Dokter Daerah Dapat Rp 2 Juta.

Pikiran Rakyat
o Selasa
456
20

21

OMar

eApr

.

Rabu

o Kamis 0
8
23

7


@
OMei

9

OJun

10
24

o Sabtu o Minggu
12

11
25

OJul

Jumat


0 Ags

13
27

26

14

28

o Sep 0 Okl

15
29

16
30

ONov


ODes

Do-kter Daerah Dapat Rp 2 Juta
BANDUNG, (PR).Pemerintah Provinsi (Pem~
prov) Jawa Barat akan memberikan tunJangan Rp 2 juta per
bulan kepada dokter yang bersedia ditempatkan di daerah.
Pemprov Jabar juga akan
memberikan tunjangan
Rp
500.000,00 per bulan kepada
bidan di daerah.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Jabar Alma Lucyati, Senin (20/4) petang, seusai menghadiri penandatanganan keIja sarna antara
Unpad dan Pemprov Jabar di
kampus Unpad, JIn. Dipati
Ukur, Bandung. Menurut Alma', tunjangan itu diberikan
untuk menarik minat para dokter agar bersedia ditempatkan
di daerah.
"Tunjangan itu merupakan
tambahan di luar gaji dan tunjangan lainnya;" ujarnya.

Alma menjelaskan, sebenarnya para dokter yang berasal
dari
-- daerah
--- memiliki minat

,

--'Kliping
---

tinggi untuk ditempatkan di
daerah masing-masing. Namun, yang menjadi persoalan,
pemerintah
daerah belum
memberikan kesempatan yang
Iuas bagi mereka untuk bekeIja
dan memiliki karier yangjelas.
"Mesti!lya, pemerintah daerah n;temberi k~mpatan kepada para dokter untuk tumbuh
dan berkembang. Jangan sampai mereka berpikir tidak bisa
berkarier di daerahnya sendiri,

lalu mencari karier di daerah
lain. Daerahjuga harus memberikan fasilitas untuk membantu
tugas mereka," katanya.
Fasilitas tambahan
Sebelumnya, Gubernur Jabar
Ahmad Heryawan mengeluarkan instruksi agar pemerintah
daerah bisa membuat para
dokter dari daerahnya masingmasing betah dan bersedia bekeIja di daerahnya tersebut.
Terkait hal itu, 1>emprovJabar
berinisiatif memberikan tunj~,:gan tambahan. Demikian

Humos

Unpod

pula pemerintah kab./kota, juga diharapkan memberikan
tunjangan atau fasilitas tambahan.
Menurut Alma, untuk bidan,
Jabar masih membutuhkan tiga ribu bidan dalam kurun lima
tahU{l ke depan. Pemprov Jabar menginginkan agar di setiap desa tidak hanya ada satu

bidan, tetapi minimal dua bidan.
Tujuannya, menurut dia, untuk mengurangi angka kematian ibu (AKl) dan angka kematian bayi (AKB) yang terhitung
masih cukup tinggi. Jumlah bidan yang banyak juga diharapkan akan menggeser peran dukun beranak yang sering melakukan persalinan yang tidak sesuai dengan standar keselamatan dan kesehatan.
"Dukun beranak sudah tidak
boleh lagi melakukan persalinan. Mereka akan diposisikan
sebagai mitra bidan untuk
mengurus bayi pascakelahiran
atau yang membawa pasien ke
bidan," tuturnya. (A-132)***

2009'-----

31