PERANAN BARISAN PEMUDA INDONESIA (BPI) DALAM PERTEMPURAN 25 NOVEMBER 1945 DI BERASTAGI.
i
PERANAN BARISAN PEMUDA INDONESIA (BPI)
DALAM PERTEMPURAN 25 NOVEMBER 1945
DI BERASTAGI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
HARIANTO MARULITUA LIMBONG NIM. 308121068
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
(2)
(3)
(4)
i
ABSTRAK
HARIANTO MARULITUA LIMBONG, NIM 308121068, PERANAN BARISAN PEMUDA INDONESIA (BPI) DALAM PERTEMPURAN 25 NOVEMBER 1945 DI BERASTAGI, FAKULTAS ILMU SOSIAL, UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang dibentuknya Barisan Pemuda Indonesia (BPI) di Berastagi dan mengetahui bagaimana peranan Barisan Pemuda Indonesia (BPI) dalam Pertempuran 25 November 1945 di Berastagi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Dengan terlebih dahulu melakukan studi pustaka (library research), yaitu dengan mengumpulkan buku-buku serta literatur yang berkaitan dengan topik penelitian sebagai data awal, kemudian akan dianalisa dan dibandingkan dengan hasil penelitian lapangan.
Dari hasil penelitian diketahui latar belakang didirikannya Barisan Pemuda Indonesia (BPI) di Berastagi adalah untuk merealisasikan proklamasi kemerdekaan di Berastagi dan membela serta mempertahankan kemerdekaan mengingat Belanda telah melakukan persiapan untuk mengembalikan kekuasaannya. Pembentukan Barisan Pemuda Indonesia (BPI) Berastagi tidak membutuhkan waktu yang lama dikarenakan eksistensi kota Berastagi sebagai kota pergerakan. Konsistensi Tama Ginting di garis perjuangan sejak masa pemerintahan Belanda, bersama pemuda pelopor yang tergabung dalam Poesera (Pusat Ekonomi Rakyat) di awal pemerintahan militer Jepang, ditambah hubungan (relationship) yang dimiliki dengan para tokoh pergerakan di Tanah Karo maupun di Medan semakin mempermudah berdirinya Barisan Pemuda Indonesia (BPI) di Berastagi. Faktor kepemimpinan (leadership) Tama Ginting dapat menjaga solidaritas di antara para pemuda, walaupun Barisan Pemuda Indonesia (BPI) Berastagi dibangun di atas latar belakang yang berbeda.
Barisan Pemuda Indonesia (BPI) Berastagi yang mengukuhkan diri untuk membela dan mempertahankan kemerdekaan, memainkan peranan yang sangat besar dalam Pertempuran 25 November 1945 di Berastagi. Dengan merekrut para pemuda untuk diberikan berbagai pelatihan dasar kemiliteran. Kemudian, berbagai bentuk propoganda dan penerangan dilakukan untuk menggugah perasaan rakyat, sehingga rakyat khususnya para pemuda terlibat dan melibatkan diri dalam pergerakan mempertahankan kemerdekaan. Berbagai usaha pun dilakukan untuk mengumpulkan senjata dengan maksud memperkuat barisan perjuangan. Bahkan, dalam Pertempuran 25 November 1945 di Berastagi Barisan Pemuda Indonesia (BPI) memimpin perlawanan rakyat di barisan terdepan di bawah komando Tama Ginting.
(5)
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena kasih dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun
skripsi ini berjudul “Peranan Barisan Pemuda Indonesia (BPI) dalam Pertempuran
25 November 1945 di Berastagi”. Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan mengingat keterbatasan yang dimiliki oleh penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun skripsi ini menjadi lebih baik.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dua sosok yang sangat luar biasa yang sangat penulis kagumi.
Bapak (D. Limbong) dan Mamak (E. Turnip) yang selama ini telah menjadi sumber inspirasi dan kekuatan bagi penulis. Terima kasih buat kasih sayangmu, dukungan dan doa yang tiada henti yang selalu engkau berikan. 2. Adik-adikku tersayang (Merinawati Limbong, Rifka Astuti Limbong, Sri Tri
Putri Limbong dan Gracia Natali Limbong).
3. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta seluruh stafnya.
4. Bapak Dr. Restu, M.S selaku Dekan FIS UNIMED dan staf-stafnya.
5. Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum selaku ketua jurusan Pendidikan Sejarah dan pembimbing akademik yang telah memberikan motivasi dan bimbingan serta saran kepada penulis.
6. Ibu Dra. Hafnita Lubis, M.Si selaku sekretaris jurusan Pendidikan Sejarah. 7. Bapak Pristi Suhendro S.Hum, M.Si yang telah meluangkan waktu,
memberikan arahan dan motivasi kepada penulis dalam menulis skripsi ini. 8. Ibu Dra. Flores Tanjung, M.A selaku dosen penguji.
9. Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si selaku dosen penguji.
10.Bapak/Ibu dosen yang mengajar di Pendidikan Sejarah UNIMED
11.Bapak M.C Sembiring (ketua LVRI Kab. Karo) dan para veteran yang telah memberikan informasi penelitian kepada penulis.
(6)
v 12.Donal L.G, Yuliarza S, Betharia S, Nova S, Yulida S, Dessy, Resnawati S,
Doosriani, Afriani, Saut, Jefta, Benari L, Humala,
13.Teman seperjuangan (kelas B’Reguler 2008) dan angkatan 2008. Kost 98 (Dedy, Ben, Anju, Rijal, Ater, Ester, Wahyu, Erwin, Seplin), SERA F.C, dan semua yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu yang telah banyak membantu penulis. JASMERAH!
Akhir kata penulis memohon maaf atas kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Agustus 2012
Penulis,
(7)
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Luas Wilayah Menurut Desa/Kelurahan Di Kecamatan
Berastagi Tahun 2010... 25 Tabel 2. Tinggi Wilayah Di Atas Permukaan Laut (DPL)
Menurut Desa/Kelurahan Tahun 2010... ……. 26 Tabel 3. Jarak Dari Ibu Kota Kecamatan Ke Kantor
Kepala Desa/Kelurahan ... ….... 26 Tabel 4. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk Dan Kepadatan
(8)
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
1. Latar belakang didirikannya Barisan Pemuda Indonesia (BPI) di Berastagi adalah untuk merealisasikan proklamasi kemerdekaan di Berastagi dan membela serta mempertahankan kemerdekaan mengingat Belanda telah melakukan persiapan untuk mengembalikan kekuasaannya. Pembentukan Barisan Pemuda Indonesia (BPI) Berastagi tidak membutuhkan waktu yang lama dikarenakan eksistensi kota Berastagi sebagai kota pergerakan. Konsistensi Tama Ginting di garis perjuangan sejak masa pemerintahan Belanda bersama pemuda pelopor yang tergabung dalam Poesera (Pusat Ekonomi Rakyat), ditambah hubungan (relationship) yang dimiliki dengan para tokoh pergerakan di Tanah Karo maupun di Medan semakin mempermudah berdirinya Barisan Pemuda Indonesia (BPI) Berastagi. Faktor kepemimpinan (leadership) Tama Ginting dapat menjaga solidaritas di antara para pemuda, walaupun Barisan Pemuda Indonesia (BPI) Berastagi dibangun di atas latar belakang yang berbeda.
2. Barisan Pemuda Indonesia (BPI) Berastagi yang mengukuhkan diri untuk membela dan mempertahankan kemerdekaan, memiliki peranan yang sangat besar dalam Pertempuran 25 November 1945 di Berastagi. Dengan merekrut para pemuda untuk diberikan berbagai pelatihan dasar kemiliteran. Kemudian, berbagai bentuk propoganda dan penerangan dilakukan untuk menggugah perasaan rakyat, sehingga rakyat khususnya para pemuda terlibat dan
(9)
67 melibatkan diri dalam pergerakan mempertahankan kemerdekaan. Berbagai usaha pun dilakukan untuk mengumpulkan senjata dengan maksud memperkuat barisan perjuangan. Bahkan, dalam Pertempuran 25 November 1945 di Berastagi Barisan Pemuda Indonesia (BPI) memimpin perlawanan rakyat di barisan terdepan dibawah komando Tama Ginting.
5.2.Saran
1. Kepada masyarakat Tanah Karo sudah saatnya mulai menanamkan rasa ingin tahu terhadap apa yang telah terjadi di lingkungan sekitar, pengetahuan yang diperoleh akan membentuk sebuah kesadaran dan pemahaman secara utuh, yang terwujud dalam sikap menghargai jasa para pahlawan termasuk menjaga, merawat dan melestarikan peninggalan-peninggalan sejarah.
2. Pemerintah daerah dan masyarakat Tanah Karo perlu membangun kemitraan, usaha untuk menjaga merawat dan melestarikan peninggalan-peninggalan sejarah tidak akan bisa dilakukan oleh pemerintah tanpa dukungan masyarakat secara penuh. Tugas pemerintah adalah bagaimana membuat kebijakan-kebijakan yang sifatnya menstimulus masyarakat, di sinilah pemerintah dituntut mampu mentransformasikan respon masyarakat ke tingkat antusiasme. Pada prinsipnya antusiasme masyarakat terbentuk karena diberikannya ruang. Saat yang tepat bagi pemerintah untuk memberikan pengertian secara komprehensif. Pada akhirnya kemitraan antara masyarakat dan pemerintah akan terjalin.
(10)
68
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, Dudung. 2007. Metodologi Penelitian Sejarah.Yogyakarta : Ar Ruzz Media
Badan Pusat Statistik (BPS). 2011. Kecamatan Berastagi Dalam Angka. Berastagi
Bangun, Tridah. 1994. Kilap Sumagan Biografi Selamat Ginting. Jakarta : Haji Masagung
Kertapati, Sidik. 2000. Sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945. Jakarta: Pustaka Pena
Kuntowijoyo. 2003. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya Nasution, A. H . 1954. Pokok-pokok Gerilja. Jakarta: Perdana
Putro, Brahma. 1981. Karo Dari Jaman Ke Jaman. Jakarta: CV Marintan Djaya Djakarta
Reid, Anthony. 1987. Perjuangan Rakyat Revolusi dan Hancurnya Kerajaan
di Sumatra. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
Simanjuntak, 2009. Pikiran Kritis Untuk Rakyat Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Ombak
Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Soekanto, Soerjono. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Surbakti, AR. 1977. Perang Kemerdekaan Di Karo Area. Medan: Yayasan Pro Patria Medan
Suwondo, Purbo. 1996. PETA, Tentara Sukarela Pembela Tanah Air di Jawa
dan Sumatera 1942-1945. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
Tambunan P. 1952. Adat Istiadat Karo. Jakarta: Balai Pustaka
Tarigan, Sarjani. 2009. Lentera Kehidupan Orang Karo dalam Berbudaya. Medan.
(1)
iv KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena kasih dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun skripsi ini berjudul “Peranan Barisan Pemuda Indonesia (BPI) dalam Pertempuran 25 November 1945 di Berastagi”. Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan mengingat keterbatasan yang dimiliki oleh penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun skripsi ini menjadi lebih baik.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dua sosok yang sangat luar biasa yang sangat penulis kagumi.
Bapak (D. Limbong) dan Mamak (E. Turnip) yang selama ini telah menjadi sumber inspirasi dan kekuatan bagi penulis. Terima kasih buat kasih sayangmu, dukungan dan doa yang tiada henti yang selalu engkau berikan. 2. Adik-adikku tersayang (Merinawati Limbong, Rifka Astuti Limbong, Sri Tri
Putri Limbong dan Gracia Natali Limbong).
3. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta seluruh stafnya.
4. Bapak Dr. Restu, M.S selaku Dekan FIS UNIMED dan staf-stafnya.
5. Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum selaku ketua jurusan Pendidikan Sejarah dan pembimbing akademik yang telah memberikan motivasi dan bimbingan serta saran kepada penulis.
6. Ibu Dra. Hafnita Lubis, M.Si selaku sekretaris jurusan Pendidikan Sejarah. 7. Bapak Pristi Suhendro S.Hum, M.Si yang telah meluangkan waktu,
memberikan arahan dan motivasi kepada penulis dalam menulis skripsi ini. 8. Ibu Dra. Flores Tanjung, M.A selaku dosen penguji.
9. Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si selaku dosen penguji.
10.Bapak/Ibu dosen yang mengajar di Pendidikan Sejarah UNIMED
11.Bapak M.C Sembiring (ketua LVRI Kab. Karo) dan para veteran yang telah memberikan informasi penelitian kepada penulis.
(2)
v 12.Donal L.G, Yuliarza S, Betharia S, Nova S, Yulida S, Dessy, Resnawati S,
Doosriani, Afriani, Saut, Jefta, Benari L, Humala,
13.Teman seperjuangan (kelas B’Reguler 2008) dan angkatan 2008. Kost 98 (Dedy, Ben, Anju, Rijal, Ater, Ester, Wahyu, Erwin, Seplin), SERA F.C, dan semua yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu yang telah banyak membantu penulis. JASMERAH!
Akhir kata penulis memohon maaf atas kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Agustus 2012
Penulis,
(3)
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Luas Wilayah Menurut Desa/Kelurahan Di Kecamatan
Berastagi Tahun 2010... 25 Tabel 2. Tinggi Wilayah Di Atas Permukaan Laut (DPL)
Menurut Desa/Kelurahan Tahun 2010... ……. 26 Tabel 3. Jarak Dari Ibu Kota Kecamatan Ke Kantor
Kepala Desa/Kelurahan ... ….... 26 Tabel 4. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk Dan Kepadatan
(4)
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan1. Latar belakang didirikannya Barisan Pemuda Indonesia (BPI) di Berastagi adalah untuk merealisasikan proklamasi kemerdekaan di Berastagi dan membela serta mempertahankan kemerdekaan mengingat Belanda telah melakukan persiapan untuk mengembalikan kekuasaannya. Pembentukan Barisan Pemuda Indonesia (BPI) Berastagi tidak membutuhkan waktu yang lama dikarenakan eksistensi kota Berastagi sebagai kota pergerakan. Konsistensi Tama Ginting di garis perjuangan sejak masa pemerintahan Belanda bersama pemuda pelopor yang tergabung dalam Poesera (Pusat Ekonomi Rakyat), ditambah hubungan (relationship) yang dimiliki dengan para tokoh pergerakan di Tanah Karo maupun di Medan semakin mempermudah berdirinya Barisan Pemuda Indonesia (BPI) Berastagi. Faktor kepemimpinan (leadership) Tama Ginting dapat menjaga solidaritas di antara para pemuda, walaupun Barisan Pemuda Indonesia (BPI) Berastagi dibangun di atas latar belakang yang berbeda.
2. Barisan Pemuda Indonesia (BPI) Berastagi yang mengukuhkan diri untuk membela dan mempertahankan kemerdekaan, memiliki peranan yang sangat besar dalam Pertempuran 25 November 1945 di Berastagi. Dengan merekrut para pemuda untuk diberikan berbagai pelatihan dasar kemiliteran. Kemudian, berbagai bentuk propoganda dan penerangan dilakukan untuk menggugah perasaan rakyat, sehingga rakyat khususnya para pemuda terlibat dan
(5)
67 melibatkan diri dalam pergerakan mempertahankan kemerdekaan. Berbagai usaha pun dilakukan untuk mengumpulkan senjata dengan maksud memperkuat barisan perjuangan. Bahkan, dalam Pertempuran 25 November 1945 di Berastagi Barisan Pemuda Indonesia (BPI) memimpin perlawanan rakyat di barisan terdepan dibawah komando Tama Ginting.
5.2.Saran
1. Kepada masyarakat Tanah Karo sudah saatnya mulai menanamkan rasa ingin tahu terhadap apa yang telah terjadi di lingkungan sekitar, pengetahuan yang diperoleh akan membentuk sebuah kesadaran dan pemahaman secara utuh, yang terwujud dalam sikap menghargai jasa para pahlawan termasuk menjaga, merawat dan melestarikan peninggalan-peninggalan sejarah.
2. Pemerintah daerah dan masyarakat Tanah Karo perlu membangun kemitraan, usaha untuk menjaga merawat dan melestarikan peninggalan-peninggalan sejarah tidak akan bisa dilakukan oleh pemerintah tanpa dukungan masyarakat secara penuh. Tugas pemerintah adalah bagaimana membuat kebijakan-kebijakan yang sifatnya menstimulus masyarakat, di sinilah pemerintah dituntut mampu mentransformasikan respon masyarakat ke tingkat antusiasme. Pada prinsipnya antusiasme masyarakat terbentuk karena diberikannya ruang. Saat yang tepat bagi pemerintah untuk memberikan pengertian secara komprehensif. Pada akhirnya kemitraan antara masyarakat dan pemerintah akan terjalin.
(6)
68
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, Dudung. 2007. Metodologi Penelitian Sejarah.Yogyakarta : Ar Ruzz Media
Badan Pusat Statistik (BPS). 2011. Kecamatan Berastagi Dalam Angka. Berastagi
Bangun, Tridah. 1994. Kilap Sumagan Biografi Selamat Ginting. Jakarta : Haji Masagung
Kertapati, Sidik. 2000. Sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945. Jakarta: Pustaka Pena
Kuntowijoyo. 2003. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya Nasution, A. H . 1954. Pokok-pokok Gerilja. Jakarta: Perdana
Putro, Brahma. 1981. Karo Dari Jaman Ke Jaman. Jakarta: CV Marintan Djaya Djakarta
Reid, Anthony. 1987. Perjuangan Rakyat Revolusi dan Hancurnya Kerajaan di Sumatra. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
Simanjuntak, 2009. Pikiran Kritis Untuk Rakyat Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Ombak
Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Soekanto, Soerjono. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Surbakti, AR. 1977. Perang Kemerdekaan Di Karo Area. Medan: Yayasan Pro Patria Medan
Suwondo, Purbo. 1996. PETA, Tentara Sukarela Pembela Tanah Air di Jawa dan Sumatera 1942-1945. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
Tambunan P. 1952. Adat Istiadat Karo. Jakarta: Balai Pustaka
Tarigan, Sarjani. 2009. Lentera Kehidupan Orang Karo dalam Berbudaya. Medan.