FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA DI SURABAYA (STUDI PADA MAHASISWA UNAIR, UNESA DAN ITS ).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
NIAT BERWIRAUSAHA
PADA MAHASISWA DI SURABAYA
(STUDI PADA MAHASISWA UNAIR, UNESA DAN ITS )
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Per syar atan
Dalam Memper oleh Gelar Sar jana Ekonomi
Pr ogr am Studi Manajemen

Diajukan Oleh:
AMANDA WIRATRI M
1012215017 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
NIAT BERWIRAUSAHA
PADA MAHASISWA DI SURABAYA
(STUDI PADA MAHASISWA UNAIR, UNESA, DAN ITS)
Disusun Oleh:
AMANDA WIRATRI M
1012215017 / FE / EM

Telah diper tahankan Dihadapan dan Diter ima Oleh Tim Penguji Skr ipsi
Pr ogr am Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Univer sitas Pembangunan
Nasional “Veter an” J awa Timur Pada Tanggal 14 Desember 2012
Pembimbing Utama

Tim Penguji
Ketua

Dr s. Ec. Gendut Sukar no, MS

Dr s. Ec. Gendut Sukar no, MS

Sekr etar is

Sugeng Pur wanto. SE., MM
Anggota

Her r y Ar iyanto. SE., MM
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur

Dr . Dhani Ichsanuddin Nur , MM
NIP. 030.202.389
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rachmat, hidayah dan karunianya-Nya, sehingga penulisan skripsi
dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Niat Berwirausaha Pada

mahasiswa di Surabaya (Studi Pada Mahasiswa Unair,Unesa, ITS)”, dapat
penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini merupakan syarat untuk kelulusan
program studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan bisa
terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak. Pada
kesempatan yang baik ini, perkenankan penulis dengan segenap kerendahan dan
ketulusan hati untuk menyampikan ucapan terimakasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu guna mendukung kelancaran penyusunan skripsi ini.
Penulis dengan rasa hormat yang mendalam mengucapkan terimakasih
kepada :
1.

Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP., selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2.

Bapak Dr. Dhani Ichasanuddin Nur, MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


3.

Bapak Drs. Rahman Amrulloh Suwaidi, MSi., selaku wakil Dekan I Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

4.

Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM., selaku Ketua Program Studi Manajemen
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5.

Bapak Drs. Ec. Gendut Soekarno, MS., selaku dosen pembimbing penulis
yang senantiasa membantu dalam proses pembuatan skripsi ini,

6.


Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah mendidik penulis selama menjadi
mahasiswa.

7.

Ucapan terima kasih kepada keluargaku, bapak dan ibu serta saudara yang
senantiasa memberikan do’a dan dukungan baik moral maupun materiil
dengan tulus ikhlas.

8.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu penulis dalam melakukan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa isi dan cara penyajian skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harapkan guna
meningkatkan mutu dari penulisan skripsi ini.


Surabaya, Desember 2012

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
NIAT BERWIRAUSAHA
PADA MAHASISWA DI SURABAYA
(STUDI KASUS MAHASISWA UNAIR, UNESA, DAN ITS)

Amanda Wiratri Maduratna
ABSTRAKSI
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi niat berwirausaha mahasiswa di Surabaya, serta untuk mengetahui
seberapa jauh pola hubungan antara faktor-faktor tersebut.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Daya Tarik/Sikap
Pribadi (Personal Attitude/Personal Attraction) sebagai Xı, Persepsi Kendali
Perilaku (Perceived Behavioral Control) sebagai X₂ , Norma Sosial/Norma

Subjektif (Subjective Norm) sebagai X₃ , dan Niat Berwirausaha (Entrepreneurial
Intention) sebagai Y.
Skala dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Populasi dalam
penelitian ini adalah mahasiswa di Surabaya angkatan 2006 s/d 2012 semester
ganjil, yang berjumlah 147 orang. Teknik alanalis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode pengembangan Structural Equation Modeling (SEM)
berbasis varian dengan Partial Least Square (PLS).
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah norma sosial berpengaruh
signifikan terhadap daya tarik pribadi, norma sosial berpengaruh signifikan
terhadap persepsi kendali perilaku, norma sosial tidak berpengaruh terhadap niat
berwirausaha, daya tarik pribadi tidak berpengaruh terhadap niat berwirausaha,
dan persepsi kendali perilaku tidak berpengaruh terhadap niat berwirausaha.
Keyword: daya tarik pribadi, persepsi kendali perilaku, norma sosial.

viii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................... i
DAFTAR TABEL.......................................................................................... . iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... .. v
DAFTAR LAMPIRAN.......................................... ....................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah .................................................................. 12
1.3. Tujuan Penelitian...................................................................... 12
1.4. Manfaat Penelitian.................................................................... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu........................................................ 15
2.2. Landasan Teori ......................................................................... 17
2.2.1. Niat Berwirausaha ......................................................... 17
2.2.1.1. Teori Niat Berwirausaha .................................. 19
2.2.1.2. Proses Pembentukan Niat Kewirausahaan........ 20
2.2.1.3. Indikator-indikator Niat Berwirausaha ............. 21
2.2.2. Persepsi Kendali Perilaku .............................................. 24
2.2.2.1. Indikator-Indikator Persepsi Kendali Perilaku .. 26
2.2.3. Norma Sosial (Subjective Norm)/Norma Subjektif ........ 27
2.2.3.1. Indikator-Indikator Norma Sosial .................... 28

i

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.4. Daya Tarik/Sikap Pribadi .............................................. 29
2.2.4.1. Indikator-Indikator Daya Tarik/Sikap Pribadi .. 31
2.2.5. Pengaruh Daya Tarik Terhadap Niat Berwirausaha ....... 32
2.2.6. Pengaruh Persepsi Kendali Perilaku Terhadap Niat
Berwirausaha ............................................................... 33
2.2.7. Pengaruh Norma Sosial Terhadap Niat Berwirausaha .... 35
2.2.8. Pengaruh Norma Sosial Terhadap Daya Tarik………… 36
2.2.9. Pengaruh Norma Sosial Terhadap Persepsi Kendali
Perilaku………………………………………………….37
2.3. Kerangka Konseptual Niat Berwirausaha .................................. 38
2.4. Hipotesis .................................................................................. 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel ........................ 40
3.1.1. Definisi Operasional Variabel ....................................... 40
3.1.2. Pengukuran Variabel ..................................................... 45

3.2. Teknik Penentuan Sampel ........................................................ 46
3.2.1. Populasi ........................................................................ 46
3.2.2. Sampel .......................................................................... 46
3.3. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 47
3.3.1. Jenis Data ..................................................................... 47
3.3.2. Sumber Data ................................................................. 48
3.3.3. Pengumpulan data ......................................................... 48
ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.4. Teknik Analisis Data ................................................................ 49
3.4.1. Kerangka Penelitian ...................................................... 51
3.4.2. Kriteria Membedakan Antara Model Indikator Reflektif
dan Formatif.................................................................... 52
3.4.3. Metode PLS .................................................................. 55
3.4.4. Pendugaan Parameter .................................................... 57
3.4.5. Evaluasi Goodness of Fit................................................ 57
3.5. Uji Kualitas Data ...................................................................... 58

3.5.1. Uji Realibilitas Data.........................................................59
3.5.2. Uji Validitas Data.............................................................59
3.6. Pengujian Hipotesis......................................................................60
3.6.1. Hipotesis Statistik Untuk Outer Model.............................61
3.6.2. Hipotesis Statistik Untuk Inner Model (Variabel Laten
Eksogen Terhadap Endogen)..................................... ..... 61
3.6.3. Hipotesis Statistik Untuk Inner Model (Variabel Laten
Endogen Terhadap Eksogen)...................................... .... 61
4.1. Hasil Penelitian ........................................................................ 62
4.1.1. Sejarah Singkat UNAIR ................................................ 63
4.1.2. Sejarah Singkat UNESA ............................................... 68
4.1.3. Sejarah Singkat ITS ...................................................... 71
4.1.4. Karakteristik Responden ............................................... 73
4.2. Uji Validitas ............................................................................. 78
iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2.1. Outer Loading (model pengukuran & validitas) ............ 78
4.2.2. Average Variance Extracted (AVE) .............................. 80
4.3. Uji Reliabilitas ......................................................................... 84
4.3.1. Composite reliability ..................................................... 84
4.3.2. Outer Weight................................................................. 85
4.4. Evaluasi Model Struktural atau Inner Model ............................. 87
4.5. Pengujian Hipotesis .................................................................. 88
4.5.1. Uji Kausalitas (Inner Weight) ........................................ 88
4.6. Structural Equation Model (SEM) ............................................ 90
4.7. Pembahasan.............................................................................. 91
4.7.1. Pengaruh Norma Sosial Terhadap Daya Tarik Pribadi ... 91
4.7.2. Pengaruh Norma Sosial Terhadap Persepsi Kendali
Perilaku ........................................................................ 92
4.7.3. Pengaruh Norma Sosial Terhadap Niat Berwirausaha .... 93
4.7.4. Pengaruh Daya Tarik Terhadap Niat Berwirausaha ....... 93
4.7.5. Pengaruh Persepsi Kendali Perilaku Terhadap Niat
Berwirausaha ................................................................ 94
5.1. Kesimpulan .............................................................................. 96
5.2. Saran....................................................................................... .... 97
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1.

Jumlah Pengangguran Di Indonesia............................................. 2

Tabel 1.2.

Jumlah Angkatan Kerja Di Indonesia.......................................... 3

Tabel 1.3.

Jumlah Penduduk Yang Bekerja di Indonesia.............................. 3

Tabel 1.4.

Jumlah Penduduk Sebagai Pekerja................................................ 4

Tabel 1.5.

Jumlah Jam Kerja.......................................................................... 5

Tabel 1.6.

Jumlah Pekerja.............................................................................. 5

Tabel 3.1.

Kriteria Untuk Menentukan Apakah Kontruk Formative atau
Reflektif ....................................................................................... 52

Tabel 4.1.

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia................................. 74

Tabel 4.2.

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.................. 75

Tabel 4.3.

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan......................... 76

Tabel 4.4.

Karakteristik responden Berdasarkan Universitas........................ 77

Tabel 4.5.

Outer Loading (model pengukuran dan
validitas)........................................................................................ 78

Tabel 4.6.

Average Varience Extracted
(AVE)............................................................................................ 80

Tabel 4.7.

Composite Reliability..................................................................... 85

Tabel 4.8.

Hasil uji Outer Weight................................................................... 86

Tabel 4.9.

Tabel R-square............................................................................... 88

Tabel 5.0.

Results For Inner Weights............................................................. 89

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Grafik Intensitas Berwirausaha Mahasiswa.............................. 9
Gambar 2.1. Proses Pembentukan Niat Berwirausaha.................................. 21
Gambar 2.2. Kerangka Konseptual Niat Berwirausaha................................. 38
Gambar 3.1. Kerangka Penelitian.................................................................. 51
Gambar 3.2. Contoh Prinsipal Factor (Reflective) Model............................ 54
Gambar 3.3.

Composite Latent Variable (Reflective) Model........................ 54

Gambar 4.1.

Convergent Validity Untuk Konstruk Daya Tarik Pribadi....... 81

Gambar 4.2. Convergent Validity Untuk Konstruk Persepsi
Kendali Perilaku........................................................................ 82
Gambar 4.3.

Convergent Validity Untuk Konstruk Citra Merek................... 83

Gambar 4.4.

Convergen Validity Untuk Konstruk Niat Berwirausaha.......... 84

Gambar 4.5.

Full Model SEM......................................................................... 91

Vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Kuisioner

Lampiran 2

Rekapitulasi Jawaban Responden

Lampiran 3

Model PLS, Model Pengukuran dan Validitas

Lampiran 4

Average variance extracted dan Realiabilitas

Lampiran 5

Pengujian Model struktural

Lampiran 6

Results for inner weight

Lampiran 7

Uji Outlier

vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengembangan kewirausahaan beberapa tahun terakhir memang
telah menjadi isu lembaga–lembaga ekonomi mulai dari tingkat daerah,
nasional bahkan internasional. Kecenderungan ini karena keyakinan bahwa
kewirausahaan adalah kunci untuk sejumlah hasil-hasil sosial yang
diinginkan, termasuk pertumbuhan ekonomi, pengangguran yang lebih
rendah, dan modernisasi teknologi (Baumol, et al. 2007) dalam Endi
Sarwoko.
Masalah pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah klasik
yang menghinggapi Negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Setiap
periode kepemimpinan nasional di Indonesia selalu dihadapkan pada kedua
isu tersebut. Sampai pergantian kepemimpinan nasional saat ini, masalah
pengangguran dan kemiskinan terus berulang. Banyak ahli ekonomi bangsa
ini mengajukan berbagai konsep alternatif untuk mengatasi masalah
tersebut.
Salah

satu

alternatif

untuk

memecahkan

masalah-masalah

pengangguran dan kemiskinan adalah dengan memberdayakan masyarakat
lewat wirausaha. Menggalakan budaya berwirausaha dalam masyarakat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

akan mampu membantu membuka lapangan kerja, sehingga dengan
terserapnya tenaga kerja akan mengurangi kemiskinan. Oleh karena itu,
dibutuhkan peran aktif masyarakat meningkatkan kemandirian ekonomi
dengan berwirausaha.
Hal

ini

dibuktikan

dari

data

(http://www.solopos.com/2009/channel/nasional/angka-pengangguranindonesia-capai-896-juta-9284), jumlah pengangguran di Indonesia tercatat
sebagai berikut:
Tabel 1.1.
J umlah Pengangguran di Indonesia
Bulan

2008

9,26jt (8,14%)

Februari
Agustus

2009

9,39jt (8,39%)

8,96jt (7,87%)

Sumber: http://www.solopos.com
Demikian disampaikan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman
Heriawan dalam jumpa pers di kantornya, Jalan DR Sutomo, Jakarta, Selasa
(1/12). “Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Agustus
2009 mengalami penurunan apabila dibandingkan TPT Februari 2009 dan
TPT Agustus 2008” ujarnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Jumlah angkatan kerja di Indonesia tercatat sebagai berikut:
Tabel 1.2.
J umlah Angkatan Kerja di Indonesia
Bulan

2008

113,74 jt

Februari
Agustus

2009

111,95 jt

113,83 jt

Sumber: Sumber: http://www.solopos.com
pada Agustus 2009 bertambah 90 ribu orang dibanding jumlah angkatan
kerja Februari 2009, atau bertambah 1,88 juta orang dibanding Agustus
2008.
Jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia tercatat sebagai berikut:
Tabel 1.3.
J umlah Penduduk Yang Bekerja di Indonesia
Bulan

2008

104,49 jt

Februari
Agustus

2009

102,55 jt

104,87 jt

Sumber: http://www.solopos.com
Pada Agustus 2009 bertambah 380 ribu orang dibanding keadaan pada
Februari 2009, atau bertambah 2,32 juta orang dibanding keadaan Agustus
2008.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Dibanding Agustus 2008, seluruh sektor mengalami peningkatan
lapangan kerja, kecuali Sektor Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi
yang menurun sebanyak 60 ribu orang. Sektor yang mengalami kenaikan
terbesar adalah Sektor Jasa Kemasyarakatan naik 900 ribu orang, Sektor
Perdagangan 730 ribu orang, dan Sektor Industri naik 290 ribu orang. Jika
dibandingkan dengan Februari 2009, hanya Sektor Pertanian yang
mengalami penurunan sebesar 1,42 juta orang.
Pada Agustus 2009 tercatat jumlah penduduk sebagai pekerja:
Tabel 1.4.
J umlah Penduduk Sebagai Pekerja
BULAN/THN
Agustus/2009
Buruh/karyawan

29,11 jt (27,76%)

Buruh tidak tetap

21,93 jt (20,91%)

Berusaha sendiri

21,05 jt (20,07%)

Sumber: http://www.solopos.com

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Berdasarkan jumlah jam kerja pada Agustus 2009 tercatat sebagai
berikut:
Tabel 1.5.
J umlah J am Kerja
BULAN/THN
Agustus/2009
Pekerja > 35jam/minggu

73,30 jt (69,90%)

Pekerja < 8 jam/minggu

1,31 jt (1,25%)

Sumber: http://www.solopos.com
Pada Agustus 2009 tercatat pekerja sebagai berikut:
Tabel 1.6.
J umlah Pekerja
BULAN/THN
Agustus/2009
Pendidikan SD

55,21 jt (52,65%)

Pendidikan Diploma

2,79 jt (2,66%)

Pendidikan Sarjana

4,66 jt (4,44%)

Sumber: http://www.solopos.com
Kompas, 29 April 2012 Menteri Koordinator Perekonomian Hatta
Radjasa mengatakan jumlah wirausaha yang ada di Indonesia saat ini masih
sekitar 1,56 persen dari jumlah penduduk, padahal idealnya minimal dua

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

persen atau sekitar empat jutaan wirausaha. Indonesia membutuhkan
sedikitnya empat juta wirausaha untuk mendukung sektor perekonomian
bangsa agar lebih tangguh di masa depan.
Laporan International Labor Organization (ILO) mencatat jumlah
pengangguran terbuka pada tahun 2009 di Indonesia berjumlah 9,6 juta jiwa
(7,6%), dan 10% diantaranya adalah sarjana (Nasrun,2010). Data dari Badan
Pusat Statistik Indonesia mendukung pernyataan ILO tersebut yang
menunjukkan sebagian dari jumlah pengangguran di Indonesia adalah
mereka yang berpendidikan Diploma/Akademi/dan lulusan Perguruan
Tinggi (Setiadi, 2008) dalam jurnal Lieli Suharti dan Hani Sirine (2011).
Peran kewirausahaan telah teruji dengan adanya krisis ekonomi yang
melanda bangsa Indonesia. Kewirausahaan yang berbasis pada ekonomi
rakyat ternyata mampu bertahan dalam situasi yang sulit. Untuk itu
perguruan tinggi sebagai lembaga yang menjadi salah satu panutan
masyarakat dapat mendorong budaya berwirausaha. Perguruan tinggi
diharapkan juga mampu menciptakan wirausahawan-wirausahaan yang
handal, sehingga mampu memberi dorongan niat masyarakat khususnya
mahasiswa untuk berwirausaha. Mahasiswa sebagai komponen masyarakat
yang terdidik sebagai harapan masyarakat dapat membuka lapangan kerja,
dengan menumbuhkan niat berwirausaha (Tjahjono, 2008:2).
Zimmerer

(2002:12),

menyatakan

bahwa

salah

satu

faktor

pendorong pertumbuhan kewirausahaan disuatu negara terletak pada

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

peranan universitas melalui penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan.
Pihak perguruan tinggi perlu menerapkan pola pembelajaran kewirausahaan
yang kongkrit berdasar masukan empiris untuk membekali mahasiswa
dengan pengetahuan yang bermakna agar dapat mendorong semangat
mahasiswa untuk berwirausaha (Yohnson 2003, Wu & Wu, 2008) dalam
jurnal Lieli Suharti dan Hani Sirine (2011).
Mahasiswa

yang

menekuni

ilmu

manajerial

khususnya

kewirausahaan, diharapkan memiliki jiwa wirausaha yang tinggi, sehingga
hal ini akan mampu membuka lapangan kerja yang lebih luas. Dengan
kondisi tersebut, maka perguruan tinggi harus mampu menyiapkan anak
didiknya, agar menjadi wirausaha yang unggul, dan tidak menggantungkan
kerja di orang lain, tetapi diperlukan keberanian untuk membuka usaha
sendiri atau berwirausaha.
Kondisi seperti dijelaskan di atas, tentu menjadikan para mahasiswa
berani mengambil keputusan untuk berwirausaha. Bagi banyak orang,
keputusan berwirausaha merupakan perilaku dengan keterlibatan tinggi
(high involvement) karena dalam mengambil keputusan akan melibatkan
faktor internal seperti kepribadian, persepsi, motivasi, pembelajaran (sikap),
faktor eksternal seperti keluarga, teman, tetangga dan lain sebagainya
(norma subyektif). Kemudian mengukur control keperilakuan yang
dirasakan (perceived control behavior) yaitu suatu kondisi bahwa orang
percaya tindakan itu mudah atau sulit untuk dilakukan dengan memahami

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

berbagai risiko atau rintangan-rintangan yang ada apabila mengambil
tindakan tersebut dalam jurnal Heru Kurnianto Tjahjono dan Hari Ardi.
Hal tersebut dapat didukung dari hasil data survey pendahuluan yang
dilakukan peneliti pada Universitas Negeri di Surabaya yaitu UNAIR,
UNESA dan ITS. Tiga universitas ini mewakili karakteristik mahasiswa di
Surabaya. Apakah antusias mahasiswa pada mata kuliah kewirausahaan
sangat

tinggi

untuk

mempermudah

mengetahui

dasar-dasar

ilmu

kewirausahaan, yang akhirnya para mahasiswa berniat untuk berwirausaha.
Hal tersebut dapat dilihat dari grafik yang datanya dihasilkan dari
responden pada universitas-universitas tersebut:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

Gambar 1.1.
Grafik Intensitas Ber wirausaha Mahasiswa
30
25

kew irausahaa
n

20

berniat usaha

15
berniat sejak
dini

10

Line 4

5
0
unair

unesa

its

Sumber: Hasil Penyebaran Kuisioner Pendahuluan
Grafik diatas menggambarkan bahwa mata kuliah kewirausahaan, menjadi
prioritas utama dalam membangun niat berwirausaha pada mahasiswa. Akan
tetapi, niat mahasiswa untuk memulai berwirausaha semenjak dini lebih
membuat para mahasiswa antusias untuk memulainya. Hal ini dapat dilihat
pada grafik diatas, berniat semenjak dini berada pada titik paling atas pada
universitas-universitas negeri yang ada di Surabaya tersebut. Maka
kesimpulannya adalah memulai usaha semenjak dini lebih membuat para
mahasiswa antusias untuk melakukannya.
Keinginan mahasiswa untuk berwirausaha yang menjadikan suatu
niat menjadi pengusaha merupakan sumber bagi lahirnya pengusahapengusaha masa depan. Untuk itu diperlukan pemahaman tentang
bagaimana mengembangkan dan mendorong lahirnya wirausahawan muda

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

yang potensial sementara mereka berada di bangku kuliah (Indarti dan
Rostianti, 2008).
Kewirausahaan

merupakan

kegiatan

untuk

meningkatkan

kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang lebih baik dan bermutu.
Kewirausahaan

sangat

besar

peranannya

di

dalam

perkembangan

pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, peran mahasiswa sangat besar
maknanya bagi pengembangan ekonomi nasional. Dengan demikian
seharusnya mahasiswa lebih memiliki intensi atau niat untuk menjalankan
bisnis dengan kemandirian tinggi. Niat adalah sebagai usaha yang disadari
untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah didefinisikan secara jelas.
Niat merupakan prediktor terbaik untuk melihat dinamika perilaku (Fishbein
dan Ajzen, 1975) dalam Heru Kurnianto Tjahjono dan Hari Ardi.
Faktor sikap seseorang dalam memandang kegiatan berwirausaha
juga dipercayai akan membentuk niat kewirausahaan (Ajzen & Fishbein,
1985 dalam Gurbuz & Aykol, 2008) dalam jurnal Lieli Suharti dan Hani
Sirine.
Ajzen (1991) mengemukakan kontrol perilaku dan niat berhubungan
erat dengan dilakukan atau tidak dilakukannya sebuah perilaku. Persepsi
kontrol mempengaruhi niat terhadap perilaku, sehingga persepsi kontrol
mempunyai dua fungsi, (a) sebagai motivator yang secara tidak langsung
mempengaruhi perilaku melalui niat, (b) merefleksikan kontrol perilaku

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

nyata dan berhubungan langsung dengan perilaku tanpa melalui niat.
Dalam K Ima I, M.Pd, M.Kes (ind).
Norma subyektif diartikan sebagai faktor sosial yang menunjukkan
tekanan sosial yang dirasakan untuk melakukan atau tidak melakukan
wirausaha (Dharmmesta, 1998). Dalam penelitian norma subyektif adalah
kelompok referensi berupa orang tua, teman dekan dan dosen, yang
mampu mendorong mahasiswa berperilaku yaitu niat untuk berwirausaha,
dalam jurnal Heru Kurnianto Tjahjono dan Hari Ardi.
Niat adalah maksud atau keinginan kuat di dalam hati untuk
melakukan sesuatu.
Sikap merupakan keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan
untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu
di dalam menanggapi obyek situasi, atau kondisi di lingkungan sekitarnya.
Persepsi norma sosial merupakan perasaan atau dugaan-dugaan
seseorang terhadap harapan-harapan dari orang-orang yang ada di dalam
kehidupannya mengenai dilakukan atau tidak dilakukannya perilaku
tertentu.
Persepsi kendali perilaku merupakan perasaan seseorang mengenai
mudah atau sulitnya mewujudkan suatu perilaku tertentu, yang dapat
berubah tergantung situasi dan jenis perilaku yang akan dilakukan.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk menelusuri
dengan judul “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Niat Berwirausaha

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Pada Mahasiswa Di Surabaya (Studi Pada Mahasiswa

UNAIR,

UNESA dan ITS)”

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan
permasalahan pada penelitian ini, yaitu:
1. Apakah daya tarik berpengaruh terhadap niat berwirausaha pada
mahasiswa di Surabaya ?
2. Apakah

persepsi kendali perilaku

berpengaruh terhadap

niat

berwirausaha pada mahasiswa di Surabaya ?
3. Apakah persepsi norma sosial berpengaruh terhadap niat berwirausaha
pada mahasiswa di Surabaya ?
4. Apakah persepsi norma sosial berpengaruh terhadap daya tarik pada
mahasiswa di Surabaya ?
5. Apakah persepsi norma sosial berpengaruh terhadap persepsi kendali
perilaku pada mahasiswa di Surabaya ?

1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah diatas
dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh daya tarik terhadap niat
berwirausaha pada mahasiswa di Surabaya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh persepsi kendali perilaku
terhadap niat berwirausaha pada mahasiswa di Surabaya.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh persepsi norma sosial
terhadap niat berwirausaha pada mahasiswa di Surabaya.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh persepsi norma sosial
terhadap daya tarik berwirausaha pada mahasiswa di Surabaya.
5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh persepsi norma sosial
terhadap persepsi kendali perilaku berwirausaha pada mahasiswa di
Surabaya.

1.4. Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleh diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak-pihak yang berkepentingan dan berhubungan dengan obyek
penelitian antara lain :
1. Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini, dapat memberikan kesempatan kepada
peneliti untuk merapkan ilmu-ilmu yang diterima selama masa
perkuliahan ke dalam praktek lapangan. Serta untuk menambah wawasan
dan pengalaman peneliti khususnya dalam bidang kewirausahaan.
2. Bagi Organisasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi perusahaan
dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi, berkaitan dengan
intensi berwirausaha.
3. Bagi Universitas
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dan sebagai bahan
informasi bagi rekan-rekan mahasiswa lainnya khususnya jurusan
manajemen yang mengadakan penelitian serupa.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang di lakukan Christoffel M. O. Mintardjo (2010),
yang berjudul “ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Berwirausaha
Mahasiswa Di Kawasan Timur Indonesia” pada seminar nasional
kewirausahaan II program doktor ilmu manajemen FEUB, tanggal 5-6
November, 2010. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 203 orang
yang diambil dari mahasiswa S1 reguler Fakultas Ekonomi Universitas Sam
Ratulangi Manado. Tehnik analisis penelitian ini menggunakan metode
persamaan struktural (SEM). Hasilnya menunjukkan bahwa norma
sosial/norma subjektif mempunyai pengaruh terhadap daya tarik/sikap
pribadi dan persepsi kendali perilaku, dimana kedua variabel ini juga
memiliki pengaruh terhadap intensitas berwirausaha.
Pada penelitian yang dilakukan Mafizatun Nurhayati (2012), dengan
judul: “Pengaruh Kebutuhan Berprestasi, Keyakinan Diri, Pusat Kendali,
Kesiapan Informasi/Faktor Lingkungan dan Faktor Demografi Terhadap
Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Universitas Mercu Buana Jakarta” pada
Call For Papers Nasional FE UAJ, Mei-Juni 2012. Penelitian ini mengambil
sampel sebanyak 170 responden yang diambil dari mahasiswa Universitas
Mercu Buana Jakarta. Tehnik analisis penelitian ini menggunakan metode

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

persamaan struktural (SEM) dan Binary Logistic Regression. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
kebutuhan

berprestasi,

keyakinan

diri,

pusat

kendali,

kesiapan

informasi/faktor lingkungan dan faktor demografi terhadap intensi
kewirausahaan mahasiswa Universitas Mercu Buana.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1) kebutuhan akan prestasi
(Need For Achievement), tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
intensi berwirausaha, 2) keyakinan diri (Self Efficacy) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap intensi berwirausaha, 3) pusat kendali (Locus Of
Control) juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi, 4)
kesiapan informasi juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi,
5) mahasiswa laki-laki tidak memiliki intensi kewirausahaan yang lebih
tinggi dibandingkan mahasiswa perempuan, 6) mahasiswa yang pernah
mangambil

mata

kuliah

kewirausahaan

tidak

memiliki

intensi

kewirausahaan yang lebih tinggi dibandingkan yang belum pernah kuliah
kewirausahaan, 7) mahasiswa yang orang tua atau saudaranya memiliki
usaha memiliki level intensi kewirausahaan yang lebih tinggi daripada orang
tua atau saudaranya berprofesi sebagai karyawan dan tidak memiliki usaha,
8) mahasiswa yang memiliki pengalaman berwirausaha memiliki intensi
kewirausahaan yang lebih tinggi dibanding dengan mereka yang belum
pernah berwirausaha, 9) mahasiswa yang berlatar belakang etnis Cina dan
etnis Minang memiliki intensi kewirausahaan yang lebih tinggi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

2.2. Landasan Teori
2.2.1. Niat Berwirausaha (Entrepreneurial Intention)
Dalam jurnal Wijaya (2007) dijelaskan pengertian-pengertian niat
menurut banyak ahli, yang dijelaskan berikut ini:
Theory of Planned Behavior menyatakan bahwa niat seseorang
untuk melakukan suatu perilaku,niat merupakan variabel antara yang
menyebabkan terjadinya perilaku dari suatu sikap maupun variabel
lainnya (Ajzen, 1991) dalam jurnal Endi Sarwoko (2011).
Menurut Krueger (1993) dalam Lieli Suharti dan Hani Sirine (2011),
niat kewirausahaan mencerminkan komitmen seseorang untuk memulai
usaha baru dan merupakan isu sentral yang perlu diperhatikan dalam
memahami proses kewirausahaan pendirian usaha baru.
Niat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba, niat
menunjukkan seberapa besar upaya yang direncanakan seseorang untuk
dilakukannya dan niat adalah paling dekat berhubungan dengan perilaku
selanjutnya (wijaya, 2008) dalam jurnal Endi Sarwoko (2011).
Niat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba. Ada
beberapa hal yang harus dipahami hubungannya dengan niat, yaitu: niat
dianggap sebagai penangkap atau antara faktor-faktor motivasional yang
mempunyai dampak pada perilaku, niat menunjukkan seberapa keras
seseorang berani mencoba, niat juga menunjukkan seberapa banyak
upaya yang direncanakan seseorang untuk melakukan, niat adalah paling

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

berhubungan dengan perilaku berikutnya (Dharmmesta, 1998) dalam
jurnal Heru Kurnianto Tjahjono dan Hari Ardi.
Dengan kata lain, pada dasarnya intensi sama dengan niat untuk
melakukan suatu perbuatan. Niat mengandung konotasi bahwa di
samping perilaku yang diniatkan itu disadari dan disengaja, perilaku itu
pun

akan

segera

dilaksanakan,

dalam

(http://bermenschool.wordpress.com/2009/03/28/intensi/).
Intensi memainkan peranan yang khas dalam mengarahkan tindakan,
yakni menghubungkan antara pertimbangan yang mendalam yang diyakini
dan diinginkan oleh seseorang dengan tindakan tertentu. Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa intensi adalah kesungguhan niat
seseorang untuk melakukan perbuatan atau memunculkan suatu perilaku
tertentu (Wijaya, 2007).
Intensi menurut Fishbein dan Ajzen (1975), merupakan komponen
dalam diri individu yang mengacu pada keinginan untuk melakukan
tingkah laku tertentu. Intensi didefinisikan sebagai dimensi probabilitas
subjektif individu dalam kaitan antara diri dan perilaku.
Bandura (1986) menyatakan bahwa intensi merupakan suatu
kebulatan tekad untuk melakukan aktivitas tertentu atau menghasilkan
suatu keadaan tertentu di masa depan. Intensi menurutnya adalah bagian
vital dari Self regulation individu yang dilatarbelakangi oleh motivasi
seseorang untuk bertindak.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Santoso (1995) beranggapan bahwa intensi adalah hal-hal yang
diasumsikan dapat menjelaskan faktor-faktor motivasi serta berdampak
kuat pada tingkah laku. Hal ini mengindikasikan seberapa keras seseorang
berusaha dan seberapa banyak usaha yang dilakukan agar perilaku yang
diinginkan dapat dilakukan.
Ancok (1992) menyatakan bahwa intensi dapat didefinisikan sebagai
niat seseorang untuk melakukan suatu perilaku.

2.2.1.1. Teori Niat Berwirausaha (Entrepreneurial Intention)
Seseorang dengan intensi untuk memulai usaha akan memiliki
kesiapan dan kemajuan yang lebih baik dalam usaha yang dijalankan
dibandingkan seseorang yang tanpa intensi untuk memulai usaha (Choo
dan Wong, 2006) dalam Mafizatun Nurhayati (2012).
Sedangkan dalam jurnal Christoffel M.O. Mintardjo adanya
pendapat beberapa ahli mengenai pengertian intensi, yaitu antara lain:
• Menurut Jogianto (2007), intensi (intention) adalah keinginan untuk
melakukan perilaku.
• Menurut Bird (1988), menyatakan bahwa intensi merupakan, suatu
keadaan pikiran yang mengarahkan perhatian seseorang (dan juga
pengalaman serta tindakan) ke arah objek (tujuan) atau jalur
tertentu/spesifik dalam rangka untuk mencapai sesuatu (arti).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

• Dalam kamus Merriam-Webster (merriam-webster.com, 2009), intensi
merupakan suatu dorongan untuk bertindak lewat suatu cara tertentu.

2.2.1.2. Proses

Pembentukan

Niat

Kewirausahaan

(Entrepreneurial

Intention)
Intensi kewirausahaan dalam diri seseorang mengalami beberapa
tahapan sebelum membentuk intensi berwirausaha. Proses pembentukan
intensi berwirausaha menurut Indarti dan Kristiansen 2003 (dalam jurnal
Wijaya 2007 : 117-127) melalui tahapan seperti Gambar 2.1.
Faktor keinginan (motivasi) mencapai sesuatu mendorong individu
untuk sukses. Individu yang memiliki Need for achivement yang tinggi
akan berani dalam mengambil keputusan yang mereka buat. Keinginan
yang tinggi untuk berhasil dalam mencapai sesuatu membentuk
kepercayaan diri dan pengendalian diri yang tinggi (Locus of control)
individu tersebut. Pengendalian timbul dari kepercayaan (belief) individu
terhadap sesuatu yang ada di luar dirinya. Pengendalian diri individu
yang tinggi terhadap lingkungan dinamakan internal locus of control
sedangkan Pengendalian diri individu yang rendah terhadap lingkungan
dinamakan eksternal locus of control. Apabila internal locus of control
berperan dalam mengambil keputusan serta resiko yang ada. Faktor
selanjutnya yang terbentuk dari kemampuan pengendalian diri individu
adalah self-efficacy (keahlian). Menurut Ryan (dalam bandura, 1997)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

persepsi diri dan kemampuan diri berperan dalam membangun intensi.
Individu yang merasa memiliki self efficacy tinggi akan memiliki intensi
yang tinggi untuk kemajuan diri melalui kewirausahaan.
Gambar 2.1.
Proses Pembentukan Niat Berwirausaha
Need for

mot ivat ion

achivement

Personalit y Trait

Locus of Cont rol

Self efficacy

belief

Skill &
Compet ence

Ent erpreneurial
Int ention

Sumber: Indarti dan Kristiansen 2003 (dalam jurnal Wijaya 2007 : 117-127)
2.2.1.3. Indikator –indikator Niat Berwirausaha (Entrepreneurial Intention)
Dalam jurnal Wijaya, ada faktor-faktor yang mempengaruhi niat
berwirausaha, yaitu:
a. Lingkungan keluarga
Orang tua akan memberikan corak budaya, suasana rumah, pandangan
hidup dan pola sosialisasi yang akan menentukan sikap, perilaku serta
proses pendidikan terhadap anak-anaknya. Orang tua yang bekerja
sebagai wirausaha akan mendukung dan mendorong kemandirian,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

berprestasi dan bertanggung jawab. Dukungan orang tua ini, terutama
ayah sangat penting dalam pengambilan keputusan pemilihan karir
bagi anak. Penelitian Jacobowitz dan Vidler (Hirrich dan Peters, 1998)
menemukan bahwa 725 wirausahawan yang diteliti mempunyai ayah
atau orang tua yang relatif dekat yang juga wirausahawan.
b. Pendidikan
Pentingnya pendidikan dikemukakan oleh Holt (Rahmawati, 2000)
yang mengatakan bahwa paket

pendidikan kewirausahaan akan

membentuk siswa untuk mengejar karir kewirausahaan. Pendidikan
formal memberikan pemahaman yang lebih baik tentang proses
kewirausahaan, tantang yang dihadapinya para pendiri usaha baru dan
masalah-masalah yang harus diatasi agar berhasil.
Sementara itu menurut Hisrich dan Peters (1998) pendidikan penting
bagi wirausaha, tidak hanya gelar yang didapatkannya saja, namun
pendidikan juga mempunyai peranan yang besar dalam membantu
mengatasi masalah-masalah dalam bisnis seperti keputusan investasi
dan sebagainya. Dari penelitian Hisrich dan Brusch (Hisrich dan
Reteter, 1989) ditemukan bahwa 70% wirausahawati adalah lulusan
perguruan tinggi. Secara lebih spesifik penelitian inimenemukan
bahwa pendidikan yang dibutuhkan untuk berwiraswasta termasuk
dalam area finansial, strategi perencanaan, marketing (termasuk
pemasaran dan manajemen).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

c. Nilai Personal
Beberapa penelitian menemukan bahwa wirausahawan memiliki sikap
yang berbeda terhadap proses manajemen dan bisnis secara umum
(Hisrich dan Peters, 1998). Nilai personal dibentuk oleh motivasi, dan
optimisme individu. Penelitian Indarti dan Kristiansen (2003)
menemukan bahwa tingkat intensi wirausaha siswa dipengaruhi tinggi
rendahnya kapasitas motivasi, pengendalian diri dan optimisme siswa.
Dengan demikian nilai personal juga menentukan tingkat intensi
wirausaha seseorang.
d. Usia
Roe (1964) mengatakan bahwa minat terhadap pekerjaan mengalami
perubahan sejalan dengan usia tetapi menjadi relatif stabil pada post
abdolence. Penelitian Strong dalam Hartini (2002) terhadap sejumlah
pria berusia 15-25 tahun tentang

minat terhadap pekerjaan

menunjukkan bahwa minat berubah secara sedang dan cepat pada usia
15-25 tahun dan sesudahnya sangat sedikit perubahannya.
e. Jenis Kelamin
Jenis kelamin sangat berpengaruh terhadap minat berwirausaha
mengingat adanya perbedaan terhadap pandangan pekerjaan antara
pria dan wanita. Manson dan Hogg (1991) mengemukakan bahwa
kebanyakan wanita cenderung sambil lalu dalam memilih pekerjaan
dibanding dengan pria. Wanita menganggap pekerjaan bukanlah hal

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

yang penting. Karena wanita masih dihadapkan pada tuntutan
tradisional yang lebih besar menjadi istri dan ibu rumah tangga.
Dari uraian di atas dapat disimpulan bahwa ada beberapa faktor yang
mempengaruhi intensi berwirausaha seperti lingkungan, keluarga,
pendidikan, nilai personal, usia, dan jenis kelamin. Lingkungan, keluarga
dan pendidikan merupakan faktor eksternal sedangkan nilai personal,
usia dan jenis kelamin merupakan faktor internal yang mempengaruhi
intensi individu untuk berwirausaha.

2.2.2. Persepsi Kendali Perilaku (Perceived Behavioral Control)
Persepsi kendali perilaku memiliki arti, dilakukan atau tidak
dilakukannya suatu intensi dan perilaku tidak hanya ditentukan oleh sikap
dan norma subjektif semata, tetapi juga persepsi individu terhadap kontrol
yang dapat dilakukannya yang bersumber pada keyakinannya terhadap
kontrol tersebut (control beliefs) (Azjen, 2008) dalam Wijaya (2008).
Kontrol perilaku atau persepsi kendali perilaku merupakan
keyakinan tentang ada atau tidaknya faktor-faktor yang memfasilitasi dan
menghalangi perfomansi perilaku individu.Selain itu juga dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain yang meningkatkan atau mengurangi kesulitan yang
dirasakan jika melakukan tindakan atau perilaku tersebut. Kontrol perilaku
ini sangat penting artinya ketika rasa percaya diri seseorang sedang berada

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

dalam

kondisi

lemah,

dalam

(repositery.usu.ac.id/bitstream/123456789/16214/4/chapter % 20 II pdf).
Persepsi

kendali

perilaku

(perceived

behavioral

control)

mengindikasikan bahwa motivasi seseorang dipengaruhi oleh bagaimana
ia mempersepsi tingkat kesulitan atau kemudahan untuk menampilkan
suatu perilaku tertentu. Jika seseorang memiliki control beliefs yang kuat
mengenai faktor-faktor yang ada yang akan memfasilitasi suatu perilaku,
maka seseorang tersebut memiliki persepsi yang tinggi untuk mampu
mengendalikan suatu perilaku. Sebaliknya, seseorang tersebut akan
memiliki persepsi yang rendah dalam mengendalikan suatu perilaku jika ia
memiliki control beliefs yang kuat mengenai faktor-faktor yang
menghambat perilaku. Persepsi ini dapat mencerminkan pengalaman masa
lalu, antisipasi terhadap situasi yang akan datang, dan sikap terhadap
norma-norma yang berpengaruh di sekitar individu, dalam Zakariza
Achmad (2010).
Persepsi kendali perilaku/Perceived Behavioral Control (PBC) akan
didefenisikan sebagai persepsi dari kemudahan atau kesulitan dalam
mencapai perilaku minat menjadi seorang wirausahawan/pengusaha
(Ajzen, 1991), dalam jurnal Christoffel M.O. Mintardjo (2010).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

2.2.2.1. Indikator-indikator Persepsi Kendali Perilaku (Perceived Behavioral
Control)
Dalam Zakarija Achmad (2010) dijelaskan bahwa, persepsi kendali
perilaku (Perceived Behavioral Control) ditentukan oleh dua faktor
yaitu:
1. Control

beliefs

(kepercayaan

mengenai

kemampuan

dalam

mengendalikan), dan
2. Perceived power (persepsi mengenai kekuasaan yang dimiliki untuk
melakukan suatu perilaku).
Persepsi

kendali

perilaku

(Perceived

Behavioral

Control)

mengindikasikan bahwa motivasi seseorang dipengaruhi oleh bagaimana
ia mempersepsi tingkat kesulitan atau kemudahan untuk menampilkan
suatu perilaku tertentu. Jika seseorang memiliki control beliefs yang kuat
mengenai faktor-faktor yang ada yang akan memfasilitasi suatu perilaku,
maka seseorang tersebut memiliki persepsi yang tinggi untuk mampu
mengendalikan suatu perilaku. Sebaliknya, seseorang tersebut akan
memiliki persepsi yang rendah dalam mengendalikan suatu perilaku jika
ia memiliki control beliefs yang kuat mengenai faktor-faktor yang
menghambat perilaku. Persepsi ini dapat mencerminkan pengalaman
masa lalu, antisipasi terhadap situasi yang akan datang, dan sikap
terhadap norma-norma yang berpengaruh di sekitar individu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

2.2.3. Nor ma Sosial (Subjective norm) / Norma Subjektif
Persepsi Norma Sosial/Perceived Social Norms (SN) akan mengukur
persepsi tekanan sosial yang membawa perilaku kewirausahaan. Terutama
sekali, hal tersebut merujuk pada persepsi bahwa “orang-orang yang
mereferensikan (reference people)” akan menyetujui keputusan untuk
menjadi wirausahawan, atau tidak (Ajzen, 2001) dalam jurnal Chrisoffel
M. O. Mintardjo (2010).
Menurut Ajzen

(2005)

dalam

(repositery.usu.ac.id/bitstream/123456789/16214/4/chapter % 20 II pdf),
norma sosial/norma subjektif merupakan keyakinan mengenai perilaku apa
yang bersifat normatif (yang diharapkan orang lain) dan motivasi untuk
bertindak sesuai dengan harapan normatif tersebut membentuk norma
subjektif dalam individu. Keyakinan yang mendasari norma subjektif yang
dimiliki individu disebut sebagai keyakinan normatif.
Individu memiliki keyakinan bahwa individu atau kelompok tertentu
akan menerima atau tiddak menerima tindakan yang dilakukannya.
Apabila individu meyakini apa yang menjadi norma kelompok, maka ia
akan

mematuhi

dan

membentuk

p