ANALISIS TERHADAP HAK-HAK WANITA DI BIDANG POLITIK SEBAGAI SALAH SATU UPAYA MENINGKATKAN KESETARAAN GENDER DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG PARTAI POLITIK DAN UU PEMILU.

ABSTRAK
ANALISIS TERHADAP HAK-HAK WANITA DI BIDANG POLITIK SEBAGAI
SALAH SATU UPAYA MENINGKATKAN KESETARAAN GENDER DALAM
PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG
PARTAI POLITIK NO. 2 TAHUN 2011 DAN UNDANG-UNDANG PEMILU NO. 8
TAHUN 2012
Dewasa ini banyak kaum perempuan yang aktif di berbagai bidang termasuk
dalam bidang politik, namun banyak pendapat yang berbeda tentang diperbolehkan
atau tidaknya wanita terjun ke bidang politik. Menurut Islam, laki-laki adalah seorang
pemimpin sehingga kecenderungan perempuan tidak diperbolehkan untuk menjadi
pemimpin atau tergabung di dalam partai politik. Namun terkait hal ini UU Partai
Politik No. 2 Tahun 2011 dan UU Pemilu No, 8 Tahun 2012 memberikan hak politik
sedemikian rupa kepada perempuan untuk turut disertakan di dalam proses
pendirian partai politik, kepengurusan, hingga pencalonan legislatif minimum
sebesar 30% (Tiga Puluh Persen).
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini bersifat yuridis
normatif yaitu dengan mengkaji dan menguji data sekunder atau bahan-bahan
kepustakaan yang berhubungan dengan permasalahan hak politik perempuan.
Spesifikasi penelitian ini adalah deskriptif-analitis yaitu mendeskripsikan kekhususan
hak politik perempuan menurut perspektif Islam dan pengaturannya menurut
peraturan perundang-undangan. Penelitian ini dilakukan dengan cara studi

kepustakaan dan studi lapangan. Data yang terkumpul dan selanjutnya dianalisis
dengan menggunakan metode yuridis kualitatif.
Keterlibatan perempuan di dalam partai politik diperbolehkan selama tidak
menganggu perannya sebagai isteri di dalam rumah tangga dan ibu dari anakanaknya, sebagaimana firman Allah SWT di dalam Surat QS At-Taubah ayat 71, QS
An-Naml ayat 23-24, QS Ali Imran ayat (104), dan QS An-Nisa ayat 34. Di dalam UU
Partai Politik dan UU Pemilu, diketahui bahwa partai politik harus mengikutsertakan
keterwakilan perempuan minimum sebesar 30% (Tiga Puluh Persen), namun
beberapa contoh dalam partai politik berbasis Islam yakni PKB dan PKS, pada
praktiknya diketahui keikutsertaan perempuan di dalam partai politik tidak hanya
dalam rangka menaati peraturan perundang-undangan semata.
iv