TARI RONGGENG UJUNGAN DI SANGGAR SUNDA RANCAGE KECAMATAN CIGASONG KABUPATEN MAJALENGKA.

(1)

TARI RONGGENG UJUNGAN DI SANGGAR SUNDA RANCAGE KECAMATAN CIGASONG KABUPATEN MAJALENGKA

SKRIPSI

DiajukanuntukMemenuhiSebagiandariSyaratMemperolehGelarSarjanaPendidikan DepartemenPendidikanSeniTari

oleh RiniRamdhania

1102863

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

2015

TARI RONGGENG UJUNGAN DI

SANGGAR SUNDA RANCAGE

KECAMATAN CIGASONG KABUPATEN

MAJALENGKA

Oleh RiniRamdhania

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan SeniTari

© RiniRamdhania2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI

TARI RONGGENG UJUNGAN DI SANGGAR SUNDA RANCAGE KECAMATAN CIGASONG KABUPATEN MAJALENGKA

Oleh

RINI RAMDHANIA 1102863

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I

Prof. Dr. Hj. TatiNarawati, M. Hum NIP. 195212051986112001

Pembimbing II

Ace IwanSuryawan, S. Pd., M. Hum NIP. 197203042001121002

Mengetahui,


(4)

Dr. FrahmaSekarningsih, S. Sen., M. Si NIP. 195710181985032001


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Tari Ronggeng Ujungan di Sanggar Sunda Rancage Kecamatan Cigasong Kabupaten Majalengka. Penelitian ini dirumuskan untuk mengetahui bagaimana asal-usul tari Roggeng Ujungan serta bentuk gerak, tata rias dan tata busana yang ada pada tari Ronggeng Ujungan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dengan tujuan untuk memberikan gambaran yang faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan ciri khas tertentu dalm objek penelitian. Tari Ronggeng Ujungan diciptakan pada tahun 2013 oleh Neneng Ayu Asmiati yang dibantu oleh Suaminya Aceng Hidayat. Neneng Ayu mempunyai sanggar yang telah berdiri sejak 2001 bernama Sanggar Sunda Rancage. Proses penciptaan tari Ronggeng Ujungan melalui empat tahap yaitu eksplorasi, improvisasi, evaluasi dan hasil. Ragam gerak tari Ronggeng Ujungan banyak terinspirasi dari gerak yang sudah ada pad Ujungan, Sampyong dan Ronggeng namun tentu saja dilakukan pengembangan untuk menghasilkan suatu hal yang baru. Ragam gerak yang ada terdiri dari dua ragam gerak maknawi atau gesture, dua ragam gerak locomotion dan tiga ragam gerak murni atau pure movement. Rias pada tari Ronggeng Ujungan ini menggunakan rias aksen atau rias corrective, sedangkan busana yang digunakan adalah kebaya, apok, celana, sinjang, bolero, coker dan teplok. Property yang digunakan adalah hoe atau rotan sebagai alat untuk memukul. Rias dan busana tari Ronggeng Ujungan didominasi warna hijau sebagai lambang kesegaran, kesejuka serta warna kuning keemasan sebagai lambang kegembiraan dan kemawahan. Artinya tari Ronggeng Ujungan membawa suatu hal yang baru dan segar sehingga menciptakan suasana yang gembira.


(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakangMasalah ... 1

B. RumusanMasalah ... 5

C. TujuanPenelitian ... 5

D. ManfaatPenelitian ... 6

E. StrukturOrganisasiSkripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12

A. PenelitianTerdahulu ... 12

B. Teori yang Digunakan ... 14

C. SeniPertunjukandalamMasyarakat ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. DesainPenelitian ... 26

B. LokasidanSubjekPenelitian ... 27

C. TeknikPengumpulan Data ... 28

D. InstrumenPenelitian... 33

E. ProsedurPenelitian... 35


(7)

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS ………. 39

A. Pembahasan ………. 39

1. LokasidanProfilSanggarSundaRancage ………... 39

2. Proses PenciptaanTariRonggengUjungan ……….. 44

3. StrukturGerakTariRonggengUjungan ……… 46

4. Tata Riasdan Tata BusanaTariRonggengUjungan …………. 86

B. Analisis ………. 97

1. Analisis Proses PenciptaanTariRonggengUjungan …………. 97

2. AnalisisStrukturGerakTariRonggengUjungan ……….. 99

3. Analisis Tata RiasdanBusanaTariRonggengUjungan ……... 102

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ………106

A. Kesimpulan ……… 106

B. Rekomendasi ………. 108

DAFTAR PUSTAKA ………. 110 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sebagai wilayah yang dilalui oleh dua kebudayaan besar yaitu Sunda & Jawa, Kabupaten Majalengka memiliki keragaman seni budaya.Ada beberapa seni pertunjukan di Majalengka yang memiliki kesamaan dengan daerah lain contohnya saja Sintren, Reog, Kuda Renggong, Sandiwara Sunda, Wayang Golek, Degung, dan lain sebagainya. Majalengka juga memiliki tari topeng sebagaimana yang ada di daerah Cirebon yang diberi nama Topeng Beber dan berkembang di desa Randegan Kecamatan Jatitujuh. Induk Tari Topeng Beber memang dari Tari Topeng Cirebon, hanya saja mengalami sedikit perubahan dalam segi gerak dan busana agar memiliki ciri khas dan berbeda dengan induknya.Maka dari sekian banyak seni pertunjukan yang ada, Majalengka memiliki kesenian tari Ronggeng Ujungan sebagai salah satu kekayaan seni tradisional yang hidup dan berkembang di daerah Majalengka tersebut.

Tari Ronggeng Ujungan merupakan salah satu hasil kreasi dan inovasi di sanggar Padepokan Seni Sunda Rancage atau Sanggar Sunda Rancage yang mulai aktif sejak tahun 2001 dan dipimpin oleh Aceng Hidayat, S. Pd. Murid yang belajar di sanggar ini mulai dari anak kecil hingga dewasa. Materi yang diberikan di sanggar ini tidak hanya tari tapi juga musik, baik musik tradisi maupun kolaborasi. Untuk materi tarinya pun sama, ada tari tradisi dan ada pula tari kreasi. Beragam kegiatan telah diikuti oleh Sanggar Sunda Rancage, di antaranya penyambutan tamu dinas maupun non dinas, mengisi acara yang diselenggarakan oleh dinas maupun umum dan mengikuti perlombaan yang telah banyak menghasilkan prestasi. Salah satu karya yang paling membanggakan adalah Sanggar Sunda Rancage pada tanggal 7 Juni 2015 telah memecahkan rekor dunia dari Museum Rekor Indonesia sebagai penari Kedempling terbanyak.


(9)

Tari Ronggeng Ujungan sangat erat kaitannya dengan seni pertunjukan Sampyong, yaitu seni pertunjukan yang merupakan sebuah „penyederhanaan‟ dari permainan Ujungan.Di mana permainan Ujungan sendiri adalah sebuah permainan anak-anak gembala yang ada di Desa Cibodas, sebuah desa di Majalengka bagian selatan.

Tari Ronggeng Ujungan diciptakan oleh Neneng Ayu Asmiati yang merupakan istri dari Aceng Hidayat, S. Pd. Merujuk pada kata “ronggeng”, maka tarian ini dibawakan oleh penari atau murid perempuan saja. Bentuk tariannya menggabungkan antara gerak tari kreasi dan beberapa gerak yang ada dalam Sampyong.Tari Ronggeng Ujungan ini merupakan salah satu bentuk apresiasi terhadap kesenian Sampyong yang kini tidak hanya dilakukan oleh laki-laki saja tapi juga dilakukan oleh perempuan.Koreografer ingin mengangkat citra perempuan dalam kesenian Sampyong baik sebagai pemain maupun sebagai penghibur.

Meskipun tercipta belum lama, karena tarian ini baru diciptakan sekitar tahun 2013 namun sudah dipentaskan di beberapa event.Ini dikarenakan Sanggar Sunda Rancage sering diutus oleh Dinas Pemuda dan Olahraga serta Kebudayaan dan Pariwisata (DISPORABUDPAR) Kabupaten Majalengka sebagai perwakilan di event baik yang berskala kecil maupun berskala besar.Prestasi yang telah diciptakan melalui tari Ronggeng Ujungan ini salah satunya sebagai juara 1 Pentas Seni Budaya Daerah dalam Rangka Penyelenggaraan Kegiatan Komsos Kreatif di Korem 063/SGJ TA Cirebon, 4 Desember 2014.

Sebagai salah satu bentuk seni pertunjukan, sudah barang tentu Ronggeng Ujungan diciptakan melalui proses yang dinamis dari penciptanya. Proses itu sendiri bisa memakan waktu, ruang dan pemikiran yang didasari dari mulai ide awal atau gagasan atau bisa juga disebut dengan konsep garap sampai terwujudnya pertunjukan yang diharapkan oleh penciptanya tersebut. Bagian proses inilah yang sangat penting dalam pembuatan sebuah karya seni termasuk dalam hal ini seni pertunjukan Ronggeng Ujungan.


(10)

Berkaitan dengan suatu proses penciptaan karya seni, Sokrates, Plato, Aristoteles berpendapat bahwa seni selalu berkaitan dengan keindahan. Aristoteles dalam teori imitasinya mengatakan bahwa imitasi merupakan sumber kenikmatan yang tiada habisnya, biarpun obyek seninya terlihat sengsara namun kesengsaraan itu dapat dinikmati lewat perwujudan artistik (Nugroho 1987, hlm. 209-210 dalam Bastomi 1990, hlm. 16).

Dalam seni tari prinsip imitasi dapat diterapkan melalui gerak-gerak binatang, tingkah laku manusia yang dipresentasikan dalam bentuk gerak.Spontanitas seniman dalam mempresentasikan benda-benda alam tidak diwujudkan secara murni, melainkan diolah dan disempurnakan agar menjadi lebih baik dari pada alamnya.

Namun teori imitasi ini ditolak oleh Roesseau.Baginya seni bukanlah deskripsi atau reproduksi dunia empiris, melainkan luapan emosi perasaan. Prinsip imitasi, prinsip memetis yang sudah berabad-abad umurnya itu tersisih oleh konsepsi baru yaitu teori ekspresi dengan cita-cita seni kreatif atau seni karakteristik (Bastomi 1990, hlm. 18)

Berdasarkan teori-teori seni yang sudah ada, dapat disimpulkan bahwa sebuah karya seni tidak dapat terlepas dari proses penciptaannya dan penciptanya itu sendiri.

Sama halnya dengan karya seni tari yang lain Ronggeng Ujungan juga menyajikan bentuk karya yang merupakan perwujudan susunan dari berbagai macam gerak. Gerak tari yang indah mebutuhkan proses pengolahan atau penggarapan terlebih dahulu, pengolahan unsur keindahannya bersifat stilatif yaitu gerak yang telah mengalami proses pengolahan (penghalusan) yang mengarah pada bentuk-bentuk yang indah, dan distortif yaitu pengolahan gerak melalui proses perombakan dari aslinya serta merupakan salah satu proses stilasi.

Selain elemen gerak agar suatu pertunjukan tari lebih sempurna dalam penyajiannya, tentu dibutuhkan elemen-elemen lain yang berfungsi sebagai pendukung. Seperti yang dijelaskan oleh Soedarsono (1977, hlm. 42-58),


(11)

Bentuk penyajian tari adalah penyajian tari secara keseluruhan yang melibatkan elemen-elemen dalam komposisi tari. Adapun elemen-elemen tersebut terdiri dari: gerak tari, desain lantai, iringan musik, perlengkapan yang meliputi rias dan busana, tempat pertunjukan dan properti.

Tata rias dan tata busana merupakan satu kesatuan yang sulit bahkan tidak dapat dipisahkan dari sutu garapan tari.Seorang penata tari harus berpikir cermat tata rias dan tata busana yang tepat guna memperjelas dan sesuai dengan tema sehingga penonton dapat menikmati karya tari yang disajikan.Desain dan pemilihan warna perlu dipertimbangkan dengan matang karena kostum dan rias sangat dibutuhkan untuk mempertegas peran yang dibawakan.

Tata rias merupakan cara atau usaha seseorang untuk mempercantik diri khususnya pada bagian muka atau wajah, menghias diri dalam pergaulan. Tata rias pada seni pertunjukan diperlukan untuk menggambarkan/ menentukan watak di atas pentas. Tata rias adalah seni menggunakan bahan-bahan kosmetika untuk mewujudkan wajah peranan dengan memberikan dandanan atau perubahan pada pemain di atas panggung/ pentas dengan suasana yang sesuai dan wajar (Harymawan 1993, hlm. 134)

Tata busana tari atau kostum merupakan segala sandang dan perlengkapan (accessories) yang dikenakan penari di atas panggung mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Sebagai suatu karya yang termasuk ke dalam tari kreasi tata rias dan tata busana Ronggeng Ujungan memiliki beberapa kesamaan dengan tari yang sudah ada sebelumnya, namun tentu saja tetap ada sesuatu yang menjadi ciri khasnya, dan mengingat usia keberadaannya yang terhitung baru, oleh karena itu dipandang perlu untuk melakukan kajian lebih lanjut mengenai asal-usul dan koreografi, tata rias serta tata busana Ronggeng Ujungan di Sanggar Sunda Rancage Kecamatan Cigasong Kabupaten Majalengka.

Keberadaan tari Ronggeng Ujungan mendapat respon yang baik dari masyarakat.Sangat disayangkan bahwa belum ada tulisan mengenai tari


(12)

ronggeng Ujungan.Padahal dalam tarian ini terdapat suatu kekayaan estetik yang layak diteliti jika melihat struktur penyajian dan background.Terlebih lagi tujuan koreografer yang ingin mengangkat citra perempuan dalam kesenian Sampyong dan menginginkan agar kesenian Sampyong dan Ujungan tetap hidup di masyarakat.Saying apabila tidak diangkat ke dalam suatu deskripsi sebagai bahan apresiasi dan pembelajaran khususnya jurusan tari dan seniman lainnya.

Maka berdasar kepada permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk membahas penelitian skripsi dengan judul: TARI RONGGENG UJUNGAN DI SANGGAR SUNDA RANCAGE KECAMATAN CIGASONG KABUPATEN MAJALENGKA.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana asal-usul Tari Ronggeng Ujungan di Sanggar Sunda Rancage Kecamatan Cigasong Kabupaten Majalengka?

2. Bagaimana koreografi, tata rias dan tata busana Tari Ronggeng Ujungan di Sanggar Sunda Rancage Kecamatan Cigasong Kabupaten Majalengka?

C. Tujuan Penelitian

Secara garis besar ada dua tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian Tari Ronggeng Ujungan di Sanggar Sunda Rancage ini, yaitu tujuan umum dan khusus.

1. Tujuan Umum Penelitian

Secara umum tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menggali informasi mengenai Tari Ronggeng Ujungan sehingga bisa menambah pengetahuan bagi mahasiswa, pelaku seni maupun masyarakat umuk.Selain itu, penelitian ini dapat digunakan


(13)

sebagai bahan apresiasi yang dapat menumbuhkan rasa bangga dan kecintaan terhadap seni budaya daerah.

2. Tujuan Khusus Penelitian

Secara khusus tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mendeskripsikan asal-usul Tari Ronggeng Ujungan di Sanggar Sunda Rancage Kecamatan Cigasong Kabupaten Majalengka.

b. Untuk mendeskripsikan koreografi, tata rias dan tata busana Tari Ronggeng Ujungan di Sanggar Sunda Rancage Kecamatan Cigasong Kabupaten Majalengka.

D. Manfaat Signifikansi Penelitian 1. Manfaat dari Segi Teori

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan.

b. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam memperluas pengetahuan di bidang seni tari.

c. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan peneliti-peneliti selanjutnya yang mempunyai objek penelitian yang sama.

2. Manfaat dari Segi Kebijakan a. Bagi Sanggar Sunda Rancage

Penelitian ini diharapkan menambah ilmu pengetahuan bagi anggota sanngar dan bisa menaikkan kualitas dari Sanggar Sunda Rancage.

b. Bagi Universitas Pendidikan Indonesia

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan dan pendidikan.Dalam hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti dan dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.

3. Manfaat dari Segi Praktik a. Bagi Peneliti


(14)

Sebagai wahana untuk latihan dan studi banding antara teori yang sudah didapat di bangku kuliah dengan praktek yang sebenarnya diterapkan dalam dunia pendidikan, sehingga nantinya dapat dijadikan bekal dalam memasuki dunia kerja.Selain itu dengan penelitian ini peneliti dapat menambah pengetahuan.

b. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh mahasiswa sebagai wahana penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama kuliah dan dapat memperbanyak ilmu pengetahuan yang didapat sehingga dapat menjadi bekal di masa depan.

c. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah perbendaharaan wawasan masyarakat terhadap kesenian yang ada di Majalengka.Selanjutnya tentu saja peneliti berharap masyarakat bisa bangga, mencintai, dan menjaga kesenian tradisional yang dimiliki daerahnya.

E. Struktur Organisasi Skripsi

HALAMAN JUDUL

Judul di sini merupakan suatu topik yang digunakan penulis untuk mengembangkan maslah-masalah yang akan dikupas oleh peneliti.

HALAMAN PENGESAHAN

Dalam halaman pengesahan ini berisikan tanda tangan dosen pembimbing I, dosen pembimbing II dan ketua jurusan.Di mana hal ini sangat penting dalam penulisan skripsi karena kelayakan sudah tidak diragukan lagi.

HALAMAN PERNYATAAN

Isi dalam lembar pernyataan ini yaitu menyatakan bahwa skripsi ini murni hasil pemikiran penulis.


(15)

Dalam halaman ini berisikian ucapan terimakasih penulis kepada pihak-pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan skripsi.

ABSTRAK

Abstrak untuk skripsi ini diuraikan secara singkat dan lengkap memuat beberapa hal mengenai judul, hekekat penelitian, metode teknik pengumpulan data yang digunakan, hasil penelitiaan dan kesimpulan.

DAFTAR ISI

Dalam daftar isi menguraikan tentang isi yang ada di dalam skripsi yang disusun oleh penulis.

DAFTAR TABEL

Isi dari daftar tabel merupakan berbagai analisis tentang maslah-masalah yang ada dalam skripsi dan memudahkan pembaca untuk mendeskripsikannya. DAFTAR GAMBAR

Merupakan daftar gambar-gambar yang menjadi dokumentasi ketika penulis meneliti hasil penelitiannya.

DAFTAR LAMPIRAN

Merupakan daftar dokumen-dokumen lain yang belum disimpan di pembahasan masalah.

BAB I PENDAHULUAN Dalam pendahuluan ini dijelaskan:

A. Latar Belakang Penelitian B. Rumusan Masalah Penelitian C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum Penelitian 2. Tujuan Khusus Penelitian D. Manfaat Penelitian

E. Struktur Organisasi Skripsi BAB II KAJIAN PUSTAKA


(16)

Dalam kajian teori ini berisikan tentang teori-teori yang menjadi dasar pemikiran pennulis dalam penyusunan skripsi.

A. Pada prinsipnya KAJIAN PUSTAKA berisikan hal-hal sebagai berikut.

1. Konsep-konsep, teori-teori, dalil-dalil, hukum-hukum, model-model dan rumus-rumus utama serta turunannya dalam bidang yang dikaji.

2. Peneliti terdahulu yang relevan dengan bidang yang diteliti, termasuk prosedur subjek dan temuannya.

3. Posisi yang teoritis peneliti yang berkenaan dengan masalah yang diteliti.

B. Pemaparan Kajian Pustaka dalam Skripsi lebih bersifat deskriptif, berfokus pada topik dan lebih mengedepankan sumber rujukan yang terkini.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini mengungkapkan metode penelitian yang penulis gunakan ketika penulis melaksanakan penelitian.

A. Desain Penelitian

(memuat metode dan pendekatan penelitian secara jelas) B. Partisipan dan Tempat Penelitian

C. Pengumpulan Data Instrumen Penelitian D. Prosedur Penelitian

Memaparkan:

1. Secara kronologis langkah-langkah penelitian 2. Desain penelitian dioperasionalkan secara nyata

3. Skema atau alur penelitian dan unsure-unsurnya disampaikan secara rinci

E. Analisis Data F. Isu Etik


(17)

Isi yang terdapat pada bab ini yaitu hasil penelitian yang kebenaran sudah diketahui oleh peneliti yang dilakukan melalui teknik-teknik pengumpulan data.

Alternatif 1 A. Temuan

1. 2. 3.

B. Pembahasan 1.

2. 3. Alternatif 1. Temuan

Pembahasan 2. Temuan

Pembahasan 3. Temuan

Pembahasan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Kalimat yang disampaikan diambil dari beberapa ide pemikiran yang ada di dalam skripsi penulis.

A. Simpulan

B. Implikasi dan rekomendasi 1. Bagi para pembuat kebijakan 2. Bagi para pengguna hasil penelitian 3. Bagi peneliti berikutnya

4. Bagi pemecahan masalah di lapangan atau follow-up dari hasil penelitian


(18)

DAFTAR PUSTAKA

Berisi berbagai macam sumber teori yang menunjang kebenaran tentang masalah-masalah yang penulis angkat.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Berisi tentang dokumen tambahan yang ditambahkan ke dokumen utama.. RIWAYAT HIDUP PENELITI

Berisi tentang biodata penulis secara lengkap agar pembaca dapat mengetahui berbagai macam hal yang tidak mereka ketahui.


(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Di dalam melakukan sebuah penelitian, metode sangat diperlukan untuk memperoleh data sesuai dengan permasalahan yang diteliti, dan tujuan yang ingin dicapai. Metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian. Metode penelitian yang tepat sangat diperlukan dalam suatu penelitian.Ini berguna agar menghindari kesalahan-kesalahan pada saat pengumpulan data dan agar dapat mendukung validitas dari data yang dikumpulkan.Jenis penelitian ini sendiri adalah jenis penelitian kualitatif. Menurut Sugiono (2009, hlm. 15) :

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) di mana peneliti adalah seba gai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan data dilakukan dengan triangulasi (gabungan) analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih

menekankan pada makna daripada generalisasi.”

Karena jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, M. Iqbal (2002, hlm. 22) menjelaskan bahwa:

Metode deskriptif analisis adalah cara yang digunakan untuk melukiskan secara sistematik fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu, secara aktual dan cermat.

Secara lebih rinci, metode deskriptif analisis adalah metode kepenulisan yang digunakan untuk membahas satu permasalahan dengan cara meneliti, mengolah data, menganalisis, menginterpretasikan, hal yang ditulis dengan pembahasan yang teratur dan sistematis, ditutup dengan kesimpulan dan pemberian saran sesuai kebutuhan. Penulis beranggapan bahwa metode


(20)

dekriptif analisis sangat tepat dipergunakan dalam penelitian ini, karena metode ini dapat memberikan gambaran tentang objek yang diteliti sesuai dengan fakta yang tampak sebagai mana adanya, yaitu dengan pengumpulan data, selanjutnya menganalisis proses penciptaan tari Ronggeng Ujungan, struktur gerak, tata rias dan tata busananya.

Penelitian ini juga menggunakan etnokoreologi sebagai pisau bedahnya, yaitu disiplin pengkajian tari yang digunakan untuk meninjau budaya melalui gerak tariannya, kemudian mengkaitkan gerak tari ini dengan

„gerak‟ masyarakatnya.Penelitian ini disebut juga penelitian multidisiplin,

dengan didukung oleh bermacam disiplin ilmu, di antaranya disiplin ilmu antropologi dan menggunakan teori koreografi.Antropologi digunakan untuk membahas masyarakat penyangga budaya, teori-teori koreografi untuk pengetahuan penyusunan tari.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi dan subjek penelitian digunakan untuk memberi penjelasan di mana penelitian dilaksanakan dan apa yang diteliti. Lokasi penelitian ini dilakukan di kediaman sekaligus pengelola Padepokan Seni Sunda Rancage terletak di RT 01 RW 02 Kelurahan Simpeureum, Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka. Penelitian ini terfokus pada proses penciptaan dan struktur penyajian tari Ronggeng Ujungan dari segi gerak, tata rias serta busana di Sanggar Sunda Rancage Kecamatan Cigasong Kabupaten Majalengka.

Peneliti memilih Sanggar Sunda Rancage untuk diteliti sebagai lokasi sekaligus objek penelitian karena di sanggar inilah tari Ronggeng Ujungan diciptakan oleh pengelola sekaligus koreografer yaitu Neneng Ayu Asmiati dan Aceng Hidayat, S. Pd, sebagai penata musik. Selain itu proses penelitian juga dibantu oleh Lani Apriani, slah satu penari Ronggeng Ujungan. Mengarah pada fokus penelitian yang dilakukan peneliti untuk menganalisis bagaimana proses terciptanya tari Ronggeng Ujungan, maka peneliti memilih


(21)

Sanggar Sunda Rancage sebagai lokasi yang cocok untuk melakukan penelitian.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu teknik penelitian, teknik pengumpulan data merupakan salah satu faktor penting guna tercapainya keberhasilan penelitian. Ini berkaitan dengan bagaiman cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan. Teknik pengumpulan data yang dimaksud adalah bentuk kegiatan meneliti kembali, catatan-catatan yang diperoleh peneliti untuk mengetahui apakah data dan informasi itu sudah tepat untuk menyimpulkan kebenaran yang dapat dipergunakan untuk menjawab permasalahan yang diteliti.Maka dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik penelitian, di antaranya:

a. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti terhadap narasumber. Kartono Djambatan (dalam Mulyani 2007, hlm. 42) mengungkapkan bahwa:

Interview atau wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu. Ini merupakan proses tanya jawab lisan di mana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik.

Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.

1) Wawancara terstruktur artinya peneliti menggunakan pedoman wawancara sebagai acuannya, jadi ia mencari informasi dari narasumber secara terstruktur dan membuat daftar pertanyaan.


(22)

2) Wawancara tidak terstruktur artinya peneliti bebas mengajukan pertanyaan kepada narasumber. Ada kemungkinan peneliti hanya bertanya mngenai pon-poin pentingnya saja dari apa yang diteliti.

Wawancara dilakukan guna memperoleh gambaran mengenai pertunjukan tari Ronggeng Ujungan serta proses penciptaannya sebagai bahan penelitian. Proses interaksi dan komunikasi antara pewawancara dengan responden terjalin lewat proses timbal balik dengan adanya proses tanya jawab. Wawancara tersebut ditujukan kepada responden utama yaitu Ibu Neneng Ayu Asmiati dan Bapak Aceng Hidayat selaku pimpinan Sanggar Sunda Rancage, penari Ronggeng Ujungan serta beberapa orang yang dianggap penting untuk melengkapi data. Data yang diperoleh berupa proses penciptaan, struktur gerak, bentuk tata rias dan tata busananya.

Pada saat melakukan wawancara, peneliti berpedoman pada pedoman wawancara yang telah disiapkan agar lebih terfokus kepada masalah yang sedang diteliti.Meskipun dalam pelaksanaannya pertanyaan berkembang, tetapi tidak terlepas dari pedoman yang telah dibuat.

Wawancara pertama dilakukan pada tanggal 21 Desember 2014 kepada Neneng Ayu Asmiati dan Aceng Hidayat sebagai pimpinan Sanggar Sunda Rancage sekaligus pencipta tari Ronggeng Ujungan. Wawancara pertama ini dilakukan di sanggar Sunda Rancage sekaligus kediaman Neneng Ayu dan Aceng Hidayat untuk memperoleh informasi mengenai profil Sanggar Sunda Rancage serta proses penciptaan tari Ronggeng Ujungan. Sebelum melakukan wawancara peneliti terlebih dahulu membuat pedoman wawancara, kemudian menghubungi narasumber melalui telepon agar memastikan narasuber sedang ada di rumah atau tidak.

Wawancara ke dua dilakukan pada tanggal 25 Januari 2015 kepada Neneng Ayu Asmiati untuk memperoleh informasi mengenai bentuk tata


(23)

rias dan tata busana tari Ronggeng Ujungan. Wawancara ke dua ini juga dilakukan di kediaman Neneng Ayu.

Wawancara ke tiga dilakukan di kediaman Neneng Ayu pada tanggal 14 Februari 2015 kepada Neneng Ayu untuk mengetahui struktur gerak tari Ronggeng Ujungan, karena khawatir ada gerak yang terlewat, maka wawancara narasumber didampingi oleh Lani Apriani, salah satu penari ronggeng Ujungan.

b. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial untuk kemudian dilakukan pencatatan. Arikunto (1996: 223) mengungkapkan bahwa:

Observasi adalah semua bentuk penerimaan data yang dilakukan dengan cara merekam kejadian, menghitung, mengukur dan mencatat.

Observasi atau pengamatan dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung.Pengamatan secara langsung dilakukan pada saat penelitian berlangsung, sedangkan pengamatan secara tidak langsung dapat dilakukan setelah penelitian berlangsung.

Dalam kaitannya dengan penelitian ini penulis langsung terjun ke lapangan menjadi partisipan (observer partisipatif) untuk menemukan dan mendapatkan data yang berkaitan dengan fokus penelitian yaitu proses penciptaan tari Ronggeng Ujungan, struktur gerak, tata rias dan busananya.

Observasi pertama dilakukan pada tanggal 20 Desember 2014, peneliti mendatangi Sanggar Sunda Rancage untuk melihat kondisi sanggar sekaligus meminta ijin untuk melakukan wawancara pada esok harinya.

Observasi selanjutnya dilakukan pada tanggal 9 Maret 2015,


(24)

Seni dan Budaya Kabupaten Majalengka, Harmoni Anak Negeri 2015”

yang dilaksanakan di alun-alun Kecamatan Leuwimunding.

Observasi terakhir dilakukan pada tanggal 19 September 2015, peneliti menyaksikan dan mendokumentasikan tari Ronggeng Ujungan dalam kegiatan “Pesta Rakyat Simpedes BRI Cabang Kabupaten

Kuningan” yang dilaksanakan di halaman Gedung Pandapa Kabupaten

Kuningan.

c. Studi Pustaka

Studi kepustakaan dapat diartikan sebagai suatu langkah untuk memperoleh informasi melalui teks-teks tertulis maupun soft-copy edition, seperti buku, e-book, artikel, arsip, surat kabar, penelitian yang sudah ada dan lain lain. Penggunaan sumber informasi tersebut dapat dijadikan kerangka acuan atau landasan dalam merumuskan dan menganalisis data penelitian serta sebagai bahan dalam pengelolaan data.

Menurut M. Nazir (1988 hlm. 111) dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian mengemukakan bahwa:

Studi Kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.

Crosscheck ulang sangat diperlukan guna mengetahui sejauh mana kesahihan dari data yang dijadikan sumber. Jika data tersebut sudah faktual, maka dapat membantu kita dalam penyampaian argumen.

Referensi yang dipergunakan sebagai sumber dan dirasakan sangat mendukung penelitian ini di antaranya sebagai berikut:

1. “Seni Pertunjukan di Era Globalisasi” yang ditulis oleh R. M. Soedarsono terbitan tahun 1999. Buku ini menjelaskan mengenai sejarah pekembangan seni pertunjukan Indonesia dan fungsi seni pertunjukan dalam kehidupan masyarakat. Buku tersebut juga


(25)

menjelaskan fungsi seni pertunjukan yang diuraikan oleh beberapa pakar seni pertunjukan di antaranya adalah R. M. Soedarsono. Ronggeng Ujungan merupakan salah satu bentuk pengembangan dari seni pertunjukan yang sudah ada sehingga peneliti mengambil buku ini sebagai bahan kajian dan penunjang materi yang dapat membantu menjawab semua permasalahan yang sedang diteliti.

2. “Keberadaan Seni Sampyong dalam Masyarakat Desa Cibodas

Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka” skripsi karya Iin

Rosidawati pada tahun 2000. Isi skripsi ini menjelaskan mengenai latar belakang keberadaan Sampyong di Desa Cibodas. Dalam skripsi tersebut juga menjelaskan mengenai sejarah terciptanya Sampyong dengan permainan Ujungan sebagai dasar penciptaannya. Dengan adanya kesamaan pembahasan mengenai Ujungan, maka peneliti mengambil skripsi ini sebagai bahan acuan untuk memperoleh informasi.

3. “Wajah Tari Sunda dari Masa ke Masa” yang ditulis oleh Tati Narawati terbitan tahun 2003. Dari buku ini diperoleh informasi mengeani pendekatan etnokoreologi, yang memang belum lazim digunakan oleh peneliti di Indonesia, di mana pendekatan ini awalnya dikenalkan oleh Geruth P. Kurath dan Anya Petterson Royce. Penulis buku ini merupakan orang pertama yang mencoba menerapkan etnokoreologi sesuai dengan tulisan R. M. Soedarsono dalam Metodologi Seni Pertunjukan dan Seni Rupa.

d. Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data kualitatif yang berupa catatan atau rekaman dari apa yang diteliti atau narasumber. Bentuknya sendiri bisa berupa foto atau video. Dalam penelitian ini sangat diperlukan agar dapat mendukung proses pengumpulan dan pengolahan


(26)

data. Fokus studi dokumentasi dalam penelitian ini diarahkan pada bentuk video seni pertunjukan Ronggeng Ujungan ketika pergelaran.

Pendokumentasian pertama dilakukan di Sanggar Sunda Rancage pada tanggal 25 Januari 2015 untuk mendokumentasikan bentuk busana tari Ronggeng Ujungan.

Pendokumentasian ke dua dilakukan pada tanggal 28 Maret 2015 yang dilakukan di Sanggar Sunda Rancage untuk mendokumentasikan struktur gerak tari Ronggeng Ujungan melalui foto. Pendokumentasian ke dua ini objeknya adalah Neneng Ayu Asmiati sebagai peraga gerak.

Pendokumentasian ke tiga dilakukan pada tanggal 19 September 2015 yang dilakukan di halaman Gedung Pandapa Kabupaten Kuningan. Dokumentasi dibuat dengan cara merekam pertunjukkan tari Ronggeng

Ujungan di acara “Pesta Rakyat Simpedes” dan memotret rias serta busana

saat digunakan. D. Instrumen Penelitian

Intrumen penelitian adalah alat yang digunakan untu mengumpulkan data yang diperlukan sehubungan dengan apa yang dijadikan sebagai permasalahan dalam penelitian. Melalui instrumen dapat diketahui data dan jawaban yang dibutuhkan terhadap permasalahan penelitian, untuk memperoleh data dalam penelitian digunakan instrumen penelitian sebagai berikut:

1. Pedoman observasi

Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah mengamati secara langsung yang berkaitan dengan proses penciptaan, susunan koreografi, serta bentuk tata rias dan busana tari Ronggeng Ujungan di Sanggar Sunda Rancage Kecamatan Cigasong Kabupaten Majalengka. Teknik observasi ini dilakukan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan, terutama yang berkaitan dengan permasalahan yang sudah


(27)

disebutkan sebelumnya, sehingga dapat dijadikan tolak ukur dalam penyusunan hasil laporan penelitian.

2. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara digunakan sebagai acuan untuk mengajukan sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan rumusan masalah penelitian.Hasil pedoman wawancara ini dimaksudkan untuk mendapatkan data-data penelitian, yang selanjutnya dijadikan salah satu referensi untuk membuat laporan hasil penelitian.

Pedoman wawancara digunakan agar wawancara tidak menyimpang dari tujuan penelitian.Di dalam penelitian ini, pedoman wawancara disusun menjadi daftar pertanyaan yang terstruktur guna memperoleh data di lapangan mengenai tari Ronggeng Ujungan di Sanggar Sunda Rancage Kecamatan Cigasong Kabupaten Majalengka. a. Pedoman wawancara tanggal 21 Desember 2014

1) Data Responden

a) Nama lengkap : b) Tempat, tanggal lahir : c) Jabatan/ Pekerjaan : d) Pendidikan Terakhir : e) Prestasi : 2) Profil Sanggar Sunda Rancage

a) Kapan berdirinya Sanggar Sunda Rancage? b) Siapa pendirinya?

c) Berapa orang anggota sanggar yang masih aktif?

d) Materi apa saja yang diberikan di Sanggar Sunda Rancage? e) Prestasi apa saja yang pernah diraih?

3) Asal-usul terciptanya tari Ronggeng Ujungan

a) Bagaimana asal-usul terciptanya tari Ronggeng Ujungan? b) Tari Ronggeng Ujungan sudah dipentaskan di mana saja?


(28)

c) Apa prestasi yang telah diraih oleh Tari Ronggeng Ujungan? b. Pedoman wawancara tanggal 25 Januari 2015

1) Bagaimana bentuk tata rias dan tata busana Tari Ronggeng Ujungan?

2) Apa yang membedakan tata rias dan tata busana tari Ronggeng Ujungan dengan tari kreasi yang sudah ada?

3) Apa yang menjadi keunikan tata rias dan tata busana tari Ronggeng Ujungan?

c. Pedoman Wawancara tanggal 14 Februari 2015 1) Bagaimana koreografi tari Ronggeng Ujungan?

2) Apakah dalam setiap gerakan mempunyai makna tertentu? 3) Apa yang menjadi gerak khas pada tari Ronggeng Ujungan? 3. Pedoman dokumentasi

Pedoman dokumentasi merupakan instrumen untuk teknik menyelesaikan penelitian yaitu dengan cara mencari dokumen-dokumen penting yang terkait dengan data penelitian yang ada. Pedoman dokumentasi memuat garis-garis besar atau kategori yang akan dicari datanya.

Untuk melengkapi data-data, peneliti mencari dokumen-dokumen penting terkait dengan penelitian mengenai tari Ronggeng Ujungan di Sanggar Sunda Rancage Kecamatan Cigasong Kabupaten Majalengka dalam bentuk arsip gambar, foto, video dan data lain untuk dijadikan sebagai dokumentasi, serta memperkuat hasil penelitian dengan harapan dapat mengabadikan bahan yang dibutuhkan dalam penulisan.

E. Prosedur Penelitian

Dalam melakukan penelitian terdapat beberapa tahapan, yaitu: 1. Pra Penelitian

Pra penelitian merupakan tahap awal yang dilakukan dalam melakukan penelitian.Tahap pra penelitian berfungsi untuk mempersiapkan segala


(29)

sesuatu sebelum melakukan penelitian. Adapun tahapan-tahapannya sebagai berikut:

1.1. Menentukan topik penelitian

Tahap awal dari penelitian yaitu menentukan topik tentang apa yang akan diangkat dalam penelitian. Melihat dari fenomena yang terjadi, peneliti akhirnya tertarik dengan tari Ronggeng Ujungan dan kemudian dijadikan sebagai topik penelitian

1.2. Menentukan judul penelitian

Tahap ke dua yaitu, peneliti membuat rumusan masalah untuk dikaji dalam penelitian.Setelah mendapatkan rumusan masalah, peneliti mengajukan beberapa judul kepada dewan skripsi untuk diseleksi agar mendapatkan judul yang terbaik. Pada akhirnya judul

yang terbaik adalah “Tari Ronggeng Ujungan di Sanggar Sunda Rancage Kecamatan Cigasong Kabupaten Majalengka

1.3. Pengajuan izin penelitian

Menyadari pentingnya untuk menyelesaikan perizinan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan sehingga mengganggu jalannya penelitian, peneliti memerlukan surat izin penelitian yang dikeluarkan oleh Dekan Fakultas Pendidikan Seni dan Desain (FPSD) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dengan pengantar dari Departemen Pendidikan Seni Tari.

1.4. Menyiapkan perlengkapan penelitian

Bersumber dari pertanyaan penelitian, dapat ditentukan jenis data apa yang diperlukan. Berdasarkan jenis data tersebut dapat ditentukan perlengkapan apa saja yang dibutuhkan oleh peneliti dalam melakukan penelitian.

2. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian merupakan tahapan yang paling penting dalam suatu penelitian. Adapun prosesnya yaitu:


(30)

2.1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan setelah topik dan judul penelitian disetujui oleh pihak Departemen Pendidikan Seni Tari FPSD UPI Bandung.waktu yang diperlukan dalam pengumpulan data ini sekitar empat bulan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mewawancarai narasumber, mengobservasi langsung objek penelitian, mengumpulkan dokumentasi-dokumentasi dan literatur-literatur yang bergubungan erat dengan objek penelitian.

2.2. Konsultasi dengan Pembimbing

Proses bimbingan dengan pembimbing I dan pembimbing II telah dilakukan mulai dari pembuatan proposal hingga penyusunan skripsi sampai menjelang ujian siding.

2.3. Pengolahan data

Untuk mengkaji beberapa informasi dilakukan pengolahan data dengan cara melengkapi dan memperjelas data yang telah didapatkan. Data yang telah didapat tersebut kemudian disusun menjadi sebuah tulisan sehingga data tersebut mendekati kebenaran.

3. Penyusunan Laporan

Setelah semua data terkumpul dan diolah, langkah selanjutnya adalah menyusun laporan penelitian. Penyusunan laporan dilengkapi secara bertahap dengan melakukan proses bimbingan kepada pembimbing I dan pembimbing II. Laporan disusun berdasarkan ketentuan yang telah ada, yaitu dengan mengacu pada buku karya tulis ilmiah yang diterbitkan oleh UPI.

F. Analisis data

Pendekatan ini menggunakan pendekatan analisis data yang dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data yang dihimpun sebanyak mungkin secara global atau menyeluruh dan dianalisis sesuai dengan kebutuhan


(31)

penelitian.Sehingga mengerucut dan merujuk pada data-data yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan penelitian.Selain itu analisis data dapat digunakan untuk mengidentifikasi ada tidaknya masalah.Jika ada, masalah tersebut harus dirumuskan dengan jelas dan benar. Dalam teknik analisis data, peneliti menggunakan teknik analisis data menurut Burhan Bungin (2010, hlm. 144) yang dimaksud dengan teknik analisis data kualitatif adalah:

Strategi analisis data kualitatif, umumnya tidak digunakan sebagai alat mencari data dalam arti frekuensi akan tetapi digunakan untuk menganalisis proses sosial yang berlangsung dan makna dari fakta-fakta yang tampak dipertemukan itu. Dengan demikian, maka analisis kualitatif digunakan untuk menjelaskan fakta tersebut.

Alasan menggunakan strategi analisis data kualitatif Burhan Bungin karena data-data yang didapat di lapangan adalah fakta-fakta sehingga mempermudah dalam menganalisis data. Seluruh data yang telah didapatkan oleh peneliti selanjutnya akan diuraikan melalui penyususnan satuan, kategorisasi data serta penafsiran

Menurut Moleong (2006, hlm. 252) menyatakan bahwa:

Penyusunan satuan adalah sepotong informasi terkecil yang mengandung makna yang bulat dan dapat berdiri sendiri terlepas dari bagian yang lain, artinya satuan ini harus ditafsirkan tanpa informasi tambahan selain pengertian umum dalam konteks latar penelitian. Langkah awal dalam menganalisis data adalah melakukan penyususnan satuan.Penyusunan satuan yanag dilakukan yaitu dengan membaca dan mempelajari seluruh jenis data yang sudah terkumpul.Data yang terkumpul, disusun dan diidentifikasi mana yang lebih penting.Namun pada tahapan ini, peneliti tidak membuang data walaupun dianggap tidak relevan.

Dalam penelitian ini, peneliti meneliti tentang tari Ronggeng Ujungan di Sanggar Sunda Rancage Kecamatan Cigasong Kabupaten Majalengka. Dari bagian terkecil data yang ditemukana akan dikaitkan dengan permasalahan yang akan diteliti.


(32)

Selanjutnya ada kategorisasi yang berarti penyusunan kategori. Basrowi dan Suwandi (2008, hlm. 196) menjelaskan bahwa:

Kategorisasi itu sendiri berupa seperangkat tema yang disusun atas dasar pemikiran, intuisi, pendapat atau kriteria tertentu.

Pada tahapan ini, peneliti mengkategorisasikan data yang telah ada. Kategorisasi ini dibuat berdasarkan pemikiran dan kriteria data sesuai dengan permasalahan penelitian yaitu data-data tentang proses terciptanya tari Ronggeng Ujungan, data-data tentang gerak, kostum dan tata rias tari Ronggeng Ujungan.

Tahap yang ke tiga dalam analisis data adalah menafsirkan data yang telah dikategorisasikan.Penafsiran ini harus dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal. Menurut Schaltzman dan Strauss yang dikutip oleh Basrowi dan Suwandi (2008, hlm. 200), tujuan penafsiran data ialah:

Tujuan yang akan dicapai dalam penafsiran data ialah salah satu antara tiga tujuan, yakni deskripsi semata-mata, deskripsi analitik, teori stantive, tujuan deskripsi semata-mata.


(33)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Dari hasilpengamatansaatobservasi yang didukungolehbukti-buktidan data yang telahdiuraikanpadababsebelumnya, penelitimenyimpulkantariRonggengUjunganmerupakantarikreasibarukarenam erupakanbentukpengembangandarikesenian yang sudahada. TariRonggengUjungandiciptakanolehNenengAyuAsmiatipadatahun 2013 sebagaiwujudkeinginanNenengAyuuntukmengembangkansenitradisikhususny aSampyongkepadamasyarakat.

SelainituNenengAyuinginkeberadaanpermpuandalamseniUjunganatauSampyo ngdiketahuidandiakuiolehmasyarakat.

TariRonggengUjunganadalahtarikreasi yang dibawakansecaraberkelompokolehpenariperempuandengankaraktersebagaiseo

rangperempuan yang

lincahdantetaptangkasketikabermainSampyong.Ragamgerak yang diciptakanbersumberdarigerak yang sudahada.Tahapan yang dilaluiNenengAyupadasaatmenciptakantarianinimenggunakanempattahapanya itueksplorasi, improvisasi, evaluasidan proses hasilataukomposisitari. DenganrangkaianragamgerakkeseluruhanpenyajiantariRonggengUjungandapat dikatakanmemilikiwarna yang khas.

AdapunpenyajiantariRonggengUjungandilihatdarikoreografiyaituterins pirasidariragamgeraktarian yang sudahadapadakesenianUjungan, SampyongdanJaipongnamundimodifikasisehinggamenghasilkanragamgerakba

ru yang variatif,

sertamenampilkankesanlincahdangagahsebagaipenunjangcerita.

Koreografidikelompokanmenjaditiga, yaiturangkaiangerak yang menggambarkanpermainanUjungan, rangkaiangerak yang menggambarkankesenianSampyongrangkaiangerak yang menggambarkanronggengsaatmenghibur.Dari


(34)

keseluruhankoreografitariRonggengUjunganterdiridari 31 ragamgerak. Gerakpokoknyasendirihanyageraksembahan, ritual, silat, gibas, peralihan,

bukaan, gedigdanmincidnamunmemangbeberapagerakanada yang

diulangdandibedakanbentuknyabaikdaritanganmaupunposisi kaki.

Kategorigerakgestureataugerakmaknawiadatigayaitugeraksembahan, ritualdangibas,

menggunakandesainsimetridanasimetri.Kategorigeraklocomotionataugerakber pindahtempatdiawakiliolehgerakmincid1, 2, 3, 6,

gedig,danperalihan.Gerakpure movementataugerakmurni yang

tidakdimaksudkanuntukmenggambarkansesuatudiwakiliolehgerakbukaan, mincid4, 5, dansilat.Desain yang digunakanadasimetridanasimetri

Rias yang

digunakandalamtariRonggengUjunganadalahriascorrectiveatauriasaksen yang berfungsiuntukmenonjolkankesempurnaanbentukwajahdanmemudarkanketida

ksempurnaan yang

adapadawajah.yangdigunakanpadatarianinimenggunakanalisbulansapasidenga nmenggunakanpensilalisberwarnacoklat.

BentukalisdipilihbulansapasikarenadalamhaliniriasRonggengUjungantetapingi nmenampilkancitrakecantikanseorangperempuan.

KostumtariRonggengUjunganinitidakterlalubanyak, hanyaapok yang diberisedikitrenda, tilesebagaikebayanya, celana, sinjangataukain, sabukkaindan

bolero.SebagaipelengkaptariRonggengUjunganmenggunakanteplokatauakseso risdaribahansponssebagaihiasankepala.Hal yang menjadipembedadaritariJaipongadalahimitasiBalakutakdanrotan.Keduabendai

ni pun

menjadicirikhasdalambusanaRonggengUjungankarenatidakdigunakandalamtar ian yang lain. Balakutakdibuatimitasikarenajikamenggunakan yang aslidibutuhkan ritual khusus, jikatidakdikhawatirkanakanterjadihal-hal yang tidakdiinginkanseprtimisalnyakerasukanataukesurupan.


(35)

DalamtariRonggengUjungan, warna yang dominandipakaibaikdalamkostummaupunriasadalahwarnahijaudankuningkee masan.Warnahijaudipilihkarenaberdasarkanfilosofiwarnahijaumemilikikesan yang lembut, sejukdansegar. SamahalnyadengankeberadaanperempuandalamUjunganmaupunSampyong yang telahmembawasesuatuhal yang baru.Warnakuningkeemasandipilihkarenawarnakuningmemilikiartikegembiraa ndanemasmemilikiartikemakmuransertakemewahan.Kemewahandankegembir aanbiasanyahadirpadasosokseorangperempuan,

makadariituwarnakuningkeemasandipilihsebagaiwarnakostumdanriastariRong gengUjungan.

KeberadaanperempuandalamUjungandanSampyongbaiksebagaipemain maupunsebagaipenghiburmembawapengaruhtersendiri.Di

manapermainanaduketangkasan yang awalnyahanyadibawakanolehlaki-lakidanterkesanbuaskinimemilikikesanfeminim.RonggengdalamSampyongme mangcukupberpengaruhterhadapjalannyapermainan, suasana yang tegangbisasedikitmencairdenganadanyaronggengsebagaipenghibur.Terciptany atariRonggengUjungansemakinmenguatkanpengaruhtersebut.Sekalipuntariani nihanyamemilikifungsisebagaihiburan, namuntetapadapesan yang dibawauntukmasyarakat.MelaluitariRonggengUjungankitabisamengenalUjung andanSampyongdalambentuklainsehinggakitadapatmelihatsesuatu yang barutanpameninggalkankesenian yang lama. Selainitu, tariRonggengUjungandapatmenambahpengetahuankitabahwakiniUjungandan Sampyongbukansekedarpermainaduketangkasanmiliklaki-laki,

namunperempuanjugamemilikikesempatanuntukmembuktikankekuatansekalig usmelestarikanwarisanbudaya yang dimiliki.

B. REKOMENDASI

Berdasarkandengankesimpulan di atas, penelitimengemukakanrekomendasisebagaiberikut:


(36)

1. PenelitiSelanjutnya

PenelitiantariRonggengUjunganinihanyadilakukanpadateksdankonteks tariannyasaja.Tidakmenutupkemungkinanuntukdiadakankembalipenelitiansela njutnyapadatariinimengenaibagian-bagian yang belumterungkap, sehinggapenelitianinidapatlebihbermanfaatdanlebihlengkapyang

terungkapsetelahdilakukanbeberapa kali penelitiandenganaspekpeneliatn yang lain.

2. PemerintahSetempatdanMayrakatSetempat

Pemerintahsetempatdiharapkanlebihseriuslagimemperhatikankeseniant radisional di daerhanya.Selainituddibuthkan rasa banggaterhadaptarikreasibarusehinggamampumengembangkanwawasandalam segibudaya.

3. SanggarSundaRancage

SanggarSundaRancageharuslebihberusahamengenalkankarya-

karyanyakemasyarakatluassehinggatidakhanyadikenalolehkalangan-kalangantertentusaja.TariRonggengUjunganjugabisadimasukkankedalammater i yang diajarkan di SanggarSundaRancage.

4. DepartemenPendidikanSenitari

Denganadanyalaporanpenelitianini,


(37)

DAFTAR PUSTAKA

Rosidawatai, Iin. (2000). Keberadaan Seni Sampyong dalam Masyarakat Desa Cibodas Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka. (Skripsi). Bandung: Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia

Ulya, Wilda. (2014). Kajian Etnokoreologi Tari Lage Pangalasan di Sanggar Pamanah Rasa Pandeglang Banten. (Skrispi). Bandung: Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia

Sedyawati, dkk. (1986). Pengetahuan Elemen Tari dari Beberapa Masalah Tari. Jakarta: Direktorat Kesenian Proyek Pengembangan Kesenian Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.


(1)

RiniRamdhania, 2015

Selanjutnya ada kategorisasi yang berarti penyusunan kategori. Basrowi dan Suwandi (2008, hlm. 196) menjelaskan bahwa:

Kategorisasi itu sendiri berupa seperangkat tema yang disusun atas dasar pemikiran, intuisi, pendapat atau kriteria tertentu.

Pada tahapan ini, peneliti mengkategorisasikan data yang telah ada. Kategorisasi ini dibuat berdasarkan pemikiran dan kriteria data sesuai dengan permasalahan penelitian yaitu data-data tentang proses terciptanya tari Ronggeng Ujungan, data-data tentang gerak, kostum dan tata rias tari Ronggeng Ujungan.

Tahap yang ke tiga dalam analisis data adalah menafsirkan data yang telah dikategorisasikan.Penafsiran ini harus dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal. Menurut Schaltzman dan Strauss yang dikutip oleh Basrowi dan Suwandi (2008, hlm. 200), tujuan penafsiran data ialah:

Tujuan yang akan dicapai dalam penafsiran data ialah salah satu antara tiga tujuan, yakni deskripsi semata-mata, deskripsi analitik, teori stantive, tujuan deskripsi semata-mata.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Dari hasilpengamatansaatobservasi yang didukungolehbukti-buktidan data yang telahdiuraikanpadababsebelumnya, penelitimenyimpulkantariRonggengUjunganmerupakantarikreasibarukarenam erupakanbentukpengembangandarikesenian yang sudahada. TariRonggengUjungandiciptakanolehNenengAyuAsmiatipadatahun 2013 sebagaiwujudkeinginanNenengAyuuntukmengembangkansenitradisikhususny aSampyongkepadamasyarakat.

SelainituNenengAyuinginkeberadaanpermpuandalamseniUjunganatauSampyo ngdiketahuidandiakuiolehmasyarakat.

TariRonggengUjunganadalahtarikreasi yang dibawakansecaraberkelompokolehpenariperempuandengankaraktersebagaiseo

rangperempuan yang

lincahdantetaptangkasketikabermainSampyong.Ragamgerak yang diciptakanbersumberdarigerak yang sudahada.Tahapan yang dilaluiNenengAyupadasaatmenciptakantarianinimenggunakanempattahapanya itueksplorasi, improvisasi, evaluasidan proses hasilataukomposisitari. DenganrangkaianragamgerakkeseluruhanpenyajiantariRonggengUjungandapat dikatakanmemilikiwarna yang khas.

AdapunpenyajiantariRonggengUjungandilihatdarikoreografiyaituterins pirasidariragamgeraktarian yang sudahadapadakesenianUjungan, SampyongdanJaipongnamundimodifikasisehinggamenghasilkanragamgerakba

ru yang variatif,

sertamenampilkankesanlincahdangagahsebagaipenunjangcerita.

Koreografidikelompokanmenjaditiga, yaiturangkaiangerak yang menggambarkanpermainanUjungan, rangkaiangerak yang menggambarkankesenianSampyongrangkaiangerak yang menggambarkanronggengsaatmenghibur.Dari


(3)

keseluruhankoreografitariRonggengUjunganterdiridari 31 ragamgerak. Gerakpokoknyasendirihanyageraksembahan, ritual, silat, gibas, peralihan,

bukaan, gedigdanmincidnamunmemangbeberapagerakanada yang

diulangdandibedakanbentuknyabaikdaritanganmaupunposisi kaki.

Kategorigerakgestureataugerakmaknawiadatigayaitugeraksembahan, ritualdangibas,

menggunakandesainsimetridanasimetri.Kategorigeraklocomotionataugerakber pindahtempatdiawakiliolehgerakmincid1, 2, 3, 6,

gedig,danperalihan.Gerakpure movementataugerakmurni yang

tidakdimaksudkanuntukmenggambarkansesuatudiwakiliolehgerakbukaan, mincid4, 5, dansilat.Desain yang digunakanadasimetridanasimetri

Rias yang

digunakandalamtariRonggengUjunganadalahriascorrectiveatauriasaksen yang berfungsiuntukmenonjolkankesempurnaanbentukwajahdanmemudarkanketida

ksempurnaan yang

adapadawajah.yangdigunakanpadatarianinimenggunakanalisbulansapasidenga nmenggunakanpensilalisberwarnacoklat.

BentukalisdipilihbulansapasikarenadalamhaliniriasRonggengUjungantetapingi nmenampilkancitrakecantikanseorangperempuan.

KostumtariRonggengUjunganinitidakterlalubanyak, hanyaapok yang diberisedikitrenda, tilesebagaikebayanya, celana, sinjangataukain, sabukkaindan

bolero.SebagaipelengkaptariRonggengUjunganmenggunakanteplokatauakseso risdaribahansponssebagaihiasankepala.Hal yang menjadipembedadaritariJaipongadalahimitasiBalakutakdanrotan.Keduabendai

ni pun

menjadicirikhasdalambusanaRonggengUjungankarenatidakdigunakandalamtar ian yang lain. Balakutakdibuatimitasikarenajikamenggunakan yang aslidibutuhkan ritual khusus, jikatidakdikhawatirkanakanterjadihal-hal yang tidakdiinginkanseprtimisalnyakerasukanataukesurupan.


(4)

DalamtariRonggengUjungan, warna yang dominandipakaibaikdalamkostummaupunriasadalahwarnahijaudankuningkee masan.Warnahijaudipilihkarenaberdasarkanfilosofiwarnahijaumemilikikesan

yang lembut, sejukdansegar.

SamahalnyadengankeberadaanperempuandalamUjunganmaupunSampyong yang telahmembawasesuatuhal yang baru.Warnakuningkeemasandipilihkarenawarnakuningmemilikiartikegembiraa ndanemasmemilikiartikemakmuransertakemewahan.Kemewahandankegembir aanbiasanyahadirpadasosokseorangperempuan,

makadariituwarnakuningkeemasandipilihsebagaiwarnakostumdanriastariRong gengUjungan.

KeberadaanperempuandalamUjungandanSampyongbaiksebagaipemain maupunsebagaipenghiburmembawapengaruhtersendiri.Di

manapermainanaduketangkasan yang awalnyahanyadibawakanolehlaki-lakidanterkesanbuaskinimemilikikesanfeminim.RonggengdalamSampyongme mangcukupberpengaruhterhadapjalannyapermainan, suasana yang tegangbisasedikitmencairdenganadanyaronggengsebagaipenghibur.Terciptany atariRonggengUjungansemakinmenguatkanpengaruhtersebut.Sekalipuntariani nihanyamemilikifungsisebagaihiburan, namuntetapadapesan yang dibawauntukmasyarakat.MelaluitariRonggengUjungankitabisamengenalUjung andanSampyongdalambentuklainsehinggakitadapatmelihatsesuatu yang barutanpameninggalkankesenian yang lama. Selainitu, tariRonggengUjungandapatmenambahpengetahuankitabahwakiniUjungandan Sampyongbukansekedarpermainaduketangkasanmiliklaki-laki,

namunperempuanjugamemilikikesempatanuntukmembuktikankekuatansekalig usmelestarikanwarisanbudaya yang dimiliki.

B. REKOMENDASI

Berdasarkandengankesimpulan di atas, penelitimengemukakanrekomendasisebagaiberikut:


(5)

1. PenelitiSelanjutnya

PenelitiantariRonggengUjunganinihanyadilakukanpadateksdankonteks tariannyasaja.Tidakmenutupkemungkinanuntukdiadakankembalipenelitiansela njutnyapadatariinimengenaibagian-bagian yang belumterungkap, sehinggapenelitianinidapatlebihbermanfaatdanlebihlengkapyang

terungkapsetelahdilakukanbeberapa kali penelitiandenganaspekpeneliatn yang lain.

2. PemerintahSetempatdanMayrakatSetempat

Pemerintahsetempatdiharapkanlebihseriuslagimemperhatikankeseniant radisional di daerhanya.Selainituddibuthkan rasa banggaterhadaptarikreasibarusehinggamampumengembangkanwawasandalam segibudaya.

3. SanggarSundaRancage

SanggarSundaRancageharuslebihberusahamengenalkankarya-

karyanyakemasyarakatluassehinggatidakhanyadikenalolehkalangan-kalangantertentusaja.TariRonggengUjunganjugabisadimasukkankedalammater i yang diajarkan di SanggarSundaRancage.

4. DepartemenPendidikanSenitari

Denganadanyalaporanpenelitianini,


(6)

RiniRamdhania, 2015

DAFTAR PUSTAKA

Rosidawatai, Iin. (2000). Keberadaan Seni Sampyong dalam Masyarakat Desa Cibodas Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka. (Skripsi). Bandung: Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia

Ulya, Wilda. (2014). Kajian Etnokoreologi Tari Lage Pangalasan di Sanggar Pamanah Rasa Pandeglang Banten. (Skrispi). Bandung: Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia

Sedyawati, dkk. (1986). Pengetahuan Elemen Tari dari Beberapa Masalah Tari. Jakarta: Direktorat Kesenian Proyek Pengembangan Kesenian Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.