PELATIHAN PEREGANGAN DAN ISTIRAHAT AKTIF MENURUNKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL, KELELAHAN MATA DAN MENINGKATKAN KONSENTRASI KERJA KARYAWAN REKAM MEDIS RUMAH SAKIT SANGLAH DENPASAR.

PELATIHAN PEREGANGAN DAN ISTIRAHAT AKTIF MENURUNKAN
KELUHAN MUSKULOSKELETAL, KELELAHAN MATA
DAN MENINGKATKAN KONSENTRASI KERJA
KARYAWAN REKAM MEDIS
RUMAH SAKIT SANGLAH DENPASAR
Eko Putu Indrawati, I Ketut Tirtayasa, I Putu Gede Adiatmika
Program Studi Magister Ergonomi-Fisiologi Kerja
Universitas Udayana Denpasar
Email: [email protected]
ABSTRAK
Bagian rekam medis (BRM) Rumah Sakit Sanglah saat ini telah menggunakan sistem
komputerisasi, sehingga sebagian besar pekerjaan pengelolaan rekam medis pasien
dilakukan dengan komputer. Berbagai keluhan fisik dijumpai pada pemakai komputer
antara lain leher, bahu, lengan, pergelangan, tangan, dan kelelahan mata, yang dapat
mengganggu kualitas dan produktivitas kerja karyawan. Perlu dilakukan intervensi terhadap
karyawan BRM Rumah Sakit Sanglah. Tujuan pelatihan peregangan dan istirahat aktif
untuk menurunkan keluhan tersebut serta meningkatkan konsentrasi kerjanya. Telah
dilakukan penelitian dengan rancangan sama subjek pada karyawan BRM, sampel
berjumlah 20 orang yang diberikan perlakuan daiam bentuk pelatihan peregangan dan
istirahat aktif, Variabel yang diukur adalah keluhan musculoskeletal, kelelahan mata dan
konsentrasi kerja. Hasil perlakuan antara sebelum bekerja dan sesudah bekerja pada Periode

I dan Periode II dibandingkan dan dianalisis secara statistik.Hasil penelitian menunjukkan
keluhan muskuloskeletal, kelelahan mata, dan konsentrasi kerja pada kedua perlakuan
mengalami peningkatan setelah bekerja. Pada PI rerata skor keluhan muskuloskeletal
77,36 kelelahan mata 67,90, dan konsentrasi kerja dilihat dari kecepatan 26,03, ketelitian
18,01, dan konstansi 7,22. Sedangkan pada PII rerata skor keluhan muskuloskeletal 45,56,
kelelahan mata 52,25, dan konsentrasi kerja dilihat dari kecepatan 15,00, ketelitian 13,50,
dan konstansi 6,23. Pelatihan peregangan dan istirahat aktif ternyata menurunkan keluhan
muskuloskeletal 71,98%, kelelahan mata 46,73% dan meningkatkan konsentrasi kerja
dilihat dari kecepatan 80,06%, ketelitian 61,89%, dan konstansi 40,08%, sehingga ada
pengaruh perbaikan terhadap kondisi kerja (p 0,05). Hasil uji t-

Periode I sebesar 44,66 dibandingkan

paired terhadap keluhan muskuloskeletal

setelah bekerja pada Periode II hanya

karyawan BRM setelah bekerja baik pada

meningkat 12,51. Jadi ada penurunan


Periode

keluhan muskuloskeletal sebesar 71,99%

I

dan

II

menurun

secara

bermakna (p < 0,05).
Pada

peningkatan


skor

keluhan

setelah dilakukan pelatihan peregangan

penelitian

ini,

Periode

I

dan istirahat aktif pada Periode II.

didominasi oleh aktivitas dengan sikap

Hasil ini sejalan dengan penelitian


kerja yang kurang fisiologis dan statis.

Dewi

Melalui pemberian latihan peregangan

peregangan otot peserta didik kelas X

dan istirahat aktif pada Periode II, sikap

SMK Pariwisata Triatma Jaya di sela

kerja yang kurang fisiologis dan statis

pembelajarannya

berhasil diubah menjadi sikap kerja yang

keluhan muskuloskeletal secara bermakna


fisiologis

yaitu sebesar 64,28%.

karena

aktivitas

karyawan

(2012),

3.4 Kelelahan Mata
Hasil uji terhadap kelelahan mata dapat dilihat pada Tabel 2.

24

bahwa

dapat


pemberian

menurunkan

Tabel 2.
Hasil Uji t-paired Kelelahan Mata
Karyawan BRM Sebelum dan Setelah Bekerja
Variabel
Kelelahan
mata

Sebelum

Setelah

Periode

n


Rerata

t

p

Period I

20

28,95

1,57

0,132

Period II

20


31,50

Period I

20

67,90

3,66

0,002

Period II

20

52,25

Tabel 2. menunjukkan hasil uji beda


efektif karena peningkatan kelelahan

terhadap rerata skor kelelahan mata

mata yang ditimbulkan lebih kecil.

sebelum bekerja antara Periode I dan II

3.5 Konsentrasi Kerja

adalah tidak berbeda bermakna (p >

Pada penelitian ini konsentrasi kerja

0,05). Hal ini menandakan kelelahan mata

diukur memakai Bourdon Wiersma test.

subjek sebelum bekerja adalah sama.


Oleh karena itu, tingkat konsentrasi kerja

Hasil uji beda menunjukkan bahwa rerata

karyawan BRM RS Sanglah berhasil

skor kelelahan mata setelah bekerja antara

dimanifestasikan ke dalam kecepatan

Periode I dan II adalah berbeda bermakna

penyelesaian

(p < 0,05).

(jumlah salah), dan konstansi dalam

Rerata skor kelelahan mata pada


tes

(detik),

ketelitian

mengerjakan tes tersebut.

Periode I meningkat sebesar 38,95,

Beda rerata skor konsentrasi kerja

sedangkan Periode II meningkat sebesar

yang dilihat dari kecepatan, ketelitian,

20,75. Jadi ada penurunan kelelahan mata

dan konstansi menunjukkan bahwa beda

sebesar 46,73%. Ini membuktikan bahwa

rerata antara sebelum dan setelah bekerja

aktivitas kerja karyawan BRM pada

menunjukkan kecepatan pada periode I

Periode II yang bekerja dengan tambahan

adalah 13,74 dan periode II adalah 2,74,

sistem peregangan dan istirahat aktif lebih

ketelitian pada periode I adalah 4,33 dan
periode II adalah 1,65, konstansi pada

25

periode I adalah 2,57 dan pada periode II

bahwa

adalah 1,54. Hasil tersebut menunjukkan

meningkatkan konsentrasi kerja karyawan

adanya penurunan skor kecepatan, skor

BRM.

perbaikan

yang

dilakukan

ketelitian dan skor konstansi. Ini berarti

Tabel 3
Hasil Uji t-paired Konsentrasi Kerja Karyawan BRM
Variabel
1. Kecepatan

2. Ketelitian

3. Konstansi

Periode

n

Rerata

Period I

20

26,03

Period II

20

15

Period I

20

18,01

Period II

20

13,5

Period I

20

7,22

Period II

20

6,23

Beda
Rerata

p

11,03

0,000

4,51

0,030

0,99

0,000

Tabel 3 menunjukkan uji t-paired

Peningkatan rerata skor kecepatan,

terhadap konsentrasi kerja yang dilihat

ketelitian dan konstansi pada periode II

dari kecepatan, ketelitian, dan konstansi

lebih kecil dari pada periode I dan

kerja

menunjukkan

berdasarkan uji statistik berbeda secara

bahwa ada perbedaan penurunan skor

bermakna (p

Dokumen yang terkait

PERBAIKAN POSTUR KERJA MENURUNKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN WAKTU PROSES PEMAHATAN PERBAIKAN POSTUR KERJA MENURUNKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN WAKTU PROSES PEMAHATAN DI JAVA ART STONE YOGYAKARTA.

0 2 12

HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN Hubungan Beban Kerja Dan Kepuasan Kerja Dengan Kinerja Karyawan Di Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Mata “Dr.YAP” Yogyakarta.

0 1 16

PENDAHULUAN Hubungan Beban Kerja Dan Kepuasan Kerja Dengan Kinerja Karyawan Di Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Mata “Dr.YAP” Yogyakarta.

2 7 7

HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN Hubungan Beban Kerja Dan Kepuasan Kerja Dengan Kinerja Karyawan Di Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Mata “Dr.YAP” Yogyakarta.

0 2 17

Redesain Rakel dan Pemberian Peregangan Aktif Menurunkan Beban Kerja dan Keluhan Muskuloskeletal serta Meningkatkan Produktivitas Kerja Pekerja Sablon pada Industri Sablon Surya Bali di Denpasar.

0 0 9

Tingkat Kelelahan dan Keluhan Muskuloskeletal Pada Penjahit di Kota Denpasar Provinsi Bali.

0 2 36

Tingkat Kelelahan dan Keluhan Muskuloskeletal Pada Penjahit di Kota Denpasar Provinsi Bali.

0 1 36

PERBAIKAN SIKAP KERJA DAN PENAMBAHAN PENERANGAN LOKAL PADA PROSES PEMBUBUTAN MENURUNKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL, KELELAHAN MATA DAN MENINGKATKAN KETELITIAN HASIL KERJA MAHASISWA DI BENGKEL MEKANIK POL.

0 0 16

PERBAIKAN SIKAP KERJA DAN PENAMBAHAN PENERANGAN LOKAL PADA PROSES PEMBUBUTAN MENURUNKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL, KELELAHAN MATA DAN MENINGKATKAN KETELITIAN HASIL KERJA MAHASISWA DI BENGKEL MEKANIK POL.

0 1 16

MODIFIKASI PAYAS AGUNG BADUNG WANITA MENGURANGI KELUHAN MUSKULOSKELETAL, KELELAHAN DAN BEBAN KERJA SERTA MENINGKATKAN KENYAMANAN BERBUSANA

0 2 12