Analisis tingkat efisiensi elokasi faktor produksi dan hubunganya dg kinerja

http://epserv.fe.unila.ac.id

ABSTRAK
ANALISIS TINGKAT EFISIENSI ALOKASI FAKTOR PRODUKSI DAN
HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA USAHA PADA PT.
PERKEBUNAN NUSANTARA VII UNIT USAHA BEKRI
Oleh
Muhamad Ansori

Pembangunan sektor industri merupakan sektor yang penting dalam rangka
memanfaatkan input dan sekaligus mampu memberikan input bagi sektor atau
industri lain dalam rangka produksi. Propinsi Lampung yang merupakan daerah
agraris sangat cocok dengan industri pengolahan khususnya mengolah bahan baku
yang berasal dari produk pertanian (agro-industri) seperti PT. Perkebunan
Nusantara VII Unit Usaha Bekri yang berada di Lampung Tengah sejak tahun
1916 yang bergerak di bidang industri pengolahan dan perkebunan yang tidak
terlepas dari kegiatan produksi.
Dalam kajian ekonomi industri yang utama adalah struktur pasar (structure),
perilaku perusahaan (conduct) dan kinerja (performance). Permasalahan yang
dirumuskan dalam penelitian ini adalah apakah alokasi faktor produksi CPO
(Crude Palm Oil) telah efisien dan adakah pengaruh yang signifikan antara

alokasi faktor produksi yang efisien dengan profitabilitas usaha yang terjadi pada
perusahaan industri ini. Tujuan dalam penelitian ini adalah, Pertama, mengukur
tingkat efisiensi alokasi faktor produksi yaitu bahan baku, mesin dan tenaga kerja.
Kedua, mengukur kinerja perusahaan industri tersebut dan untuk mengetahui
seberapa erat hubungan antara tingkat efisiensi alokasi faktor produksi dengan
profitabilitas usaha pada perusahaan industri ini.
Berdasarkan data produksi yang diperoleh, penulis merumuskan hipotesis, bahwa
alokasi faktor produksi yaitu bahan baku, mesin dan tenaga kerja pada PT.
Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha Bekri belum efisien dan tingkat efisiensi
alokasi faktor produksi pada PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha Bekri
berpengaruh positif terhadap profitabilitas usaha.
Alat analisis yang digunakan untuk menjawab permasalahan yaitu : Pertama,
untuk mengetahui fungsi produksi menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas
menggunakan bantuan program SPSS dan tingkat efisiensi alokasi faktor produksi
menggunakan indeks efisiensi alokasi faktor produksi. Kedua, untuk mengukur

profitabilitas perusahaan dalam industri alat ukurnya adalah indeks profitabilitas
dan untuk mengukur hubungan antara tingkat efisiensi dengan profitabilitas
menggunakan analisis korelasi pearson.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berdasarkan hasil perhitungan

bahwa indeks efisiensi alokasi faktor produksi diperoleh nilai indeks efisiensi
alokasi faktor produksi bahan baku adalah lebih dari 1 yaitu sebesar (1,4) yang
berarti bahwa alokasi faktor produksi bahan baku dalam kondisi belum efisien dan
untuk mencapai efisien maka panggunaan faktor produksi bahan baku perlu
ditambah. Hasil hitungan indeks efisiensi alokasi faktor produksi diperoleh nilai
indeks efisiensi alokasi faktor produksi mesin adalah kurang dari 1 yaitu sebesar
(-9,04) yang berarti bahwa alokasi faktor produksi bahan baku dalam kondisi
tidak efisien dan untuk mencapai efisien maka panggunaan faktor produksi bahan
baku perlu dikurangi.
Dari hasil hitungan korelasi antara tingkat efisiensi alokasi faktor produksi dengan
Profitabilitas untuk bahan baku yaitu -0.227 dengan t hitung rx1 (-1.06) lebih
besar dari t tabel (2.086) yang berarti bahwa tingkat efisiensi alokasi faktor
produksi bahan baku memiliki hubungan yang negatif dan tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap profitabilitas usaha. Koefisien korelasi antara tingkat
efisiensi mesin dan profitabilitas adalah (-0.10) dengan t hitung rx2 (-0.046) lebih
kecil dari t tabel (2.086) yang berarti bahwa tingkat efisiensi alokasi faktor
produksi mesin memiliki hubungan yang lemah negatif dan tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap profitabilitas usaha dan koefisien korelasi antara tingkat
efisiensi tenaga kerja dan profitabilitas adalah (0.136) dengan t hitung rx3 (0.66)
lebih kecil dari t tabel (2.086) yang berarti bahwa tingkat efisiensi alokasi faktor

produksi tenaga kerja memiliki hubungan yang lemah positif dan tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas usaha.