB10

  Harga

  0.25 0.3182 0.3182 0.3636

  Merek

  0.50 0.3333 0.3333 0.3333

  Model

  0.25 0.2609 0.3478 0.3913

  Nilai AHP

  0.29

  0.34

  0.37 Dari Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa Alternatif MTB10 mendapatkan nilai tertinggi dengan nilai 0.37, kemudian MTB 09 dengan nilai 0.34 dan MTB05 dengan nilai 0.29, sehingga rekomendasi sistem jatuh pada alternatif MTB10.

4.1.2. Implementasi Metode Weighted Sum Model

  Penerapan Metode Weighted Sum Model dalam sistem yang dibuat adalah pada proses perhitungan nilai sepeda dengan metode Weighted Sum Model (WSM), dimana dengan metode ini bobot kriteria disesuaiakan dengan keinginan pengguna, berbeda dengan Metode AHP yang menggunakan perbandingan berpasangan, dengan Metode WSM pengguna langsung menetapkan bobot dari kriteria tersebut dimana jumlah dari besar nilai masing-masing bobot haruslah 100%.

  Berikut disajikan perhitungan pemilihan sepeda dengan Metode WSM, dimana hal pertama yang dilakukan adalah menetapkan bobot dari masing-masing krteria dan selanjutnya dari bobot tersebut lagnsung dikalikan masing-masing dengan nilai alternatif, seperti pada Tabel 4.7 berikut.

Tabel 4.7. Perhitungan dengan Metode WSM

ID HARGA MEREK MODEL NILAI

  

BOBOT 25% 50% 25% 100%

MTB05

  7

  8

  6

  8.75 MTB09

  7

  8

  8

  7.75

  8

  8

  9

  8.25 MTB10 Dari Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa dengan bobot kriteria Harga 25%, Merek

  50% dan Model 25% dengan alternatif MTB05, MTB09 dan MTB10, melalui perhitungan dengan metode WSM didapatkan bahwa Alternatif MTB05 mendapatkan nilai tertinggi dengan nilai 8.75, kemudian MTB10 dengan nilai 8.25 dan MTB05 dengan nilai 7.75, sehingga sistem merekomendasikan pengguna untuk memilih alternaitf MTB05.

4.2. Antarmuka Sistem

  Pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Sepeda ini terdapat lima tampilan antarmuka, yaitu :

1. Home 2.

  Perhitungan dengan AHP 3. Perhitungan dengan WSM 4. Bantuan 5. Katalog Sepeda

4.2.1. Tampilan Home

  

Home merupakan form yang pertama kali muncul pada saat aplikasi dijalankan. Form

  ini terdiri dari dua Tab Menu, yaitu Tab Menu dan Tab Sepeda. Halaman utama pada aplikasi dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Form Home

  Tab Menu terdiri dari beberapa submenu yaitu , Perhitungan AHP,

  Perhitungan WSM, Bantuan dan menu Keluar. Tab Sepeda merupakan katalog dari data sepeda yang ada pada sistem dan terdiri dari beberapa submenu yaitu Sepeda MTB, Sepeda BMX, Sepeda Anak, dan Sepeda Lipat.

  4.2.2. Perhitungan AHP

  Perhitungan AHP merupakan submenu pada tab Menu yang merupakan interface untuk melakukan perhitungan dengan menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process, dimana disediakan tabel untuk perbandingan berpasangan kriteria, 6 TextField untuk menampung data hasil perhitungan dan 2 button untuk melanjutkan proses perhitungan.

  Tampilan untuk form ini dapat dilihat pada Gambar 4.2 .

Gambar 4.2 Form Perhitungan AHP

  4.2.3. Perhitungan WSM

  Perhitungan WSM merupakan submenu pada tab Menu yang merupakan interface untuk melakukan perhitungan dengan menggunakan Weighted Sum Model, dimana disediakan

  3 TextField untuk mengisi bobot kriteria, 3 tabel untuk pemilihan sepeda dan menampung hasil perhitungan, serta 1 button untuk action perhitungan. Tampilan untuk

  form ini dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Form Perhitungan WSM 4.2.4.

   Bantuan

Menu Bantuan merupakan Form yang digunakan untuk menampilkan informasi tentang

  cara mengoperasikan sistem atau aplikasi yang dibuat. Tampilan untuk tab Help dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Menu Bantuan

4.2.5. Katalog Sepeda

  

Tab Sepeda merupakan form yang digunakan untuk menampilkan informasi tentang data

  sepeda yang ada pada sistem, bentuk penyajiannya mirip dengan katalog unutk memberikan referensi kepada pengguna sebekum memilih sepeda pada sistem. Tampilan untuk Tab Sepeda dapat dilihat pada Gambar 4.5.

Gambar 4.5 Tab SEPEDA

4.3. Pengujian Sistem

  Pengujian sistem dilakukan untuk mengetahui bagaimana kinerja sistem dalam pengimplementasian Metode Analytical Hierarchy Process dan Weighted Sum Model untuk melakukan proses pemilihan sepeda. Apakah sistem telah berjalan sesuai dengan fungsi-fungsi yang sebelumnya ditentukan pada tahap analisis dan perancangan sistem Hasil yang diberikan dari masing-masing metode nantinya akan dibandingkan satu sama lain berdasarkan Running Time Calculation.

4.3.1. Pengujian Sistem dengan Metode Analytical Hierarchy Process

  Untuk melakukan pemilihan sepeda dengan metode Analytical Hierarchy Process tahap awal yang dilakukan adalah memilih submenu Perhitungan AHP pada Tab Menu. Setelah tampilan form Perhitungan AHP muncul maka lakukan langkah-langkah berikut ini untuk melakukan proses pemilihan.

1. Mengisi form perbandingan berpasangan kriteria pada tabel yang telah disediakan.

  2. Setelah mengisi tabel perbandingan berpasangan tekan tombol Hitung untuk mendapatkan bobot dari kriteria berdasarkan perbandingan berpasangan tadi yang akan ditampilkan pada textfield dan running time dari proses perhitungan tersebut seperti pada Gambar 4.6.

Gambar 4.6 Form Perbandingan Berpasangan Kriteria 3.

  Menekan tombol Lanjut untuk menuju form pemilihan Sepeda dari Database.

4. Pada Form Pemilihan Sepeda, Pilih jenis sepeda yang ingin dipilih pada Combo

  Box, kemudian dari tabel data sepeda pilih 3 sepeda dan tekan tombol Pilih untuk mendapatkan sepeda pilihan seperti pada Gambar 4.7.

Gambar 4.7 Form Pemilihan Sepeda

  Setelah memilih sepeda, maka ketiga sepeda tersebut yang telah memilliki nilai pada masing-masing kriteria akan dibandingkan satu sama lain, kemudian akan mendapatkan bobot masing-masing sepeda berdasarkan masing-masing kriteria, kemudian bobot sepeda tersebut akan dikalikan dengan bobot kriteria dari form sebelumnya, seperti pada Gambar 4.8.

Gambar 4.8 Form Hasil Perhitungan AHP

4.3.2. Pengujian Metode Weighted Sum Model

  Untuk melakukan pemilihan sepeda dengan metode Weighted Sum Model, tahap awal yang dilakukan adalah memilih submenu Perhitungan AHP pada Tab Menu. Setelah tampilan form Perhitungan WSM muncul maka lakukan langkah-langkah berikut ini untuk melakukan proses pemilihan.

1. Masukkan nilai kriteria Harga, Merek dan Model sesuai dengan keinginan pengguna, jumlah ketiga kriteria ini haruslah berjumlah 100%.

  2. Memilih jenis sepeda pada Combo Box kemudian memilih alternatif sepeda dari Tabel.

  3. Menekan tombol Hitung untuk mendapatkan nilai WSM seperti pada Gambar 4.9.

Gambar 4.9 Form Perhitungan WSM

4.4. Hasil Pengujian

  Hasil pengujian yang didapatkan melalui penelitian ini berupa nilai dari masing-masing sepeda berdasarkan masing-masing metode dan sesuai dengan nilai kriteria yang dinginkan pengguna,

4.4.1. Hasil Pengujian Sistem dengan Metode Analytical Hierarchy Process

  Pengujian dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dilakukan sebanyak 5 kali dengan alternatif yang berbeda pada setiap pengujian namun bobot tetap sama.

  Hasil pengujian 1 dengan metode Analytical Hierarchy Process dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Hasil Pengujian 1 dengan Metode AHP pada Sistem

  Kriteria Bobot MTB05 MTB09 MTB10 HARGA 0.4431 0.2609 0.3913 0.3478 MEREK 0.3875 0.3636 0.3182 0.3182 MODEL 0.1694 0.3182 0.3636 0.3182 NILAI AHP

  0.31

  0.36

  0.33 Pada Tabel 4.8 terlihat bahwa Sepeda MTB09 menempati urutan pertama dengan

  nilai 0.36, kemudian MTB10 dengan nilai 0.33 dan MTB05 dengan nilai 0.31 dan waktu yang digunakan dalam melakukan proses pemilihan dengan Metode AHP adalah 0.040 seconds . Hasil pengujian 2 dengan Metode AHP dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut.

Tabel 4.9 Hasil Pengujian 2 dengan Metode AHP pada Sistem

  Kriteria Bobot MTB01 MTB06 MTB08 HARGA 0.4431 0.3182 0.3182 0.3636 MEREK 0.3875

  0.28

  0.36

  0.36 MODEL 0.1694

  0.3

  0.35

  0.35 NILAI AHP

  0.3

  0.34

  0.36 Pada Tabel 4.9 terlihat bahwa Sepeda MTB08 menempati urutan pertama dengan

  nilai 0.38, kemudian MTB06 dengan nilai 0.34 dan MTB01 dengan nilai 0.3. Waktu yang digunakan dalam melakukan proses pemilihan dengan Metode AHP adalah 0.026 . Hasil pengujian 3 dengan Metode AHP dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut.

  seconds

Tabel 4.10 Hasil Pengujian 3 dengan Metode AHP pada Sistem

  Kriteria Bobot SL02 SL07 SL09 HARGA 0.4431 0.3478 0.3043 0.3478 MEREK 0.3875 0.3182 0.3636 0.3182 MODEL 0.1694 0.3158 0.3158 0.3684 NILAI AHP

  0.33

  0.33

  0.34 Pada Tabel 4.10 terlihat bahwa Sepeda SL09 menempati urutan pertama dengan

  nilai 0.34, kemudian SL02 dan SL07 sama-sama memiliki nilai 0.33. Waktu yang digunakan dalam melakukan proses pemilihan dengan Metode AHP adalah 0.033

  seconds . Hasil pengujian 4 dengan Metode AHP dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut.

Tabel 4.11 Hasil Pengujian 4 dengan Metode AHP pada Sistem

  Kriteria Bobot BMX03 BMX07 BMX09 HARGA 0.4431

  0.3

  0.3

  0.4 MEREK 0.3875 0.3636 0.3636 0.2727 MODEL 0.1694 0.3913 0.3043 0.3043 NILAI AHP

  0.34

  0.33

  0.33 Pada Tabel 4.11 terlihat bahwa Sepeda BMX03 menempati urutan pertama dengan nilai 0.34, sedangkan BMX07 dan BMX09 memiliki nilai yang sama yaitu 0.33. Waktu yang digunakan dalam melakukan proses pemilihan dengan Metode AHP adalah 0.052 seconds. Hasil pengujian 5 dengan Metode AHP dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut.

Tabel 4.12 Hasil Pengujian 5 dengan Metode AHP pada Sistem

  Kriteria Bobot SA04 SA05 SA07 HARGA 0.4431

  0.35

  0.35

  0.3 MEREK 0.3875 0.3636 0.3182 0.3182 MODEL 0.1694 0.375 0.2917 0.3333 NILAI AHP

  0.36

  0.33

  0.31 Pada Tabel 4.12 terlihat bahwa Sepeda SA04 menempati urutan pertama dengan

  nilai 0.36, kemudian SA05 dengan nilai 0.33 dan SA07 dengan nilai 0.31. Waktu yang digunakan dalam melakukan proses pemilihan dengan Metode AHP adalah 0.024

  seconds .

  Dari 5 pengujian diatas dapat diketahui bahwa sistem rata-rata membutuhkan waktu sekitar 0.035 seconds untuk melakukan proses perhitungan dengan Metode AHP.

4.4.2. Hasil Pengujian Sistem dengan Metode Weighted Sum Model

  Pengujian dengan Metode Weighted Sum Model (WSM) dilakukan sebanyak 5 kali dengan alternatif yang berbeda pada setiap pengujian namun bobot tetap sama.

  Hasil pengujian 1 dengan metode Weighted Sum Model dapat dilihat seperti pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13 Hasil Pengujian 1 dengan Metode WSM pada Sistem

  Kriteria Bobot MTB05 MTB09 MTB10 HARGA 44%

  6

  9

  8 MEREK 39%

  8

  7

  7 MODEL 17%

  7

  8

  7 NILAI

  6.95

  8.05

  7.44 Pada Tabel 4.13 terlihat bahwa Sepeda MTB09 menempati urutan pertama

  dengan nilai 8.05, kemudian MTB10 dengan nilai 7.44 dan MTB05 dengan nilai 6.95 dan waktu yang digunakan dalam melakukan proses pemilihan dengan Metode WSM adalah 0.001 seconds. Hasil pengujian 2 dengan Metode WSM dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut.

Tabel 4.14 Hasil Pengujian 2 dengan Metode WSM pada Sistem

  Kriteria Bobot MTB01 MTB06 MTB08 HARGA 44%

  7

  7

  8 MEREK 39%

  7

  9

  9 MODEL 17%

  6

  7

  7 NILAI

  6.83

  7.78

  8.22 Pada Tabel 4.14 terlihat bahwa Sepeda MTB08 menempati urutan pertama

  dengan nilai 8.22, kemudian MTB06 dengan nilai 7.78 dan MTB01 dengan nilai 6.83 dan waktu yang digunakan dalam melakukan proses pemilihan dengan Metode WSM adalah 0.001 seconds. Hasil pengujian 3 dengan Metode WSM dapat dilihat pada Tabel 4.15 berikut.

Tabel 4.15 Hasil Pengujian 3 dengan Metode WSM pada Sistem

  Kriteria Bobot SL02 SL07 SL09 HARGA 44%

  8

  7

  8 MEREK 39%

  7

  8

  7 MODEL 17%

  6

  6

  7 NILAI

  7.27

  7.22

  7.44 Pada Tabel 4.15 terlihat bahwa Sepeda SL09 menempati urutan pertama dengan

  nilai 7.44, kemudian SL02 dengan nilai 7.27 dan SL07 dengan nilai 7.22 dan waktu yang digunakan dalam melakukan proses pemilihan dengan Metode WSM adalah 0.001

  seconds . Hasil pengujian 4 dengan Metode WSM dapat dilihat pada Tabel 4.16 berikut

Tabel 4.16 Hasil Pengujian 4 dengan Metode WSM pada Sistem

  Kriteria Bobot BMX03 BMX07 BMX09 HARGA 44%

  6

  6

  8 MEREK 39%

  8

  8

  6 MODEL 17%

  9

  7

  7 NILAI

  7.29

  6.95

  7.05 Pada Tabel 4.16 terlihat bahwa Sepeda BMX03 menempati urutan pertama dengan nilai 7.29, kemudian BMX09 dengan nilai 7.05 dan BMX07 dengan nilai 6.95 dan waktu yang digunakan dalam melakukan proses pemilihan dengan Metode WSM adalah 0.001 seconds. Hasil pengujian 4 dengan Metode WSM dapat dilihat pada Tabel 4.17 berikut.

Tabel 4.17 Hasil Pengujian 5 dengan Metode WSM pada Sistem

  Kriteria Bobot SA04 SA05 SA07 HARGA 44%

  7

  7

  6 MEREK 39%

  8

  7

  7 MODEL 17%

  9

  7

  8 NILAI

  7.73

  7.00

  6.73 Pada Tabel 4.17 terlihat bahwa Sepeda SA04 menempati urutan pertama dengan

  nilai 7.73, kemudian SA05 dengan nilai 7.00 dan SA07 dengan nilai 6.73 dan waktu yang digunakan dalam melakukan proses pemilihan dengan Metode WSM adalah 0.001

  seconds .

  Dari 5 pengujian diatas dapat diketahui bahwa sistem rata-rata membutuhkan waktu sekitar 0.001 seconds untuk melakukan proses perhitungan dengan Metode WSM.

4.4.3. Pengujian Running Time Calculation

  Pengujian dilakukan dengan menggunakan : 1.

  Laptop Compaq Presario CQ42 dengan spesifikasi : Processor

  : Intel® Core™ i5 CPU M 450 @2.40 GHz RAM : 2,00 GB OS : Windows 7 32-bit Operating System 2.

  Netbook Asus X453MA-WX217D dengan spesifikasi : Processor : Intel Celeron N2840 2.58 GHz RAM : 2,00 GB DDR3 OS : Windows 8 64-bit Operating System 3.

  ACER ASPIRE 4738Z dengan spesifikasi: Processor : Intel® Pentium® processor P6100 (3 MB L3 cache, 2 GHz, DDR3 1066 MHz, 35 W RAM : 1,00 GB DDR3 OS : Windows 7 32-bit Operating SysteM

  Dari 5 kali percobaan yang dilakukan dengan 3 mesin komputer yang berbeda, maka berikut hasil pengujian dengan Metode AHP yang ditampilkan pada Tabel 4.18 berikut :

0.07 Wa

  0.02

  kt u (d et ik) Pengujian Metode AHP Laptop Compaq Presario CQ42 Netbook Asus X453MA- WX217D

  0.06

  0.05

  0.04

  0.03

  0.01

Tabel 4.18 Hasil Pengujian Running Time Calculation Sistem Metode AHP

  Metode Pengujian Laptop Compaq Presario CQ42 Netbook Asus X453MA-WX217D ACER ASPIRE 4738Z

Tabel 4.19 Hasil Pengujian Running Time Calculation Sistem Metode WSM

  Sedangkan dengan dengan Metode WSM hasil pengujian ditampilkan pada Tabel 4.19 berikut :

Gambar 4.10 Grafik Pengujian Running Time Calculation Sistem Metode AHP

  Data Tabel 4.18 dapat ditampilkan pada Gambar 4.10 berikut,

  0.03 0.044

  Metode Pengujian Laptop Compaq Presario CQ42 Netbook Asus X453MA-WX217D Acer Aspire 4738Z AHP Pengujian 1 0.04 0.043 0.045 Pengujian 3 0.033 0.035 0.053 Pengujian 4 0.056 0.059 0.064 Pengujian 5 0.024

ACER ASPIRE 4738Z

  WSM Pengujian 1 0.001 0.001 Pengujian 2 0.001 0.001 0.002 Pengujian 3 0.0 0.001 0.001 Pengujian 4 0.001 0.001 0.002 Pengujian 5 0.0 0.001 0.003

  Data Tabel 4.19 dapat ditampilkan pada Gambar 4.11 berikut

Gambar 4.11 Grafik Pengujian Running Time Calculation Sistem Metode WSM

  Dari pengujian yang telah dilakukan yang ditampilkan pada Tabel 4.18 dan 4.19 maka dapat disimpulkan bahwa Metode WSM memiliku Running Time Calculation yang lebih cepat dibandingkan dengan Metode AHP.

  Pengujian dilakukan dengan membandingkan hasil rekomendasi dari Sistem dengan hasil pilihan pengguna (Decision Maker) dari kuesioner. Dimana ada 2 kuesioner yang menggunakan sistem yaitu : 1.

  Decision Maker 1 yaitu seseorang yang mengetahui tentang sepeda.

  0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0.003 0.0035

  Wa k tu

Pengujian Metode WSM

  Laptop Compaq Presario CQ42 Netbook Asus X453MA- WX217D

ACER ASPIRE 4738Z

4.4.4. Pengujian Akurasi Sistem

2. Decision Maker 2 yaitu orang awam mengetahui tentang sepeda

  Berikut merupakan tabulasi hasil pengujian sistem dengan menggunakan Metode AHP, Metode WSM dan Keputusan dari pengguna (Decision Maker), seperti pada Tabel 4.20 berikut

Tabel 4.20 Perbandingan Hasil Pengujian Akurasi Sistem

  Decision Decision NO Sistem (AHP) Sistem(WSM)

  Maker 1 Maker 2

  

1 MTB09 MTB09 MTB09 MTB09

  

2 MTB08 MTB08 MTB01 MTB08

  3 SL09 SL09 SL02 SL07

  

4 BMX03 BMX03 BMX03 BMX03

  

5 SA04 SA04 SA04 SA05

  Berdasarkan 5 kali pengujian yang telah dilakukan pada sistem dengan bobot dan alternatif yang sama, baik dengan Metode AHP ataupun Metode WSM, kedua Metode ini menghasilkan rekomendasi yang sama, seperti terlihat pada Tabel 4.18, baik pengguna

  

(Decision Maker) juga mempunyai keputusan yang sama sesuai dengan sistem untuk itu

  dengan menggunakan rumus akurasi, maka tingkat kinerja Sistem dengan pada studi kasus ini adalah dengan akurasi sebesar : TP =3 , TN=3 , FP=2 , FN=2 Akurasi =

  Maka berdasarkan perhitungan akurasi yang telah dilakukan dengan rujukan hasil pengujian sistem, maka tingkat akurasi dari Sistem dengan Metode AHP ataupun WSM sama.

  

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab 5 ini akan disimpulkan, aplikasi yang telah dirancang telah dapat melakukan pemilihan sepeda dengan Metode Anlytical Hierarchy Process dan Weighted Sum Model. Pada bab ini juga disajikan saran-saran yang bermanfaat sebagai masukan bagi

  pengembangan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan dengan Metode Analytical Hierarchy Process dan Weighted Sum Model yang lebih baik.

5.1. Kesimpulan

  Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1.

  Sistem dapat memberikan rekomendasi ranking alternatif pilihan untuk menyelesaikan permasalahan pemilihan sepeda dengan mengimplementasikan Metode Analytical Hierarchy Process dan Weighted Sum Model pada sistem.

  2. Setelah dilakukan pengujian dengan bobot kriteria dan alternatif yang sama, hasil perhitungan dari kedua metode sama dan dari pengujian didapatkan bahwa Metode Weighted Sum Model mempunyai waktu Running Time Calculation yang lebih cepat dibandingkan Metod Analytical Hierarchy Process.

  3. Dengan menggunakan sistem ini pengguna dapat lebih efektif dan efisien dalam pemilihan sepeda sesuai dengan kriteria yang diinginkan.

  4. Hasil yang diperoleh dari perhitungan sistem ini hanya sebagai alat bantu bagi pengguna untuk menyelesaikan permasalahan Pemilihan Sepeda.

5.2. Saran

  Saran yang dapat diberikan pada penulis untuk pengembangan dan perbaikan sistem lebih lanjut adalah:

  1. Aplikasi yang dirancang diharapkan dapat dibuat dalam versi mobile, seperti platform Android ataupun IOS .

  2. Aplikasi yang dirancang diharapkan dapat lebih banyak memberikan pilihan jenis dan merek sepeda lainnya.

  3. Analisis yang dilakukan diharapkan dapat lebih dalam lagi sehingga dapat mengetahui kompleksitas dari Metode Analytical Hierarchy Process dan Weighted Sum Model.

Dokumen yang terkait

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Mata Pelajaran Lintas Minat kurikulum 2013 Menggunakan Algoritma Weighted Product dan Analytical Hierarchy Process

9 107 108

Perbandingan Metode Analytical Hierarchy Process Dan Weighted Sum Model Pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Sepeda

11 131 80

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Customer Service Pada PT. Global Media Nusantara Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

5 80 87

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Notebook Menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP)

0 4 0

Sistem Pendukung Keputusan Untuk Memilih Karakteristik Kopi Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

1 12 1

Sistem Informasi Manajemen Beasiswa ITS Berbasis Sistem Pendukung Keputusan Menggunakan Analytical Hierarchy Process

0 2 6

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan - Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Mata Pelajaran Lintas Minat kurikulum 2013 Menggunakan Algoritma Weighted Product dan Analytical Hierarchy Process

0 0 16

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM - Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan Kelas Dengan Metode Weighted Sum Model (WSM) & Weighted Product Model (WPM) Berbasis Android (Studi Kasus ; SMA Negeri 1 Tebing Tinggi)

0 3 36

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pendukung Keputusan - Perbandingan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Metode Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation (PROMETHEE) untuk Pemilihan Hardisk Eksternal

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pendukung Keputusan - Perbandingan Metode Analytical Hierarchy Process Dan Weighted Sum Model Pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Sepeda

0 0 19