PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS BERBASIS PENGALAMAN PRIBADI UNTUK PEMBELAJAR BAHASA INDONESIA PENUTUR ASING (BIPA) TINGKAT PEMULA.

(1)

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu yang sangat penting, menjadi ilmu dasar yang memberikan kontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi salah satu faktor penting bagi manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Hal ini menunjukkan pentingnya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta pentingnya menguasai matematika.

Matematika juga menjadi mata pelajaran yang ada pada kurikulum dimulai dari jenjang pendidikan dasar hingga ke perguruan tinggi. Pendidikan merupakan tonggak dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Terlihat dari salah satu tujuan pendidikan adalah mempersiapkan generasi mendatang yang mampu menjawab tantangan dan problema hidup dan kehidupan, baik sebagai pribadi yang mandiri, warga masyarakat dan warga negara. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya matematika dalam dunia pendidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pentingnya matematika tersebut mengarahkan visi matematika pada dua arah pengembangan, seperti yang dikemukakan oleh Sumarmo (2013, hlm.124) bahwa visi matematika yang pertama mengarahkan pembelajaran matematika untuk pemahaman konsep dan ide matematika yang digunakan untuk menyelesaikan masalah matematik dan ilmu pengetahuan lainnya. Visi yang kedua mengarahkan matematika untuk mengembangkan sikap untuk menghadapi masa depan yang terus berubah, yaitu memberikan kemampuan menalar yang logis, sistematis, kritis dan cermat, menumbuhkan rasa percaya diri dan rasa keindahan terhadap keteraturan sifat matematika, serta mengembangkan sikap objektif dan terbuka.


(2)

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Visi pertama memperlihatkan bahwa dalam mempelajari matematika peserta didik harus paham terhadap konsep dan ide dalam matematika karena selain untuk menyelesaikan masalah dalam matematika juga agar peserta didik dapat menggunakan matematika untuk mempelajari ilmu dalam pelajaran yang lain seperti fisika, kimia, akuntansi, ekonomi dan lain-lain, sedangkan visi yang kedua mengharuskan peserta didik untuk melakukan proses berfikir ketika belajar matematika, dimana melalui proses berfikir tersebut maka peserta didik dapat berfikir logis, sistematis, kritis, dan cermat. Melalui proses berfikir tersebut maka lahirlah sikap-sikap yang siap untuk menghadapi masa depan yang terus berubah.

Sejalan dengan visi di atas, matematika tidak akan lepas dalam kehidupan sehari-hari. Di setiap aktivitas kehidupan selalu ada aplikasi dari pelajaran matematika. Seperti yang ditegaskan oleh Turmudi (2012, hlm.7) “untuk memahami dunia kita dan kualitas keterlibatan kita dalam masyarakat diperlukan pemahaman matematika secara baik.” Untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi agar lebih siap dalam menghadapi tantangan hidup di masa depan sangat diperlukan pemahaman matematika yang sangat baik. Oleh karena itu pemahaman konsep matematis menjadi hal yang sangat penting dan mendasar untuk dikuasi setiap orang terutama siswa-siswi sekolah dasar. Pentingnya hal ini tertera dalam Permendiknas no 22 tahun 2006 tentang tujuan mata pelajaran matematika di sekolah dasar, yaitu:

(1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah, (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, (3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, meyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, (4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, dan (5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Diantara tujuan tersebut yang dimaksud dengan memahami konsep matematika adalah peserta didik dapat memahami konsep matematika,


(3)

3

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. Seperti yang diungkapkan oleh Reys dkk (2012, hlm.19) pembelajaran dengan pemahaman adalah hal yang perlu untuk memungkinkan peserta didik memecahkan berbagai masalah baru yang tidak dapat dihindari pada masa mendatang.

Senada dengan pernyataan di atas, National Council of Teachers of

Mathematics (NCTM, 2000) merumuskan lima kemampuan matematika yang

harus dikuasai oleh peserta didik yaitu kemampuan komunikasi, penalaran, pemecahan masalah, koneksi dan pembentukan sikap positif dalam matematika. Lebih tegasnya Reys dkk (2012, hlm.6) menyatakan bahwa prinsip dalam NCTM mengharuskan para peserta didik belajar matematika dengan pemahaman, secara aktif membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan sebelumnya. Hal ini sangat jelas menyatakan bahwa belajar matematika dengan pemahaman sangatlah penting karena dalam matematika tidak hanya sekedar pandai menghitung tetapi juga kemampuan berfikir dan beralasan secara matematik, serta peserta didik dapat belajar matematika dengan pemahaman. Pemahaman yang dibangun oleh pendidik merupakan pemahaman yang satu sama lain terkait agar peserta didik dapat membangun sendiri pemahamannya.

Namun pada kenyataannya harapan tersebut belum tercapai secara keseluruhan, sebagaimana yang dikemukakan oleh Ruseffendi (2006, hlm. 156) bahwa siswa tertentu setelah belajar matematika tidak mampu memahami, bahkan pada bagian yang paling sederhana, banyak konsep yang dipahami secara keliru sehingga matematika dianggap sulit. Senada dengan pernyataan di atas Herman (tanpa tahun, hlm. 2) mengemukakan bahwa “pemahaman dalam matematika sudah lama menjadi isu penting.” Dilihat juga dari fakta temuan penelitian lain yang memperlihatkan masih perlunya peningkatan kemampuan pemahaman matematis peserta didik, diantaranya penelitian Kamiludin (2010) yang mengungkapkan berdasarkan hasil penelitiannya dimana pemahaman konsep matematika di SD masih rendah.

Pemahaman konsep matematis yang diajarkan masih dalam proses berfikir tingkat rendah belum sampai pada pemahaman konsep yang memerlukan berfikir


(4)

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tingkat tinggi. Senada dengan pernyataan di atas Syafrianto (2014) juga menyatakan bahwa kemampuan awal (pretes) dari kemampuan pemahaman konsep matematis baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol siswa SMP terlihat masih berada pada kualifikasi kurang. Secara tersirat memperlihatkan bahwa rendahnya pemahaman kosep sejak SD jika dibiarkan akan mengakibatkan kesulitan pada pemahaman konsep di jenjang yang lebih tinggi.

Begitu pun yang terjadi dilapangan selama ini berdasarkan pengalaman penulis sebagai pendidik sejak tahun 2008, serta hasil diskusi dengan pendidik yang lainnya, dalam kelas terjadi hal-hal sebagai berikut: peserta didik hanya bisa mengerjakan soal yang sama dengan apa yang dicontohkan dan rendahnya kemampuan peserta didik mengaitkan rumus-rumus dan konsep-konsep yang sudah diberikan. Juga hasil pengamatan pada peserta didik ditemukan bahwa kesulitannya adalah lupa rumus hal ini karena peserta didik hanya sekedar belajar menghapalkan rumus yang sudah jadi, sedangkan pemahaman terhadap materi masih rendah. Lebih tegasnya Van De Wall (2008, hlm.141) menyatakan kelemahan ini seringkali terjadi akibat penekanan berlebihan pada rumus-rumus tanpa pemahaman konsep yang kuat.

Proses pembelajaran seperti di atas dapat dikatakan sebagai proses pemahaman prosedural. Jadi siswa hanya diberi pengetahuan tentang prosedural tanpa dasar konsep yang kuat. Pemahaman prosedural sangat membantu untuk mengerjakan tugas rutin dengan mudah, namun jika tidak disertai pemahaman konsep maka tidak akan dapat mengembangkan konsep yang terkait dengan pemahaman prosedural. Sehingga siswa akan kesulitan jika menghadapi tantangan baru. Seperti yang diungkapkan oleh Van De Wall (2008, hlm. 29) bahwa proses prosedur-prosedur tanpa dasar konsep hanyalah sebuah aturan tanpa alasan, yang hanya akan membawa pada kesalahan dan ketidak sukaan terhadap matematika. Hal ini yang menyebabkan siswa-siswa tertentu pada awalnya menyukai matematika namun setelah naik pada jenjang yang lebih tinggi merasa kesulitan dan pada akhirnya tidak suka terhadap matematika.

Pemahaman yang ada pada kebanyakan peserta didik selama ini masih terpetak-petakkan. Pengatahuan-pengetahuan yang dimiliki masih terpisah-pisah tidak membentuk suatu jaringan ide yang semakin memperkaya pemahaman,


(5)

5

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seakan-akan satu konsep dengan konsep yang lain tidak berkaitan. Hal ini yang menjadikan matematika kurang menyenangkan dan tidak bermakna. Jika yang terjadi adalah sebaliknya, ketika konsep baru yang dipelajari siswa dikaitkan dengan konsep yang dimiliki sebelumnya maka semakin kuat kaitannya, akan semakin baik siswa belajar.

Kemampuan pemahaman konsep matematis saja tidak cukup sebagai bekal peserta didik dalam keberhasilannya menyelesaikan tugas matematika dengan baik, diperlukan juga peningkatan dari sisi afektif, sebagaimana tercantum dalam Permendiknas no 22 tahun 2006 salah satu tujuan pelajaran matematika yaitu memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, seperti memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri. Salah satu diantaranya adalah sikap ulet yang mana sikap ulet ada di dalam aspek self efficacy. Self efficacy merupakan rasa keyakinan diri menghadapi dan menyelesaikan masalah, agar matematika lebih bermakna dan menyenangkan bagi peserta didik dengan harapan melalui matematika, peserta didik siap untuk menghadapi kemajuan jaman yang lebih menantang. Salah satunya dapat dilihat dari prestasi.

Hal ini sangat berhubungan erat karena self efficacy berhubungan dengan prestasi matematika peserta didik. Banyak peneliti yang menyatakan bahwa self

efficacy berhubungan dengan motivasi dan prestasi kerja. Seperti yang

dikemukakan oleh Mukhid (2009, hlm. 118) bahwa Gaskill dan Murphy dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa keyakinan efficacy secara signifikan mempengaruhi prestasi akademik dan menjadi dasar indikator yang paling kuat atas kondisi performansi dalam tugas-tugas matematika.

Senada dengan pernyataan di atas Arcat (2013, hlm.4) menyatakan bahwa Wilson dan Janes mengungkapkan self efficacy merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan prestasi matematika seseorang. Senada dengan itu Bandura menyatakan (1993, hlm. 128) kepercayaan diri terhadap efikasi memainkan sebuah kunci keteraturan diri dalam motivasi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi self efficacy seseorang maka tinggi pula prestasinya.

Kenyataan di lapangan masih membudaya secara turun temurun anggapan bahwa matematika itu sulit sehingga seringkali peserta didik merasa tidak mampu


(6)

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk menyelesaikan soal-soal yang berbeda dari biasanya. Terlihat dari sikap peserta didik jika diberikan soal yang berbeda dari yang dicontohkan, peserta didik tidak dapat mengerjakannya, belum apa-apa sudah bilang sulit. Peserta didik cenderung untuk mundur daripada tertantang untuk mengerjakannya. Jika guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya tentang apa yang tidak mengertinya, kebanyakan peserta didik hanya diam. Dari temuan tersebut dapat dikatakan bahwa self efficacy peserta didik dalam belajar matematika masih rendah.

Seperti yang dikemukakan oleh Handayani (2011) yang menyatakan bahwa

self efficacy peserta didik tertentu masih rendah. Rendahnya pemahaman konsep matematis dan self efficacy siswa SD akan memberi dampak pada rendahnya kemampuan peserta didik tersebut pada jenjang sekolah yang lebih tinggi. Jika terus dibiarkan peserta didik akan kesulitan menghadapi kehidupan nyata dan tidak mampu beradaptasi dengan era globalisasi.

Kebiasaan pembelajaran yang searah dan kegiatan terpusat pada guru. Seperti guru menjelaskan materi kemudian memberikan soal-soal latihan rutin sedangkan peserta didik hanya mendengarkan dan menjawab soal-soal sesuai dengan apa yang dicontohkan. Pembelajaran tersebut sering disebut dengan pembelajaran langsung (direct instruction), dimana peserta didik diberi pengetehuan secara langsung oleh guru dan tidak melewati proses berpikir terlebih dahulu, sehingga ketika peserta didik diberikan soal yang sedikit berbeda tidak dapat menyelesaikan soal tersebut. Pembelajaran langsung (direct instruction) akan dijadikan sebagai kelas kontrol dalam penelitian ini.

Perlu disadari bahwa peran guru sangat penting dalam proses pembelajaran matematika. Guru harus mampu menciptakan pembelajaran matematika yang menyenangkan. Kendala di atas merupakan tantangan bagi para guru untuk menemukan dan menggunakan metode pembelajaran yang membuat minat peserta didik meningkat untuk belajar matematika serta diharapkan peserta didik akan merasa senang dan menikmati belajar matematika, sehingga meningkatkan self

efficacy peserta didik dan memahami konsep matematis dengan bermakna.

Melihat fenomena ini harus ada perbaikan dalam kualitas pembelajaran matematika di sekolah dasar, terutama metode yang digunakan dalam proses


(7)

7

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belajar mengajar. Usaha ini sudah terlihat dalam standar proses (Departemen Pendidikan Nasional, 2007) yang menyatakan bahwa agar peserta didik berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran dapat dilakukan seara interaktif, inspiratif, menyenangkan dan menantang. Juga dengan membuat kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan saintifik yang mengutamakan peserta didik aktif dalam mengatasi masalah. Begitupun model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) yang berdasarkan pada teori kontruktivis, terpusat pada peserta didik, menyenangkan dan menantang.

Model pembelajaran ini disesuaikan dengan karakteristik berpikir peserta didik sekolah dasar yang masih pada tahap operasional konkret. Menurut piaget (dalam Dahar, 2011, hlm. 138) periode operasional konkret adalah antara umur 7-11 tahun, dimana usia 7-7-11 tahun adalah usia dimana anak sedang menempuh pendidikan di sekolah dasar. Selain itu, Slavin (2005, hlm.37) juga mengatakan bahwa menurut Piaget pengetahuan tentang sistem simbol, bahasa, moralitas, peraturan (seperti membaca dan matematika) hanya dapat dipelajari dengan interaksi bersama orang lain. Dalam interaksinya dengan orang lain dapat membantu anak membangun dan menjaga konsep matematik.

Penggunaan games dekat dengan dunia anak, dimana anak masih senang dengan bermain, sehingga dapat membuat pembelajaran matematika menjadi menyenangkan, sebagaimana pendapat Turmudi (2009, hlm. 90) “penggunaan games dan puzzle dalam matematika mengundang peserta didik untuk bersenang-senang dalam belajar matematika”.

Slavin (2005, hlm.58-60) merangkum penelitian terhadap TGT, yang melibatkan peserta didik mulai kelas 3-11 di Hagerstown, Suburban, Baltimore, Syracuse. TGT berpengaruh positif secara konsisten untuk semua pelajaran pada peserta didik yang lebih tua dan lebih muda, serta peserta didik di sekolah-sekolah dengan tipe yang berbeda. Rata-rata besaran efek dari tujuh kajian adalah +38, dan +19 pada empat kajian yang terstandar.

Sejalan dengan pendapat tersebut penelitian yang dilakukan oleh Hidayatullah (2010) yang menunjukkan peningkatan aktivitas dan hasil belajar peserta didik SD dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe teams games


(8)

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tournament (TGT). Begitu pula dengan hasil penelitian Wijanarti (2013) yang berhasil meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik SD.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul “peningkatan pemahaman konsep matematis dan self efficacy siswa SD melalui pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament

(TGT)”

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Apakah pencapaian pemahaman konsep matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) lebih baik dari siswa yang menggunakan pembelajaran langsung (direct instruction)?

2. Apakah peningkatan pemahaman konsep matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) lebih tinggi dari siswa yang menggunakan pembelajaran langsung (direct instruction)? 3. Apakah pencapaian self efficacy siswa yang mendapatkan pembelajaran

kooperatif tipe teams games tournament (TGT) lebih baik dari siswa yang menggunakan pembelajaran langsung (direct instruction)?

4. Apakah peningkatan self efficacy siswa yang mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) lebih baik dari siswa yang menggunakan pembelajaran langsung (direct instruction)?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menelaah pencapaian pemahaman konsep matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) dan siswa yang mendapatkan pembelajaran langsung (direct instruction). 2. Menelaah peningkatan pemahaman konsep matematis siswa yang

mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) dan siswa yang mendapatkan pembelajaran langsung (direct instruction).


(9)

9

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Menelaah pencapaian self efficacy siswa yang mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) dan siswa yang mendapatkan pembelajaran langsung (direct instruction).

4. Menelaah peningkatan self efficacy siswa yang mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) dan siswa yang mendapatkan pembelajaran langsung (direct instruction).

D.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk guru, peserta didik dan peneliti :

1. Bagi peserta didik, memperoleh pembelajaran matematika yang menyenangkan dan bermakna dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) sesuai usia perkembangannya, sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep matematis dan self efficacy peserta didik.

2. Bagi peneliti lainnya, hasil penelitian ini dijadikan bahan studi pendahuluan terhadap pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT), dan dapat menjadi referensi penelitian selanjutnya.

3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan tentang pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa SD.

E.Struktur Organisasi Tesis

Struktur organisasi tesis ini terdiri dari lima bab dan setiap bab terdiri dari beberapa bagian bab. Berikut ini adalah rincian dari bab dan bagian bab:

1. Bab I adalah pendahuluan yang terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi tesis 2. Bab II adalah kajian pustaka yang terdiri dari beberapa teori yang melandasi

penelitian ini yaitu: teori pemahaman konsep, self efficacy, pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT), kaitan pembelajaran kooperatif teams games tournament (TGT) dengan pemahaman konsep matematis siswa, kaitan pembelajaran kooperatif temas games tournament


(10)

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(TGT) dengan self efficacy siswa, pembelajaran langsung (direct instruction), penelitian terdahulu, definisi operasional dan hipotesis penelitian.

3. Bab III adalah metode penelitian yang terdiri dari desain penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan analisis data.

4. Bab IV adalah hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari hasil penelitian yang memaparkan data temuan dan pembahasan yang memaparkan pembahasan data.

5. Bab V adalah simpulan dan saran yang terdiri dari simpulan hasil penelitian dan saran terhadap penelitian ini dan untuk peneliti selanjutnya.


(11)

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 42

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A.Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termasuk ke dalam metode kuasi eksperimen. Metode ini dipilih karena penelitian dilakukan pada bidang pendidikan, dimana subjek eksperimen dan subjek kontrol tidak dapat dipilih secara acak. Pertimbangannya adalah kelas yang ada telah terbentuk sebelumnya, apabila dilakukan pembentukan kelas baru dimungkinkan akan menyebabkan kekacauan jadwal pelajaran dan mengganggu efektifitas pembelajaran di sekolah.

Penelitian ini terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diberi perlakuan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament

(TGT) sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak diberi perlakuan. Penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan terikat. Variabel bebasnya yaitu pembelajaran kooperatif tipe TGT. Variabel terikatnya adalah pemahaman konsep matematis dan self efficacy siswa. Dengan demikian penelitian ini menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design. (Sugiyono, 2014, hlm. 116). Pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Desain penelitian ini dapat di gambar sebagai berikut :

O X O --- O O Gambar 3.1. Desain Penelitian Keterangan:

O = Pretest dan Posttes berupa tes kemampuan pemahaman konsep matematis dan angket self efficacy.

X = Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif teams games tournament (TGT).


(12)

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B.Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Maleber 1 yang beralamat di Jl. Didi Prawirakusumah no.179, kampung Maleber, kecamatan Karangtengah, kabupaten Cianjur. Letaknya sekitar 4 km dari kota kecamatan. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015.

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas lima SDN Maleber 1. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas V A dan kelas V B sebanyak 60 orang, 30 orang di kelas V A sebagai kelompok eksperimen dan 30 orang di kelas V B sebagai kelompok kontrol. Sampel diambil secara purposif.

C.Variabel Penelitian

Pada penelitian ini melibatkan dua jenis variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

1. Variabel bebas pada penelitian ini yaitu pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (teams games tournament)

2. Variabel terikat pada penelitian ini yaitu pemahaman konsep matematis dan

self efficacy.

D.Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini meliputi instrumen tes dan non tes. Instrumen tes yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar tes kemampuan pemahaman matematis dalam bentuk uraian, sedangkan instrumen non tes dalam bentuk lembar angket self efficacy. Berikut uraian mengenai instrumen penelitian yang digunakan :

1. Tes pemahaman konsep matematis

Tes kemampuan pemahaman konsep matematis ini berbentuk uraian yang terdiri dari 8 butir soal, bentuk uraian bertujuan untuk mengungkapkan pemahaman konsep matematis siswa terhadap materi yang telah diberikan dan proses berfikir siswa dalam menyelesaikan soal matematika terlihat jelas. Tes diberikan diawal penelitian (pretes) dan diakhir penelitian (postes). Berikut ini kisi-kisi instrumen tes pemahaman konsep matematis.


(13)

44

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3. 1.

Kisi-kisi Instrumen Tes Pemahaman Konsep Matematis

No Aspek Pemahaman yang Diukur Indikator No Soal 1 Pemahaman

Instrumental

Menyatakan ulang konsep

Siswa dapat menyatakan ulang konsep secara tertulis

1, 2

Menerapkan konsep dalam perhitungan sederhana

Siswa dapat melakukan perhitungan sederhana menggunakan konsep

3, 4,

2 Pemahaman Relasional

Mengaitkan antar konsep dengan konsep lain dalam matematika secara benar

Siswa mampu mengaitkan konsep bangun ruang dan konsep matematika lainnya 7, 8 Mengaitkan suatu konsep dengan masalah sehari-hari secara benar Siswa mampu mengaitkan konsep dengan masalah sehari-hari

5, 6

Tabel 3.2.

Kriteria Skor Tes Pemahaman Konsep Matematis Siswa

Respon siswa Skor

Siswa belum mengerti (siswa menunjukkan kesalahpahaman besar terhadap konsep, prosedur yang salah atau kegagalan menangani tugas)

Tidak ada jawaban 0

Tidak memuaskan : pencapaian sedikit (tugas dikerjakan dan usaha matematika dibuat. Ada bagian pencapaian tapi sedikit atau tidak ada keberhasilan)

Ada jawaban tetapi jawaban salah 1

Kecil : pencapaian sebagian (sebagian tugas diselesaikan, tapi kurang memahami)

Jawaban benar tetapi penggunaan konsep kurang lengkap dan jawaban

mengandung perhitungan yang salah 2

Siswa mengerti (siswa menunjukkan pada dasarnya memiliki konsep atau ide yang ditargetkan)

Kesalahan sedikit dan pemahamannya cukup

Jawaban benar tetapi penggunaan konsep hampir lengkap, menggunakan algoritma secara lengkap, perhitungan secara umum benar namun mengandung sedikit kesalahan

3 Bagus : pencapaian penuh

Jawaban benar, penggunan konsep secara lengkap, hampir semua petunjuk soal diikuti, penggunaan algoritma secara lengkap dan benar, melakukan perhitungan dengan benar

4

Instrumen tes pemahaman konsep matematis secara lengkap dapat dilihat di lampiran. Setelah tes diberikan maka hasil jawaban siswa akan diperiksa.


(14)

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pemeriksaan akan dilakukan oleh dua orang dengan tujuan meminimalisir kesalahan pemeriksaan yang dilakuakan oleh seorang pemeriksa. Pemberian skor tes pemahaman konsep matematis mengacu pada kriteria pemberian skor dengan menggunakan pedoman pada rubrik sederhana yang dikembangkan oleh “New standards project” dikemukakan oleh Van de Walle (2008, hlm. 85) dan

kemudian dimodifikasi. Rincian pemberian skor disajikan pada tabel 3.2.

Sebelum instrumen digunakan pada penelitian, terlebih dahulu melewati tahapan pengujian baik oleh ahli maupun uji coba pada siswa yang telah memperoleh materi yang berkaitan dengan penelitian ini. Uji coba dilakukan untuk mengetahui kelayakan instrumen, yaitu memenuhi validitas dan reliabilitas. a. Validitas

Validitas instrumen menunjukkan bahwa hasil dari suatu pengukuran menggambarkan segi atau aspek yang diukur. Untuk mengetahui valid atau tidaknya sebuah instrumen, dilakukan analisis validitas butir soal. Arikunto (2009: 59) menyatakan bahwa suatu tes disebut valid apabila tes tersebut dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur.

Pemeriksaan validitas muka, validitas konstruksi dan validitas isi pada soal-soal pemahaman konsep dikonsultasikan pada dosen pembimbing. Uji kelayakan instrumen juga dilakukan pada orang yang dipandang ahli yaitu dosen matematika PGSD, guru matematika SD dan teman sejawat yaitu rekan-rekan di S2 Pendidikan Dasar. Validitas muka dilakukan dengan melihat keabsahan tampilan dan susunan kalimat pada soal sehingga tidak menimbulkan salah tapsir. Validitas konstruksi dan validitas isi dilakukan untuk melihat kesesuaian soal dengan materi ajar dan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang akan diukur.

Instrumen ini juga diujicobakan kepada 26 siswa kelas VI SD untuk mengetahui validitas empirik dan reliabilitas. Peneliti menganalisis validitas instrumen tes dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson, dengan cara mengkorelasikan antara skor yang didapat siswa pada suatu butir soal dengan skor total, berdasarkan pada Suherman (2003, hlm.120) sebagai berikut.

∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑


(15)

46

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y x = skor tiap butir soal n = banyaknya siswa y = skor total

Dalam hal ini juga ditentukan penafsiran terhadap harga koefisien korelasi r dengan mengkonsultasikannya pada tabel, dengan rtabel =0,388 (α = 0,05). Soal dikatakan valid jika rhitung > rtabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Adapun rangkuman hasil validitas disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.3.

Tabel Hasil Validitas Instrumen Pemahaman Konsep Matematis

No soal Validitas Keterangan

rhitung kesimpulan

1 0,861 Valid Digunakan

2 0,881 Valid Digunakan

3 0,775 Valid Digunakan

4 0,782 Valid Digunakan

5 0,902 Valid Digunakan

6 0,743 Valid Digunakan

7 0,735 Valid Digunakan

8 0,715 Valid Digunakan

Rangkuman hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa secara keseluruhan instrumen tes pemahaman konsep matematis valid pada taraf signifikan 0,05.

b. Reliabilitas

Reliabilitas berkenaan dengan keajegan suatu instrumen. Alat ukur dikatakan reliabel jika alat tersebut mampu memberikan hasil pengukuran yang tetap sama (ajeg, konsisten), jika pengukurannya dilakukan terhadap subjek yang sama meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda, waktu dan tempat yang berbeda. Menghitung reliabilitas menggunakan rumus Cronbach Alpha,

berdasarkan pada Suherman (2003, hlm.154).

( )


(16)

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu n = banyak butir soal (item)

= jumlah varianss skor setiap item = varianss skor total

Ditentukan penafsiran terhadap harga koefisien reliabilitas r dengan mengkonsultasikannya pada tabel, dengan rtabel =0,388 (α = 0,05). Soal dikatakan reliabel jika rhitung > rtabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Adapun hasil pada reliabilitas adalah r= 0,911 > r tabel (α = 0,05), hal ini menunjukkan bahwa instrumen tes pemahaman konsep matematis reliabel pada taraf signifikan 0,05.

2. Skala self efficacy

Penggunaan skala sikap self efficacy dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan self efficacy siswa terhadap pelajaran matematika. Skala self efficacy diberikan sama seperti instrumen tes yaitu kepada kedua kelas eksperiman dan kontrol serta diberikan di awal dan di akhir penelitian.

Skala self efficacy pada penelitian ini menggunakan skala Likert dengan modifikasi yang terdiri dari empat pilihan jawaban, yaitu sangat sering (SS), sering (S), jarang (J), dan tidak pernah (TP). Pilihan netral tidak digunakan dalam penelitian ini untuk menghindari kecenderungan siswa yang lebih memilih netral, seperti diungkapkan oleh Suherman (2003, hlm. 191) jika jawaban ragu-ragu tidak kita kehendaki atau kita menuntut siswa menjawab dengan konsekwen maka alternatif jawaban netral bisa dihilangkan dengan hanya menyajikan 4 buah jawaban. Pemberian skor untuk setiap pernyataan adalah 4 (SS), 3 (S), 2 (J), 1 (TP), untuk pernyataan positif dan 1 (SS), 2 (S), 3 (J), 4 (TP) untuk pernyataan negatif. Berikut ini disajikan tabel kisi-kisi instrumen non tes angket self efficacy


(17)

48

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.4.

Kisi-kisi Instrumen Angket Self Efficacy

Dimensi Indikator Nomor Pernyataan

Positif Negatif

Level : Penilaian diri siswa terhadap tugas matematika yang yakin dapat diselesaikan

Optimis dalam mengerjakan

tugas matematika 1,3,6,13 11

Mampu membuat rencana penyelesaian tugas

matematika

2,14,17 21 Mengembangkan kemampuan

agar dapat menyelesaikan tugas matematika

8,20,28 7

Strength : Penilaian diri siswa terhadap mempertahankan keyakinan dan usahanya dalam menyelesaikan tugas matematika

Mampu mempertahankan diri dalam menyelesaikan tugas matematika

4,15, 22 16 Meningkatkan upaya dalam

menyelesaikan tugas matematika

5,18,25 10

Generality: penilaian diri siswa terhadap tingkat keumuman keyakinannya dalam menghadapi tugas matematika

Menyikapi tantangan baru dalam tugas matematika dengan baik

23,24 26

Menjadikan pengalaman sebagai jalan menyelesaikan tugas matematika

12,19,27 9 Dilakukan uji coba untuk mengetahui kelayakan dari instrumen tersebut, uji coba yang digunakan yaitu validitas dan reliabilitas.

a. Validitas

Untuk menguji validitas skala self efficacy digunakan uji validitas logik yaitu validitas isi (conten validity), validitas konstruksi dan validitas muka. Pada penelitian ini, proses judgmen validitas skala self efficacy dilakukan oleh dosen pembimbing. Judgment juga dilakukan pada beberapa ahli yaitu tiga dosen psikologi. Ketika proses judgment pernyataan yang dibuat sejumlah 35 pernyataan, yaitu 21 pernyataan positif dan 14 pernyataan negatif, namun atas


(18)

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertimbangan dengan dosen pembimbing dengan alasan jumlahnya terlalu banyak untuk usia siswa SD sehingga dikurangi. Juga mempertimbangkan keseimbangan dengan jumlah indikator dan desain pada lembar angket agar cukup memuat satu halaman, maka diputuskan untuk proses penggunaan angket selanjutnya yang dimulai dari proses uji coba instrumen digunakan sebanyak 28 pernyataan.

Sebelum digunakan, instrumen non tes ini diujicobakan terbatas kepada lima orang siswa, untuk melihat keterbacaan angket oleh siswa. Selanjutnya dilakukan perbaikan berdasarkan saran dari dosen dan para ahli. Kemudian diujicobakan kembali terhadap 30 siswa. Hasil validitas menunjukkan satu pernyataan yang tidak valid, namun pernyataan tersebut tetap digunakan atas pertimbangan dengan dosen pembimbing dengan melakukan revisi pada pernyataan tersebut. Perhitungan validitas dibantu dengan menggunakan sofware

SPSS statistics 22 dengan hasil sebagai berikut: Tabel 3.5.

Hasil uji validitas self efficacy siswa No

Pernyataan

Validitas

Keterangan r hitung Kesimpulan

1 0,395 Valid Digunakan

2 0,319 Valid Digunakan

3 0,341 Valid Digunakan

4 0,975 Valid Digunakan

5 0,375 Valid Digunakan

6 0,949 Valid Digunakan

7 0,297 Valid Digunakan

8 -0,308 Valid Digunakan

9 0,408 Valid Digunakan

10 0,910 Valid Digunakan

11 0,418 Valid Digunakan

12 0,466 Valid Digunakan

13 0,392 Valid Digunakan

14 0,305 Valid Digunakan

15 0,129 Tidak Valid Direvisi

16 0,400 Valid Digunakan

17 1,000 Valid Digunakan

18 0,368 Valid Digunakan

19 0,384 Valid Digunakan

20 0,946 Valid Digunakan

21 0,951 Valid Digunakan


(19)

50

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

23 1,000 Valid Digunakan

24 0,340 Valid Digunakan

25 0,412 Valid Digunakan

26 0,318 Valid Digunakan

27 0,329 Valid Digunakan

28 1,000 Valid Digunakan

Rangkuman hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa secara keseluruhan instrumen non tes angket self efficacy siswa valid pada taraf signifikan 0,05.

b. Reliabilitas

Koefisien reliabilitas dihitung dengan menggunakan Cronbach’s alpha. Hasil perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran dengan hasil reliabilitas 0,98 pada kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen non tes angket

self efficacy siswa reliabel pada taraf signifikan 0,05. 3. Instrumen Penunjang Penelitian

Instrumen penunjang penelitian ini berupa bahan ajar yang terdiri atas silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan Lembar kerja siswa (LKS). a. Silabus

Silabus merupakan penjabaran dari standar kompetensi dan kompetensi dasar, yang bertujuan agar peneliti memiliki acuan yang jelas dalam memberikan tindakan pembelajaran, disusun berdasarkan prinsip yang berorientasi pada pencapaian kompetensi. Pada silabus matematika memuat identitas sekolah, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. silabus yang digunakan pada penelitian ini terdapat di lampiran.

b. Rencana Peaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran bertujuan membantu peneliti dalam mengarahkan jalannya proses pembelajaran agar terlaksana dengan baik. RPP disusun secara sistematis memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi ajar, model dan metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, bahan dan sumber belajar dan penilaian hasil belajar yang mengacu pada langkah-langkah pembelajaran.


(20)

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Indikator pada RPP mengukur penguasaan siswa terhadap materi yaitu kubus dan balok, mengukur pada kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dan self efficacy siswa. Metode dan langkah-langkah pembelajaran disesuaikan dengan model pembelajaran yang digunakan, yaitu model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) sedangkan pada kelas kontrol yaitu pembelajaran langsung. RPP selengkapnya dapat dilihat di lampiran.

c. Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja siswa dirancang dan dikembangkan dalam penelitian ini disesuaikan dengan indikator pembelajaran, yaitu mengukur kemampuan pemahaman konsep matematis siswa, khususnya pada pokok bahasan kubus dan balok, serta melalui pertimbangan dosen pembimbing.

Soal-soal dalam LKS dikerjakan secara berkelompok selama enam kali pertemuan, masing-masing pertemuan mengerjakan satu LKS. Terdapat 6 set LKS yang disusun dalam penelitian ini untuk enam kali pertemuan. LKS 1 LKS selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap pembuatan laporan. Berikut ini merupakan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini:

1. Tahap Persiapan

Langkah – langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah: d. Identifikasi masalah

e. Penyusunan bahan ajar f. Menyusun instrumen

g. Mengujicobakan instrumen penelitian

h. Menganalisis dan merevisi hasil uji coba instrumen 2. Tahap Pelaksanaan

a. Pelaksanaan pretes kemampuan pemahaman matematis dan skala self efficacy awal pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.


(21)

52

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif tipe

teams games tournament (TGT) pada kelas eksperimen dan pembelajaran

langsung (direct instrucsion) pada kelas kontrol.

c. Pelaksanaan postest kemampuan pemahaman dan skala self efficacy akhir untuk kedua kelompok.

3. Tahap pembuatan laporan

Tahap ini merupakan tahap akhir, dimana peneliti mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data, serta menulis laporan hasil penelitian. Secara umum alur atau prosedur pelaksanaan dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini :


(22)

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 2. Alur prosedur penelitian

Identifikasi Masalah

Penyusunan Bahan Ajar

Penyusunan Instrumen

Uji Coba Instrumen

Analisis Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran

Pelaksanaan Penelitian

Pretest

Postes

Kelas Kontrol

Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Langsung

Kelas Eksperimen

Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT

Pengumpulan Data

Analisis Data


(23)

54

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2.

Alur prosedur pelaksanaan penelitian

F. Analisis Data

Data yang terkumpul terdapat dua jenis yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes kemampuan pemahaman konsep matematis, sedangkan data kualitatif diperoleh dari angket self efficacy siswa. Hipotesis dalam penelitian ini merupakan hipotesis komparatif yaitu membandingkan rata-rata kedua kelas yang mewakili satu populasi. Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Hipotesis ke-1

H0 : tidak terdapat perbedaan pencapaian kemampuan pemahaman konsep matematis antara siswa yang mendapatkan pembelajaran kooperatif TGT dengan siswa yang mendapat pembelajaran langsung

H1 : pencapaian kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran kooperatif TGT lebih baik dari siswa yang mendapatkan pembelajaran langsung

Hipotesis dapat dirumuskan sebgai berikut : H0 : =

H1 : > 2. Hipotesis ke-2

H0 : tidak terdapat perbedaan rata-rata peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis antara siswa yang mendapatkan pembelajaran kooperatif TGT dengan siswa yang mendapat pembelajaran langsung

H1 : peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran kooperatif TGT lebih tinggi dari siswa yang mendapatkan pembelajaran langsung


(24)

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H0 : =

H1 : > 3. Hipotesis ke-3

H0 : tidak terdapat perbedaan pencapaian self efficacy siswa antara siswa yang mendapatkan pembelajaran kooperatif TGT dengan siswa yang mendapat pembelajaran langsung

H1 : pencapaian self efficacy siswa yang mendapatkan pembelajaran kooperatif TGT lebih baik dari siswa yang mendapatkan pembelajaran langsung

Hipotesis dapat dirumuskan sebgai berikut : H0 : =

H1 : > 4. Hipotesis ke-4

H0 : tidak terdapat perbedaan peningkatan self efficacy antara siswa yang mendapatkan pembelajaran kooperatif TGT dengan siswa yang mendapat pembelajaran langsung.

H1 : peningkatan self efficacy siswa yang mendapatkan pembelajaran kooperatif TGT lebih tinggi dari siswa yang mendapatkan pembelajaran langsung

Hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut : H0 : =

H1 : >

Teknik analisis tiap data untuk menguji hipotesis tersebut dijelaskan sebagai berikut :

1. Analisis data kuantitatif

Data kuantitatif terbagi dua yaitu data pretes dan data postes. Data pretes adalah data sebelum siswa diberi perlakuan, diolah dan dianalisis untuk mengetahui kemampuan awal siswa, sedangkan data postes adalah data sesudah siswa diberi perlakuan. Data pretes, postes dan n-gain diolah dengan teknik perhitungan secara statistik dengan bantuan softwareSPSS statistics 22.

Tahap pertama yang harus dilakukan untuk memperoleh data adalah dengan memberikan skor jawaban sesuai dengan kunci jawaban dan membuat tabel hasil tes dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk menghindari kesalahan dalam memperoleh data, maka hasil pretes dan postes kelas eksperimen dan kelas


(25)

56

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kontrol dikoreksi oleh dua orang. Hasil penilaian kedua penilai dihitung korelasinya dengan menggunakan rumus korelasi product moment pearson.

Tahap kedua yaitu melakukan perhitungan N-gain. Perhitungan N-gain dilakukan untuk mengetahui besarnya peningkatan kemampuan pemahaman matematis pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dilakukan analisis terhadap skor pretes dan postes. Analisis dilakukan dengan menggunakan rumus gain faktor (N-Gain) dalam Hake (1999, hlm. 1), yaitu :

Keterangan :

= Gain ternormalisasi

% postes = persentase rata-rata skor postes % pretes = persentase rata-rata skor pretes

Hasil perhitungan kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria N-Gain ternormalisasi berikut :

Tabel 3. 6.

Kriteria Gain Ternormalisasi

Besarnya Gain (g) Klasifikasi

g ≥ 0,70 Tinggi

0,30 ≤ g < 0,70 Sedang

g < 0,30 Rendah

Tahap ketiga, melakukan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai syarat yang harus terpenuhi dalam menggunakan statistik parametrik, sebelum dilakukan uji hipotesis.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data. Perhitungannya dengan menggunakan SPSS for windows 22.0, melalui uji

Shapiro-Wilk. Jika data tidak berdistribusi normal maka pengujian hipotesis dilanjutkan dengan statistika non parametrik, yaitu dengan menggunakan uji

Mann-Whitney. Namun jika data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji homogenitas.


(26)

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berikut ini uji normalitas untuk syarat uji hipotesis 1, 2, 3 dan 4. Perhitungan uji normalitas selengkapnya dapat dilihat dilampiran, berikut ini rangkumannya :

 Uji normalitas untuk uji kesamaan data pemahaman konsep matematis Hipotesis untuk uji normalitas ini adalah sebagai berikut :

H0 : Data berdistribusi normal H1 : Data tidak berdistribusi normal

Taraf signifikansi yang ditentukan adalah α = 0,05 maka kriteria pengujian hipotesis tersebut adalah H0 diterima apabila sig. > α . Data dihitung dengan menggunakan uji shapiro wilk, berikut ini rangkumannya.

Tabel 3.7.

Hasil Uji Normalitas Skor Pretes

Kelas shapiro wilk Kesimpulan

Statistik df Nilai Sig

Eksperimen 0,933 30 0,60 Normal

Kontrol 0,935 30 0,65 Normal

Tabel di atas menunjukkan nilai signifikansi untuk kelas eksperimen sebesar 0,60 sedangkan untuk kelas kontrol sebesar 0,65. Nilai ini lebih besar dari taraf signifikansi α = 0,05 maka hipotesis nol diterima yang menyatakan bahwa skor pretes di kelas eksperimen dan kelas kontrol pemahaman konsep matematis berdistribusi normal.

 Uji normalitas untuk uji hipotesis 1

Hipotesis untuk uji normalitas ini adalah sebagai berikut : H0 : Data berdistribusi normal

H1 : Data tidak berdistribusi normal

Taraf signifikansi yang ditentukan adalah α = 0,05 maka kriteria pengujian hipotesis tersebut adalah H0 diterima apabila sig. > α . Data dihitung dengan menggunakan uji shapiro wilk, berikut ini rangkumannya.

Tabel 3.8.

Hasil Uji Normalitas Postes

Kelas shapiro wilk Kesimpulan

Statistik df Nilai Sig


(27)

58

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kontrol 0,962 30 0,351 Normal

Tabel di atas menunjukkan nilai signifikansi untuk kelas eksperimen sebesar 0,692 sedangkan untuk kelas kontrol sebesar 0,351. Nilai ini lebih besar dari taraf signifikansi α = 0,05 maka hipotesis nol diterima yang menyatakan bahwa postes pemahaman konsep matematis di kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.

 Uji normalitas untuk uji hipotesis 2

Hipotesis untuk uji normalitas ini adalah sebagai berikut : H0 : Data berdistribusi normal

H1 : Data tidak berdistribusi normal

Taraf signifikansi yang ditentukan adalah α = 0,05 maka kriteria pengujian hipotesis tersebut adalah H0 diterima apabila sig. > α. Data dihitung dengan menggunakan uji shapiro wilk, berikut ini rangkumannya.

Tabel 3.9.

Hasil Uji Normalitas N-Gain

Kelas shapiro wilk Kesimpulan

Statistik df Nilai Sig

Eksperimen 0,96 30 0,308 Normal

Kontrol 0,93 30 0,052 Normal

Tabel di atas menunjukkan nilai signifikansi untuk kelas eksperimen sebesar 0,308 sedangkan untuk kelas kontrol sebesar 0,052. Nilai ini lebih besar dari taraf signifikansi α = 0,05 maka hipotesis nol diterima yang menyatakan bahwa N-gain pemahaman konsep matematis di kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.

 Uji Normalitas untuk uji kesamaan data self efficacy siswa Hipotesis untuk uji normalitas ini adalah sebagai berikut : H0 : Data berdistribusi normal

H1 : Data tidak berdistribusi normal

Taraf signifikansi yang ditentukan adalah α = 0,05 maka kriteria pengujian hipotesis tersebut adalah H0 diterima apabila sig. > α. Data dihitung dengan menggunakan uji shapiro wilk, berikut ini rangkumannya.

Tabel 3.10.


(28)

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kelas shapiro wilk Kesimpulan

Statistik df Nilai Sig

Eksperimen 0,982 30 0,878 Normal

Kontrol 0,963 30 0,374 Normal

Tabel di atas menunjukkan nilai signifikansi untuk kelas eksperimen sebesar 0,878 sedangkan untuk kelas kontrol sebesar 0,374. Nilai ini lebih besar dari taraf signifikansi α = 0,05 maka hipotesis nol diterima yang menyatakan bahwa skor pretes di kelas eksperimen dan kelas kontrol self efficacy siswa berdistribusi normal.

 Uji normalitas untuk uji hipotesis 3

Hipotesis untuk uji normalitas ini adalah sebagai berikut: H0 : Data berdistribusi normal

H1 : Data tidak berdistribusi normal

Taraf signifikansi yang ditentukan adalah α = 0,05 maka kriteria pengujian hipotesis tersebut adalah H0 diterima apabila sig. > α. Data dihitung dengan menggunakan uji shapiro wilk, berikut ini rangkumannya.

Tabel 3.11.

Hasil Uji Normalitas Postes

Kelas shapiro wilk Kesimpulan

Statistik df Nilai Sig

Eksperimen 0,952 30 0,193 Normal

Kontrol 0,962 30 0,345 Normal

Tabel di atas menunjukkan nilai signifikansi untuk kelas eksperimen sebesar 0,193 sedangkan untuk kelas kontrol sebesar 0,345. Nilai ini lebih besar dari taraf signifikansi α = 0,05 maka hipotesis nol diterima yang menyatakan bahwa postes pemahaman konsep matematis di kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.

 Uji normalitas untuk uji hipotesis 4

Hipotesis untuk uji normalitas ini adalah sebagai berikut: H0 : Data berdistribusi normal

H1 : Data tidak berdistribusi normal

Taraf signifikansi yang ditentukan adalah α = 0,05 maka kriteria pengujian hipotesis tersebut adalah H0 diterima apabila sig. > α. Data dihitung dengan


(29)

60

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan uji shapiro wilk. Hasil pengujian normalitas selengkapnya dapat dilihat dilampiran, berikut ini rangkumannya.

Tabel 3.12.

Hasil Uji Normalitas N-Gain

Kelas shapiro wilk Kesimpulan

Statistik df Nilai Sig

Eksperimen 0,974 30 0,665 Normal

Kontrol 0,879 30 0,003 Tidak Normal

Tabel di atas menunjukkan nilai signifikansi untuk kelas eksperimen sebesar 0,665 sedangkan untuk kelas kontrol sebesar 0,003. Nilai sig untuk kelas eksperimen lebih besar dari taraf signifikansi α = 0,05 maka hipotesis nol diterima yang menyatakan bahwa N-gain self efficacy di kelas eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan pada kelas kontrol nilai sig lebih kecil dari taraf signifikansi α = 0,05 maka hipotesis nol ditolak, yang menyatakan bahwa N-gain di kelas kontrol tidak berdistribusi normal.

a. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan untuk menguji varianss kedua kelompok sama atau tidak. Perhitungan dibantu dengan menggunakan Uji Levene melalui SPSS statistic 22. Jika data berdistribusi normal dan homogen, maka uji beda yang digunakan adalah uji-t, dengan kriteria pengujian adalah tolak H0 jika t hitung t tabel, dengan kata lain diterima. Jika data berdistribusi normal tetapi tidak homogen maka digunaka uji t’, sedangkan apabila datanya tidak memenuhi kriteria normal, maka uji statistik yang digunakan adalah dengan pengujian non-parametrik, yaitu uji Mann whitney

dengan kriteria pengujian adalah tolak H0 jika Sig < 0,05.

Berikut ini uji homogenitas untuk syarat uji hipotesis 1, 2 dan 3. Uji hipotesis 4 tidak melalui tahap uji normalitas karena data tidak berdistribusi normal. Perhitungan uji homogenitas selengkapnya dapat dilihat dilampiran, berikut ini rangkumannya:

 Uji homogenitas untuk uji kesamaan data pemahaman konsep matematis Hipotesis untuk uji varians homogenitas ini adalah sebagai berikut : H0 : Data kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians sama


(30)

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H1 : Data kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak memiliki varians sama

Taraf signifikansi yang ditentukan adalah α = 0,05 dengan kriteria pengujian adalah terima H0 apabila Sig. Based on Mean taraf signifikansi (α = 0,05). Proses perhitungan homogenitas varians dilakukan dengan menggunakan statistik

Levene, hasil selengkapnya dapat dilihat di lampiran. Berikut ini rangkuman hasil perhitungan uji homogenitas.

Tabel 3.13.

Hasil Uji Homogenitas Skor Pretes

Aspek Kemampuan α Nilai Sig Kesimpulan

Pemahaman Matematis 0,05 0,752 H

0 diterima

Dari tabel di atas dapat dilihat nilai signifikansi 0,752 dimana nilai ini lebih besar dari 0,05. Maka hipotesis nol diterima, hal ini berarti kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol bervarians homogen.

 Uji Homogenitas untuk uji hipotesis 1

Hipotesis untuk uji varians homogenitas ini adalah sebagai berikut : H0 : Data kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians sama H1 : Data kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak memiliki varians sama

Taraf signifikansi yang ditentukan adalah α = 0,05 maka kriteria pengujian hipotesis tersebut adalah H0 diterima apabila sig > α. Proses perhitungan homogenitas varians dilakukan dengan menggunakan statistik Levene, hasil selengkapnya dapat diihat di lampiran. Berikut ini rangkuman hasil perhitungan uji homogenitas.

Tabel 3.14.

Hasil Uji Homogenitas Postes

Aspek Kemampuan Α Nilai Sig Kesimpulan


(31)

62

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari tabel di atas dapat dilihat nilai signifikansi 0,273 dimana nilai ini lebih besar dari 0,05. Maka hipotesis nol diterima, hal ini berarti kedua kelas yaitu eksperimen dan kelas kontrol bervarians homogen.

 Uji Homogenitas untuk uji hipotesis 2

Hipotesis untuk uji varians homogenitas ini adalah sebagai berikut : H0 : Data kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians sama H1 : Data kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak memiliki varians sama

Taraf signifikansi yang ditentukan adalah α = 0,05 maka kriteria pengujian hipotesis tersebut adalah H0 diterima apabila sig. > α. Proses perhitungan homogenitas varians dilakukan dengan menggunakan statistik Levene, hasil selengkapnya dapat diihat di lampiran. Berikut ini rangkuman hasil perhitungan uji homogenitas.

Tabel 3.15.

Hasil Uji Homogenitas N-Gain

Aspek Kemampuan α Nilai Sig Kesimpulan

Pemahaman Matematis 0,05 0,284 H

0 diterima

Dari tabel di atas dapat dilihat nilai signifikansi 0,284 dimana nilai ini lebih besar dari 0,05. Maka hipotesis nol diterima, hal ini berarti kedua kelas yaitu eksperimen dan kelas kontrol bervarians homogen.

 Uji homogenitas untuk uji kesamaan data self efficacy siswa

Hipotesis untuk uji varians homogenitas ini adalah sebagai berikut : H0 : Data kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians sama H1 : Data kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak memiliki varians sama

Taraf signifikansi yang ditentukan adalah α = 0,05 maka kriteria pengujian hipotesis tersebut adalah H0 diterima apabila sig. > α. Proses perhitungan homogenitas varians dilakukan dengan menggunakan statistik Levene, hasil selengkapnya dapat diihat di lampiran. Berikut ini rangkuman hasil perhitungan uji homogenitas.

Tabel 3.16.

Hasil Uji Homogenitas Skor Pretes


(32)

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pemahaman Matematis 0,05 0,767 H

0 diterima

Dari tabel di atas dapat dilihat nilai signifikansi 0,767 dimana nilai ini lebih besar dari 0,05. Maka hipotesis nol diterima, hal ini berarti kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol bervarians homogen.

 Uji Homogenitas untuk uji hipotesis 3

Hipotesis untuk uji varians homogenitas ini adalah sebagai berikut : H0 : Data kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians sama H1 : Data kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak memiliki varians sama

Taraf signifikansi yang ditentukan adalah α = 0,05 maka kriteria pengujian hipotesis tersebut adalah H0 diterima apabila sig. > α. Proses perhitungan homogenitas varians dilakukan dengan menggunakan statistik Levene, hasil selengkapnya dapat diihat di lampiran. Berikut ini rangkuman hasil perhitungan uji homogenitas.

Tabel 3.17.

Hasil Uji Homogenitas Postes

Aspek Kemampuan α Nilai Sig Kesimpulan

Pemahaman Matematis 0,05 0,387 H0 diterima

Dari tabel di atas dapat dilihat nilai signifikansi 0,387 dimana nilai ini lebih besar dari 0,05. Maka hipotesis nol diterima, hal ini berarti kedua kelas yaitu eksperimen dan kelas kontrol bervarians homogen.

Tahap keempat, setelah melakukan uji prasyarat statistik di atas kemudian dilakukan uji kesamaan. Uji kesamaan dilakukan sebelum uji hipotesis 1 dan uji hipotesis 3. Pada uji kesamaan ini data yang akan dianalisis adalah data pretes pemahaman matematis dan self efficacy siswa, bertujuan untuk mengetahui persamaan kemampuan pemahaman matematis siswa sebelum penelitian di kelas eksprimen dan kelas kontrol. Perhitungan dibantu dengan menggunakan SPSS for windows 22.0. Uji kesamaan dua rata-rata terhadap data pretes dilakukan dengan

uji 2 pihak (two tailed). Dengan kriteria pengujian adalah terima H0 jika

Sig.(p-value)> taraf signifikansi α = 0,05. Rumusan hipotesisnya sebagai berikut :


(33)

64

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H0 : tidak terdapat perbedaan rata-rata data pretes kemampuan pemahaman konsep matematis siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

H1 : terdapat perbedaan rata-rata data pretes kemampuan pemahaman konsep matematis siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

Hipotesis statistik dapat dirumuskan sebagai berikut : H0 : ≠

H1 : =

Tahap kelima, melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji perbedaan dua rata-rata. Data yang diolah adalah data postes dan N-gain. Perhitungan dibantu dengan menggunakan SPSS statistic 22. Uji perbedaan dua rata-rata terhadap data postes dan data N-gain digunakan dengan menggunakan uji

satu pihak (one tailed), dengan kriteria pengujian adalah tolak H0 jika t hitung t tabel.

Jika data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen maka digunakan uji t, jika data yang diperoleh berdistribusi normal tetapi tidak homogen maka digunakan uji t`, jika data tidak berdistribusi normal dan tidak homogen maka digunakan uji statistik non parametrik yaitu uji Mann-Whitney. 2. Anaisis data kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari angket self efficacy siswa. Analisis pertama kali dilakukan dengan mentransformasikan ke dalam bentuk skala interval dengan menggunakan metode MSI (method of successive interval). Langkah-langkah transformasi data ordinal ke interval menurut Sarwono (tanpa tahun, hlm. 250) adalah sebagai berikut :

 Menghitung frekuensi : memeriksa pernyataan setiap angket, dilakukan perhitungan banyaknya responden yang menjawab skor 1, 2, 3, 4 berdasarkan frekuensi.

 Menghitung proporsi : setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya n responden dan hasilnya adalah proporsi (p)

 Menghitung proporsi kumulatifnya, dengan cara menjumlahkan nilai proporsi tersebut dengan proporsi sebelumnya


(34)

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Mencari nilai Z : dengan menggunakan tabel normal, hitung nilai distribusi normal (Z) untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh

 Menghitung densitas F (z) : dihitung dengan menggunakan rumus untuk menentukan nilai fungsi kepadatan peluang (FKP) distribusi normal yang sesuai dengan nilai Z

 Menentukan nilai interval (scala value) untuk setiap skor jawaban

 Menyesuaikan nilai skala ordinal ke interval, yaitu scala value (SV) yang nilainya terkecil (harga negatif yang terbesar) diubah menjadi sama dengan jawaban responden yang terkecil melalui transformasi : transformed scale value : SV = - (Min dataMin SV)

Untuk pengolahan transformasi data peneliti menggunakan bantuan

software MSI (Metode Successive Interval) for windows. Setelah data

ditransferkan selanjutnya data diolah dengan cara yang sama dengan pengolahan data pemahaman konsep matematis. Secara singkat alur analisis data disajikan pada bagan berikut :

TIDAK

YA

TIDAK

Kelompok Eksperimen

Kelompok Kontrol Data Pemahaman Konsep Matematis

Uji Normalitas

Uji homogenitas

Data Self Efficacy

Kelompok eksperimen

Kelompok kontrol Kelompok

Eksperimen

Kelompok Kontrol


(35)

66

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu YA

Gambar 3.3.


(36)

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 99

A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, mengenai hasil belajar terhadap pemahaman konsep matematis dan self efficacy siswa, antara siswa yang mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran langsung (direct instruction), dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pencapaian pemahaman konsep matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran langsung (direct instruction). 2. Peningkatan pemahaman konsep matematis siswa yang mendapatkan

pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) lebih tinggi daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran langsung (direct instruction). 3. Pencapaian Self efficacy siswa yang mendapatkan pembelajaran kooperatif

tipe teams games tournament (TGT) lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran langsung (direct instruction).

4. Peningkatan Self efficacy siswa yang mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) lebih tinggi daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran langsung (direct instruction).

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian terdapat kelemahan dari penelitian dan model pembelajaran yang digunakan, oleh sebab itu maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan pembelajaran langsung, sehingga disarankan agar mempersiapkan siswa serta materi secara maksimal agar tidak ada waktu yang terbuang.


(37)

100

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Proses belajar kelompok, bekerja sama dan dalam menyelesaikan LKS selesai tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, sehingga disarankan untuk peneliti selanjutnya agar melakukan pembiasaan proses pembelajaran sebelum dilaksanakan penelitian agar hasilnya lebih maksimal.

3. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur self efficacy hanya menggunakan angket, yang hanya mengandalkan kejujuran siswa dalam menjawab. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya dilakukan penelitian lanjutan dengan tambahan alat ukur lainnya seperti observasi, pedoman wawancara.

4. Penelitian ini hanya difokuskan pada siswa kelas lima saja tanpa meneliti siswa sesuai dengan kemampuan awal yang dimilikinya sehingga sulit terlihat seberapa besar pengeruh pembelajaran terhadap kemampuan matematis dan

self efficacy siswa yang memiliki kemampuan awal rendah, sedang dan tinggi. Sehingga disarankan untuk peneliti selanjutnya agar mengelompokan siswa sesuai dengan kemampuan awalnya agar terlihat pengaruh pembelajaran terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis dan self efficacy yang rendah, sedang dan tinggi.

5. Penelitian ini hanya terbatas pada satu pokok bahasan yaitu konsep kubus dan balok, serta terbatas pada peningkatan kemampuan pemahaaman konsep dan

self efficacy siswa terhadap matematika. Oleh karna itu disarankan kepada peneliti lain dapat melanjutkan penelitian pada pokok bahasan dan kemampuan matematika yang lain dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT).


(38)

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Struktur Organisasi Tesis ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. Pemahaman Konsep Matematis ... 11

B. Self Efficacy... 17

C. Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) ... 21

D. Kaitan Antara Model Pembelajaran Kooperatif TGT dengan Pemahaman Konsep dan Self efficacy siswa ... 33

E. Pembelajaran Langsung ... 36

F. Penelitian Terdahulu ... 37

G. Definisi Operasional ... 39

H. Hipotesis Penelitian ... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 42

A. Desain Penelitian ... 42

B. Populasi dan Sample ... 43


(39)

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Instrumen Penelitian ... 43

E. Prosedur Penelitian ...51

F. Analisis Data Penelitian ...54

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...66

A. Hasil ...67

B. Pembahasan ...82

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...99

A. Simpulan ...99

B. Saran ...100

DAFTAR PUSTAKA ...101 LAMPIRAN


(40)

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Dasar

oleh

NIDA WULANDARI NIM 1308117

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015


(41)

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Oleh Nida Wulandari

NIM 1308117

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Dasar

© Nida Wulandari, NIM 1308117 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(42)

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu NIDA WULANDARI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF

EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing

Drs. Turmudi, M.Ed., M.Sc., Ph.D. NIP. 196101121987031003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Dasar Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Ernawulan Syaodih, M.Pd NIP 196510011998022001


(43)

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)


(1)

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar

Magister Pendidikan Dasar

oleh

NIDA WULANDARI

NIM 1308117

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015


(2)

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Oleh

Nida Wulandari

NIM 1308117

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Dasar

© Nida Wulandari, NIM 1308117

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

NIDA WULANDARI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN

SELF

EFFICACY

SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing

Drs. Turmudi, M.Ed., M.Sc., Ph.D.

NIP. 196101121987031003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Dasar

Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Ernawulan Syaodih, M.Pd

NIP 196510011998022001


(4)

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)


(5)

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES

TOURNAMENT (TGT)

Nida Wulandari, NIM 1308117

ABSTRAK

Pentingnya pemahaman konsep dan self efficacy bagi siswa dalam mempelajari matematika, sehingga harus dipilih model pembelajaran yang tepat agar anggapan matematika sulit tidak dirasakan oleh siswa. Dipilihlah pembelajaran kooperatif

teams games tournament (TGT) untuk mengatasi masalah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah pencapaian dan peningkatan pemahaman konsep matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) dan siswa yang mendapatkan pembelajaran langsung (direct instruction), serta menelaah pencapaian dan peningkatan self efficacy siswa yang mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) dan siswa yang mendapatkan pembelajaran langsung (direct instruction). Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan nonequivalent control group desain. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Maleber 1, dengan sampel sebanyak 60 orang, dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014-2015. Penelitian ini terdiri dari kelas eksperimen yang mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe teams games tournamen (TGT) dan kelas kontrol yang mendapatkan pembelajaran langsung. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari tes pemahaman konsep matematis dan angket self efficacy siswa. Analisis data dilakukan dengan uji t, dan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencapaian dan peningkatan pemahaman konsep matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran langsung (direct instruction), serta pencapaian dan peningkatan self efficacy siswa yang mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran langsung (direct instruction).

Kata Kunci : Pemahaman konsep matematis, self efficacy siswa, pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT), pembelajaran langsung (direct instruction)


(6)

NIDA WULANDARI, 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

ENHANCEMENT OF MATHEMATICAL CONCEPT UNDERSTANDING AND SELF EFFICACY OF SD STUDENTS THROUGH COOPERATIVE LEARNING

WITH TYPE OF TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

Nida Wulandari, NIM. 1308117

ABSTRACT

The importance of concept understanding and self efficacy for student to study mathematic, it should be selected appropriate learning models so that difficult mathematical assumption is not felt by students. Therefore, cooperative learning of teams games tournament (TGT) is chosen to resolve the problem. This study aimed to analyze the achievement and enhancement of mathematical concept understanding of students who are gain cooperative learning of teams games tournament (TGT) and students who are gain direct instruction, and analiyze the achievement and enhancement of self efficacy of students who are gain cooperative learning of teams games tournament (TGT) and students who are gain direct instruction. This research is a quasi-experimental research with nonequivalent contrrol group design. The population in this study are students of class V SDN Maleber 1, with 60 people sample, held in the second semester of the academic year 2014-2015. This study consists of an experimental class which is get cooperative learning with type of teams games tournament (TGT) and the control class which is get direct instruction. The instrument used in this study consisted of a test of understanding mathematical concepts and students' self efficacy questionnaire. Data analysis was performed by t-test and Mann-Whitney test. The results showed that the achievement and enhancement of mathematical concept understanding of students who are gain cooperative learning of teams games tournament (TGT) are better than students who are gain direct instruction, and the achievement and enhancement of self efficacy of students who are gain cooperative learning of teams games tournament (TGT) are better than students who are gain direct instruction

Keywords: mathematical concept understanding, self efficacy of students, cooperative learning with type of teams games tournament (TGT), direct intruction.