PERANAN KONSELING DI PERGURUAN TINGGI

PERANAN KONSELING DI
PERGURUAN TINGGI
Yulianti Dwi Astuti

PENGERTIAN KONSELING



Bimbingan

Konseling

Psikoterapi

TERMINOLOGI
BIMBINGAN
Preventif

Masalah belum terjadi

KONSELING

Kuratif

Preservatif

Masalah ringansedang

PSIKOTERAPI
Kuratif

Preservatif

Masalah berat/
kompleks

Jenis-Jenis Konseling
A. Konseling Individu merupakan bentuk
konseling dimana seorang klien dibantu oleh
seorang konselor secara privat
B. Konseling kelompok merupakan bentuk
konseling dengan memanfaatkan kelompok

untuk membantu, memberikan umpan balik
(feedback) dan pengalaman belajar (Latipun,
2005).

Perbedaan konseling kelompok
dengan konseling individu
• Insight bahwa “tidak hanya klien yang
mengalami masalah itu” lebih mudah
muncul
• Anggota konseling tidak hanya menerima
bantuan tapi juga membantu orang lain 
perasaan diri berharga meningkat.
• Efektivitas konseling tergantung
kekompakan kelompok
• Tugas konselor di tahap awal lebih berat

Nilai Lebih Konseling Kelompok
Klien belajar:
• Memahami orang lain & cara pandangnya
• Mengembangkan penghargaan yang lebih dalam

pada orla, terutama yang berbeda dengan dirinya
• Mencapai ketrampilan sosial yang lebih besar
dengan peer group
• Berbagi dengan orang lain
• Memperjelas masalah, pikiran, nilai & ide melalui
diskusi dengan orla

Kelemahan konseling kelompok (W.S.
Winkel, 2005)
• Suasana dalam kelompok membuat klien merasa
terpaksa membuka diri
• Persoalan pribadi satu-dua anggota kelompok
mungkin kurang mendapat perhatian dan tanggapan
sebagaimana mestinya
• Konselor lebih sulit memberikan perhatian penuh pada
masing-masing konseli dalam kelompok
• Khusus di Indonesia konselor dapat menghadapi
kendala budaya yang mempersulit kedudukannya
sebagai partisipan dalam diskusi kelompok.
• Ada mahasiswa yang mengalami kesulitan untuk

mengungkapkan perasaan dan pikirannya secara
terbuka (self-assertiveness) bila hadir seseorang
dipandang sebagai pemegang otoritas (authority
figure).

C.Konseling Sebaya
Konseling yang dilakukan oleh
mahasiswa (terlatih) kepada teman
sebayanya untuk memahami
permasalahan yang sedang dihadapi
sehingga dapat mengambil
keputusan untuk menyelesaikan
masalahnya tersebut

Mengapa perlu
Konselor Sebaya:

Youth
Friendly


Mengapa Konselor Sebaya
diperlukan
 KS menggunakan bahasa yang kurang
lebih sama dengan teman sebaya
 Klien lebih merasa aman untuk
mengemukakan pikiran dan
perasaannya kepada teman sebayanya
 Pesan-pesan sensitif dapat disampaikan
secara lebih terbuka dan santai
 KS dapat memberikan pelayanan besar
yang efektif dengan biaya tidak terlalu
besar

JENIS-JENIS MASALAH
MAHASISWA

A. Permasalahan Akademik
• Kurang menguasai cara belajar mandiri
(penelitian Tim Ditjen Dikti pada 12 PTN
dan 5 PTS beberapa tahun lalu: 75%

persen mahasiswa cenderung tidak
mampu belajar mandiri)
• Kurang berhasil mencerna bahan
perkuliahan dan materi literatur wajib
• Kesukaran memperoleh buku sumber
dan sumber belajar lain.
• Sukar mengatur waktu untuk belajar dan
aktivitas lainnya.

A. Permasalahan Akademik
• Kesukaran dalam mempelajari bukubuku dalam bahasa asing (bahasa
Inggris).
• Adanya kebiasaan belajar yang tidak
tepat.
• Rendahnya rasa ingin tahu (kurang
minat dalam membaca).
• Kesukaran dalam menyelesaikan tugastugas; membuat laporan, makalah,
resume, skripsi dan lain-lain.

B. Permasalahan Non Akademik

• Adaptasi mahasiswa baru di kampus
(kesulitan menyesuaikan diri; dengan
teman & dosen)
• Kesulitan dengan tempat tinggal
(pekerjaan rumah tangga dan makanan
bergizi)
• Masalah keluarga
• Lingkungan pertemanan yang kurang
nyaman, konflik dengan teman
• Kesulitan karena masalah dengan pacar

B. Permasalahan Non Akademik
• Kesulitan mengelola keuangan
• Kekurangan fasilitas belajar
• Masalah kepribadian: kurang PD, tidak
tahu minat & bakatnya
• Masalah fisik yang berhubungan dengan
kondisi psikis
(psikosomatis/psikofisiologis: sesak
napas, vertigo, insomnia, dll)


Kebutuhan Konseling di
Perguruan Tinggi
• Pada umumnya masalah-masalah yang
dihadapi mahasiswa ini berdampak pada
semangat yang merosot serta
perubahan sikap dan perilaku pada
mahasiswa sehingga dapat/ berpeluang
menghambat studi mahasiswa yang
bersangkutan  IP menurun,
mahasiswa terancam DO.

Gejala yang mengindikasikan
mahasiswa memiliki masalah :
• Prestasi belajar (IP) rendah
• Masa studi yang panjang
• Frekuensi kehadiran kuliah kurang dari
ketentuan
• Perilaku; menunjukkan kurang berminat,
kurang bersemangat, sering mengantuk

di kelas, tidak pernah bertanya/pasif
atau berperilaku “caper”

FUNGSI BIMBINGAN DAN
KONSELING DI
PERGURUAN TINGGI

1. Fungsi Pemahaman (tentang
Diri,masalah dan lingkungan)
• Membantu mahasiswa agar memiliki pemahaman
terhadap diri dan masalahnya serta sumber-sumber
yang dapat membantunya
• Berdasarkan pemahaman terhadap dirinya
mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan
potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan
konstruktif.
• Pemahaman terhadap diri klien juga perlu bagi
pihak-pihak lain, yang berkepentingan dengan
perkembangan dan kebahagiaan hidup klien

tersebut seperti orang tua dan dosen serta pihak
universitas.

2. Fungsi Pencegahan
• Menyingkirkan berbagai hambatan yang dapat
menghalangi perkembangan mahasiswa
• Mendorong perbaikan lingkungan yang berdampak
negatif terhadap individu yang bersangkutan.
• Mendorong perbaikan kondisi pribadi klien.
• Meningkatkan kemampuan individu untuk hal-hal
yang diperlukan dan mempengaruhi perkembangan
dan kehidupannya.
• Mendorong individu untuk tidak melakukan
perbuatan beresiko negatif, dan melakukan sesuatu
yang akan memberikan manfaat.
• Menggalang dukungan kelompok terhadap individu
yang bersangkutan.

3. Fungsi Pengentasan.
• Proses pengentasan masalah melalui

pelayanan konselor menggunakan kekuatankekuatan yang berada dalam diri klien sendiri.
• Kekuatan tersebut dibangkitkan,
dikembangkan, dan digabungkan untuk
sebesar- besarnya dipakai menanggulangi
masalah yang ada.

4. Fungsi Pemeliharaan dan
Pengembangan
• Fungsi pemeliharaan dan pengembangaan
dilaksanakan melalui berbagai peraturan,
kegiatan dan program.
• Fungsi ini terkait langsung ketiga fungsi yang
lain
• Dalam menjalankan fungsinya, seringkali
konselor tidak dapat berjalan sendiri melainkan
perlu adanya kerja sama dengan pihak-pihak
lain.

Manfaat Bimbingan dan
Konseling di Perguruan Tinggi
Perkembangan optimal yang diharapkan bisa
terwujud pada pribadi mahasiswa meliputi:
1. Optimalisasi prestasi akademik,
2. Memiliki sikap dan perilaku yang sesuai
dengan nilai-nilai PT dan bidang ilmu yang
ditekuni
3. Dapat mencapai tugas perkembangan sebagi
pribadi yang dewasa, serta mempersiapkan
karier dan masa depan dengan matang.