Analisa Mengenai Penerapan Hak Tersangka untuk Mengajukan Saksi yang Meringankan dalam Pemeriksaan di Tingkat Penyidikan Berdasarkan Hukum Positif di Indonesia.

ANALYSIS OF THE IMPLEMENTATION OF SUSPECT’S RIGHT TO INITIATE
DEFENSE WITNESSES DURING INVESTIGATION BASED ON POSITIVE
LAW IN INDONESIA
Thomas H. Suryo
110110070399

Abstract
Criminal Law Enforcement in Act. 8 1981 on Criminal Proceedings
(Criminal Code) brought as a result of legal sanctions related to human rights.
Therefore, the procedural law to enforce the material law must not only be fair,
but also must be sure and fair. Criminal Procedure Code has provided a set of
rights to suspects since at the level of investigation to the trial as contained in the
Code of Criminal Procedure Article 50-68 of respect for human rights.
Sometimes, in some cases, the application of these rights were not met by the
investigator with a specific reason. The purpose of this research was to
determine and understand the causes of the violations alleged by investigators in
the investigation process; also to know and understand the implementation of
these suspect’s right to call any defense witnesses for the accused (a de charge
witnesses) as provided in Article 65, where the Criminal Procedure Code.
This research is a descriptive analysis, by describing the legislation in
force as well as research that not only describe the subject matter but also linked

to the issue being studied. The approach used is normative juridical, which is
based on research conducted by literature or secondary data.
Based on research, it is known that the application of the rule of law
regarding the filing of defense witnesses for the accused at the time of
examination in the factual case that in investigation, does not run as it should,
because of the reluctance of investigators to offer to the suspects of their rights
by reason of slowing down the process of investigation. The limiting factor is not
the application of the rule of law right of the accused to present witnesses de
charge at the level of investigation is the opinion of the Investigator with the
examination of the witness will slowing down or blurring the course of the
investigation, while in the period of the investigation process is very short, and
the opinion that the a de charge witness shoul be enough to be examined in the
court proceedings because it has more weight as evidence statements of
witnesses.

Analisa Mengenai Penerapan Hak Tersangka untuk Mengajukan
Saksi yang Meringankan dalam Pemeriksaan di Tingkat Penyidikan
Berdasarkan Hukum Positif di Indonesia.
Thomas Suryo H.
110110070399


Penegakan Hukum pidana dalam Undang-undang No. 8 Tahun
1981 tentang Hukum acara Pidana (KUHAP) membawa akibat sanksi
hukum yang terkait dengan hak-hak asasi manusia. Oleh karena itu, maka
hukum prosedural untuk menegakkan hukum materil itu bukan saja harus
bersifat fair, tetapi juga harus bersifat pasti dan adil. KUHAP telah
memberikan seperangkat hak kepada tersangka sejak di tingkat
penyidikan hingga persidangan sebagaimana terdapat dalam Pasal 50-68
KUHAP sebagai bentuk penghormatan terhadap hak asasi manusia.
Adakalanya dalam beberapa kasus, penerapan hak-hak tersebut ternyata
tidak dipenuhi oleh pihak penyidik dengan alasan tertentu. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami penyebab
terjadinya pelanggaran hak tersangka oleh penyidik dalam proses
penyidikan juga untuk mengetahui dan memahami penerapan hak
tersangka untuk mengajukan saksi yang meringankan bagi tersangka (a
de charge) sebagai mana diatur dalam Pasal 65 KUHAP dalam proses
pemeriksaan di tingkat penyidikan.
Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, yaitu dengan
menggambarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta
penelitian yang tidak hanya menggambarkan pokok permasalahan tetapi

juga dikaitkan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Pendekatan
yang digunakan adalah secara yuridis normatif, yakni penelitian yang
dilakukan dengan mendasarkan kepustakaan atau data sekunder.
Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa penerapan kaidah hukum
mengenai pengajuan saksi yang meringankan bagi tersangka saat
pemeriksaaan di tingkat penyidikan dalam kasus faktual, tidak berjalan
sebagaimana mestinya, karena adanya keengganan dari Penyidik untuk
menawarkan kepada tersangka akan haknya tersebut dengan alasan
memperlambat proses penyidikan. Adapun faktor kendala dari tidak
diterapkannya kaidah hukum hak tersangka untuk mengajukan saksi a de
charge di tingkat penyidikan adalah adanya pendapat dari pihak Penyidik
dengan diperiksanya saksi tersebut akan memperlambat atau
mengaburkan jalannya proses penyidikan sedangkan jangka waktu dalam
proses penyidikan sangat pendek, dan adanya pendapat bahwa saksi a
de charge tersebut cukup diperiksa dalam proses pengadilan karena lebih
berbobot sebagai alat bukti keterangan saksi.