BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - MODEL BELIEF ADJUSTMENT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI BERDASARKAN INFORMASI NON AKUNTANSI - Perbanas Institutional Repository
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini disusun dengan merujuk pada penelitian terdahulu.
Berikut penjelasan secara garis besar mengenai penelitian terdahulu dengan persamaan dan perbedaannya yang dapat mendukung penelitian ini.
1. Luciana Spica Almilia dan Supriyadi (2013)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh urutan informasi dan pola penyajian informasi terhadap pengambilan keputusan investasi. Variabel dependen pada penelitian ini yaitu keputusan investor terhadap penentuan nilai saham perusahaan sedangkan variabel independen dari penelitian ini yaitu pola penyajian informasi dan urutan bukti-bukti. Partisipan pada penelitian eksperimen ini sejumlah 91 orang Mahasiswa/i jurusan Akuntansi Universitas swasta di Surabaya yang telah menempuh mata kuliah Analisa Laporan Keuangan dan Manjaemen Investasi Pasar Modal. Desain penelitian eksperimen ini menggunakan desain eksperimen 2x2, yaitu dengan pola penyajian informasi (step by step dan end of sequence) dan urutan bukti (good news diikuti
bad news dan bad news diikuti good news). Teknik analisis yang digunakan pada
penelitian ini menggunakan pengujian statistik ANOVA dan uji t-test. Hasil dari penelitian ini tidak terdapat perbedaan keputusan investasi antara partisipan yang menerima urutan informasi good news diikuti bad news dibandingkan partisipan yang menerima urutan informasi bad news diikuti good news untuk penyajian informasi step by step. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan keputusan investasi antara partisipan yang menerima urutan informasi
good news diikuti bad news dibandingkan partisipan yang menerima urutan
informasi bad news diikuti good news untuk penyajian informasi end of sequence.Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini. Adapun persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini yaitu: 1.
Variabel dependen pada penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini sama- sama menggunakan pengambilan keputusan investasi.
2. Variabel independen pada penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini sama-sama menggunakan pola penyajian informasi berupa step by step dan
end of sequence , dan urutan informasi.
3. Partisipan pada penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini sama-sama menggunakan Mahasiswa/i yang telah menempuh mata kuliah Analisa Laporan Keuangan dan Manajemen Investasi Pasar Modal atau Manajemen Investasi Portofolio.
4. Grand theory yang digunakan pada penelitian ini sama-sama menggunakan teori Belief Adjustment.
Terdapat pula perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Luciana Spica dan Supriyadi dengan penelitian saat ini, yaitu: 1.
Pada Desain eksperimennya. Pada peneitian terdahulu menggunakan desain eksperimen 2x2, yaitu pola penyajian informasi (step by step dan end of
good news) sedangkan pada penelitian saat ini menggunakan Desain
eksperimen 2x2x2 mixed design (between subject dan within subject) yaitu, pola penyajian informasi (step by step dan end of sequence) dan urutan bukti
(good news diikuti bad news dan bad news diikuti good news).
2. Jenis informasi yang digunakan pada penelitian terdahulu menggunakan jenis informasi akuntansi saja, sedangkan pada penelitian saat ini menggunakan jenis informasi nonakuntansi saja.
2. Luciana Spica Almilia, Jogiyanto Hartono, Supriyadi, dan
Ertambang Nahartyo (2013)Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh urutan penyajian informasi dalam pengambilan keputusan investasi, serta menguji pengaruh pola penyajian informasi dalam pengambilan keputusan investasi. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pola penyajian informasi (step by step dan end of
sequence), urutan bukti (good news diikuti bad news dan bad news diikuti good
news), dan tipe informasi (akuntansi, nonakuntansi, serta kombinasi dari informasi
akuntansi dan nonakuntansi), sedangkan variabel dependen pada penelitian ini menggunakan efek keputusan investor terhadap penentuan nilai saham perusahaan. Partisipan pada penelitian ini adalah Mahasiswa Akuntansi dan Manajemen yang telah menempuh mata kuliah Analisa Laporan Keuangan serta manajemen investasi dan pasar modal. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen dengan desain penelitian 2x2x3, yaitu pola penyajian informasi (step
news diikuti good news), dan tipe informasi (akuntansi, nonakuntansi, serta
kombinasi dari informasi akuntansi dan nonakuntansi). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan uji t-test. Hasil penelitian ini menunjukkan “judgment bias”, khususnya efek kekinian akan lebih tinggi ketika pola penyajian informasi bersifat sekuensial atau bertahap. Hasil dari penelitian ini juga menunjukkan adanya recency effect dalam pengambilan keputusan investasi apabila informasi disajikan secara step by step dan tidak terjadi efek urutan dalam pengambilan keputusan investasi jika informasi disajikan secara simultan end of sequence.
Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini, adapun persamaannya yaitu:
1. Variabel dependen yang digunakan sama-sama menggunakan pengambilan keputusan investasi.
2. Variabel independen yang digunakan pada penelitian ini sama-sama menggunakan pola penyajian informasi dan urutan informasi.
3. Partisipan pada penelitian ini sama-sama menggunakan Mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah Analisa Laporan Keuangan dan Manajemen Investasi Pasar Modal atau Manajemen Investasi Portofolio.
Adapun terdapat beberapa perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini, yaitu:
1. Pada penelitian terdahulu mengunakan desain eksperimen 2x2x3, yaitu pola penyajian informasi (step by step dan end of sequence), urutan bukti (good
(akuntansi, nonakuntansi, serta kombinasi dari informasi akuntansi dan nonakuntansi), berbeda dengan penelitian saat ini yang menggunakan desain eksperimen 2x2x2 mixed design (between subject dan within subject), yaitu pola penyajian informasi (step by step dan end of sequence), urutan bukti
(good news diikuti bad news dan bad news diikuti good news), seri informasi (seri informasi panjang dan seri informasi pendek).
2. Jenis informasi yang digunakan, pada penelitian terdahulu menggunakan jenis informasi akuntansi, nonakuntansi, dan kombinasi dari informasi akuntansi dan nonakuntansi, sedangkan pada peneliian saat ini menggunakan jenis informasi nonakuntansi saja.
3. Pada penelitian terdahulu menggunakan web based facilities dimana partisipan akan mengisi kuesioner melalui web yang telah dibuat oleh peneliti, sedangkan pada penelitian saat ini menggunakan paper and pencil
based eksperiment yang kuesionernya akan dibagikan dan diisi secara manual oleh partisipan.
3. Dipankar Gosh dan Anne Wu (2012)
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk meneliti kemungkinan atau tidak mungkin dari ukuran kinerja finansial dan non finansial perusahaan pada rekomendasi analisis keuangan untuk melakukan divestasi atau investasi dalam sebuah perusahaan. Variabel independen pada penelitian ini adalah ukuran kinerja (finansial dan non finansial) dan keuntungan ini yaitu para analis keuangan. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen dengan desain eksperimen 2x2 between subject design yaitu, pengukuran kinerja (keuangan dan non keuangan) dan tingkat keuntungan (menguntungkan atau tidak menguntungkan). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran kinerja finansial dan non finansial dan kemungkinan yang terjadi berdampak interaktif dengan rekomendasi analis.
Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian tedahulu dengan penelitian saat ini. Adapun persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini yaitu: 1.
Topik yang digunakan pada penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini sama-sama menggunakan topik keputusan investasi.
2. Penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini sama-sama menggunakan jenis penelitian eksperimen.
3. Pada penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini sama-sama menggunakan data primer, yaitu data diperoleh langsung dari partisipan.
Sedangkan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini yaitu:
1. Pada penelitian terdahulu menggunakan desain eksperimen between subject
design yaitu, pengukuran kinerja (keuangan dan nonkeuangan) dan tingkat keuntungan (menguntungkan atau tidak menguntungkan).
2. Variabel independen yang digunakan pada penelitian terdahulu menggunakan ukuran kinerja dan keuntungan mereka, sedangkan pada penelitian saat ini menggunakan variabel independen pola penyajian informasi, urutan informasi, dan seri informasi.
3. Partisipan penelitian terdahulu yaitu analis keuangan, sedangkan partisipan pada penelitian saat ini yaitu Mahasiswa S1 Akuntansi dan S1 Manajemen di STIE Perbanas Surabaya yang telah menempuh mata kuliah Analisa Laporan Keuangan dan Manajemen Investasi Pasar Modal atau Manajemen Investasi Portofolio.
4. Sri Wahyuni dan Jogiyanto Hartono (2012)
Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni dan Jogiyanto ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai efek pengingat dan anchoring
adjustment pengumuman laba. Variabel dependen pada penelitian ini yaitu
evaluasi investor terhadap kinerja perusahaan melalui perkiraan sedangakan variabel independen dalam penelitian ini adalah faktor perlakuan. Partisipan pada penelitian ini yaitu Mahasiswa Magister dan program Doktor. Penelitian eksperimen ini menggunakan desain eksperimen 2x3x2 yaitu, pengungkapan laba
(gain and loss), pengulangan dari laba sebelumnya di pengumuman saat ini yang
terdiri dari tiga tingkatan (profit, keuntungan ditambah deskripsi, dan laba disesuaikan ditambah deskripsi), dan pengulangan pengumuman dengan gambaran berbeda dari periode berjalan dan periode saat ini ditambah salinan laba periode sebelumnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seorang investor mengevaluasi kinerja dari perusahaan yang lebih baik ketika informasi menggunakan nilai patokan atau nilai awal yang diungkapkan dalam pengumuman laba periode saat ini, dan sebaliknya pada rugi periode sebelumnya investor cenderung menilai bahwa kinerjanya buruk.
Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini, adapun persamaannya yaitu, penelitian eksperimen dengan topik yang sama yaitu keputusan investasi. Sedangkan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini yaitu:
1. Partisipan pada penelitian terdahulu adalah Mahasiswa magister dan program
Doktor, sedangkan pada penelitian saat ini ada Mahasiswa S1 Akuntansi dan S1 Manajemen di STIE Perbanas Surabaya yang sedang dan/atau telah menempuh mata kuliah Analisa Laporan Keuangan dan/atau Manajemen Investasi Pasar Modal atau Manajemen Investasi Portofolio.
2. Variabel independen pada penelitian ini adalah faktor perlakuan sedangkan variabel independen pada penelitian saat ini ada pola penyajian informasi, seri informasi, dan urutan informasi.
5. Robert Pinsker (2011)
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali penelitian yang dilakukan oleh Pinsker pada tahun 2007 dengan menambah informasi dua puluh menjadi empat puluh guna menentukan recency menjadi primacy, dan adanya perbedaan atau potensi memburuk dari order effect saat dibandingkan dengan pola pengungkapan. Variabel independen pada penelitian ini adalah pola penyajian informasi (step by step dan end of sequence) dan Urutan informasi (good news diikuti bad news dan bad news diikuti good news).
Partisipan pada penelitian ini adalah Mahasiswa University of South
Florida sejumlah 127 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan desain eksperimental 2x2 yaitu, pola penyajian informasi (step by
step dan end of sequence) dan Urutan informasi (good news diikuti bad news dan
bad news diikuti good news). Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah ANOVA. Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat efek urutan yang membuktikan bahwa terjadi recency effect yang memberikan bobot pada akhir informasi dan nilai rata-rata kondisi sekuensial tidak signifikan daripada nilai rata- rata pada kondisi simultan.
Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini. Adapun persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini yaitu: 1.
Variabel independen yang digunakan pada penelitian ini sama-sama menggunakan pola penyajian informasi (step by step dan end of sequence) dan Urutan informasi (good news diikuti bad news dan bad news diikuti good
news) 2.
Partisipan yang digunakan pada penelitian terdahulu sama-sama menggunakan partisipan Mahasiswa.
3. Grand theory yang digunakan pada penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang sama-sama menggunakan Belief Adjustment theory.
Adapun perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Pinsker dengan penelitian saat ini yaitu:
1. Kriteria partisipan yang digunakan adalah Mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah Analisa Laporan Keuangan dan Manajemen Investasi Pasar Modal atau Manajemen Investasi Portofolio.
2. Desain eksperimen yang digunakan pada penelitian Pinsker menggunakan
Desain eksperimen 2x2, yaitu pola penyajian informasi (step by step dan end
of sequence) dan Urutan informasi (good news diikuti bad news dan bad news
diikuti good news) sedangkan pada penelitian ini menggunakan desain eksperimen 2x2x2 mixed design (between subject dan within subject), yaitu pola penyajian informasi (step by step dan end of sequence) dan urutan informasi (good news diikuti bad news dan bad news diikuti good news), dan seri informasi (seri informasi panjang dan seri informasi pendek.
6. Luciana Spica Almilia (2010)
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menguji pengaruh order effect dalam pengambilan keputusan investasi. Penelitian ini berusaha untuk mengembangkan penelitian Pinsker (2007) serta Ashton dan Kennedy (2002) dengan menguji pengaruh recency effect pada pola pengungkapan step by step (SbS) dan end of sequence (EoS) terkait keputusan penilaian perusahaan dengan menggunakan informasi keuangan perusahaan. Variabel dependen pada penelitian ini yaitu revisi keputusan investor terkait penilaian harga saham, sedangkan
(SbS) dan end of sequence (EoS) dan urutan informasi (++-- dan --++). Partisipan pada penelitian ini sejumlah 91 orang Mahasiswa jurusan akuntansi perguruan tinggi swasta di Surabaya. Penelitian eksperimen ini menggunakan desain eksperimen 2x2 yaitu pola pengungkapan informasi (step by step dan end of
sequence) dan urutan informasi (++-- dan --++). Teknik analisis yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu uji analisis statistik ANOVA, uji T, dan uji one way ANOVA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh order effect dalam pengambilan keputusan investasi, yaitu recency effect, dan tidak adanya pengaruh recency effect pada informasi yang disajikan dengan pola pengungkapan end of sequence.
Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini, adapun persamaannya yaitu:
1. Variabel dependen pada penelitian terdahulu sama dengan variabel dependen pada penelitian saat ini yaitu keputusan investor terkait penilaian harga saham.
2. Variabel independen pada penelitian terdahulu sama dengan variabel independen pada penelitian saat ini yaitu pola pengungkapan step by step (SbS) dan end of sequence (EoS) dan urutan informasi (++-- dan --++).
3. Partisipan pada penelitian terdahulu sama dengan partisipan pada penelitian saat ini yaitu Mahasiswa jurusan Akuntansi perguruan tinggi swasta di Surabaya.
Terdapat beberapa perbedaan penelitian tedahulu dengan penelitian digunakan, desain eksperimen pada penelitian terdahulu yaitu desain eksperimen 2x2, yaitu pola pengungkapan informasi (step by step dan end of sequence ) dan urutan informasi (++-- dan --++). Sedangkan pada penelitian saat ini menggunakan desain ekperimen 2x2x2 mixed design (between subject dan within
subject) yaitu, pola pengungkapan informasi (step by step dan end of sequence)
dan urutan informasi (good news diikuti bad news dan bad news diikuti good news), seri informasi (informasi seri panjang, dan informasi seri pendek).
7. Liza Alvia dan Dedhy Sulistiawan (2009)
Penelitian ini menggunakan ide penelitian dari Hogarth dan Einhorn’s (1992) dan dikombinasikan dengan penelitian Lipe dan Salterio (2000) yang kemudian dikembangkan oleh Dilla dan Steinbart (2005). Ide penelitian Hogart dan Einhorn’s (1992) adalah tentang pengujian efek resensi atau kekinian dalam proses revisi keyakinan atas penyajian informasi secara berurutan, sedangkan ide dari Lipe dan Salterio (2000) yang kemudian diperbaharui oleh Dilla dan Steinbart (2005) tentang efek pembelajaran dalam proses penggunaan informasi yang diperuntukkan dalam pengambilan keputusan. Ketiga ide tersebut berhubungan dengan bias dalam pengambilan keputusan. Penelitian yang dilakukan oleh Liza dan Dedhy bertujuan untuk mengetahui adanya efek resensi pada informasi gabungan pada pola penyajian sekuensial, dan mengetahui efek pengetahuan dari analisis teknikal dalam pengambilan keputusan investasi. Variabel independen dari penelitian ini adalah jenis informasi (fundamental dan teknikal), karakter positif) dan faktor pengetahuan (memiliki pengetahuan tentang analisis teknikal dan tidak memiliki pengetahuan tentang analisis teknikal). Sedangkan Variabel dependen pada penelitian ini adalah keputusan investasi. Penelitian ini tergolong penelitian eksperimental yang menggunakan partisipan sebanyak 182 Mahasiswa Jurusan Akuntansi di Universitas Surabaya. Pada penelitian eksperimen ini menggunakan desain eksperimen 2x2x2, yaitu jenis informasi (fundamental dan teknikal), karakter informasi sekunsial (informasi positif diikuti negatif dan informasi negatif diikuti positif) dan faktor pengetahuan (memiliki pengetahuan tentang analisis teknikal dan tidak memiliki pengetahuan tentang analisis teknikal). Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan uji ANOVA.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat efek kekinian atau resensi dalam pengambilan keputusan investasi pada saham ketika informasi nonakuntansi disajikan secara berurutan yang masing-masing bermuatan positif dan negatif. Pada penelitian ini juga menunjukkan terjadinya perbedaan keputusan berbasis analisis teknis antara kelompok yang mendapatkan pengetahuan mengenai analisis teknikal dengan kelompok yang tidak mendapatkan pengetahuan mengenai analisis teknikal, namun tidak terdapat perbedaan keputusan pada kelompok yang tidak mendapatkan pengetahuan.
Terdapat beberapa persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini. Adapun persamaannya yaitu:
1. Topik yang digunakan pada penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini sama-sama menggunakan topik keputusan investasi.
2. Grand theory yang digunakan pada penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini sama-sama menggunakan teori Belief Adjustment
3. Partisipan yang digunakan pada penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini sama-sama menggunakan partisipan Mahasiswa.
4. Informasi yang digunakan sama-sama menggunakan informasi campuran, yaitu bad news dan good news.
Perbedaan penelitian tedahulu dengan penelitian saat ini yaitu: 1. Penelitian terdahulu menggunakan desain eksperimen 2x2x2, yaitu jenis informasi (fundamental dan teknikal), karakter informasi sekunsial (informasi positif diikuti negatif dan informasi negatif diikuti positif) dan faktor pengetahuan (memilki pengetahuan tentang analisis teknikal dan tidak memiliki pengetahuan tentang analisis teknikal) berbeda dengan penelitian saat ini yang menggunakan desain eksperimen 2x2x2 mixed design (between
subject dan within subject), yaitu pola pengungkapan informasi (step by step
dan end of sequence), urutan informasi (good news diikuti bad news dan bad
news diikuti good news), seri informasi (informasi seri panjang dan informasi
seri pendek) 2. Pada penelitian terdahulu partisipan berasal dari Mahasiswa Jurusan
Akuntansi di Universitas Surabaya yang memiliki pengetahuan tentang analisis teknikal berbeda dengan partisipan pada penelitian saat ini yang menggunakan partisipan Mahasiswa Jurusan S1 Akuntansi dan S1 Manajemen di STIE Perbanas Surabaya yang telah dan/atau sedang menempuh Mata kuliah Analisa Laporan Keuangan dan Manajemen Investasi Pasar Modal atau Manajemen Investasi Portofolio 3. Jenis informasi yang digunakan pada penelitian terdahulu adalah informasi fundamental dan teknikal berbeda dengan penelitian saat ini yang meggunakan jenis informasi nonakuntansi saja.
8. Robert Pinsker (2007)
Penelitian yang dilakukian oleh Robert Pinsker ini bertujuan untuk menguji Model revisi keyakinan, yang menyatakan bahwa individu cenderung lebih merespon informasi yang terakhir ketika pola informasi disajikan secara step
by step. Variabel independen pada penelitian ini ada dua yaitu pola penyajian
informasi (step by step dan end of sequence) dan Urutan informasi (good news diikuti bad news dan bad news diikuti good news) sedangkan variabel dependen penelitian ini adalah revisi kepercayaan (belief revision). Partisipan dalam penelitian ini adalah Mahasiswa jurusan Akuntansi University of South Florida sejumlah 129 Mahasiswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan desain eksperimental 2x2 yaitu pola penyajian informasi (step by
step dan end of sequence) dan Urutan informasi (good news diikuti bad news dan
bad news diikuti good news). Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
ANCOVA. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ketika seperangkat informasi seri pendek secara konsisten positif atau negatif yang diungkapkan secara sekuensial, dibandingkan pengungkapan simultan, revisi kepercayaan pada
Terdapat persamaan dan perbedaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang. Adapun persamaannya yaitu:
1. Variabel independen yang digunakan pada penelitian ini sama-sama menggunakan pola penyajian informasi (step by step dan end of sequence) dan Urutan informasi (good news diikuti bad news dan bad news diikuti good
news) 2.
Grand theory yang digunakan pada penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang sama-sama menggunakan Belief Adjustment theory.
3. Partisipan yang digunakan pada penelitian terdahulu sama-sama menguunakan partisipan Mahasiswa.
Sedangkan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu, Desain eksperimen yang digunakan pada penelitian ini adalah 2x2, yaitu pola penyajian informasi (step by step dan end of sequence) dan Urutan informasi
(good news diikuti bad news dan bad news diikuti good news). Sedangkan pada
penelitian saat ini menggunakan Desain eksperimen 2x2x2 mixed design (between
subject dan within subject), yaitu pola penyajian informasi (step by step dan end of
sequence) dan Urutan informasi (good news diikuti bad news dan bad news diikuti
good news) , dan seri informasi (seri informasi panjang dan seri informasi pendek).
9. Robert H. Ashton dan Jane Kennedy (2002)
Penelitian yang dilakukan oleh Ashton dan Kennedy ini bertujuan untuk menguji pengaruh recency effect pada pola pengungkapan step by step menggunakan informasi keuangan perusahaan. Variabel independen yang digunakan pada penelitian ini yaitu pola penyajian informasi (step by step, end of
sequence, dan self review debiaser) dan urutan informasi (++-- dan --++).
Partisipan pada penelitian ini yaitu 135 staff auditor pada KAP Big five yang sedang mengikuti training. Penelitian eksperimen ini menggunakan desain eksperimen 3x2 yaitu, pola penyajian informasi (step by step, end of sequence, dan self review debiaser) serta urutan informasi positif diikuti negatif (++--) dan informasi negatif diikuti positif (--++). Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu teknik ANCOVA. Hasil penelitian penelitian ini menunjukkan adanya indikasi efek resensi pada pola penyajian step by step tetapi tidak terjadi pada pola penyajian end of sequence dan debiaser dapat mengurangi tingkat resensi.
Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini, adapun persamaannya yaitu:
1. Pada penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini sama-sama menggunakan variabel independen pola penyajian step by step dan end of sequence.
2. Pada penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini sama-sama menggunakan jenis penelitian eksperimen.
Sedangkan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini yaitu:
1. Informasi penilaian yang digunakan pada penelitian terdahulu menggunakan informasi keuangan sedangkan informasi penilaian yang digunakan pada
2. Partisipan pada penelitian terdahulu berbeda dengan partisipan pada penelitian saat ini. Partisipan pada penelitian terdahulu adalah staff auditor pada KAP Big five yang sedang mengikuti training sedangkan partisipan pada penelitian saat ini yaitu Mahasiswa S1 Akuntansi dan S1 Manajemen yang telah menempuh mata kuliah Analisa Laporan Keuangan dan Manajemen Investasi Pasar Modal atau Manajemen Investasi Portofolio.
3. Desain eksperimen pada penelitian terdahulu berbeda dengan desain eksperimen pada penelitian saat ini. Pada penelitian terdahulu menggunakan desain eksperimen 3x2, yaitu pola penyajian informasi (step by step, end of
sequence, dan self review debiaser) serta urutan informasi (positif diikuti
negatif dan informasi negatif diikuti positif), sedangkan pada penelitian saat ini menggunakan desain eksperimen 2x2x2 mixed design (between subject dan within subject), yaitu pola penyajian informasi (step by step dan end of
sequence), urutan informasi (good news diikuti bad news dan bad news
diikuti good news), seri informasi (seri informasi panjang dan seri informasi pendek).
10. Jane E. Baird dan Robert C. Zelin (2000)
Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui adanya efek urutan pada laporan dewan direksi (presidents letter) yang merupakan laporan kualitatif dalam laporan tahunan. Variabel independen yang digunakan dalam peneitian ini yaitu end of sequence, urutan informasi (++--,--++), dan jenis pada penelitian ini adalah 92 Mahasiswa Midwestern United states. Penelitian eksperimen ini menggunakan desain eksperimen 2x2 yaitu urutan informasi (++-- ,--++), dan jenis informasi (informasi masa lalu dan informasi prediksi masa depan). Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu Uji beda A
Mann-whitney Test. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa adanya primacy
terhadap informasi masa lalu dan terjadi primacy terhadap informasi tentang masa depan, dimana hasil penelitian ini mendukung dari hipotesis yang diajukan oleh peneliti. Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini, adapun persamaannya yaitu:
1. Sama-sama menggunakan variabel independen end of sequence dan urutan informasi.
2. Partisipan pada penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini sama-sama menggunakan partisipan Mahasiwa.
Sedangkan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini yaitu:
1. Desain eksperimen pada penelitian terdahulu menggunakan desain eksperimen 2x2, yaitu urutan informasi (++--,--++), dan jenis informasi (informasi masa lalu dan informasi prediksi masa depan) sedangkan pada penelitian saat ini menggunakan desain eksperimen 2x2x2 mixed design
(between subject dan within subject), yaitu pola penyajian informasi (step by step
dan end of sequence), urutan informasi (good news diikuti bad news dan
bad news diikuti good news), seri informasi (seri informasi panjang dan seri
2. Partisipan Mahasiswa pada penelitian terdahulu menggunakan Mahasiswa
Midwestern United states sedangkan pada penelitian saat ini menggunakan
partisipan Mahasiswa di STIE Perbanas Surabaya yang telah dan/atau sedang menempuh mata kuliah Analisa Laporan Keuangan dan/atau Manajemen Investasi Pasar Modal atau Manajemen Investasi Portofolio.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Model Belief Adjustment
Bayes’ Theorem merupakan Model revisi keyakinan normatif yang paling
dominan sebelum tahun 1988.Bayes’ Theorem pada saat itu menjadi populer karena konsekuensi logis dari probabilitas kondisional dalam revisi keyakinan.
Hogarth dan Einhorn (1992) mengajukan dan menguji teori tentang Model keyakinan yang kemudian biasa disebut Model Belief Adjustment. Model ini didasarkan pada asumsi bahwa ketika seseorang memproses informasi secara keseluruhan dan memiliki keterbatasan mengenai kapasitas memori, individu cenderung mengubah keyakinannya melalui proses penyesuaian. Mereka menyatakan ketika individu memperoleh bukti baru maka mereka merevisi kembali keyakinan dengan proses penyesuaian.
Model Belief Adjustment yang dikembangkan oleh Hogarth dan Einhorn telah mempertimbangkan tiga karakteristik yaitu: arah, kekuatan, dan tipe. Pada penelitian Ashton dan Ashton (1988) menyatakan bahwa Model Belief
Adjustment telah mempertimbangkan dua karakteristik penting yang diabaikan
Ashton dan Ashton (1988) menyatakan bahwa Model Belief Adjustment yang dikembangkan oleh Hogarth dan Einhorn telah merepresentasikan sikap individu terhadap bukti.
Pertimbangan individu dalam mengambil keputusan akan bergantung pada urutan atau susunan bukti yang disajikan. Ada beberapa tipe pengaruh susunan salah satunya yaitu primacy effect, primacy effect terjadi apabila pertimbangan yang tidak seimbang dipengaruhi oleh bukti yang disajikan diawal dari pada bukti yang disajikan di akhir. Tipe pengaruh susunan yang lainnya yaitu
recency effect, recency effect yaitu terjadi apabila pertimbangan yang tidak
seimbang dipengaruhi oleh bukti yang disajikan di akhir daripada bukti yang disajikan di awal. Hasil penelitian Ashton dan Ashton (1988) menunjukkan bahwa tinjauan keyakinan auditor akan bergantung pada susunan dari urutan bukti yang diterima dan cara bukti tersebut disajikan. Berdasarkan dari hasil temuan ini membuktikan bahwa individu akan mudah mengubah keyakinannya ketika bukti- bukti baru diterimanya.
Pengaruh urutan informasi menurut Model Belief Adjustment memprediksi apakah terjadinya primacy effect, recency effect, atau no order effect.
Efek yang berbeda dalam Belief Adjustment disebabkan oleh perbedaan tipe urutan dan waktu penyajian bukti. Primacy effect dan recency effect diaplikasikan pada bukti campuran yakni positif dan negatif, sedangkan no order effect diaplikasikan pada bukti yang konsisten yakni seluruhnya positif atau negatif.
Hogart dan Einhorn (1992) memberikan bukti bahwa dalam kondisi tertentu sebelumnya atau yang disebut dengan recency effect, akibat adanya efek tersebut membuat individu dalam mengambil keputusan cenderung bias karena individu mengambil keputusan hanya didasarkan pada informasi yang diterima terakhir kali bukan dari substansi atau isi dari informasi tersebut. Tuttle et al. (1997) menunjukkan bahwa urutan informasi mempengaruhi pergerakan harga saham. Informasi good news adalah informasi mengenai kinerja perusahaan yang baik, sedangkan informasi bad news adalah informasi mengenai kinerja perusahaan yang buruk. Jika urutan informasi good news diikuti bad news maka individu cenderung downward bias, sedangkan jika urutan informasi bad news dikuti good
news maka individu cenderung upward bias. Setiap investor menginginkan
kondisi yang memberi berbagai kemudahan, yaitu ketersediaan informasi yang akurat dan pelayanan yang cepat. Dengan kondisi tersebut maka keputusan yang dibuat menjadi akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. Ketidakakuratan informasi menyebabkan timbulnya kondisi spekulasi yang jauh lebih tinggi dalam setiap analisis dan menyebabkan mahalnya informasi yang akurat sehingga berakibat pada kondisi pasar yang tidak sehat.
Penelitian ini berusaha memberikan bukti bahwa pola penyajian step
by step dan end of sequence dapat dijadikan metode dalam pengambilan
keputusan investasi berdasarkan informasi nonakuntansi. Informasi nonakuntansi menurut Sharralisa (2012) adalah informasi selain laporan keuangan yang terdapat pada laporan tahunan perusahaan. Fokus informasi nonakuntansi pada penelitian ini adalah Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility yang sebagai informasi nonakuntansi. Sedangkan informasi akuntansi adalah informasi yang berasal dari laporan keuangan perusahaan. Menurut Irham Fahmi (2015) fokus utama dari laporan keuangan adalah informasi informasi mengenai kinerja perusahaan yang tersedia dengan mengukur laba (earning) dan komponenya.
Menurut Hessel Nogi (2003) Good Corporate Governance adalah sistem dan struktur untuk mengelola perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan nilai pemegang saham (stakeholder value) serta mengalokasikan berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaa seperti kreditor, supplier, asosiasi usaha, konsumen, pekerja, pemerintah dan masyarakat luas. Demirag (2005) menjelaskan bahwa Corporate Social Responsibility merupakan sikap perusahaan dan tanggung jawab kepada masyarakat sosial, etika dan permasalahan lingkungan dan termasuk pengembangan berkelanjutan. Hasil penelitian dari Cox, Brammer dan Millington (2004) dan McLachlan dan Gardner (2004) menunjukkan bahwa investor institusional lebih memperhatikan laporan kinerja sosial perusahaan. Glac (2009) menunjukkan bahwa investor an expressive
decision frame adalah investor yang cenderung memfokuskan pada nilai-nilai
sosial lebih cenderung mengorbankan return lebih tinggi untuk pilihan investasi yang memfokuskan pada pertanggungjawaban sosial, dibandingkan dengan investor a financial decision frame adalah investor yang memfokuskan pada perolehan pendapatan dalam memilih portofolio saham. Sedangkan informasi akuntansi menurut Irham Fahmi (2015) adalah informasi mengenai kinerja perusahaan yang tersedia dengan mengukur laba (earning) dan komponennya. rujukan melihat kinerja keuangan investor berfokus pada tiga laporan, yaitu: neraca, laporan laba rugi dan saldo laba, dan perubahan posisi keuangan. Ditinjau dari sudut pandang manajemen laporan keuangan yang berisi informasi akuntansi adalah media yang digunakan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja keuangan yang dikelolanya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Sementara itu, jika ditinjau dari sudut pandang pemakai laporan keuangan khususnya investor informasi akuntansi ini diharapkan dapat digunakan dalam pengambilan keputusan investasi yang rasional.
Menurut Irham Fahmi (2015 : 20) Sebagai pendukung dalam pengambilan keputusan, Investor sebaiknya tidak hanya berfokus pada tiga laporan keuangan yaitu: neraca, laporan laba rugi dan saldo laba, perubahan posisi keuangan tetapi juga berfokus pada sumber lain yang dapat dijadikan sebagai pendukung dalam pengambilan keputusan. Sumber lain yang dijadikan pendukung dalam pengambilan keputusan investasi pada penelitian ini yaitu informasi nonakuntansi. Informasi nonakuntansi penting untuk digunakan dalam pengambilan keputusan investasi dikarenakan informasi nonakuntansi berisi tentang prospek perusahaan dimasa depan.
Model Belief Adjustment menyatakan bahwa apabila informasi disajikan menggunakan pola penyajian step by step atau berurutan individu akan merevisi keyakinan setelah menerima informasi yang baru. Model Belief menyatakan pada seri informasi pendek dan sederhana recency effect
Adjustment
kemungkinan akan terjadi. Sedangkan primacy effect akan diprediksikan terjadi
Primacy effect ini terjadi ketika bukti pertama lebih dipertimbangan daripada
bukti yang terakhir.Pola penyajian informasi pada Model Belief Adjustment ini terdiri dari dua yaitu step by step dan end of sequence. Pola penyajian step by step adalah pola penyajian informasi yang disajikan secara bertahap atau berurutan. Pola penyajian end of sequence adalah pola penyajian informasi yang disajikan secara simultan atau keseluruhan. Komponen dalam teori Belief Adjustment yang dikembangkan oleh Hogarth dan Einhorn (1992) adalah sebagai berikut: 1.
Sequential Process, Hogarth dan Einhorn (1992) telah berargumentasi bahwa penyesuaian terhadap keyakinan pada kenyataannya adalah aktivitas umum yang dilakukan oleh manusia. Proses berurutan adalah asumsi yang mendasari teori Belief Adjustment.
2. Task Variables. Teori Belief Adjustment telah mempertimbangkan tiga variabel tugas, yaitu: kompleksitas tugas, panjangnya seri bukti dan pola penyajian informasi.
a.
Kompleksitas tugas adalah fungsi penurunan familiaritas tugas.
b.
Panjangnya seri bukti menujukkan jumlah bukti yang akan dievaluasi.
Tugas yang mengevaluasi bukti antara dua sampai dengan 12 bukti merupakan seri bukti pendek, sementara jika bukti terdiri dari lebih 17 bukti diklasifikasikan sebagai seri bukti panjang.
c.
Pola penyajian informasi merupakan bagaimana bukti akan dievaluasi.
Adjustment yaitu : step by step atau pola penyajian beururtan dan pola
penyajian end of sequence atau pola penyajian simultan. Dalam pola penyajian informasi step by step, bukti dievaluasi satu persatu secara berurutan, sedangkan pola penyajian end of sequence seluruh bukti dievaluasi dalam waktu yang bersamaan.
Efek perbedaan yang terjadi pada Model Belief Adjustment ini disebabkan oleh perbedaan dalam tipe, urutan, dan waktu penyajian bukti informasi. Beberapa efek perbedaan tersebut yaitu primacy effect, recency effect, dan no order effect.
2.2.2 Recency Effect, Primacy Effect dan No Order Effect
Model Belief Adjustment mengklasifikasikan dua kemungkinan efek urutan pada bukti gabungan yaitu recency effect dan primacy effect. Recency effect terjadi ketika bukti terakhir yang diterimanya lebih dipertimbangkan daripada bukti awal.
Primacy effect terjadi ketika bukti pertama lebih dipertimbangkan daripada bukti
yang terakhir. Sedangkan no order effect terjadi ketika urutan dari bukti negatif pertama yang diikuti bukti negatif kedua memiliki pengaruh yang sama pada revisi keyakinan jika urutan bukti negatif kedua diikuti bukti negatif pertama dan sebaliknya. Berikut gambaran prediksi efek urutan pada Model yang dikembangkan oleh Hogarth dan Einhorn (1992).
Tabel 2.1 EKSPEKTASI EFEK URUTAN BERDASARKAN MODEL BELIEF
ADJUSTMENT
Simple Complex
End of sequence Step by step End of sequence Step by step Mixed information setShort Long Primacy Primacy
Recency
Primacy
Recency PrimacyRecency Primacy Consistant information set Short
Long Primacy Primacy
No effect
Primacy
No effect Primacy No effectPrimacy
Sumber: Hogarth dan Einhorn (1992)
Tabel 2.1 menunjukkan bahwa ketika seperangkat informasi campuran(urutan++-- atau --++) maka prediksi efek urutan yang terjadi adalah: 1.
Jika seri informasi pendek, informasi sederhana dan pola penyajian informasi End of sequence terjadi primacy effect.
2. Jika seri informasi panjang, informasi sederhana dan pola penyajian informasi End of sequence terjadi primacy effect.
3. Jika seri informasi pendek, informasi sederhana dan pola penyajian informasi End of sequence terjadi recency effect.
4. Jika seri informasi panjang, informasi sederhana dan pola penyajian informasi End of sequence terjadi recency effect.
5. Jika seri informasi pendek, informasi kompleks dan pola penyajian informasi End of sequence terjadi recency effect.
6. Jika seri informasi panjang, informasi kompleks dan pola penyajian informasi End of sequence terjadi primacy effect.
7. Jika seri informasi pendek, informasi kompleks dan pola penyajian informasi step by step terjadi recency effect.
8. Jika seri informasi panjang, informasi kompleks dan pola penyajian informasi step by step terjadi primacy effect.
Tabel 2.1 menunjukkan bahwa ketika seperangkat informasi konsisten(urutan++++ atau ----) maka prediksi efek urutan yang terjadi adalah: 1.
Jika seri informasi pendek, informasi sederhana dan pola penyajian informasi End of sequence terjadi primacy effect.
2. Jika seri informasi panjang, informasi sederhana dan pola penyajian informasi End of sequence terjadi primacy effect.
3. Jika seri informasi pendek, informasi sederhana dan pola penyajian informasi step by step tidak terjadi efek urutan