TINJAUAN YURIDIS PERKAWINAN BERKELAMIN GANDA (KHUNTSA) BERDASARKAN HUKUM ISLAM DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM.

TINJAUAN YURIDIS PERKAWINAN BERKELAMIN GANDA
(KHUNTSA) BERDASARKAN HUKUM ISLAM DIKAITKAN DENGAN
UNDANG - UNDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN
KOMPILASI HUKUM ISLAM
Abstrak
Seorang khuntsa ada yang tidak memiliiki alat kelamin sama sekali,
artinya seseorang itu tampak seperti perempuan tetapi tidak mempunyai
lubang vagina dan hanya mempunyai lubang kencing atau tampak seperti
lelaki tetapi tidak memiliki penis. Namun hal tersebut terkadang bisa
menjadi jelas bila seorang khuntsa dewasa dengan melihat fungsi alat
kelamin mana yang lebih berperan tapi banyak juga yang sampai dewasa
tetap musykil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan secara
keseluruhan mengenai status dan kedudukan hukum dan juga
memperoleh kepastian mengenai akibat hukum dari perkawinan Khuntsa.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pendekatan
bersifat yuridis normatif yaitu penelitian yang dititikberatkan pada
penggunaan data sekunder yang berupa bahan hukum primer, sekunder,
dan tersier baik berupa peraturan perundang-undangan, literatur hukum
serta bahan-bahan lain yang mempunyai hubungan dengan perkawinan
khuntsa. Spesifikasi penelitian yang bersifat deskriptif analitis yaitu
penelitian dengan melukiskan dan menemukan fakta-fakta mengenai

Khuntsa. Metode analisa data dilakukan secara yuridis kualitatif yang
menganalisis masalah menggunakan norma hukum, asas hukum, dan
pengertian hukum.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa
Perkawinan Berkelamin Ganda (Khuntsa) Berdasarkan Hukum Islam
Dikaitkan Dengan Undang - Undang Administrasi Kependudukan Dan
Kompilasi Hukum Islam pertama Status dan Kedudukan perkawinan
berkelamin ganda (Khuntsa) telah dijelaskan oleh sebagian besar tokoh
agama Islam adalah mengatakan sah dan tidak sah menikah atau
dinikahi, terutama bagi Khuntsa musykil. KHI dan Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2006 tidak mengatur secara tegas mengenai perkawinan
khuntsa. Akibat hukum dari perkawinan berkelamin ganda (Khuntsa) yang
dianggap sah maka perkawinan dianggap seperti yang lainnya dan
apabila hukumnya adalah tidak sah maka terjadi pembatalan perkawinan.
Selain hal di atas, terdapat akibat hukum lainnya yang akan ditanggung
seorang khuntsa dalam perkawinan; antara lain dalam hal, a. Harta
bersama, b. Waris suami istri, c. Waris anak, d. Hak asuh anak, e. Wali
nikah.

iv


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji dan Syukur kehadirat Ilahi Rabbi atas
segala rahmat, karunia dan Petunjuk Mu Ya Allah, yang telah diberikan
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penulisan Hukum
yang berjudul “TINJAUAN YURIDIS PERKAWINAN BERKELAMIN
GANDA (KHUNTSA) BERDASARKAN HUKUM ISLAM DIKAITKAN
DENGAN UNDANG - UNDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN
KOMPILASI HUKUM ISLAM”. Penulisan ini disusun sebagai tugas akhir
dan untuk melengkapi salah satu persyaratan untuk mendapatkan gerlar
Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran Bandung.
Shalawat

serta

salam

semoga


tercurahkan

kepada

Nabi

Muhammad SAW, keluargam sahabat, dan umatnya hingga akhir zaman.
Penulisan hukum ini merupakan salah satu syarat untuk meraih gelar
sarjana hukum pada program kekhususan Hukum Perdata Fakultas
Hukum Universitas Padjadjaran. Penulis menyadari bahwa penulisan
hukum ini tidaklah sempurna. Hal ini disebabkan banyak hambatan dan
keterbatasan pengetahuan dan kekurangan yang penulis miliki dapat
disempurnakan dimasa yang akan datang.
Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada Dr. Hj. Renny Supriyatni, S.H., M.H. dan Djanuadi, S.H., M.H.
sebagai pembimbing yang telah memberikan segala kemudahan dan
arahannya dalam penyusunan tugas akhir ini.

v


Pada kesempatan ini juga, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, D.E.A., Selaku Rektor Universitas
Padjadjaran.
2. Dr. Ida Nurlinda, S.H., M.H., Selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Padjadjaran.
3. Dr. H. Agus Mulya Karsona, S.H., M.H., Selaku pelaksana harian
Pembantu Dekan I merangkap Pembantu Dekan III Fakultas
Hukum Universitas Padjadjaran.
4. R. Katikasari, S.H., M.H., selaku Pembantu Dekan II Fakultas
Hukum Universitas Padjadjaran.
5. Prita Amalia S.H., M.H. selaku dosen wali penulis.
6. Hj. Fatmawati Utari, S.H., M.H., Kilkoda Agus Saleh, S.H., M.H.,
Dr. Sonny Dewi Yudiasih, S.H., M.H., selaku penguji sidang akhir.
7. Seluruh dosen dan staf pengajar Fakultas Hukum Universitas
Padjadjaran.
8. Seluruh staf akademik, staf sub akademik Fakultas Hukum
Universitas Padjadjaran.
9. Seluruh karyawan perpustakaan Fakultas Hukum Universitas
Padjadjaran.

10. Teman-teman seperjuangan Aditya

Maultin

Pratomo,

Dyska

Indratama, Ode Anggelar, Okky Herman, Reza Yudha Pratama,

vi

Reinaldi Bayu Adjie, Achmad Prakosa, Arnold Parlindungan, Fajar
For Bakti dan semua yang tidak bisa disebutkan satu – persatu.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada kedua orang tua
penulis, H. Dede Suryana, S.H., M.H. dan Hj. Siti Sulalah Sukmawati, atas
semua doa, kasih sayang dan pengorbanan tiada henti baik moril maupun
materil demi mewujudkan cita-cita penulis. Semoga Allah selalu memberi
rahmat dan melindungi keduanya. Semoga Allah senantiasa melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya serta membalas semua kebaikan seluruh pihak

yang turut membantu penulis dala penyusunan skripsi ini. Untuk itu kritik
dan saran yang membangun dari semua pihak yang membaca penelitian
hukum ini sangan penulis harapkan. Akhir kata semoga penulisan ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

Bandung, 28 Juni 2013

Agung Widya Yudhistira

vii

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Pernikahan Siri Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam

3 77 140

Analisis Yuridis Kedudukan Anak Luar Nikah Berdasarkan Kompilasi Hukum Islam Dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

1 39 128

Tinjauan Yuridis Permohonan Cerai Dengan Alasan Salah Satu Pihak Berpindah Agama (Murtad) Dikaitkan dengan Undang-Undang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam.

0 0 2

NIKAH TAFWIDH MENURUT HUKUM ISLAM DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM.

1 5 1

TINJAUAN YURIDIS PERKAWINAN KILATYANG DILAKUKAN OLEH BUPATI GARUT ACENG HM FIKRI MENURUT HUKUM ISLAM DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM.

0 0 2

TINJAUAN YURIDIS MENGENAI PERNIKAHAN NAIK RANJANG TURUN RANJANG MENURUT HUKUM ISLAM DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM.

0 1 1

TINJAUAN YURIDIS HAK WARIS ANAK DALAM PERKAWINAN PINJAM JAGO MENURUT HUKUM ADAT KARO DAN HUKUM ISLAM DIKAITKAN DENGAN KOMPILASI HUKUM ISLAM.

0 0 1

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP LARANGAN POLIGAMI DENGAN LEBIH DARI 4 (EMPAT) ISTERI DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DIKAITKAN DENGAN KOMPILASI HUKUM ISLAM.

0 0 1

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP NGELAMAR DAN TIDAK NGELAMAR MENURUT HUKUM ADAT BETAWI DAN HUKUM ISLAM DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM.

0 0 1

TINJAUAN YURIDIS MENGENAI RAFA SEORANG ISTRI TERHADAP SUAMI MENURUT HUKUM ISLAM DIKAITKAN DENGAN KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 1974.

0 0 2