PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIPA (PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING) KONTEKSTUAL BERBASIS BUDAYA LOKAL BALI.

(1)

(2)

(3)

(4)

i

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN KERJASAMA ANTAR PERGURUAN TINGGI (PEKERTI)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIPA (PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING) KONTEKSTUAL

BERBASIS BUDAYA LOKAL BALI

Tahun ke-2 dari rencana 2 tahun

TIM PENGUSUL DAN MITRA

Ni Luh Putu Sri Adnyani, S.Pd., M.Hum./NIDN 0011037802 I Made Suta Paramarta, S.Pd., M.Hum./NIDN 0031127106 Putu Ayu Prabawati Sudana, S.Pd.,M.Hum./NIDN 0025018401

Prof. Dr. I Nyoman Suparwa, M.Hum./NIDN 0010036212 Dr. Ni Luh Ketut Mas Indrawati, M.A./NIDN 0010105919

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA Oktober 2015


(5)

(6)

iii

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengembangkan bahan ajar BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) kontekstual berbasis budaya lokal Bali dan menguji keefektivitasannya. Penelitian ini akan dilakukan selama 2 (dua) tahun. Pada tahun pertama penelitian, penelitian ini telah menghasilkan produk berupa buku ajar BIPA kontekstual berbasis budaya lokal Bali yang dilengkapi dengan CD pembelajaran. Buku ajar yang dihasilkan terdiri dari 11 unit dengan masing-masing unit terdiri dari keterampilan berbicara, menyimak, membaca, menulis serta dilengkapi dengan tata bahasa, catatan budaya Bali dan daftar kosa kata. Pada tahun kedua, penelitian ini memiliki tujuan, yaitu (1) validasi pakar buku ajar BIPA yang telah dihasilkan pada tahun pertama untuk mengetahui kebenaran konsep yang termuat dalam buku ajar, dan (2) menguji keefektifan bahan ajar yang dihasilkan dalam meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia melalui classroom action research (penelitian tindakan kelas). Grand konsep dari penelitian ini adalah konsep penelitian pengembangan (R&D) dan konsep bahasa (teks) dan konteks. Pentingnya dan keutamaan dari penelitian ini dapat dilihat dari segi kontribusinya dalam menunjang pengenalan bahasa dan budaya Indonesia pada masyarakat internasional, pengembangan institusi yang nantinya bermanfaat baik bagi mahasiswa maupun dosen pengajar. Penelitian ini memiliki kontribusi yang sangat signifikan dalam upaya pengembangan keahlian dosen-dosen peneliti TPP dalam pembelajaran BIPA (bahasa Indonesia bagi Penutur Asing). Di samping itu, penelitian ini bermanfaat dalam pengembangan laboratorium Bahasa Universitas pendidikan Ganesha baik sebagai tempat berlangsungnya proses belajar mengajar BIPA maupun sebagai tempat penelitian pengembangan bahan ajar pembelajaran. Berdasarkan permasalahan, tujuan, dan temuan penelitian, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut. Pertama, buku ajar BIPA yang dikembangkan berdasarkan hasil uji validasi konten yang dilakukan oleh pakar telah memenuhi syarat validitas. Kedua, hasil uji empiris yang dilaksanakan melaui penelitian tindakan kelas menunjukkan bahwa buku ajar yang dikembangkan efektif digunakan dalam pembelajaran BIPA.


(7)

iv PRAKATA

Penelitian ini menelaah kompetensi-kompetensi yang perlu dikuasai oleh mahasiswa BIPA dan menuangkannya dalam sebuah produk buku ajar BIPA bagi pebelajar pemula. Buku ajar BIPA ini terdiri dari 10 topik, yaitu salam/perkenalan, asal, angka, berbelanja, warna, anggota tubuh dan deskripsi diri, benda-benda di sekitar kita, waktu dan kegiatan sehari-hari, arah dan lokasi dan hobi/kegemaran. Buku ini juga dilengkapi dengan aspek-aspek budaya Bali yang perlu diketahui oleh mahasiswa karena bahasa dan budaya adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Aspek-aspek budaya Bali yang dicantumkan dalam buku ajar adalah cara berkenalan dan berkenalan dalam budaya Bali, basa- basi dalam Budaya Bali, cara berkendara dan lalu lintas di Bali, bertingkah laku dalam lingkungan social, kegiatan sehari-hari orang Bali, apa yang dilakukan mahasiswa ketika bersama, dan konsep arah dalam Budaya Bali. Buku ajar ini juga disertai dengan Audio CD yang akan memudahkan mahasiswa dalam melatih keterampilan menyimak.

Dalam penelitian ini yang menghasilakan sebuah produk buku ajar, penulis mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang telah mendanai penelitian ini, Lembaga Penelitian Undiksha yang telah memberikan fasilitas dan SDM yang membantu dalam hal-hal teknis khususnya tentang system SIM-LITABMAS, Prof. Suparwa dan Dr. Mas Indrawati dari Universitas Udayana yang telah memberikan bimbingan yang sangat bermanfaat, teman-teman di Unit Layana Bahasa Undiksha yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan penelitian ini, mahasiswa dan alumni BIPA Undiksha yang telah memberikan banyak masukan dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan buku ajar ini.

Kami berharap hasil penelitian ini dapat digunakan dalam menunjang proses pembelajaran BIPA baik di Indonesia maupun di luar Indonesia. Kami berharap produk yang dihasilkan dalam penelitian ini bukanlah satu-satunya produk yang bisa kami hasilkan. Kami berharap ada produk-produk berkelanjutan seperti misalnya pengembangan buku ajar BIPA untuk madya dan lanjut yang bisa dikembangkan dalam penelitian-penelitian di masa depan.

Singaraja, 30 Oktober 2015


(8)

v

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

RINGKASAN ... iii

PRAKATA ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Lingkup Penelitian ... 4

1.3Uraian Pendekatan Kritis dan Konseptual ... 4

1.4Luaran Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing dan Roadmap Penelitian .... 6

2.2 Bahan Ajar Kontekstual ... 8

2.3 Bahan Ajar Berbasis Budaya Lokal ... 9

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... 10

3.1 Tujuan Penelitian ... 10

3.2 Manfaat Penelitian ... 11

BAB IV METODE PENELITIAN ... 13

4.1 Rencana Penelitian ... 13

4.2 Pendekatan Penelitian ... 15

4.3 Subjek Penelitian ... 16

4.4 Metode dan Prosedur Pengumpulan Data ... 16

4.5 Teknik Analisis Data ... 18

4.6 Target Keberhasilan ... 18

4.7 Indikator Keberhasilan ... 19

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 20

5.1 Uji Validasi Konten Oleh Pakar ... 20

5.2 Saran Perbaikan Buku Ajar oleh Pakar ... 21

5.3 Uji Empiris Buku Ajar ... 22

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 27

6.1 Kesimpulan ... 27


(9)

vi

DAFTAR PUSTAKA ... 28 LAMPIRAN ... 30


(10)

vii

Tabel 4.1 Metode dan Prosedur Pengumpulan Data ... 17

Tabel 4.2 Formula Gregory ... 17

Tabel 5.1 Tabel Gregory Instrumen Buku Ajar BIPA ... 20


(11)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Rencana Penelitian yang Telah Dilaksanakan pada

Tahun Pertama ... 14

Gambar 4.2 Rencana Penelitian Tahun Kedua ... 15

Gambar 5.1 Pelaksanaan Uji Empiris Foto 1 ... 23

Gambar 5.2 Pelaksanaan Uji Empiris Foto 2 ... 23

Gambar 5.3 Pelaksanaan Uji Empiris Foto 3 ... 24


(12)

ix

Lampiran 01 Jurnal Uji Coba Empiris Buku Ajar ……… 30 Lampiran 02 Istrumen Validasi Buku Ajar ……….. 36 Lampiran 03 Lembaran Tes Keterampilan Berbahasa dan Tata Bahasa 38

Lampiran 04 Artikel Ilmiah ……….. 42


(13)

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemerintah Indonesia melalui program BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) berusaha untuk memperkenalkan masyarakat dan budaya Indonesia di dunia Internasional. Program ini juga merupakan salah satu program unggulan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (badanbahasa.kemdikbud.go.id). Salah satu bentuk implementasi program BIPA adalah terwujudnya program Darmasiswa. Program ini memberikan beasiswa bagi mahasiswa asing yang berasal dari negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik untuk mempelajari bahasa, seni dan budaya Indonesia.

Sehubungan dengan program Darmasiswa tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merekrut sekitar 45 universitas sebagai tempat penyelenggara program Darmasiswa (darmasiswa.kemdiknas.go.id). Salah satu universitas yang ditunjuk adalah Universitas Pendidikan Ganesha. Hasil wawancara yang dilakukan pada staf subbagian kerjasama di bawah Biro AAKPSI menunjukkan bahwa sejak dimulainya program Darmasiswa di Universitas Pendidikan Ganesha pada tahun ajaran 2005/2006 sampai tahun ajaran 2012/2013, peserta Darmasiswa mengalami peningkatan jumlah lebih dari 50%. Selain itu, peserta BIPA juga berasal bukan hanya dari program Darmasiswa, namun juga mulai berkembang dengan adanya MoU antara Universitas Pendidikan Ganesha dengan universitas-universitas lain di luar negeri seperti dari Belanda, Belgia maupun Swedia.

Namun hasil observasi menunjukkan bahwa peningkatan kuantitas peserta BIPA tidak dibarengi dengan peningkatan bahan ajar dan media pembelajaran yang dapat mendukung lancarnya pelaksanaan program. Pelaksanaan program mengalami beberapa kendala. Salah satunya adalah kurangnya bahan ajar termasuk buku ajar dan media audio-visual yang dapat menunjang lancarnya proses belajar mengajar. Ini menunjukkan bahwa usaha pemerintah Indonesia melalui program BIPA yang


(14)

merupakan salah satu program unggulan kementerian pendidikan dan kebudayaan secara praktis belum ditunjang dengan optimal.

Selama 6 tahun terakhir, peneliti terlibat sebagai tim pengajar Darmasiswa/BIPA. Selama kurun waktu tersebut, satu-satunya bahan ajar BIPA yang diperoleh dari Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional adalah buku Lentera Indonesia 1, 2 dan 3 yang terbit pada tahun 2004 dan dicetak ulang sampai tahun 2009. Lentera Indonesia disusun oleh Tim BIPA Pusat Bahasa. Namun sampai tahun 2013 belum ada buku pegangan lain yang kami terima dari Pusat Bahasa. Ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan pemasaran program BIPA baik melalui media cetak maupun online belum didukung oleh peningkatan bahan ajar. Bahan ajar yang tersedia kurang memadai dan sangat tidak variatif.

Di lain pihak, bahan-bahan ajar pembelajaran BIPA yang diterbitkan oleh penerbit-penerbit nasional maupun internasional yang beredar di pasaran keberadaannya sangat terbatas dan bahkan bisa dihitung dengan jari. Bahkan beberapa diantara buku tersebut isinya kurang kontekstual dan kurang kini. Misalnya, dalam How to Master the Indonesian Language, Almatsier (2002), sering dijumpai kalimat-kalimat seperti “Kemana Tuan Sardi pergi?”, “Nona Asni datang dari mana?” “Nyonya Tan tinggal di sebelah kami.” Penggunaan kata tuan, nona dan nyonya secara kontekstual sangat jarang kita gunakan sehari-hari bahkan hampir tidak pernah didengar dalam konteks pergaulan masa kini. Contoh lain misalnya penggunaan kalimat-kalimat yang terdapat dalam Atmosumarto (1994) “Maukah engkau keluar dengan aku?” “Sudahkah engkau mengajak Tono?” “Bu undangan untuk makan malam dari Tuan dan Nyonya Chapman itu. Untuk kapan?” Mari kita pikirkan di dunia nyata. Saat ini, jika seseorang ingin mengundang atau mengajak

Anda keluar, pernahkah Anda mendengar “Maukah engkau keluar dengan aku?” Di samping penggunaan istilah-istilah maupun frase atau kalimat yang kurang kontekstual, masalah lain yang perlu diatasi dalam ketersediaan bahan ajar BIPA adalah kurangnya topik-topik yang berhubungan dengan budaya lokal yang terdapat dalam buku-buku yang tersedia. Pentingnya topik yang berhubungan dengan budaya


(15)

3

lokal merupakan salah satu masukan dari peserta-peserta BIPA. Peserta Darmasiswa tahun ajaran 2012/2013 misalnya meminta secara khusus agar topik-topik yang berhubungan dengan budaya Bali diperbanyak. Mereka berargumen bahwa dipilihnya Universitas Pendidikan Ganesha sebagai study field pilihan 1 (satu) tempat mereka menjalani perkuliahan dengan harapan mereka akan mendapat informasi dan wawasan serta pengalaman yang berhubungan dengan masyarakat dan budaya Bali. Sementara itu bahan-bahan ajar BIPA yang mencantumkan topik budaya lokal Bali masih sangat terbatas.

Masalah-masalah yang telah diuraikan sebelumnya perlu pemecahan secara mendesak dan solusinya perlu segera dilaksanakan. Pemecahan masalah yang dianggap paling memungkinkan dan bisa terjangkau adalah pengembangan bahan ajar BIPA kontekstual yang berbasis budaya lokal Bali. Bahan ajar yang kontekstual diharapkan mampu mengakomodasi kebutuhan para peserta BIPA untuk mempraktekkan bahasa Indonesia mereka dengan baik dan dapat digunakan dalam kehidupan mereka sehari-hari baik di lingkungan kampus maupun dalam kehidupan di lingkungan sekitar maupun dalam pergaualan sehari hari. Berbasis budaya lokal khususnya budaya Bali merupakan bagian dari pembelajaran bahasa yang merupakan bagian dari komunikasi antar budaya.

Pada tahun pertama penelitian, telah dihasilkan produk bahan ajar BIPA yang berupa buku ajar BIPA untuk tingkat pemula atau tingkat dasar yang kontekstual berbasis budaya lokal Bali. Baku ajar yang dihasilkan berjudul “SALAM” dan terdiri dari 11 unit merupakan hasil kerjasama peneliti TPP yang berasal dari Universitas Pendidikan Ganesha dan tim penetili mitra (TPM) dari Fakultas Sastra Universitas Udayana . Setiap unit terdiri dari keterampilan berbicara, menyimak, membaca dan menulis. Setiap unit juga dilengkapi dengan tata bahasa, catatan budaya Bali dan daftar kosa kata. Buku ajar yang disusun pada tahun pertama dilengkapi dengan CD pembelajaran yang berisi latihan-latihan menyimak. Di samping itu, pada bagian akhir buku ajar juga terdapat terjemahan dalam bahasa Inggris dari catatan budaya yang telah dicantumkan pada setiap unit.


(16)

Produk yang berupa buku ajar yang telah dihasilkan pada tahun pertama memerlukan uji pakar terhadap kebenaran konsep baik dari segi penggunaan bahasa

maupun isi dari buku tersebut. Selain uji pakar, buku BIPA “ SALAM” juga perlu

diuji keefektivitasanya dalam pembelajaran BIPA, oleh karena itu penelitian tahun kedua ini sangat perlu untuk dilaksanakan.

1.2 Lingkup Penelitian

Pada tahun pertama, hasil penelitian berupa buku ajar BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) kontekstual yang berbasis budaya lokal Bali telah

disusun. Buku ajar yang dihasilkan diberi judul “SALAM” terdiri dari 11 Unit dan

audio CD. Setelah proses pengembangan bahan ajar selesai dilaksanakan pada tahun pertama, di tahun kedua penelitian, bahan ajar yang telah dihasilkan akan diuji pakar dan diuji keefektivitasannya melalui classroom action research.

1.3 Uraian Pendekatan Kritis dan Konseptual

Grand konsep (konsep utama) dari penelitian ini adalah konsep pengembangan bahan ajar (R&D) dan konsep bahasa (teks) dalam konteks. Konsep R&D dijelaskan oleh Gall &Borg (2003) sebagai sebuah penelitian pengembangan dimana hasil dari penelitian digunakan untuk mendesain produk maupun prosedur baru yang kemudian di uji lapangan secara sistematis, dievaluasi dan direvisi sehingga memenuhi criteria keefektifan dan kualitas yang memenuhi standar.

Sementara konsep teks dan konteks diuraikan oleh saragih (2002:4) sebagai sesuatu kesatuan. Kata konteks (context) berasal dari bentuk Co- yang berarti

“bersama” atau “mendampingi” dan text yang berarti “setiap unit bahasa”. Oleh kareba itu konteks (context) mengandung arti segala sesuatu yang mendampingi teks.


(17)

5

1.4 Luaran Penelitian

Luaran yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu:

(1) Buku ajar BIPA kontekstual berbasis budaya lokal Bali. Bahan ajar yang dihasilkan berupa buku ajar dan Audio CD yang telah divalidasi pakar dan diuji keefektivitasannya.

(2) Artikel yang siap dipublikasikan di jurnal nasional yang terakreditasi. (3) Makalah yang akan dipersentasikan dalam Senari III.

(4) Terciptanya kerjasama antara Universitas Pendidikan Ganesha dan Universitas Udayana dalam pengembangan bahan ajar BIPA.


(18)

6

2.1 Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing dan Roadmap Penelitian

Bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa di Asia yang diminati oleh masyarakat internasional yang berasal dari berbagai negara dengan latar belakang budaya yang berbeda. Dalam Asian Youth Forum (Kompasiana, 2012) disebutkan bahwa Bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa yang menjadi minat peserta untuk dipelajari selain bahasa Jepang, China dan Thailand. Ini menunjukkan bahwa bahasa Indonesia menjadi salah satu bahasa penting yang terdapat di benua Asia.

Bahasa Indonesia sebagai bahasa asing bukan saja menjadi ketertarikan negara-negara di benua Asia, namun juga menjadi ketertaikan dunia barat. Bahasa Indonesia sebagai bahasa asing juga merupakan salah satu bahasa yang termasuk dalam program LOTE (languages other than English) yang diterapkan di sekolah-sekolah di Australia atas gagasan pemerintah Australia. Program LOTE merupakan sebuah program pembelajaran bahasa Indonesia yang merupakan salah satu mata pelajaran diajarkan dari kelas PREP sampai grade 12 (Pasmidi, 2003). Dalam pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa asing di Australia, menurut Pasmidi ada berbagai factor yang menentukan keberhasilannya, yaitu kurikulum, materi pelajaran, metode mengajar, evaluasi , keadaan guru dan siswa itu sendiri.

Saat ini, keberadaan bahasa Indonesia bagi penutur asing semakin diminati masyarakat internasional. Pembelajaran bukan hanya terjadi di negara-negara yang menaruh minat pada bahasa Indonesia, namun di Indonesia juga berkembang berbagai kursus bahasa Indonesia bagi penutur asing. BIPA juga dilaksanakan di universitas-universitas maupun sekolah tinggi di Indonesia.

Suparwa (2010) menyatakan bahwa ada peningkatan minat pembelajar asing untuk belajar bahasa Indonesia. Suparwa memberikan contoh peserta BIPA Fakultas Sastra Universitas Udayana menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kurun waktu 2008 sampai 2010, yaitu dari 39 orang pada tahun 2008 menjadi 187 orang


(19)

7

pada tahun 2010. Ini menunjukkan ada peningkatan kuantitas peserta sebanyak 79%. Selanjutnya Suparwa (2010) mengkaji materi struktur dan permasalahannya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing menyimpulkan bahwa dalam pembelajaran BIPA pemanfaatan pendekatan komunikatif hendaknya memenuhi kebutuhan keterampilan berbahasa, tata bahasa, pelafalan, dan budaya sehingga pelajaran struktur tidak hanya berupa pengetahuan tetapi lebih kepada pemakaian dalam teks dan konteks. Kajian yang dilakukan oleh Suparwa (2010) yang merupakan ketua TPM dalam penelitian ini baru mengkaji tentang pembelajaran struktur bahasa. Oleh karena itu penelitian hibah pekerti ini berusaha untuk mengembangkan kajian beliau sampai akhirnya menghasilhan bahan ajar yang kontekstual.

Sementara itu Hadisaputra dan Adnyani (2012) mengkaji pengaruh budaya Bali dalam kemampuan berbicara mahasiswa pebelajar bahasa asing di Bali. Meskipun hasil penelitian didasarkan pada kemampuan pebelajar mahasiswa yang berasal dari Bali dalam belajar bahasa asing dan pengaruh budaya Bali dalam kemampuan berbicara mereka, hasil penelitian ini juga memberikan kontribusi dalam penelitian hibah Pekerti yang sedang disusun. Dalam pembelajaran bahasa asing, pemahaman terhadap komunikasi antar budaya merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan. Adnyani (2011) juga mengkaji pengenalan budaya sasaran dalam pembelajaran bahasa asing melalui film dan diskusi. Hasil-hasil penelitian yang dilakukan baik oleh TPP dan TPM sebelumnya yang telah diuraikan sebelumnya memiliki kontribusi dalam penelitian ini baik dalam pengajaran BIPA maupun budaya dalam pembelajaran bahasa.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, pada tahun 2014 (yang merupakan hasil tahun pertama dari penelitian PEKERTI ini), Adnyani, dkk telah mengembangkan buku ajar BIPA kontesktual berbasis budaya lokal Bali. Buku ajar yang dilengkapi dengan CD pembelajaran ini terdiri dari 11 unit denga topik-topik yang dicantumkan dalam buku ajar, yaitu salam/perkenalan, asal (Saya Berasal dari Bali), angka, berbelanja, warna ( Warna Bajuku Hijau), anggota tubuh dan


(20)

deskripsi diri, benda-benda di sekitar kita, waktu dan kegiatan sehari-hari, arah dan lokasi, hobi/kegemaran (Saya Suka Berenang), dan binatang kesayangan.

Aspek-aspek budaya Bali yang dicantumkan dalam buku ajar disesuaikan dengan topik-topik pembelajaran. Aspek-aspek tersebut adalah 1) Cara berkenalan dan berkenalan dalam budaya Bali serta basa- basi dalam Budaya Bali, 2) Cara berkendara dan lalu lintas di Bali, 3) Makna dibalik angka, angka-angka yang dianggap sakral dalam Budaya Bali, 4) Tradisi menawar dalam budaya Bali, 5) Makna warna-warna tertentu dalam budaya Bali, 5) Dalam Budaya Bali, orang yang lebih muda tidak boleh menyentuh bagian-bagian tubuh tertentu orang yang lebih tua misalnya, kepala, 6) Privasi dalam budaya Bali? Dalam keluarga Bali hampir tidak ada privasi karena setiap anggota keluarga bisa keluar masuk setiap ruangan yang ada di rumah, 7) Kegiatan sehari-hari orang Bali, 8) Konsep arah dalam Budaya Bali, dan 9) Apa yang dilakukan orang Bali ketika berkumpul, 10) binatang-binatang yang dianggap suci di Bali.

2.2 Bahan Ajar Kontekstual

Karakteristik utama bahan ajar BIPA yang akan dihasilkan dalam penelitian ini adalah adanya penekanan pada pembelajaran kontekstual. Pembelajaran kontekstual yang dimaksud di sini adalah pembelajaran yang didasarkan pada konteks nyata kehidupan sehari-hari yang berbasis budaya lokal Bali. Padmadewi (2012) menyampaikan bahwa dalam sebuah bahan ajar, selaian karakteristik utama, bahan ajar juga hendaknya memiliki kharakterristik penunjang yang sangat penting diantaranya, yaitu (1) memuat standar kompetensi, mengandung materi yang dikemas dalam unit-unit dan berbagai tugas yang bervariasi, (2) memiliki keutuhan materi pembelajaran, (3) adaptif terhadap pemkembangan IPTEKS, (4) penyajian yang terstruktur dan sistematis untuk memudahkan mahasiswa memahami isi bahan ajar, dan (5) nyaman dipakai (user friendly) yang mencakup penyajian materi, tugas, latihan maupun asesmen yang menggunakan alur yang mudah diikuti pembaca.


(21)

9

2.3 Bahan Ajar Berbasis Budaya Lokal

Pembelajaran bahasa berbasis budaya lokal merupakan salah satu perwujudan dari pendekatan pembelajaran yang kontekstual. Secara kontekstual, pembelajaran hendaknya didasarkan pada konteks nyata dalam kehidupan sehari-hari maupun budaya dimana pebelajar itu berada. Koentjaraningrat (dalam Trijanto, 2003) menguraikan bahwa wujud budaya merupakan suatu kompleks dari ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya. Di samping itu juga diuraikan bahwa wujud budaya dapat juga berupa sistem sosial, mengenai kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat. Budaya yang dimaksud disini termasuk didalamnya nilai-nilai yang berlaku pada masyarakat setempat, prinsip-prinsip maupun cara-cara hidup dan pedoman praktis yang berlaku pada masyarakat tersebut. Definisi ini merupakan pedoman yang digunakan dalam pengembangan bahan ajar BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) dimana dalam penelitian ini pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis budaya lokal Bali mengacu pada pembelajaran dan penggunaan bahasa yang berkaitan dengan konteks dan setting budaya Bali. Pembelajaran kontekstual yang berbasis budaya lokal akan mendorong pembelajaran dan penguasaan keterampilan berbahasa yang lebih bermakna dan menunjang keterampilan berbahasa antar buadaya.

Belajar bahasa Indonesia oleh penutur asing merupakan belajar bahasa dalam sebuah konteks komunikasi antar budaya. Dalam belajar bahasa Indonesia, penutur asing juga dituntut untuk mengetahui budaya masyarakat penutur bahasa Indonesia. Sementara itu, masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang terdiri dari masyarakat-masyarakat yang berasal dari beragam budaya lokal. Misalnya, masyarakat yang berasal dari budaya Jawa, Sunda, Batak, Bali dan lain sebagainya. Penutur asing yang ingin belajar Bahasa Indonesia bisa memilih tempat belajar sesuai dengan ketertarikan mereka. Ketertarikan terdapap budaya lokal masyarakat setempat sering menentukan keputusan tempat belajar penutur asing dalam belajar bahasa Indonesia. Misalnya, penutur asing yang tertarik dengan budaya lokal Bali memilih Bali sebagai tempat belajar bahasa Indonesia.


(22)

10 3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengembangkan bahan ajar BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) kontekstual berbasis budaya lokal Bali dan menguji keefektivitasannya.

Tujuan khusus penelitian ini untuk tiap tahunnya adalah sebagai berikut:

Tahun 1

(1) Mengidentifikasi dan menganalisis kompetensi-kompetensi yang harus dicapai oleh mahasiswa asing dalam pembelajaran BIPA di Universitas Pendidikan Ganesha.

(2) Mengidentifikasi dan menganalisis topik-topik kontekstual yang harus diajarkan dalam pembelajaran BIPA di Universitas Pendidikan Ganesha termasuk di dalamnya:

a. Mengkaji unsur-unsur budaya Bali yang dapat dimasukkan dalam pembelajaran BIPA

b. Mengembangkan tema dan subtema budaya Bali yang dapat dimasukkan dalam pembelajaran BIPA

c. Mengembangkan jenis dan bentuk asesmen yang dapat digunakan untuk mengukur ketercapaian masing-masing kompetensi yang telah dirumuskan.

Tahun 2

(1) Validasi pakar bahan ajar BIPA yang telah dihasilkan pada tahun pertama untuk mengetahui kebenaran konsep yang termuat dalam buku ajar.

(2) Menguji keefektifan bahan ajar yang dihasilkan dalam meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia melalui classroom action research (penelitian tindakan kelas).


(23)

11

3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dapat dilihat dari segi kontribusinya dalam menunjang pengenalan bahasa dan budaya Indonesia pada masyarakat internasional, pengembangan institusi yang nantinya bermanfaat baik bagi mahasiswa maupun dosen pengajar. Untuk lebih jelasnya keutamaan penelitian dapat dipaparka sebagai berikut:

(1) Kontribusi dalam menunjang program unggulan Kemendikbud

Program BIPA merupakan salah satu program unggulan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Program BIPA diharapkan sebagai salah satu media yang dapat digunakan oleh pemerintah Indonesia dalam mempernalkan bahasa dan budaya Indonesia pada masyarakat internasional. Oleh karena itu, penelitian ini berkontribusi terhadap keberlangsungan dan suksesnya program BIPA khususnya dalam mnciptakan bahan ajar yang dapat diguanakan dalam proses belajar mengajar bahasa Indonesia yang diperuntukkan bagi mahasiswa asing.

(2) Kontribusi dalam pengembangan institusi khususnya bagi Unit Layanan Bahasa Universitas Pendidikan Ganesha sebagai penyelenggara BIPA

Penelitian ini juga memberikan kontribusi terhadap pengembangan institusi khususnya bagi Unit Layanan Bahasa yang merupakan tempat penyelenggaraan BIPA. Produk bahan ajar yang dihasilkan akan menunjang kualitas pelaksanaan pembelajaran BIPA, baik untuk program Darmasiswa maupun BIPA secara umumnya. Bahan ajar yang dihasilkan juga akan memberikan manfaat bagi dosen, yaitu tersedianya materi-materi pembelajaran yang kontekstual, terdapatnya tema-tema yang berhubungan dengan budaya Bali yang sering menjadi tuntutan peserta BIPA, tersedianya assesmen yang mampu mengukur kompetensi yang akan dicapai.

(3) Kontribusi dalam peneganalan budaya lokal Bali bagi dunia Internasional Produk penelitian yang dihasilkan memiliki kontribusi selain dalam memperkenalkan bahasa Indonesia juga merupakan media dalam penyampaian informasi tentang budaya maupun masyarakat Bali. Hal ini sangat penting karena


(24)

dengan diketahui dan dipahaminya budaya masyarakat Bali maka akan terjalin hubungan internasional yang erat dan saling pengertian. Hal ini akan berdampak pada peningkatan kerjasama antara dunia internasional dengan masyarakat Bali khususnya dan bangsa Indonesia secara umumnya.


(25)

13

BAB 4. METODE PENELITIAN

4.1 Rencana Penelitian

Penelitian ini merupakan sebuah penelitian yang menggunakan rancangan penelitian dan pengembangan (research and development). Penelitian ini terdiri dari 3 tahap yang dilaksanakan selama 2 tahun penelitian. Tahap pertama dan kedua dilaksanakan pada tahun pertama dan tahap ketiga dilaksanakan pada tahun kedua. Berikut adalah deskripsi tahapan-tahapan penelitian yang telah dilaksanakan pada tahun ke-1 dan yang akan dilaksanakan pada tahun ke-2.

(1) tahap pertama terdiri dari pengkajian teoretis kompetensi berbahasa Indonesia yang harus dicapai mahasiswa asing dalam pembelajaran BIPA serta menganalisis dan mengkaji topik-topik yang akan dikembangkan dalam bahan ajar yang diperoleh melalui telaah misi dan misi pembelajaran BIPA, konsultasi dengan ahli pembelajaran dan pengembangan BIPA, mengkaji literature yang terkait dengan pembelajaran BIPA serta menelaah masukan peserta BIPA di Universitas Pendidikan Ganesha.

(2) Tahap kedua merupakan penyusunan dan pengembangan bahan ajar melalui pengembangan topik pembelajaran dan menentukan aktivitas atau tudas-tugas yang dikerjakan mahasiswa yang dapat mengukur ketercapaian kompetensi yang telah dirumuskan.

(3) Tahap ketiga terdiri dari validasi bahan ajar yang dilakukan melalui dua tahap. a. Tahap validasi oleh pakar. Tahap uji ahli ini dilaksanakan untuk

mendapatkan masukan atau saran terhadap substansi isi bahan ajar yang telah dihasilkan. Setelah bahan ajar mendapatkan validasi dari ahli, maka tim peneliti melakukan revisi pertama terhadap bahan ajar yang dihasilkan.

b. Tahap berikutnya adalah validasi tahap kedua melalui uji coba lapangan. Uji coba lapangan dilakukan melalui penelitian tindakan kelas di kelas BIPA yang diselenggarakan di Unit Layanan Bahasa Universitas


(26)

Pendidikan Ganesha. Uji coba lapangan ini dilaksanakan untuk mengetaui keefektifan dan ketepatan buku ajar terhadap kebutuhan mahasiswa. Hasil uji coba lapangan akan menghasilkan revisi kedua terhadap bahan ajar yang dihasilkan. Hasil revisi tahap kedua ini adalah produk akhir dari penelitian ini, yaitu bahan ajar yang telah diuji pakar dan diuji secara empiris.

Tahap pertama dan kedua penelitian ini telah dilaksanakan pada tahun pertama dan tahap ketiga penelitian akan dilaksanakan pada tahun kedua. Untuk lebih jelasnya, rencana penelitian digambarkan pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 yang dikembangkan berdasarkan research and Development model Gall &Borg (2003). Gambar 4.1 Rencana Penelitian yang telah Dilaksanakan pada Tahun Pertama TAHA P I (P ERT AMA) TAHA P II (KEDU A)

IDENTIFIKASI & ANALISIS

KOMPETENSI + TOPIK TOPIK PEMBELAJARAN

TELAAH MASUKAN AHLI TELAAH MASUKAN PESERTA BIPA MENGANALISIS KURIKULUM, SILABUS,

VISI & MISI BIPA

RANCANGAN KISI-KISI DAN

PENGEMBANGAN MATERI AJAR

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

PENGEMBANGAN TOPIK/TEMA/SUB TEMA

BAHAN AJAR SIAP DIVALIDASI

MENGKAJI LITERATUR

PENGEMBANGAN JENIS DAN BENTUK ASSESSMENT


(27)

15

Gambar 4.2 Rencana Penelitian Tahun Kedua

4.2 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan paradigma pendekatan penelitian kualitatif dan deskriptif. Pendekatan kualitatif dilaksanakan pada tahap pertama dan kedua penelitian, yaitu pada tahap penentuan kompetensi serta analisis dan pengkajian

TAH

AP II

I

(K

ETI

GA

)

VALIDASI BAHAN AJAR MELALUI UJI PAKAR DAN

UJI COBA LAPANGAN (CLASSROOM ACTION RESEARCH)

EVALUASI TAHAP I (PERTAMA) (UJI PAKAR TERHADAP ISI BAHAN AJAR)

ANALISIS DATA

HASIL REVISI I (PERTAMA)

EVALUASI TAHAP II (KEDUA) (UJI COBA LAPANGAN)

ANALISIS DATA

HASIL REVISI II (KEDUA)

PRODUK AKHIR HASIL PENGEMBANGAN (BAHAN AJAR SIAP PAKAI)


(28)

topik-topik materi ajar dan perencanaan aktivitas serta tugas-tugas yang akan dicantumkan dalam bahan ajar. Pendekatan deskriptif menggunakan formula Gregory digunakan pada tahap validasi pakar dan deskriptif kualitatif dilaksanakan pada tahap ketiga penelitian yang merupakan tahap uji coba lapangan melaui clarssroom action research.

4.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan sesuatu atau orang yang dapat memberikan informasi dalam pengumpulan data penelitian. Penelitian ini memperoleh data dari tiga subjek penelitian yang berbeda. Pertama, subjek penelitian ini adalah visi misi, kurikulum, dan silabus BIPA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang memberikan informasi tentang kompetensi yang harus dikuasai oleh mahasiswa asing dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Kedua, subjek penelitian adalah para pakar atau ahli BIPA yang memberikan masukan tentang isi dari buku ajar yang disusun. Ketiga, subjek penelitian ini adalah mahasiswa peserta BIPA termasuk didalamnya peserta Darmasiswa RI atau peserta BIPA Undiksha yang akan dilibatkan dalam uji coba lapangan produk buku ajar yang akan dihasilkan.

4.4 Metode dan Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data penelitian dilaksanakan sesuai dengan rancangan penelitian yang telah disusun. Dalam pengumpulan data pada penelitian tahun ke-2 ini, peneliti mengembangkan beberapa instrumen, yaitu

(1) Instrumen untuk mengukur validitas dari Buku Ajar

Instrumen ini dikembangkan untuk mendapat penilaian dari pakar tentang kualitas buku ajar yang dikembangkan.


(29)

17

Intrumen lain yang dikembangkan adalah panduan wawancara. Panduan wawancara ini digunakan untuk memperoleh data dari pakar atau ahli di bidang pembelajaran BIPA baik ahli dalam bidang pembelajaran bahasa Indonesia maupun tentang budaya-budaya lokal Bali yang dimasukkan ke dalam buku ajar. Wawancara juga dilakukan terhadap dosen pengajar dan mahasiswa perseta BIPA tentang keefektifan penggunaan buku ajar dalam kelas BIPA.

Untuk lebih jelasnya metode yang digunakan dan prosedur pengumpulan data pada tahun kedua ini dapat dilihat dalam Tabel 4.1.

Table 4.1 Metode dan prosedur pengumpulan data Tujuan penelitian Metode pengumpulan data dan

Instrument

Analisis data Sumber data Output

Memvalidasi bahan ajar yang telah dihasilkan melalui validasi pakar

Angket lembar validasi

Cek list Analisa deskriptif menggunakan formula Gregory (lihat Table 3.2 )

Buku ajar yang disusun pada tahun I

Ahli /Pakar BIPA

Buku ajar BIPA yang sudah divalidasi

Menguji

keefektifan bahan ajar yang dihasilkan dalam meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia Penelitian tindakan kelas Pedoman wawancara Catatan lapangan

Deskriptif kualitatif Mahasiswa BIPA dan guru BIPA

Buku ajar final.

Table 4.2. Formula Gregory

Judge 1

Not relevant Relevant

Judge 2 Not relevant A (- -) B (- +)

Relevant C (+ -) D (+ +)

Validitas konten = D A + B + C + D


(30)

Note:

A: Judge 1 and Judge 2 does not agree B: Judge 1 agree and judge 2 does not agree C: Judge 1 does not agree and judge 2 agree D: Judge 1 and judge 2 agree

Tahap akhir dari penelitian ini adalah pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilakukan bukan untuk memecahkan masalah mahasiswa namun untuk menguji kualitas buku ajar yang telah dihasilkan.

4.5 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan dianalisa secara deskriptif. Data kualitatif diperoleh pada tahun pertama penelitian dan data deskriptif dikumpulkan pada tahun kedua penelitian. Berdasarkan jenis-jenis data tersebut maka tahap analisis akan dilaksanakan dengan interpretasi data. Interpretasi data dilaksanakan untuk membangun makna dari fakta-fakta yang diperoleh. Interpretasi data dibantu dengan teknik triangulasi. Teknik triangulasi data dilakukan melalui triangulasi metode dan sumber informasi. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data dengan tingkat kepercayaan yang tinggi. Hasil analisis data kemudian dipaparkan secara deskriptif. Analisis data juga akan dilaksanakan secara deskriptif menggunakan formula Gregory khususnya terhadap data penilaian pakar/ahli. Pada tahap uji coba pada penelitian tindakan kelas data dianalisis secara deskriptif.

4.6 Target Keberhasilan

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini dan pertimbangan kontribusi penelitian, maka target dari penelitian ini adalah:


(31)

19

(1) Dikembangkannya bahan ajar BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) kontekstual berbasis budaya lokal Bali yang telah divalidasi pakar dan diujicoba lapangan.

(2) Bahan ajar yang dihasilkan, yaitu berupa buku ajar dan CD pembelajaran. CD pembelajaran digunakan untuk pembelajaran keterampilan mendengar.

(3) Temuan penelitian ini akan dikirim ke jurnal terakreditasi nasional, yaitu ke Jurnal Linguistika, Fakultas sastra Universitas Udayana.

(4) Makalah yang akan dipersentasikan dalam Senari III.

4.7 Indikator Keberhasilan

Penelitian ini dianggap berhasil apabila mampu menghasilkan bahan ajar yang sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai oleh mahasiswa asing peserta BIPA. Di samping itu, bahan ajar yang dihasilkan sesuai dengan tujuan pembelajaran BIPA.


(32)

20 5.1 Uji Validasi Konten oleh Pakar

Uji validitas buku ajar BIPA yang dihasilkan dilakukan melalui uji validitas konten yang dilaksanakan oleh dua orang pakar BIPA. Pakar pertama, yaitu Dr. Made Sri Satyawati, S.S,M.Hum. dan pakar kedua adalah Drs. I Nyoman Seloka Sudiara, M.Pd. Proses validasi konten oleh pakar dilaksanakan pada 27 Februari 2015. Instrumen yang digunakan dalam uji validitas konten adalah ceklist (lampiran 02). Hasil uji validitas konten kemudian dianalisa menggunakan formula Gregory.

Indikator yang digunakan dalam meniliai kualitas buku ajar BIPA yang dihasilkan adalah:

a) Struktur buku ajar, yang terdiri dari tampilan buku ajar dan konsistensi antara materi dan kompetensi dasar

b) Organisasi penyajian buku ajar, terdiri dari sistematika penyajian, kedalaman materi yang disajikan, gambar dan tabel yang disajikan, kegiatan yang disajikan dimungkinkan untuk dilakukan, konteks budaya Bali yang disajikan membantu pemahaman siswa tentang kehidupan masyarakat lokal, dan kesesuaian uraian kegiatan mahasiswa dan dosen untuk setiap tahap pembelajaran.

c) Aspek bahasa, terdiri dari penggunaan bahasa sesuai dengan EYD, bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat pemahaman dan kemampuan berbahasa mahasiswa, dan bahasa yang digunakan komunikatif dan mudah dipahami. Penetuan validitas konten yang diperoleh berdasarkan penilaian pakar dimasukkan ke dalam table Gregory.

Tabel 5.1 Tabel Gregory Instrumen Buku Ajar BIPA

Judge 1

Not relevant Relevant

Judge 2 Not relevant A (0) B (0)


(33)

21

Table 5.1 menggambarkan bahwa sel D menunjukkan sepuluh (10) butir dari sebelas (11) butir instrumen dinyatakan relevan oleh kedua pakar yang menilai isi buku ajar BIPA yang dihasilkan. Sementara ada satu (1) butir aspek yang dinilai terdapat dalam sel C yang mengindikasikan adanya perbedaan pandangan antara pakar 1 dan pakar 2. Pakar 1 menganggap bahwa butir tersebut tidak relevan dan pakar dua menganggap relevan. Butir instrument yang dipermasalahkan oleh pakar satu (1) adalah konteks budaya local Bali yang dituliskan dalam bahasa Inggris. Menurut pakar tersebut, penulisan konteks atau catatan budaya dalam bahasa Inggris tidak akan membantu pemahaman mahasiswa asing tentang budaya lokal Bali khususnya bagi mahasiswa-mahasiswa BIPA yang berasal dari Negara-negara non bahasa Inggris seperti Jepang, Korea dan Cina. Dengan demikian hasil perhitungan koofesisien validiatas buku ajar BIPA yang dihasilkan bernilai 0.9. Oleh karena itu, buku ajar yang dikembangkan secara isi dianggap valid.

5.2 Saran Perbaikan Buku Ajar oleh Pakar

Adapun saran perbaikan yang diperoleh dari hasil uji validitas konten yang dilakukan oleh dua pakar yang namanya telah disebutkan sebelumnya dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Memperbaiki kalimat, memperbaiki kesalahan penggunaan tanda baca, dan beberapa ejaan kata yang tidak sesuai dengan EYD.

2. Mengganti beberapa kosakata dan istilah agar sesuai dengan tingkat kemampuan mahasiswa.

3. Memperbaiki daftar kosakata karena ada beberapa kata yang didaftar berulang-ulang.

4. Memperluas dan menambah ulasan tentang catatan budaya (cultural notes). 5. Menambah latihan dan contoh-contoh yang dianggap perlu.


(34)

5.3 Uji Empiris Buku Ajar

Bertolak dari hasil validasi dan saran perbaikan yang telah diberikan oleh pakar terhadap buku ajar BIPA yang telah dikembangkan, maka dilaksanakan uji coba lapangan melalui penelitian tindakan kelas guna memperoleh informasi tetang keefektifan penggunaan buku tersebut dalam pembelajaran. Uji coba dilaksanakan di Unit Layanan Bahasa Universitas Pendidikan Ganseha dengan subjek penelitian mahasiswa BIPA tingkat dasar yang mengikuti kuliah pada periode Maret 2015 sampai Juni 2015. Efektivitas buku ajar dalam pembelajaran diukur melalui capaian hasil belajar mahasiswa dan komentar mahasiswa terhadap buku ajar yang telah dikembangkan. Buku ajar dianggap efektif dalam pembelajaran jika mahasiswa mencapai nilai minimal B.

Mahasiswa BIPA yang mengikuti perkuliahan tingkat dasar ini berjumlah 10 orang (Lampiran 01). Pelaksanaan uji empiris disesuaikan dengan jadwal perkuliahan BIPA di Unit Layanan Bahasa yang melibatkan tiga orang pengajar, yaitu Rima Andriani Sari, S.Pd.,M.Hum, Drs. I Gede Batan, M.A., dan I Made Suta Paramarta, S.Pd.,M.Hum. Hal ini disebabkan karena pelaksanaan penelitian tidak diperkenankan untuk menganggu jadwal pembelajaran yang sudah dirancang oleh pengelola unit. Adapun jadwal pelaksanaan proses pembelajaran adalah hari senin pada jam C-D (pukul 9.30-11.10) dan E-F (pukul 11.30-13.10) serta hari selasa pada jam C-D (pukul 9.30-11.10).

Ketiga pengajar BIPA tingkat dasar di Unit Layanan Bahasa tersebut mengajarkan topik-topik pembelajaran secara berurutan. Kebetulan secara jadwal ada tiga dosen yang mengajar secara berturut-turut jadi unit-unit yang terdapat dalam buku ajar BIPA yang dikembangkan diajar secara berturut –turut supaya tidak mengganggru proses pembelajaran yang sudah terjadwal. Pelaksanaan uji empiris dimulai pada hari Senin, 2 Maret 2015 sampai akhir April 2015 dan diakhiri dengan tes keterampilan berbahasa dan tata bahasa pada 18 Mei 2015. Adapun daftar kehadiran mahasiswa dan jurnal pembelajaran dapat dilihat pada Lampiran 01. Pelaksanaan uji empiris buku ajar BIPA dalat dilihat pada Gambar 5.1 sampai 5.4.


(35)

23

Gambar 5.1 Pelaksanaan Uji Empiris Foto 1


(36)

Gambar 5.3 Pelaksanaan Uji Empiris Foto 3


(37)

25

Berdasarkan tes keterampilan berbahasa yang meliputi tes keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, membaca, menulis dan berbicara dan tata bahasa diperoleh hasil bahwa rata-rata mahasiswa mencapai nilai minimal B. Adapun tes yang diberikan kepada mahasiswa dapat dilihat pada Lampiran 03 dan hasil belajar mahasiswa dapat dilihat pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2 Hasil Belajar Mahasiswa

No Nama Mahasiswa Skor rata-rata Nilai

1 Nicole Joyce Else Welleerd 85.6 A

2 Liz Tenhagen 83 B

3 Rina Sharika Pita 85 A

4 Iris Teunie Mosterd 82 B

5 Lisa Pot 83.6 B

6 Nadine Mirelle de Groot 84.4 B

7 Marieke Bos 83.6 B

8 Wybe Hoen 82.6 B

9 Janna kristel Geerling 78 B

10 Kim Kerssles 83 B

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dua orang mahasiswa memperoleh nilai A dan delpan orang memperoleh nilai B. Hal ini menunjukkan bahwa buku ajar yang dikembangkan efektif untuk digunakan dalam pembelajaran.

Adapaun komentar mahasiswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan buku tersebut sangat positif. Beberapa komentar yang diberikan mahasiswa, yaitu: 1. Buku ajar yang digunakan mencakup topik-topik yang mereka perlukan dalam

berkomunikasi-sehari-hari.

2. Bahasa yang digunakan sederhana dan mudah dipahami. 3. Bahasa yang digunakan sangat komunikatif.

4. Catatan budaya membantu mereka dalam memahami masyarakat lokal Bali. 5. Gambar yang dicantumkan dalam buku sangat menarik dan mengandung sedikit


(38)

Bahkan, dua orang mahasiswa yang bernama Rina Sharika Pita dan Nicole Joyce Else Welleerd memesan buku BIPA yang dikembangkan untuk dipakai mengajar karena buku tersebut dilengkapi dengan gambar-gambar yang menarik dan bahasa yang sederhana.

Namun demikian, mahasiswa juga memberikan beberapa saran untuk perbaikan. Beberapa saran yang diberikan oleh mahaiswa, yaitu:

1. Menyimak diharapkan menggunakan audio

2. Menambah ilustrasi dan contoh dan melengkapi ruang-ruang yang masih kosong.


(39)

27

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1Kesimpulan

Berdasarkan permasalahan, tujuan, dan temuan penelitian, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut. Pertama, buku ajar BIPA yang dikembangkan berdasarkan hasil uji validasi konten yang dilakukan oleh pakar telah memenuhi syarat validitas. Kedua, hasil uji empiris yang dilaksanakan melaui penelitian tindakan kelas menunjukkan bahwa buku ajar yang dikembangkan efektif digunakan dalam pembelajaran BIPA.

6.2Saran

Diharapkan penelitian ini dikembangkan sehingga tidak hanya BUKU BIPAtingkat Pemula yang dihasilkan, namun diharapkan ada penelitian-penelitian lanjutan yang menghasilkan produk berupa bahan ajar untuk tingkat madya dan tingkat lanjut.


(40)

DAFTAR PUSTAKA

Adnyani, Ni Luh Putu Sri. 2011. Introducing Target Language Culture through Movie Watcing and Discussion. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, 44 (1-3), 77-83

Adryansyah. 2012. Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). Tersedia pada http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/info_bipa (diakses tanggal 2 Maret 2013)

Atmosumarto, Sutanto. 1994. Colloquial Indonesian. London: Routledge

Agustini, Ketut dan Made Windu Antara Kesiman. 2011. Pengembangan Media Ajar Berteknologi Hypertext untuk Perkuliahan Sistem Operasi Berbasis Nilai-Nilai Kearifan Lokal Konsep subak. Laporan Penelitian Hibah Pekerti. Lembaga Penelitian Universitas Pendidikan Ganesha

Almatsier, A.M. 2002. How to Master the Indonesian Language. Jakarta: Djambatan Gall, Meredith, Joyce P Gall and Walter Raymond Borg. 2003. Educational Research;

An Introduction. USA: Allyn & Bacon Inc.

Hadisaputra, I Nyoman Pasek dan Ni Luh Putu Sri Adnyani. 2012. The Influence of Balinese Culture on EFL University Students Speaking Ability. Jurnal Lingua Scientia, 19(2), 21-42

Iswekke. 2012. Bahasa Indonesia Bagi penutur Asing. Tersedia pada http://luar- negeri.kompasiana.com/2012/11/02/bahasa-indonesia-bagi-penutur-asing--500284.html (diakses tanggal 2 Maret 2013)

Kementerian Pendididan dan Kebudayaan. 2011. About Darmasiswa. Tersedia pada http://darmasiswa.kemdiknas.go.id/v2/index.php?p=about (diakses tanggal 2 Maret 2013)

Padmadewi, Ni Nyoman. 2012. Pengembangan Bahan AjarbMata Kuliah Strategi Pembelajaran Bahasa untuk Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Ganesha. Laporan Penelitian Lanjut. Lembaga Penelitian Universitas Pendidikan Ganesha

Pasmidi, Ni Made. 2003. Pengajaran Bahasa Indonesia sebagai Bagian dari LOTE pada Primary School di Australia. Makalah disajikan dalam Kolita 1 Konferensi Linguistik Tahunan Atmajaya. Pusat Kajian Bahasa dan Budaya Unika Atmajaya. Jakarta 17-18 Februari 2003

Saragih, Amrin. 2002. Bahasa dan Konteks Sosial: Pendekatan Linguistik Fungsional Sistemik terhadap tata Bahasa dan Wacana. Medan: Universitas Negeri Medan


(41)

29

Suparwa, I Nyoman. 2010. Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA): Materi Struktur dan Permasalahannya. Denpasar: Universitas Udayana

Trijanto, Endang K. 2003. Budaya Malu dalam Berbahasa. Makalah disajikan dalam Kolita 1 Konferensi Linguistik Tahunan Atmajaya. Pusat Kajian Bahasa dan Budaya Unika Atmajaya, 17-18 Februari 2003.


(42)

(43)

(44)

(45)

(46)

(47)

(48)

Lampiran 02. Instrumen Validasi Buku Ajar

Instrumen Lembar Validasi Buku Ajar Mata Kuliah : BIPA

Tingkat : Dasar A. Tujuan

Tujuan penggunaan instrumen ini adalah untuk mengetahui kevalidan buku ajar BIPA berbasis budaya local Bali yang disusun untuk tingkar dasar.

B. Petunjuk

1. Mohon beri tanda rumput (√) didalam kolom relevan atau tidak relevan sesuai dengan kualitas masing-masing aspek penilaian.

2. Mohon berikan saran di kolom “saran perbaikan”.

C. Penilaian Ditinjau dari Beberapa Aspek Pengembangan Buku Ajar

No Aspek yang dinilai Relevan Tidak relevan Saran Perbaikan A Struktur Buku Ajar

1. Tampilan umum menarik

2. Konsistensi antara materi dan KD

B Organisasi penyajian buku ajar

3. Sistematika penyajian jelas 4. Kedalaman materi yang disajikan 5. Gambar dan tabel yang disajikan dalam buku ajar jelas untuk membantu pemahaman mahasiswa

6. Kegiatan mahasiswa yang disajikan memungkinkan untuk dilakukan

7. Konteks budaya lokal Bali yang disajikan membantu pemehaman siswa tentang kehidupan

masyarakat lokal

8. Kesesuaian uraian kegiatan mahasiswa dan dosen untuk setiap tahap pembelajaran dengan aktivitas pembelajaran BIPA yang


(49)

37

berbasis budaya lokal Bali

C Bahasa

9. Penggunaan bahasa sesuai dengan EYD

10. Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat pemahaman dan kemampuan berbahasa mahasiswa 11. Bahasa yang digunakan

komunikatif dan mudah dipahami

“i garaja, ………. 5 Validator


(50)

(51)

(52)

(53)

(54)

Lampiran 04 Artikel Ilmiah

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIPA (PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING) KONTEKSTUAL

BERBASIS BUDAYA LOKAL BALI

Abstrak

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengembangkan bahan ajar BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) kontekstual berbasis budaya lokal Bali dan menguji keefektivitasannya. Penelitian ini akan dilakukan selama 2 (dua) tahun. Pada tahun pertama penelitian, penelitian ini telah menghasilkan produk berupa buku ajar BIPA kontekstual berbasis budaya lokal Bali yang dilengkapi dengan CD pembelajaran. Buku ajar yang dihasilkan terdiri dari 11 unit dengan masing-masing unit terdiri dari keterampilan berbicara, menyimak, membaca, menulis serta dilengkapi dengan tata bahasa, catatan budaya Bali dan daftar kosa kata. Pada tahun kedua, penelitian ini memiliki tujuan, yaitu (1) validasi pakar buku ajar BIPA yang telah dihasilkan pada tahun pertama untuk mengetahui kebenaran konsep yang termuat dalam buku ajar, dan (2) menguji keefektifan bahan ajar yang dihasilkan dalam meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia melalui classroom action research (penelitian tindakan kelas). Grand konsep dari penelitian ini adalah konsep penelitian pengembangan (R&D) dan konsep bahasa (teks) dan konteks. Pentingnya dan keutamaan dari penelitian ini dapat dilihat dari segi kontribusinya dalam menunjang pengenalan bahasa dan budaya Indonesia pada masyarakat internasional, pengembangan institusi yang nantinya bermanfaat baik bagi mahasiswa maupun dosen pengajar. Penelitian ini memiliki kontribusi yang sangat signifikan dalam upaya pengembangan keahlian dosen-dosen peneliti TPP dalam pembelajaran BIPA (bahasa Indonesia bagi Penutur Asing). Di samping itu, penelitian ini bermanfaat dalam pengembangan laboratorium Bahasa Universitas pendidikan Ganesha baik sebagai tempat berlangsungnya proses belajar mengajar BIPA maupun sebagai tempat penelitian pengembangan bahan ajar pembelajaran. Berdasarkan permasalahan, tujuan, dan temuan penelitian, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut. Pertama, buku ajar BIPA yang dikembangkan berdasarkan hasil uji validasi konten yang dilakukan oleh pakar telah memenuhi syarat validitas. Kedua, hasil uji empiris yang dilaksanakan melaui penelitian tindakan kelas menunjukkan bahwa buku ajar yang dikembangkan efektif digunakan dalam pembelajaran BIPA.

Kata kunci: BIPA, kontekstual, budaya Bali

1. Pendahuluan

Pemerintah Indonesia melalui program BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) berusaha untuk memperkenalkan masyarakat dan budaya Indonesia di dunia Internasional. Program ini juga merupakan salah satu program unggulan Badan


(55)

43

Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (badanbahasa.kemdikbud.go.id). Salah satu bentuk implementasi program BIPA adalah terwujudnya program Darmasiswa. Program ini memberikan beasiswa bagi mahasiswa asing yang berasal dari negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik untuk mempelajari bahasa, seni dan budaya Indonesia.

Sehubungan dengan program Darmasiswa tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merekrut sekitar 45 universitas sebagai tempat penyelenggara program Darmasiswa (darmasiswa.kemdiknas.go.id). Salah satu universitas yang ditunjuk adalah Universitas Pendidikan Ganesha. Hasil wawancara yang dilakukan pada staf subbagian kerjasama di bawah Biro AAKPSI menunjukkan bahwa sejak dimulainya program Darmasiswa di Universitas Pendidikan Ganesha pada tahun ajaran 2005/2006 sampai tahun ajaran 2012/2013, peserta Darmasiswa mengalami peningkatan jumlah lebih dari 50%. Selain itu, peserta BIPA juga berasal bukan hanya dari program Darmasiswa, namun juga mulai berkembang dengan adanya MoU antara Universitas Pendidikan Ganesha dengan universitas-universitas lain di luar negeri seperti dari Belanda, Belgia maupun Swedia.

Namun hasil observasi menunjukkan bahwa peningkatan kuantitas peserta BIPA tidak dibarengi dengan peningkatan bahan ajar dan media pembelajaran yang dapat mendukung lancarnya pelaksanaan program. Pelaksanaan program mengalami beberapa kendala. Salah satunya adalah kurangnya bahan ajar termasuk buku ajar dan media audio-visual yang dapat menunjang lancarnya proses belajar mengajar. Ini menunjukkan bahwa usaha pemerintah Indonesia melalui program BIPA yang merupakan salah satu program unggulan kementerian pendidikan dan kebudayaan secara praktis belum ditunjang dengan optimal.

Selama 6 tahun terakhir, peneliti terlibat sebagai tim pengajar Darmasiswa/BIPA. Selama kurun waktu tersebut, satu-satunya bahan ajar BIPA yang diperoleh dari Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional adalah buku Lentera Indonesia 1, 2 dan 3 yang terbit pada tahun 2004 dan dicetak ulang sampai tahun 2009. Lentera Indonesia disusun oleh Tim BIPA Pusat Bahasa. Namun sampai tahun


(56)

2013 belum ada buku pegangan lain yang kami terima dari Pusat Bahasa. Ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan pemasaran program BIPA baik melalui media cetak maupun online belum didukung oleh peningkatan bahan ajar. Bahan ajar yang tersedia kurang memadai dan sangat tidak variatif.

Di lain pihak, bahan-bahan ajar pembelajaran BIPA yang diterbitkan oleh penerbit-penerbit nasional maupun internasional yang beredar di pasaran keberadaannya sangat terbatas dan bahkan bisa dihitung dengan jari. Bahkan beberapa diantara buku tersebut isinya kurang kontekstual dan kurang kini. Misalnya, dalam How to Master the Indonesian Language, Almatsier (2002), sering dijumpai kalimat-kalimat seperti “Kemana Tuan Sardi pergi?”, “Nona Asni datang dari mana?” “Nyonya Tan tinggal di sebelah kami.” Penggunaan kata tuan, nona dan nyonya secara kontekstual sangat jarang kita gunakan sehari-hari bahkan hampir tidak pernah didengar dalam konteks pergaulan masa kini. Contoh lain misalnya penggunaan kalimat-kalimat yang terdapat dalam Atmosumarto (1994) “Maukah engkau keluar dengan aku?” “Sudahkah engkau mengajak Tono?” “Bu undangan untuk makan malam dari Tuan dan Nyonya Chapman itu. Untuk kapan?” Mari kita pikirkan di dunia nyata. Saat ini, jika seseorang ingin mengundang atau mengajak

Anda keluar, pernahkah Anda mendengar “Maukah engkau keluar dengan aku?” Di samping penggunaan istilah-istilah maupun frase atau kalimat yang kurang kontekstual, masalah lain yang perlu diatasi dalam ketersediaan bahan ajar BIPA adalah kurangnya topik-topik yang berhubungan dengan budaya lokal yang terdapat dalam buku-buku yang tersedia. Pentingnya topik yang berhubungan dengan budaya lokal merupakan salah satu masukan dari peserta-peserta BIPA. Peserta Darmasiswa tahun ajaran 2012/2013 misalnya meminta secara khusus agar topik-topik yang berhubungan dengan budaya Bali diperbanyak. Mereka berargumen bahwa dipilihnya Universitas Pendidikan Ganesha sebagai study field pilihan 1 (satu) tempat mereka menjalani perkuliahan dengan harapan mereka akan mendapat informasi dan wawasan serta pengalaman yang berhubungan dengan masyarakat dan budaya Bali.


(57)

45

Sementara itu bahan-bahan ajar BIPA yang mencantumkan topik budaya lokal Bali masih sangat terbatas.

Masalah-masalah yang telah diuraikan sebelumnya perlu pemecahan secara mendesak dan solusinya perlu segera dilaksanakan. Pemecahan masalah yang dianggap paling memungkinkan dan bisa terjangkau adalah pengembangan bahan ajar BIPA kontekstual yang berbasis budaya lokal Bali. Bahan ajar yang kontekstual diharapkan mampu mengakomodasi kebutuhan para peserta BIPA untuk mempraktekkan bahasa Indonesia mereka dengan baik dan dapat digunakan dalam kehidupan mereka sehari-hari baik di lingkungan kampus maupun dalam kehidupan di lingkungan sekitar maupun dalam pergaualan sehari hari. Berbasis budaya lokal khususnya budaya Bali merupakan bagian dari pembelajaran bahasa yang merupakan bagian dari komunikasi antar budaya.

Pada tahun pertama penelitian, telah dihasilkan produk bahan ajar BIPA yang berupa buku ajar BIPA untuk tingkat pemula atau tingkat dasar yang kontekstual berbasis budaya lokal Bali. Baku ajar yang dihasilkan berjudul “Selamat Datang” dan terdiri dari 11 unit merupakan hasil kerjasama peneliti TPP yang berasal dari Universitas Pendidikan Ganesha dan tim penetili mitra (TPM) dari Fakultas Sastra Universitas Udayana . Setiap unit terdiri dari keterampilan berbicara, menyimak, membaca dan menulis. Setiap unit juga dilengkapi dengan tata bahasa, catatan budaya Bali dan daftar kosa kata. Buku ajar yang disusun pada tahun pertama dilengkapi dengan CD pembelajaran yang berisi latihan-latihan menyimak. Di samping itu, pada bagian akhir buku ajar juga terdapat terjemahan dalam bahasa Inggris dari catatan budaya yang telah dicantumkan pada setiap unit.

Produk yang berupa buku ajar yang telah dihasilkan pada tahun pertama memerlukan uji pakar terhadap kebenaran konsep baik dari segi penggunaan bahasa

maupun isi dari buku tersebut. Selain uji pakar, buku BIPA “ Selamat Datang” juga

perlu diuji keefektivitasanya dalam pembelajaran BIPA, oleh karena itu penelitian tahun kedua ini sangat perlu untuk dilaksanakan.


(58)

2. Metode

Penelitian ini menggunakan paradigma pendekatan penelitian kualitatif dan deskriptif. Pendekatan kualitatif dilaksanakan pada tahap pertama dan kedua penelitian, yaitu pada tahap penentuan kompetensi serta analisis dan pengkajian topik-topik materi ajar dan perencanaan aktivitas serta tugas-tugas yang akan dicantumkan dalam bahan ajar. Pendekatan deskriptif menggunakan formula Gregory digunakan pada tahap validasi pakar dan deskriptif kualitatif dilaksanakan pada tahap ketiga penelitian yang merupakan tahap uji coba lapangan melaui clarssroom action research.

Subjek penelitian merupakan sesuatu atau orang yang dapat memberikan informasi dalam pengumpulan data penelitian. Penelitian ini memperoleh data dari tiga subjek penelitian yang berbeda. Pertama, subjek penelitian ini adalah visi misi, kurikulum, dan silabus BIPA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang memberikan informasi tentang kompetensi yang harus dikuasai oleh mahasiswa asing dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Kedua, subjek penelitian adalah para pakar atau ahli BIPA yang memberikan masukan tentang isi dari buku ajar yang disusun. Ketiga, subjek penelitian ini adalah mahasiswa peserta BIPA termasuk didalamnya peserta Darmasiswa RI atau peserta BIPA Undiksha yang akan dilibatkan dalam uji coba lapangan produk buku ajar yang akan dihasilkan.

Prosedur pengumpulan data penelitian dilaksanakan sesuai dengan rancangan penelitian yang telah disusun. Dalam pengumpulan data pada penelitian tahun ke-2 ini, peneliti mengembangkan beberapa instrumen, yaitu

(1) Instrumen untuk mengukur validitas dari Buku Ajar

Instrumen ini dikembangkan untuk mendapat penilaian dari pakar tentang kualitas buku ajar yang dikembangkan.

(2) Instrumen berupa Panduan Wawancara

Intrumen lain yang dikembangkan adalah panduan wawancara. Panduan wawancara ini digunakan untuk memperoleh data dari pakar atau ahli di bidang


(59)

47

pembelajaran BIPA baik ahli dalam bidang pembelajaran bahasa Indonesia maupun tentang budaya-budaya lokal Bali yang dimasukkan ke dalam buku ajar. Wawancara juga dilakukan terhadap dosen pengajar dan mahasiswa perseta BIPA tentang keefektifan penggunaan buku ajar dalam kelas BIPA.

Untuk lebih jelasnya metode yang digunakan dan prosedur pengumpulan data pada tahun kedua ini dapat dilihat dalam Tabel 1.

Table 1 Metode dan prosedur pengumpulan data Tujuan penelitian Metode pengumpulan data dan

Instrument

Analisis data Sumber data Output

Memvalidasi bahan ajar yang telah dihasilkan melalui validasi pakar

Angket lembar validasi

Cek list Analisa deskriptif menggunakan formula Gregory

Buku ajar yang disusun pada tahun I

Ahli /Pakar BIPA

Buku ajar BIPA yang sudah divalidasi

Menguji

keefektifan bahan ajar yang dihasilkan dalam meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia Penelitian tindakan kelas Pedoman wawancara Catatan lapangan

Deskriptif kualitatif Mahasiswa BIPA dan guru BIPA

Buku ajar final.

3. Hasil dan Pembahasan

3.1 Uji Validasi Pakar Bahan Ajar (Buku Ajar) yang Dihasilkan

Uji validitas buku ajar BIPA yang dihasilkan dilakukan melalui uji validitas konten yang dilaksanakan oleh dua orang pakar BIPA. Pakar pertama, yaitu Dr. Made Sri Satyawati, S.S,M.Hum. dan pakar kedua adalah Drs. I Nyoman Seloka Sudiara, M.Pd. Proses validasi konten oleh pakar dilaksanakan pada 27 Februari 2015. Instrumen yang digunakan dalam uji validitas konten adalah ceklist (lampiran 02). Hasil uji validitas konten kemudian dianalisa menggunakan formula Gregory.

Indikator yang digunakan dalam meniliai kualitas buku ajar BIPA yang dihasilkan adalah:


(60)

d) Struktur buku ajar, yang terdiri dari tampilan buku ajar dan konsistensi antara materi dan kompetensi dasar

e) Organisasi penyajian buku ajar, terdiri dari sistematika penyajian, kedalaman materi yang disajikan, gambar dan tabel yang disajikan, kegiatan yang disajikan dimungkinkan untuk dilakukan, konteks budaya Bali yang disajikan membantu pemahaman siswa tentang kehidupan masyarakat lokal, dan kesesuaian uraian kegiatan mahasiswa dan dosen untuk setiap tahap pembelajaran.

f) Aspek bahasa, terdiri dari penggunaan bahasa sesuai dengan EYD, bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat pemahaman dan kemampuan berbahasa mahasiswa, dan bahasa yang digunakan komunikatif dan mudah dipahami. Penetuan validitas konten yang diperoleh berdasarkan penilaian pakar dimasukkan ke dalam table Gregory.

Tabel 2 Tabel Gregory Instrumen Buku Ajar BIPA

Judge 1

Not relevant Relevant

Judge 2 Not relevant A (0) B (0)

Relevant C (1) D (10)

Table 2 menggambarkan bahwa sel D menunjukkan sepuluh (10) butir dari sebelas (11) butir instrumen dinyatakan relevan oleh kedua pakar yang menilai isi buku ajar BIPA yang dihasilkan. Sementara ada satu (1) butir aspek yang dinilai terdapat dalam sel C yang mengindikasikan adanya perbedaan pandangan antara pakar 1 dan pakar 2. Pakar 1 menganggap bahwa butir tersebut tidak relevan dan pakar dua menganggap relevan. Butir instrument yang dipermasalahkan oleh pakar satu (1) adalah konteks budaya local Bali yang dituliskan dalam bahasa Inggris. Menurut pakar tersebut, penulisan konteks atau catatan budaya dalam bahasa Inggris tidak akan membantu pemahaman mahasiswa asing tentang budaya lokal Bali khususnya bagi mahasiswa-mahasiswa BIPA yang berasal dari Negara-negara non bahasa Inggris seperti Jepang, Korea dan Cina. Dengan demikian hasil perhitungan


(61)

49

koofesisien validiatas buku ajar BIPA yang dihasilkan bernilai 0.9. Oleh karena itu, buku ajar yang dikembangkan secara isi dianggap valid.

3.2 Saran Perbaikan Pakar dalam perbaikan Buku Ajar

Adapun saran perbaikan yang diperoleh dari hasil uji validitas konten yang dilakukan oleh dua pakar yang namanya telah disebutkan sebelumnya dapat diuraikan sebagai berikut:

6. Memperbaiki kalimat, memperbaiki kesalahan penggunaan tanda baca, dan beberapa ejaan kata yang tidak sesuai dengan EYD.

7. Mengganti beberapa kosakata dan istilah agar sesuai dengan tingkat kemampuan mahasiswa.

8. Memperbaiki daftar kosakata karena ada beberapa kata yang didaftar berulang-ulang.

9. Memperluas dan menambah ulasan tentang catatan budaya (cultural notes). 10.Menambah latihan dan contoh-contoh yang dianggap perlu.

3.3 Uji Empiris Bahan Ajar (Buku Ajar) Melalui Penelitian Tindakan kelas

Bertolak dari hasil validasi dan saran perbaikan yang telah diberikan oleh pakar terhadap buku ajar BIPA yang telah dikembangkan, maka dilaksanakan uji coba lapangan melalui penelitian tindakan kelas guna memperoleh informasi tetang keefektifan penggunaan buku tersebut dalam pembelajaran. Uji coba dilaksanakan di Unit Layanan Bahasa Universitas Pendidikan Ganseha dengan subjek penelitian mahasiswa BIPA tingkat dasar yang mengikuti kuliah pada periode Maret 2015 sampai Juni 2015. Efektivitas buku ajar dalam pembelajaran diukur melalui capaian hasil belajar mahasiswa dan komentar mahasiswa terhadap buku ajar yang telah dikembangkan. Buku ajar dianggap efektif dalam pembelajaran jika mahasiswa mencapai nilai minimal B.

Mahasiswa BIPA yang mengikuti perkuliahan tingkat dasar ini berjumlah 10 orang (Lampiran 01). Pelaksanaan uji empiris disesuaikan dengan jadwal perkuliahan


(62)

BIPA di Unit Layanan Bahasa yang melibatkan tiga orang pengajar, yaitu Rima Andriani Sari, S.Pd.,M.Hum, Drs. I Gede Batan, M.A., dan I Made Suta Paramarta, S.Pd.,M.Hum. Hal ini disebabkan karena pelaksanaan penelitian tidak diperkenankan untuk menganggu jadwal pembelajaran yang sudah dirancang oleh pengelola unit. Adapun jadwal pelaksanaan proses pembelajaran adalah hari senin pada jam C-D (pukul 9.30-11.10) dan E-F (pukul 11.30-13.10) serta hari selasa pada jam C-D (pukul 9.30-11.10).

Ketiga pengajar BIPA tingkat dasar di Unit Layanan Bahasa tersebut mengajarkan topik-topik pembelajaran secara berurutan. Kebetulan secara jadwal ada tiga dosen yang mengajar secara berturut-turut jadi unit-unit yang terdapat dalam buku ajar BIPA yang dikembangkan diajar secara berturut –turut supaya tidak mengganggru proses pembelajaran yang sudah terjadwal. Pelaksanaan uji empiris dimulai pada hari Senin, 2 Maret 2015 sampai akhir April 2015 dan diakhiri dengan tes keterampilan berbahasa dan tata bahasa pada 18 Mei 2015.

Berdasarkan tes keterampilan berbahasa yang meliputi tes keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, membaca, menulis dan berbicara dan tata bahasa diperoleh hasil bahwa rata-rata mahasiswa mencapai nilai minimal B. Adapun tes yang diberikan kepada mahasiswa dapat dilihat pada Lampiran 03 dan hasil belajar mahasiswa dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Belajar Mahasiswa

No Nama Mahasiswa Skor rata-rata Nilai

1 Nicole Joyce Else Welleerd 85.6 A

2 Liz Tenhagen 83 B

3 Rina Sharika Pita 85 A

4 Iris Teunie Mosterd 82 B

5 Lisa Pot 83.6 B

6 Nadine Mirelle de Groot 84.4 B

7 Marieke Bos 83.6 B

8 Wybe Hoen 82.6 B

9 Janna kristel Geerling 78 B


(63)

51

Tabel 3 menunjukkan bahwa dua orang mahasiswa memperoleh nilai A dan delpan orang memperoleh nilai B. Hal ini menunjukkan bahwa buku ajar yang dikembangkan efektif untuk digunakan dalam pembelajaran.

Adapaun komentar mahasiswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan buku tersebut sangat positif. Beberapa komentar yang diberikan mahasiswa, yaitu: 6. Buku ajar yang digunakan mencakup topic-topik yang mereka perlukan dalam

berkomunikasi-sehari-hari.

7. Bahasa yang digunakan sederhana dan mudah dipahami. 8. Bahasa yang digunakan sangat komunikatif.

9. Catatan budaya membantu mereka dalam memahami masyarakat lokal Bali. 10.Gambar yang dicantumkan dalam buku sangat menarik dan mengandung sedikit

humor. Cukup menyegarkan bagi mereka.

Bahkan, dua orang mahasiswa yang bernama Rina Sharika Pita dan Nicole Joyce Else Welleerd memesan buku BIPA yang dikembangkan untuk dipakai mengajar karena buku tersebut dilengkapi dengan gambar-gambar yang menarik dan bahasa yang sederhana.

Namun demikian, mahasiswa juga memberikan beberapa saran untuk perbaikan. Beberapa saran yang diberikan oleh mahaiswa, yaitu:

3. Menyimak diharapkan menggunakan audio

4. Menambah ilustrasi dan contoh dan melengkapi ruang-ruang yang masih kosong.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan permasalahan, tujuan, dan temuan penelitian, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut. Pertama, buku ajar BIPA yang dikembangkan berdasarkan hasil uji validasi konten yang dilakukan oleh pakar telah memenuhi syarat validitas. Kedua, hasil uji empiris yang dilaksanakan melaui penelitian


(64)

tindakan kelas menunjukkan bahwa buku ajar yang dikembangkan efektif digunakan dalam pembelajaran BIPA.

DAFTAR PUSTAKA

Adnyani, Ni Luh Putu Sri. 2011. Introducing Target Language Culture through Movie Watcing and Discussion. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, 44 (1-3), 77-83

Adryansyah. 2012. Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). Tersedia pada http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/info_bipa (diakses tanggal 2 Maret 2013)

Atmosumarto, Sutanto. 1994. Colloquial Indonesian. London: Routledge

Agustini, Ketut dan Made Windu Antara Kesiman. 2011. Pengembangan Media Ajar Berteknologi Hypertext untuk Perkuliahan Sistem Operasi Berbasis Nilai-Nilai Kearifan Lokal Konsep subak. Laporan Penelitian Hibah Pekerti. Lembaga Penelitian Universitas Pendidikan Ganesha

Almatsier, A.M. 2002. How to Master the Indonesian Language. Jakarta: Djambatan Gall, Meredith, Joyce P Gall and Walter Raymond Borg. 2003. Educational Research;

An Introduction. USA: Allyn & Bacon Inc.

Hadisaputra, I Nyoman Pasek dan Ni Luh Putu Sri Adnyani. 2012. The Influence of Balinese Culture on EFL University Students Speaking Ability. Jurnal Lingua Scientia, 19(2), 21-42

Iswekke. 2012. Bahasa Indonesia Bagi penutur Asing. Tersedia pada http://luar- negeri.kompasiana.com/2012/11/02/bahasa-indonesia-bagi-penutur-asing--500284.html (diakses tanggal 2 Maret 2013)

Kementerian Pendididan dan Kebudayaan. 2011. About Darmasiswa. Tersedia pada http://darmasiswa.kemdiknas.go.id/v2/index.php?p=about (diakses tanggal 2 Maret 2013)

Padmadewi, Ni Nyoman. 2012. Pengembangan Bahan AjarbMata Kuliah Strategi Pembelajaran Bahasa untuk Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Ganesha. Laporan Penelitian Lanjut. Lembaga Penelitian Universitas Pendidikan Ganesha

Pasmidi, Ni Made. 2003. Pengajaran Bahasa Indonesia sebagai Bagian dari LOTE pada Primary School di Australia. Makalah disajikan dalam Kolita 1 Konferensi


(65)

53

Linguistik Tahunan Atmajaya. Pusat Kajian Bahasa dan Budaya Unika Atmajaya. Jakarta 17-18 Februari 2003

Saragih, Amrin. 2002. Bahasa dan Konteks Sosial: Pendekatan Linguistik Fungsional Sistemik terhadap tata Bahasa dan Wacana. Medan: Universitas Negeri Medan Suparwa, I Nyoman. 2010. Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA): Materi

Struktur dan Permasalahannya. Denpasar: Universitas Udayana

Trijanto, Endang K. 2003. Budaya Malu dalam Berbahasa. Makalah disajikan dalam Kolita 1 Konferensi Linguistik Tahunan Atmajaya. Pusat Kajian Bahasa dan Budaya Unika Atmajaya, 17-18 Februari 2003.


(66)

Lampiran 05 Buku Ajar BIPA

Selamat Datang

Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing

Tingkat Dasar

Universitas Pendidikan Ganesha

Bekerjasama dengan

Universitas Udayana


(67)

55

Selamat Datang

Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing

Tingkat Dasar

Ni Luh Putu Sri Adnyani

I Made Suta Paramarta

Putu Ayu Prabawati Sudana

I Nyoman Suparwa

Made Sri Satyawati

Putu Eka Dambayana Suputra

Ni Luh Ketut Mas Indrawati

Undiksha Press

2015


(68)

Selamat Datang

Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing

Tingkat Dasar

Ni Luh Putu Sri Adnyani

I Made Suta Paramarta

Putu Ayu Prabawati Sudana

I Nyoman Suparwa

Made Sri Satyawati

Putu Eka Dambayana Saputra

Ni Luh Ketut Mas Indrawati

ISBN ... Edisi Pertama, ... 2015

Publisher:

UNDIKSHA PRESS

Alamat: Jalan Udayana Singaraja 81116

Dicetak oleh:

Unit Penerbitan dan Percetakan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Bali, Indonesia

Desain halaman

Putu Eka Dambayana Suputra

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Dilarang memperbanyak atau mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini Dalam bentuk apa pun termasuk ilustrasi, tanpa ijin dari penulis dan penerbit


(69)

57

PRAKATA

Buku

Bahasa Indonesia bagi penutur Asing (BIPA) “Selamat Datang” merupakan

bahan ajar BIPA untuk tingkat dasar. Buku ajar ini berhasil diwujudkan berkat adanya hibah penelitian desentralisasi melalui skim Penelitian Kerjasama antar Perguruan Tinggi (PEKERTI) antara Universitas Pendidikan Ganesha dan Universitas Udayana yang dilaksanakan dari tahun 2014 sampai tahun 2015.

Buku ajar ini mencakup 11 topik dasar yang perlu diketahui oleh mahasiswa tingkat pemula, yaitu Salam, Saya dari Bali, Angka, Belanja, Berwarna hijau, Anggota Tubuh dan Deskripsi Diri, Binatang Kesayangan, Rumah kami, arah dan Lokasi, Kegiatan Sehari-hari serta Hobi/Kegemaran. Pemilihan topik pembelajaran didasarkan pada analisis kebutuhan mahasiswa, saran tim ahli serta kajian literartur. Buku ini dilengkapi dengan latihan keterampilan berbahasa menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Selain itu, buku ini juga menyuguhkan latihan-latihan tata bahasa yang bertujuan untuk memberikan gambaran kepada mahasiswa tentang struktur bahasa Indonesia. Tidak lupa, pada bagian akhir setiap unit, dicantumkan daftar kosa kata untuk memudahkan mahasiswa mencerna setiap unit yang diajarkan. Buku ini juga dilengkapi dengan catatan budaya sesuai dengan topik yang diberikan. Pengenalan terhadap budaya lokal dianggap sangat penting dalam pembelajaran bahasa Indonesia untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam berkomunikasi yang disebabkan karena adanya perbedaan budaya. Buku ajar BIPA ini juga dilengkapi dengan CD pembelajaran yang bertujuan untuh mengasah keterampilan menyimak mahasiswa. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Rektor Universitas Pendidikan Ganesha, Dekan Fakultas Sastra dan Budaya universitas Udayana, Ketua Lembaga Penelitian Universitas Pendidikan Ganesha, Unit Layanan Bahasa Universitas pendidikan Ganesha, Radio Republik Indonesia Singaraja, Mahasiswa BIPA Univeritas Pendidikan Ganesha dan Universitas Udayana, serta kolega di Universitas Pendidikan Ganesha dan Universitas Udayana atas segala saran dan diskusi yang sangat bermanfaat demi terwujudnya buku ajar ini.

Buku ini memang jauh dari sempurna, namun kami berharap buku ini dapat digunakan dalam pembelajaran BIPA serta pengembangan bahasa Indonesia secara umum.

Singaraja, Juni 2015 Tim Penyusun


(70)

DAFTAR ISI

Halaman Sampul ... 1 Prakata ... 4 Daftar Isi ... 5 Silabus ... 6 Unit 1 Salam ... 9 Unit 2 Saya dari Bali ... 19 Unit 3 Angkal ... 30 Unit 4 Belanja ... 39 Unit 5 Warna ... 50 Unit 6 Anggota Tubuh dan Deskripsi Diri ... 59 Unit 7 Binatang Kesayangan ... 66 Unit 8 Rumah Kami ... 74 Unit 9 Arah dan Lokasi ... 85 Unit 10 Kegiatan Sehari-hari ... 97 Unit 11 Hobi ... 110


(1)

168 b. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut berdasarkan informasi yang

Anda dengar.

1) Selamat pagi, nama saya Desi Darmawan. Saya akan memberitahumu tentang hobi saya. Saya suka sekali berolah raga. Olah raga yang saya sukaa dalah bulu tangkis. Saya sering bermain bulu tangkis ketika ada waktu luang, biasanya sore hari. Saya bermain di lapangan bersamat eman-teman.

1. Apakah yang Desi ceritakan? 2. Apakah hobi Desi?

3. Kapankah Desi biasanya melakukan hobinya? 4. Di manakah Desi sering melakukan hobinya?

2) Hai, aku Dira Wiraguna, panggil saja aku Dede. Aku suka sekali bermain musik. Aku bermain musik sejak berumur 4 tahun. Aku suka musik modern dan tradisional. Selain main musik aku juga suka jalan-jalan. Aku sering berkunjung ke banyak tempat seperti ke Jawa dan Lombok. Aku ingin sekali pergi keluar negeri menonton pertunjukan music klasik.


(2)

169 1. Apakah kegemaran Dede?

2. Sejak kapan Dede suka hobinya? 3. Kemanakah Dede sering berkunjung? 4. Apakah impian Dede?

11.3 Membaca/Menulis

a. Bacalah wacana di bawah ini!

Hobi Memelihara Ayam Aduan

Memelihara ayam aduan adalah hobi sebagian orang Bali, khususnya laki-laki. Ayam aduan adalah ayam jantan yang akan diadu pada acara sabung ayam. Ayam-ayam tersebut dipelihara dalam kandang khusus. Satu kandang hanya berisi satu ekor ayam jantan. Setiap pagi ayam-ayam itu dijemur. Pada siang harinya, ayam-ayam-ayam-ayam tersebut dimandikan dan dipijat. Makanan mereka adalah makanan pilihan seperti daging, jagung, vitamin dan suplemen makanan. Uniknya banyak peternak ayam aduan rela makan seadanya asal ayam mereka makan makanan bergizi. Karena rumitnya pemeliharaan, harga satu ekor ayam yang bagus bisa mencapai jutaan rupiah. Mereka sangat menyayangi ayamnya seperti menyayangi istri mereka.


(3)

170 Jawablah pertanyaan di bawah ini.

1. Apakah ayam aduan itu?

2. Di manakah ayam aduan dipelihara?

3. Apakah memelihara ayam aduan dilakukan olehsemua orang Bali?

4. Berapakah jumlah ayam yang dipelihara dalam satu kandang? 5. Apakah yang dilakukan peternak ayam setiap pagi?

6. Apa sajakah makanan ayam aduan tersebut?

7. Berapakah harga satu ekor ayam aduan yang bagus?

11.4 Tata Bahasa

a. Kata Keterangan „selalu‟, „sering‟, „kadang-kadang‟, „jarang‟, „tidakpernah‟ selalu

sering kadang-kadang

jarang tidak pernah

selalu

Kata keterangan „selalu’digunakan untuk menyatakan rutinitas dengan frekuensi paling sering.

Contoh: Ayah selalu mandi dua kali sehari.

Kalimat di atas berarti ayah pasti mandi sebanyak dua kali dalam satu hari, dan kegiatan tersebut dilakukan setiap hari.


(4)

171 „sering’menunjukkan bahwa suatu kegiatan dilakukan berkali-kali, tetapi tidak rutin, mungkin 2 atau 3 kali dalam satu minggu.

Contoh: Ibu sering memasak nasi goreng.

Kalimat ini berarti bahwa ibu memasak nasi goring berkali-kali.

kadang-kadang

kadang-kadang menunjukkan suatu kegiatan yang dilakukan sekali atau dua kali dalam satu bulan atau lebih.

Contoh: Indra kadang-kadang minum minuman keras.

Kalimat di atas menunjukkan bahwa Indra minum minuman keras hanya sekali atau dua kali dalam waktu yang cukup lama.

jarang

jarang’menunjukkan kegiatan yang dilakukan hanya sekali dalam 2 atau 3 tahun atau dalam waktu yang lebih lama.

Contoh: Saya jarang pergi ke dokter.

Kalimat ini menunjukkan bahwa subjek pernah ke dokter, tetapi mungkin hanya sekali dalam 2 atau 3 tahun atau dalam waktu yang lebih lama.

Tidak pernah

„tidakpernah‟ menunjukkan kegiatan yang belum dilakukan selama hidup seseorang.

Contoh: Danan tidak pernah pergi ke Eropa.

Kalimat ini berarti dalam hidupnya Danan belum pernah datang ke Eropa.


(5)

172

a. Saya selalu………..………

b. Saya sering……….………

c. Saya kadang-kadang………..……….

d. Saya jarang……….

e. Saya tidak pernah……….……….………

11.5 Cultural Notes

The Balinese Cockfight

Balinese men have a, “deep psychological identification” with their cocks. They spend enormous amounts of time with their cocks, feeding them, grooming them, or, “just gazing at them with a mixture of rapt admiration and dreamy self -absorption.” Animal-like behavior is considered repulsive and babies are not allowed to crawl. In the cockfights this,”animality” and men meet and battle in a, “bloody drama of hatred, cruelty, violence, and death.” Cockfights are held in a ring and begin late in the afternoon and usually 10 fights comprise a program called a, “sehet.” The rules of cockfighting are written on palm-leaf manuscripts and have been passed down over the generations. Betting is also a very large part of the cockfights and can get very complicated. the village always supports the local cock just as an American town supports the local football team. The cockfight embodies the culture, social networks, and rituals of Balinese life.

Sumber: A Summary of "Deep Play: Notes on the Balinese Cockfight", by Matthew Ladd

11.6 Kosa kata

ayam aduan cock for cockfighting

ayam goreng fried chicken

ayam jantan cock

belajar to study

berenang to swim

berjemur to sun bathe

bermain musik to play an instrument

berolah raga to work out

budaya tradisional traditional culture

dangdut a type of Indonesian music


(6)

173

gamelan Bali Balinese folk music

harga price

hobi/kegemaran hobby

istri wife

berjalan-jalan to take a walk

kandang cage

melakukan to do something

lingkungan environment

makan to eat

makanan bergizi nutritious food

makanan pilihan selected food

mandi to take a shower

masak to cook

menari to dance

menyanyi to sing

minum to drink

minuman keras alcoholic drink

olah raga sport

pijat a massage

rumah makan a simple restaurant

rumit complicated

sanggar art group

sayang to love

senam gymnastics

suka to like

tari bali balinese dance

umumnya generally

usia age